Sistem informasi pemantauan tenaga kerja daerah pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat : laporan praktek kerja lapangan

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia informasi dan teknologi sangat cepat pada saat ini salah satunya ditandai dengan keberadaan internet yang menyediakan berbagai layanan. Bentuk layanan yang dihadirkan internet sangat berguna dan membantu bagi kehidupan manusia. Bentuk layanan tersebut mulai dari akses data, informasi aktual, iklan, komunikasi, dan sebagainya. Pesatnya perkembangan teknologi, maka tidaklah heran jika di berbagai perusahaan, instansi atau organisasi banyak yang menggunakan komputer sebagai alat bantu yang mampu menyimpan dan mengolah segala macam data dengan cepat, tepat dan akurat.

Seiring dengan perkembangan tersebut, komputer diharapkan tidak hanya sebagai pengolah data saja, tetapi dapat menjadi media informasi yang dapat diakses setiap saat. Hal ini diwujudkan dengan menghubungkan komputer dalam sebuah jaringan atau internet. Dengan adanya teknologi juga dapat membantu serta memudahkan instansi pemerintah maupun swasta dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Teknologi yang digunakan dalam hal ini yaitu dengan penggunaan sistem informasi.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat merupakan instansi pemerintah yang bergerak dalam perencanaan tenaga kerja dan ketransmigrasian di Provinsi Jawa Barat. Dalam hal penyelenggaraan


(2)

pemerintahan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat menerapkan sistem informasi guna menunjang peningkatan kinerja para aparatur.

Adapun sistem informasi yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat adalah Sistem Informasi Pemantauan Jumlah Tenaga Kerja Daerah. Sistem informasi tersebut merupakan alat bantu bagi para aparatur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dalam melakukan pemantauan para tenaga kerja yang ada di Jawa Barat. Sehingga dengan adanya Sistem Informasi Pemantauan Jumlah Tenaga Kerja Daerah diharapkan dapat memudahkan aparatur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dalam mengolah data mengenai tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat.

Penerapan sistem informasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat sudah berjalan dengan baik tetapi masih terdapat kendala-kendala yang menghambat kerja para aparatur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. Kendala-kendala tersebut meliputi masih banyak terdapat dokumen-dokumen dalam pembuatan dokumen, ketidaksesuaian data yang terdapat pada kabupaten/kota, provinsi dan pusat, mengalami kesulitan dalam mengupdate mengenai data tenaga kerja di Jawa Barat.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil judul laporan Kerja Praktek (KP) yaitu Perancangan Sistem Informasi Pemantauan Jumlah Tenaga Kerja Daerah Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Provinsi Jawa Barat


(3)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas penulis dapat mengidentifikasikan masalah dan rumusan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dapat mengidentifikasikan masalahsebagai berikut:

1. Sulitnya proses pengiriman data yang dilakukan oleh dinas kabupaten/kota 2. Input data ketenagakerjaan yang dilakukan satu-persatu secara manual

oleh petugas memungkinkan terjadinya kesalahan dalam penginputan data. 3. Ketidaksesuaiannya data yang ada di kabupaten/kota, provinsi dan pusat. 4. Sulitnya mengupdate data ketenagakerjaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas didapatkan beberapa rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimana Sistem Pemantauan Jumlah Tenaga Kerja Daerah yang sedang berjalan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. 2. Bagaimana Sistem Pemantauan Jumlah Tenaga Kerja Daerah yang diusulkan


(4)

1.3 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengutarakan maksud dan tujuan kerja praktek yang dilakukan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai berikut:

1.3.1 Maksud Kerja Praktek

Maksud dari kerja praktek pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi diantaranya adalah:

1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi pendidikan Strata I Jurusan Manajemen Informatika di Universitas Komputer Indonesia. 2. Untuk menambah pengalaman dan wawasan di dunia kerja.

3. Untuk mengetahui lebih jauh pengembangan program atau sistem yang berjalan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

4. Untuk menerapkan teori yang didapat pada perkuliahan ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

5. Dapat mengembangkan kualitas diri dan keilmuan.

1.3.2 Tujuan Kerja Praktek

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan diatas maka tujuan dibuatnya perancangan Sistem ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui Sistem Informasi Pemantauan Jumlah Tenaga Kerja Daerah yang sedang berjalan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.


(5)

2. Untuk mengetahui Sistem Informasi Pemantauan Jumlah Tenaga Kerja Daerah yang diusulkan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.

1.4 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem informasi pemantauan jumlah tenaga kerja daerah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat ini dibuat untuk memastikan bahwa Sistem Informasi yang dikembangkan dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan data yang dibutuhkan, dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Metode yang kami gunakan untuk Sistem Informasi Ini adalah Metode Prototipe, yang terdiri dari :

1. Identifikasi Kebutuhan pemakai

Didalam identifikasi kebutuhan pemakai pengembang dan pemakai bertemu dimana pemakai menjelaskan kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan digunakan dalam membangun sistem informasi tersebut.

2. Membuat Prototipe

Dalam perancangan sistem informasi ini pengembang membuat prototipe yang sesuai dengan kebutuhan sistem informasi tersebut.

3. Menguji Prototipe

Dalam hal ini pemakai harus menguji prototipe yang telah dibuat oleh pengembang agar dapat mengetahui kekurangan-kekurangan prototipe tersebut serta pemakai pun dapat memberikan kritikan atau masukan.


(6)

Proses ini merupakan proses dimana pengembang melakukan perbaikan prototype yang telah dibuat sesuai dengan kritik atau masukan dari pemakai. 5. Mengembangkan Versi Produksi

Tahapan iini merupakan tahapan terakhir dari mekanisme pengembangan sistem dengan prototipe yaitu dimana pengembang menyelesaikan sistem tersebut sesuai dengan keinginan pemakai.

1.5 Batasan Masalah

Sistem pemantauan tenaga kerja daerah dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat terhadap data yang di update oleh Kabupaten/Kota. Sistem pemantauan tenaga kerja daerah ini hanya akan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan data ketenagakerjaan. Dikarenakan sistem ini berdiri sendiri dan memiliki database tersendiri sehingga tidak akan mengganggu dan mengacaukan database pusat yang terhubung dengan data keseluruhan dan keterangan aktifitas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.

Dengan memperhatikan latarbelakang masalah diatas penulis membatasi ruang lingkup masalah hanya mengenai pemantauan jumlah tengakerja daerah di Provinsi Jawa Barat dan hanya digunakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. Disini juga penulis akan membuat suatu sistem pemantauan tenagakerja daerah yang di harapkan dapat mengefektifkan suatu proses perhitungan data ketenagakerjaan.


(7)

1.6 Lokasi Dan Jadwal Kerja Praktek

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta No. 532 Bandung 40266. Telp. (022) 7564327. Adapun jadwal penelitian ini, sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jadwal Kerja Praktek

No Kegiatan

Jadwal Kerja Praktek

Juli 2011 Agustus 2011

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Peninjauan sistem

dan deskripsi kerja

2 Pengumpulan data

3 Pengolahan data


(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Suatu pelayanan yang baik harus berdasarkan sistem atau komponen-komponen yang bertujuan yang jelas supaya segala rencanan yang sudah tersusun dapat terarah dengan baik. Menurut Abdul Kadir dalam buku yang berjudul

Pengenalan Sistem Informasi menjelaskan pengertian sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. (Kadir, 2003 : 54).

Suatu instansi dalam menjalankan pemerintahannya akan mempunyai suatu sistem. Penggunaan suatu sistem dapat dijadikan penggerak yang memudahkan bagi instansi atau lembaga untuk mencapai tujuannya. Secara sederhana sistem merupakan kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling saling berkaitan dan saling bergantung satu sama lain.

2.1.1 Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu: tujuan, masukan, keluaran, proses, mekanisme pengendalian dan umpan balik. Selain itu, sistem juga berinteraksi dengan lingkungan dan memiliki batas. Abdul Kadir menjelaskan mengenai elemen sistem sebagai berikut:


(9)

1. Tujuan

Tujuan adalah pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan tidak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem lain berbeda-beda.

2. Masukan (Input)

Masukan sistem adalah segala sesuatu yang masuk kedalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.

3. Proses

Proses adalah bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna.

