ANALISIS HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA PROSES PELELANGAN UNTUK MENDAPATKAN NILAI EXPECTED PROFIT DAN MARK UP DENGAN PEMODELAN FRIEDMAN, ACKOFF & SASIENI DAN GATES (Studi Kasus : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Provinsi DKI Jakarta)

(1)

i

TUGAS AKHIR

ANALISIS HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA PROSES PELELANGAN UNTUK MENDAPATKAN NILAI EXPECTED PROFIT

DAN MARK UP DENGAN PEMODELAN FRIEDMAN, ACKOFF & SASIENI DAN GATES

(Studi Kasus : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Provinsi DKI Jakarta)

Disusun Oleh :

EKO AGRELYO PRATAMA

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

vi

DAN MARK UP DENGAN PEMODELAN FRIEDMAN, ACKOFF & SASIENI DAN GATES

(Studi Kasus : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Provinsi DKI Jakarta)

Disusun Oleh :

EKO AGRELYO PRATAMA 2012 011 0006

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(5)

vii

Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan baik moral maupun

materil.Terima kasih untuk semuanya ayah dan ibu

adik-adik ku tercinta andre leo dwi nugraha, aisah tria

oktari

do’akan semog

a abang sukses. Seluruh keluarga

besar yang selalu memberikan dorongan untuk terus

maju dan berjuang.

Hajijah sari dewi yang selalu menemani baik susah

maupun senang

Yudhi pratama arnel sohib seperjuangan, Buat

sahabat-sahabat yang tak bisa disebutkan satu persatu


(6)

viii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

INTISARI ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Keaslian Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik ... 10

1. Registrasi Peserta ... 11

2. Penyedia Barang/Jasa ... 12

B. Pelelangan ... 12

1. Tata Cara Pelelangan ... 13

2. Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang ... 15

C. Estimasi Biaya Konstruksi ... 16

1. Jenis Estimasi Biaya Konstruksi ... 18

2. Resiko dalam Estimasi ... 21

3. Faktor yang Mempengaruhi Estimasi ... 23

4. Penyusunan Rencana Estimasi Biaya Proyek ... 24


(7)

ix BAB III LANDASAN TEORI

A. Strategi Penawaran ... 31

1. Konsep Dasar Penawaran ... 33

2. Penawaran dengan Satu Kompetitor ... 34

3. Penawaran Lebih Dari Satu Kompetitor ... 36

4. Average Competitor ... 37

B. Mark Up ... 39

C. Expected Profit ... 41

D. Pendekatan Metode Strategi Penawaran ... 42

1. Friedman Method ... 43

2. Gates Method ... 45

3. Ackoff & Sasieni Method ... 47

4. Metode Konvensional ... 47

5. Model-model yang Lain ... 51

E. Pendekatan Metode Statistik ... 52

1. Multi Discrete Distribution ... 52

2. Multi Normal Distribution ... 53

3. Single Normal Distribution ... 54

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian ... 55

B. Populasi/Pengambilan Data Penawaran Konstruksi ... 57

C. Pengolahan Data dengan Pendekatan Statistik ... 57

D. Pengolahan Data dengan Model Penawaran ... 58

E. Pengujian Model dengan Data Pilihan ... 58

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Lapangan ... 60

B. Pengolahan Data dengan Pendekatan Statistik ... 60

1. Multi Discrete Distribution ... 61

2. Multi Normal Distribution ... 62


(8)

x

3.Ackoff & Sasieni Method ... 83

D. Analisis Expected Profit ... 90

E. Pengujian Model dengan Data Pilihan ... 92

F. Pembahasan ... 94

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batas harga penawaran suatu tender (Cook,1985) ... 18

Gambar 3.1 Hubungan antara overhead, labam dan garis pertumbuhan perusahaan (Cook,1985) ... 39

Gambar 3.2 Hubungan Expected profit dengan Mark up ... 41

Gambar 3.3 Histogram penawaran biaya ... 51

Gambar 3.4 Distribusi normal penawaran biaya ... 52

Gambar 4.1 Tahapan Penelitian model strategi penawaran ... 54

Gambar 5.1 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan multi distribusi discrete untuk model friedman ... 69

Gambar 5.2 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan multi distribusi normal untuk model Friedman ... 72

Gambar 5.3 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan single distribusi normal untuk model Friedman ... 74

Gambar 5.4 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan multi distribusi discrete untuk model Gates ... 77

Gambar 5.5 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan multi distribusi normal untuk model Gates ... 80

Gambar 5.6 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan single distribusi normal untuk model Gates ... 82

Gambar 5.7 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan multi distribusi discrete untuk model Ackoff & Sasieni ... 85


(10)

xii

single distribusi normal untuk model Ackoff & Sasieni ... 90 Gambar 5.10 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan multi distribusi discrete ... 91 Gambar 5.11 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan multi distribusi normal ... 91 Gambar 5.12 Hubungan antara expected profit dengan mark up menggunakan single distribusi normal ... 92


(11)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Biaya pekerjaan standar bangunan gedung ... 25

Tabel 2.2 Faktor pengali bangunan gedung bertingkat ... 25

Tabel 2.3 Hasil Mark Up dari Expected profit maximum ... 26

Tabel 3.1 Data terhadap kontraktor A pada penawaran yang telah lewat ... 35

Tabel 3.2 Probabilitas terhadap A dan Expected Profit yang dihasilkan ... 36

Tabel 3.3 Probabilitas Terhadap Kontraktor A dan B dan AB ... 36

Tabel 3.4 Expected profit menghadapi kontraktor A dan B ... 37

Tabel 3.5 Probabilitas terhadap kontraktor A dan B secara bersamaan ... 38

Tabel 3.6 Probabilitas terhadap 3 kompetitor yang belum diketahui ... 39

Tabel 3.7 Perhitungan nilai pembanding ... 50

Tabel 5.1 Mean, Standar deviasi dan varian multi distribusi normal ... 62

Tabel 5.2 Mean, Standar deviasi dan varian single distribusi normal ... 64

Tabel 5.3 Nilai Z untuk single distribusi normal semua pesaing... 66

Tabel 5.4 Probabilitas menang dengan single distribusi normal ... 66

Tabel 5.5 Probabilitas menang dengan multi distribusi discrete untuk model Friedman ... 67

Tabel 5.6 Expected profit dengan multi distribusi discrete untuk model friedman ... 68

Tabel 5.7 Probabilitas menang dengan multi distribusi normal untuk model friedman ... 69

Tabel 5.8 Expected profit dengan multi distribusi normal untuk model friedman ... 71


(12)

xiv

friedman ... 73 Tabel 5.11 Probabilitas menang dengan multi distribusi discrete untuk model Gates ... 76 Tabel 5.12 Expected profit dengan multi distribusi discrete untuk model Gates . 77 Tabel 5.13 Probabilitas menang dengan multi distribusi normal untuk model Gates ... 79 Tabel 5.14 Expected profit dengan multi distribusi normal untuk model Gates .. 79 Tabel 5.15 Probabilitas menang dengan single distribusi normal untuk model Gates ... 81 Tabel 5.16 Expected profit dengan single distribusi normal untuk model Gates . 82 Tabel 5.17 Probabilitas menang dengan multi distribusi discrete untuk model Ackoff & Sasieni ... 83 Tabel 5.18 Expected profit dengan multi distribusi discrete untuk model Ackoff & Sasieni ... 84 Tabel 5.19 Probabilitas menang dengan multi distribusi normal untuk model Ackoff & Sasieni ... 86 Tabel 5.20 Expected profit dengan multi distribusi normal untuk model Ackoff & Sasieni ... 87 Tabel 5.21 Probabilitas menang dengan single distribusi normal untuk model Ackoff & Sasieni ... 88


