m.2tindakan

(1)

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN

DISUSUSN OLEH : YUSI RIKSA YUSTIANA

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1999


(2)

I. PENDAHULUAN

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul diharapkan para konselor : 1. Mengetahui definisi penelitian tindakan

2. Memahami lingkup dan tujuan penelitian tindakan 3. Memahami jenis-jenis penelitian tindakan

4. Mengetahui sifat dan prosedure penelitian tindakan

B. POKOK MATERI

Lingkup bahasan modul meliputi : 1. Definisi dan makna penelitian tindakan

2. Latar belakang, Lingkup dan Tujuan penelitian tindakan 3. Jenis-jenis penelitian tindakan

4. Sifat dan prosedur penelitian tindakan

C. STRATEGI

Langkah-langkah yang harus diikuti agar dapat memahami modul ini adalah : 1. Membaca isi bacaan modul

2. Melengkapi bacaan dengan buku sumber rujukan 3. Mengerjakan evaluasi

D. EVALUASI

Konselor dianggap mampu memahami modul ini jika mampu menyelesaikan 75 % dari soal evaluasi. Secara rinci penilaian dikelompokkan sebagai berikut :

Baik = 75% - 100 % ; Cukup = 50% - 74 %; Kurang = 0% - 49%

E. RUJUKAN

Furqon, 1997, Perspektif Baru dalam Penelitian Pendidikan, makalah tidak diterbitkan, Bandung : PPS IKIP Bandung

Rochman Natawidjaja, 1995, Pokok-Pokok Pikiran mengenai Penelitian Kelas, Jakarta : UP3SD Dirjen DIKTI Depdikbud

---1997, Konsep Dasar Peneltian tindakan (Action Research), Bandung : Depdikbud – IKIP Bandung

Stringer Ernest T., 1996, Action Research (Handbook for practitioner), New Delhi : Sage Publication

Suyanto, 1996, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas, Yogyakarta : UKMP-SD, UP3SD, BP3SD, Dirjen Dikti Depdikbud


(3)

II

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN

A. PENGANTAR

Penelitian tindakan merupakan respon terhadap tekanan pragmatis dan philosofis serta kebutuhan untuk memahami penelitian yang difokuskan pada upaya untuk

memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kualitas individu dalam

mengorganisasi atau mengelola diri, kualitas masyarakat serta kulitas kehidupan keluarga. Penelitian tindakan merupakan suatu paradigma dan kekuatan baru bagi para praktisi penelitian karena menuntut peneliti untuk terlibat dalam proses perbaikan atau perubahan perilaku dan responden penelitian tidak hanya diperankan sebagai objek tetapi sebagai subjek. Dengan Kata lain subjek penelitian mungkin adalah peneliti sendiri dan komunitas yang terlibat dengan peneliti. Menurut Kincheloe (Stringer, 1996:9) menyatakan guru sebagai peneliti artinya guru dapat melakukan penelitian tindakan untuk meningkatkan kulitas atau kemampuan diri serta meningkatkan kulitas pembelajaran yang dilakukan. Responden penelitian berperan sebagai anggota peneliti dan berperan aktif selama proses penelitian. Hal ini tidak hanya berlaku bagi profesi guru tetapi semua profesi yang berkaitan dengan prilaku individu termasuk didalamnya profesi konselor.

Pendekatan yang digunakan pada penelitian tindakan untuk menyelidiki suatu permasalahan adalah pendekatan kolabolartif yang menempatkan subjek penelitian setara dengan peneliti dan merupakan partisipan yang aktif selama proses penelitian serta berorientasi pada tindakan. Premise dasar dari penelitian tindakan adalah minat peneliti terhadap berbagai permasalahan dalam kelompok, komunitas maupun organisasi. Penelitian bertujuan untuk membantu individu memahami situasi sehingga mampu menyesuaikan diri dan sekaligus juga berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami. Penelitian tindakan dapat merupakan suatu cara untuk menetapkan suatu model lokal atau khusus untuk suatu situasi atau kelompok tertentu atau mengaplikasikan suatu teori dalam skala kecil untuk menyelesaikan suatu permasalahan khusus dengan situasi yang spesifik.


