BAB III DESAIN PEMBELAJARAN
A. Pendekatan pembelajaran
Pembelajaran tematik terpadu perlu memperhatikan pendekatan, strategi, model dan metode pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada pendidik menurunkan
strategi pembelajaran langsung direct instruction, pembelajaran deduktif
atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran
discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif Sanjaya, 2008:127. Strategi suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber
daya untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan. Model
pembelajaran adalah rencana pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahanbahan pengajaran dan
membimbing pengajaran. Sedangkan Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai
metode. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
Di dalam Kurikulum 2013 Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik terpadu dan pendekatan saintifik. Strategi pada
pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran peserta didik aktif. Model pembelajaran tematik terpadu menggunakan model jaring laba
laba. Metode berupa metode proyek yang pembelajarannya dilakukan di dalam atau di luar ruang kelas yang melibatkan peserta didik untuk
melakukan kegiatan yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dan mata pelajaran. Kegiatan tersebut harus melibatkan berbagai
keterampilan seperti keterampilan fisik, intelektual dan juga mata pelajaran dan kompetensinya yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Implementasi pembelajaran terpadu dilaksanakan dalam tahapan pembukaan, inti dan penutup. Pada kegiatan inti seluruh
aktivitas pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, pengumpulan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Dalam kegiatan mengamati observing peserta didik menangkap fenomena danatau informasi tentang benda, manusia, alam, kegiatan,
dan gagasan melalui proses pengindraan seketika danatau pengindraan bertujuan. Misalnya: melihat, mendengar, menyimak, meraba, membaca,
memanipulasi. Kegiatan menanya mendorong Peserta didik mengajukan pertanyaan dari
yang bersifat faktual sampai ke yang bersifat hipotesis, diawali dengan
bimbingan guru sampai bersifat mandiri menjadi suatu kebasaan untuk menggali informasi danatau makna sesuatu melalui proses
bertanya dialektis dialectical questioning dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan pelacak probing question, misalnya mengajukan pertanyaan:
Apa, Dimana, Siapa, Kapan, Mengapa, Bagaimana, Berapa, dan seterusnya.
Kegiatan mengasosiasimenalar menekankan aktivitas belajar bagi Peserta didik untuk melakukan proses pemahaman
comprehension untuk memperoleh mendapatkan makna pengertian tentang fakta,
6
gejala, kegiatan, gagasan, nilai dll acquiring and integrating knowledge
melalui kegiatan: membedakan, membandingkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data
kategori,menyimpulkan dari hasil analisis data dll dimulai dari unstructured – unistructure – multi structure – complicated structure.
Kegiatan mengomunikasikan menekankan aktivitas belajar Peserta didik untuk menyajikan gagasan, modelproduk kreatif dan memberikan
penjelasanmendemonstrasikan hasil
pemecahan masalah,
pengembangan, gagasan baru, kesimpulan dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya di kelasdi luar kelas.
Dalam melaksanakan kegiatan dengan pendekatan saintifik tersebut, pendidik perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang sesuai dengan
karakteristik anak usia Sekolah Dasar. Gambaran perkembangan anak usia Sekolah Dasar untuk aspek fisik khususnya pada dimensi tinggi dan
berat badan pada umumnya menurut F.A.Hadis, pertumbuhan fisik anak usia Sekolah Dasar cenderung lebih lambat dan konsisten bila
dibandingkan dengan masa usia dini. Ratarata anak usia Sekolah Dasar mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5 3,5 kg dan
penambahan tinggi badan 5 – 7 cm per tahun. Sedangkan untuk perkembangan kemampuan motorik pada umumnya:
1. Ketangkasan anak meningkat, 2. Dapat bermain sepeda,
3. Sudah mengetahui kanan dan kiri, 4. Mulai membaca dengan lancar
5. Peningkatan minat pada bidang spiritual. 6. Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
7. Mampu menggunakan peralatan rumah tangga Perkembangan kognitif anak usia awal antara lain:
1. Senang menghasilkan sesuatu dan mengoreksi diri sendiri 2. Mulai mengenal dunia yang lebih luas
3. Sedikit berimajinasi, 4. Rasa ingin tahu meningkat
5. Mampu beradaptasi dengan beberapa kondisi yang dihadapi 6. Bermasalah dengan kondisi abstrak, angkaangka yang banyak,
periode waktu dan ruang Karakteristik yang dimiliki anakanak usia Sekolah Dasar pada
umumnya adalah 1. Senang bergerak
Berbeda dengan orang dewasa yang betah duduk berjamjam, anak anak usia Sekolah Dasar lebih senang bergerak. Anakanak usia ini
dapat duduk dengan tenang maksimal sekitar 30 menit. 2. Senang bermain
Dunia anak memang dunia bermain yang penuh kegembiraan, demikian juga dengan anakanak usia sekolah dasar, mereka masih
sangat senang bermain. Apalagi anakanak Sekolah Dasar kelas rendah.
3. Senang melakukan sesuatu secara langsung Anakanak usia Sekolah Dasar akan lebih mudah memahami
pelajaran yang diberikan guru jika ia dapat mempraktikkan sendiri secara langsung pelajaran tersebut.