(13)

xv

Tabel 5.22 Expected profit dengan single distribusi normal untuk model Ackoff & Sasieni ... 89 Tabel 5.23 Hasil maksimum expected profit dan mark up ... 90 Tabel 5.24 Pengujian Mark up dengan data pilihan ... 93


(14)

xvi

DKI Jakarta tahun 2013-2015 ... 102 Lampiran 2 Daftar nama kontraktor yang ikut proyek ... 126 Lampiran 3 Pengurangan kontraktor dan proyek Tahap I ... 127 Lampiran 4 Daftar proyek LPSE Provinsi DKI Jakarta tahun 2013-2015 .... 128 Lampiran 5 Rekapitulasi harga penawaran kontrak / tender konstruksi di LPSE Provinsi DKI Jakarta ... 129 Lampiran 6 Rasio penawaran biaya dari kontraktor peserta tender ... 130 Lampiran 7 Pengelompokan Rasio harga penawaran biaya dari peserta tender

... 131 Lampiran 8 Akumulasi pengumpulan rasio harga penawaran biaya dari peserta

tender ... 131 Lampiran 9 Probabilitas menang untuk multi discrete distribution tahun 2013

– 2015 ... 131 Lampiran 10 Mean, Standar Deviasi dan Varian dengan multi distribusi tahun 2013 – 2015 ... 132 Lampiran 11 Perhitungan nilai Z, untuk multi normal Distribution tahun 2013 –

2015 ... 132 Lampiran 12 Probabilitas menang untuk multi normal Distribution tahun 2013 –

2015 ... 132 Lampiran 13 Mean, standar Deviasi dan Varian dengan single normal Distribution ... 133


(15)

xvii

Lampiran 14 Perhitungan nilai Z, untuk single normal Distribution terhadap semua pesaing ... 133 Lampiran 15 Probabilitas menang untuk single normal Distribution terhadap semua pesaing tahun 2013 – 2015 ... 133 Lampiran 16 Probabilitas menang dengan multi discrete Distribution dengan model Friedman ... 134 Lampiran 17 Expected profit untuk multi discrete Distribution dengan model Friedman ... 134 Lampiran 18 Probabilitas menang dengan multi normal Distribution untuk model Friedman ... 134 Lampiran 19 Expected profit dengan multi normal Distribution dengan model Friedman. ... 135 Lampiran 20 Probabilitas menang dengan single normal Distribution untuk model Friedman ... 135 Lampiran 21 Expected profit dengan single normal Distribution untuk model Friedman ... 135 Lampiran 22 Perhitungan nilai P(Bo < Bi) untuk multi discrete Distribution dengan model Gates ... 136 Lampiran 23 Probabilitas menang dengan multi discrete Distribution untuk model Gates ... 136 Lampiran 24 Expected profit dengan multi discrete Distribution untuk model Gates ... 136


(16)

xviii

model Gates ... 137 Lampiran 27 Expected profit dengan multi normal Distribution untuk model Gates ... 137 Lampiran 28 Probabilitas menang dengan single normal Distribution untuk model Gates ... 138 Lampiran 29 Expected profit dengan single normal Distribution untuk model Gates ... 138 Lampiran 30 Probabilitas menang untuk multi discrete Distribution dengan model Expected profit ... 138 Lampiran 31 Expected profit untuk multi discrete Distribution dengan model Expected profit ... 139 Lampiran 32 Probabilitas menang untuk multi normal Distribution dengan model Expected profit ... 139

Lampiran 33 Expected profit untuk multi normal Distribution dengan model Expected profit ... 139 Lampiran 34 Probabilitas menang untuk single normal Distribution dengan model Expected profit ... 140 Lampiran 35 Expected profit untuk single normal Distribution dengan model Expected profit ... 140


(17)

xix

Lampiran 36 Rekapitulasi Probabilitas Menang dengan multi discrete Distribution ... 141 Lampiran 37 Rekapitulasi Expected profit dengan multi discrete Distribution… ..

... 141 Lampiran 38 Rekapitulasi Probabilitas Menang dengan multi distribusi normal

... 142 Lampiran 39 Rekapitulasi Expected profit dengan multi distribusi normal .... 142 Lampiran 40 Rekapitulasi Probabilitas Menang dengan single normal Distribution ... 143 Lampiran 41 Rekapitulasi Expected profit dengan single normal Distribution

... .143 Lampiran 42 Hasil Mark up optimum dan Expected profit maksimum ... 144 Lampiran 43 Pengujian Mark up dengan data pilihan ... 145


(18)

(19)

xviii INTISARI

Dalam proses pelelangan, tahap penawaran merupakan tahap yang sangat penting. Melalui tahap ini maka pihak penawar atau kontraktor harus saling bersaing dan beradu strategi untuk mendapatkan suatu proyek. Penawaran yang diajukan haruslah optimum artinya cukup tinggi untuk mendapatkan keuntungan dan cukup rendah untuk memenangkan tender proyek. Strategi penawaran berperan dalam membuat keputusan yang kompetitif, dimana di dunia konstruksi tekanan kompetisi untuk mendapatkan sebuah proyek lebih tinggi dibandingkan dengan bidang lain. Tujuan dari penelitian ini untuk menghitung nilai mark up menggunakan pendekatan strategi penawaran dan untuk mengetahui strategi harga penawaran terbaik untuk memenangkan suatu tender dengan nilai mark up optimum dan keuntungan maksimum.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pelelangan yang sudah selesai dari tahun 2013-2015 di LPSE Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan pendekatan statistik, yaitu multi distribusi discrete, multi distribusi normal dan single distribusi normal. Model strategi penawaran yang digunakan yaitu Friedman Method, Gates Method dan Ackoff & Sasieni Method.

Dengan menggunakan model Friedman menghasilkan mark up optimum sebesar - % untuk multi distribusi discrete dengan expected profit sebesar -0,0501, 10 % untuk multi dan single distribusi normal dengan expected profit sebesar . Dengan menggunakan model gates menghasilkan mark up optimum sebesar 10 % untuk multi distribusi discrete dengan expected profit % untuk multi distribusi normal dengan expected profit dan 10 % untuk single distribusi normal dengan expected profit sebesar . Dengan menggunakan model ackoff & sasieni menghasilkan mark up optimum sebesar

-% untuk multi distribusi discrete dengan expected profit - , % untuk multi dan single distribusi normal dengan expected profit sebesar . Strategi harga penawaran terbaik untuk memenangkan suatu pelelangan adalah model yang menghasilkan mark up optimum paling rendah yaitu model Friedman dengan multi distribusi discrete.


(20)

Maraknya pembangunan di Indonesia membuat sektor konstruksi di tanah air mengalami perkembangan yang signifikan dan juga meningkatkan persaingan di antara para pengusaha jasa konstruksi. Dengan banyaknya pengusaha jasa konstruksi maka tingkat kompetisi untuk mendapatkan pekerjaan (proyek) pada sektor konstruksi juga semakin sulit. Dalam upaya mendapatkan pekerjaan (proyek) pada sektor jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan (tender). Proses ini menjadi sangat penting bagi pengusaha jasa konstruksi, karena kelangsungan hidupnya sangatlah tergantung dari berhasil atau tidaknya proses ini. Penetapan harga pelelangan (tender) ditentukan oleh berbagai pertimbangan dan terkadang hanya berdasarkan naluri bisnis. Hal ini sangatlah menentukan besar / kecilnya keuntungan (profit) yang masih mungkin diperoleh kontraktor dan persentase kemungkinan memenangkan proyek.

