P a g e | 55
metals K 20
Grey cast iron over 220 HB, coper,
brass, aluminium
K 30
Low hardened Grey cast iron,
compressed wood
K40
Soft wood or hard wood, non ferrous
metals
3.1.3. Rangkuman
Perkembangan yang pesat dalam peningkatan mutu bahan-bahan untuk perkakas potong telah ditemukan dalam usahanya untuk memperoleh sifat-sifat
yang lebih baik dari bahan yang telah ada. Sifat-sifat tersebut adalah: 1. Harus cukup kuat dan keras, mampu menahan tekanan yang besar serta
gaya-gaya yang timbul selama proses pemotongan logam 2. Harus mempunyai kekerasan dan kekuatan yang mampu bertahan pada
suhu yang tinggi 3. Pada suhu yang tinggi harus tahan pada keausan.
Salah satu yang penting dari proses permesinan adalah pahat potong, untuk kerja alat ini akan ditentukan oleh efisiensi pemakaiannya. Pada umumnya
terdapat 2 jenis pahat potong yaitu pahat potong dengan mata potong tunggal dan pahat potong dengan mata potong majemuk. Selama pahat potong
mempunyai sudut potong rake angle dan sudut clearance, maka pahat dapat digunakan untuk memotong. Taufiq Rochim, 1993.
Geometri Pahat
Proses permesinan menggunakan pahat sebagai perkakas potongnya dan geometri pahat tersebut akan merupakan salah satu faktor terpenting yang
menentukan keberhasilan proses permesinan. Geometri pahat harus dipilih dengan benar disesuaikan dengan jenis material benda kerja, material pahat,
dan kondisi pemotongan sehingga akan menurunkan temperatur pemotongan, serta didapatkan hasil yang mempunyai ketelitian yang tinggi. Berikut ini
merupakan sudut utama dari pahat: Adapun kriteria material pahat yang perlu di perhatikan antara lain :
56 | P a g e
Kekerasan; yang cukup tinggi melebihi kekerasan benda kerja tidak saja pada temperatur ruang melainkan juga pada temperatur tinggi atau memiliki
hot hardness yang tinggi pada saat proses pembentukan geram berlangsung.
Keuletan; yang cukup besar untuk menahan beban kejut yang terjadi sewaktu pemesinan dengan interupsi maupun sewaktu memotong benda
kerja yang mengandung partikelbagian yang keras hard spot. Ketahanan beban kejut termal; diperlukan bila terjadi perubahan temperatur
yang cukup besar secara berkala periodik. Sifat adhesi yang rendah; untuk mengurangi afinitas benda kerja terhadap
pahat, mengurangi laju keausan, serta penurunan gaya pemotong. Daya larut elemenkomponen material pahat yang rendah; dibutuhkan demi
untuk memperkecil laju keausan akibat mekanisme difusi. Secara berurutan material
–material tersebut dapat disusun mulai dari yang paling “lunak” tetapi “ulet” sampai dengan yang paling “keras” tetapi “getas” sebagai
berikut:
1. Baja Karbon High Carbon Steels ; Carbon Tools Steels; CTS 2. HSS High Speed Steels ; Tools Steels
3. Paduan Cor Non Fero Cast Nonferrous Alloys ; Cast Carbides 4. Karbida Cemented Carbides ; Hard metals
5. Keramik Ceramics 6. CBN Cubic Boron Nitrides
7. Intan Sinterred Diamonds dan Natural Diamonds
Sudut Pahat Potong
Untuk membubut pahat potong yang baik tergantung dari sudut pahat potong
P a g e | 57
Gambar 3.17. Geometri Sudut Pahat Sudut gamma rake angle, adalah sudut bebas tatal
Sudut beta cutting edge, adalah sudut baji Sudut α flank angle, adalah sudut bebas
Sudut α + , adalah sudut potong
Radius pojok pahat r
e
Radius pojok berfungsi untuk memperkuat ujung pertemuan antara mata potong utama dengan mata potong minor, selain itu menentukan kehalusan permukaan
hasil pemotongan. Semakin besar penampang geram maka pojok pahat harus dipilih lebih kuat besar, Taufik Rochim, 1993:91.
1000 32
2
m x
r f
Ra
e
Keterangan: R
a
= Harga kekasaran m
f = Feeding mmrev
r
e
= Besar radius ujung pahat mm
Umur Pahat
Dalam proses pemesinan, yang sangat perlu di perhatikan adalah umur pahat. Karena umur pahat berhubungan dengan keausan pada pahat.
Umur pahat berdasarkan rumus Taylor, V
c
T
n
= C
TVB
f
-p
a
-q
Dimana : V
c
= kecepatan potong ; mmin. C
TVB
= konstanta keausan. f
= gerak makan ; rmin a
= kedalaman potong ; mm p
= pangkat untuk tebak geram q
= pangkat untuk lebar pemotongan N tergantung dari jenis pahat
58 | P a g e
Berikut Penyebab kausan pada pahat secara umum : a. Proses Abrasif
b. Proses Kimia c. Proses Adhesi
d. Proses Difusi e. Proses Oksidasi
Bentuk Geram
Geram hasil proses pemotongan dianggapkan merupakan material yang kontinu dengan tebal tertentu. Dalam kenyataan bentuk geram sangat beraneka ragam,
tergantung pada material benda kerja, jenis proses pemesinan dan kodisi pemotongan yang digunakan. Secara garis besar dapat dikelompokan dua
bentuk geram yaitu: -
geram tak kontinu -
geram kontinu
3.1.4. Tugas