FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI DOKTER SPESIALIS PADA DOKTER MUDA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

FACTORS ASSOCIATED WITH THE CHOICE OF MEDICAL SPECIALIST AS A CAREER AMONG YOUNG DOCTORS IN MEDICAL FACULTY OF

LAMPUNG UNIVERSITY

By

CLAUDIA JOY HOTMAULINA HUTAURUK

Background: Human resources development in medical department is considered as one out of eight focus priority of Indonesian government plan to develop health department. The identification of factors that associated with the choice of specialist as a career among young doctors in University of Lampung Medical School is a need to minimalize the factors that causing the delayed development of human resources in medical department.

Objective : The purpose of this research is identify factors associated with the choice of specialist as a career and the specialist career choice among young doctors in University of Lampung Medical School.

Method: This research was designed as a quantitative observational research with cross sectional approach.

Results: The results showed that 56.25% respondent choose a career as a major specialist. From five factors analyzed, majority of the respondents agree that characteristics of the specialty (52.49%), experience at a medical school (44.80%), and considering future work condition (46.75) are factors that influence their career choice as a specialist and the rest of factors analyzed is having less influence to their career choice as a specialist.

Conclusion: It can be concluded that from five factors analyzed, there was a variation of agreement that influence young doctors career choice as a specialist.


(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI DOKTER SPESIALIS PADA DOKTER MUDA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

CLAUDIA JOY HOTMAULINA HUTAURUK

Latar belakang: Pengembangan sumber daya manusia untuk tenaga medis menjadi salah satu dari delapan fokus prioritas rencana pengembangan tenaga kesehatan di Indonesia. Identifikasi faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis pada dokter muda di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung perlu dilakukan guna meminimalisir faktor penghambat.

Tujuan: Analisis faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis dan mengetahui persentase pemilihan karier sebagai spesialis pada dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Metode: Penelitian dengan desain kuantitatif observasional, bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan potong lintang.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56.25% responden yang memilih karier sebagai spesialis di bidang mayor. Dari lima faktor yang di analisis mayoritas responden setuju faktor karakteristik bidang spesialis (52.49%), pengalaman selama menempuh pendidikan kedokteran (44.80%) dan, pertimbangan perkembangan karier di masa depan (46.75%) memiliki pengaruh terhadap pemilihan karier sebagai dokter spesialis.

Simpulan: Faktor - faktor yang di analisis memiliki pengaruh yang bervariasi terhadap pemilihan karier sebagai dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung


(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI DOKTER SPESIALIS PADA DOKTER MUDA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

CLAUDIA JOY HOTMAULINA HUTAURUK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017


(4)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI DOKTER SPESIALIS PADA DOKTER MUDA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

CLAUDIA JOY HOTMAULINA HUTAURUK

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017


(5)

ABSTRACT

FACTORS ASSOCIATED WITH THE CHOICE OF MEDICAL SPECIALIST AS A CAREER AMONG YOUNG DOCTORS IN MEDICAL FACULTY OF

LAMPUNG UNIVERSITY

By

CLAUDIA JOY HOTMAULINA HUTAURUK

Background: Human resources development in medical department is considered as one out of eight focus priority of Indonesian government plan to develop health department. The identification of factors that associated with the choice of specialist as a career among young doctors in University of Lampung Medical School is a need to minimalize the factors that causing the delayed development of human resources in medical department.

Objective : The purpose of this research is identify factors associated with the choice of specialist as a career and the specialist career choice among young doctors in University of Lampung Medical School.

Method: This research was designed as a quantitative observational research with cross sectional approach.

Results: The results showed that 56.25% respondent choose a career as a major specialist. From five factors analyzed, majority of the respondents agree that characteristics of the specialty (52.49%), experience at a medical school (44.80%), and considering future work condition (46.75) are factors that influence their career choice as a specialist and the rest of factors analyzed is having less influence to their career choice as a specialist.

Conclusion: It can be concluded that from five factors analyzed, there was a variation of agreement that influence young doctors career choice as a specialist.


(6)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI DOKTER SPESIALIS PADA DOKTER MUDA FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

CLAUDIA JOY HOTMAULINA HUTAURUK

Latar belakang: Pengembangan sumber daya manusia untuk tenaga medis menjadi salah satu dari delapan fokus prioritas rencana pengembangan tenaga kesehatan di Indonesia. Identifikasi faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis pada dokter muda di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung perlu dilakukan guna meminimalisir faktor penghambat.

Tujuan: Analisis faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis dan mengetahui persentase pemilihan karier sebagai spesialis pada dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Metode: Penelitian dengan desain kuantitatif observasional, bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan potong lintang.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56.25% responden yang memilih karier sebagai spesialis di bidang mayor. Dari lima faktor yang di analisis mayoritas responden setuju faktor karakteristik bidang spesialis (52.49%), pengalaman selama menempuh pendidikan kedokteran (44.80%) dan, pertimbangan perkembangan karier di masa depan (46.75%) memiliki pengaruh terhadap pemilihan karier sebagai dokter spesialis.

Simpulan: Faktor - faktor yang di analisis memiliki pengaruh yang bervariasi terhadap pemilihan karier sebagai dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung


(7)

(8)

(9)

(10)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Kota Medan pada tanggal 26September 1995, sebagai anak bungsu dari Bapak dr. Pirma Hutauruk,Sp.B(K) trauma FINACS. dan Ibu dr. Patricia Hutagalaung, M.A.R.S.

Pendidikan peneliti dimulai dari playgroupFransiskus 2 Rawalaut hingga taman kanak-kanak (TK) yang diselesaikan pada tahun 2000, sekolah dasar (SD) diselesaikan di SDS Fransiskus 2 Rawalaut yang diselesaikan pada tahun 2007, sekolah menengah pertama (SMP) hingga sekolah menengah atas (SMA) di Sekolah Darma Bangsadari tahun 2007-2013. Pada tahun 2013, peneliti diterima di Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama menjadi mahasiswa, peneliti pernah aktif pada organisasi Genitalial Health and Education Conselor(GEN-C) sebagai anggota pada tahun 2013-2015 dan AIESEC Unila sebagai anggota divisi outgoing exchange.


(11)

Hanya oleh kasih karunia Tuhan

Maka dapatku persembahkan skripsi ini

untuk:

Keluargaku tersayang, sahabatku, dan

almamaterku.

My flesh and my heart may fail, but God is the strength of my heart

and my portion forever.