(4)

B. DEFINISI DAN MAKNA PENELITIAN

Stringer (1996:15) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai pendekatan kolabolatif untuk menyelidiki, menelaah atau mengkaji dan menemukan sesuatu, yang memungkinkan orang menggunakan tindakan yang sistematis untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Klarifikasi definisi yang dikemukanan Stringer dapat kita temukan pada definisi yang dipaparkan oleh Rochman Natawidjaja (1997:2) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah pengkajian terhadap suatu permasalahan dengan ruang lingkup yang tidak terlalu luas yang berkaitan dengan suatu perilaku seseorang atau sekelompok orang tertentu di suatu lokasi tertentu, disertai dengan penelaahan yang teliti terhadap suatu perlakuan tertentu dan mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan itu terhadap perilaku yang sedang di teliti.

Lebih jauh Rochman menyatakan bahwa pengkajian dilakukan sebagai upaya mengubah, memperbaiki, meningkatkan mutu perilaku atau menghilangkan aspek-aspek negatif dari perilaku yang sedang diteliti. Penelitian tindakan merupakan pengkajian terhadap permasalahan yang bersifat praktis, situasional dan kontektual, sehingga dapat ditetapkan tindakan spesifik yang tepat untuk memecahkan permasalahan secara kolabolarif antara peneliti dan subjek penelitian melalui prosedure penilaian diri.

Definisi komprehensif tentang penelitian tindakan dipaparkan oleh Carr & Kemmis (Rochman, 1997:2) sebagai bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan termasuk didalamnya guru, siswa atau kepala sekolah dalam suatu situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari praktek-praktek sosial (kependidikan) yang mereka lakukan sendiri, pemahaman tentang praktek serta situasi kelembagaan tempat praktek dilaksanakan. Dengan kata lain penelitian tindakan merupakan upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan praktis yang dihadapi dilapangan.

Proses penelaahan dalam penelitian tindakan berada dalam seting nilai sosial dengan karakteristik demokratis dalam arti memungkinkan semua orang berpartisipasi dalam penelitian, wajar/ pantas dalam arti menghargai individu secara wajar, kebebasan dalam arti mengembangkan kemerdekaan/ kebebasan dari berbagai kondisi yang menekan dan meningkatkan kehidupan dalam arti memungkin individu untuk mengekspresikan potensi secara penuh.


(5)

C. LATAR BELAKANG, LINGKUP DAN TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN. Penelitian tindakan dapat dilakukan bila seseorang atau sekelompok orang menginginkan menyelidiki sesuatu sekaligus langsung melaksanakan kegiatan, antara lain apabila :

1. melihat dan merasakan kesenjangan antara konsep teoritis dengan praktek di lapangan 2. merasa tidak puas terhadap hasil kerja yang dicapai

3. motivasi kerja rendah

4. cara kerja yang dilakukan tidak terorganisasi dengan baik, sistematis atau sudah ketinggalan jaman

5. merasa deskripsi tugas tidak jelas

6. menghadapi permasalahan-kesulitan yang harus segera ditanggulangi 7. inginmengimplementasikan suatu teori

8. ingin mengembangkan atau menerapkan berbagai inovasi baru 9. memerlukan latihan untuk meningkatkan keterampilan

10. memerlukan wahana untuk memahami suatu teori

11. cemas atau resah terhadap sesuatu yang sedang berlangsung

Implikasi paparan dari paparan di atas, penelitian tindakan meliputi :

1. pemecahan masalah

2. inovasi

3. pelatihan pengetahuan dan keterampilan khusus 4. kinerja

5. manajemen

6. implementasi teori

Penelitian tindakan bertujuan untuk merubah, memperbaiki dan meningkatkan mutu perilaku seseorang atau sekelompok orang, antara lain untuk :

1. menyelesaikan permasalahan – kesulitan

2. menentukan tindakan yang tepat untuk merubah, memperbaiki dan meningkatkan mutu perilaku

3. memperbaiki dan meningkatkan kinerja 4. meningkatkan motivasi berprestasi


(6)

5. mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan khusus

6. membuat pedoman pelaksanaan kegiatan

7. merencanakan dan mengembangkan program khusus

8. melaksanakan pelatihan – in service training- yang bersifat inkuiri 9. menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif

10. meningkatkan kreativitas dan sikap inovatif 11. mengimplementasikan teori

12. mengevaluasi dan menindak lanjuti hasil evaluasi dengan segera

13. membangun komunikasi antara pengembangan ilmu (akademisi) dengan pelaksana di lapangan (praktisi)

14. diseminasi penemuan baru

15. landasan bagi pengambilan keputusan

16. memperbaiki suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah

D. JENIS-JENIS PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian tindakan dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu : 1. Penelitian kelas.

