Aplikasi pendekteksian kerusakan dini pada mobil bermotor bensin berbasis sistem pakar

(1)

Disusun Oleh:

Sholihul Anwar 206070004193

Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta


(2)

i

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Sholihul Anwar Nim : 206070004193

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

Yunita Faela Nisa, M.Psi.,Psi Natris Idriyani, M.Si

NIP. 19770608 200501 2003 NIP. 150 411 200

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

ii

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI”, telah dujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (Satu) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 15 Maret 2011

Sidang Munaqosyah

Dekan / Pembantu Dekan Bidang Ketua Merangkap Anggota Akademis/Merangkap Anggota

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130855522 NIP. 195612231983032001

Anggota

Dra. Netty Hartati, M.Si S. Evangeline I. Suaidy, M.Si.,Psi NIP. 195310021983032001 NIP.150 411 217

Yunita Faela Nisa, M.Psi.,Psi Natris Idriyani, M.Si NIP. 19770608 200501 2003 NIP. 150 411 200


(4)

iii

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sholihul Anwar Nim : 206070004193

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul“Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap Pemilihan Jenis Coping StresMahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Sedang Menyusun Skripsi” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 26 Februari 2011

SHOLIHUL ANWAR Nim : 206070004193


(5)

iv

(B) Januari 2011 (C) Sholihul Anwar (D) 114 halaman + lampiran

(E) Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap Pemilihan Jenis Coping Stres Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Sedang Menyusun Skripsi.

(F) Salah satu kegiatan yang dilakukan mahasiswa peserta akademik di lingkungan perguruan tinggi adalah melakukan penelitian. Hasil penelitian itu kemudian disusun dan ditulis dalam suatu karya tulis ilmiah untuk dipertanggung-jawabkan pada akhir program pendidikan mereka. Bagi mahasiswa peserta Program Sarjana atau Program Strata 1 (Program S1) karya tulis tersebut disebut skripsi. Namun skripsi dapat menjadi sumber yang potensial dalam menimbulkan stress pada mahasiswa semester akhir. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa stress dengan memerlukan sumber daya biologis, psikologis maupun sosial, sumber-sumber ini dinamakan sumber coping. Dan salah satu hal yang dapat dijadikan sumber coping adalah religiusitas. Religiusitas adalah keyakinan, penghayatan, pengalaman, pengetahuan dan peribadatan seorang penganut agama terhadap agamanya yang diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari sebagai pengakuan akan adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia di dunia dan akhirat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas terhadap pemilihan jenis coping stres mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

sedang menyusun skripsi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

pendekatan kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian korelasional prediktif yaitu penelitian yang memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain.

Analisis data yang digunakan menggunakan uji regresi logistik biner. Subyek yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki dan perempuan yang sedang menyusun skripsi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah religiusitas berdasarkan indikator dari Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (dalam Ary Widiyanta, 2002) yang berjumlah 23 item dan skala coping stres


(6)

v

Hasil penelitian secara umum menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan tingkat religiusitas dengan pemilihan jenis coping stres yang dilakukan mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi. Meskipun tidak memiliki pengaruh yang signifikan, namun berdasarkan data analisis regresi logistik biner juga diperoleh nilai Cox & Snell R Square sebesar 0.256, yang berarti bahwa seluruh variabel independent yang diteliti memberikan sumbangsih sebesar 25.6% terhadap pemilihan jenis coping stres yang dilakukan mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi, sedangkan 74.4 % sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada penelitian ini disebabkan karena alat ukur religiusitas yang digunakan masih bersifat secara umum dan belum mengukur terkait dengan coping stres yang dilakukan mahasiswa. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan alat ukur yang akan digunakan. Dan peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan atau menggunakan variabel lain selain religiusitas, diantaranya adalah dukungan sosial.


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap Pemilihan Jenis Coping Stres Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Sedang Menyusun Skripsi”. Shalawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar, Ph.D, seluruh dosen dan seluruh staf karyawan fakultas yang telah banyak membantu dalam menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Yunita Faela Nisa, M.Psi.,Psi dosen pembimbing I dan juga sebagai Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti dengan segenap kesabarannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan maksimal. 3. Ibu Natris Indriani, M.Si, dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan,

bimbingan, dan masukan yang teramat bermanfaat dalam penyelesaian penelitian ini. 4. Untuk kedua orangtuaku H. Sarpani dan Hj. Sugini, serta adik-adikku M. Faiz Fairuz dan

M. Aflahassyarif Multazam, terimakasih atas semua dukungan, sumber inspirasi, semangat, kasih sayang serta doa yang telah kalian berikan kepada peneliti untuk selalu meneruskan perjuangan ini agar mencapai yang terbaik. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan menganugerahkan kebahagiaan kepada keluargaku tercinta.


(8)

vii

segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

7. Seseorang yang selalu memberi inspirasi, dukungan, semangat, dan doa selama penulis menyusun skripsi. Semoga kamu akan selalu terus ada di hatiku.

8. Seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi, terima kasih atas waktunya dan kesediaannya untuk menjadi responden.

9. Teman-teman Fakultas Psikologi Non-Reguler Angkatan 2006, terima kasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan kepada peneliti.

10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena dukungan dan pengertian mereka sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya doa yang dapat penulis panjatkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis semoga mendapatkan balasan pahala berlipat ganda dari Allah SWT.

Peneliti menyadari dengan segala semua kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai mana mestinya, terutama untuk peneliti sendiri.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih sekali lagi untuk semua pihak yang sudah membantu penyelesaian laporan penelitian ini. Wassalam.

Jakarta, 26 Februari 2011


(9)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ………. i

HALAMAN PENGESAHAN ……….. ii

HALAMAN PERNYATAAN ……….. iii

ABSTRAKSI ………. iv

KATA PENGANTAR ……….. vi

DAFTAR ISI ………. viii

DAFTAR TABEL ………. xii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 8

1.3 Perumusan Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

1.6 Sistematika Penulisan ... 10

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Coping Stres ... 12

2.1.1 Definisi Stres ... 12


(10)

ix

2.1.4.2 Coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping) ... 18

2.2 Religiusitas ... 19

2.2.1 Definisi Religiusitas ... 19

2.2.2 Dimensi Religiusitas ... 21

2.2.3 Sumber-sumber Munculnya Sikap Religiusitas ... 24

2.3 Kerangka Berpikir ... 25

2.4 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Pendekatan Penelitian ... 30

3.2 Variabel Penelitian ... 31

3.2.1 Identifikasi Variabel ... 31

3.2.2 Definisi Konseptual Variabel ... 31

3.2.3 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.3 Populasi dan Sampel ... 33

3.3.1 Populasi ... 33

3.3.2 Sampel ... 34

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 34

3.4 Pengumpulan Data ... 34

3.4.1 Skala Religiusitas ... 35

3.4.2 Skala Coping Stres ... 39


(11)

x

3.4.3.2 Uji Reliabilitas ... 45

3.4.3.3 Hasil uji coba alat ukur ... 45

3.5 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 49

3.6 Prosedur Penelitian ... 50

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 51

4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ... 51

4.2 Deskripsi Data ... 52

4.2.1 Interpretasi tingkat religiusitas ... 54

4.2.1.1 Interpretasi Dimensi Iman ... 54

4.2.1.2 Interpretasi Dimensi Islam ... 55

4.2.1.3 Interpretasi Dimensi Amal ... 57

4.2.1.4 Interpretasi Dimensi Ilmu ... 58

4.2.1.5 Interpretasi Dimensi Ikhsan ... 59

4.2.2 Interpretasi tingkat Coping Stres ... 61

4.2.2.1 Interpretasi Problem Focus Coping ... 61

4.2.2.2 Interpretasi Emotion Focus Coping ... 62

4.3 Pemilihan Jenis Coping stres yang dilakukan Mahasiswa ... 64

4.4 Analisis Data ... 64

4.4.1 Hasil Uji Regresi ... 64


(12)

xi

BAB 5 KESIMPULAN DISKUSI & SARAN ……….. 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Diskusi ... 71

5.3 Saran ... 72

5.3.1 Saran Teoritis ... 73

5.3.2 Saran Praktis ... 74


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Skala Likert ... 41

Tabel 3.2 Blue Print Skala Religiusitas ... 43

Tabel 3.3 Blue Print Skala Problem Focus Coping ... 46

Tabel 3.4 Blue Print Skala Emotion Focus Coping ... 49

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 51

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Skala Religiusitas ... 53

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Skala Coping Stres... 53

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Skala Coping Stres... 54

Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 55

Tabel 4.1 Latar Belakang Responden Berdasarkan Jenis kelamin ... 57

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik perolehan dan teoritik Skor Skala Tingkat Religiusitas dan Skala Coping Stres ... 58


(14)

xiii

Tabel 4.6 Kategori dalam perolehan skor Dimensi Islam ... 62

Tabel 4.7 Tabel interpretasi Skor Dimensi Amal ... 63

Tabel 4.8 Kategori dalam perolehan skor Dimensi Amal ... 63

Tabel 4.9 Tabel interpretasi Skor Dimensi Ilmu ... 64

Tabel 4.10 Kategori dalam perolehan skor Dimensi Ilmu ... 65

Tabel 4.11 Tabel interpretasi Skor Dimensi Ikhsan ... 65

Tabel 4.12 Kategori dalam perolehan skor Dimensi Ikhsan ... 66

Tabel 4.13 Tabel interpretasi Skor Problem Focus Coping ... 67

Tabel 4.14 Kategori dalam perolehan skor Problem Focus Coping ... 68

Tabel 4.15 Tabel interpretasi Skor Emotion Focus Coping ... 68

Tabel 4.16 Kategori dalam perolehan skor Emotion Focus Coping ... 69

Tabel 4.17 Omnibus Tests of Model Coefficients ... 70

Tabel 4.18 Model Summary ... 71


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Kerangka Berpikir Penelitian Pengaruh Tingkat religiusitas Terhadap Pemilihan Jenis Coping Stres Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN


(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Try Out

Lampiran 2 Skoring Religiusitas Try Out

Lampiran 3 Skoring Coping Stres Try Out

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas

Lampiran 5 Angket Field Tes

Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Logistik Biner


(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Tujuan seseorang meneruskan studinya ke jenjang perguruan tinggi adalah untuk meraih taraf keilmuan yang lebih baik sehingga menjadi seorang sarjana yang menguasai suatu ilmu serta memahami wawasan ilmiah yang luas. Dengan meneruskan studi ke jenjang perguruan tinggi, seseorang diharapkan mampu bersikap dan bertindak ilmiah dalam segala hal yang berkaitan dengan keilmuannya untuk pengabdian kepada masyarakat. Namun pada kenyataannya untuk lulus studi di perguruan tinggi bukanlah suatu hal mudah bagi seorang mahasiswa, karena sebelumnya mahasiswa harus memenuhi semua persyaratan akademik yang ditentukan oleh perguruan tinggi.

Salah satu kegiatan yang dilakukan mahasiswa peserta akademik di lingkungan perguruan tinggi adalah melakukan penelitian. Hasil penelitian itu kemudian disusun dan ditulis dalam suatu karya tulis ilmiah untuk dipertanggung-jawabkan pada akhir program pendidikan mereka. Bagi mahasiswa peserta Program


(18)

Sarjana atau Program Strata 1 (Program S1), karya ilmiah ini disebut skripsi, di samping itu ada pula yang menyebut karya ilmiah.

Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian di perpustakaan, di lapangan atau di laboratorium. Tugas penulisan skripsi merupakan salah satu syarat bagi mereka yang akan mencapai gelar akademik dalam salah satu bidang ilmu yang menjadi keahliannya dalam program studi yang dipilihnya.

Penelitian dan penulisan skripsi merupakan suatu rangkaian kegiatan. Kegiatan itu melibatkan berbagai unsur dan dilakukan melalui beberapa tahapan yang harus dilalui. Unsur-unsur yang terlibat dalam kegiatan itu adalah mahasiswa, pembimbing, penguji, pemimpin jurusan dan pemimpin fakultas (Bisri, 2001). Sedangkan tahapan kegiatan itu meliputi perencanan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penulisan skripsi. Tentunya di dalam penulisan skripsi nantinya akan dilakukan identifikasi masalah, merumuskan dan membatasi masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menguji hipotesis dan menarik kesimpulan. Tahap-tahap yang dilalui oleh mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi kadang tidak selalu berjalan mulus dan lancar terkadang menemui hambatan-hambatan pada setiap tahapan. Hal inilah yang dapat menjadi faktor penyebab terjadinya stress bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.


(19)

Data akademik fakultas Psikologi menjelaskan jumlah mahasiswa Psikologi sejak angkatan 2001 - 2005 berjumlah kurang lebih 947 mahasiswa, dan mahasiswa yang telah dinyatakan lulus sejak angkatan 2001 - 2005 berjumlah 547 mahasiswa, artinya masih terdapat 400 mahasiswa yang belum dinyatakan lulus. Hal ini antara lain disebabkan karena beberapa kendala diantaranya mahasiswa yang tidak lulus mata kuliah pra-syarat, cuti, dan juga mahasiswa yang tiba-tiba menghilang karena stress mengerjakan skripsi, karena merasa stress mahasiswa tersebut tidak lagi datang ke kampus dan selalu menghindari dosen pembimbing dan berharap dosen pembimbing lupa terhadap dirinya, serta hambatan-hambatan lainnya pada saat mahasiswa menyusun skripsi (Akademik Fakultas Psikologi UIN, 2010).

Beberapa hambatan yang biasanya dialami mahasiswa UIN dalam mengerjakan skripsi yaitu kesulitan menemukan ide atau topik yang akan dijadikan sebuah penelitian, kesulitan menentukan referensi yang dibutuhkan, melakukan revisi perbaikan berkali-kali, kesulitan mencari data penelitian, banyak referensi yang harus dibaca, kesulitan mencari sampel penelitian, kesulitan dalam menuliskan kata-kata, kesulitan membuat pendahuluan (BAB I) mulai menulis dari mana, muncul perasaan bosan, malas, bingung karena apa yang menjadi harapan penulis tidak sesuai dengan harapan pembimbing skripsi, beberapa pembimbing skripsi yang sulit diajak berkomunikasi, pembimbing skripsi yang sulit ditemui, pembimbing skripsi yang meminta teori tetapi rujukannya tidak ditemukan, tuntutan orang tua agar secepatnya menyelesaikan skripsi, serta masalah teknis lainnya seperti data hilang, komputer


(20)

rusak, tinta print habis sehingga menghambat pengerjaan skripsi (Anggie Yuvinanda, 2009).

Selain itu menurut Lutfin Ahmad (dalam Mage & Priyowidodo, 2005) dalam tulisannya berjudul “Skripsi dan Gelar Sarjana Hitam”, menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakmampuan mahasiswa menulis skripsi, diantaranya: mahasiswa kurang menguasai metode penelitian, mahasiswa yang kurang menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar, kurangnya membaca buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, dan mahasiswa tersebut tidak terbiasa menulis. Hal-hal tersebut juga banyak terjadi pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa skripsi dapat menjadi sumber yang potensial dalam menimbulkan stress pada mahasiswa semester akhir. Keadaan stress dapat dijumpai dalam bidang apapun dan dengan tipe manusia apapun. Namun pada hakikatnya, stress menurut definisinya adalah keadaan yang tidak menyenangkan yang disebabkan adanya kesenjangan antara tuntutan dan realita (Bagus, 2008). Jika seseorang beranggapan bahwa tuntutan dalam situasi melebihi kemampuannya, orang tersebut mengalami stress. Proses mengerjakan skripsi, baik penulisan maupun pembimbingan dengan dosen pembimbing skripsi serta ujian akhir dapat menjadi tantangan bagi mahasiswa, namun sangat penuh stress bagi mahasiswa lain yang merasa tidak sanggup menghadapinya terlepas dari apakah ketakutannya realistis atau tidak (Lazarus, 1996; Davison dkk, 2006).


(21)

Menurut Sarafino & Ewing (dalam Melly 2008), stress yang dialami oleh mahasiswa memberi dampak yang negatif pada kondisi psikis dan fisik seseorang. Dampak tersebut dapat berupa gejala fisiologis, emosional, kognitif, hubungan interpersonal, dan organisasional. Stress juga dapat mempengaruhi perkembangan dan gejala-gejala penyakit seperti darah tinggi, sakit kepala dan demam. Lebih spesifik lagi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh hudd dkk. dampak stress yang dialami mahasiswa sering kali berupa tingkah laku yang negatif seperti merokok, meminum-minuman keras, mengkonsumsi junk food, dan bunuh diri.

Penyebab hal tersebut dijelaskan oleh Sarafino (dalam Melly 2008) yang mengemukakan stres sebagai kondisi yang dihasilkan ketika transaksi antara seseorang dengan lingkungan membuat individu tersebut mempersepsikan suatu kesenjangan. Kesenjangan yang dimaksud ialah antara tuntutan dari suatu situasi dan sumber daya yang dimiliki seseorang tersebut baik dari segi biologis, psikologis, atau sistem sosial. Kesenjangan ini dapat merupakan kesenjangan yang nyata dapat juga tidak. Sarafino menjelaskan bahwa untuk menurunkan stress memerlukan sumber daya biologis, psikologis maupun sosial. Rice menamakan sumber-sumber ini sebagai sumber coping (coping resources).

Sumber coping merupakan hal yang paling penting dalam mempengaruhi perilaku coping yang efektif. (Rice, dalam Melly 2008). Coping diartikan sebagai suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada di antara tuntutan-tuntutan (baik berasal dari individu maupun lingkungan) dengan


(22)

sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi penuh stres. Menurut Lazarus, Sarafino (dalam Melly 2008), coping memiliki dua fungsi yaitu mengatasi masalah (problem-focused coping) yang menyebabkan stres atau mengatur respon emosi (emotional-focused coping) terhadap masalah tersebut.

