1. Hambatan sosio-antro-psikologis
a.
Hambatan sosiologis Hambatan sosiologis berasal dari pelaku komunikasi tersebut. Ini
dikarenakan masayarakat terdiri dari berbagai golongan dan lapisan, yang menimbulkan perbedaan dalam status sosial, agama, ideologi,
tingkat pendidikan, tingkat kekayaan dan sebagainya yang kesemuanya dapat menjadi hambatan bagi kelancaran komunikasi.
b.
Hambatan antropologis Dalam melancarkan komunikasinya seorang komunikator tidak
akan berhasil apabila ia tidak mengenal siapa komunikan yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksudkan dengan “siapa” disini bukan
nama yang disandang, melainkan ras apa, bangsa apa atau suku apa. Dengan mengenal dirinya akan mengenal pula kebudayaannya, gaya
hidup dan norma kehidupannya, kebiasaan dan bahasanya.
c.
Hambatan psikologis Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam
komunikasi. Hal ini umumnya disebabkan si komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan.
Komunikasi sulit untuk berhasil apabila komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati, dan kondisi
psikologis lainnya; juga jika komunikasi menaruh prasangka prejudice kepada komunikator. Prasangka merupakan salah satu
hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa-apa sudah bersikap menentang komunikator.
Apalagi jika prasangka itu sudah berakar, seseorang tidak dapat lagi berfikir objektif, dan apa saja yang dilihat atau didengarnya selalu
akan dinilai negatif.
2. Hambatan semantis
Kalau hambatan sosioligis-antropologis-psikologis terdapat pada pihak komunikan, maka hambatan sematis terdapat pada diri komunikator. Faktor
semantis menyangkut bahasa yang digunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Gangguan semantis
kadang-kadang disebabkan pula oleh aspek antropologis, yakni kata-kata yang sma bunyinya dan tulisannya tetapi memiliki makna yang berbeda.
3. Hambatan mekanis