4. Keluaran (Output)

Keluaran adalah hasil dari pemprosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya, 5. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme Pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

6. Batas

Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah diluar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntukan sistem itu sendiri. (Kadir, 2003:55-60)

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa elemen sistem terdiri dari tujuan yang berfungsi sebagai pemotivasi yang mengarahkan sistem, masukan sistem terdiri dari yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak, proses atau perubahan dari masukan menjadi keluaran yang berguna, keluaran atau hasil dari pemprosesan, mekanisme pengendalian dan umpan balik bertujuan untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. Selain itu, didalam sistem terdapat batas sistem yang merupakan pemisah antara sistem dan daerah diluar sistem, lingkungan merupakan daerah diluar sistem.


(10)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Sistem akan berjalan dengan baik apabila memiliki karakteristik dalam pelaksanaannya. Jogiyanto mengemukakan karakteristik sistem yaitu:

1. Komponen-komponen (component).

Komponen-komponen atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batas sistem (boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan luar (environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem atau apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Penghubung sistem (system interface)

Penghubung sistem mempunyai media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem yang lainnya.

5. Masukan sistem (system input)

Masukan (input) sistem adalah energi yang dimasukan kedalam sistem 6. Keluaran sistem (system output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

7. Pengolahan sistem(system processing)

suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective) lingkungan luar. (Jogiyanto, 2005:13).

Berdasarkan pengertian diatas menjelaskan bahwa didalam sebuah sistem haruslah mempunyai karakteristik sistem tersebut agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Karakteristik tersebut meliputi beberapa komponen atau elemen yang berupa subsistem yang berguna untuk menguatkan sistem tersebut. Selain komponen atau elemen dalam sebuah sistem hendaknya mempunyai batasan dari sistem tersebut agar sistem tersebut tidak menyimpang atau tidak keluar dari tujuan atau rencana. Lingkungan luar juga sangat mempengaruhi sebuah sistem dapat berjalan dengan baik. Selain itu dibutuhkan sebuah


(11)

penghubung antar sistem dalam hal ini dapat dilihat dengan adanya sebuah subsistem dalam sebuah sistem. Masukan sistem merupakan energi yang dibutuhkan sistem agar dapat berjalan dengan baik, sedangkan keluaran sistem merupakan hasil dari sebuah energi yang sudah diolah dan diklarifikasi yang berguna pada keluaran sistem tersebut. Sistem bertujuan untuk mengelolah komponen agar sistem tersebut menghasilkan keluaran yang baik. Sistem hendaknya mempunyai sasaran yang baik dan berguna bagi lingkungan luar.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Menurut Abdul Kadir dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Sistem Informasi menjelaskan mengenai klasifikasi system sebagai berikut:

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Sedangkan sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat.

2. Sistem Deterministik dan Probabilistik

Sistem deterministik adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat. Sedangkan probabilistik adalah sistem yang tidak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas.

3. Sistem Tertutup dan Terbuka

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi atau energi dengan lingkungan. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan.

4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia). Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia.

5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang sederhana (misalnya sepeda) dan sistem yang kompleks (misalnya otak manusia). (Kadir, 2003:64-67)

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa klasifikasi sistem terdiri dari sistem abstrak misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia


(12)

dan Tuhan sedangkan sistem fisik misalnya sistem komputer dan sistem sekolah. Sistem deterministik misalnya sistem komputer sedangkan sistem probabilistik misalnya sistem arisan dan sistem sediaan. Sistem tertutup tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi sedangkan sistem terbuka menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak, maupun ganguan. Sistem alamiah misalnya sistem tata surya sedangakan sistem buatan manusia misalnya sistem komputer dan sistem mobil.

2.2 Pengertian Informasi

Informasi merupakan salah satu sumber yang penting dalam kehidupan sehari-hari yang bergantung kepada informasi. Informasi tidak hanya dipakai oleh pihak internal dalam organisasi, tetapi juga dipakai oleh pihak eksternal (diluar organisasi). Setiap individu memerlukan informasi yang berbeda menurut kepentingan masing-masing. Konsep atau definisi informasi yang dikemukakan oleh Azhar Susanto adalah:

“Hasil pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil pengolahan data

tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut”. (Susanto, 2004: 46). Pendapat yang telah dikemukakan diatas menjelaskan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data yang memberikan makna atau arti yang berguna atau bermanfaat bagi orang tersebut. Informasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Benar atau salah, dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah dipercaya, maka efeknya seperti kalau infomasi itu benar.


(13)

2. Baru, informasi dapat diperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

3. Tambahan, informasi dapat memperbaharui atau meberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

4. Korektif, informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

5. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat. (Kadir, 2005:36).

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa ciri-ciri informasi ada empat meliputi ciri informasi yang pertama yaitu benar yang artinya informasi harus sesuai dengan fakta berhubungan dengan kebenaran terhadap yang diinformasikan. Sehingga informasi tersebut dapat dipercaya dan tidak diragukan bagi yang menerima informasi tersebut. Ciri informasi yang kedua yaitu baru yang artinya informasi yang diinformasikan hendaknya berdasarkan dengan hal-hal yang terbaru. Ciri informasi yang ketiga yaitu tambahan yang artinya bahwa hendaknya sebuah informasi harus memiliki nilai tambah agar menjadi pembeda dengan informasi yang telah ada sebelumnya. Ciri informasi keempat yaitu korektif yang artinya bahwa informasi yang diinformasikan hendaknya dapat dijadikan bahan untuk mengkoreksi informasi yang sebelumnya agar agar dapat meminimalisir kesalahan pada informasi yang baru. Sedangkan ciri informasi yang kelima yaitu penegas yang artinya bahwa informasi yang ada hendaknya dapat dijadikan sebagai penegas guna meyakinkan seseorang akan kebenaran sebuah informasi tersebut.

Edhy Sutanta menjelaskan fungsi informasi dalam suatu informasi antara lain:

1. Menambah pengetahuan. 2. Mengurangi ketidakpastian.


(14)

3. Mengurangi resiko kegagalan.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan.

5. Memberi standar, aturan, ukuran, dan keputusan yang menetukan pencapaian sasaran dan tujuan. (Sutanta, 2003:11) Berdasarkan penjelasan diatas, maka Informasi seharusnya dapat berguna untuk menambah pengetahuan bagi penerimanya. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan dan informasi akan mengurangi ketidakpastian, karena a pa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya serta menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan bentuk penerapan dalam sebuah organisasi atau instansi. Penerapan/penggunaan sistem informasi dalam sebuah organisasi atau instansi tersebut untuk mendukung dalam mengumpulkan dan mengolah data dan menyediakan informasi yang berguna di dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian. Azhar Susanto mendefinisikan sistem informasi sebagai berikut :

“Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi

informasi yang berguna”. (Susanto, 2004:55)

Secara umum sistem informasi adalah sebuah sistem manusia / mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Adapun kegiatan sistem informasi menurut Jogiyanto, sebagai berikut:

a. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk proses.


(15)

b. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

b. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data. c. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari suatu proses

informasi.

d. Kontrol, suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Jogiyanto, 2005:20). Berdasarkan pendapat diatas, menjelaskan bahwa sistem informasi merupakan kumpulan dari sub sistem baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama antara yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, sistem informasi merupakan pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk orang banyak yang membutuhkan informasi tersebut. Sistem informasi merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari input dalam hal ini dalam sebuah informasi harus menyediakan data-data yang akan dijadikan informasi yang kemudian data tersebut melalui proses data, sehingga mendapatkan output yang berupa informasi yang mempunyai nilai tambah terhadap yang membutuhkan informasi tersebut. Setelah data tersebut menjadi informasi maka dilakukan kontrol terhadap informasi tersebut agar informasi dapat tersusun secara sistematis dan berjalan sesuai rencana yang diharapkan.

Sistem informasi akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan apabila memiliki komponen-komponen berperan dalam hal pengoprasian sebuah sistem informasi. Adapun komponen sistem informasi menurut Jogiyanto terdiri dari:

1. Perangkat keras (hardware), merupakan komponen fisik yang terdiri dari peralatan pengolah (processor), peralatan untuk mengingat

(memory), peralatan output dan peralatan komunikasi, terdiri dari komputer, printer, jaringan.


