45
‘universal civilizations’ untuk mengingatkan masyarakat pentingnya suatu dasar bersama di dunia yang telah berada pada satu arus globalisasi. Peradaban universal ini bukan hendak
membentuk suatu persekutuan agama baru yang universal, melainkan merupakan suatu respon tanggapan terhadap globalisasi di segala bidang kehidupan manusia. Pada situasi-situasi seperti
inilah kebutuhan akan suatu dasar minimal etis dikumandangkan oleh Küng.
3. 1. 1. 3 Konteks Perkembangan Teknologi
Sebuah teknologi tanpa batas sedang berkembang di masa kini. Semakin maju ilmu pengetahuan, semakin cepat pula perkembangan teknologi, dan berbagai inovasi yang
dikembangkan oleh para ilmuwan dan ahli. ‘Technologies of freedom’ merupakan ungkapan mengenai kebebasan yang dialami oleh teknologi pada abad ini.
110
Tidak heran, masyarakat masa kini mengorientasikan dirinya dalam laju gerak ilmu pengetahuan. Masyarakat ini tenggelam di
dalam arus informasi dan kelaparan akan ilmu pengetahuan.
111
Akibatnya, hampir semua orang berlaju mengejar pendidikan demi ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi ini dimanfaatkan
oleh berbagai perusahaan untuk memajukan ruang gerak bisnisnya. Namun, seringkali didapati bahwa usaha untuk meraih keuntungan yang sebanyak-banyaknya lewat teknologi
mengesampingkan hak-hak alam untuk terus berkembang. Teknologi yang dikembangkan tidak ramah lingkungan, hanya menekankan laju efektifitas perusahaan, tanpa memperhitungkan
kerugian yang dialami oleh alam. Semua lingkungan di bumi ini sama-sama sedang menghadapi krisis global akibat pengguna-pengguna teknologi yang tidak bertanggung jawab. Krisis ini
nampak pada kenyataan bahwa bumi kita telah mengalami pemanasan global global warming,
110
Monroe E. Price, “Media and Sovereignty: The Global Information Revolution and Its Challenge to State Power,” dalam The Globalization Reader, Australia: Blackwell Publishing, 2000, 306.
111
Naisbitt, Sepuluh, 2.
46
polusi air, pencemaran oleh bahan-bahan kimia, penggundulan hutan, dan punahnya spesies- spesies.
112
Di bidang komunikasi, proses penyampaian informasi juga semakin cepat dan mampu melintasi batas-batas negara. Sebagai contoh, tragedi 11 September 911
113
yang terjadi di Amerika Serikat tahun 2001 silam telah menjadi perbincangan seluruh dunia sesaat setelah
media komunikasi menyiarkan berita tersebut. Hampir setiap negara merespon dan memberikan pendapat terkait dengan tragedi itu. Pertukaran informasi, pernyataan, dan tanggapan cepat sekali
beredar dengan kekuatan teknologi informasi masa kini. Jika disalahgunakan oleh pihak-pihak dengan kepentingan tertentu, maka proses pertukaran informasi yang instan ini dapat menjadi
alat untuk provokasi, aksi saling tuding, legitimasi kekuasaan, dan menjadi fasilitator yang baik untuk menciptakan konflik baru.
Küng menyadari bahwa kekuatan modernitas di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan industrialisme menuntut adanya tanggung jawab etis dan kontrol demi kemanusiaan dan habitat
bumi. Jika tidak, maka kenyataan-kenyataan berikut akan terus menerus berlangsung: penggunaan sumber-sumber alam dengan sewenang-wenang, penggunaan media massa yang kini
instan dan global sebagai alat hasut paradigma masyarakat secara luas, dan pemanfaatan jaringan komunikasi untuk melakukan kebohongan publik.
114
112
Ormerod, Globalization, 66.
113
Serangan 11 September disebut
September 11, September 11th
atau 911 adalah serangkaian empat serangan
bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C. pada 11 September
2001. Pada pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militan Islam,
al-Qaeda, membajak
empat pesawat jet penumpang.
Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center
di New York City. Pembajak juga menabrakkan
pesawat ketiga ke
Pentagon diArlington, Virginia. Ketikaa penumpang berusaha
mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat
Shanksville, Pennsylvania
dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini. Diunduh pada 9 Juni 2012, pukul 11.50 via
http:id.wikipedia.orgwikiSerangan_11_September_2001
114
Hans Küng dan Karl-Josef Kuschel, Etik Global Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999, 31-32.
47
3. 2 Naskah Etika Global