27 2
Klasifikasi  order  sungai Strahler  1957.  Order  sungai  menunjukkan
tingkat  kerapatan  jaringan  sungai  suatu  DAS.    Penentuan  order  sungai mengikuti kaidah sebagai berikut:
  Order pertama adalah awal aliran yang tidak memiliki cabang sungai,   Apabila dua aliran dari order  bergabung akan terbentuk order   + 1,
  Apabila  dua  aliran  dari  order  yang  berbeda  bergabung  akan  membentuk aliran    sama dengan order yang lebih besar Gambar 6.
    Kerapatan jaringan sungai, merepresentasikan kerapatan Jaringan :
A L
D 
D = Kerapatan jaringan sungai. mKm
-1
L = panjang total jaringan sungai m A = Luas km
2
 Koeffisien bentukcorak Koeffisien ini memperlihatkan perbandingan antara luas daerah pengaliran
dengan kuadrat panjang sungai.
2
L A
F 
F = Koeffisien corak L = panjang sungai utam km
A = Luas daerah pengaliran km
2
D. Karakteristik Geomarfologi
Panjang Jalur Hidraulik pada Lereng lo m Panjang Alur Hidraulik pada Sungai L m
Orde Sungai Maksimum n
28
1 1
1 1
2 2
1 1
3 2            1
2 3
1 3
2 3      2
1 4
1 1         1
Gambar 6 Sistem order menurut Strahler.
Analisis  Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan.
Analisis  sistem  panen  hujan  dan  aliran  permukaan  terdiri  atas;penentuan ambang  batas  debit  puncak,  analisis  untuk  menentukan  volume  panen  hujan  dan
aliran  permukaan  berdasarkan  nilai  ambang  batas  aman  debit  maksimum  saat terjadi  hujan  ekseptional,  serta  analisis  untuk  menentukan  lokasi  sebaran  sistem
panen  hujan  dan  aliran  permukaan  yang  dapat  menurunkan  debit  puncak  secara efektif dan signifikan.
Penentuan Volume Panen Hujan dan Aliran Permukaan
Penentuan  volume  panen  hujan  dan  aliran  permukaan  dilakukan berdasarkan aplikasi Model Debit MAPDASyang telah dikembangkan oleh Balai
Penelitian Agroklimat
dan Hidrologi
BALITKLIMAT, Litbang
Pertanian.Modelini  merupakan  pengembangan  lebih  lanjut  dari  Model  H2U Duchesne and Cudennec, 1998 yang dikembangkan berdasarkan aplikasi konsep
hidrograf  satuan  sesaat  geomorfologi  Rodrigues  Iturbe  andValdes,1979.Model MAPDAS  mengintegrasikan  antara  model  H2U,  yang  merepresentasikan  sub
modul  fungsi  transfer,  dengan  Model  SCS-Curve  Number  SCS,  1972    yang merepresentasikan sub modul fungsi produksi Kartiwa, 2005.
Tahapan  yang  dilakukan  pada  simulasi  MAPDAS  alurnya    diperlihatkan oleh  skema  MAPDAS  sebagaimana  Gambar  7,  dimana  curah  hujan  dan