IMPLEMENTASI UU RI NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAANN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS BADAN LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH KOTA MEDAN.

(1)

1

IMPLEMENTASI UU RI NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

HIDUP DALAM PENYELESAIAN SENGKETA

LINGKUNGAN HIDUP

(STUDI KASUS BADAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KOTA MEDAN)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Melianti Lumbantobing NIM.3113111041

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

i

ABSTRAK

Melianti Lumbantobing. NIM. 3113111041. “Implementasi UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaann Lingkungan Hidup dalam Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (Studi Kasus Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaann Lingkungan Hidup dalam Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara atau metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian melalui ucapan, tulisan dan perilaku individu, masyarakat atau organisasi tertentu di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi, angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik sederhana (persentasi). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Kantor Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan yang berjumlah 30 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pengambilan seluruh jumlah populasi yaitu 30 orang disebut juga dengan total sampling. Berdasarkan analisis hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan berperan dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup. Sebagai instansi yang bergerak dan bertanggung jawab dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam, Badan Lingkungan Hidup Kota Medan tentu memiliki usaha-usaha untuk menciptakan lingkungan Kota Medan yang bersih, indah, nyaman dan berkualitas serta berupaya dalam peningkatan penegakan hukum terhadap penyelesaian sengketa lingkungan hidup. Dalam hal ini, Badan Lingkungan Hidup Kota Medan menyediakan Pos Pengaduan dan Pelayanan Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) namun dalam prosesnya sengketa lingkungan hidup belum terselesaikan dengan maksimal karena belum adanya tersedia secara khusus Pegawai Penyidik Negeri Sipil (PPNS) di Kantor Badan Lingkungan Hidup Kota Medan.


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas kasih dan Penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dengan judul “Implementasi UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (Studi Kasus Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan)”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis dengan rendah hati mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Atas masukan yang diberikan penulis mengucapkan terima kasih.

Dalam penulisan skripsi ini, mulai dari awal hingga akhir penulis banyak menemukan tantangan, hambatan serta rasa jenuh. Namun karena dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Dengan penuh ikhlas dan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Sugiharto, M. Si selaku wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.


(6)

iii

5. Bapak Drs. Liber Siagian, M. Si selaku wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

6. Ibu Dr. Reh Bunga Beru PA, SH, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.

7. Bapak Arif Wahyudi, SH, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.

8. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH sebagai dosen pembimbing skripsi penulis. Terimakasih kepada beliau karena telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

9. Bapak Parlaungan G Siahaan, SH, M. Hum sebagai dosen pembimbing akademik penulis. Terimakasih buat beliau yang senantiasa mengarahkan serta memberikan wejangan kepada penulis selama masa studi.

10. Terimakasih kepada Bapak Majda El Muhtaj, M. Hum sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

11. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M. Hum sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

12. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Unimed, khususnya di jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

13. Bapak Joni selaku bagian Tata Usaha Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah banyak membantu dalam kelengkapan berkas yang dibutuhkan penulis.


(7)

iv

14. Terimakasih kepada Bapak Ir. Arief Sudarto Trinugroho, MT selaku kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Medan dan kepada Bapak Helbert Gultom (Kabid Penyuluhan dan penegakan hukum) serta seluruh staf BLH Kota Medan yang turut memberikan partisipasi dalam penyusunan skripsi ini. 15. Teristimewa kepada orangtua saya yang sangat saya sayangi dan cintai yang

menjadi teladan dalam hidup saya yaitu Ayahanda Tomson Lumbantobing dan Ibunda Ida Pasaribu. Terima kasih atas segala pengorbanan yang telah diberikan baik materi maupun moril serta motivasi. Kedua orangtua saya adalah teladan dan semangat hidup penulis.

16. Kemudian buat abang, kakak, adik yang penulis sayangi kakanda Porman Lumbantobing, abangda Darwin Lumbantobing, ST, kakanda Rosma Lumbantobing, abangda Ronal Lumbantobing, abangda Ritmen Lumbantobing, abangda Candra Lumbantobing dan adinda Epi Lumbantobing. Terima kasih buat dukungannya, kalian adalah penyemangat dan inspirasi dalam kehidupan saya.

17. Kemudian kepada sahabat-sahabat saya Maya Indah Damanik, Rida Novalisa siregar, Debora Panjaitan, Adytia P Lumbantobing, Rensus Turnip, Rinaldi Sianturi dan Mujur Silaban. Terimakasih buat motivasinya, suka-duka kita jalani bersama. Kalian sangat berarti bagi saya.

18. Kemudian kepada seluruh teman-teman seperjuangan saya Reguler B 2011 terkhusus buat JaJaBi Grup (Wahyuni Mutia Sari, Siti Syahraini Harahap, Rahmi Sarah Paramita Tanjung, Riski Rahmadani Silitonga, Liani Anastasya, Vini Yovina, Sulistiani, yuspita Nasution). Kacibang Grup, Ana Grup.


(8)

v

19. Kepada abang/kakak stambuk dan adek-adek stambuk sekalian yang juga turut memberikan saran serta semangat kepada penulis.

20. Kemudian kepada kekasih penulis Saut Gomgom Fransiskus Silalahi yang juga turut memberikan motivasi kepada penulis.

21. Terimakasih juga kepada teman-teman kos penulis, adek Rutmaida Marbun, adek Diego Hutabarat, adek Adi Hutabarat yang menjadi saudara yang memberikan semangat kepada penulis.

22. Kepada teman-teman PPLT SMP Negeri 1 laguboti yang pernah hadir dalam hidupku.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih ada kesalahan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun supaya lebih sempurna.

Medan, Juni 2015 penulis

Melianti Lumbantobing NIM. 3113111041


(9)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Teoretis... 8

1. Pengertian Implementasi ... 8

2. Undang–undang RI Nomor 32 Tahun 2009 ... 8

3. Pengertian Lingkungan Hidup ... 9

4. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)... 10

5. Pengertian Sengketa Lingkungan Hidup ... 12

6. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup ... 13

7. Badan Lingkungan Hidup Kota Medan ... 23

B. Kerangka Berpikir... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 34


(10)

vii

B. Populasi dan Sampel ... 35

C. Variabel dan Definisi Operasional ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 39

A. Deskripsi Badan Lingkungan Hidup Kota Medan... 39

B. Hasil penelitian... 44

C. Pembahasan Hasil penelitian... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 81

A. Kesimpulan... 81

B. Saran... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh sengketa atau kasus pencemaran lingkungan di Prov. Lampung Tahun 1998-2001 ... 21 Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian ... 36 Tabel 4.1 Tujuan Badan Lingkungan Hidup Kota Medan.... ... 42 Tabel 4.2 Pemahaman tentang Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup... 44 Tabel 4.3 Pemahaman tentang Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor

04 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup... 46 Tabel 4.4 Badan Lingkungan Hidup Kota Medan Berperan dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup... 48 Tabel 4.5 Badan Lingkungan Hidup Kota Medan berperan dalam penegakan

hukum melalui cara menindak tegas suatu sengketa... 50 Tabel 4.6 Sebuah sengketa lingkungan hidup dituntut tidak sesuai dengan

prosedur hukum yang berlaku... 52 Tabel 4.7 Badan Lingkungan Hidup Kota Medan membina hubungan kerja

sama dengan instansi lain yang memiliki konsentrasi di bidang lingkungan hidup... 54 Tabel 4.8 Sosialisasi yang dilakukan oleh BLH Kota Medan terhadap upaya

penyelesaian sengketa lingkungan hidup... 56 Tabel 4.9 Perkembangan Badan Lingkungan Hidup Kota Medan... 58 Tabel 4.10 Badan Lingkungan Hidup Kota Medan melaksanakan tugas dan


(12)

ix

Tabel 4.11 Pemahaman tentang hukum lingkungan yang diberikan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan kepada masyarakat... 62 Tabel 4.12 Badan Lingkungan Hidup Kota Medan memperlakukan semua orang

adalah sama di hadapan hukum dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup... 64 Tabel 4.13 Kendala dalam usaha penegakan hukum dalam penyelesaian sengketa

lingkungan hidup... 66 Tabel 4.14 Badan Lingkungan Hidup Kota Medan bertindak berdasarkan hukum

dan sikap profesional... 69 Tabel 4.15 Badan Lingkungan Hidup Kota Medan mengaitkan ikatan kekerabatan

dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup... 71 Tabel 4.16 Badan Lingkungan Hidup Kota Medan dalam menjalankan profesinya

mengalami intimidasi dari pihak lain... 73 Tabel 4.17 Tabulasi Jawaban Responden Seacara Keseluruhan... 74


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian

Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Nota Tugas

Lampiran 5 Surat Penelitian Dari Jurusan Lampiran 6 Surat Penelitian Dari Fakultas

Lampiran 7 Surat Penelitian Dari Tempat Penelitian Lampiran 8 Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PPKn Lampiran 9 Surat Keterangan Perpustakaan UNIMED Lampiran 10 Daftar Seminar Proposal Penelitian Lampiran 11 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi Lampiran 12 Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup


(14)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Penulis secara simbolis menyerahkan angket penelitian kepada Bapak Tekad Pramoko, ST (Pegawai BLH Kota Medan), disaksikan oleh Bapak Helbert Gultom, SH, MAP (Kabid. Penyuluhan dan Penegakan Hukum)

Gambar 2 Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Helbert Gultom, SH, MAP (Kabid. Penyuluhan dan Penegakan Hukum)

Gambar 3 dan 4 Pegawai BLH Kota Medan sedang bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing.


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan serta kualitas lingkungan hidup saat ini semakin menunjukkan angka penurunan, fenomena ini sesungguhnya dapat mengancam kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya. Ancaman yang saat ini terjadi berupa pemanasan global (global warming), pencemaran udara, pencemaran air, pembakaran hutan yang mempengaruhi perubahan iklim bahkan mempengaruhi fungsi lingkungan hidup yang dulunya seimbang sekarang menjadi timpang. Akibat ancaman tersebut lingkungan hidup tidak berfungsi secara optimal dan seimbang sehingga pada akhirnya akan mendatangkan petaka bagi manusia dan mahkluk hidup lain yang mengisi ruang di atas bumi ini.

Permasalahan lingkungan hidup sangat gencar dibicarakan saat ini, mengingat keadaan bumi yang mulai memprihatinkan. Hal ini memicu munculnya organisasi baik perjanjian oleh berbagai negara di belahan bumi ini sepakat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dengan pertimbangan bumi ini tetap lestari bagi generasi yang akan datang sehingga muncul sebuah prinsip keadilan antargenerasi. Prinsip keadilan antargenerasi dalam Silalahi (2001: 261) dikenal dengan The Rio de Janeiro Declaration On Environment and Development (1992) in Principle Three : “The Right to development must be fulfilled so as to equitably meet developmental and environmental needs of present and future generations” (hak atas pembangunan harus dipenuhi sehingga adil dalam memenuhi kebutuhan lingkungan bagi generasi sekarang dan generasi di masa yang akan datang).


(16)

2

Prinsip keadilan antargenerasi mengandung makna, bahwa pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup oleh generasi sekarang tidak boleh mengorbankan kepentingan atau kebutuhan generasi di masa yang akan datang atas sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dengan demikian generasi sekarang diharapkan bijaksana dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga sumber daya akan tetap ada dalam kuantitas maupun kualitas bagi generasi berikutnya. Prinsip ini diharapkan menjadi dasar dalam pengembangan hukum lingkungan nasional maupun internasional.

Banyak pihak yang sedang berusaha dan berjuang untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan, disisi lain banyak pula pihak dengan ego yang tinggi memanfaatkan alam dengan sesuka hati demi menimbun harta tanpa memperhatikan keadaan lingkungan sehingga kerap menimbulkan masalah yang pada akhirnya menjadi sengketa lingkungan hidup yang perlu diproses ataupun diselesaikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya semua pemangku kepentingan.

Dalam pranata hukum Indonesia, upaya perlindungan terhadap lingkungan hidup telah dilakukan dengan usaha membentuk peraturan perundang-udangan oleh pemerintah. Dalam konstitusi negara Indonesia yaitu Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 selanjutnya UUD 1945 pada pasal 28H ayat (1) yang berbunyi “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Dan juga pada pasal 33 ayat (4) yang


(17)

3

berbunyi “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.

Berdasarkan kedua Pasal tersebut di atas maka sudah jelas bahwa UUD 1945 juga telah mengakomodasi perlindungan konstitusi (constitutional protection) baik terhadap warga negara Indonesia untuk memperoleh lingkungan hidup yang memadai maupun jaminan terjaganya tatanan dan fungsi lingkungan hidup yang lestari atas dampak negatif dari aktivitas perekonomian nasional yang dijalankan oleh berbagai pihak

Tidak hanya berhenti di situ saja, namun pemerintah juga membentuk regulasi yang lebih khusus untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu dengan membentuk undang-undang yaitu diawali dengan terbentuknya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH) selanjutnya diganti dengan Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan lingkungan Hidup (UUPLH), kemudian mengalami perubahan lagi menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) dan berlaku sampai saat ini.

Terbentuknya regulasi tersebut diharapkan mampu membatasi berbagai tindakan yang akan dilakukan setiap pihak yang mungkin berpeluang akan merusak fungsi lingkungan hidup. Namun dalam keadaan yang sesungguhnya bahwa untuk mewujudkan terlaksananya regulasi tersebut dengan baik, kadang-kadang sulit karena perbuatan individu atau beberapa individu yang melalui


(18)

4

kegiatan ekonomi yaitu produksi menyebabkan rusaknya atau terganggunya fungsi lingkungan hidup. Banyak pabrik ataupun perusahaan yang tidak memiliki AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), jika pabrik atau perusahaan itu saja tidak memiliki AMDAL bagaimana mungkin pihak-pihak tersebut akan beroperasi sesuai dengan aturan tertulis yang senantiasa berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup. Kesadaran bagi pemilik modal masih relatif rendah untuk senantiasa bekerja sesuai sistem yang ditetapkan. Tindakan ini tidak jarang akan memunculkan berbagai sengketa lingkungan hidup misalnya berupa pencemaran air melalui pembuangan limbah ke sungai.

Masalah seperti itu kerap ditemui dalam kehidupan kita khususnya di wilayah kota Medan, kurang tegasnya pemerintah serta kurang pemahaman dalam menjalankan undang-undang yang ada mengakibatkan banyak perusahaan yang berdiri tanpa memperhatikan AMDAL sehingga pada akhirnya hal tersebut berujung pada munculnya sengketa. Sengketa yang muncul diharapkan ditangani dan diselesaikan dengan serius berpedoman kepada UUPPLH.

Penaatan hukum di bidang lingkungan hidup oleh para pelaku kegiatan di bidang lingkungan hidup mutlak diperlukan untuk mencegah dampak negatif dari kegiatan yang dilakukan. Menurut struktur ketatanegaraan di era otonomi daerah, koordinasi pengelolaan lingkungan termasuk penaatan hukum berada di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten dan Kota. Karena itu diperlukan kerja sama yang baik antara institusi di tingkat pusat, dalam hal ini Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan Badan Lingkungan Hidup Provinsi, serta dengan Badan Lingkungan Hidup Kota utamanya dalam hal penguatan kapasitas kelembagaan di bidang penegakan hukum.


(19)

5

Maka dengan adanya latar belakang di atas penulis mengambil judul “Implementasi UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (Studi Kasus Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan)”. B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang ada dalam suatu penelitian perlu ditentukan identifikasi masalah yang diteliti, agar peneliti menjadi terarah dan jelas tujuannya sehingga tidak timbul kesimpang siuran dalam penelitian dan tetap konsisten dalam membahas masalah yang ada.

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk bekerja sama dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

2. Sengketa lingkungan hidup belum terselesaikan dengan maksimal oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan

3. Peranan Badan Lingkungan Hidup Kota Medan dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup

4. Faktor-faktor yang mendorong belum terlaksananya peraturan perundang-undangan dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup dengan baik.

5. Banyaknya kendala yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup.

6. Rendahnya kesadaran bagi pihak pengusaha akan kepemilikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).


(20)

6

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah harus dilakukan dalam setiap penelitian agar terfokus pada masalah yang diteliti dan juga untuk menghindari kesimpang siuran dalam penelitian ini serta mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini terfokus pada:

1. Sengketa lingkungan hidup belum terselesaikan dengan maksimal oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan

2. Banyaknya kendala yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Mengapa Sengketa lingkungan hidup belum terselesaikan dengan maksimal oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan?

2. Apa kendala yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui maksud dari suatu penelitian, maka perlu adanya tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa lingkungan hidup oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan yang belum maksimal.


(21)

7

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup.

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diteliti memiliki daya guna. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoretis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut dan mempunyai arti penting bagi Pemerintah Daerah Kota Medan berkaitan dengan implementasi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup.

2. Secara praktis

a. Sebagai pedoman dan masukan bagi pemerintah dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan dan aparat penegak hukum dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup di Kota Medan.

b. Sebagai bahan kajian bagi akademisi untuk menambah wawasan ilmu hukum terutama dalam bidang hukum lingkungan, khususnya mengenai Peranan Badan Lingkungan Hidup (BLH) di Kota Medan.


(22)

81 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup khususnya dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup sudah terimplementasi namun belum maksimal, berikut jabarannya:

1. Sengketa lingkungan hidup belum terselesaikan dengan maksimal oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan karena sarana dan prasarana yang belum memadai, selain itu masyarakat termasuk pelaku usaha di Kota Medan belum memiliki kesadaran yang tinggi untuk tunduk kepada regulasi yang ada yaitu UUPPLH.

2. Kendala yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup yaitu kendala utama adalah mengenai keterbatasan akan sarana dan prasarana (kendala internal). Keterbatasan yang dimaksudkan adalah belum adanya tersedia secara khusus Pegawai Penyidik Negeri Sipil (PPNS) yang dibutuhkan saat penyelesaian sengketa lingkungan hidup di kantor BLH Kota Medan. Selain itu dana pendukung untuk hal itu secara khusus juga belum ada. Selain hal tersebut di atas kendala lainnya (kendala eksternal) adalah kesadaran dari masyarakat yang masih tergolong rendah. Dalam kenyataannya, masih banyak masyarakat Kota Medan yang tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Banyak masyarakat yang tidak mau untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup.


(23)

82

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis mengharapkan agar:

1. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Badan lingkungan Hidup Kota Medan supaya meningkatkan etos kerjanya sehingga dapat dengan maksimal menyelesaikan sengketa lingkungan hidup di Kota Medan.

2. Penelitian ini juga menjadi masukan bagi masyarakat khususnya pelaku usaha di Kota Medan untuk tetap tunduk kepada regulasi yang ada serta menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik.

3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk mencari tahu tentang implementasi Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup guna memperoleh hasil yang komprehensif.


(24)

83

DAFTAR PUSTAKA

Akib, Muhammad. 2014. Hukum Lingkungan Perspektif Global dan Nasional. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara

Bram, Deni. 2014. Hukum Lingkungan Hidup. Bekasi: Gramata

. 2014. Politik Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup. Malang: Setara Pres

Iskandar. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kuantitatif dan kualitatif). Jakarta: Gunung Persada Press

Melianti, Yusna. 2014. Etika dan Lingkungan Hidup. Medan: Laboratorium Pendidikan Pancasila, Fakulatas Ilmu sosial, Universitas Negeri Medan Raharjo, Mursid. 2007. Memahami AMDAL. Yogyakarta: Graha Ilmu

Rahmadi, Takdir. 2014. Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Setiawan, Deni. 2014. Metodologi Penelitian. Medan: Laboratorium Pendidikan Pancasila, Fakulatas Ilmu sosial, Universitas Negeri Medan

Silalahi, Daud. 2001. Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. Bandung: PT Alumni

Subagyo, Joko. 2005. Hukum Lingkungan (Masalah dan Penanggulangannya). Jakarta: PT Rineka Cipta

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Suharso dan Pretno Ningsih, Ana. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya

Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustakabarupress Sunarso, Siswanto. 2005. Hukum Pidana Lingkungan Hidup dan Strategi

Penyelesaian Sengketa. Jakarta : PT Rineka Cipta

Supriadi. 2006. Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


(25)

84

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2000 Tentang Lembaga Penyedia jasa Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

www. blh-kota-medan.go.id (diakses pada hari Senin, 19 Januari 2015, pukul 14. 25 WIB)


(1)

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah harus dilakukan dalam setiap penelitian agar terfokus pada masalah yang diteliti dan juga untuk menghindari kesimpang siuran dalam penelitian ini serta mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini terfokus pada:

1. Sengketa lingkungan hidup belum terselesaikan dengan maksimal oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan

2. Banyaknya kendala yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Mengapa Sengketa lingkungan hidup belum terselesaikan dengan maksimal oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan?

