ANALISIS JALUR UNTUK MENGETAHUI FAKTOR -FAKTOR PENYEBAB KRIMINALITAS DI KOTA MEDAN.

ANALISIS JALUR UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KRIMINALITAS DI KOTA MEDAN

Oleh
RAHMA SOFATUL ZAIN
NIM: 4121230007
Program Studi Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

i

ii


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada 21 September 1994. Ayah bernama Zaidir
Guci dan ibu bernama Irnawati. Penulis merupakan anak pertama dari empat
bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk Taman Kanak-kanak Fathimaturridha,
Medan dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan sekolah di
SD N 064037, Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis
melanjutkan sekolah di MTsN 2 Medan, dan lulus pada tahun 2009. kemudian pada
tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di MAN 1 Medan dan lulus tahun 2012.
Setelah menamatkan pendidikan SMA, Pada tahun 2012 penulis melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Jurusan Matematika Program Studi
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.

iii

ANALISIS JALUR UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KRIMINALITAS DI
KOTA MEDAN
Rahma Sofatul Zain

NIM: 4121230007

ABSTRAK
Dewasa ini tindak kejahatan atau kriminalitas di Indonesia sedang marak
terjadi. Baik di media cetak atau televisi hampir setiap hari dapat dilihat berita
tentang kriminalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor penyebab kriminalitas di Kota Medan, dengan membuat hipotesis dan
diagram jalur, mengetahui hubungan kausal antar variabel eksogen dengan variabel
endogen, menguji secara simultan dan parsial, mencari koefisien jalurnya, dan
melihat faktor yang berpengaruh terhadap kriminalitas. Data diperoleh dari Badan
Pusat Statistik Sumatera Utara dan Kepolisian Resort Kota Medan dari tahun 2001
sampai 2015 yang dianalisis menggunakan analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk, penduduk
usia 15 tahun ke atas tamatan SMP, dan tingkat pengangguran berpengaruh
langsung terhadap tingkat kriminalitas di Kota Medan. Sedangkan variabel
penduduk usia 15 tahun ke atas tamatan SD dan laju pertumbuhan ekonomi
mempengaruhi tingkat kriminalitas secara tidak langsung. Besar pengaruh jumlah
penduduk sebesar 0,948, besar pengaruh penduduk usia 15 tahun ke atas tamatan
SMP sebesar 0,319, dan besar pengaruh tingkat pengangguran sebesar 0,140,
sehingga persamaan nya :
3