Oleh karena itu strategi menentukan harga penawaran menjadi sangat penting dan strategis. Namun sampai saat ini belum mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak dikonstruksi. Salah satu persoalan yang paling besar dihadapi perusahaan konstruksi adalah strategi penentuan harga penawaran dengan harga penawaran pada saat pelelangan dapat mengakibatkan tidak adanya keuntungan bagi kontraktor. Saat menentukan harga penawaran, perusahaan konstruksi harus memperhatikan tingkat profit yang cukup secara bisnis bagi perusahaan dan merefleksikan value yang cukup bagi pemilik proyek untuk


(21)

dilanjutkan menjadi transaksi pembelian/kontrak, sehingga dapat menguntungkan kedua pihak, baik perusahaan konstruksi sebagai penjual jasa maupun pemilik proyek sebagai pengguna jasa. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi tingkat kerugian bagi perusahaan konstruksi yang jika berlangsung terus akan berakibat pada kebangkrutan perusahaan. Melihat persoalan tersebut menjadikan perhatian penting dalam dunia konstruksi agar mengidentifikasi resiko-resiko yang dapat terjadi pada penawaran baik yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menentukan estimasi biaya proyek maupun faktor-faktor pelaksanaan yang dapat mempengaruhi biaya akhir proyek. Dengan mengandalkan kemajuan teknologi, proses pelelangan saat ini sudah mulai menggunakan sistem melalui jaringan internet yang diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan sekarang sudah di revisi dalm Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2015 .

Sejak tahun 2008 pengadaan barang/jasa mulai menggunakan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Di dalam sistem ini, setiap kontraktor bisa mengikuti tender setelah paket lelang dan spesifikasi lelang diumumkan oleh lembaga terkait sebagai pemilik proyek. Tahapan pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah yang mutlak harus diikuti oleh setiap peserta lelang adalah tahapan pembukaan dokumen penawaran. Pembukaan dokumen penawaran dilakukan secara resmi dan disaksikan oleh semua peserta lelang. Pada acara ini panitia pengadaan barang dan jasa akan memberikan seluruh informasi lengkap mengenai data yang terdapat di dalam setiap dokumen penawaran.


(22)

Dengan mengetahui setiap informasi yang terdapat di dalam dokumen penawaran, maka secara tidak langsung seluruh peserta lelang dapat mengawasi panitia pengadaan barang/jasa dan melakukan proses evaluasi dokumen penawaran tersebut. Dengan demikan proses penentuan pemenang lelang tersebut menjadi terbuka dan bebas dari kecurangan. Semakin banyak peserta yang mengikuti lelang, maka peluang untuk memenangkan tender akan semakin kecil, sehingga bila tidak menggunakan strategi penawaran yang tepat, akan sangat sulit untuk memenangkan lelang.

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi khususnya kontraktor konstruksi atau pemborong bangunan, akan hidup dan berkembang dari keuntungan yang diperolehnya dengan mengerjakan sebuah proyek. Untuk mencapai keuntungan, perusahaan harus dapat bekerja secara profesional sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pembangunan proyek.

Strategi penawaran bagi suatu perusahaan sangatlah bergantung pada tujuan perusahaan, diantaranya adalah dengan memaksimumkan keuntungan. Karakteristik kontrak dalam industri konstruksi ditandai dengan persaingan yang terus meningkat, batas keuntungan yang tidak tinggi (low profit margin) dan nilai resiko gagal yang tinggi. Perkiraan harga sebuah proyek adalah hasil perhitungan yang dilakukan oleh estimator berdasarkan dokumen lelang berupa gambar rencana dan spesifikasinya. Dalam tahap ini, harga yang diperoleh adalah harga langsung (direct cost), sedangkan harga penawaran adalah biaya langsung ditambah dengan sejumlah nominal tertentu. Besarnya nominal penambahan biaya


(23)

tersebut disebut nilai mark up. Tujuan menggunakan nilai mark up adalah agar setiap kontraktor memperoleh keuntungan dan menutupi biaya ovehead perusahaan.

Permasalahan utama kontraktor dalam mengajukan penawaran adalah menetapkankan harga penawaran tidak dapat diajukan terlalu tinggi dengan harapan untuk mendapatkan profit yang besar, sebaliknya tidak dapat mengajukan harga terlalu rendah dengan harapan peluang mendapatkan proyek semakin besar. Dua kondisi yang berlawanan ini berlangsung dalam waktu yang sama, sehingga akan sangat menyulitkan kontraktor untuk menentukan harga penawaran yang tepat (terbaik). Dalam penawaran pelelangan proyek, segala sesuatunya harus nampak jelas dan rasional, sehingga hal ini sangat penting dalam menentukan strategi penawaran yang tepat. Masalah – masalah yang akan timbul diantaranya adalah sebagai berikut :

1. persaingan kontraktor semakin meningkat dalam memenangkan kontrak atas pekerjaan melalui penawaran bersaing,

2. penambahan mark-up yang terlalu besar atas biaya estimasi proyek akan mempersulit kontraktor untuk memenangkan proyek,

3. penambahan mark-up yang terlalu rendah atas biaya estimasi proyek akan mempersulit kontraktor untuk mendapatkan keuntungan.

Perkiraan nilai mark up yang diimplementasikan dalam penawaran proyek-proyek konstruksi dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengajuan harga penawaran, dimana nilai mark up yang didapat merupakan nilai mark up yang


(24)

dihitung melalui data-data penawaran terdahulu di suatu wilayah dengan rentang waktu tertentu. Model pendekatan perhitungan mark up merupakan alat bantu bagi kontraktor dalam menyusun strateginya dalam menghadapi tender sistem penawaran bersaing, sehingga mengetahui kesempatan terbaik dalam mengikuti tender atau mendapatkan kesempatan optimum untuk memenangkan proyek dan mendapatkan keuntungan optimum.

Berbagai metode dengan pendekatan statistik dapat digunakan untuk menentukan strategi penawaran, dengan tujuan agar kontraktor dapat membuat harga penawaran yang lebih akurat dan efektif dalam sebuah pelelangan proyek. Di dalam penelitian Tugas Akhir ini akan digunakan tiga metode untuk menghitung nilai mark up, yaitu Friedman Method, Gates Method dan Ackoff & Sasieni Method dengan menggunakan tiga pendekatan metode statistik, yaitu multi distribusi discrete, multi distribusi normal dan single distribusi normal. Setiap metode akan menghasilkan tiga variasi mark up yang nantinya akan diuji dengan data pelelangan yang pernah dilakukan, sehingga dapat diketahui nilai mark up mana yang lebih tepat digunakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas timbul suatu masalah bahwa untuk menentukan harga penawaran yang tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi mempunyai resiko untuk kalah dalam pelelangan karena dapat dimenangkan oleh harga penawaran yang rendah. Sedangkan dengan harga penawaran yang rendah dapat memenangkan pelelangan


(25)

dengan resiko keuntungan yang rendah atau tidak sedikit yang merugi. Sehingga menimbulkan pertanyaan, apa cara yang tepat yang dapat digunakan dalam menentukan harga penawaran.

Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapakah nilai mark up yang dihasilkan dari data pelelangan yang di analisis?

2. Apakah strategi penawaran dengan Friedman Method, Gates Method dan Ackoff & Sasieni Method dapat menjadi alternatif pilihan dalam menentukan nilai mark up?

3. Pilihan pendekatan metode statistik mana yang tepat untuk menentukan probabilitas menang dalam pelelangan?

4. Metode apakah yang paling tepat dijadikan alternatif untuk menentukan nilai mark up?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas sehingga dapat menyimpang dari tujuan penelitian, maka lingkup pembahasannya hanya terbatas sebagai berikut:

1. data penawaran yang dikumpulkan adalah data pelelangan pekerjaan konstruksi dari peserta lelang dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi DKI Jakarta tahun 2013- ,

2. data yang digunakan adalah data lelang yang proses lelangnya sudah selesai dilaksanakan dengan jumlah kontraktor yang mengikuti lelang minimal lima kontraktor,


(26)

3. data lelang yang digunakan adalah proyek pekerjaan konstruksi dengan harga minimal Rp. ,

4. untuk pendekatan metode statistik digunakan tiga metode, yaitu multi distribusi discreate, multi distribusi normal dan single distribusi normal, 5. pembahasan pada penelitian ini hanya pada lingkup strategi harga

penawaran dengan mencari nilai mark up optimum dan probabilitas Expected profit optimum yang diperoleh kontraktor apabila menggunakan setiap metode strategi penawaran,

6. untuk pendekatan strategi penawaran digunakan tiga metode,yaitu Friedman Method, Gates Method dan Ackoof & Sasieni Method.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. menghitung nilai mark up dari tender proyek konstruksi di Provinsi DKI Jakarta menggunakan pendekatan statistik multi distribusi discrete, multi distribusi normal dan single distribusi normal dengan strategi penawaran Friedman Method, Gates Method dan Ackoff & Saseni Method,

2. menentukan strategi harga penawaran terbaik untuk memenangkan suatu pelelangan dengan nilai mark up optimum dan keuntungan maksimum,

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(27)

Tujuan dalam tugas akhir ini adalah untuk menganalisis seberapa besar peluang untuk memenangkan proyek dengan menggunakan data pelelangan masa lalu. Mendapatkan perkiraan harga mark up yang dapat diimplementasikan dalam penawaran proyek-proyek konstruksi, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pengajuan harga Penawaran. Selain itu diharapkan sebagai masukan bagi perusahaan konstruksi untuk mencari dan mempelajari model strategi yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.

2. Pengembangan ilmu pengetahuan

Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi belajar mengenai strategi penawaran proyek konstruksi, khususnya pelelangan di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Dapat menjadi refrensi/rujukan untuk penelitian berikut nya. F. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang model strategi penawaran untuk proyek konstruksi di Indonesia sebelumnya dilakukan oleh Miranti (201 ) dengan judul penelitian

“Strategi Harga Penawaran dengan Memperhitungkan Faktor Resiko pada pelelangan pekerjaan konstruksi dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) daerah Kalimantan Barat pada Tahun 2011- ”, Sidhi (2011) dengan judul “Strategi Penawaran untuk Proyek Konstruksi dengan Friedman Method dan Gates Method” dan Prayuda (2013) dengan judul “Model Strategi Harga Penawaran Untuk Proyek Konstruksi Di Indonesia dengan studi kasus Layanan Pengadaan Secara Elektonik Kota Bandung ”


(28)

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Zulianto (2008) dengan studi kasus Dinas Pemukiman, Prasarana Wilayah dan Perhubungan Kabupaten Bantul, Sargianto (2008) dengan studi kasus Dinas Kimpraswilhub Kabupaten Sleman, dan Marianti (2012) dengan studi kasus Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kotamadya Yogyakarta dan Purnamaningrum, dkk ( ) dengan judul

“Analisis Harga Penawaran Kontraktor pada Proses Pelelangan untuk Mendapatkan Nilai Expected Profit dengan Pemodelan Friedman, Gates, dan Carr” Ketiga penelitian tersebut hanya menggunakan metode Expected profit dan metode Friedman tanpa menggunakan pendekatan metode statistik apapun.

Penelitian dengan judul Strategi Harga Penawaran Untuk Proyek Konstruksi dengan model Friedman, Ackoff & Sasieni dan Gates studi kasus Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi DKI Jakarta, sepanjang pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) pada awalnya merupakan sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dikembangkan dengan basis free license untuk diterapkan di seluruh instansi pemerintah di Indonesia. Hingga pertengahan tahun 2010, telah terdapat sekitar 60 instansi yang memiliki LPSE. Pada perkembangan selanjutnya, LPSE didefinisikan sebagai unit pelaksana yang memfasilitasi panitia/unit Layanan Pengadaan (ULP) pada proses pengadaan barang/jasa secara elektronik. LPSE sendiri mengoperasikan sistem e-procurement bernama Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang dikembangkan oleh LKPP. Namun secara umum, LPSE diartikan sebagai sistem e-procurement termasuk di dalamnya aplikasi dan unit pelaksana.

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) adalah unit layanan penyelenggara sistem elektronik pengadaan barang/ jasa yang didirikan oleh Kementerian/ Lembaga/ Perguruan Tinggi/ BUMN dan Pemerintah Daerah untuk memfasilitasi ULP/ Pejabat pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik. Selain itu, LPSE perlu diadakan agar dapat melakukan proses pengadaan barang/ jasa secara elektronik dari lokasi lain yang terhubung dengan internet. Selain sebagai unit layanan sebagaimana tersebut di atas, LPSE juga wajib memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan pasal 15,


(30)

16 dan 109 ayat 7 Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE, dengan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaannya dilakukan oleh LKPP. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) akan menjalankan fungsi sebagai berikut :

a. Mengelola Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).

b. Menyediakan pelatihan kepada PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa. c. Menyediakan sarana akses internet bagi PPK/Panitia dan Penyedia

barang/jasa.

d. Menyediakan bantuan teknis untuk mengoperasikan SPSE kepada PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa.

e. Melakukan pendaftaran dan verifikasi terhadap PPK/Panitia dan Penyedia barang/jasa.

Adapun beberapa syarat dan ketentuan untuk bergabung dengan layanan pengadaan secara elektronik adalah sebagai berikut:

1. Registrasi Peserta

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), mengajukan permintaan sebagai pengguna SPSE kepada pengelola LPSE bagi PPK/ Panitia/ Pokja ULP Pengadaan suatu paket pekerjaan tertentu. Penyedia barang/ jasa melakukan pendaftaran secara online pada website LPSE dan selanjutnya mengikuti proses verifikasi dokumen pendukung yang dipersyaratkan oleh LPSE. Dengan membuat atau mendaftar sebagai peserta lelang pada paket pekerjaan dalam SPSE, maka PPK/ Panitia/ Pokja ULP Pengadaan dan penyedia barang/ jasa telah memberikan persetujuannya pada fakta Integritas.


(31)

2. Penyedia barang / jasa

Adapun ketentuan untuk lembaha-lembaga atau perusahaan penyedia barang dan jasa sebagai berikut :

a. KTP Direktur/Pemilik perusahaan/Pejabat yang berwenang di perusahaan. b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

c. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)/Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) atau ijin usaha sesuai bidang masing-masing.

d. Akta pendirian perusahaan beserta akta perubahannya (jika ada perubahan). e. Penyedia barang/jasa wajib menandatangani dan menyerahkan formulir keikutsertaan dan formulir pendaftaran yang telah tersedia pada website LPSE.

f. Penyedia barang/jasa dapat melakukan registrasi sebagai Pengguna SPSE paling lambat 2 hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran suatu paket pekerjaan yang akan diikuti.

B. Pelelangan

Pelelangan adalah pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka (untuk umum) dengan pengumuman secara luas melalui media cetak maupun elektronik sehingga masyarakat dunia usaha yang berminat dan memenuhi kretiria dapat mengikutinya. Tahap pengadaan pelaksanaan konstruksi ini dilakukan setelah tahap desain diselesaikan oleh konsultan perencana. Proses pengadaan perusahaan jasa konstruksi diatur oleh Keputusan Presiden RI terutama proyek di lingkungan pemerintah. Secara lengkap dasar-dasar pelelangan diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan


(32)

Barang/ Jasa Pemerintah, sekarang sudah di perbaharui dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2015.