(12)

SANWACANA

Dengan mengucap puji syukur atas segala berkat, kasih karunia dan damai sejahtera yang diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada setiap langkah sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier Sebagai Dokter Spesialis pada Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat doa, motivasi, bantuan, dorongan, saran, bimbingan dan kritik dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Dr. dr. Muhartono, M. Kes, Sp. PA., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung serta Pembimbing Akademik atas nasihat dan bimbingannya selama menjalani proses pendidikan sarjana di FK Unila;


(13)

3. dr. Oktafany, M. Pd. Ked., selaku Pembimbing Utama atas waktu dan kesediaannya untuk memberikan ilmu, bimbingan, saran, dan kritik yang membangun dalam proses serta penyelesaian skripsi ini;

4. dr. Hanna Mutiara, M. Kes., selaku Pembimbing Kedua atas waktu dan kesediaannya untuk memberikan ilmu, bimbingan, saran, dan kritik yang membangun dalam proses serta penyelesaian skripsi ini;

5. dr. Rika Lisiswanti, MMedEd., selaku Penguji Utama atas waktu, ilmu, bimbingan, saran, serta kritik yang membangun yang telah diberikan;

6. Dokter-dokter hebat yang menginspirasi dan menjadi teladan seluruh hidup penulis serta menjadi alasan penulis bisa sampai di titik ini, dr. Pirma Hutauruk,Sp.B(K)trauma FINACS dan dr. Patricia Hutagalung, M.A.R.S. Papa dan mama tersayang, terimakasih untuk segalanya, dibalik semua

pencapaianku dalam hidup, itu adalah do’a orangtuaku yang di jawab;

7. dr. Samuel Hutauruk dan Christian Hutauruk, S. E, MBA., abang-abang tersayang. Terimakasih atas dukungan dan penghiburan yang diberikan selama penulis mengalami masa-masa sulit dalam penyusunan tugas akhir, semoga Tuhan selalu menyertai langkah kita;

8. Semua responden penelitian, kakak-kakak co-ass di RSUD Abdul Moeloek dan Ahmad Yani serta kakak-kakak yang sudah menjadi dokter, atas bantuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini;


(14)

9. MM11, kelompok belajar yang tidak lepas dari perjalanan penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran. Atika Threenesia, Satya Agusmansyah, Meriska Cesia, Rani Pratama, Afief Rama, Aulian Mediansyah, Mia Trihasna, Marissa Praja, Cantika Tara dan Feza Metaria. Semoga sukses mengiringi langkah kita dalam karier apapun yang kita tempuh di masa depan;

10. Adlia ulfa dan Mentari Olivia, yang setia menjadi tim hore bagi penulis selama masa-masa perkuliahan. Semoga kita bisa mencapai cita-cita kita dalam waktu dekat;

11. Keluarga Permako Medis 2013. Terutama untuk Dea Gratia yang selalu menjadi teman setia selama proses penelitian dan bimbingan skripsi, Christine, dan Widi, serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. May God always bless us abundantly;

12. Seluruh teman-teman angkatan 2013, Cere13ellums. Semoga kelak kita bisa menjadi dokter yang profesional dan dapat melayani masyarakat serta menjadi berkat bagi orang-orang dimanapun kita berada;

13. Teman-teman terbaik penulis sedari dulu. Vania Veronica, Ivana, Elphine, Rouli Felicia, Felix Stanley, Aldio Paruna. Last minute MVP F.P, dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu . Terimakasih atas waktu yang selalu kalian berikan kepada penulis untuk sekedar mendengarkan keluhan, memotivasi dan menjadi teman meskipun berada jauh dari penulis;


(15)

14. SOKA people. Teman-teman seperjuangan dalam dua bulan masa KKN yang tinggal dibawah satu atap sama, tanpa sinyal. Gusti, Kak Dedy, Mya, Anis, dan Egi. Terimakasih untuk semua pelajaran berharga tentang hidup dan pengalaman baru yang kita lewati bersama selama KKN;

15. Dear all AIESECers, Krakatoa 2015! Thanks for the oppurtunity that given to me as a member of OGX departement. Don’t forget to always over achieved your goals!;

16. Semua guru yang pernah hadir dalam kehidupan penulis terutama selama menempuh pendidikan formal di Fransiskus 2 dan Sekolah Darma Bangsa dan juga untuk seluruh anggota keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

17. Last but not least, untuk semua orang yang pernah hadir dalam kehidupan

penulis, baik yang mendo’akan, mengkritik, yang telah memberikan

semangat maupun yang mematahkan semangat hingga penulis bisa sampai di titik ini. Terimakasih.

Bandarlampung, Januari 2017 Peneliti


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTRAR ISI……….……. i

DAFTAR TABEL………. iii

DAFTAR GAMBAR……….... iv

DAFTAR LAMPIRAN……… v

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………. 1

1.2Rumusan Masalah……… 4

1.3Tujuan Penelitian………. 4

1.3.1 Tujuan Umum………... 4

1.3.2 Tujuan Khusus………... 4

1.4Manfaat Penelitian………... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis………. 5

1.4.2 Manfaat Praktis……….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karier……… 7

2.1.1 Definisi Karier………....……… 7

2.1.2 Teori Pengembangan Karier………... 7

2.2 Karier Kedokteran ……… 9

2.2.1 Karier Sarjana Kedokteran………... 9

2.2.2 Karier Sebagai Spesialis………... 10

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier Sebagai Spesialis... 11

2.4 Kerangka Konsep………... 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian………... 16

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian……….…. 16

3.3 Populasi dan Sampel………... 16

3.3.1 Populasi………... 16

3.3.2 Sampel……… 17

3.4 Tahapan Penelitian………..…………... 18

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional…... 19

3.5.1 Identifikasi Variabel………... 19

3.5.1.1 Variabel Bebas………... 19

3.5.1.2 Variabel Terikat……….………. 19

3.5.2 Definisi Operasional………... 20


(17)

ii

3.6.1 Jenis dan Sumber Data……….. 21

3.6.2 Instrumen Penelitian……….. 21

3.6.3 Teknik Pengumpulan Data……….... 21

3.7 Pengolahan dan Analisis Data………. 22

3.7.1 Pengolahan Data……… 22

3.7.2 Analisis Data………. 22

3.8 Alur Penelitian……….. 24

3.9 Ethical Clearance……….…… 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian……….…… 26

4.2 Hasil Penelitian………. 27

4.2.1 Pilihan Karier Sebagai Dokter Spesialis……….. 27

4.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Karier Sebagai Dokter Spesialis……….…..……….. 28

4.3 Pembahasan……….. 34

4.3.1 Pembahasan Pilihan Karier Sebagai Dokter Spesialis………….……….……… 34

4.3.2 Pembahasan Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Karier Sebagai Dokter Spesialis……….……… 38

4.4 Keterbatasan Penelitian……….……….….. 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………... 52

5.2 Saran………...……... 53

5.2.1 Bagi Mahasiswa Kedokteran dan Dokter………... 53

5.2.2 Bagi Fakultas Kedokteran……….. 53

5.2.3 Bagi Pemerintah………... 53

5.2.4 Bagi Peneliti Lain………... 53

DAFTAR PUSTAKA………... 55


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional……….. 20

2. Pilihan Karier Sebagai Dokter Spesialis………...…. 27

3. Pilihan Karier Spesialis Bidang Mayor dan Minor……… 28

4. Pengaruh Faktor Karakteristik Bidang Spesialis………... 29

5. Pengaruh Faktor Pengalaman Pribadi……… 30

6. Pengaruh Faktor Pengalaman Selama Menempuh Pendidikan Kedokteran……….. 31

7. Pengaruh Faktor Saran / Nasihat dari Orang Lain………... 32

8. Pengaruh Faktor Pertimbangan Perkembangan Karier di Masa Depan.……….. 33


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Konsep……… 10


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Pendidikan Dokter memiliki model kurikulum berbasis kompetensi yang terintegrasi baik horizontal maupun vertikal, serta berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dalam konteks pelayanan kesehatan primer. Kurikulum tersebut harus meliputi ilmu Biomedik, ilmu Kedokteran Klinik, Ilmu Humaniora, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat / Kedokteran Pencegahan / Kedokteran Komunitas dengan memperhatikan prinsip metode ilmiah dan prinsip kurikulum spiral. Kurikulum yang telah disusun tersebut mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia, sehingga seorang lulusan pendidikan kedokteran dapat memenuhi standar profesionalisme yang telah di tentukan (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012).