= ,

1

+ ,

3

+ ,

1

Kata kunci: Kriminalitas, Analisis Jalur, Variabel Endogen, Variabel Eksogen

vi

DAFTAR ISI
hal
LEMBAR PENGESAHAN


i

RIWAYAT HIDUP

ii

ABSTRAK

iii

KATA PENGANTAR

iv

DAFTAR ISI

vi

DAFTAR GAMBAR


viii

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR LAMPIRAN

xi

Bab I

Pendahuluan

1

1.1. Latar Belakang Masalah

1


1.2. Rumusan Masalah

5

1.3. Batasan Masalah

5

1.4. Tujuan Penelitian

5

1.5. Manfaat Penelitian

6

Tinjauan Pustaka

7


2.1. Kriminalitas

7

Bab II

2.1.1. Pengertian Kriminalitas

7

2.1.2. Bentuk Tindakan Kriminalitas

8

2.1.3. Faktor Penyebab Tindakan Kriminalitas
2.2. Analisis Regresi Berganda

11
15


2.2.1. Pengertian Regresi

15

2.2.2. Model Regresi Berganda

16

2.3. Analisis Jalur

19

2.3.1. Sejarah Analisis Jalur

19

2.3.2. Definisi

19


2.3.3. Prinsip-Prinsip Dasar

20

2.3.4. Konsep dan Istilah

21

2.3.5. Model Analisis Jalur

25

vii

2.3.6. Langkah-Langkah Analisis Jalur

29

2.3.7. Koefisien Jalur


32

2.3.8. Pengaruh Variabel Eksogen terhadap

Bab III

Variabel Endogen

34

2.4. Korelasi Product Moment (Pearson)

35

2.5. Koefisien Determinasi

36

Metodologi Penelitian


38

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian

38

3.2. Jenis Penelitian

38

3.3. Data dan Sumber Data

39

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

39

3.5. Teknik Pengumpulan Data

39

3.6. Prosedur Penelitian

39

3.7. Teknik Analisis Data

40

Pembahasan

41

4.1. Gambaran Umum Kota Medan

41

Bab IV

Bab V

4.1.1. Letak Geografis

41

4.1.2. Komposisi Penduduk

41

4.2. Pengumpulan Data

42

4.3. Merancang Model Berdasarkan Konsep

42

4.4. Pemeriksaan Asumsi Analisis Jalur

46

4.5. Hasil dan Pembahasan

48

4.5.1. Model 1

48

4.5.2. Model 2

54

4.5.3. Model 3

58

Penutup

67

5.1. Kesimpulan

67

5.2. Saran

68

DAFTAR PUSTAKA

69

Lampiran

71

viii

DAFTAR GAMBAR

hal
Gambar 2.1

Analisis Jalur

22

Gambar 2.2

Model Regresi Berganda

25

Gambar 2.3

Model Mediasi

26

Gambar 2.4

Model Kombinasi Pertama dan Kedua

26

Gambar 2.5

Model Kompleks

27

Gambar 2.6

Model Rekursif

28

Gambar 2.7

Hubungan Kausal dari

Gambar 4.1

Diagram Jalur Awal Tingkat Kriminalitas

Gambar 4.2

Scatterplot stadarized residual untuk variabel
endogen

,

,

ke

32

,

43

48

Gambar 4.3

Tabel Anova Awal

49

Gambar 4.4

Tabel Koefisien

50

Gambar 4.5

Tabel Koefisien

51

Gambar 4.6

Tabel Anova Akhir

51

Gambar 4.7

Diagram Jalur Variabel Eksogen

Gambar 4.8

Tabel Anova Awal

54

Gambar 4.9

Tabel Koefisien

55

Gambar 4.10

Tabel Koefisien

56

Gambar 4.11

Tabel Anova Akhir

56

Gambar 4.12

Diagram Jalur Variabel Eksogen

Gambar 4.13

Tabel Anova Awal

58

Gambar 4.14

Tabel Koefisien

60

Gambar 4.15

Tabel Koefisien

60

Gambar 4.16

Tabel Anova Akhir

61

Gambar 4.17

Diagram Jalur Variabel Eksogen

Gambar 4.18

Diagram Jalur Akhir Tingkat Kriminalitas

dan

dan

,

dan

53

57

63
63

ix

Gambar 7.1

Lokasi Penelitian Polresta Medan

Gambar 7.2

Lokasi Penelitian Badan Pusat Statistik Prov

Gambar 7.3

84

Sumatera Utara

84

Peneliti sedang melakukan riset pengumpulan data

85

x

DAFTAR TABEL
hal
Tabel 2.1

Kriteria Korefisien Korelasi

36

Tabel 4.1

Tabel Deviation from linearity

46

Tabel 4.2

Tabel Pengaruh langsung dan pengaruh tak langsung
terhadap tingkat kriminalitas

66

xi

DAFTAR LAMPIRAN

hal
Lampiran 1

Data Penelitian

71

Lampiran 2

Tabel Z-score

72

Lampiran 3

Tabel Korelasi Antar Variabel

73

Lampiran 4

Tabel Koefisien Regresi dan Koefisien Jalur

75

Lampiran 5

Tabel Korelasi Parsial

77

Lampiran 6

Tabel Model Summary

83

Lampiran 7

Dokumen Penelitian

84

Lampiran 8

Surat Ketersediaan Menjadi Dosen Pembimbing Skripsi

86

Lampiran 9

Surat Permohonan Izin Penelitian dari Jurusan

87

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Wakil Dekan
Bidang Akademik

88

Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Wakil Dekan
Bidang Akademik

89

Lampiran 12 Surat Telah Melakukan Penelitian di Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara
Lampiran 13 Surat Telah Melakukan Penelitian di Polresta Medan

90
91

Bab I
Pendahuluan
1.1.

