33
Fadhilah Al Humaira, 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA DENGAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pendekatan CoPS terhadap pencapaian dan peningkatan kemampuan representasi matematis serta
pencapaian disposisi matematis, sehingga penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimen. Namun, dalam implementasinya tidak memungkinkan
untuk menggunakan kelompok-kelompok yang dipilih secara acak. Dengan demikian, penelitian ini menjadi penelitian kuasi eksperimen. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ruseffendi 2010 bahwa penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian eksperimen yang subjeknya tidak dikelompokkan secara acak, tetapi
keadaan subjek diterima sebagaimana adanya. Adapun desain penelitian yang dipilih adalah
non-equivalent pretest and posttest control group design
. Sebagaimana dinyatakan oleh Cresswell 2010 bahwa untuk kuasi eksperimen desainnya adalah
non-equivalent pretest and posttest control group design
, di mana kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseleksi tanpa prosedur acak. Kedua kelompok sama-sama memperoleh
pretes dan postes, tetapi hanya kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan. Desain digambarkan sebagai berikut.
Kelas eksperimen O X
O Kelas kontrol
O O
Keterangan: X : pembelajaran dengan pendekatan
Collaborative Problem Solving
CoPS O : pretes dan postes kemampuan representasi dan disposisi matematis
: subjek tidak dikelompokkan secara acak
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP dengan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VIII pada salah satu SMP Negeri di kota
Padang yang merupakan sekolah kategori sedang dan berdasarkan wawancara
34
Fadhilah Al Humaira, 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA DENGAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
terhadap pihak sekolah dikatakan bahwa siswanya memiliki kemampuan akademik yang heterogen dan tidak memiliki kelas unggulan. Sebagaimana yang
telah dikemukakan sebelumnya bahwa tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mengambil subjek individu-individu dari kelas-kelas yang telah terbentuk secara
acak untuk dikelompokkan menjadi kelas eksperimen dan kontrol, tetapi hanya dapat menggunakan kelas-kelas yang telah terbentuk dengan dasar pertimbangan
dari kepala sekolah dan guru. Oleh karena itu, teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling.
Siswa kelas VIII di SMP tersebut terdiri dari sembilan kelas yaitu mulai dari kelas VIII 1 sampai kelas VIII 9. Sedangkan, sampel penelitian ini sebanyak dua
kelas. Dari dua kelas yang diberikan kepada peneliti, melalui pengundian terpilihlah kelas VIII 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 2 sebagai kelas
kontrol. Sampel penelitian tersebut merupakan kelas yang dibimbing oleh guru yang sama dan diberikan kepada peneliti dengan pertimbangan bahwa siswa pada
kedua kelas memiliki karakteristik dan kemampuan akademik yang relatif setara.
3.3. Definisi Operasional