2. Apa kendala yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui maksud dari suatu penelitian, maka perlu adanya tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa lingkungan hidup oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan yang belum maksimal.


(2)

7

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup.

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diteliti memiliki daya guna. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoretis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut dan mempunyai arti penting bagi Pemerintah Daerah Kota Medan berkaitan dengan implementasi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup.

2. Secara praktis

a. Sebagai pedoman dan masukan bagi pemerintah dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan dan aparat penegak hukum dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup di Kota Medan.

b. Sebagai bahan kajian bagi akademisi untuk menambah wawasan ilmu hukum terutama dalam bidang hukum lingkungan, khususnya mengenai Peranan Badan Lingkungan Hidup (BLH) di Kota Medan.


(3)

81

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup khususnya dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup sudah terimplementasi namun belum maksimal, berikut jabarannya:

1. Sengketa lingkungan hidup belum terselesaikan dengan maksimal oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Medan karena sarana dan prasarana yang belum memadai, selain itu masyarakat termasuk pelaku usaha di Kota Medan belum memiliki kesadaran yang tinggi untuk tunduk kepada regulasi yang ada yaitu UUPPLH.

2. Kendala yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan dalam upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup yaitu kendala utama adalah mengenai keterbatasan akan sarana dan prasarana (kendala internal). Keterbatasan yang dimaksudkan adalah belum adanya tersedia secara khusus Pegawai Penyidik Negeri Sipil (PPNS) yang dibutuhkan saat penyelesaian sengketa lingkungan hidup di kantor BLH Kota Medan. Selain itu dana pendukung untuk hal itu secara khusus juga belum ada. Selain hal tersebut di atas kendala lainnya (kendala eksternal) adalah kesadaran dari masyarakat yang masih tergolong rendah. Dalam kenyataannya, masih banyak masyarakat Kota Medan yang tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Banyak masyarakat yang tidak mau untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup.


(4)

82

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis mengharapkan agar:

1. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Badan lingkungan Hidup Kota Medan supaya meningkatkan etos kerjanya sehingga dapat dengan maksimal menyelesaikan sengketa lingkungan hidup di Kota Medan.

2. Penelitian ini juga menjadi masukan bagi masyarakat khususnya pelaku usaha di Kota Medan untuk tetap tunduk kepada regulasi yang ada serta menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik.

3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk mencari tahu tentang implementasi Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup guna memperoleh hasil yang komprehensif.


(5)

83

DAFTAR PUSTAKA

Akib, Muhammad. 2014. Hukum Lingkungan Perspektif Global dan Nasional. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara

Bram, Deni. 2014. Hukum Lingkungan Hidup. Bekasi: Gramata

. 2014. Politik Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup. Malang: Setara Pres

Iskandar. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kuantitatif dan kualitatif). Jakarta: Gunung Persada Press

Melianti, Yusna. 2014. Etika dan Lingkungan Hidup. Medan: Laboratorium Pendidikan Pancasila, Fakulatas Ilmu sosial, Universitas Negeri Medan Raharjo, Mursid. 2007. Memahami AMDAL. Yogyakarta: Graha Ilmu

Rahmadi, Takdir. 2014. Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Setiawan, Deni. 2014. Metodologi Penelitian. Medan: Laboratorium Pendidikan Pancasila, Fakulatas Ilmu sosial, Universitas Negeri Medan

Silalahi, Daud. 2001. Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. Bandung: PT Alumni

Subagyo, Joko. 2005. Hukum Lingkungan (Masalah dan Penanggulangannya). Jakarta: PT Rineka Cipta

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Suharso dan Pretno Ningsih, Ana. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya

Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustakabarupress Sunarso, Siswanto. 2005. Hukum Pidana Lingkungan Hidup dan Strategi

Penyelesaian Sengketa. Jakarta : PT Rineka Cipta

Supriadi. 2006. Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


(6)

84

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2000 Tentang Lembaga Penyedia jasa Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

www. blh-kota-medan.go.id (diakses pada hari Senin, 19 Januari 2015, pukul 14. 25 WIB)