Pelelangan dibedakan menjadi dua macam yaitu pelelangan umum dan pelelangan terbatas. Prinsipnya kedua macam pelelangan tersebut sama, hanya saja ada sedikit perbedaan dalam memenuhi syarat agar dapat mengikuti pelelangan. Dalam pelelangan terbatas yang diizinkan mengikuti lelang adalah penyedia barang/ jasa yang hanya diundang oleh pengguna jasa. Pelelangan dilakukan pada umumnya tergantung pada besar atau kecilnya proyek, tingkat kompleksitas proyek, biaya proyek dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. 1. Tata Cara Pelelangan

Adapun tata cara pelelangan untuk penyedia barang/jasa secara umum sebagai berikut :

a. penyedia barang/ jasa harus memenuhi seluruh persyaratan peserta lelang. Peserta harus memenuhi kualifikasi, klasifikasi dan memiliki sumber daya sesuai dengan dokumen prakualifikasi yang dibuat oleh panitia lelang, b. panitia akan mengumumkan secara luas tentang adanya pelelangan melalui

media cetak, papan pengumuman maupun media elektronik. Biasanya pengumuman ditujukan kepada penyedia berdasarkan jenis perusahaan, meliputi perusahaan kelas kecil, menengah, dan besar. Setiap penyedia barang/ jasa boleh mendaftar dengan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh panitia,

c. tahap prakualifikasi yaitu tahap untuk panitia pelelangan yang diwajibkan melakukan prakualifikasi bagi calon peserta lelang yang akan mengikuti


(33)

lelang sesuai dengan dokumen prakualifikasi yang telah diberikan kepada calon peserta lelang,

d. penyusunan daftar calon peserta lelang, penyampaian undangan dan pengambilan dokumen lelang,

e. penjelasan lelang (Aanwijzing) dilakukan pada tempat dan waktu yang ditentukan dan dihadiri oleh calon peserta lelang yang mendaftarkan diri untuk mengikuti pelelangan. Penjelasan lelang meliputi metode pengadaan, penyampaian penawaran, dan ketentuan penting lainnya, f. penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran. Sistem

penyampaiannya harus mengikuti ketentuan yang disyaratkan didalam dokumen. Pembukaan dokumen penawaran terbagi tiga macam yaitu sistem satu sampul, sistem dua sampul dan sistem dua tahap,

g. evaluasi penawaran dilakukan oleh panitia terhadap semua penawar yang dinyatakan lulus pada saat pembukaan penawaran. Evaluasi tersebut meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga berdasarkan kretiria, metode dan tata cara evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang,

h. pembuatan berita acara hasil pelelangan dilakukan oleh panitia dari hasil evaluasi pelaksanaan pelelangan termasuk tata cara penilaian hingga penetapan urutan pemenang,

i. penetapan pemenang lelang dilakukan oleh panitia lelang berdasarkan penawaran yang secara administratif dan teknis dapat dipertanggungjawabkan,


(34)

j. sanggahan peserta lelang diperbolehkan apabila keberatan atas penetapan pemenang dan di sampaikan secara tertulis,

k. pemerintah surat keputusan penetapan penyedia Barang/jasa. Surat ini dikeluarkan setelah tidak ada sanggahan dari peserta lelang dan penerima surat wajib menerima keputusan tersebut.

2. Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang

Pelelangan dinyatakan gagal dan harus dilakukan pelelangan ulang apabila sebagai berikut :

a. penyedia barang/jasa tercantum dalam daftar calon peserta kurang dari tiga penyedia,

b. penawaran yang masuk kurang dari tiga,

c. tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam dokumen lelang,

d. tidak ada penawaran yang harga penawarannya dibawah atau sama dengan anggaran dana yang tersedia,

e. sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam dokumen lelang ternyata besar,

f. terjadinya praktik KKN dan disanggah oleh peserta lelang,

g. calon pemenang lelang urutan 1,2 dan 3 mengundurkan diri dan tidak bersedia ditunjuk,

h. pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang atau prosedur yang berlaku.


(35)

C. Estimasi Biaya Konstruksi

Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi. Ketidak akuratan dalam estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. Menurut Pratt (1995) dalam Priyo (1999) fungsi dari estimasi biaya dalam industri konstruksi adalah :

a. untuk melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi dengan biaya yang ada,

b. untuk mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang berjalan, c. untuk kompetensi pada saat penawaran.

Estimasi biaya awal digunakan untuk studi kelayakan, alternatif desain yang mungkin, dan pemilihan desain yang optimal untuk sebuah proyek. Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan owner harus menjamin bahwa pekerjaan akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat menerima keuntungan yang layak. Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran lainnya.

Proses analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengistimasi biaya langsung yang secara umum digunakan sebagai dasar penawaran. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya konstruksi adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Hal lain yang perlu dipelajari dalam kegiatan ini adalah pengaruh produktivitas kerja dari para tukang yang melakukan pekerjaan sama yang berulang. Secara umum dalam dokumen


(36)

penawaran biaya konstruksi antara pihak konsultan, owner dan kontraktor mempunyai hasil yang berbeda. Tetapi perincian biaya yang dicantumkan meliputi biaya langsung, biaya tak langsung, biaya tak terduga dan biaya overhead.

Dalam menentukan biaya estimasi sebaiknya mendekati biaya aktual, maka sangat dibutuhkan suatu data dari pengalaman-pengalaman penawar yang lalu dan membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun pengamatan (Patmadjaja,1999).

Biaya aktual merupakan biaya pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi yang tentu saja tidak dapat diketahui persis jika pekerjaan belum selesai, namun nilai ini dibutuhkan dalam menentukan Expected Profit Maximum. Asumsi yang umum dipakai adalah bahwa nilai c sama dengan estimasi dari kontraktor pada waktu mengajukan penawaran. Seberapa jauh nilai ini dapat digunakan tergantung dari record pengalaman-pengalaman yang telah lewat.

Biaya konstruksi adalah besarnya biaya aktual yang dikeluarkan untuk pekerjaan konstruksi tersebut. Biasanya besarnya biaya aktual ini baru dapat diketahui dengan pasti setelah pekerjaan konstruksi telah selesai. Namun estimasi biaya tidak mungkin menunggu biaya aktual dan estimasi biaya ini merupakan suatu elemen penting dalam strategi penawaran. Umumnya dalam strategi penawaran besarnya estimasi harus ditentukan dahulu sebelum dimulai sehingga pada umumnya dibuat suatu asusmsi bahwa estimasi biaya dianggap sama dengan biaya aktual dari pekerjaan tersebut.


(37)

Menurut Cook (1985) dalam Panjaitan (2010), Penawaran yang baik adalah penawaran yang berdasarkan perhitungan estimasi biaya yang tepat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Batas harga penawaran suatu tender (Cook,

Batas A pada Gambar 2.1 menunjukkan suatu penawaran ideal dimana batas A ini dapat diturunkan lagi sampai batas B dan batas B merupakan suatu batas penawaran yang paling kompetitif atau layak. Apabila biaya penawaran dinaikkan melebihi batas A maka harga penawaran akan menjadi batas tak layak. 1. Jenis Estimasi Biaya Konstruksi

Ada beberapa metode dalam melakukan estimasi biaya konstruksi, yaitu: a. Estimasi harga pasti (Fixed-price)

Harga pasti dihitung menggunakan dua metode yaitu :

1) metode Lumpsum (lumpsum estimate), umumnya dilakukan bila jenis pekerjaan dan jumlahnya telah diketahui dan dikenal benar. Kontraktor


(38)

berani mengambil resiko bila ketidak pastian terjadi di lapangan maka tingkat resiko yang dipikul kontraktor lebih besar. Keuntungan bagi owner adalah harga konstruksi diketahui dengan baik sehingga memudahkan untuk menentukan anggaran,

2) metode harga satuan (unit price estimate), metode ini berdasarkan harga satuan setiap jenis pekerjaan. Dalam penawaran dicantumkan juga estimasi jumlah setiap jenis pekerjaan untuk mendapatkan total biaya yang mana volume jumlah hanya berdasarkan pada gambar rencana arsitektur yang belum tentu dijamin keakuratannya.

b. Estimasi harga perkiraan (approximate estimate)

Metode ini berdasarkan fakta perincian biaya dari proyek sebelumnya. Ada beberapa metode yang termasuk ketegori ini yaitu :

1) harga per fungsi yaitu metode didasarkan pada estimasi biaya setiap jenis penggunaan,

2) harga luas yaitu metode yang menggunakan harga tiap luas lantai, 3) harga volume kubik yaitu metode didasarkan pada volume bangunan, 4) modular take off yaitu metode yang mengacu pada konsep modul yang

kemudian dikalikan untuk seluruh proyek,

5) partial take off yaitu metode jumlah dari gabungan jenis-jenis pekerjaan yang diperkirakan menggunakan harga satuan,

6) harga satuan panel yaitu metode dengan mengasumsikan harga satuan per luas lantai, keliling dinding, atap dan sebagainya,


(39)

7) harga parameter yaitu metode yang menggunakan harga satuan dari komponen bangunan yang berbeda seperti site work, pondasi, lantai, dinding dan sebagainya.

