Rumusan Masalah Batasan Masalah Tinjauan Pustaka

2 Bahaya yang disebabkan oleh gangguan tersebut dapat merusak laminasi- laminasi inti motor dan gangguan yang dari luar external seperti pertambahan beban secara tiba- tiba yang melebihi kapasitas yang dibolehkan overload dibiarkan akan menimbulkan kerusakan pada motor induksi, sehingga motor induksi dalam operasinya juga memerlukan alat proteksi pada motor induksi tersebut. Karena itu penulis tertarik untuk mempelajari dan membahas mengenai sistem proteksi pada motor induksi dengan judul “ SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI TIGA PHASA “

I.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya akhir adalah : Merupakan kewajiban penulis sebagai mahasiswa menyusun karya akhir guna menyelesaikan studinya dan meraih gelar Sarjana Sains Terapan pada Fakultas Teknik Program Diploma IV UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Dan juga memperdalam wawasan penulis dalam beberapa hal tentang Motor Induksi Tiga Phasa.

I.3. Rumusan Masalah

Proteksi Motor Induksi Tiga Phasa dilakukan untuk melindungi motor dari gangguan – gangguan yang terjadi dari motor induksi itu sendiri. Maka yang menjadi rumusan masalah adalah: Universitas Sumatera Utara 3 1.Bagaimana keadaan terpasang sistem proteksi pada motor induksi tiga phasa dan mekanisme cara kerjanya. 2.Bagaimana penyebab terjadinya gangguan sistem proteksi pada motor indiksi tiga phasa.

I.4. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan pembahasan tentang proteksi pada motor induksi tiga phasa, maka penulis membatasi bahasan Karya Akhir ini mengenai pemasangan sistem proteksi bertujuan agar motor induksi dapat beroperasi dalam batas ukuran kerja yang telah ditetapkan dan mengamankannya apabila melebihi batas.

I.5. Tinjauan Pustaka

Pada motor induksi tiga phasa terdapat belitankumparan stator, jika pada kumparan tersebut diberi tegangan bolak-balik tiga phasa maka arus akan mengalir pada kumparan tersebut, sehingga menimbulkan medan putar garis- garis gaya fluksi yang berputar dengan kecepatan sinkron dan akan mengikuti persamaan : p f N s . 120  ………..……………………………………………………………..1 Dimana : f = Frekuensi N s = kecepatan putar dari medan putar stator dalam rpm P = jumlah kutub Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong penghaantar-penghantar rotor sehingga pada penghantar-penghantar tersebut Universitas Sumatera Utara 4 timbul gaya gerak listrik atau tegangan induksi.arus yang mengalir pada penghantar rotormyang berada dalam medan magnit berputar dari stator,maka pada penghantar rotor tersebut timbul gaya-gaya yang berpasangan dan berlawanan arah,gaya tersebut menimbulkan torsi yang cendrung memutar rotornya, rotor akan berputar dengan kecepatan putar n r mengikuti putaran medan putar stator n s Seperti telah dijelaskan diatas, tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor rotor oleh medan putar stator, artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya tegangan relative antara kecepatan medan putar stator n s dengan kecepatan putar rotor n s , perbedaan antara kecepatan n r dan n s disebut slip S yang besarnya : S = 100 x Ns Nr Ns  ……………………………………………………… 4 Bila n r = n s maka tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor , dengan demikian tidak dihasilkan kopel . Jadi kopel motor timbul bila N r lebih kecil dari dari N s , dimana Slip = 1

I.6. Metode Penulisan