17
Pasal 60
1 Acara rapat dapat diubah atas usul paling sedikit ½ satu per dua dari jumlah
anggota dan disampaikan melalui pimpinan rapat. 2
Usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, baik yang berupa perubahan waktu danatau pokok pembicaraan disampaikan melalui
pimpinan rapat. 3
Usulan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, harus diajukan paling lambat 2 dua hari sebelum acara rapat dimulai.
4 Usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat 3, diputuskan oleh
pimpinan rapat.
Bagian Keenam Undangan dan Peninjau Rapat
Pasal 61
1 Undangan yaitu bukan anggota BPD yang hadir dalam rapat berdasarkan
surat undangan Pimpinan BPD. 2
Peninjau yaitu mereka yang hadir dalam rapat paripurna tanpa surat undangan atas sepengetahuan Pimpinan BPD.
3 Undangan dan peninjau disediakan tempat tersendiri, serta wajib menaati tata
tertib rapat dan ketentuan lain yang diatur oleh BPD. 4
Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berbicara dalam rapat atas persetujuan pimpinan rapat, tetapi tidak mempunyai hak suara.
5 Peninjau tidak mempunyai hak suara dan tidak boleh menyatakan sesuatu,
baik dengan perkataan maupun dengan cara lain.
Pasal 62
1 Surat undangan rapat ditandatangani oleh Ketua BPD.
2 Jika ketua BPD berhalangan, maka Wakil ketua BPD dapat menendatangani
surat undangan tersebut setelah terlebih dahulu berkonsultasi dan meminta izin kepada Ketua BPD.
3 Jika ketua BPD tidak memberikan izin, maka Wakil Ketua BPD dapat
menandatangani surat undangan rapat dengan dukungan danatau atas permintaan paling sedikit ½ satu per dua dari jumlah anggota BPD yang ada,
yang dinyatakan secara tertulis.
4 Dalam hal ketua dan wakil ketua BPD berhalangan, maka Sekretaris
menandatangani surat undangan setelah terlebih dahulu berkonsultasi dan memperoleh izin dari Ketua dan Wakil Ketua BPD.
BAB VIII PRODUK BPD
Pasal 63
Produk BPD terdiri dari : a.
Peraturan Desa,; b.
Keputusan BPD; dan c.
Keputusan Pimpinan BPD.
18
Pasal 64
1 Materi Peraturan Desa, Keputusan BPD dan Keputusan Pimpinan BPD
ditetapkan dalam rapat. 2
Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah mendapat persetujuan
bersama BPD.
3 Keputusan BPD dan Keputusan Pimpinan BPD ditetapkan oleh pimpinan
berdasarkan hasil keputusan rapat panitia musyawarah.
BAB IX TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DESA
Bagian Kesatu Rancangan Peraturan Desa
Pasal 65
1 Rancangan Peraturan Desa dapat berasal dari BPD atau Kepala Desa.
2 Rancangan Peraturan Desa yang telah disiapkan oleh Kepala Desa
disampaikan dengan Surat Pengantar Kepala Desa kepada BPD. 3
Rancangan Peraturan Desa yang telah disiapkan oleh BPD disampaikan dengan Surat Pengantar Pimpinan BPD kepada Kepala Desa.
4 Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat
3 dibahas oleh BPD dan Kepala Desa untuk mendapat persetujuan bersama. 5
Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 disampaikan oleh Pimpinan BPD kepada seluruh anggota BPD selambat-
lambatnya 7 tujuh hari sebelum Rancangan Peraturan Desa dimaksud dibahas dalam Rapat Paripurna
.
Pasal 66
Apabila Kepala Desa dan BPD menyampaikan Rancangan Peraturan Desa mengenai materi yang sama, maka yang dibahas adalah Rancangan Peraturan
Desa yang disampaikan oleh BPD, sedangkan Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari Kepala Desa sebagai bahan untuk dipersandingkan.
Pasal 67
Masyarakat berhak memberikan masukan baik secara tertulis maupun lisan dalam rangka proses penyusunan dan atau pembahasan Rancangan Peraturan Desa.
Bagian Kedua Pembahasan Rancangan Peraturan Desa
Pasal 68
1 Pembahasan Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
65, dilakukan oleh BPD bersama Kepala Desa. 2
Pembahasan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilakukan melalui Rapat Musyawarah Paripurna BPD.
3 Pembahasan Rancangan Peraturan Desa dilakukan melalui Tiga tingkat
pembicaran :
19
a. Pembicaraan Tingkat Pertama, meliputi :
1. Penjelasan Kepala Desa dalam Rapat Paripurna tentang Penyampaian
Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari Kepala Desa; 2.