(16)

2. Perangkat lunak (software), merupakan kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer.

3. Data, merupakan komponen dasar informasi yaitu fakta-fakta atau kumpulan bahan-bahan pemrosesan.

4. Manusia (user), sebagai pengoperasi sistem. (Jogiyanto, 2005:12). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam sebuah sistem informasi dibutuhkan beberapa komponen-komponen sebagai sarana pendukung/penunjang dalam mengoperasionalkan data/informasi yang meliputi perangkat keras dalam hal ini perangkat keras seperti memory dan hardisk harus memiliki kapasitas yang baik agar mampu menampung data sebanyak mungkin. Selain perangkat keras dalam sebuah sistem informasi juga harus memperhatikan perangkat lunak dalam hal ini program-program seperti antivirus harus selalu dalam keadaan update agar data tidak terserang virus yang akan menghambat kualitas sebuah data/informasi dalam sebuah sistem informasi tersebut, serta dibutuhkan sumberdaya manusia yang kompeten dan memahami mengenai teknologi komputerisasi dalam menjalankan sistem informasi agar apabila terdapat hambatan-hambatan yang dapat merusak data/informasi dapat diatasi oleh sumberdaya yang handal. Sehingga sistem informasi dapat berjalan dengan baik dan dapat menciptakan kualitas sebuah informasi yang diharapkan oleh masyarakat yang membutuhkan.

2.4 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 2.4.1 Metode Pendekatan Sistem

Pendekatan Sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem.


(17)

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu analisa sistem yang baik adalah :

1. Tentukan input dan output dasar dari sistem. 2. Tentukan proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap.

3. Rancang perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan : a. Fersibility : cari yang memungkinkan

b. Viability : kelangsungan

c. Cost : cari yang harganya murah/terjangkau

d. Effectiveness : dengan input yang sedikit, output besar. 4. Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.

5. Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru.

2.4.2 Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan Sistem dalam laporan Kerja Praktek ini menggunakan metode pengembangan sistem menggunakan metode prototipe. Menurut Abdul Kadir prototipe adalah suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat di evaluasi oleh pemakai.(Kadir, 2003:416).

Secara garis besar, menurut Lucas dalam Abdul Kadir sasaran prototipe adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi waktu sebelum pemakai melihat sesuatu yang konkret dari usaha pengembangan sistem.

2. Menyediakan umpan balik yang cepat dari pemakai kepada pengembang.

3. Membantu menggambarkan kebutuhan pemakai dengan kesalahan yang lebih sedikit.


(18)

4. Meningkatkan pemahaman pengembang dan pemakai terhadap sasaran yang harus dicapai oleh sistem.

5. Menjadikan keterlibatan pemakai sangat berarti dalam analisis dan desain sistem.(Lucas dalam Kadir, 2003:416).

Pendekatan prototipe menurut Abdul Kadir dapat digambarkan sebagai berikut:

Identifikasi kebutuhan pemakai

Membuat Prototipe

Menguji Prototipe

Memperbaiki Prototipe

Mengembangkan Versi Produksi

· Pengembangan dan pemakai bertemu

· Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem

· Pengembangan mulai membuat protipe

· Pemakai menguji protipe dan memberikan kritikan atau saran

· Pengembangan melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai

· Pengembangan merampungkan sistem sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai

Sumber: (Kadir, 2003:417).

Gambar 2.1


(19)

2.4.3 Alat Bantu Analisis 2.4.3.1 Flow Map

Digunakan untuk mendefinisikan hubungan antara bagian (Pelaku Proses), proses (manual atau berbasis komputer) dan aliran data dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan. Sedangkan definisi dari simbol flow map diantaranya :

a. Simbol Dokumen : menunjukan dokumen input dan output baik untuk proses manual maupun computer.

b. Simbol kegiatan manual : menunjukan kegiatan manual. c. Simbol simpanan offline (bukan computer).

d. Simbol proses : menunjukan kegiatan proses operasi komputer. e. Simbol keputusan : digunakan untuk menyeleksi proses.

f. Simbol penghubung : menunjukan penghubung ke halaman yang sama atau lainnya.

g. Simbol terminator : untuk menyatakan awal dan akhir proses. h. Simbol garis : menunjukan arus dari proses.

2.4.3.2 Diagram Kontek

Pengertian diagram kontek adalah suatu diagram alir yang tingkat tinggi yang menggambarkan seluruh jaringan, masukan dan keluaran. sistem yang dimaksud adalah untuk menggambarkan sistem yang sedang berjalan. mengidentifikasikan awal dan akhir data awal dan akhir yang masuk dan keluaran sistem.

Diagram ini merupakan gambaran umum sistem yang nantinya akan kita buat. secara uraian mah dapat dikatakan bahwa diagram kontek itu berisi siapa


(20)

saja yang memberikan data (inputan) kesimstem serta kepada siapa data informasi yang harus dihasilkan sistem.

2.4.3.3 Data Flow Diagram

Pengertian DFD menurut Jogiyanto merupakan gambaran suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir, dan akan disimpan. Karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Maka DFD juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik.Jogiyanto. HM (2005 :701).

DFD merupakan alat yang cukup populer, karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Berikut simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan diagram arus data menurut Jogiyanto HM (2005 : 700).

1. External Entity (Kesatuan Luar)

Setiap sistem pasti memiliki suatu batasan sistem yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya dimana akan menerima input dan menghasilkan output. Kesatuan luar dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya.

2. Data Flow(Arus Data)

Arus data diberi simbol panah yang menunjukkan arus dari suatu data yang dapat berupa masukkan atau hasil dari suatu proses, arus data mengalir di antara proses, simpanan data dan kesatuan luar.


(21)

3. Proccess(Proses)

Proses merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses. Untuk dihasilkan arus data yang keluar dari proses.

4. Data Store(Simpanan Data)

Simpanan data adalah simpanan dari data yang dapat berupa file atau database sistem komputer atau yang bersifat manual seperti buku, alamat, atau folder.

2.4.3.4 Kamus Data

Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses. Kamus data sering disebut juga dengan sistem data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem adapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir dari sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem,


(22)

kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database.

2.4.3.5 Perancangan Basis Data a) Normalisasi

Menurut Kroenke (dalam nurlia.student.ung.ac.id/8 oktober 2011) normalisasi adalah proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam 2 buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut (anomali). Secara garis besar, dapat saya simpulkan normalisasi adalah sebuah proses yang digunakan untuk membentuk struktur basis data agar terhindar dari

ambiguitas sehingga lebih efisien.

Bentuk-bentuk Normalisasi

Adapun bentuk-bentuk normalisasi menurut Kroenke (dalam nurlia.student.ung.ac.id/8 oktober 2011) sebagai berikut:

1. Bentuk Normal Tahap Pertama (1st Normal Form / 1NF):

a. Bentuk normal 1NF terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (multivalued attribute), atribut composite atau kombinasinya dalam domain data yang sama.

b. Setiap atribut dalam tabel tersebut harus bernilai atomic (tidak dapat dibagi-bagi lagi)


(23)

a. Bentuk normal 2NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk 1NF, dan semua atribut selain primary key, secara utuh memiliki Functional Dependency pada primary key.

b. Sebuah tabel tidak memenuhi 2NF, jika ada atribut yang ketergantungannya (Functional Dependency) hanya bersifat parsial saja (hanya tergantung pada sebagian dari primary key).

c. Jika terdapat atribut yang tidak memiliki ketergantungan terhadap primary key, maka atribut tersebut harus dipindah atau dihilangkan. 3. Bentuk Normal Tahap (3rd Normal Form / 3NF):

Bentuk normal 3NF terpenuhi jika telah memenuhi bentuk 2NF, dan jika tidak ada atribut non primary key yang memiliki ketergantungan terhadap atribut non primary key yang lainnya.

b) Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah menyediakan cara untuk mendeskripsikan perancangan basis data pada peringkat logika. Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. Pada dasarnya ada tiga simbol yang digunakan, yaitu :


(24)

a. Entiti

Entiti merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Simbol dari entiti ini biasanya digambarkan dengan persegi panjang.

b. Atribut

Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.

c. Hubungan / Relasi

Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Relasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dalam satu basis data yaitu:

1). Satu ke satu (One to one)

Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B.

2). Satu ke banyak (One to many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada entitas B dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A.


(25)

3). Banyak ke banyak (Many to many)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B.


(26)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Tempat dan Kedudukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat.

Dinas Tenaga Kerja berdiri resmi sejak tanggal 10 Januari 1959 dengan

nama “KANTOR URUSAN PERBURUHAN PROPINSI TINGKAT I JAWA BARAT“. Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pemerintahan Daerah (DPD) Provinsi Jawa Barat No. 4a/ UP/ VIII/ s dengan tugas dan wewenang sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1958, tentang penyerahan kekuasaan kesejahteraan para penganggur di daerah–daerah.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi DT.I Jawa Barat No. 10/DP.04/PD 1978 tanggal 30 Agustus 1978, tentang organisasi dan tata kerja Dinas Perburuhan Propinsi DT.1 Jawa Barat yang disyahkan olek SK Menteri No. 10/69/39 654 tanggal 16 Oktober 1079 mendapat kedudukan hukum yang mantap sebagai aparat daerah otonomi pemerintah DT. 1 Jawa Barat sesuai dengan Undang–Undang No. 5 Tahun 1974 mengenai pokok pemerintahan daerah.

Salah satu perwujudan dari pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana di atur dalam Peraturan Nomor 25 Tahun 2002 Tanggal 12 Desember 2000 tentang Dinas Daerah Propinsi Jawa Barat, salah satu diantaranya telah terbentuk Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat yang merupakan penggabungan dari 3 (tiga) instansi yaitu : eks Dinas Tenaga Kerja, Kanwil


(27)

Departemen Tenaga Kerja dan Kanwil Departemen Transmigrasi Dan Pemukiman Perambah Hutan Propinsi Jawa Barat.

Setelah terbentuk Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000, ditetapkan bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat merupakan instansi teknis yang melaksanakan sebagian urusan pemerintah dan pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, serta untuk melaksanakan fungsinya telah disusun Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000, maka dalam upaya meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas dinas telah diatur Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 55 Tahun 2001 Tanggal 4 Desember 2001 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat.

3.1.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat.

Visi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat yaitu terwujudnya tenaga kerja dan transmigrasi yang mandiri, kompeten dan harmonis. Adapun Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat adalah:

1. Membangun pencitraan tenaga kerja dan transmigrasi.

2. Mengembangkan pelaku pembangunan.


(28)

4. Mengoptimalkan lembaga pengembangan sumberdaya manusia.

5. Mengembangkan potensi tenaga kerja dan tramnigran yang berakhlakul

kharimah.

6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.

3.2 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat. KEPALA DINAS SEKETARIS KABID PELATIHAN & PRODUKTIVITAS TK KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KASUBAG KEUANGAN KASUBAG PERENCANAAN DAN PROGRAM KASUBAG KEPEGAWAIAN DAN UMUM KABID TRANSMIGRASI KASI PEMBINAAN, PELATIHAN & PEMAGANGAN KABID PENEMPATAN TENAGA KERJA KABID PERLINDUNGAN TENAGA KERJA KASI BINA PRODUKTIVITAS KASI STANDARISASI, SERTIFIKASI & KOMPETEN KASI PERLUASAN KESEMPATAN KERJA KASI PENGEMBANGAN PASAR KERJA KASI PENYALURAN TENAGA KERJA KASI JAMSOS & KESEJAHTERAAN TK KASI PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRI KASI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN KASI PERBERDAYAAN MASY. TRANS KASI PENYIAPAN & PENGERAHAN KASI PEMINDAHAN & PEMBINAAN UPTD

BALAI PELATIHAN KETENAGAKERJAAN (BPK) BEKASI BALAI LATHAN KERJA LUAR NEGERI (BLTKLN) BALAI PELATIHAN TRANSMIGRASI (BALAITRANS)

BALAI PELAYANAN TKI TERPADU (BPTKIT)

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat 2011

Gambar 3.1


(29)

3.3 Deskripsi Kerja

Adapula fungsi-fungsi dan tugas-tugas dari tiap unit pada setiap bagian, yaitu:

1. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat memiliki tugas sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan perumusan, penetapan, pengaturan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis pelatihan dan produktivitas tenaga kerja penempatan tenaga kerja, serta perlindungan ketenagakerjaan dan transmigrasi.

2) Menyelenggarakan fasilitasi, pengendalian pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, serta perlindungan ketenagakerjaan dan transmigrasi.

3) Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka tugas pokok dan fungsi Dinas.

4) Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan UPTD.

2. Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat. Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat memiliki tugas sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan program Dinas. 2) Menyelenggarakan pengkajian perencanaan program, monitoring dan


(30)

3) Menyelenggarakan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum.

3. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum memiliki tugas sebagai berikut:

1)Melaksanakan penyusunan bahan penyelenggaraan mutasi, pengembangan karir, kesejahteraan, disiplin pegawai dan pengelolaan administrasi

kepegawaian lainnya.

2)Melaksanakan penyusunan bahan penyelenggaraan pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan rumah tangga.

3)Melaksanakan administrasi, dokumentasi peraturan perundang-undangan, kearsipan dan perpustakaan.

4)Melaksanakan tugas kehumasan dan perlengkapan Dinas.

4. Kepala Sub Bagian Keuangan. Kepala Sub Bagian Keuangan memiliki tugas sebagai berikut:

1)Melaksanakan penyusunan bahan rencana anggaran belanja langsung dan tidak langsung Dinas.

2)Melaksanakan dan mengkoordinasi pengelolaan teknis administrasi keuangan Dinas.

3)Melaksanakan koordinasi pengelolaan keuangan UPTD.

5. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Program. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Program memiliki tugas sebagai berikut:

1)Melaksanakan penyusunan program kerja Sekretariat dan Subbagian Perencanaan dan Program.


(31)

2)Melaksanakan penyusunan bahan penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Dinas yang meliputi pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, perlindungan ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian.

3)Melaksanakan penyusunan bahan hasil koordinasi perencanaan dan program Dinas yang meliputi pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, perlindungan ketenagakerjaan dan transmigrasi.

4) Melaksanakan koordinasi perencanaan dan program UPTD.

6. Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja memiliki tugas sebagai berikut: 1)Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi

pelatihan dan produktivitas tenaga kerja.

2)Menyelenggarakan fasilitasi pelatihan dan produktivitas tenaga kerja. 7. Kepala Seksi Pembinaan Latihan dan Pemagangan. Kepala Seksi Pembinaan

Latihan dan Pemagangan memiliki tugas sebagai berikut:

1)Melaksanakan penyusunan serta pengolahan data dan informasi kegiatan pembinaan latihan dan pemagangan.

2)Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pembinaan latihan dan pemagangan.

8. Kepala Seksi Standarisasi Sertifikasi dan Kompetensi. Kepala Seksi Standarisasi Sertifikasi dan Kompetensi memiliki tugas sebagai berikut: 1) Melaksanakan penyusunan dan pengolah data kegiatan standarisasi,


(32)

2) Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi standarisasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga kerja.

9. Kepala Seksi Bina Produktivitas. Kepala Seksi Bina Produktivitas memiliki tugas sebagai berikut:

1)Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data kegiatan bina produktivitas.

2)Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi bina produktivitas.

10.Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja. Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja memiliki tugas sebagai berikut:

1)Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis penempatan tenaga kerja.

2)Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi penempatan tenaga kerja. 3)Menyelenggarakan fasilitasi penempatan tenaga kerja.

11.Kepala Seksi Pengembangan Pasar Kerja. Kepala Seksi Pengembangan Pasar Kerja memiliki tugas sebagai berikut:

1)Melaksanakan penyusunan serta pengolahan data dan informasi kegiatan pengembangan pasar kerja.

2)Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan pasar kerja.

12.Kepala Seksi Perluasan Kesempatan Kerja. Kepala Seksi Perluasan Kesempatan Kerja memiliki tugas sebagai berikut:


(33)

1)Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data dan informasi perluasan kesempatan kerja.

2)Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi perluasan kesempatan kerja.

13.Kepala Seksi Penyaluran Tenaga Kerja. Kepala Seksi Penyaluran Tenaga Kerja memiliki tugas sebagai berikut:

1)Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data kegiatan penyaluran tenaga kerja.

2)Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi penyaluran tenaga kerja.

14.Kepala Bidang Perlindungan Ketenagakerjaan. Kepala Bidang Perlindungan Ketenagakerjaan memiliki tugas sebagai berikut:

1)Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi perlindungan ketenagakerjaan.

2)Menyelenggarakan fasilitasi perlindungan ketenagakerjaan.

15.Kepala Seksi Pembinaan Hubungan Industrial. Kepala Seksi Pembinaan Hubungan Industrial memiliki tugas sebagai berikut:

1)Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data kegiatan pembinaan hubungan industrial.

2)Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pembinaan hubungan industrial.

16.Kepala Seksi Pengawas Ketenagakerjaan. Kepala Seksi Pengawas Ketenagakerjaan memiliki tugas sebagai berikut:


(34)

1) Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data kegiatan pengawas ketenagakerjaan.

2) Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengawas ketenagakerjaan.

17.Kepala Seksi Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja. Kepala Seksi Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja memiliki tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data kegiatan Jaminan Sosial kesejahteraan tenaga kerja.

2) Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi Jaminan Sosial kesejahteraan tenaga kerja.

18.Kepala Bidang Transmigrasi. Kepala Bidang Transmigrasi memiliki tugas sebagai beikut:

1) Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis ketransmigrasian. 2) Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi ketransmigrasian.

3) Menyelenggarakan fasilitasi bidang transmigrasi.

19.Kepala Seksi Penyiapan dan Pengerahan. Kepala Seksi Penyiapan dan Pengerahan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data kegiatan penyiapan dan pengerahan transmigran.

2) Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi penyiapan dan pengerahan transmigran.


(35)

20.Kepala Seksi Pemindahan dan Pembinaan. Kepala seksi Pemindahan dan Pembinaan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data kegiatan pemindahan dan pembinaan transmigran.

2) Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pemindahan dan pembinaan transmigran.

21.Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi memiliki tugas sebgai berikut: 1) Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data kegiatan pemberdayaan

masyarakat transmigran.

2) Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat transmigran.

22.Kepala Balai Pelatihan Ketransmigrasian. Kepala Balai Pelatihan Ketransmigrasian memiliki tugas sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan perumumusan program kerja Balai.

2) Menyelenggarakan koordinasi, memimpin, membina dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai.

3) Menyelenggarakan pengkajian dan penetapan petunjuk teknis pelatihan ketransmigrasian.

4) Menyelenggarakan pelatihan ketransmigrasian.

5) Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi yang berkaitan dengan pelatihan ketransmigrasian.


(36)

6) Memberikan saran pertimbangan dan rekomendasi kepada Kepala Dinas mengenai pengembangan pelatihan ketransmigrasian.

7) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan kebijakan.

8) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 9) Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan.

10)Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 23.Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Kepala Sub Bagian Tata Usaha memiliki

tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyusunan program kerja sub Bagian Tata Usaha. 2) Melaksanakan pengolahan data dan informasi.

3) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian. 4) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

5) Melaksanakan pengelolaan Tata Usaha, meliputi naskah dinas dan kearsipan, urusan rumah tangga serta perlengkapan.

6) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

7) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

8) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program kerja Balai Pelatihan Ketransmigrasian dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha.

9) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 24.Kepala Seksi Perencanaan. Kepala Seksi Perencanaan memiliki tugas sebagai


(37)

1) Melaksanakan penyusunan Program Kerja Seksi Perencanaan.

2) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis perencanaan dan evaluasi pelatihan ketransmigrasian.

3) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data peserta pelatihan ketransmigrasian.

4) Melaksanakan pengolahan informasi penyelenggaraan pelatihan ketransmigrasian.

5) Melaksanakan penyusunan bahan monitoring pasca pelatihan ketransmigrasian.

6) Melaksanakan konsultasi, kemitraan dan kerjasama kelembagaan. 7) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan.

8) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 9) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

10)Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 25.Kepala Seksi Penyelenggaraan Pelatihan. Kepala Seksi Penyelenggaraan

Pelatihan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyusunan Program Kerja Seksi Penyelenggaraan. 2) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis pelatihan ketransmigrasian.

3) Melaksanakan rekruitment dan seleksi calon peserta pelatihan ketransmigrasian.


(38)

4) Melaksanakan penyusunan bahan pengembangan kurikulum dan silabi pelatihan ketransmigrasian.

5) Melaksanakan penyusunan bahan pengembangan kualifikasi dan kompetensi instruktur ketransmigrasian.

6) Melaksanakan penilaian peserta pelatihan ketransmigrasian. 7) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan.

8) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 9) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

10)Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

26.Kepala Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri. Kepala Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri memiliki tugas sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan perumusan program kerja Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri.

2) Menyelenggarakan koordinasi pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai.

3) Menyelenggarakan pengkajian dan penetapan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelatihan calon tenaga kerja luar negeri.

4) Menyelenggarakan pelatihan calon tenaga kerja luar negeri.

5) Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi yang berkaitan dengan pelatihan calon tenaga kerja luar negeri.

6) Memberikan saran pertimbangan dan rekomendasi kepada Kepala Dinas mengenai pengembangan pelatihan calon tenaga kerja luar negeri.


(39)

7) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan kebijakan.

8) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 9) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

10)Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 27.Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Kepala Sub Bagian Tata Usaha memiliki

tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyusunan program kerja Balai dan kegiatan Subbagian Tata Usaha.

2) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi. 3) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan. 4) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian.

5) Melaksanakan pengelolaan Tata Usaha, meliputi naskah dinas dan kearsipan, urusan rumah tangga serta perlengkapan.

6) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

7) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 8) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

9) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 28.Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi. Kepala Seksi Perencanaan dan

Evaluasi memiliki tugas sebagai berikut:


(40)

2) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis perencanaan dan evaluasi pelatihan tenaga kerja luar negeri. 3) Melaksanakan analisa kebutuhan pelatihan calon tenaga kerja luar negeri. 4) Melaksanakan evaluasi penyelenggaraan pelatihan.

5) Melaksanakan pemasaran, pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja luar negeri.

6) Melaksanakan penyusunan bahan kemitraan dan kerjasama dengan perusahaan serta institusi lainnya, antara lain BNP2TKI, BP3TKI, PPTKIS, APJATI, PJTKI dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

7) Melaksanakan penyusunan bahan monitoring pasca pelatihan tenaga kerja luar negeri.

8) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

9) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 10)Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

11)Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

29.Kepala Seksi Penyelenggaraan. Kepala Seksi Penyelenggaraan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyusunan program kerja seksi.

2) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis operasional pelatihan calon tenaga kerja luar negeri.

3) Melaksanakan rekruitment dan seleksi calon peserta pelatihan tenaga kerja luar negeri.


(41)

4) Melaksanakan penyusunan bahan pengembangan kurikulum dan silabi pelatihan tenaga kerja luar negeri.

5) Melaksanakan penyusunan bahan pengembangan kualifikasi dan kompetensi instruktur tenaga kerja luar negeri.

6) Melaksanakan penilaian peserta pelatihan tenaga kerja luar negeri.

7) Melaksanakan uji kompetensi bagi peserta yang telah dilatih, bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

8) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

9) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 10)Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

11)Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 30.Kepala Balai Pelatihan Ketenagakerjaan. Kepala Balai Pelatihan

Ketenagakerjaan memiliki tugas sebagai berikut: 1) Menyelenggarakan perumusan program kerja Balai.

2) Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Pelatihan Ketenagakerjaan Bekasi.

3) Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis operasional pelatihan ketenagakerjaan.

4) Menyelenggarakan pelatihan ketenagakerjaan.

5) Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi yang berkaitan dengan pelatihan ketenagakerjaan.


(42)

6) Memberikan saran pertimbangan dan rekomendasi kepada Kepala Dinas mengenai pengembangan pelatihan ketenagakerjaan.

7) Menyelenggaraka telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

8) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 9) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

10)Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 31.Kepala Subag Tata Usaha. Kepala Subag Tata Usaha memiliki tugas sebgai

berikut:

1) Melaksanakan penyusunan program kerja Balai. 2) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi.

3) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian. 4) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

5) Melaksanakan pengelolaan Tata Usaha, meliputi naskah dinas dan kearsipan, urusan rumah tangga serta perlengkapan.

6) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

7) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

8) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program kerja Balai Pelatihan Ketransmigrasian dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha.

9) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 32.Kepala Seksi Perencanaan. Kepala Seksi Perencanaan memiliki tugas sebagai


(43)

1) Melaksanakan penyusunan program kerja seksi Perencanaan dan Evaluasi. 2) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis perencanaan dan evaluasi pelatihanketenagakerjaan.

3) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data peserta pelatihan ketenagakerjaan.

4) Melaksanakan pemasaran dan pengelolaan informasi penyelenggaran pelatihan dan pemagangan.

5) Melaksanakan penyusunan bahan kemitraan dan kerjasama kelembagaan. 6) Melaksanakan monitoring pasca pelatihan ketenagakerjaan.

7) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

8) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 9) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

10)Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 33.Kepala Seksi Penyelenggaraan Pelatihan. Kepala Seksi Penyelenggaraan

Pelatihan memiliki tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyusunan program kerja seksi Penyelenggaraan. 2) Melaksanakan penyusunan bahan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis penyelenggaraan pelatihan ketenagakerjaan.

3) Melaksanakan rekruitment dan seleksi calon peserta pelatihan ketenagakerjaan.

4) Melaksanakan penyusunan bahan pengembangan kurikulum dan silabi pelatihan ketenagakerjaan.


(44)

5) Melaksanakan penyusunan bahan pengembangan kualifikasi dan kompetensi instruktur.

6) Melaksanakan penilaian peserta pelatihan ketrenagakerjaan. 7) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan.

8) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 9) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

10)Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 34.Kepala Balai Layanan TKI Terpadu. Kepala Balai Layanan TKI Terpadu

memiliki tugas sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan perumusan progran kerja Balai.

2) Menyelenggakan koordinasi pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai.

3) Menyelenggarakan pengkajian dan penetapan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelatihan calon tenaga kerja Indonesia.

4) Menyelenggarakan pelatihan calon tenaga kerja Indonesia.

5) Menyelenggarakan fasilitasi dan koordinasi yang berkaitan dengan pelatihan calon tenaga kerja Indonesia.

6) Memberikan saran pertimbangan dan rekomendasi kepada Kepala Dinas mengenai pengembangan pelatihan calon tenaga kerja Indonesia.

7) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan kebijakan.


(45)

9) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.

10)Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

35.Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Kepala Sub Bagian Tata Usaha memilki tugas sebagai berikut:

1) Melaksanakan penyusunan program kerja Balai dan kegiatan Subbagian Tata Usaha.

2) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi.

3) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian. 4) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

5) Melaksanakan pengelolaan Tata Usaha, meliputi naskah dinas dan kearsipan, urusan rumah tangga serta perlengkapan.

6) Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

7) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. 8) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan.


(46)

BAB IV

ANALISA KERJA PRAKTEK LAPANGAN

4.1 Analisis Sistem yang Berjalan

Sistem pemanatauan jumlah tenaga kerja yang saat ini digunakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat masih menggunakan sistem manual yaitu dengan cara setiap daerah harus mengirimkan jumlah tenaga kerja pada setiap daerah tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja Daerah dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat yang berupa dokumen-dokumen dengan menggunakan jasa pelayanan pengiriman barang. Pegawai pengurus data tenaga kerja melakukan proses pengumpalan data dari setiap daerah sehingga terkumpul, setelah data terkumpul semua maka pegawai pengurus data tenaga keja melakukan penginputan data sesuai dengan yang dikirimkan oleh setiap daerah.

Data yang harus di input oleh pegawai Dinas Tenaga Kerja Daerah dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat yaitu data kota, data penduduk angkatan kerja, data penduduk bukan angkatan kerja, data jumlah jam kerja tenaga kerja. Proses pemantauan jumlah tenaga kerja dilakukan setiap bulan. Pada akhir tahun maka dilakukan rekap data dari setiap bulannya dan dilakukan penghitungan jumlah tenaga kerja yang dilakukan setiap tahun. Kemudian setiap tahunnya petugas melakukan rekapitulasi/pengumpulan dan pemindahan data jumlah tenaga kerja tersebut kedalam database manual (hardcopy) yang akan dipergunakan sebagai arsip data jumlah tenaga kerja. Berdasarkan hasil penganamatan dan interview


(47)

dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Daerah dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat ini adalah sebagai berikut :

1. Petugas daerah mengirimkan dokumen data tenaga kerja daerah.

2. Dokumen diserahkan kepada petugas pengurus ketenaga kerjaan untuk dilakukan pemeriksaan

3. Petugas merekap dan mendata semua dokumen data tenaga kerja daerah yang dikirim oleh setiap daerah.

4. Petugas melakukan penginputan secara manual dengan menggunakan MS. Excel data-data yang telah dikirimkan oleh masing-masing daerah. Setelah melakukan penginputan maka petugas pun melakukan perhitungan jumlah tenaga kerja setiap tahunnya.

5. Petugas menyerahkan laporan data jumlah tenaga kerja kepada kepala dinas untuk dilakukan validasi dan disimpan sebagai arsip.

4.1.1 Analisa Dokumen

Dokumen yang bersangkutan dengan Pemantauan Jumlah Tenaga Kerja adalah sebagai berikut :

1. Nama Dokumen : Data Tenaga Kerja Daerah

Deskripsi : Merupakan data dari Petugas daerah yang berisikan data-data tenaga kerja pada daerah tersebut.

Sumber : Daerah-daerah di Jawa Barat Rangkap : 5


(48)

Bentuk : file

Elemen : No File, Tanggal File, Nama Daerah, Nama Dokumen, Jumlah Tenaga kerja Perempuan, Jumlah tenaga kerja laki-laki, Jumlah Keseluruhan Tenaga Kerja, Deskripsi.

4.1.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan

Prosedur Sistem Informasi Pemantauan Tenaga Kerja yang sedang berjalan di Dinas Tenaga Keja Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

1) Dinas Tenaga Kerja Kabupaten atau Kota memberikan data-data penduduk tenaga kerja kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.

2) Kemudian, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat memmberikan data penduduk tenaga kerja ke bagian perencanaan dan program.

3) Di bagian perencanaan dan program data-data tersebut diproses dan di inputkan ke dalam MS. Excel.

4) Setelah data di masukkan ke dalam MS.Excel petugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat melakukan perhitungan jumlah penduduk tenaga kerja berdasarkan penduduk usia kerja.

5) Setelah dilakukan penginputan dan perhitungan maka di buat laporan jumlah tenaga kerja di Jawa Barat.


(49)

4.1.2.1 FlowMap

FlowMap adalah hubungan antara bagian (Pelaku Proses), proses (manual atau berbasis komputer) dan aliran data dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan. Bagan ini menjelaskan urutan proses penanganan data-data tenaga kerja yang di terapkan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. Berikut ini adalah Flow Map yang sedang berjalan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat:


(50)

PETUGAS KAB/KOTA PETUGAS PROVINSI KEPALA DINAS

Data tenaga kerja daerah

Laporan jumlah tenaga kerja Data tenaga kerja

daerah

Input data tenaga kerja

daerah

Perhitungan jumlah tenaga kerja

Input hasil perhitungan jumlah tenaga

kerja

Cetak laporan jumlah tenaga kerja

Report jumlah tenaga kerja Laporan jumlah tenaga

kerja

Gambar 4.1

Flowmap yang sedang berjalan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.

4.1.2.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem.


(51)

Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat. Untuk mengetahui diagram konteks yang sedang berjalan, maka gambarnya sebagai berikut :

Petugas Kab/Kota

Sistem Informasi Pemantauan Jumlah Tenaga

kerja

Petugas DISNAKERTRANS

Prov Jabar

Kadis DISNAKERTRANS

Prov Jabar

Data tenaga kerja daerah

Data laporan jumlah tenaga kerja daerah

Data tenaga kerja daerah

Data laporan jumlah tenaga kerja daerah

Gambar 4.2

Diagram Konteks yang sedang berjalan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.

4.1.2.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram berjalan berfungsi memecahkan kejadian nyata (Realworld) pada saat itu digunakan. Sistem tersebut berupa sistem manual ataupun sistem komputerisasi atau gabungan keduannya. DFD yang sedang berjalan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :


(52)

Petugas Kab/Kota

1. Input data tenaga kerja

daerah

2. Input jumlah

tenaga kerja daerah

3. Cetak laporan jumlah tenaga kerja daerah

Petugas DISNAKERTRANS Prov Jabar

File jumlah tenaga kerja

Kadis DISNAKERTRANS Prov Jabar

File laporan

Gambar 4.3

Data Flow Diagram yang sedang berjalan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.

4.1.3 Evaluasi Sistem Berjalan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang digunakan sudah terkomputerisasi namun penggunaannya tidak efisien dan membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan data tenaga kerja dari setiap daerah. Alat bantu yang digunakan untuk mengolah data tenaga kerja pun masih belum efektif karena masih manggunakan Ms.Excel untuk melakukan pengolahan data tenaga kerja. Dari hasil penelitian tersebut maka penulis bermaksud untuk membuat sistem yang dapat membantu mempermudah pekerjaan aparatur di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.


