wolterechae lingkonae spinata loehae striata

- 15 - Warta Limnologi – No. 47Tahun XXIV Desember 2011 Dikatakan “si cantik” karena memiliki warna dan corak yang sangat indah, dan bernilai ekonomis tinggi. “Si cantik” ini berukuran kecil hanya berkisar 2 – 2,5 cm dan sangat indah. Biasanya udang hias ini sangat menarik apabila dipelihara di dalam akuarium dalam jumlah banyak. “Si cantik” penghuni Danau Towuti hampir semua merupakan jenis endemik von Rintelen dan Cai, 2009. Beberapa jenis udang hias penghuni Danau Towuti dapat dilihat pada Gambar 1 dan Tabel 1. Tabel 1. Beberapa jenis udang hias yang terdapat di Danau Towuti No Nama lokalNama dagang Nama latin Habitat 1 Red orchid Caridina glaubrechti Kerikil dan batuan besar boulders 2 Black tiger C. holthuisi Banyak di bawah serasah dan tanaman air 3 Lama‟ C. lanceolata Batu, kerikil, serasah, kayu terendam dan tanaman air 4 Udang coklat C. lingkonae Berbagai macam substrat 5 Yellow strip C. loehae Bebatuan dan kerikil 6 Udang masapi C. masapi Serasah dan tanaman air 7 Pinokio C. profundicola Bebatuan dan serasah 8 Yellow check C. spinata Bebatuan 9 Udang garis tiga C. spongicola Spesifik sponge 10 Liris kecil C. striata Batu besar dan kerikil 11 Celebes beauty C. woltereckae Batuan besar dan kerikil 13 - C. parvula Bebatuan 14 - C. tenuirostris Bebatuan dan kayu terendam 15 Udang coklat susu Caridina sp. Banyak di bawah serasah dan batuan

C. wolterechae

C. lingkonae C. spinata

C. loehae

Gambar 1. “Si cantik” penghuni Danau Towuti Sumber gambar von Rintelen dan Chai 2009

C. striata

- 16 - Warta Limnologi – No. 47Tahun XXIV Desember 2011 Potensi Ekonomi Banyak kalangan pembudidaya ikan yang haus akan hewan baru untuk diperjual belikan dan dibudidayakan terlebih dahulu. Begitupun pada awalnya “si cantik” ini dikomersialkan mendapat penawaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas udang-udang yang lai nnya. Patokan harga “si cantik” ini dari nelayan adalah Rp 700ekor, di pengumpul Rp. 3000ekor dan di pengecer berkisar antara Rp. 7000 - Rp. 10000ekor yang disesuaikan dengan jenisnya. Di negeri sakura Jepang satu ekor udang yang super paling bagus, mendapat tawaran sampai dua juta yen, yaitu jenis-jenis tertentu seperti black bee atau red bee http:www.kaskus.us showthread.php. Pada umumnya penangkapan “si cantik” ini dilakukan pada hari-hari tertentu. Misalnya, ada permintaan udang hias dari Jakarta melalui Makassar, maka nelayan siap mengambil udang sesuai jumlah pesanan. Tidak melakukan pengumpulan, karena akan mengeluarkan biaya untuk pakannya. Umumnya nelayan udang hias di Danau Towuti sudah mengerti makna konservasi, karena hanya menangkap “si cantik” yang berukuran besar, sedangkan yang berukuran kecil apabila tertangkap langsung dikembalikan ke dalam danau karena ukuran kecil berhak untuk hidup dan bereproduksi untuk menghasilkan anakan yang baru. Proses pengambilan dan pengumpulan udang dilakukan dengan menggunakan perahu motor ke lokasi habitat udang. Penangkapan dilakukan dengan cara menyelam pada kedalaman 0,5-2,0 m dimana udang-udang tersebut berkumpul di bawah serasah daun, batu ataupun kayu. Alat yang digunakan untuk menangkap “si cantik” yaitu seser tangguk, kayu yang berwarna gelap dan telah di susun sedemikian rupa sebagai shelter, baskom besar dan sendok untuk menyortir. Mengingat “si cantik” ini adalah jenis endemik dan untuk memperolehnya masih mengandalkan penangkapan di alam di Danau Towuti, maka perlu dilindungi dan harus ada upaya penangkaran, sehingga keberadaan “si cantik” tetap berkelanjutan lestari. Daftar Pustaka: Haffner, G.D., P.E. Hehanussa dan D. I. Hartoto. 2001. The Biology and Physical Processes of Large Lakes of Indonesia: Lakes Matano and Towuti. In M. Munawar and R.E. Hecky eds.. The Great Lakes of The World GLOW: Food-web, health, and integrity. Netherlands. p:183-192. Nasution, S.H. 2008. Ekobiologi dan dinamika stok sebagai dasar pengelolaan ikan endemik Bonti- bonti Paratherina striata di Danau Towuti, Sulawesi Selatan. Disertasi. 152 hal. Nasution, S.H., D.I. Hartoto dan Sulastri. 2009. Sumber Daya Ikan Danau Towuti, Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Biologi. Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, 12 Desember 2009. Hal. 984-989. Nasution, S.H., D.I. Hartoto, Sulastri, S. Aisyah, T. Tarigan, H. Fauzi dan Sugiarti. 2010. Laporan Akhir Tahun 2010 Program Insentif Penelitian dan Perekayasa LIPI Tahun 2010. 127 hal. von Rintelen, K. dan Y. Cai. 2009. Radiation of endemic species flocks in ancient lakes: Systematic Revision of the freshwater shrimp Caridina H. Milne Edwards, 1837 Crustacea: Decapoda: Atyidae from the ancient lakes of Sulawesi, Indonesia, with the description of eight new species. Raffles Bull Zool., 572:343-452. Sumber harga: http:www.kaskus.us showthread.php?t=5598215, diakses tanggal 10 Juli 2011. - 17 - Warta Limnologi – No. 47Tahun XXIV Desember 2011

M. Suhaemi Syawal, Puslit Limnologi-LIPI