PENDAHULUAN Kreatifitas Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Pada Materi Aljabar (Studi Kasus Pada Mahasiswa Semester I Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017).
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang wajib ditempuh oleh peserta didik
dari pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah, bahkan hingga pada
perguruan negeri. Banyak ahli matematika yang menyatakan bahwa
matematika adalah ratu sekaligus pelayan semua ilmu pengetahuan. Sehingga
untuk dapat memasuki dan menguasai dunia ilmu pengetahuan, kita harus
mengenal dan mempelajari matematika (Susilo 2012: v). Matematika juga
merupakan suatu ilmu dengan konsep abstrak yang disusun secara hierarki
dan penalaran sistematis sehingga membutuhkan pemahaman secara bertahap
dan
berurutan.
Pemahaman
konsep
merupakan
suatu
bagian
dari
pembelajaran matematika yang mana setelahnya dilanjutkan dengan
perhitungan. Ini berarti mempelajari matematika haruslah terstruktur secara
bertahap dan berurutan.
Pengelolaan
pembelajaran
matematika
dalam
suatu
instansi
pendidikan diharapkan dapat bermakna, dan mampu membuat peserta
didiknya dapat menerapkan pengetahuan matematikanya dalam kehidupan
sehari-hari maupun pada bidang lain. Terdapat banyak pilihan cara
mengelolanya salah satunya
yaitu pembelajaran matematika secara
kontekstual. Salah satu ciri-ciri pembelajaran matematika secara kontekstual
yaitu terdapat permasalahan kontekstual. Isi dari permasalahan kontekstual
berupa soal-soal penerapan sehari-hari, atau tugas–tugas penemuan,
penyelidikan, tugas lapangan atau lainnya yang mana masalah tersebut harus
dipecahkan secara individu atau kelompok (Wardhani 2004: 5-6).
Masalah adalah situasi dimana seseorang menghadapi sesuatu yang
perlu ditemukan solusinya, namun orang tersebut tidak memiliki cara untuk
mendapatkan solusi. Sehingga, ia akan berusaha untuk mencari barbagai
solusi yang mungkin bisa untuk memecahkan masalah tersebut (NCTM,
2002: 21). NCTM (2000: 4) mengungkapkan bahwa memecahkan masalah
1
2
bukan saja merupakan suatu sasaran belajar matematika, tapi sekaligus
merupakan alat utama untuk melakukan belajar. Dalam kehidupan sehari-hari
tak jarang kita menemukan masalah yang memerlukan matematika untuk
pemecahannya. Matematika dapat memudahkan dalam pemecahan masalah
karena proses kerja matematika dilalui secara berurutan yang meliputi tahap
observasi, menebak, menguji hipotesis, mencari analogi, dan akhirnya
merumuskan teorema-teorema (Uno & Kuadrat, 2009: 109). Seseorang yang
dilatih memecahkan masalah, maka ia akan mampu mengambil keputusan,
dikarenakan ia sudah terampil bagaimana mengumpulkan informasi yang
relevan, menganalisis informasi dan menyadari perlunya meneliti kembali
tentang hasil yang telah diperolehnya (Bondan. W, 2009: 404). Maka dari itu
salah satu tujuan belajar matematika adalah agar terbentuk kemampuan atau
keterampilan dalam memecahkan masalah sebagai sarana untuk mengasah
penalaran yang cermat, logis, kritis, kreatif dan analitis.
Kreatifitas dalam pembelajaran matematika diperlukan oleh peserta
didik dalam menyelesaikan masalah matematika. Menurut Polya (1973: 5)
untuk memecahkan masalah matematika diperlukan langkah-langkah berikut:
1) memahami masalah, 2) merencanakan penyelesaian, 3) melaksanakan
perhitungan, dan 4) memeriksa kembali proses dan hasil. Setiap langkah
tersebut diperlukan kreatifitas untuk menentukan strategi dengan tepat.
Siswono (2004: 78) mengartikan berpikir kreatif merupakan suatu kombinasi
dari berpikir logis dan berpikir divergen. Ketika seseorang menerapkan
berpikir kreatif dalam suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen
akan menghasilkan banyak ide-ide, sehingga hal ini berguna dalam
menemukan penyelesaiannya.
Pada hasil pretest pertemuan pertama yang dilakukan pada tanggal 08
September 2016 didapatkan nilai rata-rata mahasiswa pada setiap aspek
dalam penyelesaian masalah kontekstual, yang mana penilaiannya berkisar
antara 1-5. Pada aspek pertama yaitu pemahaman terhadap informasi yang
diketahui,
mahasiswa
pendidikan
matematika
semester
1
kelas
B
mendapatkan nilai rata-rata 1,6. Aspek kedua yaitu pemahaman terhadap
3
informasi yang ditanyakan hanya mendapatkan rata-rata sebesar 0,8. Ratarata mahasiswa pada aspek ketepatan strategi pemecahan masalah yaitu 1,6.
Sama halnya pada aspek keempat yaitu ketepatan model yang digunakan
adalah 1,6. Dalam aspek keenam adalah kebenaran dalam melakukan operasi
hitung, rata-rata dari para mahasiswa adalah 1,5. Dan rata-rata mahasiswa
dalam aspek terakhir yaitu kebenaran jawaban adalah 1,4.
Dilihat dari nilai rata-rata mahasiswa dalam keenam aspek tersebut
bahwasanya mahasiswa belum dapat memahami informasi yang ada pada
soal, belum tepatnya mahasiswa dalam merancang strategi dan model yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah serta hanya sedikit mahasiswa yang
dapat menjawab permasalahan tersebut dengan tepat. Dalam hal tersebut,
peneliti
ingin
mengetahui
bagaimana
kreatifitas
mahasiswa
dalam
menyelesaikan permasalahan kontekstual pada sebelum dan sesudah
diberikannya pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Sehingga peneliti
bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Kreatifitas Mahasiswa dalam
Menyelesaikan Masalah Kontekstual pada Materi Aljabar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan yaitu: “Bagaimana kreatifitas mahasiswa sebelum dan sesudah
diberikannya
pembelajaran
berbasis
pemecahan
masalah
dalam
menyelesaikan masalah kontekstual pada materi aljabar?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kreatifitas mahasiswa
sebelum dan sesudah diberikannya pembelajaran berbasis pemecahan
masalah dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi aljabar.
4
D. Manfaat Penelitianya
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengatahuan tentang
kreatifitas mahasiswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada
materi aljabar.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi mahasiswa yaitu mengetahui kreatifitas masing-masing
dalam
menyelaisakan
masalah
kontekstual,
sehingga
dapat
mengetahui bagaimana mereka menyelesaikan masalah kontekstual
tersebut.
b. Manfaat bagi dosen yaitu memberikan informasi tentang kreatifitas
masing-masing mahasiswa yang berbeda-beda dalam menyelesaikan
masalah kontekstual pada materi aljabar, sehingga dapat digunakan
sebagai pertimbangan untuk mengajar agar dapat mudah dipahami
oleh mahasiswa.
c. Manfaat bagi peneliti yaitu dapat mengetaui kreatifitas masing-masing
mahasiswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi
aljabar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang wajib ditempuh oleh peserta didik
dari pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah, bahkan hingga pada
perguruan negeri. Banyak ahli matematika yang menyatakan bahwa
matematika adalah ratu sekaligus pelayan semua ilmu pengetahuan. Sehingga
untuk dapat memasuki dan menguasai dunia ilmu pengetahuan, kita harus
mengenal dan mempelajari matematika (Susilo 2012: v). Matematika juga
merupakan suatu ilmu dengan konsep abstrak yang disusun secara hierarki
dan penalaran sistematis sehingga membutuhkan pemahaman secara bertahap
dan
berurutan.
Pemahaman
konsep
merupakan
suatu
bagian
dari
pembelajaran matematika yang mana setelahnya dilanjutkan dengan
perhitungan. Ini berarti mempelajari matematika haruslah terstruktur secara
bertahap dan berurutan.
Pengelolaan
pembelajaran
matematika
dalam
suatu
instansi
pendidikan diharapkan dapat bermakna, dan mampu membuat peserta
didiknya dapat menerapkan pengetahuan matematikanya dalam kehidupan
sehari-hari maupun pada bidang lain. Terdapat banyak pilihan cara
mengelolanya salah satunya
yaitu pembelajaran matematika secara
kontekstual. Salah satu ciri-ciri pembelajaran matematika secara kontekstual
yaitu terdapat permasalahan kontekstual. Isi dari permasalahan kontekstual
berupa soal-soal penerapan sehari-hari, atau tugas–tugas penemuan,
penyelidikan, tugas lapangan atau lainnya yang mana masalah tersebut harus
dipecahkan secara individu atau kelompok (Wardhani 2004: 5-6).
Masalah adalah situasi dimana seseorang menghadapi sesuatu yang
perlu ditemukan solusinya, namun orang tersebut tidak memiliki cara untuk
mendapatkan solusi. Sehingga, ia akan berusaha untuk mencari barbagai
solusi yang mungkin bisa untuk memecahkan masalah tersebut (NCTM,
2002: 21). NCTM (2000: 4) mengungkapkan bahwa memecahkan masalah
1
2
bukan saja merupakan suatu sasaran belajar matematika, tapi sekaligus
merupakan alat utama untuk melakukan belajar. Dalam kehidupan sehari-hari
tak jarang kita menemukan masalah yang memerlukan matematika untuk
pemecahannya. Matematika dapat memudahkan dalam pemecahan masalah
karena proses kerja matematika dilalui secara berurutan yang meliputi tahap
observasi, menebak, menguji hipotesis, mencari analogi, dan akhirnya
merumuskan teorema-teorema (Uno & Kuadrat, 2009: 109). Seseorang yang
dilatih memecahkan masalah, maka ia akan mampu mengambil keputusan,
dikarenakan ia sudah terampil bagaimana mengumpulkan informasi yang
relevan, menganalisis informasi dan menyadari perlunya meneliti kembali
tentang hasil yang telah diperolehnya (Bondan. W, 2009: 404). Maka dari itu
salah satu tujuan belajar matematika adalah agar terbentuk kemampuan atau
keterampilan dalam memecahkan masalah sebagai sarana untuk mengasah
penalaran yang cermat, logis, kritis, kreatif dan analitis.
Kreatifitas dalam pembelajaran matematika diperlukan oleh peserta
didik dalam menyelesaikan masalah matematika. Menurut Polya (1973: 5)
untuk memecahkan masalah matematika diperlukan langkah-langkah berikut:
1) memahami masalah, 2) merencanakan penyelesaian, 3) melaksanakan
perhitungan, dan 4) memeriksa kembali proses dan hasil. Setiap langkah
tersebut diperlukan kreatifitas untuk menentukan strategi dengan tepat.
Siswono (2004: 78) mengartikan berpikir kreatif merupakan suatu kombinasi
dari berpikir logis dan berpikir divergen. Ketika seseorang menerapkan
berpikir kreatif dalam suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen
akan menghasilkan banyak ide-ide, sehingga hal ini berguna dalam
menemukan penyelesaiannya.
Pada hasil pretest pertemuan pertama yang dilakukan pada tanggal 08
September 2016 didapatkan nilai rata-rata mahasiswa pada setiap aspek
dalam penyelesaian masalah kontekstual, yang mana penilaiannya berkisar
antara 1-5. Pada aspek pertama yaitu pemahaman terhadap informasi yang
diketahui,
mahasiswa
pendidikan
matematika
semester
1
kelas
B
mendapatkan nilai rata-rata 1,6. Aspek kedua yaitu pemahaman terhadap
3
informasi yang ditanyakan hanya mendapatkan rata-rata sebesar 0,8. Ratarata mahasiswa pada aspek ketepatan strategi pemecahan masalah yaitu 1,6.
Sama halnya pada aspek keempat yaitu ketepatan model yang digunakan
adalah 1,6. Dalam aspek keenam adalah kebenaran dalam melakukan operasi
hitung, rata-rata dari para mahasiswa adalah 1,5. Dan rata-rata mahasiswa
dalam aspek terakhir yaitu kebenaran jawaban adalah 1,4.
Dilihat dari nilai rata-rata mahasiswa dalam keenam aspek tersebut
bahwasanya mahasiswa belum dapat memahami informasi yang ada pada
soal, belum tepatnya mahasiswa dalam merancang strategi dan model yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah serta hanya sedikit mahasiswa yang
dapat menjawab permasalahan tersebut dengan tepat. Dalam hal tersebut,
peneliti
ingin
mengetahui
bagaimana
kreatifitas
mahasiswa
dalam
menyelesaikan permasalahan kontekstual pada sebelum dan sesudah
diberikannya pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Sehingga peneliti
bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Kreatifitas Mahasiswa dalam
Menyelesaikan Masalah Kontekstual pada Materi Aljabar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan yaitu: “Bagaimana kreatifitas mahasiswa sebelum dan sesudah
diberikannya
pembelajaran
berbasis
pemecahan
masalah
dalam
menyelesaikan masalah kontekstual pada materi aljabar?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kreatifitas mahasiswa
sebelum dan sesudah diberikannya pembelajaran berbasis pemecahan
masalah dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi aljabar.
4
D. Manfaat Penelitianya
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengatahuan tentang
kreatifitas mahasiswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada
materi aljabar.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi mahasiswa yaitu mengetahui kreatifitas masing-masing
dalam
menyelaisakan
masalah
kontekstual,
sehingga
dapat
mengetahui bagaimana mereka menyelesaikan masalah kontekstual
tersebut.
b. Manfaat bagi dosen yaitu memberikan informasi tentang kreatifitas
masing-masing mahasiswa yang berbeda-beda dalam menyelesaikan
masalah kontekstual pada materi aljabar, sehingga dapat digunakan
sebagai pertimbangan untuk mengajar agar dapat mudah dipahami
oleh mahasiswa.
c. Manfaat bagi peneliti yaitu dapat mengetaui kreatifitas masing-masing
mahasiswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi
aljabar.