Menurut undang-undang pendidikan, pendidikan kedokteran terdiri atas pendidikan akademik dan profesi. Pendidikan akademik meliputi program sarjana kedokteran, magister dan doktor. Sedangkan, pendidikan profesi meliputi program profesi dokter, dokter layanan primer, dan spesialis-subspesialis (Republik Indonesia, 2013). Setelah lulus, sarjana kedokteran dapat memilih untuk berkarier dibidang klinis (dokter layanan primer atau


(21)

2

spesialis) maupun non klinis (kedokteran dasar, kedokteran komunitas, administrasi kesehatan, penelitian, industri farmasi, dan lainnya). Sebagian lain juga dapat memilih untuk menempuh karier di bidang non medis, seperti wirausaha, politikus, artis, penulis dan lainnya (Syakurah, Sari, et al., 2014).

Pemilihan karier tersebut nantinya berpengaruh terhadap perkembangan tenaga medis di masyarakat. Di Indonesia, pengembangan sumber daya manusia untuk tenaga medis menjadi salah satu dari delapan fokus prioritas dari rencana pengembangan tenaga kesehatan tahun 2011-2025. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya tenaga medis, baik jumlah, jenis, kualitas maupun distribusinya di masyarakat. Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk merupakan indikator untuk mengukur ketersediaan tenaga kesehatan untuk mencapai target pembangunan kesehatan tertentu. Data menunjukan rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi target yang ditetapkan sampai dengan tahun 2010. Sampai dengan tahun 2008, rasio tenaga kesehatan untuk dokter spesialis per 100.000 penduduk adalah sebesar 7,73 dibanding target 9 dan dokter umum 26,3 dibanding target 30 (Departemen Kesehatan, 2011). Data lain yang terbaru dari Profil Kesehatan Indonesia (2015) , didapatkan bahwa secara nasional, rasio dokter di Indonesia sebesar 16,06 per 100.000 penduduk. Angka ini masih belum mencapai target tahun 2014 yaitu 40 per 100.000 penduduk.

Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier seorang lulusan kedokteran / dokter muda merupakan kompleks dari pertimbangan kemampuan klinis individu, kesempatan kerja di masa depan, informasi yang diketahui


(22)

3

mengenai karier tersebut, dan keuntungan ekonomi yang akan didapat ( Scott, Joyce, et al., 2013). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Jepang, terdapat lima faktor utama yang mempengaruhi pemilihan karier spesifik pada mahasiswa kedokteran dan dokter muda. Penelitian dilakukan dengan desain kuantitatif dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Responden dari penelitian tersebut adalah mahasiswa kedokteran semester 4 (n=3089) dan 6 (n=1370) serta dokter muda yang tersebar di 342 rumah sakit (n=5320). Faktor-faktor tersebut mencangkup pemenuhan kebutuhan hidup dan kepastian pekerjaan, ketertarikan di bidang biosains, nasihat / saran dari orang lain, pengalaman selama masa pendidikan dan alasan pribadi (Takeda, Morio, et al., 2013).

Selain penelitian tersebut, telah dilakukan juga penelitian serupa dengan desain kualitatif di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa kedokteran dan lulusan dokter dibagi menjadi delapan faktor utama. Delapan faktor yang menjadi faktor utama antara lain mencangkup karakteristik pribadi, karakteristik profesi, beban kerja, tuntutan pendidikan lanjutan, kondisi lapangan pekerjaan, kehidupan pribadi, fase rotasi klinik, peran keluarga, dan keterbatasan gambaran karier. Data mengenai faktor tersebut berasal dari wawancara mendalam dan focus group discussion dengan dokter internsip, mahasiswa tahun ketiga dan mahasiswa tahun pertama (Mardhiyah, 2016).

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, diketahui adanya hubungan antara pemilihan karier dengan masalah pengembangan tenaga


(23)

4

kesehatan di Indonesia. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya masih sangat luas sehingga faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai spesialis masih sulit untuk di identifikasi. Penelitian yang lebih spesifik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai spesialis sendiri belum pernah dilakukan sebelumnya di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian yang akan dilakukan, dimaksudkan untuk melanjutkan penelitian kualitatif terdahulu dan di spesifikasikan terhadap faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif sehingga dapat mendukung serta melengkapi data penelitian sebelumnya dalam bentuk statistik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis pada dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis pada dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pemilihan spesifikasi karier dokter spesialis pada dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(24)

5

2. Mengetahui persentase faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis pada dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini memberikan data mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis pada dokter muda.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana pembelajaran dalam melakukan penelitian dengan metode ilmiah dan menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenai topik penelitian yang dilakukan

b. Bagi Fakultas Kedokteran

Dapat digunakan sebagai dasar evaluasi untuk dapat meminimalisir faktor penghambat pemilihan karier lulusan sarjana kedokteran di Universitas Lampung serta melengkapi data untuk dijadikan dasar penelitian Tracers Study.


(25)

6

Menambah kelengkapan data yang dapat menggambarkan faktor yang mempengaruhi pilihan karier sebagai spesialis serta pilihan karier lulusan sarjana kedokteran di Indonesia.

d. Bagi Peneliti Lain

Sebagai dasar penelitian berikutnya yang berkaitan dengan program pendidikan dokter dan karier lulusan fakultas kedokteran.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karier

2.1.1 Definisi Karier

Menurut KBBI (2013) karier dapat didefinisikan sebagai perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan dan sebagainya. Definisi lain karier adalah rangkaian proses perkembangan dari pengalaman bekerja seseorang ( Arthur, Hall et al., 1989).

2.1.2 Teori Pengembangan Karier

Terdapat beberapa teori pengembangan karier yang terkenal dan terkemuka ( Mardhiyah, 2015)

A. Teori Holland

Dalam teorinya, John Holland mendeterminasikan karier sebagai interaksi antara personaliti seseorang dan lingkunganya. Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan memilih pekerjaan yang dikelilingi oleh orang yang memiliki personaliti yang sama dengan dirinya. Ada 6 tipe personaliti yang di klasifikasikan oleh Holland, yaitu realistic / realistis, investigative / investigative, artistic /


(27)

8

artistik, social / sosial, enterprising / orang yang giat atau mau berusaha, conventional / konvensional.

B. Teori Super

Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa konsep diri seseorang akan berubah seiring waktu dan merupakan hasil perkembangan dari pengalaman yang dialami oleh seseorang. Super membagi fase hidup dan pengembangan karier seseorang menjadi lima tahapan. Tahap pertama adalah masa pertumbuhan (growth), tahap kedua adalah tahap eksplorisasi (exploration), tahap ketiga adalah tahap penegakan (establishment), tahap keempat adalah tahap pemeliharaan (maintance), dan tahap kelima adalah tahap dimana terjadi penurunan (decline).

C. Teori Bandura

Dalam teori ini, Albert Bandura menyatakan bahwa melihat apa yang orang lain lakukan dan proses berpikir manusia akan mempengaruhi pilihan karier seseorang. Teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Bandura disebut teori pembelajaran social-cognitive atau modeling

Dalam buku Career Development and Systems Theory (Patton dan McMahon, 2014) teori pengembangan karier dikategorikan menjadi empat kategori. Kategori yang pertama adalah theories of content atau teori dari konten. Konten mengacu pada pengaruh instrinsik masing- masing individu. Sehingga teori ini menyatakan bahwa pilihan karier dapat di prediksi berdasarkan karakteristik individu. Teori


(28)

9

pengembangan karier yang maksud kedalam kategori teori dari konten antaralain adalah teori Parsons, Holland, Bordin, dll. Kategori yang kedua adalah theories of process atau teori dari proses. Proses mengacu pada interaksi dan perubahan yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu dan digambarkan dalam beberapa teori sebagai sebuah rangkaian tahapan yang harus dilalui oleh seorang individu. Teori pengembangan karier yang masuk ke dalam teori ini adalah teori Ginzberg et al, Super, dll. Kategori ketiga adalah theories of content and process atau gabungan dari teori konten dan proses. Teori pengembangan karier yang masuk kedalam kategori ini adalah teori Krumboltz, Lent, dll. Kategori keempat adalah wider explanations atau penjelasan yang lebih luas. Kategori ini merupakan kategori untuk teori yang secara spesifik membahas teori pengembangan karier pada kelompok tertentu, seperti jenis kelamin tertentu atau ras tertentu.

2. 2 Karier Kedokteran

2. 2.1 Karier Sarjana Kedokteran

Seorang sarjana kedokteran adalah mahasiswa kedokteran yang sudah selesai menempuh pendidikan akademik. Pendidikan akademik yang dimaksud adalah dengan melaksanakan pembelajaran akademik, laboratorium, dan lapangan di bidang ilmu biomedis, bioetika / humaniora kesehatan, ilmu pendidikan kedokteran, serta kedokteran komunitas dan kesehatan masyarakat (Republik Indonesia, 2013).


(29)

10

Seorang sarjana kedokteran dapat memilih melanjutkan ke tahap pendidikan profesi atau melanjutkan pendidikan magister ke bidang non-medis (Syakurah, Sari et al., 2014). Pendidikan profesi setelah lulus sarjana kedokteran (S1) dilakukan di rumah sakit yang ditetapkan oleh kementerian kesehatan sebagai rumah sakit pendidikan, hal tersebut dilakukan untuk menjamin tercapainya Standar Kompetensi Dokter. Tahap pendidikan profesi dokter ini dilakukan minimal dalam 4 semester (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012).

2. 2. 2 Karier Sebagai Spesialis

Setelah menyelesaikan pendidikan profesi, seorang lulusan dokter akan mendapatkan gelar sebagai dokter. Salah satu pilihan karier lanjutan yang dapat diambil oleh seorang dokter adalah karier sebagai dokter spesialis subspesialis (Syakurah, Sari, et al., 2014). Di Indonesia terdapat 34 jenis spesialisasi yang diakui (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia 2013-2015 didapatkan data mengenai jumlah spesialis dan pesebaranya di Indonesia.

Pada tahun 2013, dari seluruh jumlah tenaga kesehatan, dokter spesialis yang bertugas di rumah sakit adalah sebanyak 36.081, dengan rata-rata 16 dokter spesialis per rumah sakit. Pada tahun 2014, jumlah dokter spesialis yang bertugas di rumah sakit adalah sebanyak 46.863, dengan rata-rata 19 dokter spesialis per rumah sakit. Pada tahun 2015, data


(30)

11

terakhir menujukan bahwa total dokter spesialis di rumah sakit di Indonesia adalah sebesar 48.651 orang yang terdiri dari 21.041 orang dokter spesialis dasar (43,25%), 8.201 orang dokter spesialis penunjang (16,86%), 18.363 orang dokter spesialis lain (37,74%), dan 1.046 orang dokter gigi spesialis (2,15%). Menurut jenis spesialisasinya, dokter spesialis terbanyak yaitu dokter spesialis anak dengan jumlah 6.161 orang (12,66%). Provinsi dengan jumlah dokter spesialis terbanyak yaitu Jawa Barat (7.474 orang) dan Jawa Timur (6.240 orang), sedangkan provinsi dengan jumlah dokter spesialis paling sedikit yaitu Kalimantan Utara (59 orang), Sulawesi Barat (79 orang), dan Maluku Utara (83 orang).

2. 3 Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier Sebagai Spesiali

Banyak penelitian telah dilakukan untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier seorang sarjana kedokteran di luar maupun di dalam negri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Nepal, mahasiswa kedokteran memiliki tiga pilihan bidang setelah lulus. Ketiga bidang tersebut antaralain adalah sains dasar, sains klinis (medis dan bedah), dan kesehatan masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 265 mahasiswa kedokteran, baik mahasiswa tahun pertama dan kedua di Chitwan Medical College. Dari 265 kuesioner, hanya 232 kuesioner yang diisi secara lengkap dan dapat di analisis. Pilihan karier tertinggi pada penelitian tersebut adalah spesialisasi di bidang bedah dan yang paling tidak dipilih adalah di bidang sains dasar. Faktor yang paling banyak dipilih


(31)

12

sebagai penentu pemilihan karier pada penelitian tersebut adalah ketertarikan pribadi terhadap bidang spesialisasi tersebut (Jha, Paudel, et al., 2015). Hasil penelitian tersebut didukung penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan di University College London Medical School (UCLSM). Penelitian di UCLSM dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada tahun 1989-1990 dan tahun 1991-1992. Total responden dalam penelitian tersebut adalah 509 calon mahasiswa kedokteran UCLSM. Penelitian pertama dilakukan untuk menemukan faktor yang mempengaruhi pemilihan karier, sedangkan penelitian kedua dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang paling mempengaruhi pemilihan karier berdasarkan penelitian pertama. Kesimpulan hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa perbedaan kepribadian di antara para dokter pada berbagai bidang spesialisasi adalah berdasarkan pilihan diri sendiri dan bukan hanya dipengaruhi oleh pelatihan atau hasil seleksi saja (McManus, Lefford et al., 1996).

Selain penelitian di UCLSM, penelitian di Skotlandia juga mendungkung hasil penlitian di Chitwan Medical School. Penelitian dilakukan pada mahasiswa tahun pertama yang berasal dari lima sekolah kedokteran di Skotlandia, dan mendapatkan hasil bahwa pilihan karier tertinggi jatuh pada spesialisi di bidang bedah. (Cleland, Johnston et al., 2012). Penelitian lain mengenai pemilihan karier di Pakistan juga menyatakan bahwa presentase pilihan karier tertinggi jatuh pada pilihan spesialisasi.

