Teori Labor Leissure Choice

2.1.4 Teori Labor Leissure Choice

Dalam satu minggu terdapat 168 jam dan masing-masing individu memiliki perbedaan dalam mengalokasikan jumlah jam tersebut untuk berbagai aktivitasnya. Diasumsikan bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan biologis yang tetap seperti makan, tidur, dan lain sebagainya yang membutuhkan waktu kurang lebih 68 jam per minggu. Dengan demikian, masih terdapat sisa 100 jam dalam 1 minggu yang dapat digunakan oleh masing-masing individu untuk menentukan pilihan, yakni akan dialokasikan untuk bekerja atau untuk leisure waktu senggang. Gambar 2.4 Kurva Indifferen Individu Sumber : Kauffman and Hotchkiss 1999 Dari Gambar 2.4 dapat dilihat bahwa masing-masing individu mempunyai preferensi yang berbeda dalam menentukan pilihan antara bekerja atau menikmati waktu senggang. Hal ini ditunjukkan dengan kurva indifferen, yang menggambarkan •D MRS Income per week Hours of Leissure per week •E •A •B •C I 3 I 2 I 1 kombinasi antara bekerja dengan tingkat pendapatan yang dihasilkan dari bekerja. Titik A, B , C mencerminkan kombinasi antara tingkat pendapatan dengan waktu senggang. Pada kurva I 1 , terdapat tiga titik yaitu A, D, E yang menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Semakin ke kanan kurva indifferen, maka semakin tinggi kepuasan yang dicapai seseorang dalam kombinasi waktu bekerja dan tingkat pendapatan yang diterima. Tiap kurva indifferen berbentuk cembung, hal ini menunjukkan MRS Marginal Rate of Subtitution yang menurun antara pendapatan dan waktu senggang, seperti pada titik A, MRS ditunjukkan oleh slope dari garis putus-putus. Kurva indifferen mempunyai slope negatif karena ketika seorang individu menginginkan kombinasi yang baru antara tingkat pendapatan dengan waktu senggang. Penambahan pada tingkat pendapatan akan sekaligus mengurangi waktu senggangnya. Keputusan individu untuk menambah jam kerja dipengaruhi oleh perubahan Mc Connell, Brue, dan Macpherson, 1999: a. Income effect. Individu akan mengurangi jam kerjanya bila pendapatan meningkat tetapi tingkat upah konstan. b. Substitution effect, mengindikasikan perubahan keinginan menambah jam kerja karena perubahan tingkat upah tetapi pendapatan konstan. c. Jika substitution effect lebih dominan dari income effect, keinginan individu untuk bekerja menjadi lebih lama, saat tingkat upah meningkat. Sebaliknya, jika income effect lebih besar dari substitution effect, kenaikan tingkat upah akan menyebabkan keinginan untuk bekerja semakin sedikit.

2.1.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK