Pengaruh Alkali Aktif dan Suhu Pemasakan Terhadap Sifat-sifat Pulp Kenaf (Hibiscus cannabinus L) dengan Proses Soda dan Proses Sulfat

RINGKASAN SKRIPSI

TUMPAK DOLOK SIREGAR. Pengaruli Alkali Aktif dan Suhu Pe~nasakanTerliadap Sifat-sitat
Pulp Kenaf (Hibisczis cminabbizis L) dengan Proses Soda dan Proses Sulfat. Dibawah binibingan
Prof. DR. 1r.H Ku~niaSofyan Dan Dra. Susi Sugesty.

Di Indonesia pada saat i ~ i iindustri pulp dan kertas sedang dikembangkan sebagai kotnoditi
eltspor lion migas andalan karena pangsa pasamya di dunia cukup tinggi. Hal ini didukung oleh
potelisi Indonesia yang cukup tinggi di dalani penyediaan balian baku industri tersebut. I'ada saat ini
di Indonesia terdapt 16 pabrik pulp dengan kapasitas 3.905.600 ton dan 74 pabrik kertas dengan
kapasitas 7.232.800 ton (APKI,1997).
Sejalan dengan perknilbangan industri pulp d a ~ ikertas di Indonesia, kebutuhan akan balian
baku berselulosa dirasakan se~nakin~neningkatsehingga diperlukan suatu usalia penyediaan bahan
baku yang cukup. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pulp berserat palijang dhlilln
negeri dicari alternatif bahan baku lain seperti non kayu mengingat penyediaa~ibalian baku terutatna
kayu daun jarum sangat terbatas. Adapun bahan baku pulp yang perlu dikembangkan dari non kayu
yang mempunyai serat palijaug salah satunya adalah kayu kenaf (Hibisczis cnnnnbi~?risL).
Kenaf adalah tanalnan serat yang pemanfaata~i~iyadi Indonesia masih terfokus untuk
pemenulian kebutuhan balian karung goni. Dalatii pembuatan kamng goui bagian lanaman yang
dimanfaatkan hanya seratnya saja, sedangkan bagia~ikayunya satiipai sekarag ini hanya dimanfaatltan
k


sebagai kayu bakar. Dala~nsatu hektar dapat diliasilkan kayu kenaf kering udara (I(A=I 5%) mencapai
G.8 ton. Ini merupakan hasil buangan yang cukup meriiponyai potensi unluk dimanfaatkan sebagai
bahan baku pulp bagi pabrik kertas. Adapun produksi yalig diperoleh pada tiiusi~nta~iani199311994
~iienghasilkankenaf sebanyak 278.510 ton, untuk ~nusitntanat11 1994/1995 sebanyak 2.015.376 to11
dan ~nusinitanani 1995f1996 sebanyak 989.275 ton (BPS,1996). Oleh karena itu perlu dicoba luliuk
mematifaatkan hasil buangan ini ulituk bahau baku pulp.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kenlungkinan pemanfaatan tanaman kenaf sebagai bahan
baku pulp. Selain itu juga ingin diketahui sifat-sifat pulp dari perlakuan alkali aktif dengan berbagai
ti~igkatsuhu pemasakan pada proses soda dan sulfat.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi meliputi: persiapan balian baku, a~ialisis
ki~nia tanaman kenaf, pe~nasakan bahan baku, pencucian pulp, penentuan rendemen tersaring,
penentuan bilangan kappa, pemutilian pulp, pembentukan lembaran pulp sel.ta penentua~isifat fisik dan
dan optik le~iibaranpulp.
Pe~iibuatanpulp kenaf dilakukan dengan meliggunakan proses soda dan proses sulfat dengan
variasi alkali aktif 14%dan 16% pada suhu maksimuni pe~nasaka~i
1 6 0 ' ~dan 1 6 5 ' ~ . Sedangkan untuk

pemutihan dilakukan secara bettahap yaihi dengan pe~nutihanOPlP2 untuk proses soda dan ODED
untuk proses sulfat.

