Ekonomi Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

3 dengan membuat berbagai jejaitan yang bisa di jual sebagai kebutuhan upakara. Bapak I Wayan Tampiana tidak merasa bosan dikarenakan kegiatan membuat jejaitan tersebut dan hasilnya pun cukup untuk di tabung dan digunakan untuk biaya check up tiap bulan ke Rumah Sakit Gianyar. Anak semata wayang Bapak I Wayan Tampiana sedang mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri Silakarang. Wayan Tangkas saat ini duduk di bangku kelas 2 SMKN Silakarang Tegalalang dan tidak memiliki Kartu Indonesia Pintar, sehingga biaya pendidikan Wayan Tangkas dibiayai oleh Ibunya. Rata-rata pengeluaran biaya sekolahnya yaitu Rp. 135.000 per semester sedangkan uang saku Wayan Tangkas berkisar Rp. 20.000 – Rp. 35.000 per hari jika di rata-ratakan menjadi Rp. 900.000 per bulan. Wayan Tangkas sempat mengalami tekanan batin dikarenakan sejak Ia berumur 9 tahun telah mendapati bapaknya sakit dan terbaring lemah di tempat tidur. Saat itu, ketegaran dan kasih saying Ibu Nyoman Bakti Asih sangat berperan penting untuk menguatkan anak tunggalnya tersebut. Memberi pengertian bahwa setiap hidup ada baik dan buruk yang harus diterima dengan ikhlas tanpa mengeluh. Berjuang bersama-sama demi kehidupan yang layak selalu Ibu Nyoman Bakti Asih tanamkan dalam benak anaknya dengan harapan agar anaknya bisa hidup lebih baik lagi.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga Keluarga Bapak I Wayan Tampiana merupakan salah satu dari keluarga yang tinggal di daerah Dusun Gelumpang yang berada pada situasi kurang sejahtera. Akibat pendidikan Bapak I Wayan Tampiana yang tamatan SLTP dan Ibu Ni Nyoman Bakti Asih yang hanya tamatan SLTP, mengakibatkan pilihan kerja mereka tidak banyak. Ibu Nyoman Bakti Asih bekerja di UC. Silver sebagai pegawai perak, bekerja dari jam 08.00-18.00. Terkadang lama bekerja Ibu Nyoman Bakti Asih tidak menentu karena tergantung banyaknya perak yang harus di produksi tiap harinya, jika produksi perak meningkat maka Beliau bekerja sampai jam 19.00, jika perak yang diproduksi sedikit bisa bekerja sampai jam 18.00. Di waktu senggang Bapak Wayan Tampiana membuat jejaitan sebagai bahan upakara yang akan di jual ke warga lain, meskipun hasilnya tidak seberapa tetapi pekerjaan sampingan tersebut sangat membantu Ibu Nyoman Bakti Asih dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. 1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan sehari-hari Untuk kebutuhan sehari – hari seperti kebutuhan pangan atau memasak keluarga ini menghabiskan sekitar Rp 30.000 per hari untuk membeli beras, lauk pauk, sayuran 4 dan keperluan tak terduga. Dalam keluarga ini yang memasak adalah satu orang yaitu sang ibu dalam satu dapur, dimana dapurnya terletak disamping bangunan rumah. Adapun perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga ini dalam sebulan adalah sebagai berikut : Makan sehari-hari : Rp 30.000 x 30 hari = Rp 900.000 Kebutuhan Mck = Rp 30.000 Uang Saku = Rp 900.000 Pembelian Obat = Rp 75.000+ Rp 1.905.000 b. Sosial Pengeluaran di bidang sosial, mencakup keperluan – keperluan adat istiadat di banjar dan lain-lain jumlahnya tidak tetap dan bersifat kondisional. Dalam kegiatan sosial ini, keluaraga ini mempunyai pengeluaran dalam sebulan yang dapat diperkirakan sebagai berikut: Biaya suka duka banjar = Rp 200.000 Pengeluaran tidak terduga = Rp 50.000 + Rp 250.000per bulan c. Kesehatan Dari segi kesehatan, keluarga Bapak I Wayan Tampiana merupakan keluarga yang peduli terhadapan kesehatan, terlihat dari kondisi rumah yang bersih. Namun, Bapak Wayan Tampiana termasuk dalam keluarga prasejahtera yang sudah masuk database Desa Sukawati sehingga mereka bisa mendapatkan bantuan pengobatan pemerintah dengan Kartu BPJS dari perusahaan tempat Ibu Nyoman Bakti Asih bekerja. Sejak 8 tahun yang lalu Bapak I Wayan Tampiana mengidap penyakit kencing manis. Saat ini kondisi Bapak I Wayan Tampiana mengalami amputasi jempol kaki kanan. Kondisi ini tidak membuat Bapak I Wayan Tampiana putus asa menjalani hidup. Tetapi Bapak I Wayan Tampiana berusaha untuk sembuh dan sehat kembali d. Pendidikan Untuk pengeluaran pendidikan anaknya keluarga Bapak I Wayan Tampiana menggantungkan dari hasil bekerja istrinya sebagai pegawai perak. Anak tunggal Bapak I Wayan Tampiana saat ini sedang bersekolah. Anaknya tersebut duduk di bangku sekolah menengah atas sehingga biaya SPP-nya masih dibiayai oleh IbuNyoman Bakti Asih karena tidak mendapat beasiswa di sekolah maupun tidak 5 memiliki Kartu Indonesia Pintar. Maka pengeluaran keluarga ini untuk keperluan pendidikan, rinciannya sebagai berikut: 1. Buku tulis dan LKS = Rp 135.000 e. Lain-lain Dalam keluarga ini sudah terdapat aliran listrik dan air yang cukup sehingga biaya lain-lain yang rutin harus di keluarkan adalah biaya listrik sebesar Rp 75.000 dan biaya pembayaran air swadaya sebesar Rp 100.000. Selain itu, biaya yang juga harus dikeluarkan adalah biaya untuk keperluan upacara keagamaan. Walaupun biaya ini tidak rutin setiap bulannya tapi biaya ini cukup besar terutama saat hari-hari besar keagamaan seperti upacara galungan dan kuningan serta piodalan. Untuk hari besar keagamaan seperti hari raya galungan dan kuningan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 100.000, sedangkan biaya untuk upacara piodalan sekitar Rp 200.000. Biaya tersebut digunakan untuk membeli janur, buah-buahan, canang dan perlengkapan lainnya. Dengan pendapatan yang hanya Rp 1.300.000 sedangkan pengeluaran perbulannya juga mencapai sekitar Rp 1.905.000, sehingga dapat dilihat pengeluaran dan pemasukan keluarga Bapak I Wayan Tampiana masih kurang tiap bulannya. Terkadang Ibu Nyoman Bakti Asih mendapatkan bantuan dana dari saudara Bapak I Wayan Tampiana yang masih bujang. Dana tersebut yang dipakai sebagai uang saku anaknya. Walaupun bantuan yang diberikan tidak seberapa tetapi keluarga Bapak I Wayan Tampiana selalu bersyukur dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. 6

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH