TA : Penerapan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosa Kerusakan Mobil Pada Personal Digital Assistant (PDA) yang Berbasis Windows CE.

(1)

PENERAPAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA KERUSAKAN MOBIL PADA PERSONAL DIGITAL ASSISTANT (PDA)

YANG BERBASIS WINDOWS CE

Oleh :

Nama : DARYANTO EKO PRAMONO NIM : 97.41010.4150

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informatika

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Sistem Pakar ... 6

2.1.1 Cara Kerja Sistem Pakar ... 7

2.1.2 Knowledge Base ... 8

2.1.3 Inference Engine ... 9

2.1.4 User Interface ... 12

2.1.5 Diagram Blok ... 13

2.1.6 Diagram Ketergantungan ... 13


(3)

Halaman

2.2.1 Bagian-bagian PDA ... 15

2.2.2 Windows CE Operating System ... 17

2.2.3 Pocket PC Emulator ... 18

2.2.5 Microsoft ActiveSync ... 19

2.3. Konsep Database Pada Pocket PC ... 20

2.3.1 MS SQL Server 2000 ... 20

2.3.2 MS SQL Server 2000 Window CE Edition ... 20

2.3.3 Sinkronisasi Data ... 21

2.3.4 SQL Server CE Relay ... 24

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 26

3.1Abstraksi Sistem ... 26

3.2Bagan Sistem ... 26

3.3Perancangan Sistem ... 27

3.3.1 Diagram Alir Sistem ... 27

3.3.2 Data Flow Diagram ... 29

3.3.3 Entity Relationship Diagram ... 32

3.3.4 Perancangan Struktur Database ... 32

3.4 Perancangan Rule Base ... 36

3.4.1 Blok Diagram ... 36

3.4.2 Diagram Ketergantungan ... 37

3.4.3 Perancangan Decission Table ... 39


(4)

Halaman

3.5 Perancangan Proses ... 41

3.6 Perancangan Input Output pada pada PDA ... 43

3.6.1 Rancangan Interface login ... 44

3.6.2 Rancangan Interface Maintenance Sets ... 44

3.6.3 Rancangan Interface Maintenance Rules ... 47

3.6.4 Rancangan Interface Consulting ... 47

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM ... 49

4.1 Implementasi Sistem ... 49

4.2 Kebutuhan Sistem ... 49

4.3 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem ... 50

4.4 Konfigurasi IIS... 50

4.5 Konfigurasi SQL Server CE Relay ... 52

4.6 Penjelasan Pemakaian Program ... 54

4.7 Evaluasi Sistem ... 62

BAB V PENUTUP ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dan dengan adanya kemajuan pasar global, penyampaian informasi yang cepat akurat dan terpercaya saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting, khususnya pada bidang bisnis. Dengan adanya kebutuhan akan informasi, maka secara tidak langsung akan mendorong pertumbuhan dari teknologi informasi itu sendiri, dimana manusia berusaha membuat suatu cara agar dapat memanipulasi data menjadi sebuah informasi yang lebih berguna.

Dalam perkembangan dunia otomotif, banyak industri otomotif yang memproduksi mobil dengan kemampuan yang paling baru. Namun kemampuan yang paling baru tersebut kadang masih belum bisa menjamin bahwa mobil akan terus dapat digunakan. Ada kemungkinan disaat tertentu mobil akan memerlukan perawatan bahkan mengalami gangguan, dimana gangguan tersebut jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan kerusakan lain yang lebih parah.

Sering kita melihat orang selalu mengeluh dan kebingungan jika mobil yang mereka kendarai tiba-tiba mogok ditengah jalan. Mereka bisa mengendarai namun kurang paham bahkan tidak tahu bagaimana cara melakukan perbaikan mobil mereka karena sering dianggap terlalu rumit dan kurangnya mengetahui mengenai hal tersebut.

Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI). Sistem Pakar (Expert


(6)

2

System) merupakan pengembangan dari teknologi AI tersebut, yang menggabungkan pengelahuan dan penelusuran data untuk memecahkan masalah yang secara normal memerlukan keahlian manusia, yaitu seorang pakar ahli.

Dengan menggunakan Sistem Pakar, dalam hal ini yang dapat diterapkan pada teknologi Personal Digital Assistant (PDA) dapat memberi gambaran mengenai gangguan yang terjadi pada mobil, sehingga pengguna mobil dapat melakukan perbaikan atau tindakan lain yang diperlukan.

PDA merupakan suatu komputer yang berukuran kecil yang mampu menyimpan dan mengelola suatu informasi. Penggunaan teknologi PDA sendiri saat ini sudah tidak asing lagi dan dengan harga yang mulai terjangkau, baik yang bekerja dengan sistem operasi Palm OS maupun Windows CE. Penerapan PDA dalam hal ini Pocket PC Device dengan berbasis pada Windows CE Operating System (Windows CE OS) dalam diagnosa kerusakan mobil, diharapkan dapat membantu bagaimana pengguna mobil yang menginginkan kondisi mobil mereka dalam keadaan baik dan bisa mengerti tentang kondisi mobil mereka.

Sistem Pakar yang diterapkan pada PDA tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk perbaikan dan perawatan mobil atau sebagai “Asistant Pribadi”

untuk seseorang yang ingin mendapatkan informasi dan untuk mendapatkan hasil yang optimal yang dibutuhkan dengan cepat sesuai dengan kondisi saat itu.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, didapatkan suatu perumusan permasalahan yaitu:

1. Bagaimana merancang sistem pakar yang dapat mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada mobil


(7)

3

2. Bagaimana merancang sistem tersebut dapat diterapkan pada PDA.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan aplikasi mengenai penerapan sistem pakar dalam diagnosa kerusakan mobil dibatasi oleh:

1. Data yang diambil merupakan data yang pasti, dan diambil berdasarkan buku Sebab-sebab Kerusakan Mobil (Boentarto:2003), dan Buku Pintar Otomotif (Siregar:2001)

2. Aplikasi hanya diterapkan pada PDA yang menggunakan sistem operasi yang berbasis Windows CE.

3. Aplikasi hanya mencakup penanganan kerusakan untuk mobil bermesin bensin pada beberapa bagian, yaitu: sistem bahan bakar dan sistem kelistrikan.

4. Sistem ini menggunakan metode backward chaining.

5. Sistem ini nantinya akan dibagi menjadi dua bagian yakni: a. Front Office System

Sistem ini menggunakan platform Personal Digital Assistant (PDA) Berbasis Windows CE dan aplikasnya menggunakan eMbedded Visual Tools.

b. Back Office System

Sistem yang berbasis pada platform windows untuk perancangan, pembuatan, dan aplikasi simulasi yang dilakukan pada komputer PC.


(8)

4

1.4 Tujuan

Tujuan dari penerapan aplikasi sistem pakar untuk diagnosa kerusakan mobil pada PDA yaitu:

1. Mengembangkan suatu sistem untuk mendiagnosa kerusakan mobil menggunakan metode backward chaining.

2. Memberikan output berupa informasi kerusakan yang sesuai untuk disampaikan pada pemilik mobil.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan laporan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membicarakan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang telah ditetapkan, meliputi landasan teori tentang permasalahan dan landasan teori tentang disiplin ilmu yang terkait.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan dan menjelaskan tentng metodologi penelitian yang digunakan dan hasil yang dicapai setelah melakukan penelitian dan membahas analisa dan perancangan sistem informasi yang berbasis komputer, meliputi alir sistem (System Flow), desain basis data, desain proses data, serta menjelaskan cara kerja sistem.


(9)

5

BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini membahas tentang pemecahan masalah berdasarkan landasan teori dan hubungan antar file yang digunakan penulis serta melakukan evaluasi terhadap penggunaan sistem, serta beberapa contoh penerapan aplikasi yang telah dibuat.

BAB V : PENUTUP

Berisikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan sistem yang telah dibuat untuk pengembangan dan penyempurnaan sistem selanjutnya.


(10)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

Sistem Pakar (Expert System) merupakan suatu sistem perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah. Sistem Pakar merupakan salah satu pengembangan dari teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intellegece (AI), yang menggabungkan pengetahuan dan penelusuran data untuk memecahan masalah yang secara normal memerlukan keahlian manusia, yaitu seorang pakar. Dengan menggunakan sistem pakar memungkinkan seseorang bisa meningkatkan kemampuan dan memperbaiki kualitas keputusannya sekalipun orang tersebut bukan ahli dibidangnya.

Dalam memecahkan masalah, biasanya seorang pakar memberi pertanyaan terlebih dahulu untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan atau jawaban. Seperti pada contoh berikut, dialog antara seorang pakar dengan pemakai:

Pakar : apakah mesin mati ? Pemakai : ya

Pakar : apakah motor stater tidak bekerja ? Pemakai : ya

Pakar : apakah klakson tidak bunyi ? Pemakai : ya


(11)

Pemakai : ya

Kesimpulan pakar : kotak baterai tidak sempurna karena tertutup oleh endapan putih.

Sebuah sistem pakar harus dapat menimbulkan dialog dan umumnya setelah diberi suatu jawaban tertentu, sistem pakar akan mencoba memberikan saran atau kesimpulan.

Keuntungan dari sistem pakar adalah keandalannya untuk bekerja terus menerus, dan selalu siap dalam kondisi apapun. Lain halnya dengan keadaan seorang pakar yang hanya dapat bekerja untuk jangka waktu tertentu, memerlukan makan, tidur, dan istirahat. Bila mengalami kelelahan, maka keandalanan pakar tersebut dapat menurun.

Disamping itu juga jauh lebih mudah dan cepat untuk menghasilkan sistem pakar yang serupa karena hanya tinggal memindahkan program pengetahuan yang sama dan jalankan di komputer, sedangkan untuk menghasilkan seorang pakar dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit.

2.1.1 Cara Kerja Sistem Pakar

Pada dasarnya Sistem Pakar dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pamakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawancara manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel.

Sistem Pakar mempunyai 3 komponen utama yaitu basis pengetahuan (knowledge base), mesin inferensi (inference engine), dan antarmuka input/output


(12)

(User Interface). Secara umum hubungan ketiga komponen tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Komponen Sistem Pakar

Sistem pakar yang bekerja pada PDA, prinsipnya sama seperti sistem pakar yang bekerja pada komputer PC. Pembuatan dan desain sistem yang akan diterapkan pada PDA dilakukan pada PC melalui emulator. Setelah selesai pembuatan dan desain tersebut, maka sistem siap kemudian untuk dilakukan

upload ke PDA. Hubungan antara PC Development dengan PDA dapat dilihat seperti pada gambar 2.2.

upload

Pocket PC

PC Development

Gambar 2.2 Hubungan PC dengan PDA 2.1.2 Knowledge Base

Sistem pakar akan mengumpulkan dan menyimpan informasi pengetahuan dari seorang pakar atau beberapa pakar, baik berupa fakta, ide, hubungan, maupun

User User

Interface

Inference Engine

Knowledge Base


(13)

interaksi yang dibutuhkan sebagai tambahan pengetahuan ke dalam komputer. Infromasi ini kemudian disebut sebagai basis pengetahuan (knowledge base).

Didalamnya juga terdapat daftar aturan (rule-baseb-sytem) yang sudah diuji untuk membantu proses pelacakan. Basis pengetehuan terdiri dari 2 bagian, yaitu:

1. Basis Kaidah (rule base).

2. Memori yang bekerja (working memory).

Basis kaidah berisi kaidah atau fakta-fakta yang merupakan bagian dari masalah. Basis kaidah tidak berubah selama konsultasi tertentu. Kaidah berikut merupakan salah satu contoh dari basis kaidah

kerusakan (kontak _baterai_tidak_sempurna) gejala (mesin_mati)

gejala (motor_stater_tidak_bekerja) gejala (klakson_tidak_berbunyi) gejala (terminal_baterai_kotor)

Bagian kedua dari basis pengetahuan adalah memori yang bekerja. Memori ini bertugas menampung fakta-fakta yang diperoleh selama proses konsultasi. Memori yang bekerja merupakan basis data dinamis. Selama malakukan konsultasi mesin inferensi mempergunakan fakta dan kaidah yang ada pada basis kaidah untuk menampung fakta pada memori.

2.1.3 Inference Engine

Mesin inferensi (inference engine) adalah bagian dari sistem pakar yang mendeduksi fakta-fakta baru dari fakta-fakta yang telah ada dengan menggunakan kaidah-kaidah yang ada. Proses deduksi ini menyangkut pencocokan dan unifikasi, disamping itu mesin inferensi juga mengontrol aliran dan tahapan inferensi. Dalam pengontrolan ini mesin inferensi menentukan kaidah mana yang


(14)

diuji terlebih dahulu dan apa yang dilakukan seandainya suatu kaidah sukses atau gagal.

Mesin inferensi mengambil fakta yang ada dari basis kaidah atau basis data statis dan memori yang bekerja, atau basis data dinamis kemudian menggunakannya untuk menguji kaidah-kaidah selama proses unifikasi. Ketika kaidah sukses maka kaidah tersebut ditambahkan ke memori yang bekerja.

Dalam merancang mesin inferensi, ada dua metode utama yang dibuat untuk mesin inferensi yang digunakan untuk menguji aturan tersebut yaitu penalaran maju (Forward Chaining) dan penalaran mundur (Backward Chaining). Dalam melakukan pelacakan keadaan, bisa dilakukan dengan dua pendekatan dasar, yaitu dengan metode forward chaining dan metode backward chaining.

1. Forward Chaining

Metode forward chaining adalah suatu metode dari mesin inferensi untuk memulai penalaran atau pelacakan suatu data dari fakta-fakta yang ada menuju suatu kesimpulan. Dalam forward chaining, kaidah interpreter mencocokkan fakta atau statement dalam pangkalan data dengan situasi yang dinyatakan dalam bagian sebelah kiri atau kaidah If. Bila fakta yang ada dalam pangkalan data itu sudah sesuai dengan kaidah If, maka kaidah diteruskan pada kaidah lain yang berhubungan.

Secara umum forward chaining memiliki ciri diawali dengan kumpulan kondsi kemudian menghasilkan suatu kesimpulan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat alur dari metode forward chaining seperti pada gambar 2.3


(15)

Gambar 2.3 Forward Chaining

2. Backward Chaining

Metode Backward chaining atau disebut juga denga penalaran mundur merupakan kebalikan dari metode forward chaining yaitu suatu metode yang digunakan dalam inference engine untuk melakukan pelacakan atau penalaran dari sekumpulan hipotesa menuju fakta-fakta yang mendukung kesimpulan tersebut. Jadi interpreter kaidah mulai menguji kaidah sebelah kanan yaitu Then. Mesin inferensi akan melacak bukti-bukti yang mendukung hipotesa awal. Jika ternyata sesuai, maka basis data akan mencatat kondisi terhadap status sistem yang berlaku. Semua sisi kaidah If yang benar-benar sesuai digunakan untuk menghasilkan hipotesa yang baru dan keadaan tujuan, yang kemudian direkam dalam basis data. Keadaan diatas terus berlangsung sampai hipotesa terbukti kebenarannya.

Secara umum backward chaining memiliki ciri diawali dari kesimpulan, kemudian menelusuri kondisi-kondisi yang menyusun kesimpulan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat alur dari metode backward chaining seperti pada gambar 2.4

Observasi 1

Observasi 2

Kaidah A

Fakta 1

Fakta 3 Kaidah B

Fakta 2

Kaidah E

Kesimpulan 2

Kaidah C Kesimpulan 1

Kaidah D

Kesimpulan 3


(16)

Gambar 2.4 Backward Chaining

Dalam melakukan penelusuran pada backward chaining berawal dari goal atau pada gambar 2.4 disebut sebagai tujuan, kemudian barulah mencari informasi untuk memenuhi goal tersebut. Pertama-tama mulai dengan memberitahu sistem, bahwa kita ingin membuktikan keadaan tujuan. Motor inferensi melihat pangkalan data yaitu Fakta untuk dicocokkan dengan pangkalan kaidah.

Pada kasus tertentu bisa saja menggunakan kedua metode tersebut secara bersama dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, forward chaining dan backward chaining digunakan secara kombinasional. Metode ini biasa disebut dengan mixed chaining.

2.1.4 User Interface

User interface atau antarmuka adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antara pemakai dengan program yang dibuat. Program akan mengajukan pertanyaan dengan bentuk tertentu, misalnya “ya atau tidak” (yes or no question) atau berbentuk menu pilihan dan juga akan menarik suatu kesimpulan dari hasil jawaban yang diberikan oleh pemakai atas setiap pertanyaan yang diberikan sistem pakar.

Observasi 1

Observasi 4

Kaidah A Fakta 1

Fakta 3 Kaidah C

Fakta 2

Tujuan Kaidah D

Kaidah E Kaidah B

Observasi 2


(17)

Antarmuka pemakai berfungsi sebagai suatu bagian perangkat lunak menyediakan sarana komunikasi antara sistem pakar dengan user melalui keyboard atau mouse yang ditampilkan pada layar monitor. Pengembangan antarmuka pemakai harus disesuaikan dengan pemakai dari sistem pakar tersebut sehingga dapat terjalin dengan baik.

2.1.5 Diagram Blok

Langkah awal yang dilakukan dalam menterjemahkan suatu bidang ilmu kedalam aturan sistem pakar yaitu melalui diagram blok (Block Diagram). Diagram blok merupakan susunan dari aturan-aturan tertentu yang terdapat didalam sebuah bidang ilmu.

Dengan membuat diagram blok maka kita dapat mengetahui urutan kerja sistem dalam mencari keputusan. Dari sini kita dapat memutuskan metode penelusuran yang akan digunakan, apakah metode forward chaining atau

backward chaining. Gambar 2.5 merupakan contoh dari diagram blok.

Gambar 2.5 Contoh Diagram Blok

2.1.6 Diagram Ketergantungan

Setalah kita mengetahui urutan kerja sistem dalam mencari keputusan dari Diagram Blok, langkah selanjutnya yaitu kita membuat diagram ketergantungan (dependency diagram). Diagram ketergantungan didalam berfungsi untuk


(18)

menunjukkan hubungan atau ketergantungan antara inputan jawaban, aturan-aturan (rule), nilai-nilai dan direkomendasikan untuk sistem berbasis pengetahuan.[Dologite, D.G,1993]. Dari blok diagram di atas apabila diteruskan menjadi diagram ketergantungan akan terlihat seperti gambar 2.6

Gambar 2.6 Contoh Diagram Ketergantungan 2.2 Personal Digital Asisstant

Personal Digital Assitant (PDA) adalah komputer berukuran kecil yang mampu menyimpan dan mengelola informasi. Pada umumnya PDA bekerja dengan Sistem Operasi Windows CE atau Palm OS yang dapat dioperasikan menggunakan layar sentuh atau tombol. Fungsi-fungsi dasar yang dapat dilakukan PDA adalah menyimpan daftar alamat dan nomor telepon, pengaturan jadwal (schedulling) dan kalender pribadi, dan membuat catatan kecil. PDA yang lebih canggih dapat menjalankan program aplikasi pengolah kata, spreadsheet, buku elektronik, bahkan e-mail dan akses internet. PDA juga memungkinkan untuk bertukar informasi dengan personal komputer (PC).


(19)

PDA juga didesain untuk dapat beroperasi bersama dengan PC, dengan melakukan up-loading. Setelah program sistem pakar dibuat dan diuji pada

emulator, maka siap untuk diimplementasikan pada PDA, dengan melakukan sinkronisasi PC dan PDA sehingga informasi yang disimpan pada kedua perangkat tersebut menjadi sama atau up-todate.

Ada berbagai macam dan jenis PDA yang beredar dipasaran, antara lain

Pocket PC, Handheld PC, dan Palm-size PC. Perbedaan utamanya terletak pada ukuran, tampilan dan cara pengoperasiannya.

2.2.1 Bagian-bagian PDA a. Mikroprosesor

PDA menggunakan prosesor yang lebih kecil dan lebih murah dari prosesor yang ada pada PC, antara lain Motorola Dragon-ball, Multiprocessor Without Interlocked Pipeline Stages (MIPS), atau Hitachi SH7709a walaupun mikroprosesor ini lebih lambat dari pada sejenisnya PC dengan perbandingan sekitar 16-75 MHz dibanding 1000 MHz, namun kemampuannya sudah mencukupi untuk menjalankan fungsi-fungsi umum PDA.

b. Memori

PDA tidak mempunyai hard drive. Data dan program tambahan disimpan di dalam Random Access Memory (RAM). Cara ini ada keunggulannya dibandingkan dengan PC. Ketika PDA dihidupkan, semua program dengan segera bisa dipakai karena tidak memerlukan proses loading data dari hard drive ke memori. Pada saat PDA dimatikan data tetap tersimpan di RAM kerena PDA menggunakan sedikit daya dari baterai untuk mempertahankan


(20)

data di RAM. PDA menggunakan memori card tambahan, antara lain Solid State Memory, Flash Memory SD Card (MMC)

PDA yang ada saat ini menggunakan memori berukuran 2 MB hingga 256 MB. Dengan memori sebesar ini, PDA dapat menyimpan banyak data dan menjalankan program-program. 1 MB memori dapat menyimpan hingga 4000 alamat dan 100 pesan e-mail. Tambahan memori diperlukan untuk menyimpan data yang berukuran besar seperti foto digital atau data audio.

b. Layar

PDA mempunyai tampilan Liquid Crystal Display, layar kristal cair (LCD) dengan resolusi 160 x 160 hingga 240 x 320 pixel dan warna yang ditampilkan bervariasi dari 16 hingga 65.536 warna. Jenis LCD yang digunakan adalah active matrix atau passive matrix. Tampilan active matrix

lebih atraktif, cepat dan dapat dilihat dari beberapa sudut dari pada tampilan

passive matrix. Tidak seperti pada PC dimana LCD hanya digunakan sebagai output, PDA menggunakan layarnya sebagai input dan output

c. Baterai

Baterai yang umum digunakan pada PDA adalah tipe baterai yang dapat diisi ulang (rechargeable) berasal dari bahan Lithium, nickel-cadmium atau logam

nickel hydrida. Daya tahan baterai tersebut bergantung pada konsumsi PDA tersebut. Pada saat baterai PDA sedang diisi ulang, PDA tersebut masih dapat digunakan.

d. Perangkat Input

Pada umumnya PDA dilengkapi dengan suatu alat yang berbentuk seperti pensil yang dinamakan stylus. Alat ini berfungsi sebagai penunjuk seperti


(21)

mouse dengan mengguratkan ujung stylus pada layar LCD. Selain itu stylus

juga dapat digunakan untuk menulis pada layar karena PDA dapat mengenali huruf-huruf yang ditulis dengan teknologi pengenalan tulisan tangan (handwriting recognition).

2.2.2 Windows CE Operating System

Windows CE Opersting Sistem (Windows CE) adalah sebuah sistem operasi 32 bit yang bersifat modular dan real-time dengan ukuran yang cukup kecil sehingga cocok diimplementasikan pada perangkat elektronik dengan komputer di dalamnya. Windows CE mengkombinasikan keunggulan dan kompabilitas Pada pengembangan tahap lanjut mendukung berbagai arsitektur prosesor dan kemampuan komunikasi dan dukungan jaringan komputer sehingga menjadikannya landasan yang terbuka, skalabel dan lengkap untuk diimplementasikan pada berbagai produk berdasarkan Windows CE seperti perangkat kontrol industri, telepon, kamera hingga pada perangkat hiburan.

Pada tahun 1996, dimana PDA mulai populer dipasaran dengan seri Palm

sebagai pemain utama, disamping Sharp Zaurus dan PSION. Microsoft mencoba untuk merebut pasar dengan meluncurkan Pegasus (yang pada akhirnya disebut Windows CE) yang mempunyai tampilan mirip dengan windows PC diharapkan akan menggeser popularitas Palm OS, mengingat pada saat itu Microsoft telah berhasil menguasai pasar dengan Windows 95-nya. Namun pada kenyataannya Windows CE menemui kegagalan. Walaupun pada saat itu Pegasus sudah mempunyai fitur yang cukup bagus seperti Pocket Word dan Excel. Hal ini disebabkan pada Pegasus / Windows CE 1.0 mempunyai beberapa kelemahan yang cukup mencolok, diantaranya masih menggunakan miniatur papan ketik


(22)

untuk melakukan aplikasi sehingga merepotkan untuk digunakan, disamping itu penggunaan memorinya cukup boros sehingga harga perangkatnya menjadi tidak murah.

Dari kegagalan itu, Microsoft meluncurkan versi berikutnya, Windows CE 2.0 yang mepunyai fitur yang lebih banyak, diantaranya dukungan warna dan Pocket Power Point. Namun karena masalah penggunaan memori masih boros,

Sekitar tahun 2000, Microsoft kembali meluncurkan versi berikutnya yang diberi nama Microsoft Windows For Pocket PC (disingkat Pocket PC). Yang dikembangkan dari teknologi Windows CE 3.0. Pengembangan dilakukan pada

kernel, dukungan driver dan hardware, protokol komunikasi dan sekuriti. Adapun fitur-fitur yang dimiliki oleh Pocket PC / Windows CE antara lain:

1. Contacts, Calendar dan Notes (Pocket Outlook).

2. Pocket Word, aplikasi pengolah kata seperti Microsoft Word.

3. Pocket Excel, aplikasi pengolah spread sheet seperti pada Microsoft Excel. 4. Pocket Internet Explorer.

5. Windows Media Player For Pocket PC. 6. Microsoft Reader

2.2.3 Pocket PC Emulator

Pocket PC Emulator adalah program emulator yang berguna untuk memudahkan pembuatan program melakukan testing program aplikasi yang sedang dibuat. Pocket PC Emulator ini mempunyai tampilan berukuran sama dengan sistem operasi yang sama mirip dengan Pocket PC Device pada umumnya. Bentuk dari emulator pada Pocket PC seperti pada gambar 2.7


(23)

Gambar 2.7 Pocket PC Emulator

2.2.4 Microsoft ActiveSync

Microsoft ActiveSync adalah program yang berguna untuk melakukan sinkronisasi data antara PDA dan PC sehingga informasi yang disimpan pada kedua perangkat tersebut menjadi sama dan up-todate. Hal ini dilakukan pada e-mail dan kalender atau dokumen sehingga penggunaannya dapat bekerja dengan versi file yang paling akhir.

Dengan ActiveSync, penggunanya dapat memilih bagian-bagian mana yang harus disinkronisasi. Prosesnya pun dapat dilakukan secara otomatis atau manual. Media koneksinya dapat dipilih antara port serial, infra red, Ethernet LAN atau modem.


(24)

2.3 Konsep Data Base pada Pocket PC 2.3.1 MS SQL Server 2000

Database SQL Server merupakan suatu sistem manjemen database relasional karena dapat menghubungkan data dari berbagai tabel yang dapat mempermudah pembuatan suatu sistem aplikasi database. Microsoft SQL Server 2000 menyediakan berbagai fasilitas dan kemudahan dalam mengelola suatu database terutama dalam mengelola database yang memiliki record besar. Database SQL Server dapat menangani ribuan user yang bekerja dalam multiple database pada server yang sama dan dalam waktu yang sama.

2.3.2 Microsoft SQL Server 2000 Windows CE Edition

Microsoft SQL Server 2000 Windows CE Edition (SQL Server CE) adalah sebuah database untuk pengembangan aplikasi yang memiliki kemampuan manajemen pada perangkat portabel. Database mempunyai kemiripan dengan SQL Server yang telah dikenal selama ini dalam hal API dan perintah-perintah

Structured Query Language (SQL) untuk menjamin kompabilitas dengan SQL Server versi Lainnya. SQL Server CE memiliki sejumlah fitur yang essensial untuk sebuah database relasional, termasuk prosesor optimasi query,berbagai tipe data, sementara bentuknya yang kompak akan menghemat kebutuhan pada sistem. SQL Server CE memungkinkan data di-update secara simultan baik pada perangkat PDA maupun pada sever. Data dapat dimanipulasi secara lokal dan disinkronisasi dengan server kemudian ketika hubungan keduanya memungkinkan. Hal ini membuat SQL Server CE ideal untuk sistem yang mempunyai mobilitas tinggi. SQL Server CE didesain untuk mengelola data pada perangkat dengan memori yang terbatas dan memiliki berbagai pilihan


(25)

koneksi ke server sehungga data dapat diakses pada situasi yang beragam. Sistem database itu sendiri mengkonsumsi memori antara 800 KB hingga 1,3 MB. SQL Server CE dapat mengelola database hingga ukuran 2 GB, sebuah ukuran yang sangat besar untuk ukuran sebuah PDA.

2.3.3 Sinkroniasi Data

Sinkronisasi data adalah proses untuk melakukan penyamaan data antara PC dan PDA sehingga informasi yang disimpan pada kedua perangkat tersebut menjadi sama dan up-todate. Proses sinkronisasi dilakukan dalam keadaan online, dimana aplikasi pada PDA dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun jika terhubung dengan PC sebagai komputer induk dan pusat database.

Salah satu cara melakukan sinkronisasi adalah dengan menggunakan API yang dinamakan Remote Data Access (RDA). RDA adalah salah satu metode sinkronisasi data yang bekerja pada basis internet. Penggunaan RDA merupakan cara yang sederhana untuk menarik data dari server database Ms SQL Server versi 6.5, versi 7.0 atau versi 2000 (selanjutnya disebut remote database) dan menyimpannya pada database SQL Server CE (selanjutnya dinamakan local database). Selanjutnya aplikasi akan membaca dan memanipulasi data pada local database tersebut. SQL Server CE juga dapat mencatat perubahan-perubahan yang dilakukan local database tersebut. Ketika pocket PC terhubung kembali dengan server maka perubahan pada local database dapat dikirim ke remote database. Selain sederhana, RDA merupakan cara yang efektif dan cocok untuk mentransfer data dari dan ke remote database ketika koneksi tidak memungkinkan atau remote database tidak menggunakan Ms SQL 2000. RDA dapat implementasikan tanpa


(26)

harus melakukan konfigurasi khusus pada sisi remote database, sehingga hal ini memberikan keuntungan tersendiri.

Cara kerja dari RDA adalah, pada saat terjadi sinkronisasi, SQL Server CE melakukan sinkronisasi dengan membuat koneksi HTTP dengan remote database melalui Micrsoft Internet Information Service (IIS). Proses ini menggunakan otentikasi, otorisasi dan enkripsi dari IIS, kemudian berkomunikasi dengan SQL Server yang terletak dibelakang firewall atau proxy server. Replikasi juga dapat dilakukan melalui local area network (LAN) dan Wide area network (WAN). Protocol komunikasi pada RDA didisain untuk hubungan nirkabel. Kompresi digunakan untuk memperkecil ukuran data yang ditansfer, enkripsi dapat diaktifkan untuk pengamanan data-data yang rahasia dan kegagalan komunikasi ditangani dengan mengulangi transmisi sejak pengiriman terakhir yang berhasil.

Untuk pembuatan database pada PDA yang akan bersinkronisasi dengan PC menggunakan metode Remote Data Access (RDA). Pada RDA ini database nantinya dibagi menjadi dua yakni Remote Database (server) dan Lokal Database


(27)

Gambar 2.8. Arsitektur RDA

Perintah-perintah yang dilakukan pada RDA : Pull ( mengambil data dari remote databse kemudian menyimpannya di local database, Push ( mengekstrak data dari local database dan mengirimkannya ke remote database), Submit SQL (memerintahkan SQL Server CE Client Agent agar membuat koneksi dengan SQL Server Server Agent melalui protokol http dan mengeksekusi perintah SQL).

Hal yang patut menjadi perhatian besar dalam membangun sebuah aplikasi dimana terdapat situasi yang memungkinkan record-record di-update secara stimultan pada Server (remote database) maupun pada pocket PC (local database) yakni: Tidak peduli kapan dan seberapa sering sebuah record pada remote

Aplikasi

SQL Server CE Client Agent

SQL Server CE Database Engine

Local Database

IIS SQL Server CE

Server Agent

SQL Server OLEDB

Remote Database Server


(28)

database di update, jika record yang sama juga di update pada local database, konflik data akan selalu dimenangkan oleh local database yang terakhir melakukan sinkronisasi.

2.3.4 SQL Server CE Relay

SQL Server CE Relay (SSCERelay) adalah sebuah komponen yang dapat diinstal pada sebuah PC yang terhubung dengan jaringan komputer. PC ini akan berfungsi sebagai penghubung bagi Pocket PC untuk berkomunikasi dengan remote database sehingga perangkat itu tidak membutuhkan network card atau modem. Cara ini sangat membantu untuk Pocket PC yang tidak mempunyai hubungan langsung ke server/jaringan komputer. SQL Server CE Relay

mempunyai keuntungan, yaitu menekan biaya karena tidak perlu membeli alat tambahan dan dapat digunakan pada keadaan lingkungan yang tidak memungkinkan, misalnya jalur komunikasi telepon yang buruk atau terhalangnya sinyal oleh gedung tinggi pada hubungan nirkabel. Cara kerja SSCE Relay dapat dilihat seperti pada gambar 2.9


(29)

Pocket PC PC Pass-Through Device IIS Server

Gambar 2.9 Cara Kerja SSCE Relay

dim ceRDA As ssce.RemoteDataAccess

Set ceRDA = CreateObject(“SSCE.RemoteDataAccess.1.0”) ceRDA.InternetURL=http://IIS_Server/ssce/sscesa10.dll ceRDA.InternetProxyServer=”ppp_peer:81

‘Otentikasi Anonymous

‘ceRDA.InternetLogin = “USER” ‘ceRDA.InternetPassword = “*******” …

C:>sscerelay /clientport 81 /servername


(30)

26

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Abstraksi Sistem

Sistem ini nantinya akan dibagi menjadi dua, yaitu Front Office dan Back Office. Sistem front office menggunakan platform PDA dan pada back office menggunakan platform PC. Adapun dilakukannya pembuatan dua sistem ini dilakukan mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh PDA antara lain memori, tampilan, warna dan lain-lain. Semua perancangan, desain sistem, penulisan kode program dan database awal dilakukan pada PC Development, setelah dilakukan uji coba simulasi pada emulator maka aplikasi siap untuk di-upload ke PDA.

3.2 Bagan Sistem

.

Gambar 3.1 Bagan Sistem

Pocket PC (PDA)

P C

DATABASE SERVER Back Office Sistem

Front Office Sistem


(31)

27

Pada bagan sistem terlihat pada gambar 3.1 sistem terdiri dari Front Office

Sistem (yang terdiri dari PDA), dan Back Office Sistem (yang terdiri dari sebuah PC dan sebuah sever). Garis putus-putus yang melingkupi PC dengan Server menunjukkan bahwa nantinnya PC juga berperan sekaligus menjadi Server.

Proses pendistribusian data dari sumber data (publisher) ke penerima data (subscriber). Pada keadaan ini maka SQL Server akan berperan sebagai publisher dan SQL Server CE akan berperan sebagai subsriber. Konfigurasi ini memungkinkan publisher dan subscriber melakukan update pada masing-masing database, baik keduanya sedang terhubung ataupun tidak. Data-data yang di-update akan disinkronisasi ketika koneksi terjadi. Namun resiko terjadinya konflik pada sinkronisasi ini sangat mungkin terjadi. Konflik tersebut dapat diatasi dengan membuat beberapa table penghubung yang bertugas menangani database PDA dan PC.

3.3 Perancangan Sistem 3.3.1 Diagram Alir Sistem

Diagram alir (flowchart ) adalah diagram (chart) yang menunjukkan alir proses (flow) didalam program atau prosedur sistem secara logika dan menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program.

Setelah konsep database SQL Server CE dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu pada pada bab Konsep Database pada PocketPC, maka berikut ini akan menjelaskan mengenai teknik pembuatan aplikasi dengan akses database dan

sinkronisasi menggunakan Remote Data Access (RDA).

Aplikasi yang akan dibuat adalah program yang akan melakukan proses-proses sebagai berikut:


(32)

28

1. Membuat local database (SQL Server CE) melalui kode program.

2. Men-download data dari remote database (SQL Server) dan menyimpan kedalam local database.

3. Memanipulasi isi record, menambah, mengedit dan menghapus record pada local database.

4. Melakukan upload data yang dimanipulasi pada local database ke remote database.

Dengan proses seperti diatas, maka sistem ini mempunyai diagram alir seperti pada gambar 3.2 berikut ini.

Mulai

apakah Aplikasi pertamakali

dijalankan

Baca parameter untuk koneksi remote database

Masukkan parameter untuk koneksi dengan remote

database

- buat local database - buat table-table dalam lokal database - buat koneksi ke remote database dan download

datanya ke dalam local database

- tampilkan data pada lokal database

- manipulasi data pada local

database

- buat koneksi ke remote database - upload data dari local database ke

remote database

Selesai

T

Y


(33)

29

3.3.2 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) merupakan teknik grafik yang digunakan untuk menjelaskan aliran informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data sampai keluaran. Digunakannya DFD pada sistem ini dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman aliran data yang terjadi saat sinkronisasi dari download ke local database sampai upload kembali ke server database.

A. DFD Level Kontex

DFD Level kontex disebut juga dengan contex diagram ini menggambarkan pandangan mengenai sistem secara keseluruhan. Dalam level ini hanya memuat aliran data antara external entity dan proses, sama sekali belum melibatkan data store.

Gambar 3.3 adalah gambar DFD level kontex dari sistem aplikasi diagnosa kerusakan mobil, dimana melihatkan dua entity yaitu entity pakar ahli untuk memberi informasi pengetahuan dan melakukan inisialisasi atau sinkronisasi, dan entity user yang nantinya sebagai pengguna dan melakukan konsultasi.