Berdasarkan tahapan proyek konstruksi, jenis-jenis estimasi biaya dapat diuraikan sebagai berikut :

a. estimasi kelayakan. Sebagaimana tujuan dari tahap studi kelayakan adalah untuk menentukan apakah bangunan tersebut layak dibangun, maka perkiraan biaya konstruksi dilakukan berdasarkan pengalaman dan dibandingkan dengan bangunan yang identik,

b. estimasi konseptual. Biaya suatu bangunan diperkirakan berdasarkan volume bangunan atau faktor lain dengan patokan harga berdasarkan pada bangunan yang identik. Beberapa metode estimasi konseptual sebagai berikut:

1) metode satuan luas, metode ini mengandalkan data dari proyek sejenis yang pernah dibangun dan bersifat garis besar dengan tingkat ketelitian sangat rendah,

2) metode satuan isi, metode ini digunakan pada bangunan yang volumenya sangat dipentingkan, metode ini hanya dapat diandalkan pada fase awal perencanaan dan perancangan untuk bangunan yang kurang identik,

3) metode harga satuan fungsional yaitu menggunakan fungsi dari fasilitas sebagai dasar penetapan biaya,


(40)

4) metode faktorial yaitu metode yang digunakan pada proyek yang jenisnya sama, metode ini paling berguna untuk proyek yang mempunyai komponen utama sejenis,

5) metode sistematis dimana proyek dibagi atas sistem fungsionalnya. Harga satuan ditentukan oleh jumlah tiap haga satuan elemen dalam setiap sistem atau mengalikan dengan data faktor pengali yang ada. c. estimasi detail/terperinci yaitu memperkirakan biaya konstruksi secara

lebih terperinci dengan berpedoman pada gambar rencana, spesifikasi, gambar potongan dan gambar detail yang tersedia. Metode ini sering disebut metode harga satuan atau volume pekerjaan (Quantity Take off), d. sistem estimasi sub kontraktor digunakan pada bagian konstruksi khusus di

sub kontraktor.

e. estimasi pekerjaan tambah kurang digunakan karena kebutuhan pemilik proyek, kesalahan dalam dokumen kontrak atau perubahan kondisi lokasi proyek,

f. estimasi kemajuan adalah sebagai dasar permintaan pembayaran dan sebagai pembanding terhadap keuntungan dan kerugian yang telah diramalkan sebelumnya.

2. Resiko dalam Estimasi

Seorang estimator harus berusaha mengidentifikasi sebanyak mungkin bagian-bagian yang mengandung resiko atau ketidakpastian dalam estimasinya. Beberapa cara untuk mengidentifikasi resiko dalam estimasi biaya konstruksi adalah sebagai berikut :


(41)

a. mempelajari semua dokumen yang berhubungan dengan proyek termasuk dokumen yang direferensikan dalam dokumen kontrak,

b. melakukan tinjauan ke lokasi proyek sebelum penawaran, c. membuat jadwal konstruksi sebelum penawaran,

d. menyelidiki kemampuan keuangan dan etika bisnis pemilik proyek, e. memilih sub kontraktor dan suplyer yang tepat,

f. mengikuti rapat penjelasan,

g. mengidentifikasi reaksi masyarakat terhadap proyek,

h. mendapatkan kepastian bahwa sumber daya tersedia untuk pembangunan proyek,

i. membuat daftar hal-hal yang sesungguhnya tentang proyek, j. membuat strategi untuk mendapatkan proyek,

k. mengidentifikasi dan memahami klausa-klausa dalam spesifikasi yang memberikan resiko untuk kontraktor,

l. mengidentifikasi kondisi khusus dalam spesifikasi yang memberikan resiko tambahan untuk kontraktor,

m. mengidentifikasi persyaratan-persyaratan pemerintah,

n. mengidentifikasi gangguan lingkungan yang berhubungan dengan proyek, o. mengkaji ulang pola musim daerah lokasi proyek,

p. mengidentifikasi lokasi pembuangan,

q. mengkaji ulang laporan penyelidikan tanah lokasi proyek, r. mengkaji ulang proyek dan metode kontruksi,


(42)

s. melakukan analisis pekerjaan yang disubkontraktorkan untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah tercakup.

3. Faktor yang Mempengaruhi Estimasi

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkiraan biaya konstruksi, antara lain sebagai berikut :

a. produktivitas tenaga kerja. Produktivitas adalah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh seseorang atau sekelompok pekerja dalam satuan waktu. Semakin besar produktivitas maka semakin cepat pekerjaan terselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah upah yang dibayarkan namun juga perlu analisis lebih mendalam karena dengan produktivitas makin besar maka harga satuan upah tenaga kerja akan semakin mahal, b. ketersediaan material dan sumber daya proyek. Semakin langka material di

pasaran maka akan semakin mahal harga yang ditawarkan, atapun jika diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama dengan biaya yang dibebankan kepada konsumen,

c. cuaca sangat mempengaruhi proses pelaksanaan proyek konstruksi yang memungkinkan pelaksanaan dapat berlangsung dalam waktu yang relatif lebih lama akan sangat memepengaruhi biaya suatu pekerjaan,

d. masalah konstruksibilitas yaitu kesulitan ataupun penggunaaan metode yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga akan menjadi faktor resiko yang tinggi dan mengakibatkan biaya akan semakin mahal,

e. tipe kontrak, lokasi proyek, keterbatasan lokasi dan lain sebagainya dapat mempengaruhi perhitungan estimasi biaya.


(43)

4. Penyusunan Rencana Estimasi Biaya Proyek

Rencana anggaran biaya merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan proyek (Priyo, 2012). Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda di masing-masing daerah, hal ini disebabkan perbedaan harga satuan bahan dan upah tenaga kerja yang berbeda-beda. Ada dua faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan anggaran biaya yaitu faktor teknis dan non teknis.

Faktor teknis antara lain berupa ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pembangunan serta gambar-gambar konstruksi bangunan. Faktor non teknis berupa harga-harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja. Contoh dari faktor teknis adalah ketentuan pada pedoman teknik bangunan gedung negara tahun 2002 yang menentukan biaya pekerjaan standar bangunan gedung dan koefisien atau faktor pengali bangunan gedung bertingkat yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Ada beberapa jenis anggaran biaya yang umum digunakan oleh kontraktor di Indonesia, antaran lain sebagai berikut :

a. anggaran biaya kasar atau taksiran, penyusunannya hanya memerlukan gambar pra rencana dan keterangan singkat mengenai bahan bangunan yang digunakan,

b. anggaran biaya teliti. Perhitungan ini menggunakan seluruh ornamen yang digunakan dalam pembangunan. Anggaran biaya teliti pada umumnya digunakan sebagai harga penawaran.


