38 persentase 33,33 hanya memiliki daya tahan aerobik dengan katagori
sedang. Setelah mendapat perlakuan berupa modifikasi latihan sirkuit, ternyata kemampuan siswa sekolah sepakbola Cakar Mas Berbah usia 15-16
tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat dari rerata tingkat daya tahan siswa sekolah sepakbola Cakar Mas Berbah usia 15-16
tahun saat posttest menjadi 48,25 detik. Dibandingkan dengan daya tahan pretest, saat posttest siswa memiliki nilai t hitung 2,254 t tabel taraf
signifikansi 5 sebesar 1,761. 2. Penelitian Fitria Heru Widodo
2010 yang berjudul “Pengaruh Latihan Circuit Training terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Kelas II SMK Negeri 1
Klaten ”. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan desain “One Group
Pretest- Postest Design”. Populasi penelitian adalah Siswa Kelas II SMK
Negeri 1 Klaten yang berjumlah 27 siswa aktif, karena semua dijadikan subjek penelitian, maka penelitian populasi. Instrumen yang digunakan
untuk mengukur kebugaran kardiorespirasi adalah multistage test. Analisis data menggunakan uji t taraf signifikansi 5. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan sirkuit terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas II SMK Negeri 1 Klaten, dengan nilai t
hitung
6,193 t
tabel
2,06, dan nilai signifikansi 0,000 0,05, dan kenaikan persentase sebesar 6,79.
C. Kerangka Berpikir
Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang membutuhkan daya tahan yang baik. Daya tahan paru jantung kardiorespirasi
39 merupakan unsur dominan dalam kebugaran jasmani sesorang. Pentingnya
kebugaran kardiorespirasi VO
2
Maks dalam bermain bulutangkis mempunyai pengaruh besar dalam penampilan ketika permainan berlangsung. Daya tahan
jantung paru baik akan memberikan permainan bulutangkis yang baik pula disusul dengan komponen kebugaran lainnya. Beberapa gerakan yang
membutuhkan kebugaran jasmani seperti: melompat, berbalik, meloncat, lari pendek, memukul smash, memukul lob, dan zig-zag. Kebugaran jasmani
dipandang sangat penting untuk ditingkatkan agar penampilan bermain tidak mengalami penurunan kualitas bermain.
Daya tahan aerobik merupakan kemampuan daya tahan yang lama pada organisme tubuh atlet untuk melawan kelelahan dalam batas waktu tertentu,
dimana aktivitas dilakukan dengan intensitas tinggi tempo tinggi, frekuensi tinggi, dan selalu mengunakan power. Daya tahan aerobik dalam olahraga
bulutangkis melibatkan semua komponen kondisi fisik dalam menjaga keajegan kecepatan, kekuatan, kelincahan, dan power atlet untuk jangka waktu
yang lama dalam menghadapi aktivitas fisik. Faktor daya tahan aerobik pada atlet sangat diperlukan dalam cabang olahraga bulutangkis. Daya tahan aerobik
atlet dapat ditingkatkan melalui pelatihan. Program pelatihan harus dilakukan secara sistematis, terencana, teratur, dan berkelanjutan, di antaranya dengan
mengunakan berbagai variasi model-model latihan dengan pembebanan yang sesuai. Tipe pelatihan yang digunakan seharusnya menuju pada komponen
kondisi fisik yang dominan dengan melibatkan semua kelompok otot yang ingin dilatih dan menyesuaikan dengan cabang olahraganya.
40
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka dapat diajukan hipotesis yaitu “ada pengaruh latihan sirkuit terhadap peningkatan VO
2
Maks atlet bulutangkis putra usia 14-15 tahun pada PB Natura Sleman
.”
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk pra-eksperimen, dengan sampel tidak terpisah, karena tidak dapat mengontrol semua variabel yang mempengaruhi hasil
eksperimen Suharsimi Arikunto, 2006: 398. Metode eksperimen dengan sampel tidak terpisah maksudnya peneliti hanya memiliki satu kelompok
sampel saja, yang diukur dua kali, pengukuran pertama dilakukan sebelum subjek diberi perlakuan pretest, kemudian perlakuan treatment, yang
akhirnya ditutup dengan pengukuran kedua posttest. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
“The One Group Pretest Posttest Design” atau tidak adanya grup kontrol Sukardi, 2009: 18 adapun rancangan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut: Y
1
X Y
2
Keterangan: Y
1
: Pengukuran Awal Pretest X : Perlakuan Treatment
Y
2
: Pengukuran Akhir Posttest
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Setiap penelitian mempunyai objek yang dijadikan sasaran dalam penelitian. Objek tersebut sering disebut sebagai gejala, sedangkan gejala-
gejala yang menunjukkan variasi baik dari jenisnya maupun tingkatnya disebut variabel. Adapun definisi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: