Metodologi Penelitian

G. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dibutuhkan suatu metode penelitian untuk membantu peneliti dalam mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian. Sebelum menentukan metode yang akan digunakan, langkah awal adalah menentukan pendekatan penelitian. Pendekatan penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan data yang relevan dan mendalam. Untuk memperoleh deskripsi mendalam mengenai praktik penggunaan internet oleh anak-anak dan makna sosial dibaliknya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar bisa mendapatkan data

KOMINFO. Diperlukan Upaya Meningkatkan Kesadaran Anak-Anak dan Remaja Kaitannya Keamanan Intrnet. Diperbarui 20 Februari 2014. Terarsip di: http://kominfo.go.id/index.php/ content/detail/3847/Diperlukan+Upaya+Meningkatkan+Kesadaran+anak+dan+remaja+kaitannya+ keamanan+internet/0/berita_satker#.U6-xXPl_vao Tanggal akses 27 Juni 2014.

Puspita Adiyani Candra. Penggunaan Internet Pada Anak‐Anak Sekolah Usia 6‐12 Tahun di Surabaya. Terarsip di: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Artikel% Jurnal% -

% Puspita% Adiyani% % AB .doc Tanggal akses Juni .

sesuai yang diinginkan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data yang diperoleh kaya deskripsi sehingga diharapkan mampu membantu peneliti menelisik penelitian lebih dalam. Mengacu pendekatan kualitatif dan kebutuhan data dalam penelitian, maka metode yang relevan digunakan dalam penelitian ini ialah etnografi.

Neuman menyatakan bahwa etnografi muncul dari antropologi budaya. )stilah etnografi berasal dari kata Ethnos bangsa berarti orang atau folk, sementara Graphein menguraikan mengacu pada penggambaran sesuatu. Oleh karena itu etnografi merupakan penggambaran suatu budaya atau cara hidup orang-orang dalam sebuah komunitas tertentu . Etnografi yang berakar dari ilmu antropologi, pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati dalam kehidupan sehari-hari.

Etnografi sebagai usaha untuk menjelaskan suatu budaya atau suatu aspek dari budaya. Secara lebih khusus, etnografi berusaha memahami tingkah laku manusia ketika mereka berinteraksi dengan sesamanya di suatu komunitas. Etnografi memusatkan perhatiannya pada upaya memaparkan kebudayaan dan memahami pandangan hidup dari sudut pandang pelaku budaya . Metode ini memosisikan manusia dan tindakannya sebagai suatu yang tidak eksplisit dalam mengungkapkan makna. Peneliti penting menelisik lebih dalam relasi tindakan-tindakan tersebut dalam konteks sosial yang lebih spesifik. Peneliti melakukan wawancara tatap muka dan masuk ke dalam sebuah kelompok sosial.

Etnografi menempatkan subjek penelitiannya dalam lingkungan alamiah dimana dia biasa menjalankan kehidupan sehari-harinya. Menurut pandangan (ammersley dan Atkinson etnografi adalah :

Bambang Mudjiyanto. . Metode Etnografi Dalam Penelitian Komunikasi dalam Jurnal Komunikasi Massa Vol. . hal. .

Syafrizal. . Penelitian Lapangan Untuk Kajian Komunikasi dalam Komunikasi dan Dunia Penelitian Kualitatif, (ermin )ndah Wahyuni, Ed . Yogyakarta: Fisipol UGM. hal.

- . Martyn (ammersley dan Paul Atkinson.

. Ethnography: Principles in Practice. London: Routledge. hal. .

“usually involves the researcher participating, overtly or covertly in people’s daily lives for an extended period of time, watching what happens, listening what is said, asking questions through informal and formal interviews, in fact, collecting whatever data are available to throw light on the issues with which he or she is concerned”.