(44)

Tabel 2.1 Biaya pekerjaan standar bangunan gedung

KOMPONEN GEDUNG NEGARA

Pondasi -

Struktur -

Lantai -

Dinding -

Plafond -

Atap -

Utilitas -

Finishing -

Sumber : Pedoman Teknis Bangunan Gedung Negara,

Tabel 2.2 Faktor pengali bangunan gedung bertingkat

JUMLAH LANTAI HARGA SATUAN PER M TERTINGGI

2 Lantai 1,090 standar harga satuan gedung bertingkat 3 Lantai 1,120 standar harga satuan gedung bertingkat 4 Lantai 1,135 standar harga satuan gedung bertingkat

Lantai 1,162 standar harga satuan gedung bertingkat 6 Lantai 1,197 standar harga satuan gedung bertingkat 7 Lantai 1,236 standar harga satuan gedung bertingkat 8 Lantai 1,265 standar harga satuan gedung bertingkat Sumber : Pedoman Teknik Bangunan Gedung Negara,

Pada perancangan estimasi anggaran biaya konstruksi, tahap desain adalah sebagai berikut (Priyo,

a. mengumpulkan data-data berupa data teknis dan data non teknis, b. estimasi pendahuluan berdasarkan luas, klasifikasi dan jumlah lantai,

c. mengelompokkan data ke dalam daftar urutan pekerjaan untuk memudahkan proses pengolahan data dan agar lebih terstruktur,


(45)

d. menghitung volume tiap jenis pekerjaan sesuai dengan gambar bestek. e. mengelompokkan daftar harga material dan upah pekerjaan dalam suatu

tabel material, upah dan sewa alat,

f. menganalisa harga satuan pekerjaan untuk tiap-tiap item pekerjaan, g. menghitung rencana anggaran biaya proyek,

h. merencanakan penjadwalan pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek. D. Hasil Penelitian Terdahulu

Patmadjaja melakukan studi berbagai model strategi penawaran yang didasarkan pada expected profit maximum yang pernah muncul dan digunakan di negara maju, diantaranya dipilih model Friedman, model Gates dan Ackoff & Sasieni. Model-model didekati dengan bentuk distribusi diskrit berganda maupun distribusi normal tunggal dan berganda. Hasil penelitian tersebut ditampilkan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Hasil Mark Up dari Expected Profit Maximum

Jenis Distribusi Model

Mark Up Optimum (%) - Distribusi Diskrit Berganda Friedman Gates Ackoff & Sasieni Distribusi Normal

Berganda

Friedman Gates

Ackoff & Sasieni

Distribusi Normal Tunggal

Friedman

Gates

Ackoff & Sasieni


(46)

Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bila kontraktor sangat membutuhkan pekerjaan demikian pula dengan para pesaing yang juga membutuhkan pekerjaan dan sama-sama menguasai teori model strategi penawaran, maka sebaiknya digunakan model Friedman dengan distribusi diskrit berganda untuk para pesaing yang dikenal identitasnya, namun apabila para pesaing tidak dikenal identitasnya maka gunakan model Friedman dengan distribusi normal tunggal. Bila para pesaing tidak terlalu membutuhkan pekerjaan atau permintaan pasar sedang tinggi maka sebaiknya menggunakan model penawaran Gates atau Ackoff & Sasieni yang akan menghasilkan Mark Up Optimum yang lebih besar. Model yang menghasilkan penawaran yang rendah adalah model Friedman dengan distribusi diskrit berganda, sebaliknya model Gates atau Ackoff & Sasieni menghasilkan mark up optimum yang lebih tinggi.

Sargianto (2008) melakukan studi model strategi penawaran dengan studi kasus di Dinas Pemukiman, Prasarana Wilayah dan Perhubungan Bidang Prasarana Wilayah Kabupaten Sleman, DIY. Dalam penelitiannya menggunakan data pelelangan tahun anggaran 2003-2007. Metode strategi penawaran yang digunakan yaitu Expected profit Method dan Friedman Method dengan analisis perhitungan pada pesaing yang dikenal saja. Hasil penelitian ini dengan menggunakan Expected Profit Method besarnya nilai Mark Up yang masih berpeluang untuk menang tender berkisar antara -4% sampai - , sedangkan untuk Friedman Method besarnya nilai mark up memberikan peluang untuk memenangkan tender berkisar antara -12% sampai -19%. Nilai mark up yang dihasilkan dari analisis perhitungan kedua metode berkisar negatif (-) dikarenakan


(47)

penawaran kontraktor lebih rendah dari biaya langsung (direct cost) yang ditentukan oleh Kimpraswilhub Kabupaten Sleman sebagai Owner Estimate terlalu tinggi. Expected Profit Method dan Friedman Method dapat menjadi alternatif pilihan dalam strategi penawaran proyek konstruksi yang digunakan untuk menentukan besarnya penawaran yang akan diajukan pada proyek-proyek berikutnya asalkan sudah diketahui Owner Estimate terlebih dahulu.

Panjaitan (2010) melakukan penelitian pada perusahaan yang membutuhkan jasa kontraktor akan melakukan tender untuk mendapatkan penawaran yang kompetitif, sehingga penyusunan penawaran tender adalah bagian pekerjaan yang penting bagi kontraktor untuk memeperoleh pekerjaan. Penelitian ini melakukan studi atas bebagai model strategi penawaran yang didasarkan pada expected profit maximum yang pernah muncul pada tender proyek pembangunan yang sejenis pasa satu perusahaan dengan waktu tertentu. Lingkup pembahasan hanya mentitik beratkan pada strategi harga penawaran tender pada proyek konstruksi dengan memperhitungkan faktor resiko. Penawaran dalam penelitian ini adalah tender dengan sistem terbuka yang digunakan sebagai studi model strategi penawaran untuk proyek konstruksi di Indonesia, khususnya pada pembangunan perumahan PT.PP London Sumatera Utara. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penawaran model Friedman, Gates dan Ackoff & Sasieni. Model-model tersebut diterapkan dengan sejumlah data harga penawaran dari kontraktor-kontraktor yang mengikuti tender pada perusahaan tersebut mulai dari tahun 2005-2008. Kemudian hasil data diuji dengan data yang sengaja disisihkan untuk pengujian model tersebut. Dari hasil


(48)

penelitian ini terlihat bahwa Multi Distribusi Discrete terhadap masing-masing pesaing dengan data dari semua tahun menghasilkan probabilitas menang terbesar pada tender pembangunan perumahan PT.PP Lonsum dengan nilai mark up 3 %. Model strategi harga penawaran pada tender proyek pembangunan PT.PP Lonsum selama tahun 2005 sampai tahun 2008 bahwa model Gates dengan Multi Distribusi Normal memperoleh nilai Mark up Optimum sebesar 5 %.

Marianti (2012), melakukan studi atas berbagai metode strategi penawaran yang didasarkan pada expected profit maksimum. Diantaranya dipilih Expected Profit Method dan Friedman Method. Metode tersebut diterapkan pada sejumlah data tender konstruksi di LPSE Kotamadya Yogyakarta untuk tahun anggaran

sampai Jumlah data yang digunakan setelah melewati proses pemampatan adalah 15 penawaran proyek dengan 15 kontraktor. Hasil penelitian ini dengan menggunakan Expected Profit Method didapat nilai mark up yang dihasilkan adalah -12 % untuk mengalahkan 1 pesaing dengan probabilitas 0,75. Sedangkan mengalahkan 15 pesaing digunakan mark up sebesar - dengan probabilitas menang 1 dan profit optimum sebesar 0,0000 untuk mengalahkan pesaing dari biaya langsung. Dengan menggunakan Friedman Method didapat nilai mark up yang masih memberikan peluang untuk mengalahkan pesaing dengan metode Friedman adalah - % untuk mengalahkan 1 pesaing dengan probabilitas menang 0,60 dan mark up -19 % untuk dapat mengalahkan 15 pesaing dengan probabilitas 0,74 dengan profit optimum sebesar 0,00000 dari biaya langsung. Dari analisa perhitungan kedua metode, terlihat bahwa kedua metode sama-sama tidak mendapatkan profit terhadap 15 pesaing dari 15 tender


(49)

yang ada. Jika dilihat dari nilai mark up dan probabilitas untuk memenangkan tender, maka sebaiknya yang digunakan adalah Friedman Method karena metode ini memiliki mark up yang lebih kecil untuk mengalahkan 15 pesaing . semakin kecil nilai mark up yang digunakan, maka resiko kerugian terhadap nilai proyek akan semakin kecil, namun probabilitas untuk memenangkan tender juga akan semakin kecil.