(34)

30

Informasi Pengetahuan

Inisialisasi

Informasi Hasil Konsultasi

Informasi Kerusakan Sinkronisasi

0

Sistem Aplikasi Diagnosa Kerusakan

Mobil

+

Pakar Ahli

User

Gambar 3.3 Diagram Level Kontex

B. DFD Level 0

DFD Level 0 atau disebut juga dengan overview diagram dimulai dari pakar ahli melakukan inisialisasi, kemudian membuat local database dan tabel. Setelah database siap, selanjutnya dilakukan download data dari server database (PC) ke local database (PDA), maka data siap untuk dimanipulasi yaitu update, insert, delete serta siap ditampilkan ke layar.

Data hasil manipulasi tersebut tetap berada di local database sampai dilakukan sinkronisasi. Jika dilakukan sinkronisasi, maka data hasil manipulasi tersebut akan di upload ke server database, sehingga data yang berada di server maupun local menjadi sama. Gambar 3.4 adalah gambar DFD Level 0 dari sistem aplikasi diagnosa kerusakan.


(35)

31

Data Pengetahuan

Informasi Hasil Konsultasi Informasi Kerusakan Data Konsultasi

Data Manipulasi Data MasAnswer2 Disimpan

Data MasAnwer2 Dibaca Data MasGoal2 Disimpan Data MasGoal2 Dibaca

Data MasUser2 Disimpan

Data MasUser2 Dibaca Data MasRules2 Dibaca

Data MasRule2 Disimpan Data MasQuestion2 Disimpan

Data MasQuestion2 Dibaca

Data MasAnswer Upload

Data MasSet2 Disimpan

Data MasSet2 Dibaca

Informasi Pengetahuan

Inisialisasi

Parameter Koneksi ke Local Database

Parameter Download Data

Sinkronisasi

Parameter Koneksi ke Server Data MasSet Upload

Data MasQuestion Upload Data MasUser Upload

Data MasGoal Upload

Data MasAnswer Dibaca Data MasGoal Dibaca

Data MasUser Dibaca

Data MasRules Dibaca Data MasQuestion Dibaca

Data MasSet Dibaca

Parameter Manipulasi Parameter Create Database

Pakar Ahli User 1 Melakukan Inisialisasi 2 Membuat Local Database 3

Download Data ke Local Database

4

Manipulasi Data di Local Database 5

Melakukan Sinkronisasi

6

Melakukan Upload Data ke Server Database

7 Menampilkan Data di Local Database 1 MasSet 2 MasQuestion 3 MasRules 4 MasUser 5 MasGoal 6 MasAnswer Pakar Ahli 7 MasSet2 8 MasQuestion2 9 MasRules2 10 MasUser2 11 MasGoal2 12 MasAnswer2


(36)

32

3.3.3 Entity Relationship Diagram

ERD merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk merepresentasikan atau menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk pemrosesan database. Pada tugas ini ERD digunakan untuk menggambarkan relasi antar tabel. Tabel-tabel yang ada nantinya menggunakan Microsoft SQL Server pada PC (yang juga berfungsi sebagai server) dan Microsoft SQL Server CE pada PDA. Adapun susunan dari kedua database tersebut adalah sama karena metode koneksi database tersebut menggunakan konsep Remote Data Access (RDA) yang menuntut kesamaan nama tipe field dan kolom dari Remote Database dan Local Database. Bentuk dari ERD yang akan digunakan untuk manipulasi data pada aplikasi diagnosa kerusakan mobil adalah sebagai berikut:

rules

ans wer goal

ques tion Mas S et

kode parent c ha pter next_s et

Mas Que s tion id

kode parent que s tion not e

Mas Goa l id kode goa l parent

Mas A nwer id kode parent ans we r Mas Rule s

id parent c on d1 c on dn res ult

Gambar 3.5 ERD Diagnosa Kerusakan

3.3.4 Perancangan Struktur Database

Agar sitem dapat berjalan sebagaimana mestinya, maka dirancang struktur

database dan struktur tabel yang nantinya digunakan untuk manipulasi data, yaitu


(37)

33

tabel MasSet untuk menyimpan parent atau set induk, tabel MasQuestion untuk menyimpan premise dari masing-masing parent dimana table MasQuestion ini juga akan menjadi pertanyaan untuk konsultasi. Untuk menyimpan goal atau tujuan dari masing-masing parent digunakan tabel MasGoal, sedangkan untuk menyimpan jawaban dari premise digunakan tabel MasAnswer. Tabel Rules untuk menyimpan kombinasi dari tabel-tabel tersebut diatas aturan atau konklusi dari permasalahan.

Dibawah ini merupakan rancangan rancangan seluruh tabel yang digunakan dalam sistem ini:

1. Nama : MasSet

Primary Key : Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan set parent Tabel 3.1 Tabel MasSet

NO Nama Field Tipe Lebar PK FK Keterangan

Tabel Kolom

1 Id Int 4 PK Id Record

2 Kode Int 4 Indeks Parent

3 Parent Int 4 Kode Parent

4 Chapter Text 50 Teks Parent


(38)

34

2. Nama : MasQuestion Primary Key : Id

Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan premise pertanyaan Tabel 3.2 Tabel MasQuestion

NO Nama Field Tipe Lebar PK FK Keterangan

Tabel Kolom

1 Id Int 4 PK Id Record

2 Kode Int 4 Indeks Question

3 Parent Int 4 Kode Parent

4 Question Text 50 Teks Parent

5 Note Text 1000 Teks Keterangan

6 Status Int 4 Root

3. Nama : MasGoal

Primary Key : Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan goal dari parent Tabel 3.3 Tabel MasGoal

NO Nama Field Tipe Lebar PK FK Keterangan

Tabel Kolom

1 Id Int 4 PK Id Record

2 Kode Int 4 Indeks Goal

3 Goal Text 50 Teks Goal

3 Repair Text 1000 Teks Perbaikan

4 Parent Int 4 Kode Parent


(39)

35

4. Nama : MasAnswer

Primary Key : Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan jawaban dari pertanyaan Tabel 3.4 Tabel MasAnswer

NO Nama Field Tipe Lebar PK FK Keterangan

Tabel Kolom

1 Id Int 4 PK Id Record

2 Kode Int 4 Urutan Pertanyaan

3 Parent Int 4 Kode Parent

4 Answer Text 20 Teks Pertanyaan

5. Nama : MasRules

Primary Key : Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan kombinasi konklusi Tabel 3.5 Tabel MasRules

NO Nama Field Type Lebar PK FK Keterangan

Tabel Kolom

1 Id Int 4 PK Id Record

2 Parent Int 4 Kode Parent

3 Cond1...n Text 20 Kondisi 1 sampai n

4 Result Text 20 Hasil Diagnosa

6. Nama : MasUser

Primary Key : Id Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan user dan password admin Tabel 3.6 Tabel MasUser

NO Nama Field Type Lebar PK FK Keterangan

Tabel Kolom

1 Id Int 4 PK Id Record

2 Username Text 20 Nama User


(40)

36

3.4 Perancangan Rule Base 3.4.1 Block Diagram

Block Diagram diperlukan untuk mengetahui urutan kerja sistem dalam menemukan suatu diagnosa kerusakan. Gambar 3.6 merupakan gambar block diagram diagnosa, sedangkan gambar 3.7 merupakan detil dari block diagram.

Diagnosa Kerusakan Sistem Kelistarikan Sistem Bahan bakar Sistem Pengisian Sistem Penyalaan Sistem Pengisian

Gambar 3.6 Block Diagram Diagnosa Kerusakan

Cek Kondisi Mesin Sistem Bahan Bakar Diagnosis Cek Sistem Penyalaan Sistem Penyalaan Diagnosis Cek Sistem Pengisian Sistem Pengisian Diagnosis Sistem Pengapian Diagnosis Begin Tersendat Mati Not Ok Not Ok OK OK


(41)

37

3.4.2 Diagram Ketergantungan

Dari block digram seperti diatas, selanjutnya dapat dibuat diagram ketergantungan (dependency diagram) yang menunjukkan hubungan atau ketergantungan antara input jawaban, aturan-aturan (rule), nilai-nilai dan direkomendasikan untuk menjadi berbasis pengetahuan.[Dologite G.G,1993]. Gambar 3.8 berikut ini merupakan dependency diagram dari diagnosa kerusakan mobil.


(42)

38

? Cek Kondisi Mesin (Mati,Tersendat) Set 1

Diagnosa Awal

Bahan Bakar (Baik,Tidak) ? Cek Karburator

? Cek Choke

Set 2 Diagnosa

Sistem Bahan Bakar

Kelistrikan

? Cek Starter Set 3

Cek Sistem Pengisian

? Cek Solenoid

Not_ok ? Cek Sekring

Set 4 Diagnosa

Sistem Pengisian

Ok ? Cek Klakson

Set 5

Cek Sistem Penyalaan

Not ok ? Cek Terminal Batery

? Cek Air Batery

Set 6 Diagnosa

Sistem Penyalaan

OK ? Cek Busi

? Cek Platina ? Cek Coil

Set 7

Diagnosa Sistem Pengapian

? Cek Saringan Udara (Baik,Tidak) (Baik,Tidak)

Masalah Bahan Bakar

(Ya,Tidak) (Baik,Tidak) (Baik,Tidak) (Baik,Tidak) (Ok,Not_ok) (Baik,Tidak) (Baik,Tidak) (Baik,Tidak) (Ya,Tidak) Kerusakan Katup Choke

Kerusakan Karburator Kerusakan Pompa Bahan Bakar

Saringan Udara Kotor Sistem Bahan Bakar Tidak Bermasalah

Sekring Putus Kerusakan Solenoid Kerusakan Dinamo Starter Kerusakan Tomol Penyalaan Terminal Batery Kotor

Daya Batery Kurang Kerusakan Alternator Kerusakan Kabel Batery

Kerusakan Busi Kerusakan Distributor

Kerusakan Platina Coil Terlalu Panas Sistem Kelistrikan Tidak Bermasalah Masalah Kelistrikan

(Ok,Not_ok)

? Cek Dinamo Stater (Baik,Tidak) ? Cek Alternator

(Baik,Tidak) ? Cek Pompa Bahan Bakar

(Baik,Tidak)

(Baik,Tidak) ? Cek Distributor

(Baik,Tidak)


(43)

39

3.4.3 Perancangan Decission Table

Decision Table dibuat untuk menunjukkan antar hubungan nilai-nilai pada hasil fase antara atau rekomendasi akhir knowledge base system. Pada Table 3.7 berikut menunjukkan salah satu contoh perancangan decision table untuk rule set 4 yaitu parameter pengisian yang berdasarkan pada perancangan dependency diagram.

Tabel 3.7 Reduksi Decision TableRuleSet 4

Step 1 : Plan

Kondisi : Air Batery Habis (Ya/Tidak) = 2 Terminal Batery Kotor (Ya/Tidak) = 2

Baris : 2 x 2 = 4

Step 2 : Completed Decision Table

Rule Air Batery Habis Terminal Batery Kotor

Kerusakan A 1

A 2 A 3 A 4

Y Y T T Y T Y T

Daya Batery Kurang Daya Batery Kurang Terminal Batery Kotor

Tdk Ada Kerusakan Sist Pengisian

Step 3 : Reduced Decision Table

Rule Air Batery Habis Terminal Batery Kotor

Kerusakan B 1

B 2 B 3

Y T T - Y T

Daya Batery Kurang Terminal Batery kotor

Tdk Ada Kerusakan Sist Pengisian

Dalam Tabel 3.8 rencana decision table adalah untuk rangkaian aturan akhir kondisi yang saling terkait, dimana yang masing-masing dapat memiliki sejumlah nilai berbeda. Air Batery Habis, kondisi pertama hanya memiliki dua nilai yaitu Ya atau Tidak. Begitu pula Terminal Batery Kotor, kondisi kedua juga memiliki dua nilai yaitu Ya atau Tidak.

3.4.4 Perancangan Desain Arsitektur.


(44)

40 Knowledge Base Parameter Interface Pakar Interface User Inference Engine Pakar User Out Put Diagnosa Kerusakan Database User Database Pakar

Gambar 3.9 Desain Arsitektur Berikut adalah keterangan dari desain arsitektur

1. Interface Pakar : media yang digunakan oleh pakar untuk

mengembangkan sistem dan untuk berhubungan dengan sistem

2. Parameter : parameter koneksi untuk manipulasi knowledge base

dan database pakar.

3. Knowledge base : basis pengetahuan yang terdiri dari fakta dan aturan. 4. Database Pakar : digunakan untuk mengembangkan basis pengetahuan

apabila pakar ingin menambah, mengedit, atau menghapus rule.

5. Interface User : sebagai media oleh user untuk melihat dan

berkonsultasi dengan sistem.

6. Inference Engine : mekanisme inferensi yang digunakan adalah

Backward Chaining yaitu memunculkan salah satu

goal kemudian dicari atau dibuktikan kondisi yang menyusun goal tersebut.


(45)

41

7. Output : output dari program akan menunjukkan hasil dari konsultasi, yaitu hasi diagnosa pembuktian yang dilakukan.

3.5 Perancangan Proses

Berdasar dari teori-teori yang telah dijelaskan diatas, dapat dilakukan perancangan untuk desain proses yang akan berjalas. Perancangan proses dalam sistem ini adalah sebagai berikut :

1. Diagram Alir untuk Proses Inference Engine.

2. Diagram Alir untuk Desain Expert.

3. Diagram Alir untuk Desain Konsultasi User.

Gambar 3.10 menjelaskan proses inference engine dari menggunakan metode

backward chaining yaitu penelusuran data yang dimulai dari goal diagnosa awal yang akan dibuktikan kebenarannya.

START

CEK GOAL JAWABAN DARI SET AWAL YANG AKAN

DIBUKTIKAN

CEK GOAL SET

NEXT SET = 0

END

Y

T SET BERIKUTNYA CEK NEXT SET

DIAGNOSA KERUSAKAN

DETAIL PREMISE

CEK JAWABAN DARI DETAIL PREMIS


(46)

42

Kemudian disusun diagram alir untuk maintenance pakar untuk mendefinisikan aturan-aturan yang akan digunakan, seperi yang terlihat pada gambar 3.11 berikut ini

START

BUKA DATABASE

DATA SUDAH ADA TAMPILKANDATABASE

INPUT / UPDATE DATA

SIMPAN DATA

ATURAN SUDAH ADA

PILIH SET / DETAIL SET

INPUT / UPDATE

RULE ATURAN SIMPAN DATA TAMPILKAN RULE ATURAN INPUT / UPDATE

ATURAN LAGI END

TAMPILKAN

RULE ATURAN MASRULES

T Y Y T T Y MASANSWER MASGOAL MASSET MASQUESTION

Gambar 3.11 Diagram Alir Proses Desain Expert

Sedangkan gambar 3.12 menjelaskan proses jalannya rule aturan yang berdasarkan pilihan jawaban dari user.


(47)

43

START

TENTUKAN GOAL YANG AKAN DIBUKTIKAN

JAWAB PERTANYAAN

KONFIRMASI JAWABAN SESUAI

INFERENCE ENGINE

DIAGNOSA

KERUSAKAN SIMPAN KE DATABASE DETAIL DIAGNOSA KONSULTASI LAGI

DIAGNOSA KERUSAKAN

END

T Y

Y

T

Y Y

Gambar 3.12. Gambar Alir untuk Desain Konsultasi User

3.6 Perancangan Input Output pada PDA

Adapun perancangan input output front office ini yang nantinya akan diimplementasikan pada PDA adalah sebagai berikut:


(48)

44

3.6.1 Rancangan Interface Login

Gambar 3.13 Interface Login

Interfacae Login digunakan untuk verifikasi apakah pengguna merupakan admin atau bukan. User admin (owner) dapat melakukan setting keseluruhan atau

update, jika bukan hanya bisa menggunakan aplikasi untuk user saja. Seperti yang terlihat pada gambar 3.13

3.6.2 Rancangan Interface Maintenance Sets A. Rancangan Interface Tree of Sets


(49)

45

Pada gambar 3.14 Rancangan Interface Tree of Sets digunakan untuk

maintenance set inti dari pakar yang nantinya akan digunakan. Set tersebut digambarkan dengan menggunakan control tree view, untuk mempermudah gambaran mengenai aturan yang nantinya akan dibuat.

B. Rancangan Interface Detail of Set

Gambar 3.15 Rancangan InterfaceDetail of Set

Pada gambar 3.15 detail set merupakan detail dari set inti, dimana digunakan untuk menambah atau menghapus goal dari masing-masing rule inti. Goal tersebut merupakan hasil dari pembuktian diagnosa.


(50)

46

C. Rancangan Interface Tree of Questions

Gambar 3.16 Rancangan Interface Tree of Questions

Interface Tree of Questions digunakan menggambarkan premise (isi) dari set inti, yang nantinya akan digunakan sebagai pertanyaan untuk user. Interface Tree of Questions dapat dilihat pada gambar 3.16.

D. Rancangan Interface Detail of Questions

Gambar 3.17 Rancangan InterfaceDetail of Questions

Interface Detail Questions merupakan detail dari masing-masing premise, dimana terdapat note (catatan) yaitu untuk memberi keterangan kepada user mengenai


(51)

47

premise yang ditanyakan, juga terdapat list of answers yaitu untuk menambah atau menghapus jawaban dari premise. Interface Detail Questions dapat dilihat pada gambar 3.17.

3.6.3 Rancangan Interface Maintenance Rules

Pada Interface Maintenance Rules akan digunakan untuk membuat aturan-aturan tertentu, yang dijadikan dasar untuk menemukan diagnosa. Bentuk interfacenya seperti pada gambar 3.18

Gambar 3.18 Rancangan InterfaceMaintenance Rules

3.6.4 Rancangan Interface Consulting

Merupakan antarmuka yang menghubungkan user dengan pakar. Halaman ini berbentuk konsultasi, dimana pakar akan memberi pertanyaan dan harus dijawab oleh user. Interface Consulting dapat dilihat pada gambar 3.19.


(52)

48


(53)

49

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

4.1 Implementasi Sistem

Bab ini akan menjelaskan bagaimana perancangan sistem yang telah dibuat pada bab sebelumnya diimplementasikan menjadi program aplikasi. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, implementasi pada sistem ini dibagi menjadi dua yakni program aplikasi front office yang akan diimplementasikan pada platform PDA, dan aplikasi back office pada PC Development yang merupakan tempat pengujian dengan program emulator untuk evaluasi sistem.

4.2 Kebutuhan Sistem

Agar sistem dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan pada aplikasi ini memerlukan Hardware dan Software sebagai berikut:

1. Sebuah PC dengan spesifiksi

- PC dengan processor Pentium 200MHz atau lebih

- Sistem operasi Microsoft Windows XP, Microsoft Windows 2000 dengan Service Pack 5 atau Microsoft Windows 2000 Advance Server.

- Ukuran RAM sebesar 128 MB atau lebih

- Ruang Harddisk, untuk instalasi minimum 360 MB, instalasi lengkap 720 MB.

2. Sebuah PDA Pocket PC dengan sistem operasi Microsoft Windows for Pocket PC

3. Program Microsoft ActiveSync


(54)

50

5. Database Ms SQL Server 2000

6. Database Ms SQL Server 2000 Windows CE Edition

4.3 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem

Untuk pembuatan program aplikasi pada PDA ini harus melakukan instalasi-instalasi yaitu, Microsoft Embedded Visual Tools, Microsoft Windows Platform SDK for Pocket PC, MS SQL Server, MDAC, IIS, Microsoft Active Sync, dan Ms SQL Server CE. Proses instalasi ini harus dilakukan berurutan dan tidak dianjurkan untuk melakukan instalasi secara acak, hal ini dikarenakan pada Ms SQL Server CE membutuhkan beberapa konfigurasi khusus agar dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4.4 Konfigurasi IIS

Setelah SQL Server CE selesai diinstal pada PC, maka langkah-langkah berikut diperlukan untuk konfigurasi pada server web.

1. Buat sebuah folder NTFS, misalnya c:\inetpub\ssce.

2. Atur sekuriti folder seperti dibawah ini:

User Hak Akses

Administrators Full Controll

System Full Controll

<nama_server>\IUSR_<nama_server> (Bila IIS menggunakan otentikasi anonymous)

Modify

Nama user atao group yang berhak bila IIS menggunakan otentikasi basic atau otentikasi windows


(55)

51

3. Copy SQL Server CE Server Agent (file bernama sscesa10.dll) dari PC pada folder ..\Program Files\Microsoft SQL Server CE\Server ke server web pada folder yang dibuat tadi.

4. Lakukan Registrasi sscesa10.dll pada server web dengan menjalankan perintah regsvr32 pada command promt.

Regsvr32 C:\Inetpub\ssce\sscesa10.dll

5. Atur sekuriti untuk file sscesa10.dll seperti pada table berikut:

User Hak Akses

Administrators Full Controll

System Full Controll

<nama_server>\IUSR_<nama_server> (Bila IIS menggunakan otentikasi anonymous)

Read and Execute

Nama user atao group yang berhak bila IIS menggunakan otentikasi basic atau otentikasi windows

Read and Execute

6. Pada server web, jalankan aplikasi Internet Servce Manager. Pilih sebuah website, misalnya “Default Web Site”. Atau buat sebuah website baru .

7. Buat sebuah virtual directory dibawah web site tersebut, misalnya Ssce. Masukkan lokasi folder yang telah dibuat pada langkah sebelumnya. Berikan hak akses Execute pada virtual directory tersebut.

8. Set otentikasi pada virtual directory tersebut. Ada tiga jenis otentikasi yang bisa dipilih : anonymous, Basic atau Windows (Integrated Windows Authentication pada IIS 5.0 atau Windows NT Challenge/Response pada IIS 4.0), defaultnya adalah otentikasi anonymous.


(56)

52

Setelah konfigurasi IIS selesai dilakukan, lakukan ujicoba dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Jalankan Browser Internet Exploer.

2. Ketikkan alamat URL: http://<nama_server>/ssce/sscesa10.dll

Bila konfigurasi benar maka pada browser akan ditampilkan tulisan “Body” seperti pada gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1 Uji konfigurasi IIS

4.5 Konfigurasi SQL Server CE Relay

SQL Server CE Relay akan bekerja pada sebuah PC yang sudah terinstal

ActiveSync (versi 3.1 atau yang lebih tinggi). File fiscal SQL Server CE Relay

adalah SSCERelay.exe yang diperoleh dari instalasi SQL Server CE. Secara default file itu diletakkan di folder ..\ SQL Server CE\redist\Relay. Pada tahap implementasi aplkiasi file ini harus dikopi ke sebuah PC yang berfungsi sebagai

pass-through device . dalam pembuatan tugas akhir ini Server PC juga berfungsi sebagai Back Office System dan Pass-through device.


(57)

53

1. Kopi file ..\SQL Server CE\edist\Relay\SSCERelay.exe dari PC yang sudah terinstall SQL Server CE ke PC pass-through device dan file itu bisa diletakkan pada folder mana saja.

2. SQL Server CE Relay dapat dijalankan secara manual atau bisa juga dijalankan secara otomatis dengan cara didaftarkan pada ActiveSync agar pada saat

ActiveSync aktif (berada pada docking station dan terkoneksi dengan PC).

3. SSCERelay.exe harus dijalankan melalui command promt pada PC pass-through device.

a. Perintah untuk mendaftarkan SQL Server CE Relay pada ActiveSync

Sscerelay /clientport <port_klien> /servername <server_IIS> /serverport <port_server> /register

b. Perintah untuk menjalankan SQL Server CE Relay

Sscerelay /clientport <port_klien> /servername <server_IIS> /serverport <port_server>

Contoh : sscerelay /clientport 81 /servername daryanto /serverport 80

c. Perintah untuk menonaktifkan SQL Server CE Relay Sscerelay /stop

d. Perintah untuk mengahapus registrasi SQL Server CE dari ActiveSync Sscerelay /unregister

Jika konfigurasi yang dilakukan sudah benar, maka saat file SSCERelay

dieksekusi maka pada toolbar akan muncul icon seperti pada gambar 4.2.


(58)

54

4.6 Penjelasan Pemakaian Program

Didalam Aplikasi Diagnosa Kerusakan Mobil ini terdapat beberapa

interface, dimana tiap-tiap interface tersebut mempunyai peranan masing-masing dan saling berkaitan. Interface-interface tersebut yaitu:

1. Interface Login

Interface login digunakan untuk pengamanan, agar data pengetahuan yang ada didalamnya hanya dapat di-maintenance oleh seorang pakar ahli atau owner

itu sendiri. User selain owner juga ada user guest, yang hanya bisa melakukan konsultasi saja tanpa bisa melakukan maintenance data. Tampilan interface login dapat dilihat pada gambar 4.3


(59)

55

2. Interface Initialization

Interface initialization ini akan muncul, saat aplikasi baru pertama kali dijalankan. Pada tahap ini sistem akan melakukan create terhadap local database yang nantinya akan digunakan dalam manipulasi data.

Pada halaman ini owner diminta untuk memasukkan informasi-informasi yang digunakan untuk melakukan koneksi dengan server database. Apabila dalam melakukan inisialisasi berhasil, maka pada layar akan muncul pesan “Inisialisasi Berhasil”, dan apabila gagal akan muncul pesan “Inisialisasi Gagal”.

Pada tahap ini, inisialisasi yang dilakukan harus berhasil, apabila inisialisasi tidak berhasil maka aplikasi ini tidak akan dapat dijalankan. Tampilan

interface initialization dapat dilihat pada gambar 4.4


(60)

56

3. Interface Menu Maintenance

Interface Menu Maintenance merupakan halaman penghubung untuk pengaturan data-data yang diperlukan. Untuk melakukan download atau upload ke server database, dapat dilakukan dengan menekan menu syncronise to server. Untuk pengaturan set dan rule dapan dilakan dengan menekan menu maintenance sets dan menu maintenance rules. Gambar 4.5 merupakan gambar tampilan dari

interface menu maintenance.

Gambar 4.5 Interface Menu Maintenance

4. Interface Maintenance Sets

Untuk memudahkan pemahaman dari pakar ahli untuk maintenance data pengetahan digunakan control TreeView untuk mempermudah gambaran mengenai aturan yang nantinya akan dibuat. Desain treeview yang digunakan untuk proses maintenance diawali dengan maintenance set untuk node parent.


(61)

57

Gambar 4.6 adalah halaman tree of sets untuk node parent, dan gambar 4.7 adalah detail dari set tersebut.

Gambar 4.6 Interface Tree of Sets

Pada interface tree of sets, parameter atau node dapat diubah dengan melakukan klik pada menu edit. Untuk menghapus parameter dilakukan dengan melakukan klik pada menu remove. Sedangkan untuk menambahkan node parameter, pilih dahulu node yang akan ditambahkan kemudian melakukan klik pada menu add.

Pada interface detail of set digunakan untuk maintenance goal dari masing

set parent dari interface tree of set. Untuk menambahkan goal, isi dahulu pada inputan list of goals kemudian klik menu new. Apabila ingin menghapus, pilih pada nomor goal pada list kemudian klik menu remove.


(62)

58

Gambar 4.7 InterfaceDetail of Set

Pada interface maintenance tree of questions dan detail of questions, cara penggunaan menu sama seperti pada interface tree of sets. Gambar 4.8 adalah

interfacemaintenance detail of questions, dan gambar 4.9 adalah intefacedetail of questions


(63)

59

Gambar 4.9 Interface Detail of Questions

Interfacae detail of questions merupakan detail dari masing-masing

premise, dimana terdapat note (catatan) yaitu untuk memberi keterangan kepada user mengenai premise yang ditanyakan, juga terdapat list of answers yaitu untuk menambah atau menghapus jawaban dari premise.

5. Interface Maintenance Rules

Pada interface maintenance rules, merupakan list aturan untuk diagnosa yang didapat dari interfacemaintenance tree of sets dan tree of questions. Dimana aturan-aturan tersebut akan atur dan dilakukan generate untuk mendapatkan hasil diagnosa yang sesuai.

Aturan-aturan tersebut ditampilkan sesuai dengan set yang dipilih pada menu combo. Pilihan jawaban dipilih dari menu result options. Jika semua aturan


(64)

60

sudah siap dapat melakukan klik pada menu save, maka semua aturan akan

di-generate. Tampilan interface maintenance rules seperti pada gambar 4.10.

Gambar 4.10. Interface Maintenance Rules

6. Interface Consulting


(65)

61

Pada interface consulting seperti pada gambar 4.11, pakar akan mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kondisi kerusakan yang terjadi. User harus menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh pakar. jawaban yang diberikan oleh user digunakan untuk mencari premise yang sesuai guna membuktikan suatu kerusakan atau goal tertentu. Jika setelah konsultasi, dan ditemukan suatu kerusakan maka akan tampil pesan yang menginformasikan kerusakan.

7. Interface Maintenance Password

Pada aplikasi ini juga terdapat menu sekuriti untuk pengamanan data. Dimana yang dapat melakukan maintenance adalah pemilik dari PDA itu sendiri.

Owner dapat melakukan perubahan nama atau password serperti yang diinginkan.

Menu maintenance password seperti yang terlihat pada gambar 4.12


(66)

62

4.7 Evaluasi Sistem

Untuk pengujian logika dan evaluasi hasil akhir maka digunakan beberapa data yang bersifat pasti, dimana data-data tersebut diperoleh dari beberapa macam kondisi kerusakan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah penerapan sitem telah berjalan dengan baik pada PDA atau tidak.

Sesuai dengan basis pengetahuan yang telah disusun pada bab sebelumnya, kerusakan yang akan dibuktikan adalah masalah bahan bakar atau masalah kelistrikan. Dimana pada masalah tersebut mempunyai kondisi yang mendukung masing-masing.

Untuk uji kasus, kerusakan diawali dengan mobil mogok dengan kondisi mesin berjalan tersendat. Dimana kondisi ini merupakan akibat dari adanya kerusakan pada sistem bahan bakar. Sistem akan mencari dari detail kondisi yang menyusun sistem bahan bakar, guna membuktikan kerusakan memang pada sistem bahan bakar. Proses konsultasi awal dapat dilihat pada gambar 4.13


(67)

63

Gambar 4.13 Interface Konsultasi Awal

Pada konsultasi awal user akan ditanya mengenai kondisi mesin dan jawaban user adalah tersendat. Sistem akan menyakan beberapa pertanyaan lanjutan guna mencari atau membuktikan bahwa kondisi mesin tersendat adalah karena masalah pada bahan bakar. Jika user kurang jelas, maka dapat menekan menu note yang berisi keterangan mengenai hal yang ditanyakan pada proses kosultasi. Pada akhirnya sistem akan memberikan keterangan hasil diagnosa, seperti yang terlihat pada gambar 4.14

Gambar 4.14 Interface Hasil Diagnosa

Dari keterangan tersebut dapat dipastikan bahwa kondisi mesin tersendat memang pada masalah bahan bakar dengan detail yang mendukung yaitu saringan udara kotor. Keterangan dari detail proses pakar yang dilakukan oleh sistem dapat dilihat pada gambar 4.15 Pada gambar 4.16 merupakan langkah perbaikan yang


(68)

64

dapat dilakukan setelah proses pendiagnosaan selesai, dengan menekan menu perbaikan pada form konsultasi.

Gambar 4.15 Interface Detail Proses


(69)

65

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Secara umum penerapan aplikasi system pakar untuk diagnosa kerusakan mobil pada PDA, telah berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu dapat diambil beberapa kesimpulan dari system sebagai berikut:

1. Dengan penerapan system pakar pada PDA dapat membantu pemilik kendaraan untuk menjadikan PDA sebagai asistant pribadi, yang dapat memberikan output berupa informasi mengenai kerusakan yang terjadi.

2. Aplikasi ini dapat melakukan update data baik upload maupun download data dari server ke PDA atau sebaliknya, sehingga bisa mendapat informasi yang terbaru.

3. Penggunaan database untuk aplikasi ini relative kecil yaitu kurang dari 1 MB, sehingga sangat memungkinkan untuk penambahan data atau untuk pengembangan lebih lanjut.

5.2 Saran

1. Pengembangan system ini nantinya dapat dikembangkan untuk aplikasi yang lainnya, misalnya untuk diagnosa kerusakan sepeda motor, diagnosa penyakit tertentu, atau pengembangan lainnya.

2. System ini juga dapat dikembangkan dengan Sistem Operasi lain pada PDA, seperti yang beredar dipasaran seperti Palm OS dan Linux OS.


(70)

66

3. Untuk proses sinkronisasi atau upload data, selain dilakukan oleh server pada pc development juga dapat dikembangkan sinkronisasi melalui Web Site dengan menggunakan konsep RDA ( Remote Data Access ).


(71)

DAFTAR PUSTAKA

Barthelmes, John C, 2000, Using the MenuBar Control in your pocket PC ApplicationsCreated with eMbedded Visual Basic,

http://www.microsoft.com/mobile/developer/technicalarticles/menubar.asp ,Odyssey Software, Inc

Boentarto, 2003, Sebab-sebab Kerusakan Mobil, CV. Aneka, Solo

Djunaidi, Feri, 2002, Pemrograman pada Pocket PC, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Dologite, D.G, 1993, Developing Knowledge-Based Systems Using VP-Expert, Macmillan Publishing Company, City University of New York

Gonzalez, Avelino J. and Dauglas D. Dankel. 1993. The Engineering of Knowledge- based System, Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jersey May, Christopher, 2000, Simulating Object Orientated Programming with eVB,

http://www.devbuzz.com/content/zinc_evb_simul_oop_pg5.asp, Devbuzz.Com, Inc., NJ. USA

Patterson, Dan W, 1990, Introduction To Artificial Intelligence And Expert Systems, Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jersey


(1)

4.7 Evaluasi Sistem

Untuk pengujian logika dan evaluasi hasil akhir maka digunakan beberapa data yang bersifat pasti, dimana data-data tersebut diperoleh dari beberapa macam kondisi kerusakan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah penerapan sitem telah berjalan dengan baik pada PDA atau tidak.

Sesuai dengan basis pengetahuan yang telah disusun pada bab sebelumnya, kerusakan yang akan dibuktikan adalah masalah bahan bakar atau masalah kelistrikan. Dimana pada masalah tersebut mempunyai kondisi yang mendukung masing-masing.

Untuk uji kasus, kerusakan diawali dengan mobil mogok dengan kondisi mesin berjalan tersendat. Dimana kondisi ini merupakan akibat dari adanya kerusakan pada sistem bahan bakar. Sistem akan mencari dari detail kondisi yang menyusun sistem bahan bakar, guna membuktikan kerusakan memang pada sistem bahan bakar. Proses konsultasi awal dapat dilihat pada gambar 4.13


(2)

Gambar 4.13 Interface Konsultasi Awal

Pada konsultasi awal user akan ditanya mengenai kondisi mesin dan jawaban user adalah tersendat. Sistem akan menyakan beberapa pertanyaan lanjutan guna mencari atau membuktikan bahwa kondisi mesin tersendat adalah karena masalah pada bahan bakar. Jika user kurang jelas, maka dapat menekan menu note yang berisi keterangan mengenai hal yang ditanyakan pada proses kosultasi. Pada akhirnya sistem akan memberikan keterangan hasil diagnosa, seperti yang terlihat pada gambar 4.14

Gambar 4.14 Interface Hasil Diagnosa

Dari keterangan tersebut dapat dipastikan bahwa kondisi mesin tersendat memang pada masalah bahan bakar dengan detail yang mendukung yaitu saringan udara kotor. Keterangan dari detail proses pakar yang dilakukan oleh sistem dapat dilihat pada gambar 4.15 Pada gambar 4.16 merupakan langkah perbaikan yang


(3)

dapat dilakukan setelah proses pendiagnosaan selesai, dengan menekan menu perbaikan pada form konsultasi.

Gambar 4.15 Interface Detail Proses


(4)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Secara umum penerapan aplikasi system pakar untuk diagnosa kerusakan mobil pada PDA, telah berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu dapat diambil beberapa kesimpulan dari system sebagai berikut:

1. Dengan penerapan system pakar pada PDA dapat membantu pemilik kendaraan untuk menjadikan PDA sebagai asistant pribadi, yang dapat memberikan output berupa informasi mengenai kerusakan yang terjadi.

2. Aplikasi ini dapat melakukan update data baik upload maupun download data dari server ke PDA atau sebaliknya, sehingga bisa mendapat informasi yang terbaru.

3. Penggunaan database untuk aplikasi ini relative kecil yaitu kurang dari 1 MB, sehingga sangat memungkinkan untuk penambahan data atau untuk pengembangan lebih lanjut.

5.2 Saran

1. Pengembangan system ini nantinya dapat dikembangkan untuk aplikasi yang lainnya, misalnya untuk diagnosa kerusakan sepeda motor, diagnosa penyakit tertentu, atau pengembangan lainnya.

2. System ini juga dapat dikembangkan dengan Sistem Operasi lain pada PDA, seperti yang beredar dipasaran seperti Palm OS dan Linux OS.


(5)

3. Untuk proses sinkronisasi atau upload data, selain dilakukan oleh server pada pc development juga dapat dikembangkan sinkronisasi melalui Web Site dengan menggunakan konsep RDA ( Remote Data Access ).


(6)

Barthelmes, John C, 2000, Using the MenuBar Control in your pocket PC ApplicationsCreated with eMbedded Visual Basic, http://www.microsoft.com/mobile/developer/technicalarticles/menubar.asp ,Odyssey Software, Inc

Boentarto, 2003, Sebab-sebab Kerusakan Mobil, CV. Aneka, Solo

Djunaidi, Feri, 2002, Pemrograman pada Pocket PC, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Dologite, D.G, 1993, Developing Knowledge-Based Systems Using VP-Expert, Macmillan Publishing Company, City University of New York

Gonzalez, Avelino J. and Dauglas D. Dankel. 1993. The Engineering of Knowledge- based System, Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jersey May, Christopher, 2000, Simulating Object Orientated Programming with eVB,

http://www.devbuzz.com/content/zinc_evb_simul_oop_pg5.asp, Devbuzz.Com, Inc., NJ. USA

Patterson, Dan W, 1990, Introduction To Artificial Intelligence And Expert Systems, Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jersey

Siregar, Edi, 1998, Buku Pintar Otomotif, Pustaka Delapratasa, Jakarta.