Prosiding ISBN : 978-979-95271-8-9
155
Seminar Teknologi Pulp dan Kertas Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung 10 Nopember 2010
Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung
BAHAN DAN METODA BAHAN
Limbah padat yang akan dikaji penggunaan- nya sebagai biobriket adalah sludge IPAL indus-
tri kertas yang sangat bervariasi karakteristiknya tergantung dari jenis produk, sistem pengolahan
air limbah, serta eisiensi proses dari masing- masing industri. Atas dasar hal tersebut maka
pada penelitian ini digunakan bahan limbah yang memenuhi persyaratan untuk bahan bakar dianta-
ranya memiliki kandungan bahan organik tinggi, agar menghasilkan sisa bakar sesedikit mungkin,
serta memiliki nilai kalor cukup tinggi. Untuk itu pada penelitian ini sludge yang digunakan be-
rasal dari beberapa industri, selanjutnya dipilih yang memiliki karakteristik yang layak diguna-
kan sebagai bahan bakar. Selain bahan utama ba- han penolong juga diperlukan dalam penelitian
ini diantaranya adalah bahan pencampur seperti serbuk batu bara, sekam padi dan serbuk gergaji
yang berfungsi untuk meningkatkan daya bakar serta nilai kalor dari sludge tersebut
METODA PENELITIAN
Penelitian pemanfaatan sludge sebagai bio- briket dilakukan pada skala laboratorium dengan
tahapan kegiatan sebagai berikut :
Karakterisasi
Karakterisasi sludge dilakukan untuk melihat kemungkinannya untuk dimanfaatkan sebagai
bahan bakar. Untuk keperluan tersebut param- eter yang dianalisa diantaranya adalah komposisi
sludge yang terdiri dari bahan organik, total selu- losa, lignin, dan bahan anorganik terutama sen-
yawa calsium, panjang serat, jumlah serat, persen
ines , serta parameter uji nilai kalor.
Pemanfaatan sebagai Bio Briket
Pemanfaatan sludge sebagai biobriket dilaku- kan dengan dua cara : yaitu dengan cara langsung
dibuat briket , dan cara lain ada perlakuan terlebih dahulu terhadap sludge baru kemudian dijadikan
biobriket, untuk melihat kelayakan serta keuntun- gan yang dapat diperoleh.
1. Penggunaan langsung sebagai biobriket
Penggunaan sludge sebagai biobriket dilaku- kan dengan perlakuan pencampuran langsung
sludge dengan sekam padi dan dengan batu bara, dimana masing masing dengan variasi
penambahan bahan pencampur 20, 40, dan 60
2. Perlakuan sludge sebelum dibuat briket
Perlakuan sebelum dibuat briket adalah di- lakukan pengarangan terlebih dahulu terha-
dap sludge maupun sekam secara terpisah. Proses pembuatan briket selanjutnya sama
adalah dengan variasi perlakuan pencampu- ran seperti pada poin 1 diatas. Perlakuan ini
dimaksudkan agar briket yang dibuat pada saat pembakaran tidak menghasilkan asap,
sehingga nyaman digunakan.
Pengujian Biobriket
Terhadap produk briket ya ng dihasilkan di- lakukan pengujian nilai kalor serta uji coba
pembakaran untuk melihat kinerja proses pem- bakarannya serta sisa bakar yang dihasilkannya.
Uji lain yang dilakukan terhadap bio briket yang dihasilkan adalah uji nilai kalor dari masing-ma-
sing komposisi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi
Terhadap beberapa sludge yang diteliti dilaku- kan pengujian untuk mengetahui karakteristik
masing-masing sludge yang terdiri dari kompo- sisi sludge, komposisi serat dan nilai kalor seperti
terlihat pada Tabel 1 , Tabel 2, dan Tabel 3
Berdasarkan hasil karakterisasi komposisi sludge terlihat bahwa sludge A memiliki kand-
ungan organik relatif rendah dengan kandungan anorganik yang ditunjukkan dengan senyawa
Calsium CaCO
3
cukup tinggi, hal ini menunjuk- kan bahwa sludge kurang baik digunakan sebagai
bahan bakar karena akan menyisakan abu cukup banyak.
Kemudian sludge B, C dan D memiliki kand- ungan organik cukup tinggi dengan kandungan
anorganik cukup rendah, ini menunjukkan bahwa sludge tersebut memiliki potensi bahan yang da-
pat dibakar dan memungkinkan dipergunakan se- bagai bahan biobriket.
Prosiding ISBN : 978-979-95271-8-9
156
Seminar Teknologi Pulp dan Kertas Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung 10 Nopember 2010
Balai Besar Pulp dan Kertas Bandung
Tabel 1. Komposisi Kimiawi Sludge
Sludge Parameter
Nilai
A Organik
34,51 Total Selulosa
9,18 Lignin
10,22 Ca Sebagai CaO
50,51 Ca sebagai CaCO
3
65,49
B Organik
63,89 Total Selulosa
41,62 Lignin
14,31 Ca Sebagai CaO
36,56 Ca sebagai CaCO
3
36,11
C Organik
76,68 Total Selulosa
53,30 Lignin
10,14 Ca Sebagai CaO
21,63 Ca sebagai CaCO
3
24,32
D Organik
88,68 Total Selulosa
63,12 Lignin
3,65 Ca Sebagai CaO
11,24 Ca sebagai CaCO
3
11,32
Tabel 2. Karakteristik Serat yang terkandung dalam
Sludge
Sludge Parameter
Nilai A
Panjang Serat rata-rata 0,823 mm
Jumlah serat 1270
Fines 19,45
B Panjang Serat rata-rata
0,975 mm Jumlah serat
10779 Fines
20,40 C
Panjang Serat rata-rata 1239 mm
Jumlah serat 20038
Fines 9,2
D Panjang Serat rata-rata
0,872 mm Jumlah serat
20117 Fines
13.90
Dari karakterisasi serat terlihat bahwa sludge secara umum memiliki panjang serat dengan
ukuran relatif sama, tetapi jumlahnya berbeda. Tabel 3. Nilai Kalor beberapa
Sludge Industri Kertas
No Bahan
Nilai Kalor 1
Sludge A 1563 Cal gram
2 Sludge B
3247 Cal gram 3
Sludge C 3428 Cal gram
Berdasarkan karakterisasi tersebut diatas yang terdiri dari komposisi sludge, komposisi serat
serta nilai kalor, dapat disimpulkan bahwa sludge A kurang baik digunakan sebagai bahan untuk
biobriket, sedangkan sludge B, C dan D dapat digunakan sebagai bahan bakar, karena memiliki
bahan yang dapat terbakar lebih dari 60
Pembuatan Biobriket 1.
Pembuatan Biobriket Langsung Tanpa Perlakuan
Proses pembuatan biobriket secara lang- sung dilakukan dengan pembentukan briket
tanpa dan dengan variasi penambahan batu bara 20 , 40 dan 60 yang berfungsi men-
ingkatkan nilai kalor. Pembentukan briket sludge dilakukan dengan penambahan perekat
larutan kanji untuk mendapatkan bentuk yang kompak dan kuat sehingga tidak mudah han-
cur dalam penyimpanannya.
Dari hasil percobaan pembakaran yang di- lakukan, briket yang terbuat dari sludge tanpa
penambahan batu bara tidak dapat terbakar sempurna, selain itu pembakaran menghasil-
kan asap yang cukup tebal. Dengan hasil ini disimpulkan bahwa sludge tidak dapat dibuat
bio-briket secara langsung tanpa perlakuan sebelumnya.
2. Proses Pembuatan Arang Sludge