Menurut Rochman (1995:4) penelitian kelas adalah upaya yang dilakukan guru atau personil lain (individu/ kelompk) di sekolah yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran atau pelayanan, menguji asumi teori pendidikan dalam praktek pengajaran serta menilai seluruh kegiatan pendidikan dalam sistem pendidikan. Sedangkan menurut Suyanto (1996:4) penelitian kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki adan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran sehari-hari.

Penelitian kelas berfokus pada upaya peningkatan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan diri atau teman sejawat sehingga mampu menunjukkan aktualisasi potensi secara optimal dan kinerja yang profesional. Kepekaan terhadap apa yang dialami diri pribadi pada saat memberikan layanan bimbingan dan konseling merupakan landasan kebutuhan untuk melakukan penelitian. Dengan kata lain konselor harus melakukan introspeksi dan retrospeksi terhadap apa yang selama ini di kerjakan dan bagaimana


(7)

dampaknya terhadap komunitas yang dilayani. Masalah yang memerlukan perhatian pada penelitian kelas adalah Bagi konselor penelitian kelas yang dapat dilakukan antara lain meliputi : pribadi konselor, keterampilan menggunakan pendekatan dan teknik-teknik pelayanan bimbingan dan konseling yang tepat, penyusunan program layanan bimbingan dan konseling, keterampilan membuat dan menggunakan media bimbingan, kemampuan dan keterampilan menjalin relasi sosial, kemampuan menetapkan fokus masalah.

2. Penelitian kolabolaratif.

Penelitian kolaboratif adalah upaya yang dilakukan oleh guru atau konselor secara individu atau kelompok bersama-sama dengan pihak luar baik akademisi, orang tua, lembaga.institusi ataupun peneliti lain untuk memperbaiki, merubah dan meningkatkan perilaku guru atau konselor sehingga menjadi seorang yang profesional serta memperbaiki, merubah dan meningkatkan mutu lembaga baik dari sisi input, proses maupun outcome. Harapan-harapan yang diinginkan secara pribadi maupun secara umum terjadi pada setting pendidikan mulai dari kurikulum, perilaku peserta didik, manajemen pendidikan sampai dengan mutu hasil pendidikan merupakan landasan awal yang mendorong kebutuhan dilaksanakan penelitian.

Menurut Furqon melalui penelitian kolaboratif diharapkan terjadi fenomena

intektual yang realistik dan praktisi yang intektual. Artinya melalui penelitian kolaboratif

diharapkan berkembang dan dihasilkan ilmu pendidikan yang realistik dan menjadi dasar konseptual yang kuat serta dihasilkan para praktisi pendidikan yang profesional karena memiliki kemampuan konseptual dan keterampilan praktek yang tinggi. Keunggulan yang dimiliki oleh guru disatu pihak dan orang luar di pihak lain diharapkan dapat mengkompensasi kelemahan masing-masing dalam memahami dan pengkaji permasalahan yang berkembang dan terjadi (Furqon, 1997 :7)

Penelitian yang dapat dilakukan konselor dalam penelitian kolaboratif antara lain meliputi : implementasi teori, diseminasi penemuan baru, peningkatan kualitas keterampilan dalam melaksanakan teknik-teknik bimbingan dan konseling baik secara individual maupun kelompok, kemampuan melakukan asessment, kemampuan mengelola layanan bimbingan dan konseling dan kemampuan menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program serta pengembangan pendekatan baru.


(8)

Kedua jenis penelitian ini dapat dilakukan secara bersamaan, dalam arti melaksanakan penelitian kelas dalam bentuk kolaboratif. Dilaksanakan secara formal maupun informal. Permasalahan awal dalam penelitian kelas dapat menjadi dasar bagi penelitian kolaboratif dan sebaliknya, tergantung fokus awal permasalahan. Jika guru/ konselor menginginkan masukan yang inovatif dan komprehensif dari permasalahan yang ditanggulangi melalui penelitian kelas, maka diperlukan penelitian kolaboratif sebagai tindak lanjut. Sebaliknya jika guru/konselor merasakan memerlukan pelatihan yang lebih variatif dengan elemen-elemen yang dirasakan dari fokus permasalahan spesifik pada penelitian kolaboratif maka guru/ konselor dapat melanjutkan penelitian melalui penelitian kelas.