Kerja etnografer tak dapat dilakukan di tataran permukaan, ia perlu melakukan in‐depth studies. Cara ini menjadi jaminan kedalaman informasi yang diperoleh peneliti, sekaligus kedalaman penghayatan atas pengalaman budaya yang dimiliki oleh subjek penelitian. Tugas etnografer adalah pergi ke lapangan dengan cara observasi dan wawancara untuk dapat menggambarkan praktik informal dalam konteks kultural, serta membuat catatan-catatan etnografi berupa catatan kecil ketika peneliti di lapangan. Peneliti dituntut untuk merancang langkah penelitian yang sistematis. Langkah ini penting untuk menjadi panduan ketika peneliti melakukan wawancara, percakapan, mendengar, dan melihat manusia yang diteliti. Untuk mendapatkan kedalaman data dan informasi yang dibutuhkan, peneliti juga harus terlibat dalam kehidupan subjek penelitian dalam kurun waktu panjang, bulanan, atau tahunan. Dalam rentang tersebut peneliti harus memelajari pengalaman subjek, rutinitas dan kepentingan mereka, harapan, impian, bahkan kecemasan mereka .

Penelitian yang akan dilakukan bersifat deskriptif. Peneliti mencoba untuk memaparkan setiap kejadian dalam kelompok masyarakat yang menjadi objek penelitian. Salah satu karakteristik laporan etnografi deskripsi padat (thick description tidak hanya didapat dari merekam apa saja yang dilakukan partisipan. Thick description merupakan catatan pangalaman yang padat dan mendetail terhadap pengalaman, pola, dan koneksi hubungan sosial yang menyatukan orang. Geertz menyatakan, tujuan dari deskripsi yang padat adalah untuk menarik kesimpulan yang luas dari fakta-fakta yang kecil, namun memiliki struktur yang sangat padat. Deskripsi yang padat melampaui hal-hal

Syafrizal. Op., Cit. hal.

faktual, artinya, deskripsinya bersifat analitis sekaligus teoritis. Etnografi deskriptif berfokus pada deskripsi tentang komunitas atau kelompok .

Metode etnografi menghindari generalisasi fenomena yang terjadi, dimana penjelasan di satu fenomena tertentu tidak bisa disamakan dengan penjelasan atas fenomena yang sama di tempat lain. Etnografi menempatkan subjek penelitian dalam lingkungan alamiah dimana dia biasa menjalankan kehidupan sehari-harinya. Penelitian ini menginginkan hasil penelitian deskriptif dan mendalam. Dengan menggunakan metode etnografi, maka diharapkan bisa mendeskripsikan tujuan dari penelitian, yaitu untuk mengetahui praktik penggunaan internet oleh anak. Peneliti memiliki keleluasaan untuk mengarahkan penelitiannya berdasar pada kebutuhan di lapangan. Diharapkan juga mampu menggali informasi secara mendalam dengan sumber-sumber yang luas.

Selain itu, penelitian etnografi merupakan suatu penelitian yang bersifat holistik dan ilmiah sehingga peneliti harus mengamati setiap kejadian langsung dari sumbernya, kemudian melakukan peninjauan kembali dan interpretasi data. Yang menjadi sumber penelitian tidak hanya yang bersifat eksplisit, namun juga yang bersifat implisit. Dengan demikian, walaupun informan tidak pernah mengatakan secara langsung, peneliti harus mampu memahami, mengungkapan, dan menarik kesimpulan.

Adapun jenis penelitian etnografi yang digunakan adalah observatory as participant , di mana peneliti memposisikan diri sebagai bagian dari informan

yang diteliti. Peneliti mencoba masuk ke dalam aktivitas dan fenomena informan dalam penggunaan internet di Warnet, beserta segala hal yang menunjang dalam penelitian ini.

2. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini memerlukan data-data kualitatif yang nantinya akan dianalisis sehingga menghasilkan deskripsi mengenai praktik penggunaan internet oleh anak-anak. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

Mudjiyanto. Op., Cit. hal. .

primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber aktual pada saat terjadinya peristiwa pengumpulan data. Sedangkan data sekunder seperti berbagai pendapat yang diambil melalui sumber sekunder untuk menjelaskan data primer .

. Data primer berupa data observasi dan wawancara tentang cerita pengalaman informan dalam praktik menggunakan internet, serta praktik penggunaan internet yang dilakukan informan dalam kesehariannya.

