pembelajaran tematik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Tahun 2006 adalah sebuah babak baru dalam perjalanan panjang pendidikan negeri kita,Indonesia. Dimana dunia pendidikan mengalami reformasi besar-besaran dengan diberlakukannya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) yang memberikan otonomi dan kewenangan yang begitu besar kepada sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, ujung tombak sistem pendidikan negeri ini.Beberapa pihak menyambut baik kehadiran KTSP, namun tak jarang pula orang yang mencibir, acuh, dan pesimis terhadap KTSP. Semua perubahan ini dianggap sama saja dengan perubahan-perubahan sebelumnya, betapa tidak negara ini telah mengalami beberapa perubahan-perubahan kurikulum yang bagi sebagian pihak, hasilnya tetap sama saja.
Murid-murid sekolah dasar, terutama kelas-kelas awal, melihat dirinya sebagai pusat lingkungan yang merupakan suatu keseluruhan yang belum jelas unsur-unsurnya. Ketidakmengertian tentang suatu topik mereka belum bisa diwujudkan dalam bentuk kemampuan bertanya dengan baik. Kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang lebih bersifat abstrak, yang diperlukan untuk menangani gagasan-gagasan dalam berbagai mata pelajaran akademik, umumnya baru terbentuk pada usia ketika mereka duduk di kelas-kelas akhir SD. Oleh karena itu, pengemasan pengalaman belajar akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman tersebut bagi mereka. Perolehan pengalaman belajar yang holistik dan tidak berkotak-kotak akan membantu siswa memahami materi secara komprehensif. Pengemasan pengalaman belajar yang memenuhi tuntutan tersebut adalah dalam bentuk pembelajaran terpadu (tematik).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian pembelajaran tematik?
2. Bagaimana karakteristik pembelajaran tematik? 3. Apa prisip dan model pembelajaran tematik? 4. Bagaimana strategi pembelajaran tematik?
(2)
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran terpadu (tematik) berawal dari pengembangan skema-skema pengetahuan yang ada di dalam diri siswa. Hal tersebut merupakan salah satu pengembangan dari filsafat kontruktivisme. Salah satu pandangan tentang proses kontruktivisme dalam pembelajaran adalah bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) yang diawali dengan terjadinya konflik kognitif hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (self regulation). Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalaman dari hasil interaksi dengan lingkungannya.1
Prinsip-prinsip konruktivisme yang dikembangkan pada pembelajaran terpadu yaitu 1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri; 2) pengeteahuan tidak dapat dipindahkan dri guru ke murid , kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar; 3) murid aktif mengonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, dan sesuai dengan konsep ilmiah; 4) guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus.2
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep, dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Dikatakan bermakna, karena anak dalam pembelajaran terpadu akan memahami konsep–konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Kegiatan pembelajaran terpadu tersebut memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan belajar mengajar dengan cara ini paling tidak dapat dilakukan dengan dua cara, yakni materi beberapa mata pelajaran yang disajikan dalam tiap pertemuan, dan setiap pertemuan hanya menyajikan satu jenis mata pelajaran. Pada cara kedua ini, keterpaduannya diikat dengan satu tema pemersatu.3
Pengembangan pembelajaran terpadu di sekolah dasar didasari beberapa hal (Depdikbud, 1995:3), yaitu :
1Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 118
2Ibid, hlm. 119
(3)
a. Sesuai dengan penghayatan dunia kehidupan anak yang bersifat holistik; b. Sesuai dengan potensi pengaitan mata pelajaran di sekolah dasar sehingga
mampu membuahkan penguasaan isi pembelajaran secara utuh;
c. Idealisasi pelaksanaan kurikulum yang selayaknya dikembangkan secara integratif.4
B. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Dalam Model Pembelajaran Tematik di kelas awal yang diterbitkan Balitbang Diknas, tahun 2006 dikemukakan bahwa sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences).Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. 3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
(4)
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
C. Prinsip dan Model Pembelajaran Terpadu
A. Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut :
a. pembelajaran terpadu memiliki satu tema yang aktual, deka dengan dunia siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran;
b. pembelajaran terpadu perlu memilih materi beberapa materi mata pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna;
c. pembelajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi harus mendukung pencapaian tujuan yang utuh terhadap kegiatan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum;
d. materi pelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.
e. materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.5
B. Model-Model Pembelajaran Terpadu
(5)
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah : 1) fragmented; 2)
connected; 3) nested; 4) sequenced; 5) shared; 6) webbed; 7) threaded; 8) integrated; 9)
immersed; dan 10) networked.6
Berdasarkan sifat keterpaduannya, dari kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut dapat dibedakan menjadi tiga (Fogarty, 1991: 4), yaitu :
a. model dalam satu desain ilmu yang meliputi model connected (keterhubungan) dan nested (terangkai);
b. model antar bidang studi yang meliputi model sequenced (keterurutan). Model
shared (berbegi), model webbed (jaring laba-laba), model threaded (bergalur), dan model integrated (keterpaduan);
c. model lintas siswa yang meliputi model immersed dan model network.7
Selain pandangan Robin Fogarty di atas, Jacobs (1989) mengemukakan lima pilihan bentuk keterpaduan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu discipline based, parallel, multidisciplinary, interdisciplinary, dan integrated. Secara ringkas, kelima model tersebut diuraikan dibawah ini.
a. Bentuk discipline Based adalah bentuk keterpaduan yang bertolak dari mata pelajaran tertentu. Sebuah topik ekonomi, misalnya, dapat dihubungkan dengan masalah sosial politik dan ilmiah.
b. Bentuk parallel adalah bentuk pembelajaran yang memadukan tema-tema yang sama dalam beberapa mata pelajaran. Bentuk ini mengondisikan tingkat keterpaduan yang kurang mendalam.
c. Bentuk multidisciplinary adalah bentuk pembelajaran sejumlah mata pelajaran secara terpisah melalui sebuah tema.
d. Bentuk interdisciplinary adalah bentuk pembelajaran yan menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam sebuah tema. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
e. Bentuk integrated merupakan bentuk pembelajaran yang memadukan sebuah konsep dari sejumlah mata pelajaran melalui hubungan tujuan-tujuan, isi, keterampilan, aktifitas, dan sikap. Dengan kata lain, bentuk pembelajaran 6Ibid, hlm 121.
(6)
integrated merupakan pembelajaran antar mata oelajaran yang ditandai oleh adanya pemaduan tujuan, kemampuan, dan sikap dari pelbagai mata pelajaran dalam topik tertentu secara utuh.8
D. Strategi Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Tema menjadi pokok pembicaraan atau gagasan yang mudah memusatkan siswa pada satu tema tertentu. Dengan strategi pembelajaran tematik ini, siswa akan lebih focus dan konsentrasi sehingga pemahaman terhadap suatu materi akan lebih mendalam. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif. Siswa tidak hanya dijadikan sebagai objek, tetapi dituntut aktif untuk terlibat langsung di lapangan. Keterlibatan aktif akan membuat siswa memperoleh pengalaman yang luas. Pengalaman inilah yang akan membawa siswa mampu menghubungkan antara satu konsep dengan konsep lain.
Pembelajaran tematik menekankan belajar sambil melakukan sesuatu. Pengalaman guru menjadi penting untuk memadukan antara teori dan praktis serta memberikan makna belajar pada siswa. Pengalaman belajar guru akan memberikan makna belajar yang sesungguhnya pada siswa. Konsep pembelajaran tematik secara tidak langsung akan membentuk skema konseptual dari materi pembelajaran sehingga ada proses kesinambungan dan pertautan antara materi yang dulu dengan sekarang. Pada saat itulah siswa akan mengetahui mata rantai pengetahuan konseptual.