E. SIFAT DAN PROSEDURE PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian tindakan memiliki sifat-sifat khusus sebagai berikut (Rochman, 1997:7-8& Stringer 1996 :11) :

1. proses yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dihadapi oleh individu yang bertanggung jawab atau terkait langsung dengan permasalahan

2. rancangan hingga penerapan temuan berkembang dan dilaksanakan sepenuhnya di lapangan

3. metode penelitian diterapkan secara kontekstual, dalam arti metoda yang digunakan sangat tergantung pada apa yang berkembang dalam proses penelitian

4. terarah pada peningkatan kinerja, dalam arti bertujuan untuk peningkatan mutu 5. luwes dan dapat disesuaikan dengan keadaan, penelitian tindakan tidak terikat dengan

aturan-aturan ketat penelitian dari mulai penetapan variabel, sampel hingga pengembangan rekomendasi

6. mengandalkan data langsung serta hasil refleksi, dalam arti semua sumber data adalah apa yang terjadi selama proses penelitian. Validasi data diperoleh melalui triangulasi. 7. penelitian eksperimen yang longgar, terwujud dalam bentuk penelitian eksperimen

langsung tetapi sangat memfasilitasi kemungkinan berkembangnya variabel maupun intervensi yang dilakukan bersama subjek peneletian

8. situasional dan spesifik, fokus masalah yang diteliti sangat situasional dan spesifik untuk masing-masing individu.


(9)

9. peneliti berperan sebagai fasilitator. Hasil penelitian merupakan proses mendefinisikan kembali komunitas yang dilayani

10. eksplorasi kolaborasi harus membantu para praktisi mengembangkan pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi

Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan meliputi tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, sebagai proses pengkajian yang bersifat cycle atau melalui sistem daur ulang, berkesinambungan dan terus menerus dalam periode tertentu sehingga diperoleh hasil yang diharapkan dan pemahaman yang memadai mengenai masalah, tindakan dan perubahan perilaku yang dikaji.


(10)

III E V A L U A S I

A. Terstruktur/ mandiri

1. Identifikasi permasalahan-permasalahan yang dirasakan dalam memberikan layanan bimbingan konseling. Urutkan berdasarkan permasalahan yang memerlukan penanganan segera.

2. Tuliskan permasalahan paling prioritas sebagai fokus permasalahan kemudian prediksi berbagai faktor yang terkait dengan fokus tersebut

3. Dengan data pada soal no. 2 susun rencana penelitian meliputi : tujuan, subjek penelitian, metoda, jadwal waktu

B. Post tes

1. Sebutkan definisi penelitian tindakan

2. Identifikasi lingkup penelitian tindakan dalam profesi konselor 3. Klarifikasi tujuan-tujuan penelitian tindakan bagi seorang konselor

4. Berikan contoh permasalahan dalam dimensi layanan bimbingan dan konseling yang dapat diteliti penelitian kelas


(11)

KUNCI JAWABAN

1. Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan untuk menelaah berbagai permasalahan praktis yang dirasakan dan diarahkan guna peningkatan kinerja

2. Lingkup antara lain : penyelesaian masalaha, kinerja konselor, manajemen layanan bimbingan dan konseling, out come layanan bimbingan konseling

3. Tujuan antara lain : Peningkatan keteramilan menggunakan teknik-teknik bimbingan dan konseling, implentasi teori, diseminasi inovasi layanan, peningkatan efektitifitas dan efisiensi manajemen layanan, pengembangan instrumentasi layanan bimbingan dan konseling, pengembangan pribadi konselor, peningkatan pemahaman kode etik bimbingan dan konseling.

4. Permasalahan yang dapat diteliti antara lain : metoda bermain peran dalamlayanan bimbingan kelompok, keterampilan attending dalam teknik konseling, pengolahan data penjurusan, program informasi lanjutan studi.

5. Sifat-sifat penelitian tindakan : flesibel dan dapat disesuaikan, penelitian sepenuhnya di lapangan, permasalahan nyata dan praktis, peneliti berperan sebagai fasilitator, mengandalkan data langsung, diarahkan pada perubahan perilaku (peningkatan kinerja), situasional dan spesifik, penelitian eksperimen yang longgar, kolaboratif,


(1)

5. mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan khusus

6. membuat pedoman pelaksanaan kegiatan

7. merencanakan dan mengembangkan program khusus

8. melaksanakan pelatihan – in service training- yang bersifat inkuiri 9. menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif

10. meningkatkan kreativitas dan sikap inovatif 11. mengimplementasikan teori

12. mengevaluasi dan menindak lanjuti hasil evaluasi dengan segera

13. membangun komunikasi antara pengembangan ilmu (akademisi) dengan pelaksana di lapangan (praktisi)

14. diseminasi penemuan baru

15. landasan bagi pengambilan keputusan

16. memperbaiki suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah

D. JENIS-JENIS PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian tindakan dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu : 1. Penelitian kelas.