(53)

4.2 Usulan Perancangan Sistem

Setelah mengetahui sistem informasi pemantauan jumlah tenaga kerja daerah yang sedang berjalan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. Penulis ingin membangun suatu usulan sistem yang dapat mempermudah pekerjaan para aparatur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. Disini penulis mengusulkan suatu rancangan sistem informasi pemantauan jumlah tenaga kerja daerah. Sisem ini dapat melakukan penginputan data yang dilakukan oleh para petugas daerah dan melakukan penghitungan jumlah tenaga kerja daerah. Didalam sistem ini terdapat data-data yang telah terangkum menjadi program aplikasi yang disesuaikan dengan kemampuan para pengguananya. Penulis berharap sistem ini dapat bermanfaat bagi pengguna dan instansi pemerintahan. Sistem Informasi pemantauan jumlah tenaga kerja ini masih bersifat sederhana, akan tetapi penulis semaksimal mungkin untuk memperkecil tingkat kesalahan dalam perhitungan jumlah tenaga kerja daerah. Penulis juga membuat sistem keamanan pada sistem ini yaitu dengan menggunakan kata sandi untuk memakai sistem sehingga tidak sembarang orang yang dapat menggunakan sistem ini agar keamanan data dapat terjaga dengan baik.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Adapun tujuan dari Perancangan Sistem Informasi Pemantauan jumlah tenaga kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat adalah :


(54)

1. Membuat sistem informasi pemantauan jumlah tenaga kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.

2. Memudahkan dalam pengiriman data tenaga kerja daerah dari setiap daerah.

3. Memudahkan dalam pengolahan data tenaga kerja.

4. Memudahkan dalam proses penghitungan jumlah tenaga kerja. 5. Memudahkan dalam pembuatan laporan jumlah tenaga kerja daerah.

4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Dalam perancangan ini kami merancang sebuah Program yang lebih mudah untuk digunakan dalam menghitung jumlah tenaga kerja yang berada di daerah. Kami menggunakan PHP untuk membangun Sistem Informasi Pemantauan Tenaga Kerja dan database nya kami menggunakan PHP My SQL. Kami membangun Program ini dengan beberapa From, diantaranya:

1) Form Utama merupakan tampilan utama yang terdapat pada sistem ini yang berisi konten-konten yang dapat digunakan oleh pengguna.

2) Form Login digunakan untuk mendaftar pengguna sistem ini.

3) Form Data Kota merupakan form untuk menyimpan daftar-daftar kota yang berada di Jawa Barat.

4) Form Data Penduduk Angkatan Kerja merupakan form untuk menyimpan data-data penduduk yang telah bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan.


(55)

5) Form Data Penduduk Bukan Angkatan Kerja merupakan form untuk menyimpan data-data penduduk yang bukan pencari kerja.

6) Form Data Jam Kerja Penduduk merupakan form untuk menyimpan data-data jumlah jam kerja penduduk.

4.2.2.1 Flow Map

Perancangan Flow Map ini memiliki tujuan agar proses-proses penggunaan sistem dapat terlihat dengan jelas. Perancangan flow map dari Sistem Informasi Pemantauan Jumlah Tenaga Kerja ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


(56)

PETUGAS KAB/KOTA PETUGAS PROVINSI KEPALA DINAS

Lap. Akhir jumlah tenaga kerja daerah Lap. Jumlah tenaga

kerja tiap daerah

Input data perhitunmgan tenaga kerja

Login

Melakukan perhitungan jumlah tenaga kerja

Pasword Cocok

Menu Utama

Data jumlah tenaga kerja daerah

Input data jumlah tenaga kerja daerah

Data Base

Output data jumlah tenaga kerja daerah

Tidak

Gambar 4.4

Flow Map yang diusulkan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.


(57)

4.2.2.2 Diagram Konteks

Diagram Konteks untuk sistem yang di usulkan dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.

Petugas Dinas Kab/Kota

Sistem Informasi Pemantauan Jumlah Tenaga

kerja

Petugas DISNAKERTRANS

Prov Jabar

Kadis DISNAKERTRANS

Prov Jabar

Melakukan perhitungan jumlah tenaga kerja

Lap. Akhir jumlah tenaga kerja daerah Input data jumlah tenaga

kerja daerah

Input Data Perhitungan Tenaga Kerja

Gambar 4.5

Diagram Konteks yang diusulkan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.


(58)

4.2.2.3 DFD Level 0

Data Flow Diagram (DFD) memungkinkan pengembangan untuk mengembangkan model daerah informasi dan fungsi tersebut pada saat yang bersamaan. DFD juga menunjukan aliran suatu data diubah bentuk seakan-akan data tersebut bergerak melalui sistem

Petugas Dinas Kab/ Kota

1 Input data Jumlah

tenaga kerja daerah

Petugas DISNAKERTRANS

Prov Jabar Kadis

DISNAKERTRANS Prov Jabar

Data tenaga kerja Data jumlah tenaga kerja

daerah

Data laporan Akhir tenaga Kerja

2 Output data jumlah tenaga kerja daearh

Gambar 4.6

DFD Level 0 yang diusulkan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.


(59)

4.2.2.4 DFD Level 1

Data Tenaga Kerja Daerah 1

Input Data Tenaga Kerja

Data Tenaga Kerja Daerah

2 Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Prov.

Jabar

F. Jumlah Tenaga Kerja Prov. Jabar

3 Cetak Laporan Jumlah Tenaga Kerja Prov Jabar

Laporan Jumlah Tenaga Kerja Prov. Jabar

Data Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja Prov. Jabar

Gambar 4.7

DFD Level 1 yang diusulkan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.

4.2.2.5 Kamus Data

1. Nama Arus Data : Data Jumlah Tenaga Kerja Daerah Alias :

Aliran data : Petugas Kab/Kota-Proses 1, Proses 1- F. Data Tenaga Kerja Daerah

Struktur Data : Kode_kota, Nama_kota, Jumlah_penduduk, Username, Password, Tahun.

2. Nama Arus Data : Perhitung Jumlah Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat Alias :

Aliran Data : F. Data Tenaga Kerja Daerah-Proses 2, Proses 2-F. Jumlah Tenaga Kerja Prov. JaBar


(60)

Struktur Data : Jumlah_penduduk, Username, Password, Tahun, Total_penduduk.

3. Nama Arus Data : Cetak Laporan Jumlah Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat

Alias :

Aliran Data : F. Jumlah Tenaga Kerja Prov. Jabar-Proses 3, Proses 3- Kepala Dinas

Struktur Data : Kode_kota, Nama_kota, Jumlah_penduduk, Username, Password, Tahun, Total_penduduk.

4.2.2.6 Normalisasi Bentuk Unnormal

{ Kode_kota, Nama_kota, Jumlah_penduduk, Username, Password, Tahun, Jumlah_penduduk, Username, Password, Tahun, Total_penduduk, Kode_kota, Nama_kota, jumlah_penduduk, Username, Password, Tahun, Total_penduduk } Bentuk Normal I

{ Kode_kota, Nama_kota, Jumlah_penduduk, Username, Password, Tahun, Total_penduduk }

Bentuk Normal II

F. Input Data Kota : { Kode_kota*, Nama_kota, Tahun, Jumlah_penduduk, Total_penduduk, Username** }


(61)

Bentuk Normal III

F. Input Data Kota : { Kode_kota*, Nama_kota, Username** } F. Input Data Login : { Username*, Password }

F. Input Data Penduduk Provinsi : { Tahun*, Total_penduduk, }

F. Input Data Penduduk Kota : { Kode_kota**,Jumlah_penduduk, Tahun** }

4.2.2.7 Entity Relationship Diagram (ERD)

Kota melakukan Login

Menemukan

Penduduk provinsii

Kode_kota Nama_Kota

Kode_kota

Tahun

password User name

Tahun

n n

n

n

Gambar 4.8

ERD yang diusulkan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.


(62)

4.2.2.8 Tabel Relasi

Relasi tabel merupakan suatu proses mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang. Proses relasi antar tabel adalah mengelompokan data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entiti dan relasinya yang berfungsi untuk mengakses data item sedemikian rupa sehingga database

tersebut mudah dimodifikasi. Berikut ini adalah tabel relasi dari perancangan sistem informasi pamantauan jumlah tenaga kerja daerah:

F.Input Data Kota

Kode_kota*

Nama_kota Username**

F.Input Data Login

Username* Password

F.Input Data Penduduk Provinsi Tahun* Total Penduduk

F.Input Data Penduduk Kota Kode_kota** Jumlah_penduduk

Tahun**

Gambar 4.9

Tabel Relasi yang diusulkan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat.

4.2.3 Evaluasi Sistem Yang Diusulkan

1. Dalam proses pengiriman data tenaga kerja dari tiap daerah sudah tidak lagi dilakukan dengan cara manual namun sudah dengan menggunakan fasilitas client-server atau secara jaringan sehingga data dapat diterima oleh Dinas Provinsi Jawa Barat lebih cepat dan.