Penjelasan Pimpinan BPD dalam Rapat Paripurna tentang Penyampaian Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari BPD;
b. Pembicaraan Tingkat Kedua, meliputi :
1. Pemandangan Umum dari BPD terhadap Rancangan Peraturan Desa
yang berasal dari Kepala Desa dan jawaban Kepala Desa atas pemandangan umum dari BPD;
2. Pendapat Kepala Desa terhadap Rancangan Peraturan Desa yang
berasal dari BPD dan jawaban BPD atas pendapat Kepala Desa. c.
Pembicaraan Tingkat Ketiga, meliputi pembahasan materi Rancangan Peraturan Desa dalam Rapat Panitia Musyawarah BPD dilakukan bersama
dengan Kepala Desa atau pejabat Pemerintah Desa yang ditunjuk. d.
Pembicaraan Tingkat Keempat, meliputi : 1.
Pengambilan keputusan dalam Rapat Paripurna yang didahului dengan : Laporan Hasil Pembicaraan Tingkat Ketiga; Pendapat Akhir BPD dan
Pengambilan Keputusan BPD; 2.
Penyampaian sambutan Kepala Desa terhadap pengambilan Keputusan BPD.
4 Apabila dipandang perlu BPD dapat melakukan pembahasan Rancangan
Peraturan Desa sekaligus melalui tahapan pembicaraan sebagaimana dimaksud pada ayat 3, atau secara bertahap sesuai kesiapan dari masing-
masing pemrakarsa.
Bagian Ketiga Penarikan Rancangan Peraturan Desa
Pasal 69
1 Rancangan Peraturan Desa dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama
oleh BPD dan Kepala Desa. 2
Rancangan Peraturan Desa yang sedang dibahas hanya dapat ditarik kembali berdasarkan persetujuan bersama BPD dan Kepala Desa.
3 Penarikan kembali Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 yang berasal dari BPD dilakukan dengan Keputusan Pimpinan BPD dengan disertai alasan-alasan penarikannya.
4 Penarikan kembali Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 yang berasal dari Kepala Desa dilakukan dengan Keputusan Kepala Desa dengan disertai alasan-alasan penarikannya.
5 Penarikan kembali Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat 2, yang dilakukan dalam rapat pembahasan Rancangan Peraturan Desa antara BPD dengan Kepala Desa dengan disertai persetujuan bersama.
6 Rancangan Peraturan Desa yang telah ditarik kembali tidak dapat diajukan
kembali.
20
Bagian Keempat Penetapan Peraturan Desa
Pasal 70
1 Rancangan Peraturan Desa yang telah disetujui bersama oleh BPD dan Kepala
Desa disampaikan oleh Pimpinan BPD kepada Kepala Desa untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa.
2 Penyampaian Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
1, dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.
Pasal 72
1 Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, wajib
ditetapkan oleh Kepala Desa dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari sejak diterimanya Rancangan
Peraturan Desa tersebut.
2 Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Peraturan
Desa belum ditandatangani, maka Peraturan Desa dimaksud dapat disahkan. 3
Peraturan Desa yang telah ditetapkan diundangkan dalam Berita Daerah.
Bagian Kelima Penetapan APB Desa
Pasal 73
1 Setiap tahun anggaran Kepala Desa menyampaikan Rancangan Peraturan
Desa tentang APB-Desa beserta lampirannya disertai dengan Nota Keuangan kepada BPD.
2 Pimpinan BPD menyerahkan Nota Keuangan dan Rancangan Peraturan Desa
tentang Rancangan APB-Desa beserta lampirannya kepada Panitia Anggaran untuk memperoleh saran dan pendapatnya.
3 Saran dan pendapat Panitia Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat 2
oleh Pimpinan BPD sebagai bahan pertimbangan dalam pembahasan. 4
Pembahasan Rancangan Peraturan Desa tentang APB-Desa mengikuti ketentuan dalam Pasal 65 sampai dengan Pasal 72.
Pasal 74
Rapat-rapat dalam membahas Rancangan Peraturan Desa tentang APB-Desa dilakukan dalam Rapat-rapat yang khusus untuk keperluan itu.
Pasal 75
1 Rancangan Peraturan Desa tentang APB-Desa ditetapkan selambat-
lambatnya selama 3 tiga bulan setelah penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk tahun anggaran berjalan.
2 Peraturan Desa tentang Perubahan APB-Desa ditetapkan dalam tahun
anggaran yang bersangkutan.
21
3 Perubahan Pergeseran Pos atau Pasal dalam APB-Desa harus dilengkapi
dengan uraian penjelasan secukupnya dan harus mendapatkan persetujuan BPD.
4 Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 disampaikan paling lambat
30 tiga puluh hari.
BAB X MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN