Daftar Istilah Teknologi Tekstil
Lampiran 05. Daftar Istilah Teknologi Tekstil
01. Batik ( waxed-resist-cloth dyeing) : teknik pembentukan pola 16. Pilih : teknik penyisipan benang pakan tambahan diantara hias dengan perintang warna lilin atau malam lebah ( wax-
benang pakan reguler dengan bantuan anak torak ( chosen resist) pada kain jadi sebelum proses pencelupan ke dalam
inserting the wefts between regular wefts, that cross concealling larutan warna. Aplikasi lilin sebagai perintang warna ini
one or two warps).
biasanya dilakukan dengan canting atau stempel. 17. Prada ( gilt) : teknik penempelan pigmen yang biasanya 02. Brokat : teknik penyuntikan/ penyisipan benang berlatarkan
berwarna keemasan dengan perekat. Jika pradanya berupa pola konvensional atau geometris ( brocade).
bubuk halus disebut prada-yeh (prada-air), sedangkan yang 03. Colèt : teknik pemindahan cat (pigmen dan binder) yang biasa
berupa lembaran disebut prada pel-pel. dilakukan dengan kwas atau sejenisnya. Pengecatan dengan
18. Rèp : teknik penyilangan benang pakan ke benang lungsi kwas ini tentunya tidak dapat sekaligus menghasilkan pola
secara reguler, tetapi dalam hitungan 1 sentimeter persegi hiasan berukuran besar.
jumlah benang lungsinya jauh lebih banyak dari pakannya 04. Damas ( damask) : kain berpola hias bagian depan kebalikan
( warp-faced plain weave).
dengan belakang, yang ditenun dengan menyilangkan 19. Satin ( satin weave) : tenun satin, lihat gambar 1 dibawah. benang lungsi ke benang pakan dan tampilan polanya
20. Silang kepar ( twill) : silang kepar/ anam kepang, gambar 2. menyerupai kain satin ( warp-faced satin weave) dengan dasar
21. Silang Polos ( plain weave / tabby) : teknik penyilangan benang kain yang menonjolkan benang pakan ( in the ground of
pakan ke benang lungsi secara reguler, bisa dengan notasi weft-faced). Kain ini bisa terbuat dari sutera, wol, linen, kapas,
1/1, 2/2, dst.
atau serat sintetik. 22. Sablon ( printing) : teknik pemindahan cat (pigmen dan 05. Fabrikasi : teknik penyilangan atau pengkaitan benang untuk
binder) yang sekaligus memberikan hiasan, baik yang membentuk kain atau hiasan.
berpola besar atau kecil.
06. Ikat ( tied-resist threads dyeing) : teknik pembentukan pola hias 23. Songkèt : teknik penambahan benang pakan dari pinggir dengan perintang warna berupa tali dengan cara diikatkan
kain paling kiri ke kanan searah pakan untuk membentuk pada benang sebelum proses pencelupan ke dalam larutan
pola hias ( supplementary weft from selvage to selvage). warna, setelah pola hiasan terbentuk pada benang lalu tali
Songkèt atau sotis dapat dibedakan dengan kain bermotif dilepas dan selanjutnya dilakukan proses tenun. Bila proses
dengan tehnik sulam ‘ embroidery’ dan ‘brocade’. Karena pembentukan pola hias pada benang pakan dan lungsi
pembentukan motif pada kain songkèt yang dilakukan disebut ikat ganda ( double ikat), jika pembentukan hanya pada
bersamaan dengan proses tenunan kain dasar, tidak harus benang pakan disebut ikat pakan ( weft-ikat) dan yang hanya
menggunakan jarum, tetapi memerlukan beberapa alat pada benang lungsi disebut ikat lungsi ( warp-ikat).
pembentuk pola yang disebut ‘gun’ atau ‘cucukan’, dan 07. Jumputan ( tied-resist cloth dyeing) : teknik pembentukan pola
mungkin berpola kearah benang pakan atau lungsi. hias dengan perintang warna berupa kain yang diikat
Sedangkan sotis umumnya berpola ke arah benang pakan, kuat-kuat dengan tali atau tali itu sendiri yang diikatkan pada
dimana benang pakan tambahannya berupa benang kain jadi sebelum proses pencelupan ke dalam larutan warna.
berwarna (bukan logam).
Kain Pelangi termasuk dalam kategori ini. 24. Sulam ( embroidery) : kain sulaman atau kain bordiran biasa- 08. Kêlim : teknik tenunan menyerupai permadani tetapi dalam
nya berupa hiasan yang kecil-kecil, seperti pembuatan satu pola hias, dengan pola hias lainnya bisa terputus ( slit-
jahitan pada lubang kancing baju ( button-hole-stitch) dan tapestry weave) dan bersambung (interlocked-tapestry weave).
pada tehnik pembentukan hiasan pada kain yang beralas Dari pengertian ini, kêlim meliputi yang ujung belokan
kain bantalan (quilt). Sehingga tehnik sulam jenis ini sering benang hiasnya bersambung dan kêlim yang ujung belokan
diidentikkan dengan tehnik ‘kerja-jarum’ ( neddle-works). Kain benang hiasnya lepas/ terpisah.
bordiran menyerupai tehnik-kerja sulaman pada kain 09. Kolorasi : teknik pewarnaan kain atau benang (sebelum proses
kruistik.
tenun). 25. Sulam-bantal ( quilt) : teknik pembentukan desain/ hiasan 10. Nir-Tenun ( non-weaving) : teknik penambahan, penyisipan atau
dengan cara menisikkan ( stitching) pada (potongan) kain penempelan benang atau bahan lain untuk membentuk (pola)
yang diberi bantalan (kain) dsb.
hiasan. Penyilangan atau pengkaitan benang yang bukan 26. Sulam-cucuk ( couching) : teknik pembentukan desain/ hiasan pakan atau lungsi bisa termasuk nir-tenun ( non-woven fabric),
dengan menempelkan benang logam (metal thread), percik sehingga kain sulaman dan turunannya, rènda, kèpang,
logam ( sequins) atau percik kaca (mirrors) dan dengan cara anyaman, songkèt, sungkit, pilih, dan sejenisnya masuk
menisikkan ( stitching) pada permukaan kain. kategori ini.
27. Sungkit : teknik penambahan benang pakan terputus untuk 11. Palampores (baca: palampos) : kain katun bermotifkan seperti
membentuk pola hias ( discontinuous supplementary weft). pohon hayat, palmet (keong), dll. yang dibuat dengan teknik
28. Tenun ( weaving) : teknik penyilangan benang pakan dan sablon-blok ( block-print) dari India yang banyak dipasarkan ke
lungsi untuk membentuk kain ( woven-fabric). Silang polos Eropa.
( plain weave / tabby), silang kepar, permadani (tapestry), 12. Pencelupan ( dyeing) : teknik pewarnaan dengan cara men-
kêlim, rèp dan damas termasuk kategori ini. celupkan kain dalam larutan warna ( dye liquor). Ciri utamanya
29. Tritik ( stitched-resist cloth dyeing) : teknik pembentukan pola adalah warna kain bagian depan sama dengan warna kain
hias dengan perintang warna berupa lipatan-lipatan kain pada bagian belakang.
yang diikat kuat-kuat dengan benang yang dimasukkan 13. Pêrca ( applique) : teknik pembentukan desain/ hiasan dengan
dengan jarum pada kain jadi sebelum proses pencelupan ke menempelkan potongan kain dan dengan cara menisikkan
dalam larutan warna.
( stitching) pada permukaan kain. 14. Permadani ( tapestry) : teknik penyilangan benang pakan ke benang lungsi secara reguler, tetapi dalam hitungan 1 sentimeter persegi, jumlah benang pakannya jauh lebih banyak dari lungsinya ( weft-faced plain weave).
15. Pigmentasi ( pigmentation) : teknik pewarnaan dengan cara mencat, mensablon atau cara lain menempelkan pigmen pada kain. Ciri utamanya adalah warna kain bagian depan tidak- sama dengan warna kain pada bagian belakang, karena warna pada teknik pigmentasi hanya menempel pada bagian permukaannya saja.
Gambar 1.: Tenun Satin
Gambar 2.: Silang Kepar