Latar Belakang Masalah
Rasa aman (security) merupakan salah satu hak asasi yang harus diperoleh

atau dinikmati setiap orang. Hal ini tertuang dalam UUD Republik Indonesia
1945 Pasal 28G ayat 1 yang menyebutkan : "Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda
yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan
hak asasi".
Seiring dengan itu, salah satu kewajiban pemerintah dan negara Indonesia
adalah memberikan rasa aman pada seluruh rakyatnya, sebagaimana yang
diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi : "…Pemerintah dan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia …". Kewajiban ini secara eksplisit juga tertuang dalam
Pasal 30 ayat (4), Amandemen Kedua UUD 1945 yang antara lain menyebutkan
bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta bertugas melindungi,
mengayomi dan melayani masyarakat serta menegakkan hukum.
Rasa aman merupakan variabel yang sangat luas karena mencakup berbagai
aspek dan dimensi, mulai dari dimensi politik, hukum, pertahanan, keamanan,
sosial dan ekonomi. Sejalan dengan itu, statistik dan indikator yang biasa
digunakan untuk mengukur rasa aman masyarakat merupakan indikator negatif,
misalnya jumlah angka kejahatan (crime total), jumlah orang yang berisiko
terkena tindak kejahatan (crime rate) setiap 100.000 penduduk. Semakin tinggi
angka kriminalitas menunjukkan semakin banyak tindak kejahatan pada
masyarakat yang merupakan indikasi bahwa masyarakat merasa semakin tidak
aman.
Upaya untuk memenuhi dan menciptakan rasa aman pada masyarakat
merupakan langkah strategis yang turut mempengaruhi keberhasilan
pembangunan nasional. Terciptanya dan terpenuhinya rasa aman pada

1

2

masyarakat akan membangun suasana yang kondusif bagi masyarakat untuk
melakukan berbagai aktifitas termasuk aktifitas ekonomi. Kondisi ini pada skala
makro akan menciptakan stabilitas nasional yang merupakan salah satu
prasyarat bagi tercapainya pembangunan dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat dan tidak terbendung dewasa ini
menghasilkan masyarakat modern yang serba kompleks. Disamping itu adanya
mekanisasi, industrialisasi dan urbanisasi menimbulkan banyak masalah,
terutama masalah sosial. Akibatnya usaha adaptasi dan penyesuaian diri
terhadap masyarakat modern yang sangat kompleks itu menjadi tidak mudah.
Kesulitan mengadapatsi ini menimbulkan banyak masalah diantaranya adanya
kebimbangan, kebingungan, kecemasan, konflik, baik konflik internal atau
konflik eksternal yang terbuka sifatnya. Dampak negatifnya tidak sedikit
masyarakat atau orang yang mengembangkan pola tingkah laku menyimpang
dari norma-norma umum, dengan berperilaku semau sendiri demi keuntungan
dan kepentingan pribadi yang kemudian mengaganggu dan merugikan
masyarakat atau orang lain.
Dengan perkembangan masyarakat yang serba kompleks ini, pengaruh di
luar sistim masyarakat khususnya lingkungan sosial sangat mempengaruhi
perilaku anggota masyarakat, baik orang dewasa maupun anak-anak. Perilaku
yang ditimbulkan bisa berupa hal yang posistif dan bisa juga negatif. Perilaku
yang negatif merupaan perilaku yang melanggar aturan-aturan atau normanorma yang berlaku pada masyarakat. Perilaku demikian disebut juga perilaku
melanggar hukum atau disebut juga perilaku tindak kejahatan. Perilaku
melanggar hukum ini disebut juga tindak kriminalitas, sedang orang yang
melakukan kriminalitas disebut pelaku kriminal.
Kriminalitas atau tindak kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar
hukum

dan

melanggar

norma-norma

sosial,

sehingga

masyarakat

menentangnya. Dewasa ini tindak kejahatan atau kriminalitas di Indonesia
sedang marak terjadi. Baik di media cetak atau televisi hampir setiap hari dapat
dilihat berita tentang kriminalitas. Dalam banyak kasus kejahatan terjadi karena
beberapa faktor. Faktor penyebab kejahatan antara lain faktor biologik,

3

sosiologik yang terdiri dari faktor-faktor ekonomi (sistem ekonomi, populasi,
perubahan harga pasar, krisis moneter, kurangnya lapangan kerja, dan
pengangguran), faktor-faktor mental (agama, bacaan, harian-harian, film),
faktor-faktor fisik : keadaan iklim dan lain-lain, dan faktor - faktor pribadi
(umur, ras dan nasionalitas, alkohol, perang) (Kartono, 1999).
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengungkapkan, Kepolisian
Daerah (Polda) Sumatera Utara menempati urutan ketiga terbanyak kasus
kriminalitas dari seluruh Polda di Indonesia. Aksi kriminalitas kebanyakan
terjadi di kota Medan karena menjadi pusat kota besar di Sumatera Utara. Saat
ini kondisi keamanan di kota Medan sudah mencapai tingkat rawan terhadap
aksi - aksi kejahatan. Mulai dari aksi kejahatan begal semakin merajalela di kota
Medan, bukan hanya di malam hari dan pada lokasi sei nan gelap gulita saja,
namun begal di Medan saat ini tanpa takut beraksi siang hari di pusat kota yang
ramai aktivitas. Selain itu kejahatan narkotika, pencurian, bentrok antar
organisasi, premanisme, hingga aksi teror, semua itu berpadu menjadi satu
ancaman serius bagi stabilitas keamanan kota.
Adapun dua faktor yang mendasari terjadinya kriminalitas yaitu faktor
endogen dan eksogen. Dimana faktor endogen adalah faktor yang berasal dari
diri sendiri pelaku kriminal, sedangkan faktor eksogen adalah faktor yang
berasal dari luar pelaku kriminal. Seperti yang diungkapkan para ahli sosial,
tingkat ekonomi seseorang sangat mempengaruhi melakukan tindakan kriminal,
karena tingkat kriminalitas berbanding terbalik dengan tingkat ekonomi
masyarakat (Lumenta, 2012).
Dalam kasus ini akan dikaji dalam suatu analisis statistik yang dapat
mendeteksi besarnya faktor - faktor tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap tingkat kriminalitas. Salah satu analisis statistik yang dapat
digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat dari beberapa variabel
adalah analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur merupakan sarana yang
dapat membantu peneliti, dengan menggunakan data kuantitatif yang bersifat
korelasional untuk menjelaskan proses yang bersifat kausal. Analisis jalur juga
memperkirakan besarnya pengaruh antara variabel yang satu terhadap variabel
lain dalam suatu hipotesa kausal. Selain itu, metode analisis jalur juga

4

digunakan untuk menguji kesesuaian (fit) pada model yang telah dihipotesiskan
tersebut (Sadjojo, 2011).
Analisis jalur (Path Analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright tahun
1934. Analisis jalur merupakan salah satu teknik analisis kuantitatif, merupakan
pengembangan dari regresi berganda. Teknik ini mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan regresi linier. Dengan model analisis jalur dapat
menemukan pengaruh tidak langsung dalam hubungan antar variabel melalui
variabel perantara. Tujuannya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak
langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel
lainnya yang merupakan variabel akibat.
Dalam hal kausalitas, Path Analysis dapat dipandang sebagai analisis yang
mirip dengan analisis regresi. Keduanya sama-sama menganalisis model
kausalitas. Perbedaannya terletak pada tingkat kerumitan model. Model analisis
regresi lebih banyak menganalisis variabel dependent sebagai dampak dari
variabel independent. Variabel dependent tersebut tidak memberikan dampak
terhadap variabel lainnya. Ketika peneliti dihadapkan pada model dimana
variabel dependent menyebabkan variabel dependent lainnya, maka analisis
jalur lebih cocok digunakan (www.en.globalstatistik).
Model trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu
model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel
eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan. Jadi, model trimming terjadi
ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada variabel yang tidak
signifikan. Walaupun ada satu, dua, atau lebih variabel yang tidak signifikan,
peneliti perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah
dihipotesiskan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik ingin mengetahui bagaimana
pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari faktor-faktor penyebab
kriminalitas di Kota Medan. Sehingga judul penelitian yang diangkat oleh
peneliti adalah “ANALISIS JALUR UNTUK MENGETAHUI FAKTORFAKTOR PENYEBAB KRIMINALITAS DI KOTA MEDAN”.