Partisipan pada penelitian tersebut adalah 232 orang mahasiswa kedokteran tingkat akhir di Ziauddin Medical University di Karachi Pakistan. Berdasarkan penelitian tersebut spesialisasi yang paling banyak dipilih


(32)

13

secara statistik adalah di bidang penyakit dalam. Faktor yang paling mempengaruhi pilihan karier tersebut disebutkan adalah ketertarikan pribadi terhadap bidang tersebut disusul dengan dua faktor utama lainya yaitu peranan role model dan masa rotasi klinik. (Huda dan Yousuf, 2006).

Di Jepang, penelitian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai spesialis juga telah dilakukan. Penelitian dengan model survei dilakukan pada mahasiswa kedokteran tahun ke empat dan ke enam menggunakan kuesioner. Hasil penelitian tersebut berhasil mengidentifikasikan lima faktor utama yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai spesialis di bidang tertentu. Faktor-faktor tersebut, antaralain untuk mendapatkan hidup yang berkecukupan dengan keterjaminan kerja, orientasi terhadap bidang biosains, nasehat/saran dari orang lain, pengalaman selama masa pendidikan dan alasan pribadi dari individu tersebut yang mempengaruhi pemilihan kariernya.

Responden yang memilih faktor pertama sebagai faktor yang paling berpengaruh adalah orang-orang yang memilih karier spesialisasi di bidang radiologi, opthalmologi, anastesiologi, dermatologi, dan psikiatri. Responden yang memilih faktor kedua sebagai faktor yang paling berpengaruh adalah yang memilih karier spesialisasi di bidang ilmu penyakit dalam, bedah, obgyn, kegawatdaruratan, urologi, dan bedah syaraf, sedangkan yang memilih karier spesialisasi di bidang anak dan ortopedi memilih faktor kelima sebagai faktor yang paling berpengaruh. (Takeda, Morio, et al, 2013).


(33)

14

Penelitian deskriptif kualitatif mengenai pengaruh role model terhadap pilihan karier pernah dilakukan di Universitas Sriwijaya (UNSRI). Data diperoleh dengan menggunakan survei terhadap 293 mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRI dan wawancara mendalam terhadap 8 informan kunci yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRI. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa, role model yang positif dapat menjadikan mahasiwa tertarik untuk mengikuti karier daripada role model tersebut (Maulidira, Syakurah, et al., 2015). Penelitian lain di Jepang yang menggunakan metode kualitatif mendapatkan hasil bahwa faktor yang paling mempengaruhi adalah pengalaman pribadi mereka dalam menjalani masa pre-klinis dan rotasi klinis. Penelitian tersebut diikuti oleh 25 narasumber yang merupakan gabungan dari mahasiswa tahun ketiga dan ke empat (fase pre-klinis), serta tahun ke lima dan ke enam (fase klinis) (Saigal, Takemura, et al., 2007).

Penelitian terkait pilihan karier juga telah dilakukan di beberapa fakultas kedokteran di Indonesia. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Syakurah dkk. Partisipan dalam penelitian tersebut adalah mahasiswa yang berasal dari 13 universitas negri di seluruh Indonesia dengan akreditasi A. Dari hasil penelitian di dapatkan data bahwa karier yang paling diminati adalah karier medis yaitu spesialis-subspesialis. Faktor yang paling mempengaruhi pilihan tersebut adalah berdasarkan pengaruh sosio-ekonomi orangtua (Syakurah, Sari, et al., 2014).Penelitian kualitatif dengan topik pemilihan karier juga pernah dilakukan di Universitas Lampung, Partisipan pada penelitian tersebut adalah mahasiswa tahun pertama dan ketiga. Hasil


(34)

15

yang didapatkan adalah pilihan dokter fungsional yaitu sebagai dokter umum adalah pilihan karier yang paling banyak dipilih oleh partisipan sebagai pilihan pertama. Sedangkan karier non-medis adalah pilihan karier yang memiliki presentase pemilih terendah. Faktor yang mempengaruhi terdistribusi secara luas, adapun faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan menjadi delapan kategori utama. Kategori tersebut antara lain karakteristik pribadi, karakteristik profesi, kondisi lampangan pekerjaan, peran keluarga, kehidupan pribadi, tuntutan pendidikan lanjutan, pengalaman fase preklinik, dan pengalaman fase rotasi klinik (Mardhiyah, 2016)

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan alur dari variabel penelitian yang akan diteliti.

Gambar 1. Kerangka Konsep

-Karakteristik bidang spesialis

-Pengalaman pribadi -Pengalaman selama

menempuh pendidikan kedokteran -Saran / nasihat dari

orang lain -Pertimbangan

perkembangan karier di masa depan

Pilihan karier sebagai spesialis pada dokter muda Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional yang bersifat deskriptif. Pendekatan yang dipakai adalah secara cross-sectional (potong lintang).

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdoel Moeloek dan Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani Metro, pada bulan September-November 2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Dalam penelitian kuantitatif, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang masih menjalani fase rotasi klinik di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdoel Moeloek dan Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani Metro.


(36)

17

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang sudah ditentukan (Sugiyono, 2015). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling dokter muda yang aktif menjalani masa rotasi klinis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdoel Moeloek dan Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani Metro yang berjumlah 272 orang sampai dengan bulan September. Adapun rumus pengambilan sampel minimal yang digunakan pada penelitian ini :

Keterangan :

Za = tingkat kepercayaan yang ditetapkan sebesar 95% sehingga a = 5% dan Za = 1,96

P (prevalensi) = karena tingkat prevalensi belum diketahui dari penelitian sebelumnya sehingga nilai P ditetapkan 0,5

Q (1-P) = 1-0,5 = 0,5

d (presisi) = kesalahan minimal yang dapat ditolerir (1%, 5%, 10%, 15%)

Sehingga dari rumus tersebut, di dapatkan hasil : d = 10% = 0,10


(37)

18

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian adalah:

1. Dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang masih aktif menjalani rotasi klinik (co-assistant).

2. Dokter muda yang bersedia menjadi responden dan mengisi lembar persetujuan penelitian

Kriteria eksklusi dalam penelitian :

1. Dokter muda yang tidak mengikuti sosialisasi pengisian kuesioner. 2. Dokter muda yang tidak memilih karier sebagai spesialis.

3.4 Tahapan Penelitian

Penelitian diawali dengan proses uji validitas dan realibilitas instrumen penelitian yang sebelumnya telah dipakai pada penelitian Takeda et al. dan telah di modifikasi saat penelitian Kawamoto et al. di Jepang.Setelah itu dilakukan penyebaran kuesioner terhadap dokter muda di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdoel Moeloek dan Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani Metro.


(38)

19

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoadmodjo, 2012).

3.5.1.1 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karier sebagai spesialis pada dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang mencangkup karakteristik bidang spesialis, pengalaman pribadi, pengalaman selama menempuh pendidikan kedokteran, saran / nasihat dari orang lain dan pertimbangan perkembangan karier di masa depan.