Menurut Rochman (1995:4) penelitian kelas adalah upaya yang dilakukan guru atau personil lain (individu/ kelompk) di sekolah yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran atau pelayanan, menguji asumi teori pendidikan dalam praktek pengajaran serta menilai seluruh kegiatan pendidikan dalam sistem pendidikan. Sedangkan menurut Suyanto (1996:4) penelitian kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki adan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran sehari-hari.

Penelitian kelas berfokus pada upaya peningkatan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan diri atau teman sejawat sehingga mampu menunjukkan aktualisasi potensi secara optimal dan kinerja yang profesional. Kepekaan terhadap apa yang dialami diri pribadi pada saat memberikan layanan bimbingan dan konseling merupakan landasan kebutuhan untuk melakukan penelitian. Dengan kata lain konselor harus melakukan introspeksi dan retrospeksi terhadap apa yang selama ini di kerjakan dan bagaimana


(2)

dampaknya terhadap komunitas yang dilayani. Masalah yang memerlukan perhatian pada penelitian kelas adalah Bagi konselor penelitian kelas yang dapat dilakukan antara lain meliputi : pribadi konselor, keterampilan menggunakan pendekatan dan teknik-teknik pelayanan bimbingan dan konseling yang tepat, penyusunan program layanan bimbingan dan konseling, keterampilan membuat dan menggunakan media bimbingan, kemampuan dan keterampilan menjalin relasi sosial, kemampuan menetapkan fokus masalah.

2. Penelitian kolabolaratif.

Penelitian kolaboratif adalah upaya yang dilakukan oleh guru atau konselor secara individu atau kelompok bersama-sama dengan pihak luar baik akademisi, orang tua, lembaga.institusi ataupun peneliti lain untuk memperbaiki, merubah dan meningkatkan perilaku guru atau konselor sehingga menjadi seorang yang profesional serta memperbaiki, merubah dan meningkatkan mutu lembaga baik dari sisi input, proses maupun outcome. Harapan-harapan yang diinginkan secara pribadi maupun secara umum terjadi pada setting pendidikan mulai dari kurikulum, perilaku peserta didik, manajemen pendidikan sampai dengan mutu hasil pendidikan merupakan landasan awal yang mendorong kebutuhan dilaksanakan penelitian.

Menurut Furqon melalui penelitian kolaboratif diharapkan terjadi fenomena intektual yang realistik dan praktisi yang intektual. Artinya melalui penelitian kolaboratif diharapkan berkembang dan dihasilkan ilmu pendidikan yang realistik dan menjadi dasar konseptual yang kuat serta dihasilkan para praktisi pendidikan yang profesional karena memiliki kemampuan konseptual dan keterampilan praktek yang tinggi. Keunggulan yang dimiliki oleh guru disatu pihak dan orang luar di pihak lain diharapkan dapat mengkompensasi kelemahan masing-masing dalam memahami dan pengkaji permasalahan yang berkembang dan terjadi (Furqon, 1997 :7)

Penelitian yang dapat dilakukan konselor dalam penelitian kolaboratif antara lain meliputi : implementasi teori, diseminasi penemuan baru, peningkatan kualitas keterampilan dalam melaksanakan teknik-teknik bimbingan dan konseling baik secara individual maupun kelompok, kemampuan melakukan asessment, kemampuan mengelola layanan bimbingan dan konseling dan kemampuan menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program serta pengembangan pendekatan baru.


(3)

Kedua jenis penelitian ini dapat dilakukan secara bersamaan, dalam arti melaksanakan penelitian kelas dalam bentuk kolaboratif. Dilaksanakan secara formal maupun informal. Permasalahan awal dalam penelitian kelas dapat menjadi dasar bagi penelitian kolaboratif dan sebaliknya, tergantung fokus awal permasalahan. Jika guru/ konselor menginginkan masukan yang inovatif dan komprehensif dari permasalahan yang ditanggulangi melalui penelitian kelas, maka diperlukan penelitian kolaboratif sebagai tindak lanjut. Sebaliknya jika guru/konselor merasakan memerlukan pelatihan yang lebih variatif dengan elemen-elemen yang dirasakan dari fokus permasalahan spesifik pada penelitian kolaboratif maka guru/ konselor dapat melanjutkan penelitian melalui penelitian kelas.

E. SIFAT DAN PROSEDURE PENELITIAN TINDAKAN

Penelitian tindakan memiliki sifat-sifat khusus sebagai berikut (Rochman, 1997:7-8& Stringer 1996 :11) :

1. proses yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dihadapi oleh individu yang bertanggung jawab atau terkait langsung dengan permasalahan

2. rancangan hingga penerapan temuan berkembang dan dilaksanakan sepenuhnya di lapangan

3. metode penelitian diterapkan secara kontekstual, dalam arti metoda yang digunakan sangat tergantung pada apa yang berkembang dalam proses penelitian

4. terarah pada peningkatan kinerja, dalam arti bertujuan untuk peningkatan mutu 5. luwes dan dapat disesuaikan dengan keadaan, penelitian tindakan tidak terikat dengan

aturan-aturan ketat penelitian dari mulai penetapan variabel, sampel hingga pengembangan rekomendasi

6. mengandalkan data langsung serta hasil refleksi, dalam arti semua sumber data adalah apa yang terjadi selama proses penelitian. Validasi data diperoleh melalui triangulasi. 7. penelitian eksperimen yang longgar, terwujud dalam bentuk penelitian eksperimen

langsung tetapi sangat memfasilitasi kemungkinan berkembangnya variabel maupun intervensi yang dilakukan bersama subjek peneletian

8. situasional dan spesifik, fokus masalah yang diteliti sangat situasional dan spesifik untuk masing-masing individu.


(4)

9. peneliti berperan sebagai fasilitator. Hasil penelitian merupakan proses mendefinisikan kembali komunitas yang dilayani

10. eksplorasi kolaborasi harus membantu para praktisi mengembangkan pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi

Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan meliputi tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, sebagai proses pengkajian yang bersifat cycle atau melalui sistem daur ulang, berkesinambungan dan terus menerus dalam periode tertentu sehingga diperoleh hasil yang diharapkan dan pemahaman yang memadai mengenai masalah, tindakan dan perubahan perilaku yang dikaji.


(5)

III E V A L U A S I

A. Terstruktur/ mandiri

1. Identifikasi permasalahan-permasalahan yang dirasakan dalam memberikan layanan bimbingan konseling. Urutkan berdasarkan permasalahan yang memerlukan penanganan segera.

2. Tuliskan permasalahan paling prioritas sebagai fokus permasalahan kemudian prediksi berbagai faktor yang terkait dengan fokus tersebut

3. Dengan data pada soal no. 2 susun rencana penelitian meliputi : tujuan, subjek penelitian, metoda, jadwal waktu

B. Post tes

1. Sebutkan definisi penelitian tindakan

2. Identifikasi lingkup penelitian tindakan dalam profesi konselor 3. Klarifikasi tujuan-tujuan penelitian tindakan bagi seorang konselor

4. Berikan contoh permasalahan dalam dimensi layanan bimbingan dan konseling yang dapat diteliti penelitian kelas


(6)

KUNCI JAWABAN

1. Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan untuk menelaah berbagai permasalahan praktis yang dirasakan dan diarahkan guna peningkatan kinerja

2. Lingkup antara lain : penyelesaian masalaha, kinerja konselor, manajemen layanan bimbingan dan konseling, out come layanan bimbingan konseling

3. Tujuan antara lain : Peningkatan keteramilan menggunakan teknik-teknik bimbingan dan konseling, implentasi teori, diseminasi inovasi layanan, peningkatan efektitifitas dan efisiensi manajemen layanan, pengembangan instrumentasi layanan bimbingan dan konseling, pengembangan pribadi konselor, peningkatan pemahaman kode etik bimbingan dan konseling.

4. Permasalahan yang dapat diteliti antara lain : metoda bermain peran dalamlayanan bimbingan kelompok, keterampilan attending dalam teknik konseling, pengolahan data penjurusan, program informasi lanjutan studi.

5. Sifat-sifat penelitian tindakan : flesibel dan dapat disesuaikan, penelitian sepenuhnya di lapangan, permasalahan nyata dan praktis, peneliti berperan sebagai fasilitator, mengandalkan data langsung, diarahkan pada perubahan perilaku (peningkatan kinerja), situasional dan spesifik, penelitian eksperimen yang longgar, kolaboratif,