ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SEBELUM DAN SETELAH IMPLEMENTASI SAK ETAP DI BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE OF BANK PERKREDITAN RAKYAT BEFORE AND AFTER IMPLMENTATION SAK ETAP IN

BANDAR LAMPUNG

By

RIKA WIJAYA

In preparing the financial statement Bank Perkreditan Rakyat have accepted accounting standards to measure the financial activities of banks that have been set out and defined by banking regulators. Previous accounting standard for Bank Perkreditan Rakyat in preparing the financial statements is PSAK 31 (PAPI), but accounting standards are deemed not appropriate for Bank Perkreditan Rakyat because the transaction is not distinguished from the activity of commercial banks and require a very large cost compared to the benefit gained. Bank Indonesia may be looking SAK ETAP reference accounting standards for Bank Perkreditan Rakyat because it is considered appropriate to the needs of Bank Perkreditan Rakyat, in connection with the Bank Indonesia regulatory function of the Bank Perkreditan Rakyat. Through circular BI No.11/37/DKBU SAK ETAP designated as Bank Perkreditan Rakyat accounting standards.

This study aims to analyze the accounting treatment before and after the implementation of SAK ETAP financial performance against levels of Bank Perkreditan Rakyat located in the Bandar Lampung. The research was conducted by analyzing financial ratios before and after the implementation of SAK ETAP which reflect the performance of the bank, the variables used in this study consisted of the ratio capital adequacy ratio (CAR), ratio Non Performing Loan (NPL), ratio Return On Asset (ROA), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) and ratio Loan Deposit Ratio (LDR).

The results showed that the average ratio NPL and Ratio BOPO has a significant difference before and after implementation SAK ETAP while the average CAR, ROA and LDR did not show any significant difference


(2)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia perbankan Indonesia telah memberi peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranan dalam kebijakan moneter, meningkatkan

perekonomian masyarakat maupun dalam pembangunan ekonomi. Lembaga perbankan sebagai lembaga keuangan dengan berbagai fasilitas perbankan dan jasa keuangan sangat dibutuhkan dalam berbagai transaksi- transaksi ekonomi dan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memerlukan dana (debitur) dengan pihak yang kelebihan dana (kreditur).

Menurut UU No.10 pasal 1 ayat 2 tahun 1998 tentang perbankan, menyebutkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam pasal yang sama dijelaskan jenis bank di Indonesia dibagi menjadi 2 macam yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.


(3)

Dalam menyusun laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat memiliki standar akuntansi yang berlaku untuk mengukur aktivitas keuangan bank yang telah diatur dan ditetapkan oleh regulator perbankan. Sebelumnya standar akuntansi yang berlaku bagi Bank Perkreditan Rakyat dalam penyusunan laporan keuangan adalah PSAK 31 (PAPI) tentang akuntansi perbankan, namun standar akuntansi tersebut dipandang tidak sesuai bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) karena transaksinya tidak dibedakan dengan aktifitas bank umum dan memerlukan biaya yang sangat besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Sehubungan dengan hal tersebut Bank Perkreditan Rakyat memerlukan standar akuntansi yang sesuai dalam meningkatkan

transparansi kondisi keuangan dan penyusunan laporan keuangan yang relevan, komprehensif dan handal dengan perkembangan transaksi dan harmonisasi sesuai dengan standar akuntansi internasional.

Pada tahun 2009 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) yang ditujukan untuk usaha kecil dan menengah, SAK ETAP diperuntukan bagi entitas yang tidak mempunyai akuntanbilitas publik yang signifikan, namun entitas yang memiliki akuntanbilitas publik signifikan dapat

menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

Bank Indonesia memandang SAK ETAP dapat menjadi acuan standar akuntansi bagi Bank Perkreditan Rakyat karena dianggap sesuai dengan kebutuhan Bank Perkreditan Rakyat, sehubung dengan hal tersebut Bank Indonesia menjalankan fungsi regulatornya terhadap Bank Perkreditan Rakyat dalam rencana penerapan sistem akuntansi yang baru, melalui Surat Edaran


(4)

BI No. 11/37/DKBU yang dikeluarkan pada 31 Desember 2009 SAK ETAP ditetapkan sebagai standar akuntansi Bank Perkreditan Rakyat sejak 1 Januari 2010.

Terdapat Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perbandingan penyajian laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan setelah penerapan SAK ETAP. Menurut Resti Lidiawati (2011), Perbedaan paling mendasar antara SAK ETAP dengan PSAK 31 (PAPI) adalah terdapat pada prinsip penyajian asset, kewajiban atau komponen ekuitas yaitu dalam prinsip pengakuan aset, kewajiban atau komponen ekuitas. Pengakuan yang tidak diakui berdasarkan SAK ETAP mengakibatkan keharusan mereklasifikasikan pos-pos terkait sehingga dalam pengakuannya laporan keuangan tidak boleh mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban apabila SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan tersebut. Seperti yang terliat dalam penyajian akun antarbank aktiva, SAK ETAP mereklasifikasikan menjadi penempatan pada bank lain. Perbedaan juga terlihat dalam pendapatan bunga yang akan diterima sebelum implementasi SAK ETAP dicatat dalam aktiva lain-lain sedangkan dalam implementasi SAK ETAP disajikan dalam pos tersendiri karena menggambarkan kegiatan utama Bank Perkreditan Rakyat.

Pengakuan asset dan kewajiban bank merupakan hal fundamental dalam hubungannya dengan pengukuran tingkat likuidasi suatu bank. Melalui evaluasi terhadap laporan keuangan terdapat beberapa unsur laporan keuangan yang harus disesuaikan, seperti pengreklasifikasikan unsur-unsur aktiva dan pasiva yang harus disesuaikan dengan SAK ETAP serta penyusunan penyajian laporan keuangan.


(5)

Perbedaan pengklasifikasikan ini dapat menghasilkan perhitungan berbeda untuk likuiditas bank. Oleh karena itu, pengklasifikasian ulang aset dan kewajiban merupakan hal penting dalam pengukuran tingkat likuiditas bank, tingkat likuiditas bank menunjukan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Dengan demikian pengakuan aset dan kewajiban yang tepat, sesuai dan wajar sangat penting bagi bank tersebut. Tingkat likuiditas adalah salah satu ukuran untuk meningkatkan tingkat kinerja dan kesehatan bank yang telah diterapkan oleh Bank Indonesia melalui PBI No. 13/1/PBI/2011, yang menyatakan bahwa tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap risiko pasar.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya (Resti; 2011) yang juga membandingkan penyajian laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP. Pengembangan dari penelitian sebelumnya yaitu sampel yang digunakan terdiri dari tujuh Bank Perkreditan Rakyat yang memiliki kriteria dalam penarikan sampel, yang sebelumnya hanya berfokus pada satu Bank Perkreditan Rakyat (studi kasus).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyusunan laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP, dengan judul“ AnalisisPerbandingan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat Sebelum dan Setelah Implementasi SAK ETAP di Bandar Lampung.


(6)

Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perlakuan akuntansi Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP?

2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan perlakuan akuntansi sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP pada Bank Perkreditan Rakyat yang difokuskan pada pangakuan pendapatan dan beban bunga serta dampaknya terhadap kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat. Kinerja keuangan perbankan menggunakan ukuran CAMEL (CAR, NPL, ROA, BOPO dan LDR).

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Menganalisis perbedaan perlakuan akuntansi sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP 2. Membandingkan kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan setelah

implementasi SAK ETAP.

1.5 Manfaat Penelitian


(7)

1. Bagi perkembangan ilmu akuntansi, dapat menjadi referensi ilmiah tentang analisis atas implementasi SAK ETAP mengenai pendapatan dan beban bunga pada Bank Perkreditan Rakyat.

2. Bagi Pembaca, diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, informasi dan wawasan. 3. Bagi Perusahaan, diharapkan dapat membantu manajemen dalam penerapan SAK ETAP. 4. Bagi Akademik, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap akademik sebagai


(8)

(9)

II. LANDASAN TEORI

1.1 Bank Perkreditan Rakyat

1.1.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Menurut UU No. 10 pasal 1 ayat 2 tahun 1998 tentang perbankan, menyebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas

pembayaran. Kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat ditujukan untuk melayani usaha kecil dan masyarakat didaerah. Bank Perkreditan Rakyat berbentuk hukum Perseorangan Terbatas,

Perusahaan Daerah atau koperasi.

Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang memiliki kegiatan usaha terbatas dengan transaksi yang sederhana, meliputi penghimpunan dana dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan penyaluran kredit. Keterbatasan ini diberikan kepada Bank Perkreditan Rakyat terkait dengan tujuan pelayanan utama Bank Perkreditan Rakyat kepada usaha mikro kecil dan menengah serta masyarakat sekitar.

Bank Perkreditan Rakyat merupakan salah satu pendukung perkembangan perekonomian

Indonesia, terutama untuk kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah. Peranan Bank Perkreditan Rakyat dalam pemberian kredit bagi usaha mikro, kecil dan menengah dapat membantu

menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan, dan pemerataan kesempatan berusaha di Indonesia.


(10)

1.1.2 Pengaturan dan Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat

Sebagai salah satu jenis bank maka pengaturan dan pengawasan Bank Perkreditan Rakyat dilakukan oleh Bank Indonesia yang tertuang dalam UU No.3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Kewenangan pengaturan dan pengawasan Bank Perkreditan Rakyat oleh Bank Indonesia meliputi kewenangan memberi izin(right to lincense),kewenangan untuk mengatur (right to regulate),kewenangan untuk mengawasi(right to control),dan kewenangan untuk mengenakan sanksi(right to impose sanction).

Pengaturan dan pengawasan Bank Perkreditan Rakyat oleh Bank Indonesia diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi Bank Perkreditan Rakyat sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian pengaturan dan

pengawasan Bank Perkreditan Rakyat yang dilakukan disesuaikan dengan karakteristik operasional Bank Perkreditan Rakyat namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking)agar tercipta sistem perbankan yang sehat.

2.1.3 Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat

Kegiatan usaha yang dilakukan Bank Perkreditan Rakyat menurut Kasmir (2003) meliputi: - Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan deposito berjangka, tabungan atau

dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. - Memberikan Kredit.


(11)

- Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

- Menempatkan dana dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito.

Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat menurut Kasmir (2003) adalah :

- Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

- Melakukan kegitan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta asing ( dengan izin Bank Indonesia).

- Melakukan penyertaan modal. - Melakukan usaha perasuransian.

- Melakukan usaha di luar kegitan usaha yang di maksud sebelumnya.

2.2 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) 2.2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Secara umum Standar Akuntansi Keuangan merupakan pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan dan unit ekonomi

lain yang sangat penting agar laporan keuangan lebih berguna, dapat dimengerti, dibandingkan, dan tidak menyesatkan.


(12)

Menurut Harahap (2007), terdapat empat alasan penting dalam Standar Akuntansi Keuangan, yaitu :

1. Memberi pedoman dan peraturan bagi akuntan publik agar dapat melaksanakan tugas dengan independen, hati-hati dan dapat mengapdikan keahliannya dan kejujuran meliputi penyusunan laporan keuangan.

2. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kegiatan dan prestasi perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya dan dapat diperbandingkan.

3. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi dibidang teori dan standar akuntansi. Semakin banyak standar akuntansi yang dikeluarkan semakin banyak kontroversi dan semakin banyak usaha untuk berdebat, berpolemik dan melakukan penelitian.

4. Memberikan database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan perencanaan, pengaturan ekonomi, peningkatan efisiensi ekonomi dan tujuan makro lainnya.

2.2.2 Ruang Lingkup Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010.Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik(SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakanentitas tanpa akuntabilitas publik.Entitas tanpa akuntabilitas publikadalah entitas yang:


(13)

b. menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:

a. entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau

b. entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

Di karnakan bank merupakan badan usaha yang memiliki akuntanbilitas publik signifikan, maka Bank Perkreditan Rakyat yang tergolong jenis bank tidak diperkenankan untuk menggunakan SAK ETAP, namun sehubungan dengan itu Bank Indonesia selaku regulator mengeluarkan Surat Edaran No.11/37/DKBU perihal penetapan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik bagi Bank Perkreditan Rakyat yang bertujuan untuk mempermudah dalam menerapkan standar akuntansi yang tetap mempertahankan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional. Sebelum di berlakukannya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) standar akuntansi Bank Perkreditan Rakyat adalah PSAK 31.


(14)

Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Tsetyaernawati; 2012) yaitu :

1. Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah mampu untuk menyusun laporan keuangan sendiri, dapat di audit dan mendapat opini, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapat dana (misalnya dari bank) untuk mengembangkan usaha

2. Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK sehingga lebih mudah dalam implementasinya

3. Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan. Prinsip Pengakuan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Tsetyaernawati; 2012) :

• Aset diakui jika manfaat ekonomi dikemudian hari besar kemungkinan akan mengalir kepada entitas dan nilainya dapat diukur secara andal

• Kewajiban diakui jika besar kemungkinan entitas harus mentransfer sumber daya dikemudian hari akibat pristiwa masa lalu dan dinilainya dapat diukur dengan andal • Pengakuan pendapatan dan beban sebagai akibat langsung pengakuan aset dan

kewajiban.

Pengakuan pendapatan dan beban bunga memiliki hubungan dalam mengukur kinerja keuangan dari suatu entitas, dimana dapat dilihat dari laporan laba rugi.


(15)

Pendapatan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama priode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari penanaman modal. (SAK ETAP paragraf 2.20(a))

Pendapatan Bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana Bank Perkreditan Rakyat pada aset produktif, dimana pendapatan bunga termasuk provisi dikurangi biaya-biaya yang terkait langsung dalam penyaluran kredit yang ditanggung oleh Bank Perkreditan Rakyat (biaya transaksi). Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari aset oleh entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen atas dasar yang ditetapkan . Entitas harus mengakui pendapatan secara accrual (SAK ETAP Paragraf 20.27(a)). Pendapatan bunga berasal dari kredit yang diberikan, penempatan pada bank lain dan sertifikat bank Indonesia. Pendapatan bunga meliputi pendapatan bunga kontraktual serta amortisasi provisi, diskonto, dan biaya transaksi yang terkait dengan aset produktif, serta amortisasi pendapatan bunga tangguhan.

Pengertian Beban

Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya hutang yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanaman modal. (SAK ETAP paragraf 2.20(b))

Beban Bunga adalah beban yang dibayarkan kepada nasabah atau pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana dan penerimaan pinjaman. Beban bunga timbul dari kegiatan pendanaan berupa kegiatan penghimpunan dana dan penerimaan pinjaman, misalnya


(16)

tabungan dan deposito, termasuk premi penjamin simpanan,cash backdan hadiah deposito berjangka. Beban bunga disajikan secara terpisah dari pendapatan bunga untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai komposisi dan alasan perubahan nilai neto bunga. Beban bunga diakui secara accrual dan dinilai sebesar jumlah yang menjadi kewajiban Bank perkreditan Rakyat, termasuk beban lain yang dikeluarkan dalam rangka penghimpunan dana, seperti hadiah dancash back, yang terkait secara langsung dengan penghimpunan dana.

2.2.3 Perbedaan PSAK–SAK ETAP Secara Umum - SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan

- SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas

- SAK ETAP hanya menggunakan metode cost untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan property investasi sedangkan PSAK boleh memilih cost model dan model reavaluasi.

2.3 Laporan Keuangan

2.3.1 Pengertian Laporan keuangan

Dalam Pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini yaitu keadaan keuangan perusahaan pada periode tertentu. Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahan sementara untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Disamping itu dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahan terkini setelah menganalisi laporan keuangan tersebut.


(17)

Laporan keuangan bank menujukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan keuangan akan terbaca bagaimana kondisi bank sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan membaca laporan keuangan pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilik (Kasmir, 2008)

Tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank menurut Kasmir (2008) adalah sebagai berikut : a. Memberikan informasi keuangan tentang, jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki b. Memberi informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis kewajiban baik

jangka pendek maupun jangka panjang

c. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu.

d. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut

e. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikelurkan dalam priode tertentu

f. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan.


(18)

1.3.2 Unsur-unsur Laporan Keuangan Bank Perkreditan Rakyat

Adapun unsur-unsur laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat Meliputi : Komponen laporan Keuangan

- Neraca

- Laporan laba rugi

- Laporan perubahan ekuitas - Laporan arus kas

- Catatan Atas laporan Keuangan

Bank Perkreditan Rakyat wajib membuat laporan keuangan sebagai laporan kepada Bank Indonesia dan penggunaan lainnya yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya laporan keuangan BPR yang menyediakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan, serta dicerminkan dalam laporan-laporan berikut ini :

a. Laporan Posisi Keuangan

Posisi keuangan Bank Perkreditan Rakyat dipengaruhi oleh sumber daya ekonomi yang dikendalikan, struktur keuangan, likuidasi, dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi ini berguna untuk memprediksi kamampuan Bank Perkreditan Rakyat dimasa depan dalam menghasilkan kas dan setara kas, kebutuhan investasi, distribusi imbal hasil dan arus kas, serta kemampuan Bank Perkreditan Rakyat dalam memenuhi komitmen keuangan pada saat jatuh tempo, baik jangka pendek maupun


(19)

jangka panjang. Informasi posisi keuangan Bank Perkreditan Rakyat tergambar dalam neraca.

b. Laporan Kinerja

Laporan kinerja Bank Perkreditan Rakyat diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi selama priode pelaporan yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi ini berguna untuk memprediksi kepastian Bank Perkreditan Rakyat dalam

menghasilkan arus kas dari sumbar daya yang ada. Selain itu, informasi ini berguna dalam perumusan tentang efektivitas Bank Perkreditan Rakyat dalam memanfaatkan sumber daya, informasi kinerja Bank Perkreditan Rakyat tergambar dalam laporan laba rugi.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Informasi perubahan posisi keuangan Bank Perkreditan Rakyat antara lain : - Perubahan Ekuitas

Informasi perubahan ekuitas Bank Perkreditan Rakyat menggambarkan peningkatan atau penurunan asset neto atau kekayaan selama periode pelaporan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan, informasi ini bermanfaat untuk mengetahui perubahan asset bersih yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham dan jumlah keuntungan atau kerugian yang berasal dari kegiatan Bank Perkreditan Rakyat. Informasi perubahan ekuitas tergambar dalam laporan perubahan ekuitas


(20)

- Perubahan Kas dan Setara Kas

Informasi perubahan kas dan setara kas berguna untuk menilai kemampuan Bank Perkreditan Rakyat menghasilkan arus kas serta kebutuhan Bank Perkreditan Rakyat untuk menggunakan arus kas pada setiap aktivitas selama periode pelaporan. Informasi ini bermanfaat untuk menilai arus kas yang berasal dari aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Informasi perubahan kas dan setara kas tergambar dalam laporan arus kas.

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

Informasi yang terdapat dalam laporan posisi keuangan, laporan kinerja dan laporan

perubahan posisi keuangan di berlakukan suatu penjelasan yang relevan. Penjelasan tersebut dapat diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang berisi informasi tambahan terhadap pos-pos yang disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan uraian naratif atau

pemisahan pos-pos laporan keuangan, serta informasi tentang pos-pos yang tidak memenuhi persyaratan pengakuan dalam laporan keuangan tersebut.

1.3.3 Keterbatasan Laporan Keuangan


(21)

a. Bersifat historis, yang menunjukan transaksi dan peristiwa lampau

b. Bersifat umum, baik dari sifat informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan.

c. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran d. Menggunakan pertimbangan materialitas

e. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukum

f. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang digunakan menimbulkan variasi pengukuran sumber daya ekonomi dan tingkat kinerja antar Bank Perkreditan Rakyat

Tabel 2.1

Perbedaan Penyajian dan Perlakuan Akuntansi Sebelum dan Sesudah Implementasi SAK ETAP

No Elemen Sebelum Implementasi

SAK ETAP (PSAK 31)

Setelah Implementasi SAK ETAP

1. Kas Rupiah/ Valuta asing

Yang termasuk mata uang rupiah dan valas yang ditarik dari peredaran dan yang masih dalam masa tenggang untuk penukaran.

Mata uang rupiah dan valas yang ditarik dari peredaran tidak berlaku sebagai alat pembayaran yang sah sehingga direklasifikasi ke dalam aset lain-lain

2 Aktiva/kas dalam valas

Aktiva dalam Valas Kas dalam valasPerubahan nama rekening

No Elemen Sebelum Implementasi

SAK ETAP (PSAK 31)

Setelah Implementasi SAK ETAP

3 Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Pengkasifikasian SBI : - Dimiliki hingga jatuh

tempo (HTM)

Pengklasifikasian SBI : - Dimiliki hingga Jatuh tempo - Tersedia untuk dijual


(22)

- Diperdagangkan (Tranding)

- Tersedia untuk dijual

- SBI tidak untuk diperdagangkan 4 Pendapatan

bunga yang akan diterima

Pendapatan bunga yang akan diterima dicatat dalam pendapatan lain-lain

Pendapat bunga yang diterima disajikan dalam pos tersendiri karena untuk menggambarkan tagihan bunga yang merupakan kegiatan utama Bank

Perkreditan Rakyat 5 Kredit yang

diberikan

- Kredit awal= pokok kredit

- Berdasarkan azas materialitas dan manfaat, provisi dan biaya transaksi dapat diamortisasi straight line

- Kredit selanjutnya (outstanding credit=baki debet

- Kredit awal = pokok kredit provisi + biaya transaksi - Provisi dan biaya transaksi

diamortisasi straight line - Kredit selanjutnya = baki

debet (-) unamortized provisi (+) unamortized biaya transaksi

Sesuai dengan prinsip historical cost

6 Urutan pelunasan kredit tidak lancar

- Setoran debitur untuk kredit L, DPK & KL, urutan: biaya, bunga, pokok

- Untuk kredit D&M, urutan: Pokok, bunga

Setoran kredit performing untuk pelunasan bunga untuk kredit nonperforming

digunakan terlebih dahulu melunasi tunggakan pokok yang telah jatuh tempo, jika ada sisa untuk pelunasan tunggakan bunga

Penyempurnaan 7 Aset tidak

berwujud

Termasuk kedalam aktiva lain-lain

Disajikan dalam pos tersendiri: aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat didentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik

No Elemen Sebelum Implementasi

SAK ETAP (PSAK 31)

Setelah Implementasi SAK ETAP

8 Restrukturisasi Penyisihan restrukturisasi - Nilai tunai dihitung dengan Tabel 2.1 (Lanjutan)


(23)

kredit kredit yang merupakan selisih antara saldo kredit dengan nilai tunai

penerimaan kas masa depan, disajikan sebagai pos pengurang dari kredit yang direstribusikan

menggunakan suku bunga kontraktual yang ditentukan pada awal pemberian kredit - Apabila nilai tunai lebih

rendah dibandingkan nilai tercatat kredit pada saat direstrukturisasi, maka selisih diakui sebagai kerugian 9 Kewajiban

segera

Kewajiban segera adalah kewajiban kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah

pemberian amanat atau perjanjian yang

ditetapkan sebelumnya

Terdapat tambahan klausula yaitu termasuk kewajiban yang telah jatuh tempo diluar utang bunga.

Disempurnakan dengan tambahan criteria kewajiban yang telah jatuh tempo

10 Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) PPAP merupakan cadangan untuk surat-surat berharga yang menjadi aktiva produktif bank dan mengandung resiko kemungkinana tak tertagih atau macet

Hanya menggunakan istilah akun penyisihan kerugian sebagai cadangan kredit atau penempatan pada bank lain saja tidak digabungkan dalam PPAP

11 Hutang bunga Hutang bunga dicatat dalam pos kewajiban lain-lain

Hutang bunga dicatat tersendiri dalam pos hutang bunga

Menggambarkan utang bunga yang merupakan kegiatan utama BPR

12 Simpanan Beban bunga diakui sesuai perhitungan tingkat bunga (kontraktual)

Beban bunga yang diakui termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung adalah biaya dari simpanan dengan jangka waktu tertentu. Hal ini sesuai dengan prisiphistorical cost

No Elemen Sebelum Implementasi

SAK ETAP (PSAK 31)

Setelah Implementasi SAK ETAP


(24)

13 Pinjaman yang diterima

- Pinjaman yang diterima diakui sebesar nilai nominal

- Biaya transaksi diakui sebagai beban dalam periode berjalan

- Pinjaman yang diterima diakui sebesar nilai pokok ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan - Biaya transaksi yang dapat

diatribusikan diamortisasi secara straight line dan diakui sebagai beban bunga

15 Kewajiban imbalan kerja

Tidak mengatur tentang kewajiban imbalan kerja

Pencatatan kewaijiban imbalan kerja sesuai dengan undang-undang berlaku dan disajikan sebagai pos tersendiri.

Untuk memperjelas pencatatan (dalam praktik sebelumnya dicatat dipasiva lain-lain) 16 Beban bunga Beban bunga diakui

sebagai beban pada periode berjalan

Beban bunga termasuk

kedalam beban amortisasi dan biaya simpanan yang dapat diatribusikan secara langsung. 17 Modal

sumbangan

Modal yang diperoleh kembali dan sumbangan saham termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual

Sumbangan yang berasal dari pemilik Bank Perkreditan Rakyat dalam bentuk data atau aset lain termasuk

pengembangan saham pemilik

Sumber : Bank Indonesia , (2010)

1.4 Kinerja Perbankan 2.4.1 Pengertian Kinerja

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) kinerja dapat diartikan sebagai kemampuan perusahan dalam melaksanakan kebijakan dan prosedur perusahaan yang merupakan efisiensi serta

efektifitas dalam mengoprasikan bisnis selama periode akuntansi tertentu.

Menurut Kasmir (2003) kinerja keuangan suatu perbankan adalah prestasi yang dicapai dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan suatu perbankan.


(25)

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi reaksi bank serta pedoman hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara

memperbaikinya. Kinerja pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif melalui penilain terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, probabilitas, likuiditas dan sensitifitas terhadap resiko pasar.

Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan yaitu : - Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas,

kecukupan modal dan probabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya

- Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

1.4.2 Kinerja Perbankan

Kinerja keuangan perbankan adalah prestasi yang dicapai dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan suatu perbankan (kasmir; 2003). Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank dapat dilihat pada laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan keuangan juga menggambarkan kesehatan atau kinerja bank selama periode tertentu. Kesehatan atau kondisi keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, pemilik, pengelola (manajemen) bank, pengguna jasa bank,


(26)

Bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank dan pihak lainnya. Kondisi bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Kinerja bank merupakan ukuran

keberhasilan bagi direksi bank dan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya.

1.4.3 Perhitungan Kinerja Keuangan

pengukuran menggunakan rasio mengenai kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam penelitian ini dapat menggunakan rasio pengukuran kinerja keuangan sesuai Standar Bank Indonesia (No. 6/23/DPNP) yang diproksikan dengan rasio permodalan (capital), rasio kualitas aktiva produktif(Aset), rasio rentabilitas (earning),Manajemen dan rasio likuiditas (liquidity) atau CAMEL. Dari rasio-rasio tersebut akan dapat diketahui tingkat kesehatan suatu bank.

Tabel 2.2

Peringakat Tingkat Kesehatan Bank Peringkat

Komposit

Predikat Keterangan

1 Sangat Sehat Mencerminkan bahwa mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan 2 Sehat Mencerminkan bahwa bank mampu mengatasi

pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin

3 Cukup Sehat Mencerminkan bahwa bank terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif

4 Kurang Sehat Mencerminkan bahwa bank sensitive pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau bank memiliki kelemahan keuangan yang serius atau


(27)

memuaskan yang apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya

5 Tidak Sehat Mencerminkan bahwa bank sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang

membahayakan kelangsungan usahanya.

Sumber : Bank Indonesia (prihal,tata cara penilaian kesehatan bank), diolah oleh penulis (2012)

2.5 Kerangka Pemikiran

Salah satu pengakuan yang diakui oleh SAK ETAP adalah pengakuan pendapatan dan beban bunga. Kredit yang diberikan adalah usaha Bank Perkreditan Rakyat untuk pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan tingkat bunga kontarktual sementara provisi menjadi pendapatan operasional lainya, sedangkan setelah implementasi SAK ETAP pendapatan bunga dihitung berdasarkan tingkat bunga kontaktual dikurangi dengan provisi ditambah biaya transaksi. Dari akun simpanan sebelum implementasi SAK ETAP beban bunga diakui sesuai dengan

perhitungan tingkat bunga (kontraktual), sedangkan setelah implementasi SAK ETAP beban bunga yang diakui termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yaitu biaya dari simpanan dengan jangka waktu tertentu.

Salah satu pengakuan yang berbeda akan mengakibatkan penyajian laporan keuangan yang berbeda pula dan menunjukan perkembangan kinerja perusahan setelah implementasi SAK ETAP.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran Bank Perkreditan


(28)

Sumber : diolah penulis (2012)

2.6 Hipotesis

Pengakuan pendapatan dan beban bunga

Beban bunga yang diakui termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yaitu biaya dari simpanan dengan jangka waktu tertentu

Setelah Implementasi SAK ETAP Sebelum Implementasi

SAK ETAP

Beban bunga diakui sesuai dengan perhitungan tingkat bunga (kotraktual) Pendapatan bunga diakui berdasarkan tingkat bunga

kontraktual yang diakui diawal.

Pendapatan bunga dihitung berdasarkan pendapatan bunga kontaraktual dikurangi provisi ditambah biaya transaksi

Laporan Keuangan

Kinerja Keuangan CAMEL


(29)

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan rasio keuangan perbankan yang menilai tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Berdasarkan uraian teori yang telah dijelaskan, hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Indikator yang digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap rasio permodalan (capital) adalah CAR. Perbedaan rasio CAR sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP dapat diakibatkan oleh perbedaan pengakuan dan pengukuran pos-pos yang digunakan yaitu modal dan aktiva tertimbang menurut resiko. Sebelum implementasi SAK ETAP, tidak mengatur mengenai dana setoran modal dan mengakui adanya akun modal yang belum disetor sedangkan setelah implementasi SAK ETAP dana setoran modal adalah dana yang sudah disetor penuh untuk tujuan penambahan modal dan dinyatakan memenuhi ketentuan permodalan yang berlaku namun didukung dengan kelengkapan persyaratan untuk digolongkan sebagai modal disetor.

Perbedaan rasio CAR juga dapat diakibatkan oleh akun modal pinjaman yang diklasifikasikan sebagai kewajiban sementara (setelah implementasi SAK ETAP) sedangkan sebelum

implementasi SAK ETAP diklasifikasikan sebagai ekuitas.

Akun aktiva tertimbang menurut resiko terdiri dari kredit, surat berharga, antarbank aktiva, nilai buku inventaris dan rupa-rupa aktiva yang dikalikan dengan bobot resiko masing-masing pos. Dari pos tersebut yang memiliki perlakuan berbeda sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP adalah pengakuan dari kredit yang diberikan. Sebelum implementasi SAK ETAP kredit yang diberikan adalah kredit awal sama dengan pokok kredit sedangkan setelah

implementasi SAK ETAP kredit awal sama dengan pokok kredit dikurangi provisi ditambah biaya transaksi.


(30)

Sertifikat Bank Indonesia meskipun ada beberapa Bank Perkreditan Rakyat tidak memiliki Sertifikat Bank Indonesia, namun pengklasifikasian SBI memiliki perbedaan dan dapat menjadi penyebab perbedaan pengukuran kinerja keuangan. Sebelum implementasi SAK ETAP penggolongan SBI yaitu dimiliki hingga jatuh tempo, diperdagangkan dan tersedia untuk dijual sementara pengklasifikasian SBI setelah implementasi SAK ETAP adalah dimiliki hingga jatuh tempo yang biaya perolehannya diakui sebesar harga beli (termasuk diskonto) ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan sementara. SBI tidak untuk dijual.

2. Indikator yang digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap faktor kualitas aktiva

produktif (asset) adalah NPL. Komponen yang digunakan untuk mengitung rasio NPL adalah debitur yang kurang lancar, diragukan dan macet. Sebelum implementasi SAK ETAP urutan pelunasan kredit tidak lancar untuk kredit D&M adalah pokok dan bunga sedangkan setelah implementasi SAK ETAP setoran kredit performing digunakan untuk pelunasan bunga, untuk kredit nonperforming digunakan terlebih dahulu untuk melunasi tunggakan pokok yang telah jatuh tempo, jika ada sisa untuk pelunasan tunggakan bunga.

Selanjutnya perbedaan juga dapat diakibatkan oleh akun penyisihan restrukturisasi kredit berdasarkan SAK ETAP nilai tunai dihitung dengan menggunakan suku bunga kontarktual yang ditentukan pada awal pemberian kredit dan apabila nilai tunai lebih rendah dibandingkan nilai tercatat kredit pada saat direkstrukturisasi, maka selisih diakui sebagai kerugian


(31)

saldo kredit dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan, disajikan sebagai pos pengurangan dan kredit yang direktrukturisasi.

3. Indikator yang dapat digunakan untuk menghitung rasio rentabilitas (earning) adalah ROA dan BOPO.Perbedaan nilai ROA sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP disebabkan oleh perbedaan pengakuan dan pengukuran komponen yang digunakan yaitu total aset yang berasal dari penjumlahan dan pengurangan akun-akun aktiva. Dari akun-akun tersebut yang memiliki perbedaan perlakuan akuntansi sebelum dan setelah impelemtasi SAK ETAP adalah akun penyisihan penghapusan aktiva produktif. Sebelum implementasi SAK ETAP PPAP merupakan istilah pencadangan untuk surat-surat berharga yang juga menjadi aktiva produktif bank yang disamping menghasilkan juga mengandung resiko kemungkinan tak tertagih atau macet, sedangkan setelah implementasi SAK ETAP digunakan akun penyisihan kerugian sebagai cadangan untuk kredit atau antarbank aktiva tidak digabung dalam PPAP.

Selanjutnya perbedaan juga dapat diakibatkan dari pos laba sebelum pajak yaitu dilihat dari pengakuan pendapatan bunga sebelum implementasi SAK ETAP pendapatan bunga diukur berdasarkan tingkat bunga kontraktual yang diakui awal, sementara provisi diakui sebagai pendapatan operasional lainnya, dan beban bunga diakui sebagai beban pada periode berjalan, setelah implementasi SAK ETAP pendapatan bunga dihitung berdasarkan pendapatan bunga kontraktual dikurangi dengan provisi ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dan beban bunga termasuk beban amortisasi biaya simpanan yang dapat diatribusikan secara langsung.


(32)

Perbedaan nilai BOPO diakibatkan oleh perubahan komponen pendapatan operasional dan beban operasional. Perbedaan Pedapatan operasional berasal dari pendapatan bunga (bunga kontraktual dikurangi provisi ditambah biaya transaksi), sementara sebelum SAK ETAP pendapatan bunga diperoleh dari pengakuan pendapatan bunga (berdasarkan suku bunga kontraktual).

Beban Operasional sebelum implementasi SAK ETAP berasal dari perbedaan perlakuan beban bunga yang diakui sebagai beban pada periode berjalan, setelah implementasi SAK ETAP pengertian beban bunga termasuk beban amortisasi dan biaya simpanan yang dapat diatribusikan secara langsung.

4. Indikator yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap rasio likuiditas yaitu

menggunakan rasio LDR. Perbedaan nilai rasio LDR sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP diakibatkan oleh komponen yang digunakan, LDR dihitung dari perbandingan antara total kredit dengan dana pihak ketiga, dana pihak ketiga yang dimaksud adalah simpanan pihak ketiga (tabungan dan deposito), antarbank pasiva, pinjaman yang akan diteriman, dan modal inti. Perbedaan komponen dana pihak ketiga sebelum implementasi SAK ETAP terlihat dari pengukuran akun simpanan yaitu beban bunga simpanan diakui sesuai dengan perhitungan tingkat bunga (kontraktual), sementara berdasarkan SAK ETAP beban bunga yang diakui termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung adalah biaya dari simpanan dengan jangka waktu tertentu hal ini sesuai dengan prinsip historical cost.

Dengan diterapkannya SAK ETAP pada Bank Perkreditan Rakyat akan membantu kinerja keuangan Bank semakin membaik karena SAK ETAP lebih sederhana dibandingkan dengan


(33)

PSAK sehingga lebih mudah dalam implementasinya. Penerapan SAK ETAP bagi Bank

Perkreditan Rakyat juga tidak memerlukan biaya yang sebesar seperti pada penerapan PSAK 31 atau PAPI (sebelum impementasi SAK ETAP) yang harus membeli program aplikasi bank. Dalam Implementasi SAK ETAP Bank Perkreditan Rakyat tidak membeli program aplikasi seperti implementasi sebelumnya sehingga Bank Perkreditan Rakyat dapat meminimalisir pengeluaran bank.

Dari hasil penjelasan diatas implementasi SAK ETAP dapat memperbaiki tingkat kinerja Bank Perkreditan Rakyat karena aktifitas yang digunakan dibedakan dengan aktifitas bank umum yang memerlukan biaya yang sangat besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah :

Hα = Terdapat perbedaan kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP

Hα1= CAR memiliki perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP

Hα2= NPL memiliki perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP

Hα3= ROA memiliki perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP

Hα4= BOPO memiliki perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP

Hα5= LDR memiliki perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP


(34)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen, internet serta sumber data tertulis lainya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini studi dokumentasi

dilakukan dengan mengumpulkan beberapa laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang terdaftar pada data publikasi Bank Indonesia. Data diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia yaituwww.bi.go.id

3.2 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan populasi berupa Bank Perkreditan Rakyat yang berada di wilayah Bandar Lampung dan terdaftar dalam data publikasi Bank Indonesia. Penulis menggunakan data periode pengamatan yang tercatat dalam data publikasi Bank Indonesia dari tahun 2009 - 2011. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah metodepurposive sampling.yaitu pemilihan anggota sampel yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu atau ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh sampel tersebut. Berikut adalah kriteria pengambilan sampel yang digunakan yaitu :

a. Sampel yang diambil adalah sampel yang sesuai dengan judul penelitian yaitu laporan keuangan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP yaitu laporan keuangan Desember 2009 dan Laporan Keuangan Desember 2011. Laporan keuangan tahun 2010 merupakan


(35)

waktu terjadinya perubahan atau transisi SAK ETAP sehingga menjadicut offdalam penelitian ini.

b. Bank Perkreditan Rakyat yang berdiri sebelum tahun 2009 (sebelum diberlakukan SAK ETAP).

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, dari 13 Bank Perkreditan Rakyat yang berada di wilayah Bandar lampung dan terdaftar dalam data publikasi Bank Indonesia periode 2009 - 2011, maka diperoleh sampel sebanyak 7 Bank perkreditan Rakyat dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3.1

Gambaran Perusahan Penelelitian

No Keterangan Jumlah Perusahaan

1 Total Perusahaan yang menjadi Populasi 13 2 Bank Perkreditan Rakyat yang berdiri diatas

tahun 2009

3 3 Bank Perkreditan Rakyat yang belum

mempublikasikan laporan keuangan pada periode penelitian

3

4 Bank Perkreditan Rakyat yang memenuhi kriteria menjadi sampel

7 Sumber : diolah penulis (2012)

Jumlah sampel yang diperoleh adalah sebanyak 7 Bank Perkreditan Rakyat Berikut ini adalah daftar nama Bank Perkreditan Rakyat yang menjadi sampel penelitian.

Tabel 3.2

Daftar Sampel Bank Perkreditan Rakyat

No. Nama Bank

1. PT. BPR Utomo Manunggal Sejahterah 2. PD. BPR Bank Pasar Kota Bandar Lampung 3. PT. BPR Trisurya Bumindo


(36)

4. PT. BPR Tunas Jaya Graha 5. PT. BPR Aji Caka

6. PT. BPR Arta Kedaton Makmur 7. PT. BPR Citra Dana Mandiri Sumber : Publikasi Bank Indonesia, 2012

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini dapat menggunakan rasio pengukuran kinerja keuangan sesuai Standar Bank Indonesia (No. 6/23/DPNP) yaitu :

1. Rasio Permodalan (Capital)

Dalam aspek permodalan diwakili oleh variabel rasiocapital adequacy ratio(CAR) yang merupakan indikator untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk

menunjang aktiva yang menimbulkan resiko (kredit, surat berharga, tagihan pada bank) Modal

CAR = x 100 %

Total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

Kriteria Penilaian Kesehatan Permodalan :

a. Sehat : ≥ 8%

b. Kurang sehat : 6,5% - < 8% c. Tidak Sehat :≤ 6,5%

2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (Asset)

Dalam menentukan ukuran kemampuan bank dalam aspek kualitas aktiva produktif dapat diwakilkan oleh rasioNon Performing Loan(NPL) yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajeman bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan.


(37)

Total Kredit Bermasalah

NPL = x 100 %

Total Kredit

Berdasarkan ketentuan BI Standar NPL yang baik adalah dibawah 5%

3. Rentabilitas (Earning)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuangan. Aspek ini juga dapat mengukur efisiensi usaha probabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Aspek ini diwakili oleh variabel rasio :

A. Return On Asset(ROA) digunakan untuk menunjukan kemampuan bank dalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan.

Laba Sebelum Pajak

ROA = x 100 %

Total Aset Kriteria untuk faktor rentabilitas : a. Sehat : ≥ 1,215 %

b. Cukup sehat : 0,999 - < 1,215 % c. Kurang sehat : 0,765% - <0,999 d. Tidak sehat : ≤ 0,765%

B. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional. Standar BOPO yang ditetapkan BI adalah 60% - 92%.

Biaya Operasional

BOPO = x 100


(38)

4. Likuiditas (liquidity)

Aspek likuiditas diwakili oleh rasioLoan Deposit Ratio(LDR) yang merupakan rasio dalam menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali ketentuan BI standar LDR yang baik adalah maksimal 110 %

Total Kredit

LDR = x 100 %

Total Dana yang Diterima (Pihak ketiga)

3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Alat Analisis

1. Analisis Deskriftif

Analisis deskriftif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Jugiyanto,2008)

2. Uji T Dependen (Berpasangan)

Dalam penelitian ini, akan di uji dengan uji t. Menurut Kuncoro (2004), uji t digunakan untuk mengetahui apakah suatu peristiwa tersebut berpengaruh signifikan atau tidak.

Uji t untuk data dependen (berpasangan) berarti setiap subjek diukur dua periode yaitu sebelum dan setelah dilakukan suatu intervensi atau pengukuran lalu diambil beberapa sampel yang menjalani intervensi tersebut.


(39)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t pada tingkat keyakinan 95 % dan tingkat kesalahan analisi(α) 5 %. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan

pada nilaip-value. Keputusan berdasarkan probabilitas sebagai berikut : • Jika p-value > 0,05 maka hipotesis ditolak (tidak signifikan) • Jika p-value < 0,05 maka hipotesis diterima (signifikan)

Apabila hipotesis diterima, hal itu menunjukan bahwa perbandingan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP memiliki perbedaan yang signifikan untuk kinerja Bank Perkreditan Rakyat, Namun jika ditolak, berarti tidak ada perbedaan antara sebelum dan setelah


(40)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan tentang analisis perbandingan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP dan dampaknya terhadap kinerja Bank Perkreditan Rakyat yang terdaftar dalam data publikasi Bank Indonesia maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Perbedaan perlakuan pendapatan bunga sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP dilihat dari pengakuan akun kredit yang diberikan dimana sebelum implementasi SAK ETAP kredit awal merupakan pokok kredit, sedangkan setelah impelemntasi SAK ETAP kredit awal merupakan pokok kredit dikurangi provisi ditambah biaya transaksi. Perbedaan perlakuan beban bunga sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP dilihat dari pengakuan simpanan dimana sebelum implementasi SAK ETAP beban bunga diakui sesuai dengan perhitungan tingkat bunga kontaraktual sedangkan setelah implementasi SAK ETAP beban bunga yang diakui termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yaitu biaya dari simpanan dengan jangka waktu tertentu.

2. Walaupun terdapat perubahan perlakuan dan pengukuran dalam setiap komponen variabel, hasil analisis statistik menyatakan bahwa nilai rata-rata untuk penilaian RasioCapital Adequacy Ratio(CAR),Return On Asset


(41)

2

(ROA), Loan To Deposit Ratio(LDR) tidak menunjukan perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah Implementasi SAK ETAP. Sedangkan dari hasil penelitian analisis penilaian rasioNon Performing Loan(NPL) dan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukan hasil Ha diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa implementasi SAK ETAP yang diterapkan pada Bank Perkreditan Rakyat memberikan dampak perubahan yang signifikan terhadap perhitungan rasioNon

Performing Loan(NPL) dan rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut : 1. Dalam penelitian ini tahun yang digunakan hanya mencakup satu tahun

sebelum implementasi SAK ETAP dan satu tahun setelah implementasi SAK ETAP dari masing-masing Bank Perkreditan Rakyat dan jumlah sampel yang digunakan hanya Bank Perkreditan Rakyat yang berada pada wilayah Bandar Lampung yang memiliki kriteria penarikan sampel.

2. Dalam penelitian ini hanya berfokus pada perlakuan pendapatan dan beban bunga sedangkan masih ada perlakuan lain yang dapat diteliti.

3. Dalam penelitian ini, peneliti tidak membahas mengenai metode CAMEL secara keseluruhan. Peneliti tidak membahas rasioManagement

(managemen), hal ini dikarenakan peneliti hanya memfokuskan pembahasan kinerja dalam bidang akuntansi saja.


(42)

3

5.3 Saran

Dari kesimpulan yang diberikan, penulis memberikan saran yang mungkin dapat dipertimbangkan bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian selanjutnya mengenai implementasi SAK ETAP dan dampaknya terhadap kinerja bank agar penelitian memperoleh hasil yang lebih baik dan akurat, yaitu :

1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan jumlah sampel penelitian berdasarkan total aset dan memperluas cakupan tahun penelitian yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat secara statistik. 2. Penelitian selanjutnya dapat menambahan perlakuan dari komponen lainnya,

seperti pajak atau penilaian aktiva tetap tidak berfokus pada satu perlakuan akuntansi saja.

3. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan rasiomanagementdan komponen rasioearninglainnya sepertiReturn On Equity(ROE) danNet Interest Margin(NIM) sehingga perhitungan kinerja dengan metode CAMEL dapat diukur secara keseluruhan.


(43)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SEBELUM DAN SETELAH IMPLEMENTASI SAK ETAP DI BANDAR

LAMPUNG

Oleh

RIKA WIJAYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(44)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA

Halaman BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Permasalahan ... 5 1.3 Ruang Lingkup Penelitian... 5 1.4 Tujuan Penelitian ... 6 1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Bank Perkreditan Rakyat ... 7 2.1.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 7 2.1.2 Pengaturan dan Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat ... 8 2.1.3 Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat ... 9 2.2 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP) ... 10 2.2.1 Pengertian Standar Akuntansi Keuangan... 10 2.2.2 Ruang Lingkup Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) ... 11 2.2.3 Perbedaan PSAK-SAK ETAP Secara Umum... 15


(45)

2.3 Laporan Keuangan ... 15 2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 15 2.3.2 Unsur-unsur Laporan Keuangan ... 17 2.3.3 Keterbatasan Laporan Keuangan ... 20 2.4 Kinerja Perbankan... 23 2.4.1 Pengertian Kinerja ... 23 2.4.2 Kinerja Perbankan... 24 2.4.3 Perhitungan Kinerja Keuangan ... 25 2.5 Kerangka Pemikiran... 26 2.6 Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data... 34 3.2 Populasi dan Sampel ... 34 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 36 3.4 Metode Analisis Data... 38 3.4.1 Alat Analisis... 38 3.4.2 Uji Hipotesis ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif Sebelum dan Setelah Implementasi SAK

ETAP ... 40 4.2 Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban Bunga Sebelum

Dan setelah Implementasi SAK ETAP ... 45 1. Perlakuan Pendapatan Bunga... 45 2. Perlakuan Beban Bunga... 46 4.3 Hasil Penelitian ... 47 1. Rasio Permodalan (Capital) ... 48 2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (Asset)... 51 3. Rasio Rentabilitas (Earning) ... 53


(46)

4. Rasio Likuiditas (Liquidity)... 58 4.4 Pengujian Hipotesis ... 60 1. Pengujian CAR (Capital Adequency Ratio) ... 60 2. Pengujian NPL(Non Performing Loan)... 61 3. Pengujian ROA(Return On Asset)... 62 4. Pengujian BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan

Operasional) ... 63 5. Pengujian LDR(Loan To Deposit Ratio) ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 65 5.2 Keterbatasan Penelitian... 66 5.3 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Direksi BPR. 2012. DataPublikasi Laporan Keuangan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia. http://www.bi.go.id

Ghojali, Imam. 2002. AplikasiAnalisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Pertama. Badan Penerbitan Universitas Diponogoro. Semarang

Harahap, Sofyan Syarif. 2007.Teori Akuntansi. Rajawali Pers. Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia. Mei 2009.SAK ETAP. Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia

Jogiyanto, HM. 2008.Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Penerbit ANDI. Yogyakarta Kasmir.2003.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Kesebelas. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta

Kasmir. 2008.Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Kuncoro. 2004.Metode Penelitian. Prenhallindo. Jakarta

Lidiawati, Resti. 2011.Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan Bank Perkreditan Rakyar Sebelum dan Setelah Penerapan SAK ETAP; Perbandingan Berdasarkan PAPI dan PA BPR (Studi Kasus pada PT. XYZ).(Skripsi). Universitas Lampung. Lampung.

Pujiyanti, sri. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL. Universitas Gunadarma. Depok

Soemarsono, SR. 2005.Akuntansi Suatu Pengantar. PT. Rineka Citra. Jakarta

Supriyanta. (2011, 10 Januari).Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK. Blogspot.com. Jakarta http://soepriyanta.blogspot.com

Tsetyaernawati. 2012.Rangkuman Isi SAK ETAP. R-na3setya’s.blog http://tsetyaernawati.wordpress.com

Universitas Lampung. 2009.Format Penulisan Karya Ilmiah. UPT Percetakan Unila. Bandar Lampung

Wirahardja, Roy Imam dan Wahyuni, Ersa Tri. 2011.Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK. www.keuanganlsm.com


(48)

_____ .2004. Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP perihal Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum.Bank Indonesia http://www.bi.go.id

_____. 2009. Surat Edaran No.11/37/DKBUPerihal Penetapan Penggunaan Standar Akuntansi bagi Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia http://www.bi.go.id

_____. 2010. Surat Edaran No.12/14/DKBUPerihal Perbedaan/Perubahan Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia http://www.bi.go.id


(49)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan penyajian dan perlakuan akuntansi sebelum dan

Setelah implementasi SAK ETAP ... 20 Tabel 2.2 Peringkat tingkat kesehatan Bank ... 25 Tabel 3.1 Gambaran perusahaan penelitian ... 35 Tabel 3.2 Daftar sampel Bank Perkreditan Rakyat... 36 Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Pendapatan Bunga ... 40 Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Beban Bunga... 41 Tabel 4.3 Deskriptif Statistik CAMEL ... 42 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan CAR... 48 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan NPL ... 52 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan ROA ... 54 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan BOPO ... 56 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan LDR... 58 Tabel 4.9 Pengujian Hipotesis CAMEL ... 60


(50)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SEBELUM DAN SETELAH IMPLEMENTASI

SAK ETAP DI BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

RIKA WIJAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(51)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SEBELUM DAN SETELAH IMPLEMENTASI

SAK ETAP DI BANDAR LAMPUNG

Oleh RIKA WIJAYA

Dalam menyusun laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat memiliki standar akuntansi yang berlaku untuk mengukur aktivitas keuangan bank yang telah diatur dan ditetapkan oleh regulator perbankan. Sebelumnya standar akuntansi yang berlaku bagi Bank Perkreditan Rakyat dalam penyusunan laporan keuangan adalah PSAK 31 (PAPI), namun standar akuntansi tersebut dipandang tidak sesuai bagi Bank Perkreditan Rakyat karena transaksinya tidak dibedakan dengan aktifitas bank umum dan memerlukan biaya yang sangat besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Bank Indonesia memandang SAK ETAP dapat menjadi acuan standar akuntansi bagi Bank Perkreditan Rakyat karena dianggap sesuai dengan kebutuhan Bank Perkreditan Rakyat, sehubung dengan hal tersebut Bank Indonesia menjalankan fungsi regulatornya terhadap Bank Perkreditan Rakyat. Melalui Surat Edaran BI No.11/37/DKBU SAK ETAP ditetapkan sebagai standar akuntansi Bank Perkreditan Rakyat

Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis perlakuan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP terhadap tingkat kinerja keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang berada diwilaya Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP yang mencerminkan kinerja bank, variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rasio capital adequacy ratio (CAR), rasio Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan rasio Loan Deposit Ratio (LDR).

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata rasio NPL dan BOPO memiliki perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah implementasi SAK ETAP sedangkan rata-rata rasio CAR, ROA dan LDR tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan.


(52)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE OF BANK PERKREDITAN RAKYAT BEFORE AND AFTER

IMPLMENTATION SAK ETAP IN BANDAR LAMPUNG

By

RIKA WIJAYA

In preparing the financial statement Bank Perkreditan Rakyat have accepted accounting standards to measure the financial activities of banks that have been set out and defined by banking regulators. Previous accounting standard for Bank Perkreditan Rakyat in preparing the financial statements is PSAK 31 (PAPI), but accounting standards are deemed not appropriate for Bank Perkreditan Rakyat because the transaction is not distinguished from the activity of commercial banks and require a very large cost compared to the benefit gained. Bank Indonesia may be looking SAK ETAP reference accounting standards for Bank Perkreditan Rakyat because it is considered appropriate to the needs of Bank Perkreditan Rakyat, in connection with the Bank Indonesia regulatory function of the Bank Perkreditan Rakyat. Through circular BI No.11/37/DKBU SAK ETAP designated as Bank Perkreditan Rakyat accounting standards.

This study aims to analyze the accounting treatment before and after the implementation of SAK ETAP financial performance against levels of Bank Perkreditan Rakyat located in the Bandar Lampung. The research was conducted by analyzing financial ratios before and after the implementation of SAK ETAP which reflect the performance of the bank, the variables used in this study consisted of the ratio capital adequacy ratio (CAR), ratio Non Performing Loan (NPL), ratio Return On Asset (ROA), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) and ratio Loan Deposit Ratio (LDR).

The results showed that the average ratio NPL and Ratio BOPO has a significant difference before and after implementation SAK ETAP while the average CAR, ROA and LDR did not show any significant difference


(53)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SEBELUM DAN SETELAH IMPLEMENTASI

SAK ETAP DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

RIKA WIJAYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(54)

Judul Skripsi : ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA

KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SEBELUM DAN SETELAH IMPLEMENTASI SAK ETAP DI BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Rika Wijaya No. Pokok Mahasiswa : 0641031116 Program Studi : S1 Akuntansi

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

R. Weddie Andriyanto, S.E.,M.Si.,CPA. Liza Alvia, S.E.,M.Sc.,Akt. NIP. 19590909 198903 1 004 NIP. 19790721 200312 2 002

2. Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. Einde Evana, S.E.,M.Si.,Akt NIP. 19560620 198603 1 003


(55)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : R. Weddie Andriyanto, S.E.,M.Si.,CPA ...

Sekretaris : Liza Alvia, S.E.,M.Sc.,Akt. ...

Penguji Utama : Dr. Ratna Septiyanti, S.E.,M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si. NIP. 19610904 198703 1 011


(56)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 18 November 1988, anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Putri dari Hi.A.Karim Kuti dan Hj. Maryam.

Pada Tahun 2000, penulis menyelesaikan Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Kebun Jeruk diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama Kartika II-2 Bandar Lampung (persit) diselesaikan pada tahun 2003,Sekolah Menengah Umum Yayasan Pembinaan Unila Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006.

Pada tahun 2006, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Ekonomi Program studi D3 Akuntansi yang diselesaikan pada tahun 2009. Dan pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa ahli program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(57)

PERSEMBAHAN

Sebagai ungkapan cinta, bakti dan sayang kupersembahkan skripsi ini kepada : Papa dan Mama tercinta, Orang pertama dan utama dalam hidupku yang selalu mendoakan setiap langka dan keberhasilanku.

Saudara-saudara terdekatku : mak oi, bapak paidi, yu ewi, yu enjun, yu pen, dede, bambang, inal yang telah mendukung setiap langkahku menuju

keberhasilan doa kalian inspirasi dan penegar bagi semua jalanku ini.

Keponakan ku tersayang : Farrel, Nazwa, Guntur, Arya, Nia, Dimas, Hilmi, Zio yang selalu menghiburku.

Fadli Trialha yang selalu mendampingiku, mendukung, memberi semangat dan sabar menghadapi tingkah lakuku selama ini.


(58)

MOTTO

Segala yang terjadi dalam hidup ini adalah sebuah Misteri Illahi, perihnya cobaan hanya ujian Kehidupan.. (Misteri Illahi)

Bukan kebahagian yang menjadikan kita bersyukur tapi bersyukur yang membuat kita bahagia “keep smile”.

Hidup adalah Proses, Hidup adalah Belajar Tanpa ada batas Umur, Tanpa ada kata Tua

Jatuh Berdiri lagi, Kalah Mencoba lagi, Gagal Bangkit lagi


(59)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, petunjuk, kelancaran dan berkat karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “ Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat Sebelum dan Setelah Implementasi SAK ETAP di Bandar

Lampung ” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, sehingga penulis banyak mendapat petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si. Selaku Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E.,M.Si.,Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, serta selaku pembimbing Akademik.


(60)

3. Bapak Sudrajat, S.E.,M.Acc.,Akt. Selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

4. Bapak R.Weddie Andriyanto, S.E.,M.Si.,CPA. Selaku dosen pembimbing utama yang telah sabar dan memberikan waktu luangnya untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi

5. Ibu Liza Alvia, S.E.,M.Sc.,Akt. Selaku pembimbing dua yang telah meluangkan waktu, saran dan masukan selama menyusun skripsi 6. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E.,M.Si. Selaku penguji utama yang telah

meluangkan waktunya. Terima kasih atas masukan-masukan yang telah diberikan.

7. Bapak Halim Indrawan (direktur PT. BPR ajicaka), mba dian dan bang roni (kepala Operasional PT. BPR Dana Karunia Sejahtera Bekasi) yang telah banyak membantu membimbing penulis selama penyusunan skripsi. 8. Sahabat terbaiku : Tiara, Dian, Femi, Yeni, Yeyet yang telah memberikan

persahabatan yang terindah, semoga kita biasa menggapai sukses bersama. 9. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini : Rionaldo, Syaputri, Rina, desi, eki,timo, kak Ari, mba Mei, mba Yun, Weli, Rian, Dian, Icha, Rani, Kris, endah, sofa serta semua teman-teman Ahli Program S1 Akuntansi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

10. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang langsung ataupun tidak langsung dalam memberikan bantuan kepada penulis.


(61)

Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, Desember 2012 Penulis


(62)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA

Halaman BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Permasalahan... 5

1.3Ruang Lingkup Penelitian ... 5

1.4Tujuan Penelitian ... 6

1.5Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank Perkreditan Rakyat... 7

2.1.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 7

2.1.2 Pengaturan dan Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat ... 8

2.1.3 Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat ... 9

2.2 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) ... 10

2.2.1 Pengertian Standar Akuntansi Keuangan ... 10 2.2.2 Ruang Lingkup Standar Akuntansi Keuangan Entitas


(63)

Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) ... 11

2.2.3 Perbedaan PSAK-SAK ETAP Secara Umum ... 15

2.3 Laporan Keuangan ... 15

2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 15

2.3.2 Unsur-unsur Laporan Keuangan ... 17

2.3.3 Keterbatasan Laporan Keuangan ... 20

2.4 Kinerja Perbankan ... 23

2.4.1 Pengertian Kinerja ... 23

2.4.2 Kinerja Perbankan ... 24

2.4.3 Perhitungan Kinerja Keuangan ... 25

2.5 Kerangka Pemikiran ... 26

2.6 Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.2 Populasi dan Sampel ... 34

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 36

3.4 Metode Analisis Data ... 38

3.4.1 Alat Analisis ... 38

3.4.2 Uji Hipotesis ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Sebelum dan Setelah Implementasi SAK ETAP ... 40

4.2 Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban Bunga Sebelum Dan setelah Implementasi SAK ETAP ... 45

1. Perlakuan Pendapatan Bunga ... 45

2. Perlakuan Beban Bunga ... 46

4.3 Hasil Penelitian ... 47

1. Rasio Permodalan (Capital) ... 48

2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (Asset) ... 51


(64)

4. Rasio Likuiditas (Liquidity) ... 58

4.4 Pengujian Hipotesis ... 60

1. Pengujian CAR (Capital Adequency Ratio) ... 60

2. Pengujian NPL (Non Performing Loan) ... 61

3. Pengujian ROA (Return On Asset) ... 62

4. Pengujian BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) ... 63

5. Pengujian LDR (Loan To Deposit Ratio) ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 65

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 66

5.3 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(65)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan penyajian dan perlakuan akuntansi sebelum dan

Setelah implementasi SAK ETAP ... 20

Tabel 2.2 Peringkat tingkat kesehatan Bank ... 25

Tabel 3.1 Gambaran perusahaan penelitian ... 35

Tabel 3.2 Daftar sampel Bank Perkreditan Rakyat ... 36

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Pendapatan Bunga... 40

Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Beban Bunga ... 41

Tabel 4.3 Deskriptif Statistik CAMEL ... 42

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan CAR ... 48

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan NPL ... 52

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan ROA ... 54

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan BOPO ... 56

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan LDR ... 58


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Direksi BPR. 2012. Data Publikasi Laporan Keuangan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia. http://www.bi.go.id

Ghojali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Pertama. Badan Penerbitan Universitas Diponogoro. Semarang Harahap, Sofyan Syarif. 2007. Teori Akuntansi. Rajawali Pers. Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia. Mei 2009. SAK ETAP. Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia

Jogiyanto, HM. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Kasmir.2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Kesebelas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Kuncoro. 2004. Metode Penelitian. Prenhallindo. Jakarta

Lidiawati, Resti. 2011. Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan Bank Perkreditan Rakyar Sebelum dan Setelah Penerapan SAK ETAP;

Perbandingan Berdasarkan PAPI dan PA BPR (Studi Kasus pada PT. XYZ). (Skripsi). Universitas Lampung. Lampung.

Pujiyanti, sri. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL. Universitas Gunadarma. Depok

Soemarsono, SR. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. PT. Rineka Citra. Jakarta Supriyanta. (2011, 10 Januari). Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK.

Blogspot.com. Jakarta http://soepriyanta.blogspot.com

Tsetyaernawati. 2012. Rangkuman Isi SAK ETAP. R-na3setya’s.blog http://tsetyaernawati.wordpress.com


(67)

Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. UPT Percetakan Unila. Bandar Lampung

Wirahardja, Roy Imam dan Wahyuni, Ersa Tri. 2011. Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK. www.keuanganlsm.com

_____ .2004. Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP perihal Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum. Bank Indonesia http://www.bi.go.id

_____. 2009. Surat Edaran No.11/37/DKBU Perihal Penetapan Penggunaan Standar Akuntansi bagi Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia http://www.bi.go.id

_____. 2010. Surat Edaran No.12/14/DKBU Perihal Perbedaan/Perubahan Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia

http://www.bi.go.id


(68)

(69)

MOTTO

Segala yang terjadi dalam hidup ini adalah sebuah Misteri Illahi, perihnya cobaan hanya ujian Kehidupan.. (Misteri Illahi)

Bukan kebahagian yang menjadikan kita bersyukur tapi bersyukur yang membuat kita bahagia

“keep smile”.

Hidup adalah Proses, Hidup adalah Belajar Tanpa ada batas Umur, Tanpa ada kata Tua

Jatuh Berdiri lagi, Kalah Mencoba lagi, Gagal Bangkit lagi “Never Give UP”


(70)

(71)

Judul Skripsi : ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

SEBELUM DAN SETELAH IMPLEMENTASI SAK

ETAP DI BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Rika Wijaya No. Pokok Mahasiswa : 0641031116 Program Studi : S1 Akuntansi

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

R. Weddie Andriyanto, S.E.,M.Si.,CPA. Liza Alvia, S.E.,M.Sc.,Akt. NIP. 19590909 198903 1 004 NIP. 19790721 200312 2 002

2. Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. Einde Evana, S.E.,M.Si.,Akt NIP. 19560620 198603 1 003


(72)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : R. Weddie Andriyanto, S.E.,M.Si.,CPA ...

Sekretaris : Liza Alvia, S.E.,M.Sc.,Akt. ...

Penguji Utama : Dr. Ratna Septiyanti, S.E.,M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si. NIP. 19610904 198703 1 011


(73)

(74)

(75)

PERSEMBAHAN

Sebagai ungkapan cinta, bakti dan sayang kupersembahkan skripsi ini kepada :

Papa dan Mama tercinta,Orang pertama dan utama dalam hidupku yang selalu mendoakan setiap langka dan keberhasilanku.

Saudara-saudara terdekatku: mak oi, bapak paidi, yu ewi, yu enjun, yu pen, dede, bambang, inal yang telah mendukung setiap langkahku menuju keberhasilan doa kalian inspirasi dan penegar bagi semua jalanku ini.

Keponakan ku tersayang: Farrel, Nazwa, Guntur, Arya, Nia, Dimas, Hilmi, Zio yang selalu menghiburku.

Fadli Trialhayang selalu mendampingiku, mendukung, memberi semangat dan sabar menghadapi tingkah lakuku selama ini.


(76)

(77)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 18 November 1988, anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Putri dari Hi.A.Karim Kuti dan Hj. Maryam.

Pada Tahun 2000, penulis menyelesaikan Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Kebun Jeruk diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama Kartika II-2 Bandar Lampung (persit) diselesaikan pada tahun 2003,Sekolah Menengah Umum Yayasan Pembinaan Unila Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006.

Pada tahun 2006, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Ekonomi Program studi D3 Akuntansi yang diselesaikan pada tahun 2009. Dan pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa ahli program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(78)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, petunjuk, kelancaran dan berkat karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul“ Analisis PerbandinganKinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat Sebelum dan Setelah Implementasi SAK ETAP di Bandar Lampung ”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, sehingga penulis banyak mendapat petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si. Selaku Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E.,M.Si.,Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, serta selaku pembimbing Akademik.

3. Bapak Sudrajat, S.E.,M.Acc.,Akt. Selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

4. Bapak R.Weddie Andriyanto, S.E.,M.Si.,CPA. Selaku dosen pembimbing utama yang telah sabar dan memberikan waktu luangnya untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi 5. Ibu Liza Alvia, S.E.,M.Sc.,Akt. Selaku pembimbing dua yang telah meluangkan waktu,


(1)

(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 18 November 1988, anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Putri dari Hi.A.Karim Kuti dan Hj. Maryam.

Pada Tahun 2000, penulis menyelesaikan Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Kebun Jeruk diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama Kartika II-2 Bandar Lampung (persit) diselesaikan pada tahun 2003,Sekolah Menengah Umum Yayasan Pembinaan Unila Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006.

Pada tahun 2006, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Ekonomi Program studi D3 Akuntansi yang diselesaikan pada tahun 2009. Dan pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa ahli program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(3)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, petunjuk, kelancaran dan berkat karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul“ Analisis PerbandinganKinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat Sebelum dan Setelah Implementasi SAK ETAP di Bandar Lampung ”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, sehingga penulis banyak mendapat petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si. Selaku Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E.,M.Si.,Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, serta selaku pembimbing Akademik.

3. Bapak Sudrajat, S.E.,M.Acc.,Akt. Selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

4. Bapak R.Weddie Andriyanto, S.E.,M.Si.,CPA. Selaku dosen pembimbing utama yang telah sabar dan memberikan waktu luangnya untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi 5. Ibu Liza Alvia, S.E.,M.Sc.,Akt. Selaku pembimbing dua yang telah meluangkan waktu,


(4)

6. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E.,M.Si. Selaku penguji utama yang telah meluangkan waktunya. Terima kasih atas masukan-masukan yang telah diberikan.

7. Bapak Halim Indrawan (direktur PT. BPR ajicaka), mba dian dan bang roni (kepala Operasional PT. BPR Dana Karunia Sejahtera Bekasi) yang telah banyak membantu membimbing penulis selama penyusunan skripsi.

8. Sahabat terbaiku : Tiara, Dian, Femi, Yeni, Yeyet yang telah memberikan persahabatan yang terindah, semoga kita biasa menggapai sukses bersama.

9. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini : Rionaldo, Syaputri, Rina, desi, eki,timo, kak Ari, mba Mei, mba Yun, Weli, Rian, Dian, Icha, Rani, Kris, endah, sofa serta semua teman-teman Ahli Program S1 Akuntansi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

10. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang langsung ataupun tidak langsung dalam memberikan bantuan kepada penulis.

Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.


(5)

Bandar Lampung, Desember 2012 Penulis


(6)