Analisis Rentabilitas Analisis Standar Rentabilitas Koperasi Analisis Statistik

xliv tersebut sudah ada dan tinggal mengambil untuk dijadikan bahan penulisan skripsi yaitu laporan keuangan. Dengan demikian yang menjadi sumber data adalah Kantor Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blora. Jenis data yang digunakan dari sumber tersebut berupa laporan keuangan neraca dan laba-rugi yang dilaporkan oleh setiap KSU di Kabupaten Blora selama tahun 2004-2006.

3.5 Metode Analisis Data

Untuk menganalisis permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut :

3.5.1 Analisis Rentabilitas

Adapun rumusan Rentabilitas sebagai berikut: Laba BersihSHU Rentabilitas Modal Sendiri = x 100 Modal Sendiri a. Laba bersih pada koperasi sering disebut sebagai Sisa Hasil Usaha SHU merupakan hasil yang diperoleh dari pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan pengeluaran atau biaya-biaya yang ditanggung. b. Modal sendiri merupakan jumlah total modal sendiri yang digunakan dalam usaha koperasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai rentabilitas koperasi serba usaha pada tahun 2004 sampai 2006.

3.5.2 Analisis Standar Rentabilitas Koperasi

Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi dan UKM pada tahun 1997 telah menetapkan standar tingkat rentabilitas sebagai berikut : xlv a. Apabila nilai rentabilitas 14 maka Badan usaha atau Koperasi tersebut mampu memanfaatkan atau mengelola modal dengan baik. b. Nilai rentabilitas 14 maka Badan usaha atau Koperasi tersebut dianggap kurang baik dalam mengelola dalam pemanfaatan modal, maka perlu adanya perbaikan dalam manajemen. Dep.Kop.PK dan M, 1997. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah Koperasi Serba Usaha sudah memenuhi standar atau belum memenuhi standar yang telah ditetapkan terhadap rentabilitas yang dihasilkan pada tahun pengamatan.

3.5.3 Analisis Statistik

Dalam banyak kasus bisnis yang menggunakan regresi berganda, pada umumnya jumlah variabel bebas berkisar dua sampai empat variabel. Jika suatu variabel dependen bergantung pada lebih dari satu variabel independen, hubungan antara variabel disebut analisis regresi berganda multiple regression Sulaiman, 2004:80. 3.5.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda Untuk mengetahui persamaan linier berganda, persamaan yang digunakan adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 , dimana : Y = Variabel Terikat Dependent Variable X 1 , X 2 = Variabel Bebas Independent Variabel a = Bilangan konstanta b 1 , b 2 , = Bilangan koefisien predictor. xlvi 3.5.3.2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi varibel yang terikat. a. Hasil perhitungan R² untuk mengetahui konstribusi modal sendiri dan modal pinjaman usaha koperasi terhadap rentabilitas digunakan rumus uji hubungan kadar konstribusi X terhadap Y. Nilai determinasi interval antara 0 sampai 1 0 ≤R 2 ≤1. Semakin besar R 2 mendekati 1 berarti semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan sebaliknya semakin R 2 mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variable dependen. b. Koefisien determinasi r 2 parsialnya untuk masing-masing variabel bebas. Hasil perhitungan r 2 digunakan untuk mengetahui sejauhmana sumbangan dari variabel bebas, jika variabel lainnya konstan terhadap variabel terikat. Semakin besar nilai r 2 berarti semakin besar variasi sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat. 3.5.3.3 Uji Hipotesis a. Uji F Uji Simultan Menurut Sulaiman 2004:86 “Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Apabila perhitungan menggunakan software SPSS, maka pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika : nilai Sig. α Terima H 1 nilai Sig. ≥ α Terima H xlvii b. Uji t Uji Parsial Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain konstan. Apabila penggunaan perhitungan dengan SPSS, maka pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika : nilai Sig. α Terima H 1 nilai Sig. ≥ α Terima H 3.5.3.4 Pengujian Model Ekonometrika a. Autokorelasi Untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya autokorelasi dilakukan pengujian Durbin Watson DW, dengan ketentuan sebagai berikut : 1,65 DW 2,35 tidak terjadi autokorelasi 1,21 DW 1,65 atau 2,35 DW 2,79 tidak dapat disimpulkan DW 1,21 atau DW 2,79 terjadi autokorelasi Wahid Sulaiman, 2004:89. b. Normalitas Salah satu cara mengecek normalitas adalah dengan plot probabilitas normal. Melalui plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan dari distribusi normal, dan apabila titik-titik data terkumpul disekitar garis lurus maka asumsi normalitas terpenuhi Sulaiman, 2004:89. Selain itu uji normalitas dapat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas akan terpenuhi apabila nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. xlviii c. Multikolineritas Multikolinearitas berarti ada hubungan linear yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Adapun cara pendeteksianannya adalah dalam perolehan nilai VIF, apabila nilai VIF 5 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas, dan apabila nilai VIF 5 maka variabel tersebut tidak mengandung multikolinieritas Singgih, 2003:378. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:105. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan scatterplot maupun uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dari model rergresi dengan nilai mutlak residualnya. Apabila hasil yang didapat signifikan dari variabel bebas, maka model regresi tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas. Ada tidaknya heteroskedastisitas ditunjukan dengan pengujian hbungan variabel bebas dengan nilai mutlak residual yang memiliki signifikansi kurag dari 0,05. xlix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kehidupan perekonomian bangsa atau rakyat yaitu dengan mencanangkan adanya pendirian koperasi. Di Kabupaten Blora terdapat bebarapa jenis koperasi salah satunya adalah Koperasi Serba Usaha KSU. Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari penduduk desa atau masyarakat setempat yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama, yang mengusahakan bermacam- macam usaha. Dimana KSU di Kabupaten Blora mempunyai badan hukum. Selain itu KSU juga dilengkapi dengan Surat Ijin Perdagangan SIUP yang digunakan KSU untuk dasar perijinan dalam usaha berdagang. Tujuan dari Koperasi Serba Usaha ini adalah untuk mempertinggi kesejahteraan segolongan masyarakat tertentu dan memenuhi kebutuhan anggota- anggotanya. Oleh karena itu KSU menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam usaha, dikarenakan adanya bermacam-macam kebutuhan anggota dan masyarakat sekitar. Usaha-usaha tersebut antara lain: 1 Penjualan Alat-alat Pertanian, 2 Penjualan Pupuk, 3 Kebutuhan sehari-hari, 4 Transportasi, 5 Simpan Pinjam, 6 Kerajinan, dan lain-lain. Koperasi Serba Usaha KSU di Kabupaten Blora berjumlah 50 koperasi yang badan hukum dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Blora dan mempunyai kekuatan hukum PPAT. Yang menjadi sampel dalam