5

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
penyebab kriminalitas di kota Medan?
2. Berapa besar pengaruh variabel-variabel penyebab kriminalitas secara
simultan (bersama-sama) dan parsial (sendiri-sendiri) terhadap tingkat
kriminalitas di kota Medan?

1.3.

Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah peneliti menggunakan

faktor-faktor yang dianggap berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung sebagai variabel-variabel yang berhubungan dengan tindak
kriminalitas di kota Medan. Adapun variabel-variabelnya yaitu, jumlah
penduduk, tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, kemiskinan,
pengangguran, upah minimum, laju pertumbuhan ekonomi, jumlah industri, dan
jumlah kriminalitas di kota Medan. Metode yang digunakan untuk melihat
pengaruh masing-masing faktor terhadap kriminalitas di kota Medan adalah
analisis jalur dengan bantuan SPSS. Tetapi variabel-variabel

yang

diikutsertakan dalam persamaan hanya yang signifikan saja.

1.4.

Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :
1. Mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh langsung dan tidak
langsung terhadap penyebab kriminalitas di kota Medan.
2. Mengetahui berapa besar pengaruh variabel-variabel penyebab kriminalitas
secara simultan (bersama) dan parsial (sendiri-sendiri) terhadap tingkat
kriminalitas di kota Medan.

6

1.5.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis sendiri, memperdalam ilmu tentang analisis jalur.
2. Bagi para pembaca, menambah wawasan tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat kriminalitas dan penerapan metode statistik,
khususnya analisis jalur.
3. Bagi instansi terkait, memberikan informasi alternatif untuk mengatasi
masalah kriminalitas di kota Medan sehingga memberikan rasa aman
kepada masyarakat.

Bab V
Penutup
5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat kriminalitas di Kota Medan tahun 2001-2015, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat kriminalitas di Kota Medan dipengaruhi secara langsung oleh
variabel jumlah penduduk, penduduk usia 15 tahun ke atas tamatan SMP,
dan tingkat pengangguran. Besar pengaruh variabel jumlah penduduk,
penduduk usia 15 tahun ke atas tamatan SMP, dan tingkat pengangguran
terhadap tingkat kriminalitas di Kota Medan sebesar 78,7% dan sisanya
21,3% dipengaruhi faktor lain diluar model.
2. Jumlah penduduk berpengaruh langsung terhadap tingkat kriminalitas di
Kota Medan sebesar 0,948 artinya ketika jumlah penduduk mengalami
kenaikan 1% dan variabel eksogen lain nilainya tetap maka akan
menyebabkan kenaikan tingkat kriminalitas sebesar 0,948$%.
3. Penduduk usia 15 tahun ke atas tamatan SMP berpengaruh langsung
terhadap tingkat kriminalitas di Kota Medan sebesar 0,319 artinya ketika
penduduk usia 15 tahun ke atas tamatan SMP mengalami kenaikan 1% dan
variabel eksogen lain nilainya tetap maka akan menyebabkan kenaikan
tingkat kriminalitas sebesar 0,319%.
4. Tingkat pengangguran berpengaruh langsung terhadap tingkat kriminalitas
di Kota Medan sebesar 0,140 artinya ketika tingkat penggangguran
mengalami kenaikan 1% dan variabel eksogen lain nilainya tetap maka akan
menyebabkan kenaikan tingkat kriminalitas sebesar 0,140%.