Tentunya coping yang digunakan masing-masing individu berbeda-beda, terutama pada mahasiswa baik itu pada pria atau wanita, dalam penelitian yang dilakukan oleh Desi Rosmala yang berjudul perbedaan coping stres menghadapi ujian nasional (UN) pada siswa kelas XII SMAN unggulan dan Non-Unggulan di Jakarta Barat, diperoleh hasil pada siswa laki-laki lebih banyak menggunakan emotion focus

coping, dan pada siswa perempuan lebih banyak menggunakan problem focus coping.

Dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemilihan jenis coping stres berdasarkan jenis kelamin yang dilakukan oleh siswa kelas XII.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, salah satu yang dapat dijadikan sebagai sumber coping (coping resources) adalah religiusitas. Dalam hal ini peneliti mengutip pernyataan Dr. Ustman Najati (dalam RR. Ardiningtiyas Pitaloka, 2005) yang mengungkapkan bahwa seorang dokter Prancis terkemuka bernama Alexis Carrel mengatakan “salat” (religiusitas) dapat menjadi terapi ruhaniah untuk kesembuhan pasien”. Demikian dijelaskan pula dalam Studi dari Graham, Furr, Flowers dan Burke (2001) yang menunjukkan bahwa agama dan spiritualitas hendaknya dilibatkan dalam proses konseling psikologis.


(23)

Dalam penelitiannya, Spika, Shaver, dan Kirkpatrick (1985, dalam Graham 2001) mencatat tiga peran religi dalam coping process yaitu (a) menawarkan makna kehidupan, (b) memberikan sense of control terbesar dalam mengatasi situasi, dan (c) membangun self esteem. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa religi memainkan peran yang penting dalam mengatasi stress. Dua sumber coping yang biasanya dilakukan adalah prayer dan faith in God (berdoa dan berserah diri pada Tuhan) (Belavich, 1995 dalam Graham,2001). Dalam hal ini mereka berkesimpulan agama dan spiritualitas sangat penting dalam usaha mengatasi stress (dalam RR. Ardiningtiyas Pitaloka, 2005).

Tidak hanya dalam hasil penelitian saja, asumsi penulis diperkuat di dalam Al-Qur’an. Dijelaskan pula dalam Al-Qur’an sebagaimana Surat Ar-Ra’d ayat 28:

“orang-orang yang beriman itu, hatinya menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (Q.S. Ar-ra’d:28). Hati yang tentram sudah tentu akan menjauhkan kita dari stress.

Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apakah jenis kelamin dan religiusitas mempunyai pengaruh dalam pemilihan jenis coping

stres yang dilakukan mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Populasi yang dipilih adalah mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah tahun angkatan 2006. Berdasarkan wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan 2006, diantaranya banyak yang merasakan tekanan pada saat


(24)

penyusunan skripsi, baik dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain, contohnya perasaan iri terhadap teman yang sudah menghadapi sidang skripsi, dan juga tuntutan dari orang tua agar cepat-cepat menyelesaikan kuliah.

Melihat fenomena dan berdasarkan penjelasan dari permasalahan tersebut diatas maka penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap Pemilihan Jenis Coping Stres Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Sedang Menyusun Skripsi”.

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penelitian, dibawah ini akan di jelaskan batasan masalah yang digunakan sebagai berikut:

a. Religiusitas adalah keyakinan, penghayatan, pengalaman, pengetahuan dan peribadatan seorang penganut agama terhadap agamanya yang diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari sebagai pengakuan akan adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia di dunia dan akhirat.

b. Coping stres adalah proses yang digunakan seseorang yang menangani tuntuan

yang menimbulkan stres.

c. Mahasiswa yang dimaksud disini adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun angkatan 2006 yang sedang aktif menyusun skripsi.


(25)

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah ada pengaruh yang signifikan tingkat religiusitas terhadap pemilihan jenis coping stres mahasiswa Fakultas psikologi UIN Syarif hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi?

b. Seberapa besar pengaruh tingkat religiusitas terhadap pemilihan jenis coping

stres mahasiswa Fakultas psikologi UIN Syarif hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi?

1.4 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui lebih jelas ada tidaknya pengaruh yang signifikan tingkat religiusitas terhadap pemilihan jenis coping stres mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat religiusitas terhadap pemilihan jenis coping stres mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi.


(26)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan informasi pengembangan ilmu psikologi dan memperkaya khasanah dalam penelitian mengenai religiusitas dan coping stres pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi

b. Manfaat praktis

Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini untuk mendapatkan informasi pemilihan jenis coping stres yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan kaidah buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan sistematika sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini, penulis membaginya kedalam beberapa bagian, yaitu latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.


(27)

Bab 2 Kajian Teori

Pada bab ini, penulis menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Diantaranya teori tentang religiusitas, teori tentang coping stres, kerangka berfikir dan hipotesa penelitian.

Bab 3 Metodologi Penelitian

Pada bagian ini penulis juga membagi kedalam beberapa bagian. Diantaranya adalah jenis penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, dan yang terakhir prosedur penelitian.

Bab 4 Presentasi dan Analisa Data

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian dalam mendeskripsikan hasil penelitian mengenai gambaran umum responden penelitian dan hasil uji hipotesis.

Bab 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran

Pada bagian ini penulis akan memberikan kesimpulan dari penelitian yang telah penulis lakukan beserta diskusi dan saran.


(28)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan di bahas mengenai definisi coping stres, karakteristik stressor, reaksi terhadap stres, dan juga dimensi coping stress. Selanjutnya akan membahas tentang definisi dan dimensi religiusitas, kerangka berpikir, serta hipotesis penelitian

2.1 COPING STRES

Sebelum menguraikan penjelasan tentang coping stress, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang definisi stress.

2.1.1 Definisi Stres

Jika seseorang beranggapan bahwa tuntutan dalam suatu situasi melebihi kemampuannya, orang tersebut mengalami stress. Ujian akhir dapat menjadi sekedar sebuah tantangan bagi seorang mahasiswa, namun sangat penuh stress bagi mahasiswa lain yang merasa tidak sanggup menghadapinya terlepas dari apakah ketakutannya realistis atau tidak (Lazarus, 1966 dalam Davison dkk, 2006). Stress menurut definisinya adalah keadaan yang tidak menyenangkan yang disebabkan adanya kesenjangan antara tuntutan dan realita (Bagus, 2008).


(29)

2.1.2 Karakteristik Stresor

Atkinson, dkk (1993) mengatakan bahwa sumber stress bisa terdapat di dalam individu dalam motif atau keinginan yang bertentangan. Peristiwa yang dirasakan sebagai stress biasanya termasuk dalam beberapa kategori seperti:

1) Peristiwa traumatik

Sumber stress yang paling jelas adalah peristiwa traumatik-situasi bahaya ekstrim yang berada di luar rentang pengalaman manusia yang lazim.

2) Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan

Semakin suatu peristiwa tidak dapat dikendalikan, semakin besar kemungkinanya dianggap stress. Peristiwa besar yang tidak dapat dikendalikan antara lain kematian orang yang dicintai, dipecat dari pekerjaan, atau penyakit yang serius. Salah satu alasan suatu peristiwa yang tidak dapat dikendalikan menimbulkan stress yaitu karena jika kita tidak dapat mengendalikannya, maka kita juga tidak dapat mencegahnya terjadi.

3) Peristiwa yang tidak dapat diperkirakan

Mampu memprediksi kejadian suatu peristiwa stress walaupun individu tersebut tidak dapat dikendalikan. Sebuah peringatan sebelum peristiwa tidak menyenangkan terjadi memungkinkan memulai sejenis proses persiapan yang berfungsi memperkecil efek stimulus stress.


(30)

4) Peristiwa yang menantang batas kemampuan manusia

Penelitian terhadap kedet West Point Military Academy menemukan bahwa mereka yang memiliki motivasi tinggi untuk mengejar karir militer tetapi tidak dapat menyelesaikan ujian dengan baik memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami suatu penyakit (Kasl, Evans, & Niederman, 1979; Atkinson, 1993).

5) Konflik internal

Stres juga dapat ditimbulkan oleh proses internal yaitu konflik yang tidak terpecahkan yang mungkin disadari atau tidak disadari.

Pada penelitian ini, tentunya berkaitan dengan karakteristik stressor dalam kategori konflik internal, mahasiswa yang sedang menyusun skripsi secara sadar atau tidak sadar mengalami konflik yang tidak terpecahkan yang disebabkan dari hambatan-hambatan yang muncul pada saat penyusunan skripsi sehingga akan menimbulkan stres pada mahasiswa tersebut.

2.1.3 Definisi Coping Stres

Atkinson (1993) mengatakan proses yang digunakan oleh seseorang yang menangani tuntutan yang menimbulkan stress dinamakan coping. Sedangkan menurut Davidson, Neale, dan Kring, (2006) coping stress yaitu bagaimana orang berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang


(31)

ditimbulkannya, konsepnya relevan dengan perbedaan individual dalam merespons situasi penuh stres. Dapat dikatakan juga bahwa coping merupakan aspek kognitif dari stress (a. l. Lazarus, 1996; Davison, Neale & Kring, 2006).