3.5.1.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah pilihan karier sebagai spesialis dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


(39)

20

3.5.2 Definisi Operasional Tabel 1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pilihan Karier Karakteristik Bidang Spesialis Pengalaman Pribadi Pengalaman Selama Menempuh Pendidikan Kedokteran

Saran / Nasihat dari Orang Lain

Pertimbangan Perkembangan Karier di Masa Depan. Pilihan karier sebagai spesialis Faktor yang berasal dari karakterisitik bidang spesialis pilihan dokter muda Faktor yang berasal dari pengalaman pribadi Faktor yang berasal dari pengalaman selama menempuh pendidikan kedokteran Faktor yang berasal dari saran / nasihat dari orang lain

Faktor yang berasal dari pertimbangan perkembangan karier di masa depan Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi 1. Mayor 2. Minor 1. Tidak Berpengaruh 2. Kurang Berpengaruh 3. Berpengaruh 4. Sangat Berpengaruh 1. Tidak Berpengaruh 2. Kurang Berpengaruh 3. Berpengaruh 4. Sangat Berpengaruh 1. Tidak Berpengaruh 2. Kurang Berpengaruh 3. Berpengaruh 4. Sangat Berpengaruh 1. Tidak Berpengaruh 2. Kurang Berpengaruh 3. Berpengaruh 4. Sangat Berpengaruh 1. Tidak Berpengaruh 2. Kurang Berpengaruh 3. Berpengaruh 4. Sangat Berpengaruh Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal


(40)

21

3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data primer, yaitu yang diperoleh langsung dari dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang aktif menjalani fase rotasi klinik di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdoel Moeloek dan Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani Metro.

3.6.2 Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini berupa kuesioner yang sebelumnya sudah dipakai pada penelitian yang dilakukan di Jepang oleh Takeda et al (2013) dan telah di modifikasi oleh Kawamoto et al (2016). Kuesioner menggunakan bahasa inggris yang kemudian di artikan ke bahasa Indonesia oleh seorang ahli bahasa. Uji validitas dan realibilitas dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 30 dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Data yang didapat diuji menggunakan software statistik dengan hasil koefisien korelasi sederhana > 0.361 untuk setiap item kuesioner, sehingga tidak ada item yang dihilangkan. Uji realibilitas mendapatkan hasil nilai Cronbach’s Alpha 0.899.

3.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berdasarkan data primer. Teknik yang akan digunakan adalah dengan membagikan kuesioner pada dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang aktif menjalani masa


(41)

22

rotasi klinik di rumah sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Abdoel Moeloek dan Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani Metro. Pembagian kuesioner dilakukan di waktu yang berbeda di kedua rumah sakit, namun berlangsung di bulan yang sama yaitu bulan November.

3.7 Pengolahan Data dan Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data

Proses pengolahan data penelitian menggunakan program komputer terdiri beberapa langkah:

a. Editing, kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.

b. Coding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang

dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang sesuai untuk keperluan analisis.

c. Data entry, memasukkan data ke dalam program komputer.

d. Tabulasi, setelah semua data dimasukkan ke dalam program komputer, proses selanjutnya adalah pembersihan data (data cleaning) yaitu pengoreksian data sehingga tidak ada kesalahan kode atau ketidak lengkapan (Notoadmodjo, 2012).

3.7.2 Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran persentase pemilihan karier sebagai spesialis yang dipilih oleh dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung serta mengetahui gambaran persentase faktor-faktor yang mempengaruhi


(42)

23

pemilihan karier sebagai spesialis. Persentase ini diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100 persen, sebagai berikut :

P = f/n x 100%

Keterangan :

P : Persentase

f : Frekuensi

N : Jumlah responden

100% : Bilangan tetap

Persentase faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai spesialis akan disajikan dalam lima kelompok, yaitu karakteristik pribadi, pengalaman selama menempuh pendidikan, saran / nasehat dari orang lain dan pertimbangan karier kedepan.


(43)

24

3.8 Alur Penelitian

Gambar 2. Alur Penelitian Penyusunan proposal

penelitian

Seminar proposal

Pengajuan ethical clearance

Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner

Analisis data secara kuantitatif

Penyusunan hasil penelitian Uji validitas dan reabilitas


(44)

25

3.9 Ethical Clearance

Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran Unversitas Lampung dengan nomor ethical clearance 469/UN26.8/DL/2017. Selain itu, peneliti akan melakukan informed consent terhadap responden dan informan penelitian terkait dengan keikut sertaan subjek penelitian dan penggunaan informasi yang didapat untuk kepentingan penelitian.


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sebesar 56.25% dari responden memilih karier di bidang spesialisasi

mayor yang terdiri dari spesialis anak (Sp. A), spesialis penyakit dalam (Sp. PD), spesialis obstetric dan ginekologi (Sp. OG), dan spesialis bedah (Sp. B).

2. Menurut dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung didapatkan hasil bahwa :

a. Faktor yang berasal dari karakteristik bidang spesialis 52.49% ‘berpengaruh’ terhadap pemilihan karier mereka sebagai dokter spesialis.

b. Faktor yang berasal dari pengalaman pribadi 39.90% ‘tidak

berpengaruh’ terhadap pemilihan karier mereka sebagai dokter spesialis.

c. Faktor yang berasal dari pengalaman selama menempuh pendidikan

kedokteran 44.80% ‘berpengaruh’ terhadap pemilihan karier mereka


(46)

53

d. Faktor yang berasal dari saran / nasihat dari orang lain 32.00% ‘kurang

berpengaruh’ terhadap pemilihan karier mereka sebagai dokter spesialis.

e. Faktor yang berasal dari pertimbangan perkembangan karier di masa

depan 46.75% ‘berpengaruh’ terhadap pemilihan karier mereka sebagai

dokter spesialis.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi mahasiswa kedokteran dan dokter

Bagi mahasiswa kedokteran dan dokter agar dapat menambah pengetahuan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier di masa depan sehingga dapat menimalisir faktor penghambat dan

mempertimbangkan faktor pendorong pengambilan keputusan

pemilihan karier sebagai dokter spesialis.

5.2.2 Bagi fakultas kedokteran

Bagi fakultas kedokteran agar dapat memberikan fasilitas baik sarana maupun prasarana sehingga dapat memaksimalkan proses pembelajaran mahasiswa/i yang akan berdampak bukan hanya terhadap hasil akademik namun juga terhadap proses pengambilan keputusan pemilihan karier sebagai dokter spesialis di masa depan.


(47)

54

5.2.3 Bagi pemerintah

Bagi pemerintah untuk terus melakukan evaluasi terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier khususnya tenaga medis sehingga dapat menanggulangi faktor penghambat dari perkembangan tenaga kesehatan di Indonesia.