Sifat kenas yang diuji meliputi indeks sobek, indeks tarik dan indeks retak sedangkan sifat
optik yang diuji adalah opasitas dan derajat putih. Rancangan yang dipakai adalah rancangan faktorial
lengkap 2x2 dan tji lanjut yang digunakan adalah Uji Wilayah Berganda Dunca~i.
Berdasarkan klassifikasi Direktorat Jenderal Kehutanan (1976) kadar abu tanamat1 kenaf
termasuk sedang dengan kandungan lignin~iyaha~npirmendekati kelas rendah. Begitu pula kaditr
pentosan dati kadar sari tertnasuk kelas sedang dan kadar alplia selulosa dan holoselulosa termasult
kelas tinggi.
Rendemen tet-saring pulp kenaf tertinggi diperoleh dengan pemasakan proses soda pada alkali
aktif 14% dengan suhu pernasakan 1 6 0 ' ~sedangkan yang terkecil pada proses sulfat pada alkali aktif
16% deogan suhu petnasakan 160°C. Ilasil analisis keragatiian menmijukkan b a h w suhu pernasaltan
be~pengarulinyata terl~adaprendenien tersaring pulp pada proses sulfat.
Bilangan kappa pulp kenaf tetti~iggidiperoleh dengan pemasakan proses soda pada alkali aktir
14% dengan suhu pe~nasakan160°C sedangkan yang terkecil pada proses sulfat pada alkali ahtif 16%
dengan suhu pemasakan 1 6 5 ' ~ . Hasil analisis keragaman menutijukkan bahwa alkali al;tif dan suhu
peniasakan betyengaruh liyata terhadap nilai bilangan kappa pulp proses soda.
Nilai indeks sobek pulp kenaf tertinggi diperoleh dengan petiiasakan proses sulfat pada alkali
aktif 16% dengan suhu pemasakan l6o0C sedangkan yang terkecil pada proses soda pada alkali aktif
16% dengan suhu pemasakan 160'~. Hasil analisis keragaman menunjukkan bah~vapeningkatan
"


alkali aktif betpengaruh nyata terliadap nilai indeks sobek pulp pada proses soda
dipemleh dengall pemasakan proses sulfat pada alkali
Nilai indeks retak pulp kenaf te~ti~iggi
aktif 14% dengan suliu pemasakan 1 6 0 ' ~sedangkan yang terkecil pada pmses sulfat pada alkali aktif
14% dengan suhu pemasakan 1 6 5 ' ~ . Hasil analisis keragaman men~uijokkan bahwa peningkatan
alkali aktif be~pengamhnyata terliadap nilai indeks sobek pulp pada proses soda sedangkan pada
proses sdfat peningkatan suhu pemasakan be~pengaruhnyata terliadap nilai indeks retak pulp.
Nilai indeks tarik pulp kenaf tertinggi diperoleh dengan pemasakan proses sulfat pada alkali
aktif 16% dengan suhu pemasakan 1 6 5 ' ~sedangkan yang terkecil pada proses sulfat pada alkali aktif
14% dengan suhu pemasakan 165'~. Hasil analisis keragaman menutijukkan bahwa pada proses sulfat
dan soda peningkatan alkali aktif dan suhu pe~nasakantidak berpengamh tiyata terhadap nilai indeks
tarik pulp.
Nilai derajat putih pulp kenaf tettinggi diperoleh detigan peniasakan proses snlfat pada alkali
aktif 16% dengan suliu pemasakan 1 6 0 ' ~sedangkan yang terkecil pada proses soda pada alkali aktir
14% dengan suhu pemasakan 1 6 0 ' ~ . Hasil analisis keragatiian menunjukkan bahwa peningkatan
alkali aktif dan sohu pemasakan be~pengaruhnyata terliadap nilai derajat putih pulp pada proses soda