Dalam Sarafino (2002), mengatakan bahwa coping adalah proses saat individu berusaha untuk mengatasi ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan dengan sumber-sumber pada situasi yang stressful.

Dari beberapa definisi mengenai coping, dapat disimpulkan bahwa coping stress merupakan suatu respon kognitif seseorang bagaimana seseorang berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang timbul akibat stress terhadap masalah yang dihadapi.

2.1.4 Dimensi Coping

Lazarus dan para koleganya mengidentifikasi dua dimensi coping yaitu coping

yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) dan coping yang berfokus pada emosi (emosional-focused coping) (Lazarus & Folkman, 1984 dalam Davison, Neale & Kring, 2006). Masing-masing dimensi coping stress tersebut akan diuraikan secara lebih detail dibawah ini.


(32)

2.1.4.1Coping yang berfokus pada masalah (problem–focused coping)

Mencakup tindakan secara langsung untuk mengatasi masalah atau mencari situasi yang relevan dengan situasi masalah. Seseorang dapat memfokuskan masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya di kemudian hari. Strategi untuk memecahkan masalah antara lain menentukan masalah, menciptakan pemecahan alternatif, menimbang-nimbang alternatif, memilih salah satunya, dan meng-implementasikan alternative yang dipilih. Contohnya, mencari tahu penyebab datangnya suatu hambatan, bertanya kepada teman yang pernah mengalami hambatan serupa untuk mencari alternatif pemecahan masalah, melakukan pemecahan masalah yang berbeda. Kemampuan individu menerapkan strategi ini tergantung pada pengalamannya dan kapasitasnya untuk mengendalikan diri (Atkinson et al, 1993).

Di dalam jurnal yang berjudul Assesing Coping Strategies : A Theoritically Based Approach, yang ditulis oleh Carver dkk pada tahun 1989, dijelaskan bahwa

Problem Focused Coping terdiri dari beberapa jenis yaitu:

a. Active Coping

Adalah suatu proses pengambilan langkah-langkah aktif untuk mengatasi stressor atau memperbaiki akibat-akibat yang telah ditimbulkan oleh stress tersebut dengan cara melakukan suatu tindakan yang langsung sifatnya untuk mengatasi stressor,


(33)

meningkatkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress atau melakukan tindakan-tindakan secara bertahap.

b. Planning

Aktifitas-aktifitas dalam planning berkaitan dengan perencanaan mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stress. Dengan cara merancang untuk berpindah, memikirkan cara yang terbaik untuk memecahkan stress. Dengan cara merancang untuk berpindah, memikirkan cara yang terbaik untuk memecahkan suatu masalah atau merencanakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi suatu sumber stress.

c. Suppression of Competing Activities

Yaitu mengesampingkan atau mengabaikan aktifitas lain, menghindari terjadinya gangguan dari kejadian lain atau membatasi ruang gerak dari aktifitas individu yang berhubungan dengan masalah, dengan tujuan agar individu dapat berkonsentrasi secara penuh dalam menghadapi suatu sumber stress.

d. Restraint Coping

Adalah suatu latihan untuk mengontrol atau mengendalikan diri agar dapat mengatasi sumber stress secara efektif (strategi coping yang aktif, dalam arti tindakan individu difokuskan untuk menangani sumber stress secara efektif).


(34)

e. Seeking Social Support for Instrumental Reasons

Adalah usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mendapatkan dukungan sosial, dengan cara meminta nasihat, bantuan, atau informasi dari orang lain yang dapat membantu individu dalam menyelesaikan masalah (Carver, dkk. 1989).

Jenis-jenis problem focus coping yang sudah dijelaskan di atas, akan dijadikan sebagai dasar teori untuk membuat alat ukur pada penelitian ini.

2.1.4.2 Coping yangberfokus pada emosi (emotion-focused coping)

Sedangkan beberapa peneliti lain mengklasifikasikan emotion-focused coping

menjadi beberapa bagian diantaranya :

a. Strategi perenungan (ruminative strategies), yaitu mengisolasi diri untuk memikirkan betapa buruknya perasaan kita, mengkhawatirkan konsekuensi peristiwa stress atau keadan emosional kita. Atau membicarakan berulang kali betapa buruknya segala sesuatu tanpa mengambil tindakan untuk mengubahnya.

b. Strategi pengalihan (distraction strategies), antara lain melibatkan diri dalam aktifitas yang menyenangkan dan cenderung meningkatkan perasaan kendali kita, seperti berbelanja, bermain game dan lain sebagainya. Tujuan strategi pengalihan adalah menjauhkan diri dari pikiran negative dan mendapatkan kembali perasaan menguasai masalah.


(35)

c. Strategi penghindaran negatif (negative avoidant strategies) adalah aktifitas yang dapa mengalihkan kita dari mood, strategi ini merupakan aktivitas berbahaya yang mungkin dapat memperberat mood seperti mencacimaki orang lain, mengendarai kenderaan dalam kecepatan tinggi, dan sebagainya. (Nolen-Hoeksema dalam Atkinson. Dkk, 1993).

Dimensi-dimensi emotion-focused coping yang sudah dijelaskan di atas, akan dijadikan sebagai dasar teori untuk membuat alat ukur pada penelitian ini.

2.2 Religiusitas

2.2.1 Definisi Religiusitas

Religion (agama) merupakan akar kata dari religiusitas. Harun Nasution

menjelaskan bahwa kata religi berasal dari bahasa latin relegare yang berarti mengumpulkan atau membaca dan religare yang berarti mengikat, artinya agama merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan dan sifatnya mengikat bagi manusia yaitu ikatan antara roh manusia dengan Tuhan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) religiusitas berarti pengabdian terhadap agama atau kesalehan. Sedangkan dalam pengertian Glock dan Stark (1966) agama atau religion adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlambangkan yang semuanya berpusat pada persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).


(36)

Freud melihat bahwa agama itu adalah reaksi manusia atas ketakutannya sendiri. Dalam buku yang berjudul The Future of an Illusion (1927), Freud mengatakan bahwa agama dalam ciri-ciri psikologisnya adalah sebuah ilusi, yakni kepercayaan yang dasar utamanya adalah angan-angan (wishfulfillment).

BF. Skinner, tokoh dari aliran Behaviorisme walaupun tidak banyak memberikan perhatian terhdadap perilaku beragama sempat menjelaskan bahwa perilaku manusia pada umumnya dapat dijelaskan berdasarkan teori pengkondisian operan sehingga perilaku beragama sebagaimana perilaku manusia yang lainnya merupakan ungkapan bagaimana manusia hidup berdasarkan pengkondisian operan. Aktivitas beragama menurutnya merupakan pengaruh ganjaran (reward) dan hukuman (punishment). Dan menurutnya perilaku beragama merupakan perilaku yang dilakukan untuk meredakan ketegangan.

Tokoh Psikologi Humanistik, Abraham Maslow, mengakui eksistensi agama. Maslow mengemukakan konsep metamotivation (diluar Hierarchy of need) yang terdiri dari mystical atau experience yang menggambarkan keadaan dimana pada saat itu pribadi lepas dari realitas fisik dan menyatu dengan kekuatan transcendental.

Sebagaimana kita ketahui bahwa keberagamaan dalam Islam bukan hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual saja, tapi juga dalam aktivitas-aktivitas lainnya. Sebagai sistem yang menyeluruh, Islam mendorong pemeluknya untuk beragama secara menyeluruh pula (QS 2: 208); baik dalam berpikir, bersikap maupun


(37)

bertindak, harus didasarkan pada prinsip penyerahan diri dan pengabdian secara total kepada Allah, kapan, dimana dan dalam keadaan bagaimanapun.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah keyakinan, penghayatan, pengalaman, pengetahuan dan peribadatan seorang penganut agama terhadap agamanya yang diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari sebagai pengakuan akan adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia di dunia dan akhirat

2.2.2 Dimensi Religiusitas

Menurut Glock dan Stark (dalam Ary Widiyanta, 2002), ada lima dimensi religiusitas, yaitu :

a. Religious belief (the ideological dimension)

Sejauh mana orang menerima hal-hal yang dogmatik di dalam ajaran agamanya. Misalnya kepercayaan tentang adanya Tuhan, malaikat, kitab-kitab, Nabi dan Rasul, hari kiamat, surga, neraka dan yang lain-lain yang bersifat dogmatik. b. Religious Practice ( the ritualistic dimension)

Tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban ritual di dalam agamanya, seperti shalat, zakat, puasa dan sebagainya.

c. Religious effect (the consequential dimension)

Dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya di dalam kehidupannya.