7
4. Senang bekerja dalam kelompok Pada usia Sekolah Dasar, anakanak mulai intens bersosialisi.
Pergaulan dengan kelompok sebaya, akan membuat anak usia Sekolah Dasar bisa belajar banyak hal, misalnya setia kawan, bekerja sama,
dan bersaing secara sehat.
Berdasarkan karakteristik anak kelas awal tersebut, maka pendidik perlu menyiapkan berbagai aktivitas kegiatan yang cocok dan sesuai. Berbagai
kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan anak kelas awal kelas IIII adalah:
a. Anak mengenali sesuatu berdasarkan apa yang didengarnya karena itu guru dapat membacakan teks atau cerita.
b. Anak usia 7 tahun adalah pendengar yang baik, sehingga guru memberi kesempatan kepada anak untuk mendengarkan.
c. Anak usia 8 tahun “suka bekerjasama”, guru dapat memberikan tugas untuk melakukan kegiatan berkelompok.
d. Anak usia 9 tahun mempunyai ciri “sedikit berimajinasi” oleh karena itu dalam kegiatan mengamati, guru perlu mendorong anak untuk
mampu berimajinasi. e. Guru memberi kesempatan dan menyiapkan kegiatankegiatan yang
dapat dilakukan anak di luar ruang bersama teman dan sendiri di dalam ruang.
f. Guru menyiapkan kegiatan yang mendorong anak untuk bergerak secara terarah untuk mengasah keterampilannya.
g. Anak perlu diberi kesempatan mengasah keterampilan fisiknya sehingga dapat mengembangkan kemampuan motorik kasarnya
misalnya melalui berbagai kegiatan berjalan, berlari, melompat, melempar dan untuk motorik halusnya dengan memberi
kesempatan anak untuk menulis, menggambar, menggunting. h. Guru memberi kesempatan anak untuk melakukan kegiatan sendiri
secara aktif tanpa diberi contoh. i. Untuk anak usia 8 tahun guru dapat menyiapkan berbagai kegiatan
yang mendorong anak untuk berbicara secara aktif karena mereka suka melebihlebihkan dalam bicara.
j. Memberi kesempatan kepada anak untuk menjadi pembicara misalnya menyampaikan hasil kegiatannya, memberi komentar
terhadap sesuatu dan sebagainya. k. Memberi kesempatan anak untuk melakukan diskusi atau kegiatan
tanya jawab berpasangan karena pada umumnya mereka juga suka berdialog atau melakukan percakapan berpasangan.
l. Guru menyiapkan kegiatan yang mendorong anak untuk berkata kata yang sifatnya deskriptif misalnya menceritakan pengalaman
yang dialaminya. m. Guru perlu menyiapkan kegiatan yang mendorong anak unuk
berbicara secara aktif bahkan saat bicara anak usia ini dapat melebihlebihkan dalam bicaranya dan perkembangan kosakatanya
sangat cepat. n. Mendorong anak untuk melaporkan hasil kerjanya secara lisan
karena pada umumnya mereka adalah pembicara yang baik dam mempunyai perkembangan kosakata yang cepat.
o. Untuk anak kelas awal guru dapat mendorong anak mengkomunikasikannya dalam berbagai bentuk gambar lengkap
misal gambar manusia sudah dapat lengkap, mewarnai gambar
8
dengan warna naturalalami menyerupai warna aslinya. p. Guru perlu sering memperingatkan anak usia awal untuk lebih teliti
dalam mengerjakan tugas karena pada umumnya mereka bergerak cepat dan bekerja dengan tergesagesa, karena mereka penuh
dengan energi. q. Guru perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang dilakukan tidak
hanya di dalam ruang tetapi juga di luar ruang karena anak usia ini perlu pelepasan energi secara fisik kegiatan di luar ruangan.
r. Guru perlu mengatur kegiatan yang belum memerlukan konsentrasi yang lama karena anak usia ini konsentrasinya masih terbatas.
s. Guru perlu menyiapkan kegiatan yang menyenangkan karena pada usia ini perkembangan sosialnya masih sangat baik dan penuh
dengan humor. t. Guru perlu menyiapkan kegiatan yang memungkinkan anak untuk
bekerjasama khususnya dengan teman yang sejenis. u. Batasan atau aturan perlu ditata sedemikian rupa karena anak
masih bermasalah dengan aturan dan batasanbatasan. v. Guru perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang menghasilkan
sesuatu karena pada usia ini mereka senang menghasilkan karya. w. Guru juga menyiapkan kegiatankegiatan yang berbentuk
operasional konkret karena pada masa ini mereka masih bermasalah dengan kondisi abstrak.
x. Anak usia ini bukanlah pendengar yang baik karena pada saat mendengarkan ia akan dipenuhi pula dengan gagasan sehingga
terkadang tidak ingat apa yang telah dikatakannya. y. Mendorong anak mengungkapkan secara deskriptif, misalnya
menceritakan pengalaman yang dialaminya. z. Menyiapkan berbagai kegiatan yang sifatnya eksplorasi misalnya
mencari fakta dalam kamus, menyelidiki lingkungan, untuk dapat mengenal dunia yang lebih luas bukan hanya yang dekat dengan
dirinya.
B. Pengelolaan Kelas