. Data sekunder berupa dokumentasi visual berupa foto yang menunjukkan situasi ketika informan sedang mengakses media, serta merujuk pada studi pustaka, seperti artikel dalam media massa, buku teks, publikasi organisasi dan pemerintah.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dengan proporsi seimbang bagi peneliti dan subjek penelitian, peneliti menggunakan dua macam perspektif, yaitu perspektif etik dan perpesktif emik. Perspektif emik adalah pendekatan penelitan etnografi untuk cara anggota budaya tertentu menerima dunia mereka. Sedangkan perspektif etik adalah pendekatan penelitian etnografi untuk cara non-anggota budaya menerima dan mengintrepretasikan perilaku dan fenomena yang diasosiasikan dengan budaya tertentu .

Melalui perspektif emik, peneliti memperoleh data penelitian melalui percakapan dengan subjek. Perspektif etik, peneliti memperoleh data penelitian melalui catatan etnografi dan observasi partisipan. Dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa peneliti terlibat langsung dalam keseharian informan observasi partisipan , catatan etnografis, serta wawancara mendalam, yang nanti pada akhirnya menghasilkan data deskriptif mendalam tentang praktik anak dalam menggunakan internet di Warnet.

Ratna. Op., Cit. hal:

Emzir. . Metodelogi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo. hal.

Berikut ini adalah rincian teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti:

a. Teknik observasi partisipan Observasi partisipan adalah observasi yang mengharuskan peneliti mengalami hidup bersama dengan objek. Teknik ini digunakan untuk membantu peneliti memahami rutinitas yang dilakukan para informan dengan berpartisipasi dalam rutinitas-rutinitas itu sendiri . Peneliti mengamati orang lain tanpa menyampuri situasinya. Peneliti tinggal bersama di antara orang-orang yang berbeda dengan dirinya untuk memahami cara hidup mereka. Dengan mengamati perilaku informan, peneliti belajar tetang sesungguhnya yang dilakukan mereka. Kedudukan peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat yang terlibat, dengan membiarkan informan mengetahui bahwa ia sedang diteliti. Peneliti ikut berpartisipasi dengan aktivitas anak-anak menggunakan internet di Warnet. Proses ini penting dilakukan agar peneliti memperoleh data dan gambaran aktivitas anak-anak menggunakan internet dalam kesehariannya.

Dalam observasi melibatkan tiga objek sekaligus, yaitu lokasi atau tempat penelitian itu berlangsung, para pelaku dengan peran-peran tertentu, dan aktivitas para pelaku yang dijadikan objek penelitian. Penelitian terlebih dahulu menentukan lokasi penelitian kemudian diikuti dengan proses, sebagai alur penelitian dengan melibatkan para pelaku dengan berbagai tindakannya.

b. Wawancara mendalam Wawancara mendalam ditujukan untuk memperoleh data rinci dan lengkap. Teknik wawancara, merupakan teknik penelitian yang memungkinkan kita untuk mengetahui gagasan-gagasan orang lain beserta pendapat dan sikap mereka . Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi latar dan data yang kompleks, interpretif. Dengan teknik ini diharapkan bisa memudahkan dalam pengumpulan data yang mendukung penelitian. Serta membantu peneliti memelajari pengalaman dari informan, baik rutinitasnya dan kepentingan mereka dalam kaitannya praktik

Jane Stokes. . How to Do Media and Cultural Studies. Yogyakarta: Bentang. hal. . Ibid., hal.

pengguan internet Warnet. Antara peneliti dan informan harus memiliki kedekatan psikis untuk mempermudah jalannya wawancara agar peneliti memiliki peluang untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Kualitas penelitian tidak hanya ditentukan kemampuan membaca fenomena melainkan perlu didukung pendokumentasian data melalui catatan-catatan lapangan. Catatan bisa berupa coretan-coretan singkat hingga deskripsi panjang tentang sebuah peristiwa. Dapat pula dilengkapi dengan foto, video, rekaman wawancara dan percakapan serta artifak kebudayaan yang relevan dengan penelitian.

c. Catatan etnografis Dalam mendokumentasikan seluruh kegiatan praktik anak dalam menggunakan internet, peneliti akan mencatat segala hal yang berkaitan dengan anak menggunakan internet, seperti aktivitas ketika ber-internet, situasi dan ekspresi yang muncul pada saat itu, hingga catatan mengenai hubungan mereka dengan orang tua dan teman. Catatan-catatan tersebut didokumentasikan secara sistematis berdasarkan tanggal dan waktu peristiwa tersebut terjadi. Sebagai data utama, catatan etnografi berfungsi sebagai acuan dalam melakukan wawancara mendalam dengan informan. Langkah berikutnya, catatan-catatan etnografis yang diperoleh dari observasi dan hasil wawancara yang telah terseleksi datanya akan digunakan untuk bahan analisis data.

4. Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil dari dokumentasi dan wawancara untuk dijadikan sebagai bentuk peningkatan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai penelitian kepada orang lain . Setiap catatan lapangan yang dimiliki oleh peneliti dalam satu periode merupakan bahan untuk mencari data pada periode berikutnya.

Noeng Muhadjir. . Metodologi Penelitian Kualitatif: Filsafat Ilmu, Telaah Sistematis, Fungsional Komparatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. hal.

5. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini sumber atau subjek fenomena adalah anak-anak, yang diposisikan sebagai informan. )nforman secara personal pernah atau aktif menggunakan internet di Warnet baik secara rutin maupun berkala. )nforman adalah anak-anak usia anak sekolah dan praremaja, baik anak yang duduk di bangku SD maupun SMP dengan pertimbangan usia - tahun.

Alasan peneliti memilih anak dalam usia ini didasarkan pada fakta sebagian besar pengguna internet adalah anak-anak. Anak-anak di jaman sekarang menjadikan Warnet adalah salah satu tempat bermain mereka. Terutama bagi anak-anak sedari kecil sudah mengenal internet. Meski anak- anak dalam usia ini belum mampu mengungkapkan pemikiran secara subjektif, namun anak dalam usia ini perlu kita teliti. Anak usia ini perlu tambahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Perkembangan anak lebih cepat disertai dorongan kuat untuk ekspansi dan berpetualang. Seorang anak belum bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri sehingga anak membutuhkan pengawasan dan pengarahan dari orang tua. Pendampingan orang tua perlu diikutsertakan dalam penelitian. (al ini dilakukan agar anak merasa aman dan terlindungi jika ditemani oleh orang tua mereka.

Penelitian yang melibatkan anak-anak memiliki hal khusus yang harus diperhatikan. Anak-anak lebih rentan dalam beberapa aspek, memiliki lebih sedikit hak, dan mungkin belum memahami bahasa dari persetujuan. Beberapa aturan khusus yang perlu dipertimbangkan antara lain: a. Keterangan persetujuan dari orang tua atau wali diperlukan untuk peserta di bawah umur. Mereka harus diberi informasi yang diperlukan dalam bahasa yang sesuai dan memiliki hak untuk menolak. b. Peneliti tidak membawakan dirinya sebagai konselor dalam melaporkan hasil penelitiannya kepada orang tua. c. Anak-anak tidak boleh dipaksa untuk berpartisipasi dalam penelitian. d. Segala bentuk bayaran untuk anak-anak tidak memengaruhi akan penerapan aturan-aturan etika . Etika ini digunakan untuk keperluan wawancara dalam memperoleh data. Dengan demikian, diharapkan informan mampu memberikan informasi

57 Rahmita Noorbaiti. 2012. Etika dan Penelitian . Terarsip dalam: http://www.academia.edu/

/Etika_dan_Penelitian Tanggal akses Juni .

mengenai praktik penggunaan internet sesuai yang diharapkan oleh peneliti tanpa merasa ada tekanan.

