BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA MATARAM

PROFIL BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA MATARAM 1.1.

  Sejarah/Latar Belakang

  Pembangunan disatu pihak menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat, seperti tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air, kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat bagi masyarakat luas dan juga meningkatkan pendapatan bagi daerah yang bersangkutan.Masyarakat sekitar pabrik langsung atau tidak langsung dapat menikmati sebagian dari hasil pembangunannya. Dipihak lain apabila pembangunan ini tidak diarahkan akan menimbulkan berbagai masalah seperti konflik kepentingan, pencemaran lingkungan, kerusakan pengurusan sumberdaya alam, masyarakat konsumtif serta dampak sosial lainnya yang pada dasarnya merugikan masyarakat.

  Perkembangan ilmu dan teknologi manusia telah banyak membawa kesejahteraan hidup.Namun tampaknya kesejahteraan ini diperoleh melalui resiko yang teramat besar, yaitu ancaman eksistensi manusia sendiri sebagai oranisme hidup.Produk-produk industri dibarengi dengan hasil sampingan yang merusak kualitas lingkungan hidup dan menggerogoti kehidupan manusia. Manusia dan lingkungan saling mempengaruhi, maka kemerosotan mutu lingkungan hidup akan mempengaruhi juga mutu kehidupan manusia.

  Kota merupakan pusat kreativitas, budaya, dan perjuangan keras manusia.Kota, selain merefleksikan vitalitas dan berbagi peluang umat manusia, juga melambangkan kemajuan sosial dan ekonomi.Kota identik dengan taburan bangunan-bangunan yang dibuat manusia.Bangunan perumahan, perkantoran, sarana umum seperti pasar atau pusat

  

perbelanjaan, rumah sakit, terminal, jalan raya, tempat hiburan, dan lain-lain dibangun demi

kepentingan manusia.Bertambahnya jumlah manusia diperkotaan membuat lahan yang tersisa

yang bisa ditanam menjadi semakin sedikit.Nafsu membangun tempat-tempat yang masih

tersisa ini untuk diubah menjadi hunian manusia membuat keserasian lingkungan sudah tidak

terpikirkan lagi. Setiap jengkal tanah di kota besar lantas menjadi buruan. Pembangunan

gedung berpacu dengan waktu dan pertambahan penduduk.Bahkan setelah lahan semakin

sulit diperoleh alternatif pembangunan gedung tetap saja tidak berhenti.Hanya orientasi

pembangunannya tidak lagi horizontal melainkan vertikal.

  Pertumbuhan kegiatan ekonomi dan pembangunan yang masih terpusat pada daerah perkotaan (70 % industri diperkirakan berlokasi di kawasan perkotaan dan sekitarnya), memacu arus urbanisasi sehingga berpengaruh terhadap penyebaran penduduk. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan luas lahan yang terbatas akan berakibat terhadap menurunnya kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

  Kota Mataram merupakan suatu kota dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Jumlah penduduk Kota Mataram sesuai data BPS Kota Mataram tahun 2015 sebanyak 420.019 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduknya mencapai 6.678 jiwa per kilometer persegi dengan laju pertumbuhan sebesar 1,020 persen. Perkembangan jumlah penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Mataram dari Tahun 2006 s/d 2012, menunjukkan trend yang terus meningkat, hal tersebut tidak lepas selain dari adanya pertumbuhan penduduk alami juga karena adanya migrasi yang dikarenakan kedudukan dan fungsi Kota Mataram selain sebagai Ibu Kota Provinsi juga sebagai pusat pemerintahan, pendidikan serta perdagangan dan jasa.

  Kondisi faktual berupa kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan trend yang makin meningkat setiap tahunnya merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dikelola dengan baik. Tantangan yang dihadapi yang berhubungan dengan lingkungan berupa timbulnya berbagai macam permasalahan lingkungan mulai dari tingkat pencemaran yang meningkat (kualitas air, tanah dan udara), alih fungsi lahan yang tinggi, permasalahan persampahan dan isu lingkungan lainnya, disamping masalah lingkungan global berupa pemanasan global (global warming). Sedangkan peluangnya adalah tersedianya jumlah sumber daya manusia sebagai pelaku/aktor penggerak perekonomian guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Sebagai informasi tentang kondisi lingkungan hidup di Kota Mataram terkini sekaligus sebagai bentuk laporan dan pertanggungjawaban maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram. Dalam Penyusunan Laporan ini, akan disajikan beberapa data yang berkaitan dengan profil Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram, program kerja, realisasi anggaran, hambatan dan tantangan yang dihadapi serta langkah-langkah solutif dan antisipatif terhadap masalah dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi. Laporan ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada semua pihak yang berkepentingan guna meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik di masa mendatang.

1.2. Dasar Hukum Pembentukan Instansi

  1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor : 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor : 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor : 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);

  2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat

  II Mataram (Lembaran Negara Tahun 1993, Nomor : 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 3531);

  3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

  4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor : 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 4437);

  5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 4438);

  6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

  7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1999, Nomor : 59 Tambahan Lembaran Negara Nomor : 3838);

  8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Tahun 2001, Nomor : 138 Tambahan Lembaran Negara Nomor : 4153);

  9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001, Nomor : 153 Tambahan Lembaran Negara Nomor : 4161);

  10 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007, Nomor : 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 4737);

  11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007, Nomor : 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 4741);

  12. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2007, Nomor : 1, Seri D);

  13. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008, Nomor : 2, Seri D);

  14. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008, Nomor : 3, Seri D);

  15. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat daerah Kota Mataram;

  16. Peraturan Walikota Mataram Nomor 29 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Lingkungan Hidup Kota Mataram; 1.3.

  Struktur Ogranisasi

  Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 34 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram, maka Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram adalah sebagai berikut: 1.4.

  Tugas Pokok dan Fungsi A. Tugas Pokok

  Tugas Pokok Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram adalah: “Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup”.

  B.

  Fungsi

  Berdasarkan tugas pokok tersebut, dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi: a. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

  b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan tugas pembantuan di bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

  c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

  d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  C.

  Rincian Tugas Unsur Organisasi

  Dalam melaksanakan kegiatan tugas pokok dan fungsi organisasi, diuraikan rincian dan tugas unsur organisasi sebagai berikut:

  KEPALA BADAN mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, membina,

  • mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang Lingkungan Hidup serta tugas pembantuan.

  Disamping itu Kepala Badan mempunyai fungsi:

  a. Perumusan dan penetapan visi, misi dan rencana strategis serta program kerja Badan;

  b. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Lingkungan Hidup berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; c. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Tahunan, Rencana Kerja

  Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Penetapan Kinerja Badan;

  d. Penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta bimbingan dibidang Lingkungan Hidup ; e. Penyelenggaraan koordinasi, informasi dan sinkronisasi pelaksanaan tugas Badan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan instansi terkait; f. Pelaksanaan kerjasama/kemitraan dengan Lembaga penelitian/pengkajian bidang

  Lingkungan Hidup, Instansi Pemerintah , Lembaga Organisasi Swadaya Masyarakat, perorangan dan swasta sesuai ketentuan yang berlaku ;

  g. Pemberian pertimbangan terhadap penetapan perijinan serta rekomendasi teknis tertentu terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  h. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan SDM perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup ; i. Pelaksanaan pembinaan manajemen kepegawaian lingkup Badan ; j. Pengkoordinasian pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan; k. Pelaksanaan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ; l. Pemberian fasilitasi dan bantuan teknis dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; m. Pengkoordinasian dan pembinaan penyelenggaraan ketatausahaan ; n. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah; o. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

  SEKRETARIS mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur,

  • mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam melaksanakan pembinaan teknis dan pelayanan administrasi perencanaan, kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan. Fungsi:

  a. Pelaksanaan penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja lingkup Badan;

  b. Pelaksanaan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran/Dokumen pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Badan;

  c. Pelaksanaan pelayanan Teknis Administratif kepada seluruh Unit Kerja lingkup Badan;

  d. Perumusan bahan pedoman dan petunjuk tata laksana administrasi umum;

  e. Pengkoordinasian penyusunan Standar Pelayanan Minimal dan Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan kegiatan lingkup Badan;

  f. Perumusan dan penjabaran kebijakan teknis penyelenggaraan administrasi umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan; g. Pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan tugas Badan;

  h. Pelaksanaan pengaturan, pembinaan dan pengelolaan administrasi umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan; i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kesekretariatan; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

  SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian,

  • mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam pengkoordinasian penyusunan program dan pelaporan pelaksanaan tugas Badan. Fungsi:

  a. penyiapan bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja lingkup Badan;

  b. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis dibidang perencanaan dan penyusunan program lingkup Badan; c. penyiapan bahan penyusunan Rencana Strategis (Renstra ) dan Rencana Kerja

  Tahunan (RKT) serta Penetapan Kinerja lingkup Badan;

  d. pengumpulan, pengolahan dan analisa data dalam rangka penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) lingkup Badan; e. penyiapan bahan Koordinasi penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. penyiapan bahan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur pelaksanaan kegiatan lingkup Badan; g. Penyiapan bahan koordinasi dan konsultasi bidang perencanaan dan penyusunan program lingkup Badan; h.. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bagian; i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

  • SUB BAGIAN KEUANGAN dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian, yang

  mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam pengelolaan keuangan lingkup Badan. Fungsi:

  a. penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Program Kerja Sub Bagian;

  b. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis dibidang pengelolaan keuangan;

  c. penyiapan bahan perumusan dan penjabaran kebijakan teknis dibidang penyusunan anggaran, perbendaharaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan lingkup Badan;

  d. pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka analisa pelaksanaan anggaran, perbendaharaan, pembukuan dan verifikasi; e. pengkoordinasian pelaksanaan tugas Satuan Pemegang Kas ;

  f. pengkoordinasi penyusunan laporan keuangan dan pelaksanaan kegiatan lingkup Badan;

  g. penyiapan bahan koordinasi dan konsultasi pengelolaan keuangan lingkup Badan;

  h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bagian; i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

  SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN dipimpin oleh seorang Kepala Sub

  • Bagian, yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam pengelolaan administrasi kepegawaian, rumah tangga, protokol dan perlengkapan. Fungsi:

  a. penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Program Kerja Sub Bagian;

  b. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan administrasi kepegawaian, rumah tangga, protokol dan perlengkapan; c. penyiapan bahan koordinasi dan konsultasi pengelolaan administrasi kepegawaian, rumah tangga, protokol dan perlengkapan; d. pengumpulan, pengolahan dan analisa data kebutuhan perlengkapan;

  e. pelaksanaan pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian perlengkapan inventaris kantor sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ; f. penyelenggaraan pelayanan administrasi kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan PNS lingkup Badan;

  h. pengkoordinasian pelaksanaan tugas Pengurus dan Penyimpan Barang; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bagian; j. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

  Bidang Tata Lingkungan &AMDAL dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

  • mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam rangka pelaksanaan program kerja dibidang penaatan lingkungan dan AMDAL. Fungsi:

  a. perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja Bidang;

  b. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( RKA/DPA) dan Program Kerja Sub Bidang dibawahnya;

  c. perumusan dan penjabaran kebijakan teknis di bidang tata lingkungan dan AMDAL sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. pelaksanaan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD)/Instansi terkait dalam rangka keterpaduan pelaksanaan program/kegiatan di bidang tata lingkungan dan AMDAL;

  e. pelaksanaan fasilitasi bagi jenis usaha atau kegiatan yang berdampak pada lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan; f. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama/kemitraan dengan instansi terkait, masyarakat dan/atau swasta dalam rangka pengelolaan tata lingkungan dan amdal;

  g. pelaksanaan investigasi perubahan iklim;

  h. pengkoordinasian pelaksanaan perijinan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan dan AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku; i. pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan hidup terhadap jenis usaha dan atau kegiatan diluar usaha yang wajib dilengkapi AMDAL sesuai peraturan perundang-undangan; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

  SUB BIDANG KONSERVASI DAN TATA LINGKUNGAN dipimpin oleh seorang

  • Kepala Sub Bidang, mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan bawahan dalam penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan dibidang Konservasi dan Tata Lingkungan. Fungsi: a penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Program Kerja Sub Bidang ;
b. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis dibidang konservasi dan Tata Lingkungan ;

  c. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis terkait dengan konservasi dan penaatan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ; d. penyiapan bahan perumusan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang konservasi dan Tata Lingkungan; e. penyiapan bahan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dibidang konservasi dan

  Tata Lingkungan dengan Instansi Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan/atau Swasta ; g. pengumpulan, pengolahan dan analisa data dibidang konservasi dan Tata

  Lingkungan;

  h. pelaksanaan pengelolaan administrasi dan pelayanan dibidang konservasi dan Tata Lingkungan ; i. pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan dibidang konsevasi dan Tata Lingkungan; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang ; k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

  SUB BIDANG AMDAL dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang, mempunyai tugas

  • pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan bawahan dalam penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan dibidang analisis mengenai dampak lingkungan. Fungsi: a penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Program Kerja seksi;

  b. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis dibidang AMDAL;

  c. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis terkait dengan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA), penganggulangan pencemaran, dan kerusakan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. penyiapan bahan perumusan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang AMDAL; e. penyiapan bahan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dibidang AMDAL dengan

  Instansi Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan/atau Swasta sesuai peraturan perundang-undangan; f. penyiapan bahan pertimbangan teknis terhadap penetapan perijinan dan rekomendasi teknis dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  g. pengumpulan, pengolahan dan analisa data dibidang AMDAL;

  h. pelaksanaan pengelolaan administrasi dan pelayanan dibidang AMDAL; i. pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan dibidang AMDAL; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang; k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

  BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

  • dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan
dalam rangka pelaksanaan program kerja dibidang pencemaran dan kerusakan lingkungan. Fungsi:

  a. Perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja bidang;

  b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Sub Bidang dibawahnya;

  c. perumusan dan penjabaran kebijakan teknis di bidang pencemaran dan kerusakan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. pelaksanaan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD)/Instansi terkait dalam rangka keterpaduan pelaksanaan program/kegiatan di bidang pencemaran dan kerusakan lingkungan;

  e. pelaksanaan pengawasan atas pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan polusi atau pencemaran lainnya sesuai peraturan perundang-undangan;

  f. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama/kemitraan dengan instansi terkait, masyarakat dan/atau swasta dalam rangka pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;

  g. pelaksanaan penyediaan laboratorium lingkungan hidup sesuai ketentuan yang berlaku; h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang; i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

  SUB BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN dipimpin oleh

  • seorang Kepala Sub Bidang, mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian kerusakan lingkungan. Fungsi: a penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Program Kerja sub bidang;

  b. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis dibidang pe gendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; c. penyiapan bahan perumusan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; d. penyiapan bahan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dibidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan Instansi Pemerintah, Lembaga

  Swadaya Masyarakat dan/atau Swasta sesuai ketentuan yang berlaku;

  e. penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi dan bantuan teknis pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku; f. penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan atas pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan limbah dan atau pencemaran lainnya sesuai peraturan perundang-undangan;

  g. pengumpulan, pengolahan dan analisa data dibidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; h. penyiapan bahan kerjasama/kemitraan dengan Lembaga penelitian/pengkajian bidang Lingkungan Hidup, Instansi Pemerintah , Lembaga Organisasi Swadaya Masyarakat dan atau swasta dalam rangka pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku; i. pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan dibidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang; k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

  SUB BIDANG PENGELOLAAN PEMULIHAN LINGKUNGAN dipimpin oleh seorang

  • Kepala Sub Bidang, mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan pemulihan kerusakan lingkungan. Fungsi: a penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Program Kerja sub bidang;

  b. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis dibidang pengelolaan pemulihan lingkungan; c. penyiapan bahan perumusan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang pengelolaan pemulihan lingkungan; d. penyiapan bahan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dibidang pengelolaan pemulihan lingkungan dengan Instansi Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan/atau Swasta sesuai ketentuan yang berlaku;

  e. penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi dan bantuan teknis pengelolaan pemulihan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku; f. pengumpulan, pengolahan dan analisa data dibidang pengelolaan pemulihan lingkungan; g. penyiapan bahan kerjasama/kemitraan dengan Lembaga penelitian/pengkajian bidang Lingkungan Hidup, Instansi Pemerintah , Lembaga Organisasi Swadaya

  Masyarakat dan atau swasta dalam rangka pengelolaan pemulihan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku; h. pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan dibidang pengelolaan pemulihan lingkungan; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang; j. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

  • Bidang Penaatan Lingkungan dan Peningkatan kapasitas dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam rangka pelaksanaan program kerja dibidang penaatan lingkungan dan peningkatan kapasitas. Fungsi:

  a. perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja Bidang;

  b. pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( RKA/DPA) dan Program Kerja Sub Bidang dibawahnya;

  c. perumusan dan penjabaran kebijakan teknis di bidang penaatan lingkungan dan peningkatan kapasitas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. pelaksanaan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD)/Instansi terkait dalam rangka keterpaduan pelaksanaan program/kegiatan di bidang penaatan lingkungan dan peningkatan kapasitas;

  e. pelaksanaan koordinasi pengembangan program kelembagaan dan program peningkatan kualitas dan kapasitas pengendalian dampak lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan;

  f. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama/kemitraan dengan instansi terkait, masyarakat dan/atau swasta dalam rangka penaatan lingkungan; g. pelaksanaan koordinasi dibidang penaatan lingkungan dalam rangka pemberian pertimbangan teknis terhadap sengketa /gugatan lingkungan hidup yang melibatkan Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; h. pelaksanaan koordinasi penerapan dan penegakkan kebijakan daerah dibidang penegakan hukum dan peningkatan kapasitas lingkungan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku; i. pelaksanaan kegiatan dibidang penaatan lingkungan dalam rangka peningkatan kualitas dan kapasitas pengendalian dampak lingkungan; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang; k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

  SUB BIDANG PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN dipimpin oleh seorang Kepala

  • Sub Bidang, mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam melaksanakan penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan dibidang penegakan hukum lingkungan. Fungsi: a penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Program Kerja Sub Bidang;

  b. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis dibidang penegakan hukum lingkungan; c. penyiapan bahan perumusan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang penegakan hukum lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  d. penyiapan bahan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dibidang penegakan hukum lingkungan dengan Instansi Pemerintah, masyarakat dan atau Swasta; e. penyiapan bahan pertimbangan teknis terhadap sengketa /gugatan lingkungan hidup yang melibatkan Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  g. pengumpulan, pengolahan dan analisa data dibidang penegakan hukum lingkungan; h. penyiapan bahan koordinasi penerapan dan penegakkan kebijakan daerah dibidang penegakan hukum lingkungan berpedoman pada peraturan perundang- undangan yang berlaku; i. pelaksanaan kegiatan dibidang penegakan hukum lingkungan; j pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang; k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

  SUB BIDANG PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN

  • PEMBERDAYAAN MASYARAKAT dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang,
mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan bawahan dalam melaksanakan penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan dibidang peningkatan kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat.

  Fungsi: a penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Program Kerja Sub Bidang; b. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis dibidang peningkatan kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat; c. penyiapan bahan perumusan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang peningkatan kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  d. penyiapan bahan koordinasi, informasi dan sinkronisasi dibidang peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat dengan Instansi Pemerintah, masyarakat dan atau Swasta;

  e. penyiapan bahan penyusunan pengembangan program kelembagaan dan program peningkatan kualitas dan kapasitas pengendalian dampak lingkungan; f. penyiapan bahan pelaksanaan penyediaan fasilitas laboratorium lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan; g. pengumpulan, pengolahan dan analisa data dibidang peningkatan kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat; h. pelaksanaan kegiatan dibidang peningkatan kapasitas kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, dan informasi dan komunikasi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang; j. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

  • KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL mempunyai tugas melaksanakan sebagian

  tugas Pemerintah Daerah di bidang lingkungan hidup sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya dimana setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh Walikota dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan, dimana jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

1.5. Sumber Daya Manusia

  Badan Lingkungan Hidup secara struktural dipimpin oleh seorang Kepala Badan dan dibantu oleh:

   Sekretaris, yang dibantu oleh Kasubbag Penyusunan Program, Kasubbag Umum dam Kepegawaian dan Kasubbag Keuangan.

