PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO.

(1)

SKIRPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh: Andri Ribut Setyawan

0713010217/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI

KABUPATEN SIDOARJO

Yang diajukan

Andri Ribut Setyawan 0713010217/FE/AK

Telah disetujui untuk ujian lisan oleh :

Pembimbing Utama :

Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak Tanggal : ...

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. H. R.A. Suwaidi , MS NIP. 19600330 198603 1 003


(3)

KABUPATEN SIDOARJO

Disusun Oleh :

Andri Ribut Setyawan 0713010217/FE/AK

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh

Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada Tanggal 29 Juli 2011

Pembimbing: Tim Penguji:

Pembimbing Utama Ketua

Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi Sekretaris

Dr. Indrawati Yuhertiana,MM, Ak Anggota

Rina Mustika, SE, MM

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jejanh Perguruan Tinggi. Berkat rahmat-Nya pula memungkinkan saya

untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH MODAL SENDIRI

DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO”.

Sebagaimana diketahui bahwa penilisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM., Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. H. R.A. Suwaidi, MS., Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi


(5)

telah sabar dan telaten membimbing dan memberi petunjuk selama penulisan skripsi ini.

6. Pimpinan beserta staff Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab.

Sidoarjo, yang telah membantu dalam penyediaan data-data yang dibutuhkan oleh penulis hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

7. Kepada kedua orang tuaku, kakak-kakakku, dan semua temen tercinta terima kasih atas do’a, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dan tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Juli 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

ABSTRACT... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 16

2.2.1. Pengertian Koperasi ... 16

2.2.2. Prinsip-prinsip Koperasi ... 18

2.2.3. Jenis Koperasi ... 19

2.2.4. Klasifikasi Koperasi ... 21

2.2.5. Akuntansi untuk Koperasi ... 22

2.2.5.1. Pengertian Akuntansi ... 22


(7)

2.2.6. Koperasi Serba Usaha (KSU) ... 36

2.2.7. Modal Sendiri ... 36

2.2.8. Anggota Koperasi ... 38

2.2.9. Sisa Hasil Usaha (SHU) ... 41

2.3. Kerangka Pikir ... 44

2.4. Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 45

3.1.1. Definisi Operasional ... 45

3.1.1. Pengukuran Variabel ... 46

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 47

3.2.1. Populasi ... 47

3.2.2. Sampel ... 47

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.3.1. Jenis Data ... 49

3.3.2. Pengumpulan Data ... 49

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 50

3.4.1. Uji Normalitas ... 50

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 50

3.4.2.1. Uji Multikolonieritas ... 51


(8)

3.4.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 52

3.4.4. Uji Hipotesis ... 53

3.4.4.1. Uji Kesesuaian Regresi Linier Berganda (Uji F) ... 53

3.4.4.2. Uji Pengaruh Regresi Linier Berganda (Uji t) ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANAN 4.1. Diskripsi Obyek Penelitian ... 56

4.1.1. Obyek Penelitian ... 56

4.1.2. Struktur Organisasi KSU di Kabupaten Sidoarjo ... 56

4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM ... 59

4.2. Diskripsi Hasil Penelitian ... 60

4.2.1. Modal Sendiri (X1) ... 61

4.2.2. Jumlah Anggota (X2) ... 62

4.2.3. Perolehan SHU (Y) ... 63

4.3. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda ... 65

4.3.1. Uji Normalitas ... 65

4.3.2. Uji Multikolinieritas ... 66

4.3.3. Uji Heteroskedastisitas ... 67

4.3.4. Uji Autokorelasi ... 67

4.4. Analisa dan Pengujian Hipotesis ... 68

4.4.1. Persamaan Regresi Linier Berganda ... 68

4.4.2. Koefisien Determinasi (R Square) ... 70

4.4.3. Pengujian Hipotesis dengan uji Kesesuaian (uji F) ... 70

4.4.4. Pengujian Hipotesis dengan uji Parsial (uji t) ... 71


(9)

4.7. Keterbatasan Penelitian ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 80 5.2. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA... 82


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Diagram Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi ... 32

Gambar 2.2 : Diagram Kerangka Pikir ... 44

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi KSU di Kabupaten Sidoarjo ... 58

Gambar 4.2 : Diagram Modal Sendiri (X1) ... 61

Gambar 4.3 : Diagram Jumlah Anggota (X2) ... 62


(11)

Tabel 1.1 : Rekap data koperasi serba usaha Kab. Sidoarjo ... 6

Tabel 2.1 : Contoh neraca pada koperasi ... 33

Tabel 2.2 : Contoh Perhitungan Hasil usaha Koperasi ... 34

Tabel 2.3 : Contoh Laporan Promosi Ekonomi Anggota ... 35

Tabel 4.1 : Hasil Uji Normalitas ... 64

Tabel 4.2 : Hasil Uji Normalitas (setelah tranformasi) ... 64

Tabel 4.3 : Hasil Uji Multikolinieritas ... 65

Tabel 4.4 : Hasil Uji Heteroskedastisitas... 66

Tabel 4.5 : Hasil Uji Autokorelasi ... 67

Tabel 4.6 : Koefisien Regresi ... 67

Tabel 4.7 : Koefisien Determinasi ... 69

Tabel 4.8 : Uji F Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 70

Tabel 4.9 : Uji t Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 71


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo tahun 2009 Lampiran 2. Uji Normalitas

Lampiran 3. Asumsi Klasik

Lampiran 4. Regresi Linier Berganda Lampiran 5. Permohonan ijin penelitian


(13)

Oleh:

Andri Ribut Setyawan Abstraks

Koperasi sebagai soko guru perekonomian yang bermakna sebagai pilar atau penyangga utama perekonomian nasional tetap dapat berkembang optimal dalam membantu masyarakat dari bermacam golongan, status dan tingkat sosial ekonomi. Bahwa dengan pengelolahan modal (modal sendiri) yang baik diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan (Sisa Hasil Usaha) bagi koperasi. Dalam permodalan koperasi sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota, karena banyak sedikitnya anggota akan berimbas terhadap simpanan pokok dan simpanan wajib anggota sebagai modal sendiri koperasi. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modal sendiri dan jumlah anggota berpengaruh terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data modal sendiri, jumlah anggota dan perolehan SHU di Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo tahun 2009 yang bersumber dari Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM. Sampel yang diambil sebanyak 104 KSU.

Analisis yang dilakukan adalah dengan analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara ketiga variabel tersebut. Dan kemudian dilakukan perhitungan signifikansi dengan uji t dan uji F. Hasil analisis menunjukan berdasarkan uji kesesuaian model di dapat nilai 36,8% dan dengan taraf signifikan < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh antara Modal Sendiri dan Jumlah Anggota terhadap Perolehan SHU pada Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo, terbukti kebenarannya. Sedangkan secara

parsial hanya modal sendiri yang berpengaruh signifikan.


(14)

The Effect of Personal Capital and Number of Members on the Dividend of Cooperative In Sidoarjo

by:

Andri Ribut Setyawan

Abstract

Cooperative as a pillar of the economy means that as the main support of the national economy, it still can grow optimally in helping people coming from various of groups, status, and social economy level. With personal capital management, it is expected to provide profit (dividend) to the cooperative. The capital power in cooperative depends on the number of the members, because the number of the members affect to both proncipal and mandatory savings as their personal capital in the cooperative. Relating to the above matter, this research aims to determine whether personal capital and number of members affect to the dividend of the cooperatives in Sidoarjo.

The research uses secondary data in the form of personal capital data, number of members, and dividend at cooperatives in Sidoarjo in 2009. The data sources from the Department of Cooperatives, Small and Middle Establishments, Industry and Trade, and Human Resources Management. The research uses 104 cooperatives as samples.

The analysis of the research uses regression analysis to determine the relationship among those three variables. The significance calculation uses T test and F test. The resultof the analysis shows that the value of model suitability is 36.8% and the significance level is <0.05. This means that there is influence between personal capital and the number of the members of the Cooperative on dividend at cooperatives in Sidoarjo. While the personal capital only partially owns a significant effect.

Keywords: personal capital, the number of members, dividend of Cooperative


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan koperasi mengalami kemajuan yang cukup mengembirakan, itu bisa dilihat dari jumlah koperasi, jumlah anggota, aktiva dan volume usaha. Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka pembangunan nasional, koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat. Kebijakan pemerintah tersebut sesuai dengan isi UUD 1945 pasal 33 ayat 1 amandemen 2002 yang menyatakan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Selama mengalami pasang surutnya perkembangan perekonomian nasional, yang tengah dilada krisis financial global. Koperasi sebagai soko guru perekonomian yang bermakna sebagai pilar atau penyangga utama perekonomian nasional tetap dapat berkembang optimal dalam membantu masyarakat dari bermacam golongan, status dan tingkat sosial ekonomi. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Menurut Moh. Hatta ( 2010 ), koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena :


(16)

2

1. Koperasi mendidik sikap Self-helping.

2. Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, dimana kepentingan

masyarakat harus lebih diutamakan daripada kepentingan diri atau golongan sendiri.

3. Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.

4. Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan

kapitalisme.

Pada masa sekarang, umumnya koperasi mengalami perkembangan usaha dan kelembagaan yang mengairahkan. Namun demikian, koperasi masih memiliki berbagai kendala untuk pengembangannya sebagai badan usaha. Hal ini perlu memperoleh perhatian dalam pembangunan usaha koperasi pada masa mendatang. Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak, dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi local dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah untuk menyejahterakan anggotanya.

Perkembangan usaha koperasi sekarang ini masih jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan usaha swasta lainnya. Hal ini disebabkan


(17)

adanya masalah-masalah yang dihadapi koperasi, terutama aspek kelembagaan dan aspek usaha. Untuk kelancaran perkembangan usaha koperasi diperlukan adanya pengelolaan yang profesional memerlukan adanya sistem pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang lengkap dengan berdasarkan pedoman yang sudah distandarkan khusus untuk koperasi dan informasi yang relevan serta dapat diandalkan.

Mengingat pentingnya arti pembangunan perkoperasian, maka salah satu syarat untuk mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat umumnya dengan perluasan investasi. Untuk mencapai hal tersebut koperasi harus memperoleh keuntungan atau lebih tepatnya sisa hasil usaha (SHU). Yang akan digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan atau prestasi dan manajemen koperasi dalam menjalankan usahanya.

Berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau bahan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sedangkan menurut pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK No.27), koperasi adalah badan usaha yang mengorganisasi pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya. Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasiaonal.


(18)

4

Koperasi serba usaha (KSU) adalah koperasi yang memiliki lebih dari satu bidang usaha. Koperasi serba usaha suatu koperasi yang dapat dianggap sebagai koperasi simpan pinjam sekaligus koperasi konsumen, atau dapat dianggap sebagai koperasi pemasaran sekalgus koperasi simpan pinjam. Koperasi ini dapat memilih untuk bergerak dalam beberapa bidang usaha sekaligus karena beberapa alasan. Bidang usaha yang diambil oleh koperasi itu bisa mencakup bidang simpan pinjam, penjualan barang konsumen, hingga pemasaran barang anggota. Seperti halnya badan usaha lainnya koperasi serba usaha juga memerlukan adanya sistem akuntansi ( Rudianto 2010:118).

Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan dan pengelolahan data-data keuangan sehingga menjadi laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai untuk pengambilan keputusan ekonomisnya. Dalam hal ini, akuntansi berperan dalam penyediaan informasi keuangan organisasi, dimana informasi ini dapat berfungsi sebagai media pertanggungjawaban dan dapat digunakan untuk menilai kinerja dan manajemen. Sekaligus untuk memberi informasi perkembangan usaha dan perkembangan sisa hasil usaha (SHU), dimana koperasi yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya dari taraf hidup sosial maupun taraf hidup ekonominya.

Sistem informasi akuntansi nantinya harus mampu menghasilkan informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan yang telah distandarisasi oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Perkembangan usaha koperasi juga dapat di nilai dari hasil informasi laporan keuangan koperasi dengan perkembangan omset usaha, perkembangan aktiva dan perkembangan sisa hasil usaha (SHU).


(19)

Sisa hasil usaha (SHU) merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun dikurangi dengan penyusutan dan biaya dari tahun buku yang bersangkutan. Sisa hasil uasaha yang diperoleh dari koperasi, selain digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya juga digunakan untuk menjamin kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri.

Koperasi melakukan usaha dengan modal awal yang berasal dari dari simpanan pokok para anggotanya. Selain itu koperasi dapat juga memanfaatkan sumber-sumber modal lain baik dari dalam maupun luar koperasi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Sebagai misal adalah dalam bentuk pinjaman anggota, pinjaman dari bank, atau obligasi. Dengan demikian modal koperasi akan selalu berubah-ubah tergantung pada mutasi keluar masuk anggota.

Menurut teori dalam buku Sukambiyo (1997) yang dikutip oleh Suryaningrum (2007), bahwa dengan pengelolahan modal (modal sendiri) yang baik diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan (Sisa Hasil Usaha) bagi koperasi. Jika modal sendiri naik maka Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh akan naik juga.

Teori tersebut digunakan pada penelitihan Choiriyah (2005) dan Suryaningrum (2007) tentang pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha (SHU), menemukan hasil bahwa secara simultan maupun parsial sisa hasil usaha dipengaruhi oleh modal sendiri. Hal ini dikarenakan, adanya kenaikan modal sendiri yang memperlancar usaha koperasi sehingga dapat menyebabkan kenaikan pada perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU).


(20)

6

Tabel 1.1 : Rekap data koperasi serba usaha Kab. Sidoarjo. Rekap data koperasi serba usaha

Kab. Sidoarjo Periode 2008-2010

Aktif Tidak Aktif Jml Koperasi Jml Modal sendiri Jml Modal

Luar Jml Asset Jml SHU

Tahun

(unit) (unit) (unit) Jml Anggota

(000,-) (000,-) (000,-) (000,-)

2008 373 49 422 17219 Rp 4,888,146 Rp7,440,858 Rp12,329,004 Rp1,053,058

2009 386 49 435 17766 Rp 5,916,657 Rp8,080,698 Rp13,997,355 Rp1,305,608

2010 386 49 435 17766 Rp 5,133,267 Rp8,055,698 Rp13,188,965 Rp1,581,825

(Sumber : Dinas koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo)

Fakta yang terdapat dalam rekap data koperasi Kab. Sidoarjo diatas jenis koperasi serba usaha (KSU) pada tahun 2009 dan 2010. Bahwa adanya penurunan modal sendiri dari + 5,9 milyar pada 2009 menjadi + 5,1 milyar pada 2010. Sedangkan perolehan sisa hasil usaha (SHU) mengalami kenaikan dari + 1,3 milyar pada 2009 menjadi + 1,5 milyar. Sehingga rekap data tersebut bertolak belakang dengan teori yang ada.

Dalam koperasi jumlah anggota juga berpengaruh terhadap SHU. Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU No.25 / 1992, salah satu syarat pendirian koperasi di Indonesia adalah tersedianya 20 orang anggota. Meskipun demikian tidak berarti dibatasi 20 orang saja. Setiap koperasi didirikan dengan tujuan untuk dapat terus menambah jumlah anggotanya, yaitu dengan cara memberikan kesempatan kepada masyarakat yang mendukung cita-cita koperasi dan juga harus dapat memenuhi syarat-syarat keanggotaan koperasi.

Semakin berkembangnya sebuah koperasi akan semakin banyak jumlah anggota, maka semakin banyak jumlah masyarakat yang dapat dilayani oleh koperasi dan berpengaruh terhadap meningkatnya sisa hasil usaha (SHU). Namun


(21)

pada jumlah anggota koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo tidak ada perubahan tetapi perolehan sisa hasil usaha (SHU) mengalami peningkatan.

Ada anggapan bahwa koperasi merupakan organisasi yang berwatak sosial, sehingga dalam hal ini yang perlu diutamakan bukan hanya keberhasilan usahanya, tetapi yang perlu diperhatikan sumber daya manusianya. Dengan banyaknya koperasi serba usaha yang berdiri di Kab Sidoarjo, perkembangan koperasi akan semakin meningkat. Dimana perkembangan koperasi dapat dilihat melalui perkembangan sisa hasil usaha (SHU).

Dengan anggapan tersebut bahwa semakin berkembangnya koperasi serba usaha akan membuat semakin meningkatnya kesejahteraan perekonomian masyarakat di Kab. Sidoarjo. Kelangsungan usaha sebuah koperasi serba usaha tentunya tidak lepas dari peran aktif para anggotanya, baik itu dalam bentuk moril maupun materi. Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha yang akan diperoleh koperasi, yang pada akhirnya diharapkan pula akan meningkatkan gerak dan kegiatan usaha yang dijalankan.

Pada koperasi-koperasi di Sidoarjo, Koperasi serba usaha (KSU) merupakan salah satu koperasi yang memiliki perkembangan yang pesat selain dari jenis koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi pegawai negeri (KPRI) dan koperasi karyawan (KOPKAR). Dalam permodalan koperasi sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota, karena banyak sedikitnya anggota akan berimbas terhadap


(22)

8

simpanan pokok dan simpanan wajib anggota sebagai modal sendiri koperasi. Dan juga berpengaruh terhadap sisa hasil usaha koperasi pada satu periode.

Dari penjelasan latar belakang diatas, maka peneliti perlu untuk

menganalisis dengan mengambil judul “Pengaruh Modal Sendiri Dan Jumlah

Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) Di Kabupaten Sidoarjo”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah modal sendiri berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha (SHU) koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo ?

2. Apakah jumlah anggota berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil

usaha (SHU) koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi serba

usaha di Kab. Sidoarjo.

2. Pengaruh jumlah anggota terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi

serba usaha di Kab. Sidoarjo.

1.4. Manfaat Penelitian


(23)

1. Bagi Koperasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran atau sumber informasi bagi pengurus koperasi serba usaha di seluruh kab. Sidoarjo mengenai faktor yang mempengaruhi perolehan SHU sehingga dapat mengupayakan jalan keluarnya serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. 2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan perpustakaan untuk kepentingan ilmiah sehingga dapat dipakai sebagai acuan bagi penelitian yang akan datang.

3. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai akuntansi perkoperasian khususnya sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi serba usaha.


(24)

  10 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Agus Taufik Ismail (2007)

Judul : Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha Di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Tumbal” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.

Perumusan Masalah :

1. Adakah pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha (SHU) di

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis ?

2. Seberapa besarkah pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil

usaha (SHU) di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis ?

Hipotesis :

“Ada pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha pada KPRI TUMBAL Kecamatan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis” Kesimpulan :


(25)

1. Adanya pengaruh antara partisipasi anggota dengan sisa hasil usaha yang diperoleh anggota pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.

2. Dari analisis statistik regresi linear sederharna diperoleh persamaan garis

regresi yaitu Y = - 9678,706 + 8754,933 X. Hal ini berariti bahwa, sisa hasil usaha (SHU) efektif jika ada hubungan linear dengan partisipasi anggota lebih besar dari 1,1055. Jadi apabila partisipasi anggota melewati angka 1,1055 maka sisa hasil usaha akan mengalami kanaikan pula. Dari perhitungan efektifitas garis regresi dapat diketahui bahwa sumbangan efektif yang diberikan oleh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha yang diperoleh anggota pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “TUMBAL” Kecamatan Ciamis kabupaten Ciamis adalah sebesar 34,7 % dan yang 65,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terungkap dalam penelitian ini. Dari hasil tersebut terlihat bahwa pengaruh partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha yang didapat anggotanya relatif rendah. Besarnya sisa hasil usaha yang diperoleh anggota koperasi tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor lain di luar anggota. Dari hasil observasi di lapangan selama penelititan terlihat bahwa konsumen dari unit usaha yang dijalankan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) ”TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis adalah masyarakat umum di luar anggota, kecuali unit usaha simpan pinjam. Dengan letak


(26)

12   

kantor dan unit usaha (niaga, gedung olah raga/ gedung serba guna) yang strategis yaitu di pusat kota sehingga banyak masyarakat luar sebagai konsumen dari unit usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) ”TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Unit usaha niaga yang berbentuk swalayan banyak di kunjungi oleh masyarakat dan anak– anak sekolah di luar jam belajar, dengan harga yang relatif sama dengan harga pasaran. Selain itu gedung serba guna / gedung olah raga selalu ramai digunakan khususnya untuk latihan bulu tangkis khususnya di luar jam kantor, baik oleh keluarga, instansi, ataupun klub bulu tangkis. Dengan hasil penelitian yang terungkap di atas menunjukan bahwa partisipasi anggota pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “TUMBAL” Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis masih rendah.

2. Mailiya Choiriyah (2005)

Judul : Pengaruh Modal Sendiri Dan Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Se Kabupaten Demak

Perumusan Masalah :

1. Bagaimana struktur finansial dan struktur modal pada KPRI se kabupaten

Demak ?

2. Adakah pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman terhadap SHUpada


(27)

3. Seberapa besar pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman terhadap SHU padaKPRI se kabupaten Demak ?

Hipotesis :

“Ada pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman terhadap SHU pada KPRI se Kabupaten Demak”.

Kesimpulan :

1. Struktur financial dan struktur modal pada KPRI di Kabupaten Demak sudah baik, dengan kondisi nyata bahwa rasio modal sendiri yang digunakan untuk membelanjai aktiva dan menjalankan kegiatan usaha lebih besar dibandingkan dengan rasio modal pinjamannya, sehingga likuiditas dan solvabilitas KPRI terjamin.

2. Secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan modal pinjaman terhadap SHU pada KPRI se Kabupaten Demak dengan kontribusi yang relatif besar yaitu 60,50%.

3. Modal sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap SHU pada KPRI se Kabupaten Demak, sedangkan modal pinjaman tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU pada KPRI se Kabupaten Demak. Hal ini dikarenakan KPRI di Kabupaten Demak dalam membiayai usahanya menggunakan modal sendiri lebih besar dibandingkan dengan modal pinjamannya.


(28)

14   

3. April Liana (2009)

Judul : Faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha pada koperasi Waru Buana Putra di Sidoarjo.

Perumusan Masalah :

1. Apakah jumlah anggota, simpanan anggota, pinjaman anggota dan

tambahan modal koperasi mempunyai pengaruh terhadap sisa hasil usaha ?

2. Diantara faktor-faktor diatas, manakah yang lebih dominan dalam

mempengaruhi sisa hasil usaha ? Hipotesis :

1. Diduga jumlah anggota, simpanan anggota, pinjaman anggota dan

tambahan modal koperasi mempunyai pengaruh terhadap sisa hasil usaha.

2. Diduga jumlah anggota mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap

sisa hasil usaha. Kesimpulan :

1. Menyebutkan bahwa jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman, jumlah

simpanan dan tambahan modal mempunyai pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra” dapat terbukti kebenarannya.


(29)

2. Menyebutkan bahwa jumlah anggota mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra” juga dapat terbukti kebenarannya.

4. Abidin dan Malik (2009)

Judul : Pengaruh modal usaha dan jumlah manajer terhadap sisa hasil usaha koperasi di Indonesia (studi emperik pada koperasi di Indonesia periode 2003-2005).

Perumusan Masalah :

1. Apakah jumlah modal dan jumlah manajer secara bersama-sama

berpengaruh terhadap peningkatan sisa hasil usaha di Indonesia ?

2. Apakah jumlah modal usaha dan jumlah manajer secara parsial

berpengaruh terhadap sisa hasil usaha di Indonesia ? Kesimpulan :

1. Dengan bantuan program SPSS v 14 diperoleh hasil dengan α = 5%,

bahwa jumlah modal usaha dan jumlah manajer secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan sisa hasil usaha.

2. Bahwa antara jumlah modal usaha dan jumlah manajer mempunyai

hubungan yang positif terhadap sisa hasil usaha di Indonesia.

5. Lubuk Novi Suryaningrum (2007)

Judul : Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Di Kota Semarang.


(30)

16   

Perumusan masalah :

1. Adakah pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada KPRI di

Kota Semarang ?

2. Seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada

KPRI di Kota Semarang ? Hipotesis :

“Ada Pengaruh antara Modal Sendiri terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha pada KPRI di Kota Semarang”.

Kesimpulan :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan perolehan

SHU pada KPRI di Kota Semarang.

2. Besarnya pengaruh (sumbangan efektif) yang diberikan oleh variabel

modal sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kota Semarang adalah sebesar 51,5%.

2.2. LANDASAN TEORI 2.2.1. Pengertian Koperasi

Berbeda dengan perusahaan komersil, khusunya perseroan terbatas (PT) dan firma, yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal cukup besar untuk memulai usaha, koperasi biasanya didirikan oleh orang-orang yang menpunyai modal lemah dengan selalu mengedepankan unsur sosial maupun unsur ekonomi. Unsur


(31)

sosial sebagai perkumpulan orang, koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Unsur ekonomi sebagai sebuah badan usaha yang harus beroperasi sebagaimana layaknya perusahaan komersil dengan melakukan kegiatan untuk mendapatkan sumber penghasilan.

Istilah koperasi berasal dari bahasa asing Co-operation (co = bersama, operation = usaha), yang berarti usaha bersama. Kata Co-operation kemudian diangkat menjadi istilah ekonomi sebagai kooperasi yang dibakukan menjadi bahasa ekonomi yang dikenal dengan istilah koperasi, yang berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang bersefat sukarela. Oleh karena itu, menurut Rudianto secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk bertujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi meraka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis. (Rudianto 2010:3)

Berdasarkan undang-undang nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau bahan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sedangkan menurut pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK No.27), koperasi adalah badan usaha yang mengorganisasi pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk


(32)

18   

umumnya. Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasiaonal.

Dari beberapa pengertian koperasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki keinginan dan tujuan yang sama untuk memberikan manfaat bagi anggota-anggotanya demi tercapainya kesejahteraan anggota. Sangat jelas bahwa koperasi menberikan banyak peranan di dalam perekonomian bagi anggota-anggotanya. Usaha koperasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan bersama yang pada akhirnya akan mengangkat martabat anggota, dan terlebih perekonomian anggotanya.

2.2.2. Prinsip-Prinsip Koperasi

Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Prinsip ini merupakan pedoman bagi koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi, secara prinsip-prinsip itu juga mengatur pola kepemilikan modal koperasi serta pola pembagian sisa hasil usahanya. Di Indonesia koperasi melaksanakan prinsip-prinsip (Rudianto, 2010: 4) sebagai berikut :

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Dalam keanggotaan koperasi seseorang tidak boleh memaksa orang lain untuk menjadi anggota koperasi dan bersedia menerima pertanggungjawaban keanggotaan, tanpa membedakan gender (jenis kelamin), latar belakang, ras, politik dan agama.


(33)

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Dari prinsip ini koperasi mengupayakan pengambilan keputusan koperasi diambil dari keputusan rapat anggota.

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan

besarnya jasa masing-masing anggota

SHU yang telah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan pertimbangan jasanya masing-masing.

4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal

Pembatasan bunga atas modal merupakan cermin bahwa selain menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar atas partisipasi para anggotanya, koperasi juga mendorong dan menumbuhkan rasa kesetiakawanan antarsesama anggota koperasi.

5. Kemandirian

Agar dapat mandiri, koperasi harus mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Dan agar dapat mengakar kuat, koperasi harus dapat diterima oleh masyarakat. Dan agar dapat diterima masyarakat, koperasi harus memperjuangkan kepentingan serta peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

2.2.3. Jenis Koperasi


(34)

20   

dikembangkan dan terdapat berbagai jenis koperasi yang terdiri menjadi 5 golongan (Rudianto, 2010:5), yaitu :

1. Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Koperasi konsumsi mempunyai fungsi sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan sehari-hari yang memperpendek jarak antara produsen ke konsumen, harga barang sampai ditangan pemakai menjadi lebih murah, ongkos-ongkos penjualan maupun pembelian dapat dihemat.

2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat, tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Ada berbagai tujuan diadakannya koperasi simpan pinjam yaitu membantu keperluan anggota dengan syarat ringan, mendidik anggota agar giat menyimpan tabungan sehingga membentuk modal sendiri, mendidik anggota untuk hidup hemat, menambah pengetahuan tentang perkoperasian.


(35)

3. Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi. Tujuan dari koperasi produksi untuk membantu para pengusaha kecil yang kekurangan modal untuk dapat berkembang dan menjangkau daerah pemasaran dan koperasi sebagai penyalur.

4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dibidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Tujuan dari koperasi jasa untuk memberikan pelayanan yang mudah kepada para anggota atau masyarakat.

Dengan beragam jenis usaha koperasi yang tengah berkembang diharapkan dapat membantu untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggota dan koperai dapat lebih menberi manfaat pada masyarakat umumnya.

2.2.4. Klasifikasi Koperasi

Menurut Liga Alam dan M.Taufik (2007:41) penting untuk mengenal secara detail jenis-jenis koperasi yang umumnya ada di Indonesia dan diluar negeri. Berikut ini jeneis-jenis koperasi menurut klasifikasinya :

1. Jenis koperasi menurut usaha pokok yang dijalankan.


(36)

22   

b. Koperasi konsumsi.

c. Koperasi produksi barang dan jasa.

2. Jenis koperasi menurut lingkup fungsional.

a. Koperasi pegawai negeri (KPRI).

b. Koperasi karyawan (KOPKAR).

c. Koperasi mahasiswa (KOPMA).

3. Jenis koperasi menurut lingkungan daerah kerja.

a. Koperasi pasar.

b. Koperasi unit desa (KUD).

c. Koperasi serba usaha perkotaan.

4. Jenis koperasi berdasarkan unit usaha.

a. Koperasi tunggal.

b. Koperasi serba usaha.

2.2.5. Akuntansi untuk Koperasi 2.2.5.1. Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi dapat dikemukakan melalui dua pendekatan, yaitu dari segi fungsi dan segi proses. Dilihat dari segi fungsinya, akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan dapat digunakan


(37)

sebagai dasar dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi dan keputusan kredit oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalannya usaha.

Sedangkan jika ditinjau dari segi prosesnya, akuntansi adalah suatu teknik mencatat, mengolong-golongkan dan meringkas transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan serta menyajikan hasil usahanya melalui laporan keuangan serta menginterpretasikan data-data finansial yang disajikan di dalam laporan keuangan.

Dari pengertian-pengertian akuntansi diatas dapat dismpulkan bahwa peranan akuntansi dalam pengelolahan suatu organinasi atau perusahaan pada dasarnya adalah membantu organisasi atau perusahaan itu, yaitudalam menyajikan informasi keuangan yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan-keputusan ekonomi oleh berbagai pihak yang terkait dengan organisasi atau perusahaan tersebut (Baswir, 2000:181).

2.2.5.2. Pengertian Akuntansi untuk Koperasi

Meskipun koperasi adalah organisasi yang berwatak sosial, tapi memerlukan juga jasa akuntan baik untuk mengeloh data-data keuangan guna menghasilkan informasi keuangan sebagai dasr dalam pengambilan keputusanekonomi maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan terhadap praktik pengelolaan usahanya.


(38)

24   

Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut (Baswir, 2000:184) :

a. Pencatatan

Mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi di koperasi yang bersangkutan dengan aktiva, utang, modal, pendapatan maupun biaya. Untuk mempermudah koperasi dalam melakukan pencatatan, biasanya digunakan buku jurnal. Sedangkan yang dimaksud buku jurnal adalah merupakan catatan berupa pendebitan dan pengkreditan dari transaksi-transaksi secara kronoligis beserta penjelasan-penjelasan yang diperlukan dari transaksi-transaksi tersebut.

b. Penggolongan

Pengolongan dilakukan dengan cara mengeposkan, yaitu proses pemindahan catatan yang telah dilakukan di dalam jurnal ke dalam buku besar. Sedangkan yang dimaksud dengan buku besar adalah merupakan kumpulan dan kesatuan rekening yang klasifikasinya didasarkan pada kepentingan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.

c. Peringkasan

Setiap akhir periode, koperasi menyusun neraca saldo sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan. Neraca saldo tersebut merupakan daftar saldo rekening yang terdapat dalam buku besar.


(39)

d. Penyusunan Laporan Keuangan

Tahap terakhir dari proses akuntansi adalah penyusunan laporan keuangan, dimulai dengan pembuatan jurnal penyesuaian, menyusun neraca lajur dan memisahkan rekening-rekening ke dalam neraca dan laporan rugi laba. Setelah itu memindahkan laba atau rugi ke dalam laporan perubahan modal.

2.2.5.3.Ciri-ciri Kualitatif Laporan Keuangan

Ciri-ciri kualitatif laporan keuangan koperasi seperti yang tercantum dalam buku Akuntansi untuk Koperasi (Tunggal,2002:42-44) adalah :

1. Relevan

Dalam mempertimbangkan relevansi suatu informasi yang bertujuan umum (general purpose information), perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai, dan bukan pada kebutuhan khusus pihak tertentu, dengan demikian suatu informasi mungkin mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk kegunaan khusus tertentu, sementara kecil sekali relevasi bagi kegunaan yang lain.

2. Dapat Dimengerti

Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai. Dalam hal ini, dari pihak pemakai juga diharapkan adanya pengetahuan


(40)

26   

mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.

3. Daya Uji (Verifiability)

Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia di dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada realisasi objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode yang sama.

4. Netral

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.

5. Tepat Waktu

Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.


(41)

6. Daya Banding (Comparability)

Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan dengan laporan keuangan perusahaan lainnya pada periode yang sama.

7. Lengkap

Informasi akuntansi yang lengkap meliputi data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif diatas, dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan.

2.2.5.4. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan koperasi mempunyai karakteristik sebagai berikut (Tunggal, 2002:104-105) :

a. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus

kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan.

b. Laporan keuangan biasanya meliputi necara atau laporan posisi

keuangan, laporan perhitungan rugi laba dan laporan perubahan posisi keuangan yang penyajiannya dilakukan secara komparatif.


(42)

28   

c. Sesuai dengan posisi koperasi sebagai bagian dari sistem jaringan

koperasi, maka beberapa pos atau istilah yang sama akan muncul, baik pada kelompok aktiva maupun kewajiban dan ekuitas.

d. Perhitungan rugi-laba menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil

usaha (SHU). Sisa hasil usaha koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. Sisa hasil usaha yang dibagikan kepada anggota harus berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota.

e. Dengan adanya konsep jaringan koperasi dan pengaturan pemerintah,

maka terdapat aktiva dan dimiliki koperasi tetapi tidak dikuasainya, dan sebaliknya terdapat aktiva yang dikuasai oleh koperasi tetapi tidak dimilikinya.

f. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan

konsolidasi dari koperasi-koperasi.

2.2.5.5. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Koperasi

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27, koperasi mempunyai unsur-unsur laporan keuangan yang meliputi (2007: 27.9-27.10) :


(43)

a. Neraca

Neraca menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu.

b. Perhitungan hasil usaha

Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hail usaha. Sisa hsail usaha yang diperoleh mencangkup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota.

c. Laporan arus kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu.

d. Laporan promosi anggota

Laporan promosi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencangkup empat unsur, yaitu :


(44)

30   

2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.

3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.

4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.

e. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat tentang perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi lainnya.

2.2.5.6. Proses Penyusunan Laporan Keuangan

Menurut Tunggal Amin Widjadja (2002:45) setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan, pengurus penyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya :

1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru

lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta pemjelasan atas dokumen tersebut.

2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai. Melalui

proses penyusunan laporan keuangan koperasi dan dimulai dari proses akuntansi yang berupa :


(45)

a. Pencatatan dan penggolongan yaitu bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Untuk transaksi-transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.

b. Peringkasan yaitu transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam

nuku jurnal, setiap bulan atau periode yang lain diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku besar.

c. Pelaporan yaitu data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening

buku besar akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, perhitungan hasil usaha, laporan hasil usaha tidak dapat dibagi dan laporan perubahan posisi keuangan.

d. Analisis data keuangan dari koperasi yang bersangkutan yaitu untuk

mengetahui posisi keuangan tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha.


(46)

32   

Gambar 2.1 : Diagram proses penyusunan laporan keuangan koperasi

Sebagai lampiran Neraca

Sumber : Diadaptasi dari Aspari (1987) dalam Tunggal (2002:47). Bukti Dokumen Pendukung Bukti Dokumen Pendukung Bukti Dokumen Pendukung Bukti Dokumen Pendukung Bukti Dokumen Pendukung Bukti Kas Masuk Bukti Kas Keluar Bukti Pembelian Kredit Bukti Umum Bukti Penjualan Kredit Jurnal Kas Jurnal Memorial Jurnal Penjualan Bukti Kas Masuk Neraca Lajur Laporan Keuangan Daftar Saldo Buku Pembantu = Neraca Perhitungan R/L Penjelasan Neraca Penjelasan Perhit. R/L Lampiran-lampiran


(47)

Tabel 2.1 : Contoh neraca pada koperasi

KOPERASI SERBA USAHA NERACA

31 Desember 20X1 dan 20X0

( Sumber : PSAK, 2009:27.11)

ASET 20X1 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 20X0

ASET LANCAR Rp xxxx Rp xxxx KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Kas dan Bank xxxx xxxx Utang Usaha Rp xxxx Rp xxxx

Investasi Jangka Pendek xxxx xxxx Utang Bank xxxx xxxx

Piutang Usaha xxxx xxxx Utang Pajak xxxx xxxx

Piutang Pinjaman Anggota xxxx xxxx Utang Simpanan Anggota xxxx xxxx

Piutang Pinjaman Non-Anggota xxxx xxxx Utang Dana Bagian SHU xxxx xxxx Piutang Lain-lain xxxx xxxx Utang Jangka Panjang

Peny. Piutang Tidak Tertagih (xxxx) (xxxx) akan Jatuh Tempo xxxx xxxx

Persediaan xxxx xxxx Biaya Harus Dibayar xxxx xxxx

Pendapatan Akan Diteriman xxxx xxxx Jml. Kwj. Jangka Pendek Rp xxxx Rp xxxx Jumlah Aset Lancar Rp xxxx Rp xxxx

INVESTASI JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Penyertaan pada Koperasi Rp xxxx Rp xxxx Utang Bank Rp xxxx Rp xxxx Penyertaan pada Non-Koperasi xxxx xxxx Utang jangka panjang lainnya xxxx xxxx Jml Investasi jangka panjang Rp xxxx Rp xxxx Jml. Kwj. Jangka Panjang Rp xxxx Rp xxxx

ASET TETAP

Tanah/Hak atas Tanah Rp xxxx Rp xxxx EKUITAS

Bangunan xxxx xxxx Simpanan Wajib Rp xxxx Rp xxxx

Mesin xxxx xxxx Simpanan Pokok xxxx xxxx

Inventaris xxxx xxxx Modal Penyertaraan

Akumulasi Penyusutan (xxxx) (xxxx) Partisipasi Anggota xxxx xxxx

Jumlah Aset Tetap Rp xxxx Rp xxxx Modal penyertaan xxxx xxxx

Modal Sumbangan xxxx xxxx

ASET LAIN_LAIN Dana Cadangan xxxx xxxx

Ak. Tetap dalam Konstruksi Rp xxxx Rp xxxx SHU Belum dibagi xxxx xxxx

Beban Ditangguhkan xxxx xxxx Jumlah Ekuitas Rp xxxx Rp xxxx

Jumlah Aset Lain-lain Rp xxxx Rp xxxx

JUMLAH ASET Rp xxxx Rp xxxx

JUMLAH KEWAJIBAN DAN


(48)

34   

Tabel 2.2 : Contoh Perhitungan Hasil usaha Koperasi.

KOPERASI SERBA USAHA PERHITUNGAN HASIL USAHA

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Sumber : PSAK, 2009:27.12)

20X1 20X0

PARTISIPASI ANGGOTA

Partisipasi Bruto Anggota Rp xxxx Rp xxxx

Beban Pokok (xxxx) (xxxx)

Partisipasi Neto Anggota Rp xxxx Rp xxxx PARTISIPASI NON-ANGGOTA

Penjualan Rp xxxx Rp xxxx

Harga Pokok (xxxx) (xxxx)

Laba (rugi) Kotor dengan

Non-Anggota Rp xxxx Rp xxxx

Sisa Hasil Usaha Kotor Rp xxxx Rp xxxx

BEBAN OPERASI

Beban Usaha Rp xxxx Rp xxxx

Beban Perkoperasian xxxx xxxx

Pendapatan dan Beban Lain-lain xxxx xxxx Pendapatan dan Beban Luar Biasa xxxx xxxx Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak (Rp xxxx) (Rp xxxx) Pajak Penghasilan (xxxx) (xxxx) Sisa Hasil Usaha Koperasi Rp xxxx Rp xxxx


(49)

Tabel 2.3 : Contoh Laporan Promosi Ekonomi Anggota.

KOPERASI SERBA USAHA

LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0

20X1 20X0

PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN

MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA

Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Koperasi Rp xxxx Rp xxxx Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Pasar (xxxx) (xxxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Rp xxxx Rp xxxx

MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA

Pengadaan Barang atas Dasar Harga Pasar Rp xxxx Rp xxxx Pengadaan Barang atas Dasar Harga Koperasi (xxxx) (xxxx) Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang untuk Anggota Rp xxxx Rp xxxx

MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI

Penghematan Beban Pinjaman Anggota Rp xxxx Rp xxxx

Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota xxxx xxxx

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa untuk Anggota xxxx xxxx

Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp xxxx Rp xxxx

PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN

Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan untuk Anggota Rp xxxx Rp xxxx

Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp xxxx Rp xxxx


(50)

36   

2.2.6. Koperasi Serba Usaha (KSU)

Koperasi serba usaha (KSU) adalah koperasi yang memiliki lebih dari satu bidang usaha. Koperasi serba usaha suatu koperasi yang dapat dianggap sebagai koperasi simpan pinjam sekaligus koperasi konsumen, atau dapat dianggap sebagai koperasi pemasaran sekaligus koperasi simpan pinjam. Koperasi ini dapat memilih untuk bergerak dalam beberapa bidang usaha sekaligus karena beberapa alasan. Bidang usaha yang diambil oleh koperasi itu bisa mencakup bidang simpan pinjam, penjualan barang konsumen, hingga pemasaran barang anggota. Seperti halnya badan usaha lainnya koperasi serba usaha juga memerlukan adanya sistem akuntansi (Rudianto 2010:118).

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentiangan ekonomi para anggotanya. Tujuan diadakannya koperasi serba usaha ini agar anggota dan masyarakat lebih tertarik untuk berpartisipasi untuk lebih meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

2.2.7. Modal Sendiri

Menurut Riyanto (2001 : 240) modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya.


(51)

Ada dua sumber modal sendiri dalam perusahaan :

1. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan

yang dihasilkan perusahaan. Sumber intern merupakan usaha yang dilakukan

dengan efisien agar pemenuhan kebutuhan dana guna membiayai operasi perusahaan dapat dipenuhi dari dalam perusahaan itu sendiri.

2. Modal sendiri yang berasal dari sumber ekstern adalah modal yang berasal

dari pemilik perusahaan. Sumber ekstern merupakan usaha pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari luar perusahaan. Sumber-sumber ekstern ini dapat berupa modal-modal pinjaman (modal asing) baik yang berupa uang, bahan, maupun lainnya. Modal pinjaman ini dapat berupa hutang janka panjang maupun jangka pendek.

Modal yang berasal dari pemilik perusahaan ada berbagai macam bentuk menurut bentuk badan hukum dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan. Dalam peseroan terbatas (PT) modal berasal dari pemilik adalah modal saham, sedangkan pada koperasi adalah simpanan pokok dan simpanan wajib yang berasal dari para anggota.

Modal sendiri koperasi pertama berasal dari simpanan anggota yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib, setalah berjalan dan mendapatkan sisa hasil usaha (SHU) sebagian sisa hasil usaha (SHU) tersebut dapat disisihkan pada dana cadangan untuk memperkuat modal sendiri. Dengan demikian, sumber modal sendiri pada koperasi berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah atau donasi.


(52)

38   

Sumber–sumber modal sendiri pada koperasi :

1. Simpanan Pokok.

Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan sama besarnya bagi setiap anggota, serta diwajibkan kepada anggota untuk menyerahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota.

2. Simpanan Wajib.

Simpanan Wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu. Simpanan wajib hanya boleh diambil kembali dengan cara yang telah ditentukan dalam anggaran dasar, supaya modal koperasi tidak goyah.

3. Dana Cadangan.

Dana cadangan merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagikan kepada anggotanya yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri serta dapat untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

4. Hibah atau Donasi.

Hibah adalah modal yang diterima oleh koperasi secara cuma-cuma dari pihak lain dan menjadi modal sendiri.

2.2.8. Anggota Koperasi

Anggota koperasi adalah pemilik dan pelanggan atau penguna jasa koperasi. 


(53)

lingkup usaha koperasi. Setiap anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap koperasi sebagimana diatur dalam anggaran dasar.

Konsep dasar koperasi adalah untuk menjadi anggota harus mempunyai motivasi ekonomi yang sama, artinya jika motif untuk masuk koperasi tidak sama dengan yang dijalankan koperasi maka seharusnya tidak bisa diterima menjadi anggota. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh anggota.

Anggota koperasi merupakan setiap warga negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau Koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

Kewajiban dan hak anggota koperasi menurut UU No. 25 pasal 20 tahun 1992, yaitu :

a. Kewajiban anggota koperasi :

1. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta


(54)

40   

2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh

Koperasi.

3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas

kekeluargaan.

b. Hak anggota koperasi :

1. menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat

Anggota.

2. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas.

3. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran

Dasar.

4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus diluar Rapat

Anggota baik diminta maupun tidak diminta.

5. Memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara

sesama anggota.

6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembanganKoperasi menurut

ketentuan dalam Anggaran Dasar.

Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.


(55)

2.2.9. Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU)

Pengertian Sisa hasil usaha menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan biaya dari tahun buku yang bersangkutan (Abidin dan Malik, 2009:5). Pada hakikatnya sisa hasil usaha koperasi ini sama dengan laba bersih untuk perusahaan yang lain. Sisa hasil usaha harus dipisahkan antara sisa hasil usaha yang diperoleh dari transaksinya dengan para anggota dan sisa hasil usaha yang diperoleh dari pihak bukan anggota. Sebagian dari sisa hasil usaha yang diperoleh dari para anggota dapat dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 27, 2009:27.9) menyebutkan bahwa, perhitungan hasil usaha (PHU) adalah perhitungan hasil usaha yang menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha (SHU). Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota.

Sisa hasil usaha yang berasal dari pihak luar tidak boleh dibagikan kepada anggota. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dengan bagian yang dikembalikan kepada anggota dibagikan untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana pegawai/karyawan,


(56)

42   

dana pendidikan koperasi dana sosial, dan dana pembangunan daerah kerja. Penggunaan sisa hasil usaha dan besarnya masing-masing penggunaan ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi. Bagian sisa hasil usaha yang dikembalikan kepada anggota dapat dikurangkan untuk mendapat laba kena pajak. Pada waktu koperasi dibubarkan sisa cadangan setelah dipergunakan untuk menutup kerugian yang diderita dan biaya penyelesaian tidak boleh dibagikan kepada anggota, tetapi harus dibagikan kepada perkumpulan koperasi atau kepada badan lain yang asal tujuannya sesuai dengan koperasi.

Secara umum menurut Widiyanti (2003:149) SHU koperasi dibagi untuk: a . Cadangan Koperasi

Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri serta untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

b. Jasa Anggota

Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus sebagi pelanggan (customer). Dengan demikian, SHU yang diberikan kepada anggotanya berdasar atas 2 (dua) kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:

1. SHU atas jasa modal, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas penanaman modalnya (simpanan) di dalam koperasi.


(57)

2. SHU atas jasa usaha, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam koperasi. c. Dana Pengurus

Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus atas balas jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi.

d. Dana Karyawan

Dana pegawai adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membayar gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi.

e. Dana Pendidikan

Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membiayai pendidikan pengurus, pengelola, dan pegawai koperasi sebagai upaya meningkatakan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia dalam mengelola koperasi.

f. Dana Sosial

Dana sosial adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk membantu anggota dan masyarakat sekitar yang tertimpa musibah.

g. Dana Pembangunan Daerah Kerja

Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah penyisishan SHU yang dipergunakan untuk mengembangkan daerah kerjanya.


(58)

44   

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori yang diuraikan maka diagram kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 : Diagram kerangka pikir

Regresi Linier Berganda 2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dapat disusun hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang harus diteliti dan dibuktikan.

H1 = Diduga adanya pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha

(SHU) koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo.

H2 = Diduga adanya pengaruh jumlah anggota terhadap perolehan sisa hasil usaha

(SHU) koperasi serba usaha di Kab. Sidoarjo.

Modal Sendiri (X1)

Jumlah Anggota (X2)

Perolehan Sisa Hasil Usaha (Y)


(59)

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Nazri (2005: 156) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Dalam penelitian berikut ini, definisi dari setiap variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sisa Hasil Usaha sebagai Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perolehan sisa hasil usaha (Y), dimana sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh dari pendapatan dikurangi beban-beban yang menghasilkan keuntungan koperasi selama satu periode, sisa hasil usaha yang diperoleh harus dibagikan kepada yang berhak menerima sesuai dengan ketentuan AD/RT koperasi.

2. Modal Sendiri sebagai Variabel Bebas (X1)

Modal sendiri (X1) yaitu modal yang diperoleh koperasi dari simpanan pokok,


(60)

46   

mengakumulasikan simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah setiap tahun.

3. Jumlah Anggota sebagai Variabel bebas (X2)

Jumlah anggota (X2) yaitu banyaknya orang yang menjadi anggota pada

koperasi dan bersedia mematuhi syarat yang telah ditetapkan oleh koperasi. jumlah keseluruhan anggota koperasi yang menjadi pemilik koperasi.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Adapun rincian pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perolehan Sisa Hasil Usaha sebagai Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat diukur selama periode tahun dengan satuan pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio. Sisa hasil usaha juga diambil dari rekap data yang terdapat di Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo tahun 2009.

2. Modal Sendiri sebagai Variabel Bebas (X1)

Variabel bebas (X1) diukur selama periode tahun dengan pengukuran rupiah

dan skala yang digunakan adalah skala rasio. Modal sendiri diukur dengan melihat rekap data yang terdapat di Dinas koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo tahun 2009.

3. Jumlah Anggota sebagai Variabel bebas (X2)


(61)

diambil dari data yang terdapat di Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo tahun 2009.

3.2. Teknik Penentuan Sempel

Objek yang digunakan penelitian ini adalah seluruh Koperasi Serba Usaha di Kab. Sidoarjo tahun 2009 dan data diperoleh dari Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM.

3.2.1. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek atau objek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau objek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono 2004:44).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 435 koperasi serba usaha (KSU) di Kab. Sidoarjo pada tahun 2009. Peneliti menggunakan data tahun 2009 karena peneliti merasa data dari tahun 2010 belum bisa mencerminkan data sebenarnya yang berupa update data sementara. Sehingga peneliti memutuskan menggunakan rekap data tahun 2009 sebagai data yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana koperasi tersebut tersebar di 18 kecamatan seluruh kabupaten Sidoarjo.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representasif dari sebuah populasi (Sumarsono 2004:44).


(62)

48   

Teknik penarikan sampel dengan mengunakan cara non-probabilitas, dan

dilakukan dengan cara sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010:85).

Kriteria atau pertimbangan pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Koperasi Serba Usaha yang masih aktif dan terdaftar di Dinas Koperasi,

UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo tahun 2009.

2. Koperasi Serba Usaha yang melaporkan hasil perolehan SHU tahun 2009

kepada Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo periode 2009.

n = N 1 + Ne2

n = 435

1 + 435 (10%)2

n = 81,31 Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan


(63)

Jadi sampel minimal yang diperoleh 81,31 koperasi. Sedangkan peneliti mengambil sampel dari Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo sebanyak 104 koperasi, karena peneliti mengambil semua sampel yang memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Karena menurut peneliti semakin banyak sampel yang digunakan akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data atau peneliti, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2010:137). Data sekunder yang digunakan peneliti adalah data yang bersumber dari rekap data keragaman koperasi di Dinas Koperasi, UKM,Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo. Ditinjau dari sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

3.3.2. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengutip atau memperoleh data melalui dokumen-dokumen serta catatan yang terdapat pada koperasi. Dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang terdapat di rekap data koperasi di


(64)

50   

pendukung lain diperoleh dengan metode studi pustaka dan jurnal-jurnal ilmiah, serta literatur lain yang memuat bahasan yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode di antaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov dan metode Shapiro Wilk (Sumarsono, 2004:40). Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka

distribusi adalah tidak normal.

2. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka

distribusi adalah normal (Sumarsono, 2004:43).

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Liner Unbiased Estimator),

artinya pengambilan keputusan melalui uji f dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi tiga asumsi dasar.


(65)

Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda, yaitu :

1. Tidak boleh ada multikorelasitas

2. Tidak boleh ada autokorelasi

3. Tidak boleh ada heterokorelasitas

2.4.2.1. Uji Multikolonieritas

Multikolinieritas menunjukkan adanya korelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik tidak mengandung multikolinieritas. Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas digunakan Variance Inflation Factor

(VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan mempunyai angka tolerance > 0.10 berarti dalam

persamaan regresi tidak ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas atau bebas

multikolinieritas (Ghozali, 2006: 96). Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2006:95).

3.4.2.2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan dalam sebuah model regresi linier terdapat kesalahan pengganggu pada periode waktu dengan kesalahan pada periode waktu


(66)

52   

sebelumnya. Model regresi yang baik bebas dari autokorelasi. Pendeteksian ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-test). Suatu observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson

terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du). Uji autokorelasi bertujuan

menuji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 atau t sebelumnya (Ghozali, 2006:99).

2.4.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik tidak mengandung heroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode Rank Spearman, yaitu dengan cara menghitung

korelasi Rank Spearman antara unstandardized residual dengan seluruh variabel

bebas, apabila nilai signifikansi > α (α = 0.05) maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Gujarati, 1995:188). Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residu satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006:125).

3.4.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk pengaruh dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat dengan model persamaan sebagai berikut :


(67)

Y = α + β1X1+ β2X2 + Є... (Anomin,2010:L-21)

Keterangan :

Y : Sisa Hasil Usaha.

X1 : Modal Sendiri.

X2 : Jumlah Anggota.

α : Konstanta/Intersep

β1= β2 : Koefisien regresi variabel X1dan X2

Є : Kesalahan baku

2.4.4. Uji Hipotesis

3.4.4.1.Uji Kesesuaian Model Regresi Linier Berganda (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji hipotesis penelitian pengaruh simultan dari

modal usaha (X1) bersama jumlah anggota (X2) terhadap sisa hasil usaha (Y) dengan

prosedur sebagai berikut (Anonim, 2010:L-22) :

1. H0 : β1= β2=...= βj = 0 (X1,X2bersama Xj tidak berpengaruh terhadap Y)

Ha : salah satu dari βj ≠ 0 (X1,X2 bersama Xj berpengaruh terhadap Y)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas

[n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel.


(68)

54   

Fhit = R2/(k-1) ... (Anonim, 2010:L-22)

(1-R2)/(n-k)

Keterangan :

Fhit = F hasil perhitungan

R2 = koefisien regresi

k = jumlah variabel

n = jumlah sampel

3.4.4.2.Uji Pengaruh Parsial Regresi Linier Berganda (Uji t)

Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial variabel X1 dan X2

terhadap Y digunakan uji t student dengan prosedur sebagai berikut (Anomin, 2010:L-21) :

1. H0 : βj = 0 (tidak terdapat pengaruh X1 atau X2 terhadap Y).

Ha : βj ≠ 0 (terdapat pengaruh X1 atau X2 terhadap Y). Dimana j = 1,2,...,k : variabel ke j sampai dengan ke k.

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas

[n-k], dimana n : jumlah pengamatan dan k : jumlah variabel.


(69)

thit = bj ... (Anonim,2010:L-21) se( bj )

Keterangan :

thit = t hasil perhitungan

bj = koefisien regresi


(70)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas menganai objek penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. Pada bagian analisis data akan dibahas mengenai statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis. Terakhir pembahasan hasil penelitian yang akan menjelaskan mengenai hasil uji hipotesis penelitian ini

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Objek Penelitian

Data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari rekap data KSU di Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo tahun 2009. Keadaan jumlah modal sendiri, jumlah anggota dan Sisa Hasil Usaha pada KSU di Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat dari rekap yang berupa perolehan jumlah modal sendiri, jumlah anggota dan perolehan Sisa Hasil Usaha dari masing-masing KSU. Berdasarkan data yang terkumpul selanjutnya dilakukan pemilahan untuk menghitung jumlah modal sendiri, jumlah anggota dan Sisa Hasil Usaha dari masing-masing koperasi.

4.1.2. Struktur Organisasi KSU di Kabupaten Sidoarjo

Organisasi merupakan wadah kerjasama dalam mencapai tujuan yang berhubungan dengan penentuan tugas dan tanggung jawab, pengelompokan suatu penentuan hubungan kerja antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Agar organisasi KSU dapat berjalan dengan baik,


(71)

tanggung jawab masing-masing pihak.

Struktur organisasi KSU di Kabupaten Sidoarjo pada umumnya berbentuk lini dan staff, karena mempunyai kelebihan adanya disiplin kerja dan keputusan rapat dapat diambil melalui pertimbangan yang baik. Adapun struktur organisasi KSU di Kabupaten Sidoarjo pada umumnya adalah sebagi berikut :

1. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam KSU. Keputusan rapat sebisa mungkin diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Oleh karena itu, masing-masing anggota mempunyai hak suara yang sama dalam rapat. Rapat anggota juga berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas mengenai pengelolaan koperasi pada setiap akhir tahun tutup buku. Pelaksanaan rapat anggota diadakan paling sedikit sekali dalam setahun dan untuk penyelenggaraan pengesahan pertanggungjawaban diselenggarakan diselenggarakan paling lambat tiga bulan setelah tahun tutup buku.

2. Pengurus

Pengurus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota dengan masa jabatan paling lama lima tahun berdasarkan ketentuan dalam anggaran dasar. Adapun susunan pengurus dalam KSU biasanya terdiri dari Ketua, sekretaris dan bendahara.


(72)

58

3. Pengawas

Pengawas KSU adalah orang-orang atau anggota KSU yang diberi kepercayaan oleh seluruh anggota untuk mengadakan atau melakukan pemeriksaan kepada KSU. Minimal tiga bulan sekali pengawas melakukan penelitian dan pembinaan pada kegiatan organisasi dan usaha KSU yang hasilnya dilaporkan pada pengurus secara tertulis dan salinanya dikirimkan kepada kantor Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. Pengawas juga mengikuti rapat dengan pengurus dalam langkah-langkah pengembangan KSU serta mengadakan rapat lengkap badan pengawas secara rutin untuk menghimpun materi dalam laporan triwulan maupun tahunan.

Untuk lebih memperjelas tentang tugas dan tanggung jawab dari masing-masing pihak berikut ini disajikan dalam bentuk struktur organisasi KSU di Kabupaten Sidoarjo.

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi KSU di Kabupaten Sidoarjo

Sumber: Data Dinding Struktur KSU

Rapat anggota

Pembina Pengurus Pengawas

Unit usaha Unit usaha

lain


(73)

Garis wewenang dan koordinasi

Garis Pelayanan

4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Sesuai dengan Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor 13 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas-dinas Daerah di Kabupaten Sidoarjo pada Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo, bahwa Dinas Koperasi, UKM,

Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo mempunyai tugas : Membantu Bupati

dalam melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang perindustrian dan perdagangan dan tugas pembantuan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM Kab. Sidoarjo mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan pembinaan kewenangan di bidang perindustrian dan

perdagangan

2. Penyusunan rencana dan pelaksanaan program pembangunan bidang

perindustrian dan perdagangan

3. Penyelenggaraan dan pemberian pengawasan, pengamanan teknis atas

tugas-tugas pelaksanaan perindustrian dan perdagangan

4. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perijinan bidang


(1)

4 Abidin dan Malik (2009)

Pengaruh modal usaha dan jumlah manajer terhadap sisa hasil usaha

koperasi di Indonesia (studi emperik pada koperasi di Indonesia periode 2003-2005)

Modal usaha (X1), Jumlah manajer (X2),

Sisa hasil usaha (Y)

Jumlah Modal Usaha Dan Jumlah

Manajer Secara Simultan Berpengaruh Signifikan Terhadap Perubahan Sisa Hasil Usaha 5 Suryaningrum (2007) Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil

Usaha (SHU) Di Kota Semarang

Modal sendiri (X), Perolehan Sisa Hasil

Usaha (Y) Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan perolehan SHU 6 Ribut Setyawan

(2011)

Pengaruh Modal Sendiri dan Jumlah

Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha KSU Di Kab.

Sidoarjo

Modal Sendiri (X1),

Jumlah Anggota (X2),

Perolehan Sisa Hasil Usaha (Y)

Secara simultan modal sendiri dan

jumlah anggota sama-sama berpengaruh

signifikan, sedangkan secara parsial hanya modal

sendiri yang berpengaruh signifikan.

Sumber: Penelitian terdahulu

4.7. Keterbatasan penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan yang ditemui dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya mengambil 104 sampel dari 435 koperasi serba usaha di Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM di Kab. Sidoarjo sehingga ada kemungkinan hasilnya tidak dapat digeneralisasikan untuk wilayah atau jenis koperasi yang lebih luas. Artinya hasil penelitian ini hanya mewakili koperasi serba usaha di Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM di Kab. Sidoarjo tersebut, dan mungkin hasilnya akan berbeda

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

79

apabila penelitian ini dilakukan dengan mengunakan jenis koperasi dan jumlah sampel yang berbeda atau di Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan ESDM di tempat lainnya.


(3)

80 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda untuk mengetahui dan menganalisa perubahan modal sendiri dan jumlah anggota terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kabupaten Sidoarjo dapat disimpulkan :

1. Bahwa pengujian kesesuaian uji F modal sendiri dan jumlah anggota secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha. Hal ini dibuktikan oleh hasil perolehan hasil F hitung sebesar 29,351 dengan nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi uji F lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan pengaruh yang diberikan modal sendiri dan jumlah anggota secara keseluruhan sebesar 36,8% (koefisien determinasi) dan sisanya sebesar 63,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 2. Berdasarkan hasil penelitiaan dapat diketahui bahwa modal sendiri (X1) berpengaruh

secara signifikan terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha dan dengan hubungan positif. Hasil uji t antara variabel modal sendiri (X1) dengan perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) menghasilkan t hitung sebesar 7,077 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara Modal Sendiri terhadap Perolehan SHU. Sedangkan jumlah anggota (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha dan dengan hubungan negatif. Hasil Uji t antara variabel Jumlah Anggota (X2) dengan Perolehan SHU (Y) menghasilkan t hitung sebesar |-0,135| dengan nilai signifikansi sebesar 0,893, sehingga disimpulkan bahwa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

81

tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Jumlah Anggota terhadap Perolehan SHU.

5.2. Saran

Dari hasil analisa dan kesimpulan yang telah diperoleh di atas, peneliti menyarankan sebagai berikut :

1. Hendaknya pihak pengelola dan pengurus KSU di Kab. Sidoarjo mengajak para anggotanya untuk lebih berperan serta dalam meningkatkan usahanya yaitu dengan menaikkan simpanan pokok dan simpanan wajib. Karena pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha lebih besar dari pada pihak pengelola dan pengurus meningkatkan jumlah anggotanya.

2. Bagi peneliti selanjutnya, perlu adanya penelitian yang sejenis yang mengukap faktor-faktor yang mempengarui Sisa Hasil Usaha selain modal sendiri dan jumlah anggota, seperti modal pinjaman, partisipasi anggota, volume usaha, tambahan modal, efisiensi biaya dan lain-lain.


(5)

 

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Jainul, dan Malik, Abdul, 2009, “Pengaruh Modal Usaha Dan Jumlah Manajer Terhadap Sisa Hasil Usaha Kopersai Di Indonesia (Studi

Empirik Pada Koperasi Di Indonesia Periode 2003-2005”, Prospek, Vol

2 No. 1 Januari 2009.

Alam, M. Liga & Taufik, M., 2007, Koperasi Wanita Serba Usaha. Penerbit Setia Budi Wanita, Malang.

Anonim, 2010, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi Program

Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Apsari, M. 2002, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cetakan Ketujuh, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Baswir, Revrisond, 2000, Koperasi Indonesia, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Choiriyah, Mailiya. 2005. “Pengaruh Modal Sendiri Dan Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Pegawai Republik

Indonesia (KPRI) Se Kabupaten Demak”, Jurusan Pendidikan

Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 53 h. Ghozali, Iman, 2006, Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS,

Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar Terjemahan Sumarno Zain, Erlangga, Jakarta.

Ismail, Agus, Taufik, 2007, “Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha Di Koperasi Republik Indonesia (KPRI) “TUMBAL”

Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis”, Jurusan Pendidikan Ekonomi

Koperasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Liana, April, 2009, ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha

Pada Koperasi Waru Buana Putra Di Sidoarjo”, Jurusan Akuntansi,

Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

83   

Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-Dasar Pembelajaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.

Rudianto, 2010, Akuntansi Koperasi, PT Erlanga, Jakarta.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi revisi.

Suryaningrum, Lubuk, Novi, 2007, “Pengaruh Modal Sendiri TerhadapPerolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada KPRI di Kota

Semarang”, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

Tunggal, Amin, Widjaja, 2002, Akuntansi Untuk Koperasi, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Widiyanti, Ninik, 2003, Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN MODAL PINJAMAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI KABUPATEN PATI

0 19 99

Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 14 202

PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA Pengaruh Modal Sendiri, Modal Pinjaman Dan Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha (Studi Kasus Pada Koperasi Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012).

0 2 16

PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN DAN VOLUME USAHA TERHADAP SISA HASIL USAHA Pengaruh Modal Sendiri, Modal Pinjaman Dan Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha (Studi Kasus Pada Koperasi Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012).

0 2 17

PENGARUH MODAL, JUMLAH ANGGOTA DAN PROMOSI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PENGARUH MODAL, JUMLAH ANGGOTA DAN PROMOSI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI HARAPAN KENDAL.

0 1 14

Pengaruh jumlah modal, jumlah anggota dan jumlah pinjaman anggota terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha Koperasi Pedagang Bhakti Pati tahun 1992 - 2013.

4 20 145

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI MINA PUTRA BAHARI KABUPATEN ENDE.

8 17 97

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO

0 1 23

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI MINA PUTRA BAHARI KABUPATEN ENDE

0 1 18

PENGARUH ASET, MODAL SENDIRI, MODAL LUAR, VOLUME USAHA, DAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2011-2015

0 24 18