Selain mempertimbangkan etika, untuk memilih informan yang ideal dapat mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut :

a. Orang yang sangat memahami kebudayaan dan menjadi saksi mata atas peristiwa penting yang diteliti.

b. Orang yang terlibat langsung dengan praktik budaya di lapangan.

c. Orang yang dapat meluangkan waktunya untuk membantu penelitian, seperti untuk diwawancarai, diobservasi, dilibatkan dalam percakapan yang panjang.

d. )ndividu yang nonanalitikal, yaitu individu yang mengungkapkan perasaan dan pikirannya berdasarkan pada sudut pandang pelaku budaya. Bukan berdasar pada hasil analisis yang produksi oleh hasil kerja media, ilmuan atau kelompok terdidik lainnya.

Selain mempertimbangkan beberapa kriteria tersebut langkah awal menemukan subjek penelitian dilakukan dengan mendatangi Warnet yang ada di Desa Ceper. (al ini dimaksudkan untuk melihat fenomena yang ada di lapangan serta memberi batasan informan yang berdomisili di lokasi penelitian yang telah ditentukan. Cara ini memunculkan sedikit kesulitan untuk menentukan informan yang tepat. Banyak anak yang semula didekati namun merasa kedatangan informan semacam mengganggu kegiatan mereka. Memang sebagian besar anak-anak pengguna Warnet belum mengenal atau pernah tahu sebelumnya dengan peneliti. Kemudian langkah lain dilakukan peneliti agar memudahkan penelitian yaitu menentukan informan yang aktif ke Warnet, dengan sudah mengenal atau sebelumnya sudah tahu baik informan maupun keluarga dari informan itu sendiri.

Dari hasil pencarian tersebut peneliti menetapkan lima orang pengguna Warnet yang paling tepat menjadi subjek penelitian. Untuk menjaga kedalaman analisis dan juga karena keterbatasan peneliti, maka informan dibatasi lima orang dengan latar belakang yang beragam, baik dari segi tingkat pendidikan anak, ekonomi orang tua maupun pendidikan orang tua. Lima orang terdiri dari

Syafrizal. Op., Cit. hal.

tiga anak perempuan, yaitu dua anak SMP dan satu anak SD, serta dua anak laki- laki yaitu satu anak SD dan satu anak SMP. Peneliti menetapkan mereka sebagai subjek penelitian setelah melakukan praobservasi mengenai seputar kegiatan mereka yang berhubungan di Warnet, seperti kapan saja mereka ke warnet, situs yang sering mereka buka, dan pendapat lainnya berhubungan dengan kegiatan Warnet.

6. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Ceper, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Kecamatan Ceper terletak sekitar km arah utara Klaten sepanjang jalan raya Klaten - Solo. Luas Desa Ceper sekitar

ha, dengan jumlah penduduk sekitar

jiwa. Desa Ceper terdiri dari enam dukuh, yaitu Ceper, Jeblogan, Bakalan, Pason, Karangmojo, Krenekan. Perkembangan perekonomian, ditunjang dari beberapa sektor, antara lain pertanian, perdagangan, industri, maupun wiraswasta.

Pertimbangan memilih lokasi penelitian di desa ini karena selama ini masih jarang ada penelitian di lingkungan Kecamatan Ceper. Terlebih penelitian yang berkaitan dengan media sehingga diharapkan penelitian ini memberikan konstribusi terhadap daerah yang bersangkutan mengenai praktik penggunaan internet di Warnet oleh anak-anak.

7. Metode Penulisan

(asil dari penelitian ini berupa uraian dekriptif atas fenomena yang diteliti yang akan dituangkan dalam bab. Uraian tentang latar belakang penelitian mengambil bahasan tentang anak menggunakan internet, akan diuraikan penuh dalam Bab ). Selanjutnya Bab )) akan berisi tinjauan pustakan yang digunakan, berupa pemahaman mendalamdari kerangka pemikiran yang ada terutama yang berkaitan dengan praktik penggunaan internet. Bab ))) akan membahas mengenai subjek penelitian berupa deskripsi profil informan serta menyertakan informasi keseharian, sosial ekonomi, gaya hidup informan. Bab )V akan memaparkan mengenai pembahasan tentang temuan praktik penggunaan internet oleh anak. Yang terakhir, Bab V akan berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan saran dari penelitian.