   Kepala Bidang Tata Lingkungan & AMDAL, yang dibantu Kasubbid Konservasi dan Tata Lingkungan dan Kasubbid AMDAL.

   Kepala Bidang Penataan Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas, yang dibantu oleh Kasubbid Penegakan Hukum Lingkungan dan Kasubbid Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat.

  Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, yang dibantu

   oleh Kasubbid Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Kasubbid Pengelolaan Pemulihan Lingkungan.

  Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dibantu oleh beberapa staf yang berjumlah: 26 orang Adapun kualifikasi pendidikan seluruh pegawai adalah sebagai berikut: Pendidikan S2 : 4 orang

   Pendidikan S1 : 15 orang

   SLTA : 7 orang

   sehingga di Badan Lingkungan Hidup terdapat pegawai berjumlah : 28 Orang. Distribusi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan terlihat pada diagram dibawah ini.

  Diagram 1.1. Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenis pendidikan yang dimiliki oleh tenaga-tenaga tersebut diatas bervariasi/ berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti: S2 Manajemen, S2 Perencanaan, S2 Akutansi, S2

  Lingkungan, S1 Teknik Lingkungan, S1 Kimia, S1 Biologi, S1 Pertanian, S1 Pertambangan, S1 Ekonomi,dan SMU. Jumlah dan komposisi staf pada saat ini masih dirasakan kurang, terutama tenaga teknis seperti, S1 Kimia, Akutansi dikarenakan banyaknya agenda dan program yang membutuhkan tenaga teknis, terlebih saat ini status kelembagan telah berubah menjadi Badan Lingkungan Hidup.

  Berdasarkan jenis kelamin, pegawai Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram terdiri dari 21 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Komposisi pegawai berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut.

  Diagram 1.2.Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

PERENCANAAN KINERJA 2.1.

  Perencanaan Kinerja

  Perencanaan Kinerja merupakan proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram selama kurun waktu 1 sampai 5 tahun secara sistematis dan berkesinambungan. Dalam hal ini, visi dan misi suatu organisasi sangat penting. Disamping itu, dibutuhkan kajian – kajian internal dan eksternal sebagai dasar perumusan visi dan misi tersebut.

  Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram 1. Visi

  Untuk dapat memberikan arah, semangat dan dorongan terhadap gerak organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran masa depan yang diinginkan Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram telah menerapkan visi yang sengaja dirancang secara teliti dan seksama dengan berpijak kepada arah pembangunan yang ada dalam tugas pokok dan fungsi organisasi.

  Untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab tersebut, maka Visi Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram “ T erwujudnya Masyarakat Yang Berbudaya

  Dan Berwawasan Lingkungan Hidup Menuju Kota Mataram Yang Berkelanjutan “ 2. Misi

  Misi adalah suatu rumusan pernyataan umum sebagai pemandu dalam mencapai tujuan inti organisasi. Agar tercapai gambaran Visi di atas, maka perlu merumuskan kebijakan-kebijakan secara umum sebagai pemandu seluruh komponen kegiatan kantor, sehingga tercapai satu pendapat, satu gerak langkah, satu arah untuk bersama-sama menuju tercapainya Visi yang dimaksud.

  Misi yang diselenggarakan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram adalah: 1. Menyelenggarakan standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup; 2. Meningkatkan kesadaran dan prilaku masyarakat akan pentingnya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik;

  3. Meningkatkan kapasitas aparatur dan masyarakat dalam perlindungan dan

  pengelolaan lingkungan hidup; 4.

  Meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui pengawasan dan pengendalian perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

  5. Meningkatkan sumberdaya, sarana dan prasarana dalam perlindungan dan

  pengelolaan lingkungan hidup; 6.

  Membangun sistem informasi dan perencanaan partisipatif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

  Tujuan dan Sasaran

  Seiring dengan visi dan misi Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram, maka tujuan dan sasaran yang ingin dicapai adalah:

  1. Terwujudnya kondisi lingkungan Kota Mataram yang hijau, bersih dan bebas dari pencemaran baik air, tanah, udara maupun suara.