(38)

d. Religious Knowledge (the intellectual dimension)

Seberapa jauh seseorang mengetahuai tentang ajaran agamanya. Hal ini berhubungan dengan aktivitas seseorang untuk mengetahui ajaran-ajaran dalam agamanya.

e. Religious feeling (the experiental dimension)

Dimensi yang terdiri dari perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman keagamaan yang pernah dirasakan dan dialami. Misalnya seseorang merasa dekat dengan Tuhan, seseorang merasa takut berbuat dosa, seseorang merasa doanya dikabulkan Tuhan, dan sebagainya.

Dari penelitian Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (dalam Ary Widiyanta, 2002) menunjukkan bahwa ada lima dimensi religiusitas di dalam ajaran Islam yang memiliki persamaan dengan dimensi religiusitas yang diungkapkan oleh Glock dan Stark , yakni :

a. Dimensi Iman

Mencakup hubungan manusia dengan Tuhan, malaikat, kitab-kitab, nabi, mukjizat, hari akhir dan adanya makhluk halus, serta takdir baik dan buruk. b. Dimensi Islam

Sejauh mana tingkat frekuensi, intensitas dan pelaksanaan ibadah seseorang. Dimensi ini mencakup pelaksanaan shalat, zakat, puasa dan haji.

c. Dimensi amal

Dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya di dalam kehidupannya.


(39)

d. Dimensi Ilmu

Seberapa jauh pengetahuan seseorang tentang agamanya, misalnya pengetahuan tentang tauhid, fiqh dan lain-lain.

e. Dimensi Ikhsan

Mencakup pengalaman dan perasaan tentang kehadiran Tuhan dalam kehidupan, ketenangan hidup, takut melanggar perintah Tuhan, keyakinan menerima balasan, perasaan dekat dengan Tuhan dan dorongan untuk melaksanakan perintah agama.

Kelima dimensi tersebut adalah merupakan aspek-aspek yang tidak bisa dipisahkan-pisahkan. Berikut ini akan diperlihatkan persamaan antara dimensi religiusitas yang dikemukan oleh Glock dan Stark dengan dimensi religiusitas yang dikemukan dalam penelitian Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup :

1. Dimensi Iman (religious belief)

2. Dimensi Islam (religious practice)

3. Dimensi Amal (religious effect) 4. Dimensi Ilmu (religious knowledge) 5. Dimensi Ikhsan (religious feeling)

Persamaan-persamaan dimensi-dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark dengan dimensi religiusitas yang dikemukakan dalam penelitian Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (dalam Ary Widiyanta, 2002) yang sudah dijelaskan di atas dan yang telah disesuaikan dengan ajaran Islam, akan dijadikan sebagai dasar teori untuk membuat alat ukur pada penelitian ini.


(40)

2.2.3 Sumber-sumber Munculnya Sikap Religiusitas

Melalui teori The Four Wishes yang dikutip oleh Jalaludin, 1996 (dalam Nurhayati, 2009) mengemukakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah empat macam keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia yaitu :

a. Keinginan untuk keselamatan

Keinginan untuk memperoleh perlindungan atau penyelamatan dirinya baik secara fisik maupun psikis

b. Keinginan untuk mendapat penghargaan

Keinginan ini merupakan dorongan yang menyebabkan manusia mendambakan adanya rasa ingin dihargai dan dikenal orang lain.

c. Keinginan untuk ditanggapi

Keinginan ini menimbulkan rasa ingin mencintai dan dicintai dalam pergaulan.

d. Keinginan akan pengetahuan dan pengalaman baru

Keinginan ini menyebabkan manusia mengeksplorasi dirinya, serta selalu ingin mencari pengetahuan dan pengalaman baru yang belum diketahui.


(41)

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Mahasiswa adalah pelajar yang menjalani pendidikan tinggi guna melanjutkan pendidikannya setelah sekolah lanjutan atas di sebuah perguruan tinggi atau universitas dengan batas usia 18-30 tahun. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi adalah melakukan penelitian ilmiah atau biasa disebut skripsi.

Dalam penyusunan skripsi tidak jarang mahasiswa mengalami beberapa hambatan. Hambatan-hambatan tersebut dapat berupa hambatan pada saat melakukan penelitian maupun hambatan dalam menuangkan hasil penelitian kedalam bentuk tulisan. Jika seorang mahasiswa merasa tertekan karena ia tidak memiliki keseimbangan antara kemampuannya dengan tuntutan akademis dalam penyusunan skripsi, maka mahasiswa tersebut dapat dikatakan sedang mengalami suatu keadaan yang dinamakan stres. Stress pada tiap individu tentunya berbeda-beda, begitu pula pada pria dan wanita.

Untuk menurunkan stres memerlukan sumber daya biologis, psikologis maupun sosial. Sumber-sumber ini disebut sebagai sumber coping (coping

resources). Sumber coping merupakan hal yang paling penting dalam mempengaruhi

perilaku coping stresyang efektif. Rice, 1999 (dalam Melly 2008). Sedangkan coping itu sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu, problem focus coping dan emotion focus


(42)

coping. Tentunya masing-masing individu dalam pemilihan jenis coping yang digunakan itu berbeda, begitu juga pada mahasiswa baik itu pria maupun wanita.

Salah satu yang dapat dijadikan sumber coping (coping resources) adalah religiusitas, dan di dalam religiusitas terdapat dimensi-dimensi diantaranya dimensi Iman (religious belief), dimensi Islam (religious practice), dimensi Amal (religious effect), dimensi Ilmu (religious knowledge), dimensi Ikhsan (religious feeling). Dalam penelitian yang dilakukan Spika, Shaver, dan Kirkpatrick (1985, dalam Graham 2001) mencatat tiga peran religi dalam coping process yaitu (a) menawarkan makna kehidupan, (b) memberikan sense of control terbesar dalam mengatasi situasi, dan (c) membangun self esteem. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa religi memainkan peran yang penting dalam mengatasi stress. Dua sumber coping yang biasanya dilakukan adalah prayer dan faith in God (berdoa dan berserah diri pada Tuhan). Dalam hal ini mereka berkesimpulan agama dan spiritualitas sangat penting dalam usaha mengatasi stress (dalam RR. Ardiningtiyas Pitaloka, 2005).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka diketahui terdapat hubungan antara religiusitas dengan coping stres, namun pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah religiusitas berpengaruh terhadap pemilihan jenis coping stress yang digunakan mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.


(43)

PEMILIHAN

JENIS

COPING STRESS DIMENSI IMAN (RELIGIOUS BELIEF)

DIMENSI ISLAM (RELIGIOUS PRACTICE)

DIMENSI AMAL (RELIGIOUS EFFECT)

DIMENSI ILMU (RELIGIOUS KNOWLEDGE)

DIMENSI IKHSAN (RELIGIOUS FEELING)

JENIS KELAMIN


(44)

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi Iman (religious belief) terhadap pemilihan jenis coping stress mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi Islam (religious practice) terhadap pemilihan jenis coping stress mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi.

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi Amal (religious effect) terhadap pemilihan jenis coping stress mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi.

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi Ilmu (religious knowledge) terhadap pemilihan jenis coping stress mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi.

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan dimensi Ikhsan (religious feeling) terhadap pemilihan jenis coping stress mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi.


(45)

Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap pemilihan jenis coping stress mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi.


(46)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai metode dan pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, populasi dan sampel, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, prosedur penelitian.

1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang diambil menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006). Asumsi dari penelitian kuantitatif adalah bahwa fakta-fakta dari obyek penelitian memiliki realitas dan variabel-variabel dapat diidentifikasikan, serta hubungannya dapat diukur.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis korelasional prediktif. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Melalui penelitian tersebut kita dapat memastikan berapa besar yang disebabkan oleh suatu variabel dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan oleh variabel lain.


(47)

Sedangkan jenis penelitian korelasional prediktif merupakan penelitian yang memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall : Hadjar, dalam M. Zainal Abidin. 2010).

1.2 Variabel Penelitian

1.2.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih dari nilai atau sifat yang berdiri sendiri-sendiri (Kerlinger, 1973; Sevila, dkk, 1993) menyebut variabel sebagai suatu konstruk (properties) atau sifat yang diteliti.

Variabel dibagi atas dua macam, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah religiusitas dan variabel terikatnya adalah coping stress.

3.2.2 Definisi Konseptual Variabel

a. Religiusitas

Religiusitas adalah keyakinan, penghayatan, pengalaman, pengetahuan dan peribadatan seorang penganut agama terhadap agamanya yang diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari sebagai pengakuan akan adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia di dunia dan akhirat.


(48)

b. Coping stres

Coping stress adalah suatu respon kognitif seseorang bagaimana seseorang

berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang timbul akibat stress terhadap masalah yang dihadapi.