Ada beberapa ciri utama dari strategi pembelajaran tematik, yaitu:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tinngkat perkembangan 2. Beberapa bentuk kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
selalu bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
3. Proses belajar mengajar akan menimbulkan kesan yang lebih bagi siswa sehingga hasil dari belajar mampu bertahan lama
4. Strategi tematik ini membantu keterampilan siswa dalam berpikir
5. Menyajikan pelajaran yang lebih realities sesuai dengan tingkat permasalahan yang terjadi pada siswa
(7)
6. Mengasah dan mengambangkan potensisosial pada anak, layaknya toleransi, kerjasama, dan tanggap terhadap berbagai perbedaan yang dimiliki oleh orang lain.
Dan ada beberapa manfaat penting dari strategi pembelajaran tematik ini yaitu, sebagai berikut:
1. Siswa lebih mudah untuk memusatkan perhatian pada satu tema tertentu
2. Siswa bisa mempelajari pengetahuan serta mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar pelajaran dengan tema yang sama.
3. Kompetensi dasar dapat dikembangkan secara lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
4. Siswa mampu memahami materi pelajaran secara lebih mendalam.
5. Siswa bisa mengetahui dan merasakan manfaat dari belajar kerena materi yang disajikan dengan tema yang jelas.
6. Guru bisa menghemat waktu.9
Guru bisa menghemat waktu kerena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan secara sekaligus sehingga ini bisa berlangsung dua atau tiga kali pertemuan.
Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik
Apabila ditinjau dari aspek guru dan peserta didik, pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan. Keunggulan pembelajaran tematik bagi guru antara lain yaitu :
Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pembelajaran tidak dibatasi oleh jam, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran.
Hubungan antar mata pelajaran dan topic dapat diajarkan secara logis dan alami.
Dapat ditunjukkan bahwa belajar adalah sifat yang kontinew, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar keberbagai aspek kehidupan.
Guru bebas melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang.
Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetensi bisa dikurangi dan diganti dengan kerjasama dan kolaborasi.
Keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai berikut: 9 Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid, Diva Press,
(8)
Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar
Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif
Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar
Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas
Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.
Selain keunggulan di atas pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna. Selain itu kekurangan yang lainnya yaitu :
Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi
Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat
Menurut Resmini kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi.
Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik dalam aspek intelegensi
Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan
Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya
Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran (obyek, indikator, dan prosedur ) yang terpadu
(9)
Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam proses pembelajarannya.
E. Tahapan Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
A. Sebelum melakukan proses pembelajaran tematik, ada beberapa tahap yang harus dipersiapkan oleh guru yaitu:
1. Pemetaan Konsep Dasar
Pemetaan ini bertujuan agar dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh semua standart kompetensi, termasuk kompetensi dasar serta indikator dari berbagai mata pelajaran yang telah dipadukan sesuai dengan tema yang di pilih. Untuk itulah ada beberapa kegiatan yang mesti dilakukan. Penjabaran standart kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator. Dalam melakukan penjabaran ini ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.
a. Indikator mesti di kembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik. b. Indikator mesti dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. c. Di rumuskan dalam kerja operasional yang terukur dan di minati.
2. Menentukan Tema
Untuk menentukan tema ada dua cara. Cara pertama adalah mempelajari standtar kompetensi dan kompetensi dasar yang termuat dalam masing-masing mata pelajaran. Cara kesua adalah menetapkan terlebih dahulu tema-tema tematik. Untuk menentukan tema ,guru bisa bekerja sama dengan siswa.
3. Prinsip Penentuan Tema
Dalam menentukan tema, adad beberapa prinsip yang mesti diperhatikan, yatitu mengambil materi yang mudah menuju yang sulit, dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang konkret menuju yang abstrak, dan yang terpenting tena yang dipilih juga disesuaikan dengan bakat,minat dan kemampuan siswa.
(10)
4. Penentuan Jaringan Tema
Agar proses pembelajaran lebih sistematis dan terpadu, buatlah jaringan tema yang bisa menggabungkan konsep dasar dan indikator. Dengan jaringan tema itu akan terlihat saling kaitan antar tema, kompetensi dasar, dan indikator. Jaringan pengetahuan seperti inilah yang akan membuat siswa mudah untuk mendalami dan memahami. 5. Penyusunan Silabus
Beberapa tahapan yang disebutkan sebelumnya bisa menjadi dasar untuk menyusun silabus. Kompetensi silabus yang terdiri dari standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, dan sumber serta penilaian bila disusun berdasarkan tahapan tersebut.
6. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP disusun untuk keperluan guru dalam melakukan proses belajar mengajar, RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaranuntuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standart isi dan di jabarkan dalam silabus. Ada beberapa komponen rencana pembelajaran tematik, yaitu:
a. Identitas sebuah mata pelajaran. Identitas ini bisa meliputi nama-nama pelajaran yang akan di padukan, semester ,kelas dan banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan.
b. Standart kompetensi c. Kompetensi dasar
d. Indikator pencapaian kompetensi e. Tujuan pembelajaran
f. Materi ajar serta beberapa uraian yang perlu dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator.
g. Alokasi waktu
h. Metode pembelajaran yang harus dipakai untuk menyampaikan materi dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator. Kegiatan ini berlangsung mulai dari pendahuluan, isi dan penutup.
i. Melakukan penikaina dan tindak lanjut. Prosedur penilaian yang akan dipakai dan instrumen apa saja yang perlu diperhatikan.
(11)
j. Sumber belajar, serta fasilitas yang digunakan untuk mencapai kompetensi dsara dan sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang mesti di kuasai.
Tahap Pelaksanaan
Dalam pembelajaran tematik terkandung pendahuluan, kegiatan isi dan kegiatan penutup. Berikut adalah beberapa langkah tahap pelaksanaan dalam pembelajaran tematik :
a. Kegiatan pembukaan atau pendahuluan. Guru melakukan kegiatan pembukaaan ini untuk menciptakan suasana awal pembelajaran serta memberi informasi awal pada siswa tentang materi pelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan awal ini bisa pila dilakukan sebagai pemanasan untuk memasuki kegiatan inti. Dalam melakukan pembukaan, guru bisa melakukan berbagai hal yang mampu membangkitkan gairah siswa untuk belajar dan mempunyai konsentrasi yang tinggi.
b. Kegiatan inti. Guru menggabungkan kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan berhitung. Kegiatan inti bisa dilakukan dengan berbagai macam strategi agar siswa tidak bosan, guru bisa melakukan dengan cara classical, individual dan bisa pula dengan cara berkelompok.
c. Kegiatan penutup. Dalam kegiatan penutup, guru menyimpulkan beberapa materi yang telah diperbincangkan oleh guru ayaupun siswa. Guru memberi inti materi yang telah dipelajari oleh siswa. Jika melihat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran ,guru bisa menyampaikan pada sesi ini. Berilah kritik dan masukan kepada siswa dengan nada yang ramah, santun dan tidak menyinggung perasaan.
B. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah
Apabila pembelajaran tematik ini diimplementasikan di sekolah, akanada beberapa implikasi, baik bagi guru, sarana dan prasarana, dan pengaturan ruangan. Adapun implikasinya yaitu:
(12)
Guru akan dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan materi pembelajaran, memilih kompetensi dari berbagai pelajaran, serta mengemas dan menyuguhkan mata pelajaran jadi menarik, menyenangkan dan membuat siswa gembira.
Siswa mesti mengikuti proses pembelajaran yang bisa memungkinkan bekerja secara individu atau kelompok atau bahkan cara- cara klasik. Semua itu tergantung pada sejauh mana kemampuan guru untuk mencari pilihan yang terbaik bagi siswa dalam mencari metode pembelajaran. Yang terpenting bagi siswa bisa mengikuti pembelajaran secara variatif.
Pelajaran tematik memerlukan sarana dan prasarana yang lebih kompleks. Pembelajaran ini kadang memerlukan desain khusus maupun sumber belajar yang ada di lingkungan yang siap di manfaatkan secara praktis.
Pembelajaran tematik juga membutuhkan pengaturan ruangan. Pengaturan ruangan itu meliputi, penyesuaian pengukuran ruangan dengan tema yang disajikan, pengaturan bangku peserta didik yang sesuai dengan tema, kegiatan tak melulu di dalam ruangan, tetapi juga bisa dilakukan di luar ruangan.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Pembelajaran tematik juga memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut, berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Terlepas dari hal di atas pembelajaran tematik juga mempunyai kelemahan dan kelebihan. Akan lebih baiknya jika kelemahan dalam pembelajaran tersebut dicari solusinya agar tidak menghambat proses pembelajaran. Dan kelebihan dalam
(13)
pembelajaran tersebut di pertahankan bahkan lebih diperbaiki lagi agar pembelajaran tersebut menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Mufarrokah, Anissatul, 2009, Strategi Belajar Mengajar,
Yogyakarta: Teras.
Majid Abdul, 2016, Strategi Pembelajaran,
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Hartono Rudi, 2013, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid,
Jogjakarta : Diva Press.
http://info-makalah-pembelajaran-tematik-pada-kurikulum-ktsp/
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/07/model-tematik-kelas-awal.pdf http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/pembelajaran tematik.pdf
(1)
Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar
Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif
Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar
Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga
meningkatkan apresiasi dan pemahaman.
Selain keunggulan di atas pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna. Selain itu kekurangan yang lainnya yaitu :
Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi
Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat
Menurut Resmini kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi.
Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik dalam aspek intelegensi
Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan
Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya
Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran (obyek, indikator, dan prosedur ) yang terpadu
(2)
Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam proses pembelajarannya.
E. Tahapan Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
A. Sebelum melakukan proses pembelajaran tematik, ada beberapa tahap yang harus dipersiapkan oleh guru yaitu:
1. Pemetaan Konsep Dasar
Pemetaan ini bertujuan agar dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh semua standart kompetensi, termasuk kompetensi dasar serta indikator dari berbagai mata pelajaran yang telah dipadukan sesuai dengan tema yang di pilih. Untuk itulah ada beberapa kegiatan yang mesti dilakukan. Penjabaran standart kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator. Dalam melakukan penjabaran ini ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.
a. Indikator mesti di kembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik. b. Indikator mesti dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. c. Di rumuskan dalam kerja operasional yang terukur dan di minati.
2. Menentukan Tema
Untuk menentukan tema ada dua cara. Cara pertama adalah mempelajari standtar kompetensi dan kompetensi dasar yang termuat dalam masing-masing mata pelajaran. Cara kesua adalah menetapkan terlebih dahulu tema-tema tematik. Untuk menentukan tema ,guru bisa bekerja sama dengan siswa.
3. Prinsip Penentuan Tema
Dalam menentukan tema, adad beberapa prinsip yang mesti diperhatikan, yatitu mengambil materi yang mudah menuju yang sulit, dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang konkret menuju yang abstrak, dan yang terpenting tena yang dipilih
(3)
4. Penentuan Jaringan Tema
Agar proses pembelajaran lebih sistematis dan terpadu, buatlah jaringan tema yang bisa menggabungkan konsep dasar dan indikator. Dengan jaringan tema itu akan terlihat saling kaitan antar tema, kompetensi dasar, dan indikator. Jaringan pengetahuan seperti inilah yang akan membuat siswa mudah untuk mendalami dan memahami. 5. Penyusunan Silabus
Beberapa tahapan yang disebutkan sebelumnya bisa menjadi dasar untuk menyusun silabus. Kompetensi silabus yang terdiri dari standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, dan sumber serta penilaian bila disusun berdasarkan tahapan tersebut.
6. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP disusun untuk keperluan guru dalam melakukan proses belajar mengajar, RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaranuntuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standart isi dan di jabarkan dalam silabus. Ada beberapa komponen rencana pembelajaran tematik, yaitu:
a. Identitas sebuah mata pelajaran. Identitas ini bisa meliputi nama-nama pelajaran yang akan di padukan, semester ,kelas dan banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan.
b. Standart kompetensi c. Kompetensi dasar
d. Indikator pencapaian kompetensi e. Tujuan pembelajaran
f. Materi ajar serta beberapa uraian yang perlu dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator.
g. Alokasi waktu
h. Metode pembelajaran yang harus dipakai untuk menyampaikan materi dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator. Kegiatan ini berlangsung mulai dari pendahuluan, isi dan penutup.
i. Melakukan penikaina dan tindak lanjut. Prosedur penilaian yang akan dipakai dan instrumen apa saja yang perlu diperhatikan.
(4)
j. Sumber belajar, serta fasilitas yang digunakan untuk mencapai kompetensi dsara dan sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang mesti di kuasai.
Tahap Pelaksanaan
Dalam pembelajaran tematik terkandung pendahuluan, kegiatan isi dan kegiatan penutup. Berikut adalah beberapa langkah tahap pelaksanaan dalam pembelajaran tematik :
a. Kegiatan pembukaan atau pendahuluan. Guru melakukan kegiatan pembukaaan ini untuk menciptakan suasana awal pembelajaran serta memberi informasi awal pada siswa tentang materi pelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan awal ini bisa pila dilakukan sebagai pemanasan untuk memasuki kegiatan inti. Dalam melakukan pembukaan, guru bisa melakukan berbagai hal yang mampu membangkitkan gairah siswa untuk belajar dan mempunyai konsentrasi yang tinggi.
b. Kegiatan inti. Guru menggabungkan kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan berhitung. Kegiatan inti bisa dilakukan dengan berbagai macam strategi agar siswa tidak bosan, guru bisa melakukan dengan cara classical, individual dan bisa pula dengan cara berkelompok.
c. Kegiatan penutup. Dalam kegiatan penutup, guru menyimpulkan beberapa materi yang telah diperbincangkan oleh guru ayaupun siswa. Guru memberi inti materi yang telah dipelajari oleh siswa. Jika melihat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran ,guru bisa menyampaikan pada sesi ini. Berilah kritik dan masukan kepada siswa dengan nada yang ramah, santun dan tidak menyinggung perasaan.
B. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah
Apabila pembelajaran tematik ini diimplementasikan di sekolah, akanada beberapa implikasi, baik bagi guru, sarana dan prasarana, dan pengaturan ruangan. Adapun implikasinya yaitu:
(5)
Guru akan dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan materi pembelajaran, memilih kompetensi dari berbagai pelajaran, serta mengemas dan menyuguhkan mata pelajaran jadi menarik, menyenangkan dan membuat siswa gembira.
Siswa mesti mengikuti proses pembelajaran yang bisa memungkinkan bekerja secara individu atau kelompok atau bahkan cara- cara klasik. Semua itu tergantung pada sejauh mana kemampuan guru untuk mencari pilihan yang terbaik bagi siswa dalam mencari metode pembelajaran. Yang terpenting bagi siswa bisa mengikuti pembelajaran secara variatif.
Pelajaran tematik memerlukan sarana dan prasarana yang lebih kompleks. Pembelajaran ini kadang memerlukan desain khusus maupun sumber belajar yang ada di lingkungan yang siap di manfaatkan secara praktis.
Pembelajaran tematik juga membutuhkan pengaturan ruangan. Pengaturan ruangan itu meliputi, penyesuaian pengukuran ruangan dengan tema yang disajikan, pengaturan bangku peserta didik yang sesuai dengan tema, kegiatan tak melulu di dalam ruangan, tetapi juga bisa dilakukan di luar ruangan.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Pembelajaran tematik juga memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut, berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Terlepas dari hal di atas pembelajaran tematik juga mempunyai kelemahan dan kelebihan. Akan lebih baiknya jika kelemahan dalam pembelajaran tersebut dicari solusinya agar tidak menghambat proses pembelajaran. Dan kelebihan dalam
(6)
pembelajaran tersebut di pertahankan bahkan lebih diperbaiki lagi agar pembelajaran tersebut menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Mufarrokah, Anissatul, 2009, Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Teras.
Majid Abdul, 2016, Strategi Pembelajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Hartono Rudi, 2013, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid, Jogjakarta : Diva Press.
http://info-makalah-pembelajaran-tematik-pada-kurikulum-ktsp/
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/07/model-tematik-kelas-awal.pdf http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/pembelajaran tematik.pdf