(63)

2. Pengolahan data tenaga kerja dilakukan dengan cara yang cepat, efektif, dan efisien, dengan adanya perubahan proses pengolahan data tenaga kerja di dalam sistem yang lama, dengan menggunakan suatu database supaya memudahkan proses pencarian data yang diperlukan.

3. Pada proses perhitungan jumlah tenaga kerja telah menggunakan aplikasi sehingga mengurangi angka kesalahan pada saat perhitungan.


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai sistem informasi pemantauan jumlah tenaga kerja daerahdi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:

1. Sistem pemantauan jumlah tenaga kerja yang telah ada di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat masih mengunakan sistem yang manual sehingga pada saat pengolah data jumlah tenaga kerja membutuhkan waktu yang lama dan tidak efisien.

2. Dengan di bangunnya sebuah sistem untuk mengetahui jumlah tenaga kerja daerah ini maka dapat membantu tugas para aparatur yang terdapat di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat semakin lebih mudah dan jumlah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat dapat terpantau dengan baik.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran untuk lebih meningkatkan penggunaan sistem informasi pemantauan jumlah tenaga kerja daerahdi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:


(65)

1. Sumber daya manusia ditingkatkan lagi agar dapat menggunakan sistem ini secara optimal.

2. Perbaikan sistem harus dilakukan secara berkesinambungan agar dapat mempermudah kinerja aparatur.


(66)

PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Kerja Lapangan Program Studi Sistem Informasi

Oleh :

Indri Intan Andriani

NIM. 10508144

Yanuar Puji Rahmawati

NIM. 10508149

Amilia Nurrochanningsih

NIM. 10508157

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(67)

v

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 3

1.2.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ... 4

1.3.1. Maksud Praktek Kerja Lapangan ... 4

1.3.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ... 4

1.4. Metode Pengembangan Sistem ... 5

1.5. Batasan masalah ... 6

1.6. Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Sistem ... 8

2.1.1.Elemen Sistem ... 8

2.1.2.Karakterisitik Sistem ... 10

2.1.3.Klasifikasi Sistem ... 11

2.2.Pengertian Informasi ... 12

2.3.Pengertian Sistem Informasi ... 14

2.4.Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 16


(68)

vi

2.4.3.2.Diagram Kontek ... 19

2.4.3.3.Data Flow Diagram ... 20

2.4.3.4.Kamus Data ... 21

2.4.3.5.Perancangan Basis Data ... 22

a.Normalisasi ... 22

b.Entity Relationship Diagram (ERD) ... 23

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Tempat dan Kedudukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat ... 26

3.1.1. Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat . ... 27

3.2. Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat ... 28

3.3. Deskripsi Kerja ... 29

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1.Analisis Sistem Yang Berjalan ... 46

4.1.1. Analisis Dokumen ... 47

4.1.2. Analisis Prosedur yang sedang Berjalan ... 48

4.1.2.1. Flow Map ... 49

4.1.2.2. Diagram Kontek ... 50

4.1.2.3. Data Flow Diagram ... 51

4.1.3.Evaluasi Sistem yang berjalan ... 52

4.2.Usulan Perancangan Sistem ... 53

4.2.1.Tujuan Perancangan Sistem ... 53

4.2.2.Perancangan Prosedur yang Diusulkan... 54


(69)

vii

4.2.2.5. Kamus Data ... 59

4.2.2.6. Normalisasi ... 60

4.2.2.7. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 61

4.2.2.8. Tabel Relasi ... 62

4.2.3.Evaluasi terhadap sistem yang di Usulkan/dirancang ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Saran ... 64


(70)

viii


(1)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini, tak luput dari ingatan semoga sholawat dan salam senantiasa terlimpah pada junjungan kita Nabi Besar Muhamad SAW. Laporan kerja praktek ini dengan judul: “Perancangan Sistem Informasi Pemantauan Jumlah Tenaga Kerja Daerah Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DISNAKERTRANS) Provinsi Jawa Barat”. Maksud dari penyusunan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas pada Program Studi Ilmu Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia. Laporan ini membahas tentang perhitungan jumlah tenaga kerja daerah di Jawa Baran di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa barat. Sistem ini akan berhasil jika adanya sumber daya manusia yang mampu mengoperasionalkan sistem ini dengan baik sehingga jumlah tenaga kerja di Jawa Barat dapat terpantau dengan baik.

Penulis menyadari akan segala kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, baik dari segi isi, cara penyajian maupun penulisan, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulisi miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang terkait agar dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi penulis.

Penyusunan laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, bantuan, dorongan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu tidaklah berlebihan bila dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:


(2)

iv Universitas Komputer Indonesia.

2. Wahyuni, S.Si, MT, selaku dosen wali MI-04 angkatan 2008 di Program Studi Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia.

3. Ayah, ibu, dan keluarga yang telah mendukung serta membantu bagi penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek.

4. Rekan-rekan mahasiswa Manajemen Informatika angkatan 2008 Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan dukungan, dorongan dan bantuan bagi penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, dorongan dan bantuan bagi penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

Penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi peneliti dan bagi instansi/lembaga terkait serta pembaca pada umumnya.

Bandung, Oktober 2011


(3)

(4)

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

a. Nama Penulis : Yanuar Puji Rahmawati

b. Tempat dan Tanggal Lahir : Cirebon, 04 Januari 1991

c. Status Perkawinan : Belum Nikah

d. Alamat Lengkap : Jl. Tubagus Ismail Dalam Gang Kubang

Sari I No. 33 Rt. 06/06 Sekeloa Bandung

e. No. Telp/HP : 081911433635

f. E-mail : nue_bubly@yahoo.co.id

g. Nama Ayah : H. Suryadi Mu’in

h. Pekerjaan Ayah : Pensiunan PNS

i. Nama Ibu : Aminah Hartianah

j. Pekerjaan Ibu : Pensiunan PNS

k. Alamat Lengkap Orang Tua : BTN. Cempaka Arum Jl. Mawar II No.

B86 Sumber Kab. Cirebon 45171

PENDIDIKAN FORMAL

a. TK Al Wasiyah Kabupaten Cirebon (1993-1996).

b. SD Kartika Chandra 356 Kota Cirebon (1996-2002).

c. SMPN 5 Kota Cirebon (2002-2005).

d. SMAN 7 Kota Cirebon (2005-2008).

e. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNIKOM Bandung (2008-Sekarang).

Bandung, Oktober 2011

Yanuar Puji Rahmawati NIM. 10508149


(5)

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

a. Nama Penulis : Indri Intan Andriani

b. Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 28 Oktober 1990

c. Status Perkawinan : Belum Nikah

d. Alamat Lengkap : Jl. Mendut Raya P.45 . Rt 04 Rw 18

Pharmindo-Cimahi Selatan

e. No. Telp/HP : 085624170370

f. E-mail : tand_qyute@yahoo.co.id

g. Nama Ayah : Saepudin, S. SoS

h. Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

i. Nama Ibu : R. Eti Supriati

j. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

k. Alamat Lengkap Orang Tua : Jl. Mendut Raya P.45 . Rt 04 Rw 18

Pharmindo-Cimahi Selatan

PENDIDIKAN FORMAL a. TK Insani (1993-1996).

b. SD Negeri Melong 2 Cimahi (1996-2002).

c. SMP Negeri 6 Bandung (2002-2005).

d. SMA Negeri 6 Cimahi (2005-2008).

e. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNIKOM Bandung (2008-Sekarang).

Bandung, Oktober 2011

Indri Intan Andriani NIM. 10508144


(6)

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

a. Nama Penulis : Amilia Nurrochanningsih

b. Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 25 Maret 1990

c. Status Perkawinan : Belum Nikah

d. Alamat Lengkap : Komplek Bukit Indah Cikahuripan Blok D

14 RT 04/ RW 16 Kelurahan Ciheulang Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

e. No. Telp/HP : 085793356290

f. E-mail : Amilia.amie@yahoo.co.id

g. Nama Ayah : Suwito

h. Pekerjaan Ayah : Pegawai Swasta

i. Nama Ibu : Ningsih

j. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

k. Alamat Lengkap Orang Tua : Komplek Bukit Indah Cikahuripan Blok D

14 RT 04/ RW 16 Kelurahan Ciheulang Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

PENDIDIKAN FORMAL

a. SD Muhammadiyah 2 (1996-2002).

b. SMPN 37 Bandung (2002-2005).

c. SMK Pekerjaan Umum (PU) provinsi Jawa Barat (2005-2008).

d. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNIKOM Bandung (2008-Sekarang).

Bandung, Oktober 2011

Amilia Nurrochanningsih NIM. 10508157