3.2.3 Definisi Operasional Variabel

a. Religiusitas

Definisi operasional religiusitas adalah skor-skor yang diperoleh dari skala religiusitas. Pembuatan alat ukur dalam penelitian ini berdasarkan persamaan-persamaan dimensi-dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark dengan dimensi religiusitas yang dikemukakan dalam penelitian Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (dalam Ary Widiyanta, 2002) yang telah disesuaikan dengan ajaran Islam yaitu religious belief (dimensi keyakinan atau akidah Islam), religious practice (dimensi peribadatan atau syariah), religious

effect (dimensi pengamalan atau akhlak), religious knowledge (dimensi

pengetahuan atau ilmu), dan religious feeling (dimensi pengalaman atau penghayatan).

b. Coping stress

Definisi operasional Coping stress adalah skor-skor yang diperoleh dari skala


(49)

Emotion focus coping. Pembuatan alat ukur dalam penelitian ini berdasarkan konsep menurut Carver, dkk. (1989) yaitu pada Problem focus coping terdiri dari

Active Coping, Planning, Suppression of Competing Activities, Restraint Coping,

Seeking Social Support for Instrumental Reasons. Dan menurut Nolen-Hoeksema

(dalam Atkinson dkk. 1993) pada emotion focus coping yang terdiri dari strategi perenungan (ruminative strategies), strategi pengalihan (distraction strategies), dan strategi penghindaran negatif (negative avoidant strategies)

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Suharsimi Arikunto (2006) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan subjek penelitian yang telah ditetapkan dengan baik. Dan bisa dikatakan sebagai populasi kelompok subjek harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan dari kelompok subjek lain.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Psikologi dengan kriteria:

1. Mahasiswa yang tercatat sebagai mahasiswa fakultas Psikologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun angkatan 2006.


(50)

3.3.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau beberapa bagian kecil, wakil populasi yang diteliti. Ukuran minimum sampel untuk penelitian korelasi sebanyak 30 orang.

Dari penjelasan di atas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2006 UIN Syarif Hidayatullah yang sedang menyusun skripsi sebanyak 50 orang.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan menggunakan teknik purposive sampling yaitu mengambil sampel sesuai dengan karakteristik yang digunakan dalam penelitian.

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan skala religiusitas dan skala Coping Stress. Kedua skala ini menggunakan alat tes Skala Likert atau dikenal juga dengan The Method of Summated Rating, dengan variasi jawaban sebanyak empat (4) pilihan, yaitu : sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Adapun skor untuk masing-masing pilihan jawaban adalah sebagai berikut : (lihat tabel 3.1.)


(51)

Tabel 3.1

Skor Skala Likert

Pilihan STS TS S SS

Favorabel 1 2 3 4

UnFavorabel 4 3 2 1

3.4.1. Skala Religiusitas

Skala religiusitas digunakan untuk mengukur tingkat religiusitas. Peneliti memakai indikator dari persamaan-persamaan dimensi-dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark dengan dimensi religiusitas yang dikemukakan dalam penelitian Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (dalam Ary Widiyanta, 2002), yaitu :

a. Religious belief (the ideological dimension atau dimensi iman)

Sejauh mana orang menerima hal-hal yang dogmatik di dalam ajaran agamanya. Misalnya kepercayaan tentang adanya Tuhan, malaikat, kitab-kitab, Nabi dan Rasul, hari kiamat, surga, neraka dan yang lain-lain yang bersifat dogmatik. b. Religious Practice (the ritualistic dimension atau dimensi islam)

Tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban ritual di dalam agamanya, seperti shalat, zakat, puasa dan sebagainya.


(52)

c. Religious effect (the consequential dimension atau dimensi amal)

Dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya di dalam kehidupannya.

d. Religious Knowledge (the intellectual dimension atau dimensi ilmu)

Seberapa jauh seseorang mengetahuai tentang ajaran agamanya. Hal ini berhubungan dengan aktivitas seseorang untuk mengetahui ajaran-ajaran dalam agamanya.

e. Religious feeling (the experiental dimension atau dimensi ikhsan)

Dimensi yang terdiri dari perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman keagamaan yang pernah dirasakan dan dialami. Misalnya seseorang merasa dekat dengan Tuhan, seseorang merasa takut berbuat dosa, seseorang merasa doanya dikabulkan Tuhan, dan sebagainya ( lihat tabel 3.2.).


(53)

Tabel 3.2

Blue Print Skala Religiusitas

Nomor item

No Dimensi Indikator

Favorable Unfavorable Jumlah

1. Religious

belief

(Dimensi Iman)

Iman kepada Allah

Nabi dan Rasul

Malaikat

Kitab-kitab

Hari pembalasan

Qadha dan Qadar

11 1 45 26 44 7 21 51 28 27 41 18 12

2. Religious

practice (Dimensi Islam) Shalat Puasa Zakat Berdzikir Membaca Al-Qur’an Berdo’a 31 23, 33 17 50 3 30 2, 49 5 34 16 4 6 14

3. Religious

effect

(Dimensi amal)

Menolong orang lain

Bersungguh-sungguh dalam bekerja dan belajar

10, 36

20

53


(54)

Disiplin dan Menghargai waktu

Berkata benar dan tidak berbohong

Bertanggung jawab

Menjauhi segala hal yang dilarang agama 48 35 40 37 46 38 19 24

4. Religious

knowledge

(Dimensi ilmu)

Mengetahui rukun iman dan Islam

Mengetahui dasar fikih dan tafsir

Memahami kandungan Al-Qur’an

Mengetahui Tradisi keagamaan

54 55 29 25, 43 56 57 52 32 9

5. Religious

feeling

(Dimensi ikhsan)

Perasaan dekat dengan Allah

Perasaan doa-doanya didengar Allah

Tersentuh/ tergetar ketika mendengar suara adzan dan alunan ayat suci Al-Qur’an

Mensyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah 39 42 8, 22 13 14 12 9 47 9


(55)

3.4.2. Skala Coping Stres

Skala Coping Stres terbagi menjadi dua dimensi yaitu coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) dan coping yang berfokus pada emosi

(emosional-focused coping).

3.4.2.1 Skala Problem-Focused Coping

Dalam skala problem-focused coping peneliti memakai indikator dari jenis-jenis problem focus coping menurut Carver, dkk. (1989) yaitu :

a. Active Coping merupakan suatu tindakan yang langsung sifatnya untuk

mengatasi stressor, meningkatkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress atau melakukan tindakan-tindakan secara bertahap.

b. Planning berkaitan dengan perencanaan mengenai hal-hal yang dapat

dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stress, memikirkan cara yang terbaik untuk memecahkan stress, memikirkan cara yang terbaik untuk memecahkan suatu masalah atau merencanakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi suatu sumber stress.

c. Suppression of Competing Activities meliputi menghindari terjadinya

gangguan dari kejadian lain atau membatasi ruang gerak dari aktifitas individu yang berhubungan dengan masalah.


(56)

d. Restraint Coping merupakan latihan untuk mengontrol atau mengendalikan diri agar dapat mengatasi sumber stress secara efektif.

e. Seeking Social Support for Instrumental Reasons merupakan usaha-usaha

yang dilakukan individu untuk mendapatkan dukungan sosial, dengan cara meminta nasihat, bantuan, atau informasi dari orang lain yang dapat membantu individu dalam menyelesaikan masalah. (lihat tabel 3.3.)

Tabel 3.3

Blue Print Skala Problem Focus Coping

Nomor item

No Dimensi Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

1. Active Coping Mencari sumber referensi

sebanyak-banyaknya

Mencari data penelitian lain

1, 40

32, 58

24, 50

13, 43

8

2. Planning Merencanakan hal-hal yang

dapat dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stress

Memikirkan cara yang terbaik atau merencanakan langkah-langkah untuk memecahkan suatu masalah

31, 38, 64

4, 21, 65

55, 84

45, 51


(57)

3. Suppression of Competing Activities

Bersikap hati-hati

Menghindari dosen pembimbing

3, 11, 56, 63

57, 71

22, 73

44, 77 10

4. Restraint

Coping

Mengontrol diri atau menenangkan diri

2, 20, 70 12, 32, 72

6

5. Seeking

Social

Support for

Instrumental Reasons

Meminta nasihat dari orang lain

Meminta bantuan dari orang lain

Meminta informasi dari orang lain 15, 78 5, 82 14, 30 34, 69 23, 39 49, 83 12


(58)

3.4.2.2 Skala Emotion-Focused Coping

Dalam skala emotion-focused coping peneliti memakai indikator dari jenis jenis strategi emotion focus coping (Nolen-Hoeksema, 1991 dalam Atkinson. Dkk, 1993) yaitu :

a. Strategi perenungan (ruminative strategies), yaitu mengisolasi diri untuk memikirkan betapa buruknya perasaan kita, mengkhawatirkan konsekuensi peristiwa stress atau keadan emosional kita. Atau membicarakan berulang kali betapa buruknya segala sesuatu tanpa mengambil tindakan untuk mengubahnya.

b. Strategi pengalihan (distraction strategies), antara lain melibatkan diri dalam aktifitas yang menyenangkan dan cenderung meningkatkan perasaan kendali kita, seperti olahraga, bermain dan lain sebagainya. Tujuan strategi pengalihan adalah menjauhkan diri dari pikiran negative dan mendapatkan kembali perasaan menguasai masalah.

c. Strategi penghindaran negatif (negative avoidant strategies) adalah aktifitas yang dapa mengalihkan kita dari mood, strategi ini merupakan aktivitas berbahaya yang mungkin dapat memperberat mood seperti mencacimaki orang lain, mengendarai kendaraan dalam kecepatan tinggi, dan sebagainya.