  2. Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan agar peduli terhadap keberlangsungan lingkungan hidup untuk jangka panjang.

  3. Adanya sinkronisasi kebijakan dalam program pembangunan yang mengedepankan aspek lingkungan hidup sebagai landasan operasionalnya.

  Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran

  Dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran yang diinginkan, Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram berusaha dengan segala kemampuan dan dengan menggunakan fasilitas yang tersedia untuk mewujudnya tujuan dan sasaran yang dimaksud diatas.

  Cara Mencapai Tujuan

  Cara pencapaian tujuan adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan fasilitas publik yang berorientasi pada pelestarian Lingkungan Hidup.

  2. Merancang, membuat dan mengaplikasikan peraturan-peraturan daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup.

  3. Melakukan upaya-upaya positif untuk melakukan pemulihan terhadap berbagai

  komponen lingkungan yang telah mengalami kerusakan atau telah mengalami penurunan kualitas maupun kuantitasnya.

  4. Meningkatkan kerjasama atau koordinasi dengan pihak lain dalam rangka pengawasan, pengendalain dan pemulihan lingkungan hidup.

  Cara Pencapaian Sasaran

  Guna tercapainya sasaran yang diinginkan dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:

  1. Meningkatkan koordinasi dalam bidang pembinaan pengelolaan Lingkungan Hidup 2.

  Mengoptimalkan peran institusi lingkungan hidup dalam rangka pelestarian kualitas lingkungan (penguatan kelembagaan)

  3. Penyediaan anggaran, sarana, prasarana dan SDM untuk mendukung program peningkatan kinerja.

  4. Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan bagi pengelola Laboratorium Badan Lingkungan Hidup.

  5. Melakukan Evaluasi dan Monitoring di Bidang Lingkungan Hidup.

AKUNTABILITAS KINERJA A.

  Capaian Kinerja Organisasi

  Secara umum, seluruh kegiatan yang diprogramkan Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram yang tertuang dalam Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) 2014 tidak dapat dilaksanakan semua sesuai rencana. Hal ini disebabkan karena terbatasnya anggaran. Adapun kegiatan yang disetujui berikut capaian kinerja organisasi adalah sebagai berikut: 1.

  Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Input : Terlaksananya pembelian kendaraan bermotor roda tiga dan tersedianya Bangunan pusat pengolahan sampah Kota Mataram. Output : Bertambahnya 28 unit kendaraan bermotor roda tiga dan 1 paket Bangunan pusat pengolahan sampah Kota Mataram. Outcome : Bertambahnya jumlah Kendaraan Bermotor Pengangkut Sampah Roda Tiga dan Bangunan pusat pengolahan sampah Kota Mataram. Benefit : Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang lebih efektif dan efisien. Impact : Meningkatnya system pengelolaan persampahan pada masyarakat. Hambatan :

   Jumlah Kendaraan Bermotor Pengangkut Sampah Roda Tiga dan Bangunan pusat pengolahan sampah Kota Mataram hasil pengadaan tidak sebanding dengan jumlah yang dibutuhkan masyarakat.

  Solusi :

   Jumlah Kendaraan Bermotor Pengangkut Sampah Roda Tiga, dan Bangunan pusat pengolahan sampah Kota Mataram akan ditambah melalui perencanaan tahun-tahun mendatang secara bertahap.

  2. Peningkatan Peran Sera Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan

  Input : Terlaksananya sosialisasi program lingkungan dengan sampah nihil dan bimtek peningkatan kapasitas kader gerakan menuju lisan. Output : Meningkatnya system pengelolaan persampahan yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan semangat UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan persampahan. Outcome : Meningkatnya pemanfaatan peserta sosialisasi tentang program LISAN dan terbentuknya kader gerakan menuju lisan. Benefit : Tersedianya system pengelolaan persampahan yang lebih efektif dan efisien. Impact : Meningkatnya system pengelolaan persampahan pada masyarakat. Hambatan :

   Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan. Solusi :

   Lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dan lebih menggiatkan lagi sosialisasi masalah penanganan persampahan.