5.2.4 Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini menemukan fenomena terkait dengan faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis. Peneliti lain agar dapat mencari tahu hubungan secara spesisifik mengenai masing-masing faktor terkait dengan pemilihan karier sebagai dokter spesialis khususnya di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung mengingat masih sedikitnya penelitian yang mengangkat topik ini.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Alawad A, Khan WS, Abdelrazig YM, Elzain YI, Khalil HO, Ahmed OBE, et al. 2015. Factors considered by undergraduate medical students when selecting speciality of their future careers. PanAfrican Medical Journal. 20(102). 1-6. Arthur MB, Hall DT, Lawrence BS. 1989. Handbook of Career Theory. United

Kingdom: Cambridge University.

Asra A, Irawan BI, Purwoto A. 2015. Metode penelitian survei. Bogor: IN MEDIA. Benbassat J. 2014. Role Modeling in Medical Education: The Importance of a

Reflective Imitation. Acad Med. 89(4).

Bittaye M, Odukogbe AA, Nyan O, Jallow B, Omigbodun AO. 2012. Medical

students’ choices of specialty in The Gambia: the need for career counseling.

BMC Medical Education.

Blades DS, Ferguson G, Richardson H, Redfren N. 2000. A study of junior doctors to investigate the factors that influence career decisions. British Journal of General Practice. 50. 483-485.

Cleland J, Johnston PW, French FH, Needham G. 2012. Associations between medical school and career preferences in Year 1 medical students in Scotland. Medical Education. 46(5):473-484.

Creswell J. 2009. Research Design; Quantitative Methods Instrument of Evaluation Research. London: Sage Publication.

Dahlan MS. 2014. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Departemen Kesehatan. 2011. Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dessler G. 1982. Human Resource Management Tenth Edition. New Jersey: Prentice Hall.


(49)

56

Fogarty CA, Bonebrake RG, Fleming AD, Haynatzki G. Obstetrics an gynecology—

to be or not to be? Factors influencing one’s decision. Am J Obstet Gynecol. 4. General Medical Council. 2014. Good medical practice. Guidance. United Kingdom. Gjerberg E. 2002. Gender similarities in doctors’ preferences- and gender differences

in final specialisation. Elsevier Science. 54(4). 591-605.

Gondodiputro S, Djuhaeni H, Wiwaha G. 2001. Ekspektasi rencana masa depan mahasiswa program pendidikan kepaniteraan dokter (P3D) tahap dua Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran angkatan 2000-2001. Bandung.

Hauer KE, Durning SJ, Kernan WN, Fagan MJ, Mintz M, O’Sullivan PS, et al. 2008.

Factors Associated With Medical Students’ Career Choices Regarding Internal

Medicine. JAMA. 300(10).

Huda N, Yousuf S. 2006. Career preferences of final year medical students of Ziauddin Medical University. Education for Health. 19(3). 345-353.

Jha RK, Paudel KR, Shah DK, Sah AK, Basnet S, Sah P, et al. Subject preferences of first- and second-year medical students for their future specialization at Chitwan

Medical College and Teaching Hospital, Chitwan, Nepal – a questionnaire-based

study. Advances in Medical Education and Practice. 6. 609-613.

Kawamoto R, Ninomiya D, Kasai Y, Kusunoki T, Ohtsuka N, Kumagi T, et al. 2016. Factors associated with the choice of general medicine as a career among Japanese medical students. Med Educ Online.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil kesehatan Indonesia tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil kesehatan Indonesia tahun 2015 Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. Kedokteran. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.

Mardhiyah I. 2016. Studi kualitatif faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier pada mahasiswa kedokteran dan dokter internsip di Bandarlampung [skripsi]. Lampung: Universitas Lampung.

Maulidira F, Syakurah RA, Fadilah M, Aulia H. 2015. Pengaruh role model terhadap pilihan karir mahasiswa fakultas kedokteran. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 4(2). 75-82.

McManus IC, Lefford F, Furnham AF, Shahidi S, Pincus T. 1996. Career preference and personality differences in medical school applicants. Psychology, health & medicine. 1(3). 237-250


(50)

57

Momen AA, Shakurnia A. 2015. Factors Influencing Pediatric Speciality Choice Among Pediatrics Resident of Ahvaz Jundishapur University of Medical Sciences. Int J Pediatr. 3(18).

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Patton W and McMahon M. Career Development and Systems Theory. Australia:

Sense Publishers.

Republik Indonesia. 2013. Undang- Undang No. 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Jakarta.

Saigal P, Takemura Y, Nishiue T, Fetters MD. 2007. Factors considered by medical students when formulating their speciality preferences in Japan: findings from a qualitative study. BMC medical education. 7.31.

Scott A, Joyce C, Cheng T, Wang W. 2013. Medical career path decision making: a rapid review. Australia.

Scott IM, Nasmith T, Gowans MC, Wright BJ, Brenneins FR. 2010. Obstetrics and Gynaecology as a Career Choice : A Cohort Study of Canadian Medical Students. JOGC. 32(11). 1063-1069.

Scott IM, Matejcek AN, Gowans MC, Brenneis FR. 2007. Choosing a career in surgergry: factors that influence Canadian medical students’ interest in pursuing a surgical career. Can J Surg. 51(5). 371-377.

Scwartz MD, Durning S, Linzer M, Hauer KE. 2011. Change in Medical Student’s

Views of Internal Medicine Careers From 1990 to 2007. ARCH INTERN MED. 171(8).

Sekaran U. 1984. Research Methods for Business. Carbondale: Southern Illinois University.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: CV. ALFABETA. Syakurah RA, Sari DA, Riansyah D, Yolanda P. Determinan pilihan karir mahasiswa

fakultas kedokteran sebagai spesialis di Indonesia. 2014. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 31(21). 132-136.

Takeda Y, Morio K, Snell L, Otaki J, Takahashi M, Kai I. 2013. Characteristic profiles among students and junior doctors with specific career preferences. BMC Medical Education. 1(13). 1-11.

Turner G, Lambert TW, Goldacre MJ, Turner S. Career choices for paediatrics: national surveys of graduates of 1974-2002 from UK medical schools. Child: Care, Health and Development. 33(3). 215-352.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sebesar 56.25% dari responden memilih karier di bidang spesialisasi

mayor yang terdiri dari spesialis anak (Sp. A), spesialis penyakit dalam (Sp. PD), spesialis obstetric dan ginekologi (Sp. OG), dan spesialis bedah (Sp. B).

2. Menurut dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Lampung didapatkan hasil bahwa :

a. Faktor yang berasal dari karakteristik bidang spesialis 52.49% ‘berpengaruh’ terhadap pemilihan karier mereka sebagai dokter spesialis.

b. Faktor yang berasal dari pengalaman pribadi 39.90% ‘tidak berpengaruh’ terhadap pemilihan karier mereka sebagai dokter spesialis.

c. Faktor yang berasal dari pengalaman selama menempuh pendidikan kedokteran 44.80% ‘berpengaruh’ terhadap pemilihan karier mereka sebagai dokter spesialis.


(2)

d. Faktor yang berasal dari saran / nasihat dari orang lain 32.00% ‘kurang berpengaruh’ terhadap pemilihan karier mereka sebagai dokter spesialis.

e. Faktor yang berasal dari pertimbangan perkembangan karier di masa depan 46.75% ‘berpengaruh’ terhadap pemilihan karier mereka sebagai dokter spesialis.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi mahasiswa kedokteran dan dokter

Bagi mahasiswa kedokteran dan dokter agar dapat menambah pengetahuan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier di masa depan sehingga dapat menimalisir faktor penghambat dan mempertimbangkan faktor pendorong pengambilan keputusan pemilihan karier sebagai dokter spesialis.