67

68

5. Tingkat kriminalitas di Kota Medan dipengaruhi secara tidak langsung oleh
variabel penduduk usia 15 tahun ke atas tamatan SD dan laju pertumbuhan
ekonomi. Penduduk usia 15 tahun ke atas tamatan SD mempengaruhi
tingkat kriminalitas sebesar 0,043, artinya ketika penduduk usia 15 tahun ke
atas tamatan SD mengalami kenaikan 1% maka akan menyebabkan
kenaikan tingkat kriminalitas sebesar 0,043%. Sedangkan laju pertumbuhan
ekonomi mempengaruhi tingkat kriminalitas sebesar -0,091, artinya ketika
laju pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan 1% maka akan
menyebabkan penurunan tingkat kriminalitas sebesar -0,091%.

5.2.

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka adapun beberapa saran dari penulis

yaitu :
1. Bagi pihak pemerintah Kota Medan diharapkan untuk lebih memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat kriminalitas, seperti
mampu mengatasi tingkat pengangguran, membuka lapangan pekerjaan
guna menyerap jumlah tenaga kerja yang dapat membantu masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.
2. Pemerintah harus membuat sebuah kebijakan dan mengambil peranan yang
cukup besar untuk dapat mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi
yang lebih maju dengan menaikkan kapasitas produksi masyarakat agar
mengurangi tingkat pengangguran di Kota Medan.
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel dependen yang
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di Kota
Medan.

69

DAFTAR PUSTAKA
Alghofari, F., (2011): Analisis Tingkat Pengangguran Di Indonesia Tahun 19802007, Jurnal Ekonomi.
BPS (2014): Statistik Kriminal 2014, BPS, Sumatera Utara.
Budiyono (2007): Penetapan Upah Minimum Dalam Kaitannya Upaya
Perlindungan

Bagi

Pekerja/Buruh

dan

Perkembangan

Perusahaan,

Universitas Dipeonegoro, Semarang.
Dumairv (1996): Perekonomian Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hurwitz, S., (1986): Kriminologi, PT Bina Akasara, Jakarta.
Irawan (1999): Ekonomika Pembangunan, BPFE, Yogyakarta.
Kartono, K., (1999): Patologi Sosial, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lumenta, C. Y. d., (2012): Analisis Jalur Faktor-Faktor Penyebab Kriminalitas Di
Kota Manado, Ilmiah Sains, 12(2).
Muhidin, S. A., (2007): Analisis Korelasi, Regresi, Dan Jalur Dalam Penelitian,
CV Pustaka Setia, Bandung.
Pardede, R., (2014): Analisis Jalur (Path Analysis) Teori dan Aplikasi dalam Riset
Bisnis, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Prasetyo, T., (2010): Kriminalisasi dalam Hukum Pidana, Penerbit Nusa Media,
Bandung.
Putong, I., Andjaswati, N., (2008): Pengantar Ekonomi Makro Edisi Pertama,
Penerbit Mitra Wacana, Jakarta.
Riduan (2006): Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis),
Alfabeta, Bandung.

70

Rutherford, R., (1993): Statistical Model For Causal Analysis, John Wiley and Sons
Inc, New York.
Sadjojo, N., (2011): Metode Analisis Jalur (Path Analysis) dan Aplikasinya,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Sarwono, J., (2007): Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS, Andi,
Yogyakarta.
Sidik, M. P., (2009): Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Soemantri, A., (2006): Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Pustaka Setia,
Bandung.
Sukirno, S., (2004): Makro Ekonomi Teori Pengantar, PT Raja Grafindo Perkasa,
Jakarta.
Suliyanto (2005): Aplikasi Data Dalam Aplikasi Pemasaran, Ghalia Indonesia,
Bogor.
Sumut.bps.go.id (2016): http://sumut.bps.go.id/frontend, diakses 25 Agustus 2016.
Supranto, J., (2004): Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
www.en.globalstatistik (2016): http://www.en.globalstatistik.com/analisis-jalurpath-analysis/, diakses 21 Maret 2016.