6
BAB I Eksploitasi Seksual Komersial Anak ESKA Dan Respon
Legislasi Indonesia
1.1. Definisi Anak
Konvensi Hak Anak, mendefinisikan anak secara umum sebagai manusia yang umurnya belum mencapai delapan belas 18 tahun, namun yang diberikan juga pengakuan terhadap batasan
umur yang berbeda yang mungkin diterapkan dalam perundangan nasional.
1
Pengertian anak setiap negara tentu mengalami perbedaan, Usia tanggung jawab seksual age of consent
memang berbeda-beda antara satu negara dengan negara yang lain, bahkan dalam sebuah negara ukuran usia anak mengalami perbedaan dalam setiap aturannya. Biasanya usia laki-laki
lebih tinggi daripada perempuan, namun yang menjadi persoalanya adalah banyak aturan- atauran di berbagai negara yang melindungi anak-anak dari eksploitasi seksual hanya
menangani isu yang terkait dengan eksploitasi terhadap anak perempuan dan cenderung mengabaikan eksploitasi seksual terhadap anak laki-laki.
Pada konteks Indonesia, pengertian anak pada setiap peraturan pun berbeda-beda, hal ini yang menjadi masalah karena setiap orang-orang yang akan melakukan kekerasan baik secara phisik,
psikis, ekonomi dan seksual kepada anak-anak selalu menjadikan Undang-undang sebagai patokan untuk melakukan melegalkan tindakan yang melanggar hukum dan tentu dampaknya
pada anak-anak yang selalu menjadi korban kekerasan, diskiriminasi, penelantaran dan Eksploitasi.
Pengertian anak dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, walaupun tidak ada penjelasan yang lebih terperinci, namun pada Undang-undang ini mengatur mengenai batasan minimal
usia perkawinan bagi laki-laki yang berusia 19 sembilan belas tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 enam belas tahun.
2
Pengertian anak dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, menyebutkan bahwa anak adalah mereka yang belum
berusia 21 tahun dan belum menikah.
3
Pengertian Undang-undang Nomor 35 Tahun 2013, yang terdapat pada pasal 1 mengatakan: Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan.
4
Walaupun usia 18 tahun yang biasa digunakan oleh berbagai orang yang memperjuangkan Hak Asasi manusia, hak perempuan, hak anak dan aturan-aturan
internasional, tetapi masih banyak juga aturan di negara-negara lain yang mengganggap bahwa anak-anak sudah dianggap dewasa sebelum anak-anak mencapai usia tersebut.
Perbedaan cara pandang dalam mendefinisikan anak, akan memberikan dampak buruk bagi perlindungan hukum bagi anak-anak dari Eksploitasi seksual dan bentuk-bentuk kekerasan
lainnya. Usia korban kekerasan dan Eksploitasi akan memberikan pengaruh lainnya dalam mendapatkan perlakuan hukum pada proses peradilan, walaupun negara kita menganut asas
persa aa hak di depa huku atau aquality before the law , a u ara erpikir yang menganggap bahwa usia anak khususnya pada usia remaja memberikan kontribusi sehingga
terjadinya Eksploitasi dan kekerasan tersebut.
1.2. Pengertian tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak ESKA