(59)

Tabel 3.4

Blue Print Skala Emotion Focus Coping

Nomor item

No Dimensi Indikator

Favorable Unfavorable Jumlah

1. Strategi perenungan

(ruminative strategies)

Mengisolasi diri

Menyesalkan sesuatu yang telah terjadi tanpa mengambil tindakan

Mengkhawatirkan konsekuensi dari stres

7, 59, 67

6, 9, 68

80, 60

75, 36, 16

37, 54, 76

62, 25

16

2. Strategi pengalihan

(distraction strategies)

Memandang stressor bukan sebagai tekanan

Memandang peristiwa yang

menimbulkan stress sebagai hal yang positif

Mengabaikan stressor dengan cara bersenang-senang

52, 26

8, 41

61, 35, 17

27, 29

74, 46

10, 42

13

3. Strategi penghindaran

Melakukan tindakan agresif

Berkurangnya usaha untuk

47, 66, 19

48, 81

53, 79

18, 28


(60)

3.4.3. Tekhnik Uji Instrumen Penelitian

3.4.3.1. Uji Validitas

Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu dapat mengukur (Anastasi dan Urbina, 2003). Untuk mengetahui apakah skala yang telah dibuat mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka diperlukan pengukuran validitas. Oleh karena itu, untuk menguji validitas dari skala yang telah dibuat dengan menggunakan teknik korelasional Product Moment

Pearson, dalam perhitungannya dilakukan dengan analisa statistik melalui

perhitungan SPSS versi 16.

3.4.3.2. Uji Reliabilitas negatif

(negative avoidant strategies)

menghadapi stressor


(61)

Perhitungan reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur (Nazir, 1988). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan SPSS versi 16 untuk menguji reliabilitas alat ukur penelitian.

Tabel 3.5

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Kriteria Koefisien Reliabilitas Sangat Reliabel >0,9

Reliabel 0,7-0,9 Cukup Reliabel 0,4-0,7 Kurang Reliabel 0,2-0,4 Tidak Reliabel <0,2

3.4.3.3. Hasil uji coba alat ukur

Setelah item-item skala dibuat, peneliti mengujicobakan skala tersebut. Dalam tahap uji coba, peneliti memberikan lima puluh tujuh item pada skala religiusitas, empat puluh enam item pada skala problem focus coping, dan tiga puluh delapan item pada skala emotion focus coping. Namun skala problem focus coping dan emotion

focus coping digabung menjadi satu sehingga berjumlah delapan puluh empat item


(62)

Hasil uji validitas dengan perhitungan korelasi Product Moment Pearson pada skala religiusitas didapat 23 item yang valid. Item–item yang valid tersebut adalah item nomor 1, 4, 7, 10, 12, 13, 17, 18, 20, 21, 24, 27, 31, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 50, 51, 53. Adapun nilai reliabilitas yang dihasilkan sebesar 0,734. Artinya nilai skala ini reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

Adapun hasil uji validitas pada skala problem focus coping dan emotion focus

coping yang digabung menjadi satu skaladidapat 38 item yang valid. item–item yang

valid adalah 1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 24, 25, 31, 34, 35, 36, 46, 48, 53, 54, 56, 60, 61, 62, 63, 64, 69, 72, 75, 76, 77, 78, 81, 84. Adapun nilai reliabilitas yang dihasilkan pada skala problem focus coping dan emotion focus

coping adalah sebesar 0,787 dan 0,825. Kedua alat ukur ini menurut kaidah Guilford

dapat disimpulkan memiliki reliabilitas yang baik karena suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel (Kuncono, 2004). Artinya nilai skala ini reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

Hasil Uji Validitas Skala Religiusitas dapat dilihat pada tabel 3.6. dan Hasil Uji Validitas Skala Coping Stres juga dapat dilihat pada tabel 3.7 dan 3.8. dibawah ini.


(63)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Skala Religiusitas Nomor Item

No

Dimensi Fav Un Fav Jumlah

1. Akidah 1, 7, 44 18, 21, 41, 51, 27 8

2. Ibadah 17, 31 4 3

3. Amal 10, 20, 48 24, 53 5

4. Ilmu 43 46 2

5. Ihsan 13, 42, 50 12, 47 5

Jumlah 12 11 23

Tabel 3.7 & 3.8

Hasil Uji Validitas Skala Coping Stres A. Skala Problem Focus Coping

Nomor Item No Dimensi

Fav Un Fav

Jumlah

1. Active Coping 1 13, 24 3


(64)

3. Suppression of Competing Activities

3, 56, 63 77 4

4. Restraint Coping 2, 20 72 3

5. Seeking Social Support for

Instrumental Reasons

5, 14, 15, 78 34, 69 6

Jumlah 13 7 20

B. Skala Emotion Focus Coping

Nomor Item

No Dimensi

Fav Un Fav

Jumlah

1. Strategi perenungan

(ruminative strategies)

60 16, 25, 36, 54, 62, 75, 76

8

2. Strategi pengalihan

(distraction strategies)

8, 35, 61 10, 46 5

3. Strategi penghindaran negatif

(negative avoidant strategies)

19, 48, 81 18, 53 5


(65)

Tabel 3.9

Koefisien Reliabilitas Instrumen Penelitian

Alat Ukur Koefisien Alpha Cronbach Keterangan

Religiusitas 0,734 Reliabel

Problem focus coping 0,787 Reliabel

Emotion focus coping 0,825 Reliabel

3.5. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya sumbangan yang diberikan variable bebas kepada variable terikat, penulis menggunakan uji regresi logistik biner. Regresi logistik biner adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen (respon) merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian. (Ariyoso, 2009). Dalam perhitungannya dilakukan dengan analisa statistik melalui perhitungan SPSS versi 16.


(66)

3.6. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Dimana pada tahap ini peneliti memulai dengan merumuskan masalah dan menentukan variabel yang akan diteliti. Kemudian peneliti mencari serta menyusun teori, menentukan lokasi penelitian, membuat instrument atau alat ukur penelitian berupa Skala Sikap Model Likert dan penskalaan stimulus

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap yang kedua ini, peneliti mulai menentukan sampel penelitian. Peneliti menggunakan tekhnik purposive sampling runtuk mengambil sampel penelitian. Setelah itu peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan peneltian dan meminta kesedian subyek untuk mengisi skala penelitian, setelah itu melaksanakan pengambilan data dengan memberikan skala yang telah ditentukan yang telah disiapkan kepada subyek penelitian.

3. Tahap pengolahan data

Pada tahap yang terakhir ini peneliti melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh subyek penelitian atau responden, kemudian menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, selanjutnya peneliti membuat tabel data dan terakhir melakukan analisa data dengan menggunakan metode stastistik untuk menguji hipotesis penelitian.


(67)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum responden penelitian, deskripsi data, pemilihan jenis coping stres yang dilakukan mahasiswa, dan analisis data.

4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian

Gambaran umum responden penelitian akan diuraikan secara deskriptif dan dibantu dengan penyajian dalam bentuk tabel dari berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.1.

Latar Belakang Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 23 46 %

Perempuan 27 54 %

Jumlah 50 100 %

Dari 50 responden yang diteliti berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini, diketahui bahwa 23 orang berjenis kelamin laki-laki (46 %) dan 27 orang yang berjenis kelamin perempuan (54 %).


(68)

4.2. Deskripsi Data

Tabel 4.2.

Deskripsi Statistik perolehan dan teoritik Skor Skala Tingkat Religiusitas dan Skala Coping Stress

Variabel N Skor Min Skor Max Mean Std Dev

Tingkat Religiusitas Dimensi Iman Dimensi Islam Dimensi Amal Dimensi Ilmu Dimensi Ikhsan 50 50 50 50 50 24 8 12 5 12 31 12 18 8 19 28,62 10,36 15,62 7,14 16,70 2,10 1,01 1,56 0,90 1,77 Coping Stress

Problem Focus Coping

Emotion Focus Coping

50 50 45 32 72 62 59,38 43,86 6,30 7,05

a. Diketahui jumlah subjek penelitian berjumlah 50 responden, skor dimensi Iman dalam variabel religiusitas terendah adalah 24, dan skor tertinggi 31 dengan nilai rata-rata 28,62 dan standar deviasi sebesar 2,10.


