Evaluasi faktor strategis eksternal

Keterangan Alternatif Model Strategi: PAPM : pengembangan akses permodalan TSUP : pengembangan teknologi dan skala usaha perikanan PAPS : pengembangan akses pemasaran PKPM : penguatan kelembagaan masyarakat pesisir PSPB : pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis masayarakat PSPP : pembangunan sarana prasarana penunjang usaha perikanan PDPI : pengembangan diversifikasi pengolahan ikan + ,,- . ,,- , , , 0 1 . 2 . 3 . 3 4 +. . 0-00 .. .. 10 1 Gambar 18 Hirarki dan nilai prioritas model pemberdayaan masyarakat pesisir. Urutan vektor prioritas kriteria pada model pemberdayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Halmahera Utara, yaitu biologi 0, 0259, ekonomi 0,248, kelembagaan 0,242, sosial 0,135 dan teknologi 0,117. Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat digambarkan bahwa, kriteria paling penting untuk dipertimbangkan pada pemberdayaan masyarakat pesisir di wilayah kajian adalah faktor biologi. Faktor ini merupakan faktor penting, karena usaha perikanan sangat tergantung pada kondisi sumberdaya ikan secara berkelanjutan. Dengan pengelolaan sumberdaya ikan yang terus berkelanjutan maka kegiatan usaha perikanan dapat terus terjaga, sehingga kebutuhan ekonomi masyarakat pesisir dapat terjamin. Urutan kedua faktor ekonomi, hal ini dapat dimengerti karena faktor ekonomi merupakan faktor yang penting dalam strategi pemberdayaan, program pemberdayaan hendaknya dapat memberikan manfaat langsung bagi peningkatan ekonomi nelayan secara khusus dan masyarakat pesisir pada umumnya. Pada pertimbangan sub kriteria biologi diperoleh vektor prioritas adalah potensi sumberdaya ikan 0,128, ukuran ikan 0,080 dan illegal fishing 0,051. Di Kabupaten Halmahera Utara, sebagian besar nelayan adalah subsisten yang melakukan kegiatan penangkapan ikan hanya untuk kebutuhan mererka sehari- hari. Sehingga sub kriteria potensi sumberdaya ikan memberikan kontribusi lebih tinggi bagi mereka sehingga mendapat urutan prioritas pertama dibandingkan ukuran ikan dan illegal fishing. Pada sub kriteria teknologi diperoleh vektor prioritas adalah ukuran kapal 0,029, jumlah kapal 0,029 dan produktivitas 0,059. Hal ini menunjukkan vektor prioritas produktivitas lebih tinggi daripada ukuran dan jumlah kapal. Kondisi ini menggambarkan bahwa produktivitas unit penangkapan di wilayah perairan kajian rata-rata rendah karena keterbatasan teknologi dan sebagian besar armada perikanan tangkapnya berskala kecil. Para nelayan berharap dapat menggunakan alat penangkapan yang produktif, seperti pajeko yang mulai berkembang di daerahnya tetapi terkendala oleh tingginya investasi pajeko. Pada sub kriteria ekonomi diperoleh vektor prioritas adalah harga ikan 0,099, akses pemasaran 0,099 dan pendapatan 0,050. Hasil analisis diperoleh vektor prioritas dari harga ikan dan akses pemasaran lebih tinggi daripada pendapatan. Hal ini menggambarkan faktor harga ikan dan akses pasar lebih tinggi dibandingkan pendapatan. Kondisi ini dapat dipahami, karena TPI setempat tidak berfungsi maka seluruh nelayan hanya menjual ikan tangkapannya kepada dipo-dipo dengan harga rendah.