5.2.2 Bagi fakultas kedokteran

Bagi fakultas kedokteran agar dapat memberikan fasilitas baik sarana maupun prasarana sehingga dapat memaksimalkan proses pembelajaran mahasiswa/i yang akan berdampak bukan hanya terhadap hasil akademik namun juga terhadap proses pengambilan keputusan pemilihan karier sebagai dokter spesialis di masa depan.


(3)

54

5.2.3 Bagi pemerintah

Bagi pemerintah untuk terus melakukan evaluasi terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier khususnya tenaga medis sehingga dapat menanggulangi faktor penghambat dari perkembangan tenaga kesehatan di Indonesia.

5.2.4 Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini menemukan fenomena terkait dengan faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai dokter spesialis. Peneliti lain agar dapat mencari tahu hubungan secara spesisifik mengenai masing-masing faktor terkait dengan pemilihan karier sebagai dokter spesialis khususnya di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung mengingat masih sedikitnya penelitian yang mengangkat topik ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alawad A, Khan WS, Abdelrazig YM, Elzain YI, Khalil HO, Ahmed OBE, et al. 2015. Factors considered by undergraduate medical students when selecting speciality of their future careers. PanAfrican Medical Journal. 20(102). 1-6. Arthur MB, Hall DT, Lawrence BS. 1989. Handbook of Career Theory. United

Kingdom: Cambridge University.

Asra A, Irawan BI, Purwoto A. 2015. Metode penelitian survei. Bogor: IN MEDIA. Benbassat J. 2014. Role Modeling in Medical Education: The Importance of a

Reflective Imitation. Acad Med. 89(4).

Bittaye M, Odukogbe AA, Nyan O, Jallow B, Omigbodun AO. 2012. Medical students’ choices of specialty in The Gambia: the need for career counseling. BMC Medical Education.

Blades DS, Ferguson G, Richardson H, Redfren N. 2000. A study of junior doctors to investigate the factors that influence career decisions. British Journal of General Practice. 50. 483-485.

Cleland J, Johnston PW, French FH, Needham G. 2012. Associations between medical school and career preferences in Year 1 medical students in Scotland. Medical Education. 46(5):473-484.

Creswell J. 2009. Research Design; Quantitative Methods Instrument of Evaluation Research. London: Sage Publication.

Dahlan MS. 2014. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Departemen Kesehatan. 2011. Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dessler G. 1982. Human Resource Management Tenth Edition. New Jersey: Prentice Hall.


(5)

56

Fogarty CA, Bonebrake RG, Fleming AD, Haynatzki G. Obstetrics an gynecology— to be or not to be? Factors influencing one’s decision. Am J Obstet Gynecol. 4. General Medical Council. 2014. Good medical practice. Guidance. United Kingdom. Gjerberg E. 2002. Gender similarities in doctors’ preferences- and gender differences

in final specialisation. Elsevier Science. 54(4). 591-605.

Gondodiputro S, Djuhaeni H, Wiwaha G. 2001. Ekspektasi rencana masa depan mahasiswa program pendidikan kepaniteraan dokter (P3D) tahap dua Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran angkatan 2000-2001. Bandung.

Hauer KE, Durning SJ, Kernan WN, Fagan MJ, Mintz M, O’Sullivan PS, et al. 2008. Factors Associated With Medical Students’ Career Choices Regarding Internal Medicine. JAMA. 300(10).

Huda N, Yousuf S. 2006. Career preferences of final year medical students of Ziauddin Medical University. Education for Health. 19(3). 345-353.

Jha RK, Paudel KR, Shah DK, Sah AK, Basnet S, Sah P, et al. Subject preferences of first- and second-year medical students for their future specialization at Chitwan Medical College and Teaching Hospital, Chitwan, Nepal – a questionnaire-based study. Advances in Medical Education and Practice. 6. 609-613.

Kawamoto R, Ninomiya D, Kasai Y, Kusunoki T, Ohtsuka N, Kumagi T, et al. 2016. Factors associated with the choice of general medicine as a career among Japanese medical students. Med Educ Online.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Profil kesehatan Indonesia tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil kesehatan Indonesia tahun 2015 Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. Kedokteran. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.

Mardhiyah I. 2016. Studi kualitatif faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier pada mahasiswa kedokteran dan dokter internsip di Bandarlampung [skripsi]. Lampung: Universitas Lampung.

Maulidira F, Syakurah RA, Fadilah M, Aulia H. 2015. Pengaruh role model terhadap pilihan karir mahasiswa fakultas kedokteran. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 4(2). 75-82.

McManus IC, Lefford F, Furnham AF, Shahidi S, Pincus T. 1996. Career preference and personality differences in medical school applicants. Psychology, health & medicine. 1(3). 237-250


(6)

Momen AA, Shakurnia A. 2015. Factors Influencing Pediatric Speciality Choice Among Pediatrics Resident of Ahvaz Jundishapur University of Medical Sciences. Int J Pediatr. 3(18).

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Patton W and McMahon M. Career Development and Systems Theory. Australia:

Sense Publishers.

Republik Indonesia. 2013. Undang- Undang No. 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Jakarta.

Saigal P, Takemura Y, Nishiue T, Fetters MD. 2007. Factors considered by medical students when formulating their speciality preferences in Japan: findings from a qualitative study. BMC medical education. 7.31.

Scott A, Joyce C, Cheng T, Wang W. 2013. Medical career path decision making: a rapid review. Australia.

Scott IM, Nasmith T, Gowans MC, Wright BJ, Brenneins FR. 2010. Obstetrics and Gynaecology as a Career Choice : A Cohort Study of Canadian Medical Students. JOGC. 32(11). 1063-1069.

Scott IM, Matejcek AN, Gowans MC, Brenneis FR. 2007. Choosing a career in surgergry: factors that influence Canadian medical students’ interest in pursuing a surgical career. Can J Surg. 51(5). 371-377.

Scwartz MD, Durning S, Linzer M, Hauer KE. 2011. Change in Medical Student’s Views of Internal Medicine Careers From 1990 to 2007. ARCH INTERN MED. 171(8).

Sekaran U. 1984. Research Methods for Business. Carbondale: Southern Illinois University.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: CV. ALFABETA. Syakurah RA, Sari DA, Riansyah D, Yolanda P. Determinan pilihan karir mahasiswa

fakultas kedokteran sebagai spesialis di Indonesia. 2014. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 31(21). 132-136.

Takeda Y, Morio K, Snell L, Otaki J, Takahashi M, Kai I. 2013. Characteristic profiles among students and junior doctors with specific career preferences. BMC Medical Education. 1(13). 1-11.

Turner G, Lambert TW, Goldacre MJ, Turner S. Career choices for paediatrics: national surveys of graduates of 1974-2002 from UK medical schools. Child: Care, Health and Development. 33(3). 215-352.