(69)

b. Diketahui jumlah subjek penelitian berjumlah 50 responden, skor dimensi Islam dalam variabel religiusitas terendah adalah 8, dan skor tertinggi 12 dengan nilai rata-rata 10,36 dan standar deviasi sebesar 1,01.

c. Diketahui jumlah subjek penelitian berjumlah 50 responden, skor dimensi Amal dalam variabel religiusitas terendah adalah 12, dan skor tertinggi 18 dengan nilai rata-rata 15,62 dan standar deviasi sebesar 1,56.

d. Diketahui jumlah subjek penelitian berjumlah 50 responden, skor dimensi Ilmu dalam variabel religiusitas terendah adalah 5, dan skor tertinggi 8 dengan nilai rata-rata 7,14 dan standar deviasi sebesar 0,90.

e. Diketahui jumlah subjek penelitian berjumlah 50 responden, skor dimensi Ikhsan dalam variabel religiusitas terendah adalah 12, dan skor tertinggi 19 dengan nilai rata-rata 16,70 dan standar deviasi sebesar 1,77.

f. Diketahui jumlah subjek penelitian berjumlah 50 responden, skor problem focus coping terendah adalah 45, dan skor tertinggi 72 dengan nilai rata-rata 59,38 dan standar deviasi sebesar 6,30.

g. Diketahui jumlah subjek penelitian berjumlah 50 responden, skor emotion focus coping terendah adalah 32, dan skor tertinggi 62 dengan nilai rata-rata 43,86 dan standar deviasi sebesar 7,05.


(70)

4.2.1 Interpretasi tingkat religiusitas

Untuk menentukan tingkat dimensi-dimensi religiusitas responden dalam kategori tinggi, sedang dan rendah, peneliti menggunakan kategorisasi jenjang seperti dibawah ini:

4.2.1.1 Interpretasi Dimensi Iman

Tabel 4.3.

Tabel interpretasi Skor Dimensi Iman

Posisi Nilai X Jenjang Posisi Nilai X X < M -1SD : X < 28,62 - 1 (2,10) = ≤ 26 Rendah

M ± 1 SD : 28,62 ± 1 (2,10) = 27 – 30 Sedang

X > M + 1 SD : X > 28,62 + 1 (2,10) = ≥ 31 Tinggi

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jika X (sebaran skor Variabel X ) ≤ 26 maka dimensi Iman tergolong rendah. Dan jika X berjumlah antara 27 sampai 30 maka termasuk kategori sedang, sedangkan jika X berjumlah ≥ 31 maka termasuk pada kategori tinggi.


(71)

Tabel 4.4.

Kategori dalam perolehan skor Dimensi Iman

Kategori F Persentase (%)

Rendah 7 14 %

Sedang 33 66 %

Tinggi 10 20 %

Total 50 100 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan lebih dari separuh responden memiliki tingkat dimensi Iman yang sedang, hal ini ditunjukkan pada jumlah responden yang mayoritas berada pada kategori sedang (66%).

4.2.1.2 Interpretasi Dimensi Islam

Tabel 4.5.

Tabel interpretasi Skor Dimensi Islam

Posisi Nilai X Jenjang Posisi Nilai X X < M -1SD : X < 10,36 - 1 (1,01) = ≤ 9 Rendah

M ± 1 SD : 10,36 ± 1 (1,01) = 10 – 11 Sedang


(72)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jika X (sebaran skor Variabel X ) ≤ 9 maka dimensi Islam tergolong rendah. Dan jika X berjumlah antara 10 sampai 11 maka termasuk kategori sedang, sedangkan jika X berjumlah ≥ 12 maka termasuk pada kategori tinggi.

Tabel 4.6.

Kategori dalam perolehan skor Dimensi Islam

Kategori F Persentase (%)

Rendah 10 20 %

Sedang 35 70 %

Tinggi 5 10 %

Total 50 100 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan lebih dari separuh responden memiliki tingkat dimensi Islam yang sedang, hal ini ditunjukkan pada jumlah responden yang mayoritas berada pada kategori sedang (70%).


(73)

4.2.1.3 Interpretasi Dimensi Amal

Tabel 4.7.

Tabel interpretasi Skor Dimensi Amal

Posisi Nilai X Jenjang Posisi Nilai X X < M -1SD : X < 15,62 - 1 (1,56) = ≤ 14 Rendah

M ± 1 SD : 15,62 ± 1 (1,56) = 15 – 17 Sedang

X > M + 1 SD : X > 15,62 + 1 (1,56) = ≥ 18 Tinggi

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jika X (sebaran skor Variabel X ) ≤ 14 maka dimensi Amal tergolong rendah. Dan jika X berjumlah antara 15 sampai 17 maka termasuk kategori sedang, sedangkan jika X berjumlah ≥ 18 maka termasuk pada kategori tinggi.

Tabel 4.8.

Kategori dalam perolehan skor Dimensi Amal

Kategori F Persentase (%)

Rendah 13 26 %

Sedang 32 64 %

Tinggi 5 10 %


(1)

LAMPIRAN 6

HASIL UJI REGRESI LOGISTIK BINER

Logistic Regression

[DataSet0] D:\Sh.,Anw\skripsi2\anwar\regresi logistik.sav

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Included in Analysis 50 100.0

Missing Cases 0 .0

Selected Cases

Total 50 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 50 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding Original

Value Internal Value

0 0

1 1

Categorical Variables Codings

Parameter coding Frequency (1)

0 24 1.000

kos

1 26 .000

0 27 1.000

jk


(2)

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Predicted coping

Observed 0 1

Percentage Correct

0 27 0 100.0

coping

1 23 0 .0

Step 0

Overall Percentage 54.0

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant -.160 .284 .319 1 .572 .852

Variables not in the Equation

Score df Sig.

jk(1) .109 1 .741

kos(1) 2.826 1 .093

iman .095 1 .758

islam .601 1 .438

amal .252 1 .615

ilmu 5.244 1 .022

Variables

ihsan .094 1 .759

Step 0


(3)

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 14.776 7 .039

Block 14.776 7 .039 Step 1

Model 14.776 7 .039

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 54.218a .256 .342

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.

1 4.068 8 .851

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test coping = 0 coping = 1

Observed Expected Observed Expected Total

1 5 4.715 0 .285 5

2 4 4.115 1 .885 5

3 2 3.512 3 1.488 5

4 4 3.289 1 1.711 5

5 3 3.019 2 1.981 5

6 4 3.095 2 2.905 6

7 2 2.625 4 3.375 6

8 2 1.638 3 3.362 5

9 1 .850 4 4.150 5

Step 1


(4)

Classification Tablea

Predicted coping

Observed 0 1

Percentage Correct

0 22 5 81.5

coping

1 9 14 60.9

Step 1

Overall Percentage 72.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) jk(1) .904 .752 1.446 1 .229 2.469 kos(1) 1.040 .721 2.081 1 .149 2.829

Iman .175 .283 .384 1 .536 1.191

Islam .478 .420 1.296 1 .255 1.613

Amal .373 .292 1.631 1 .202 1.452

Ilmu -1.845 .731 6.368 1 .012 .158

ihsan .176 .346 .259 1 .611 1.193

Step 1a

Constant -6.790 5.611 1.464 1 .226 .001 a. Variable(s) entered on step 1: jk, kos, iman, islam, amal, ilmu, ihsan.


(5)

LAMPIRAN 7

PEMILIHAN JENIS COPING STRES YANG DILAKUKAN MAHASISWA

Subjek

PFC

EFC

coping yg

digunakan

1

49.39635498

40.27069695

0

2

47.80781544

48.78029145

1

3

49.39635498

37.43416545

0

4

54.16197358

41.6889627

0

5

70.04736895

34.59763395

0

6

65.28175034

40.27069695

0

7

62.10467127

40.27069695

0

8

55.75051312

47.3620257

0

9

50.98489451

43.10722845

0

10

62.10467127

33.1793682

0

11

49.39635498

45.94375995

0

12

49.39635498

55.87162021

1

13

58.92759219

41.6889627

0

14

44.63073637

47.3620257

1

15

46.2192759

43.10722845

0

16

43.04219683

43.10722845

1

17

54.16197358

45.94375995

0

18

47.80781544

43.10722845

0

19

65.28175034

47.3620257

0

20

49.39635498

50.19855721

1

21

50.98489451

43.10722845

0

22

39.86511776

53.03508871

1

23

36.68803869

45.94375995

1

24

47.80781544

47.3620257

0

25

47.80781544

53.03508871

1

26

54.16197358

51.61682296

0

27

62.10467127

58.70815171

0

28

58.92759219

51.61682296

0

29

54.16197358

55.87162021

1

30

54.16197358

61.54468321

1

31

50.98489451

58.70815171

1

32

47.80781544

47.3620257

0

33

54.16197358

58.70815171

1

34

65.28175034

47.3620257

0

35

49.39635498

37.43416545

0


(6)

Ket :

0 : Problem Focus Coping = 27

1 : Emotion Focus Coping = 23

36

44.63073637

55.87162021

1

37

36.68803869

45.94375995

1

38

49.39635498

50.19855721

1

39

46.2192759

68.63601196

1

40

47.80781544

43.10722845

0

41

65.28175034

47.3620257

0

42

36.68803869

62.96294896

1

43

27.15680147

71.47254346

1

44

47.80781544

48.78029145

1

45

31.92242008

75.72734071

1

46

27.15680147

65.79948046

1

47

49.39635498

37.43416545

0

48

65.28175034

47.3620257

0

49

44.63073637

67.21774621

1

50

30.33388054

70.05427771

1