h. 1 pita ukur 30 m atau tali sepanjang 25 m;
i. 2 pita ukur diameter
phi-band; j.
1 alat pengukur pohon contoh tinggi, volume dan berat, seperti hagameter; k.
2 buah tali untuk pembentukan sub-plot tiang 10 m; l.
1 buah tali untuk pembentukan sub-plot lingkaran 2,82 m; m.
Label untuk penandaan pohon dan patok; n.
Perlengkapan personal botol air, tas, parang, P3K, dan sebagainya.
3.2. Stratifikasi Tutupan Hutan
1. Pembentukan kelas tutupan hutan dimaksudkan untuk meningkatkan ketelitian
hasil pendugaan hasil inventarisasi dan keterwakilan. 2.
Pelaksanaan pembentukan kelas tutupan hutan dilakukan melalui kaidah sebagai berikut:
a. Membagi habis seluruh tutupan vegetasi yang ada
exhaustive; b.
Mengorganisir menggabung kelas-kelas tutupan hutan mutually exclusive;
c. Mempunyai ukuran yang jelas untuk setiap kelas tutupan hutan yang dibuat:
1 Kelas tutupan hutan primer
Virgin Forest adalah hutan alam produksi yang belum pernah dieksploitasi secara terencana.
2 Kelas tutupan hutan bekas tebangan
Logged Over Area adalah hutan yang pernah dan atau sedang dieksploitasi secara terencana.
d. Hirarkis, dimana kelas-kelas yang dibuat mempunyai hirarki tingkatan dan
mengikuti kaidah diagram pohon dendrogram.
3. Hasil stratifikasi tutupan hutan sementara akan divalidasi dengan mendasarkan
pada hasil I HMB. 4. Sebagai acuan, dalam pembuatan kelas-kelas tutupan hutan dapat dilihat pada
Gambar 1
. Pembuatan kelas-kelas hutan stratifikasi menurut kerapatan tegakannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1 Hutan lahan kering primer – kerapatan vegetasi jarang HKp1
2 Hutan lahan kering primer – kerapatan vegetasi sedang HKp2
3 Hutan lahan kering primer – kerapatan vegetasi rapat HKp3
4 Hutan lahan kering sekunder – kerapatan vegetasi jarang HKs1
5 Hutan lahan kering sekunder – kerapatan vegetasi sedang HKs2
6 Hutan lahan kering sekunder – kerapatan vegetasi rapat HKs3
7 Hutan lahan rawa primer – kerapatan vegetasi jarang HRp1
8 Hutan lahan rawa primer – kerapatan vegetasi sedang HRp2
9 Hutan lahan rawa primer – kerapatan vegetasi rapat HRp3
10 Hutan lahan rawa sekunder – kerapatan vegetasi jarang HRs1
11 Hutan lahan rawa sekunder – kerapatan vegetasi sedang HRs2
12 Hutan lahan rawa sekunder – kerapatan vegetasi rapat HRs3
13 Hutan lahan mangrove primer – kerapatan vegetasi jarang HMp1
14 Hutan lahan mangrove primer – kerapatan vegetasi sedang HMp2
15 Hutan lahan mangrove primer – kerapatan vegetasi rapat HMp3
16 Hutan lahan mangrove sekunder – kerapatan vegetasi jarang HMs1
17 Hutan lahan mangrove sekunder – kerapatan vegetasi sedang HMs2
18 Hutan lahan mangrove sekunder – kerapatan vegetasi rapat HMs3
7
Tutupan Lahan Bukan vegetasi
Vegetasi Hutan
Bukan Hutan: Alang-alang
SemakBelukar Badan-badan air
Lahan kosong Hutan Tanaman
Hutan Alam dst
Hutan Mangrove KU I
KU II
Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Sekunder
Hutan Rawa
Hutan Lahan Kering Hutan Rawa Primer
Hutan Rawa Sekunder
Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Sekunder
Tahun Lepas Tebang
Tahun Lepas Tebang Tahun Lepas Tebang
Gambar 1.
Skema Kelas-kelas Tutupan Hutan
8
3.3. Plot Contoh