  3. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura Input : Tersedianya Dokumen Profil Adipura.

  Output : Tersedianya 1 paket Dokumen Profil Adipura,. Outcome : Tersedianya salah satu instrument penilaian Adipura, Benefit : Masuknya Kota Mataram sebagai Penerima Penghargaan Adipura Impact : Kota Mataram mendapat penghargaan Adipura Hambatan : Persiapan penilaian dan pemantauan Adipura masih lemah Solusi : Peningkatan Koordinasi yang lebih intensif antar SKPD untuk mempertahankan Adipura Kota Mataram

  4. Pemantauan Kualitas Lingkungan Input : Adanya data kualitas udara ambient .

  Output : Tersedianya 1 paket data kualitas udara ambient. Outcome : Adanya 1 paket data kualitas udara ambient. Benefit : Mempermudah pengambil kebijakan untuk mengambil kebijakan terkait peningkatan kualitas udara ambient.

  Impact : Bertambahnya data kualitas dan kuantitas Lingkungan Hidup (media udara) yang terukur Hambatan :

   Terbatasnya sarana dan prasarana laboratorium

   Kualitas dan kuantitas pengelolah laboratorium yang terbatas Solusi :

   Peningkatan sarana dan prasarana laboratorium melalui penambahan anggaran

   Memperbanyak kesempatan pelatihan bagi pengelolah laboratorium dan meningkatkan jumlah pengelolah laboratorium 5.

  Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup

  Input : Tersedianya data dokumen hasil identifikasi kondisi social, ekonomi dan social budaya (sosekbud) masyarakat sempadan sungai. Output : Tersedianya 1 paket data dokumen hasil identifikasi kondisi social, ekonomi, dan social budaya (sosekbud) masyarakat sempadan sungai. Outcome : Mempermudah pengambilan kebijakan dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan sumber pencemaran air dan biomassa Benefit : Mempermudah pengambil kebijakan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan program restorasi sungai. Impact : Adanya data dokumen hasil identifikasi kondisi social, ekonomi, dan social budaya (sosekbud) masyarakat sempadan sungai. Hambatan : Anggaran yang tersedia belum memenuhi target untuk menghasilkan data yang lebih baik. Solusi : Peningkatan anggaran untuk tahun-tahun mendatang 6.

  Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Input : Pembentukan Tim pengaduan kasus lingkungan.

  Output : Terbentuknya Tim Pelayanan Pengaduan Masyarakat Outcome : Terlayaninya pengaduan-pengaduan masyarakat tentang lingkungan dengan baik Benefit : Tertanganinya kasus-kasus lingkungan secara cepat dan lebih baik Impact : Menurunnya jumlah kasus lingkungan yang tidak tertangani Hambatan : Dana yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah kasus lingkungan yang ditangani Solusi : Peningkatan anggaran untuk tahun berikutnya guna peningkatan layanan pengaduan

7. Koordinasi Penyusunan AMDAL Input : Tersedianya data ekolabel perusahaan ramah lingkungan.

  Output : Tesedianya 1 paket data ekolabel perusahaan ramah lingkungan. Outcome : Tersedianya data ekolabel perusahaan ramah lingkungan. Benefit : Bertambahnya jumlah dokumen lingkungan yang sesuai dengan norma, standart, prosedur dan kapasitas. Impact : Terwujudnya data ekolabel perusahaan ramah lingkungan. Hambatan : Masih banyaknya usaha dan atau kegiatan yang belum dilengkapi dengan dokumen lingkungan Solusi : Peningkatan anggaran untuk tahun berikutnya.

  8. Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air Input : Penyediaan pohon penghijauan.

  Output : Tersedianya Pohon Penghijauan Outcome : Bertambahnya Kuantitas Pohon untuk Penghijauan Benefit : Bertambahnya salah satu sarana peningkatan kualitas lingkungan Impact : Meningkatnya kualitas lingkungan hidup a.i.1. Hambatan : Tingkat keberhasilan hidup pohon yang ditanam masih rendah, karena minimnya anggaran untuk biaya pemeliharaan

  a.i.2.