(50)

Strategi penawaran (bidding Strategy) bagi suatu perusahaan sangat bergantung pada tujuan perusahaan diantaranya adalah memaksimumkan keuntungan (profit). Penawaran adalah suatu usulan oleh satu pihak untuk mengerjakan sesuatu bagi kepentingan pihak yang lain menurut persyaratan yang telah ditentukan dan disepakati bersama (Nugraha,

Pada umumnya, terdapat empat jenis penawaran yang selau diaplikasikan oleh kontraktor, yaitu sebagai berikut:

a. penawaran dilakukan secara negoisasi. Penawaran yang dilakukan pada proyek yang memerlukan keahlian khusus yang hanya dimiliki oleh satu atau dua kontraktor dan belum ada standar harga yang jelas, semua bentuk pekerjaan dilakukan secara tawar-menawar, seperti pembangunan bangunan militer, dll,

b. penawaran dilakukan secara paket. Penawaran dimana pemilik proyek yang menetapkan anggaran dan tidak bisa diganggu gugat. Pada umumnya penawaran jenis paket ini pekerjaannya meliputi pekerjaan perencanaan dan sekaligus pekerjaan pembangunannya,

c. penawaran dilakukan secara terbuka. Penawaran yang dilakukan secara terbuka dan harga penawaran bergantung hasil analisis dan diumumkan kepada semua peserta tender,


(51)

d. penawaran dilakukan secara tertutup. Penawaran jenis ini dilakukan tertutup dan harga penawaran tidak diumumkan kepada peserta tender.

Dari keempat jenis penawaran tersebut, penawaran terbuka adalah penawaran yang adil dan kompetitif sehingga penawaran ini seringkali digunakan pada proyek-proyek pemerintah atau proyek melalui bantuan negara-negara luar. Di Indonesia khususnya untuk proyek-proyek pemerintah berskala besar dengan anggaran diatas 50 milyar rupiah diwajibkan menggunakan penawaran sistem terbuka.

Tahap awal dalam perkara penawaran adalah menentukan keputusan untuk ikut atau tidak ikut dalam sebuah pelelangan. Keputusan ini sangat bergantung dari empat aspek, yaitu:

a. aspek dari proyek itu sendiri, meliputi jenis proyek, pemilik proyek, keuntungan yang mungkin dicapai, lokasi proyek, ukuran proyek dan tingkat resiko,

b. aspek internal perusahaan, meliputi kebutuhan akan pekerjaan dan kemampuan perusahaan,

c. aspek pasar, meliputi kondisi ekonomi dan kompetisi antar penawar, d. aspek sumber daya yang dimiliki, meliputi estimator dan subkontraktor.

Banyak cara peserta lelang berusaha memenangkan lelang dengan menerapkan berbagai strategi. Strategi adalah suatu upaya yang dapat digunakan oleh pemakai dalam mendekatkan permasalahan pada kondisi yang senyata-nyatanya. Beberapa strategi umum yang sering digunakan, yaitu :


(52)

a. strategi kompetitif, merupakan strategi penawaran paling ideal dengan mengasumsikan seluruh pesaing menggunakan strategi yang jujur dalam kompetisi,

b. strategi menurunkan harga, merupakan strategi yang digunakan oleh peserta lelang untuk memenangkan lelang dengan menurunkan harga dan rela mendapatkan keuntungan minimal,

c. strategi merugi, merupakan strategi yang bertujuan untuk memeperoleh simpati dari owner dengan harapan untuk mendapatkan proyek berikutnya, d. strategi pembayaran dengan kelonggaran, merupakan strategi yang

bertujuan untuk memberikan kelonggaran kepada owner dalam hal pembayaran termin,

e. strategi perundingan bawah meja, merupakan strategi yang bertujuan mendapatkan nilai owner estimate dalam suasana tidak formal.

1. Konsep Dasar Penawaran

Harga penawaran terendah dalam suatu proyek biasanya didasarkan atas biaya langsung (direct cost) dari proyek tersebut. Perbedaan antara harga penawaran dengan estimasi bergantung dari berbagai faktor, misalnya kebutuhan kontraktor untuk mendapatkan pekerjaan, menaikkan harga penawaran seminimum mungkin dan memaksimalkan profit yang ingin dicapai. Mengajukan harga penawaran yang tinggi sangat memungkinkan pesaing yang mengajukan harga lebih rendah akan memenangkan lelang tersebut, jika menawar terlalu rendah, maka penawar yang mendekati owner estimate yang mempunyai


(53)

kesempatan untuk menang, sehingga kontraktor harus menyatukan kondisi yang bertentangan tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. penawaran harus cukup rendah dengan keyakinan untuk memenangkan proyek walaupun tidak mendapatkan keuntungan,

b. penawaran harus cukup tinggi untuk mendapatkan profit walaupun kesempatan untuk memenangkan proyek kecil.

Konsep dasar dalam menentukan strategi penawaran cukup sederhana yaitu hanya ada satu penawar terbaik dalam mengkombinasikan dua hal tersebut :

a. memperoleh profit dari harga penawaran yang diajukan, b. kemungkinan untuk mendapatkan proyek dapat dicapai. 2. Penawaran dengan Satu Kompetitor

Sebelum strategi penawaran ini dibicarakan lebih lanjut, perlu diketahui bagaimana menentukan probabilitas dari suksesnya penawaran. Langkah awal adalah menghitung nilai R dengan Persamaan 3.1.

R = c bA

( )

dengan :

R : Rasio ( Mark Up bA : Penawaran Kompetitor A

c : Estimasi biaya pelaksanaan dari kontraktor

Untuk penawaran dengan satu kompetitor dimisalkan seperti pada Tabel 3.1 dimana kompetitor yang dihadapi sebanyak 62 pesaing dalam jangka beberapa tahun.


(54)

Tabel 3.1 Data terhadap kontraktor A pada penawaran yang telah lewat

R = b/c Jumlah

R <

≤ R < ≤ R < ≤ R <

≤ R <

≤ R <

≤ R <

≤ R < ≤ R < ≤ R <

≤ R <

Total

Sumber : Anonim, 1990

Jika bid ratio (b/c) adalah 0,98 (2 % kurangnya dari biaya estimasi), probabilitas untuk memenangkan penawaran terhadap A adalah 1,00. Dalam Tabel 3.1 ditunjukkan kontraktor A mempunyai nilai bid ratio (b/c) kurang dari 1,02 sebanyak 4 kali. Dalam Tabel 3.2 ditunjukkan jika diajukan penawaran dengan mark up 2 % (bid ratio = 1,02) , maka probabilitas untuk menang adalah 58/62 atau 0,94. Nilai-nilai expected profit pada Tabel 3.2 menunjukkan bahwa penawaran sebesar 1,06 atau mark up sebesar 6 % adalah yang optimum jika hanya bersaing dengan kontraktor A. Jika estimasi c, sebesar Rp.100 juta, maka penawaran yang harus diajukan adalah sebesar Rp. 106 juta.

Pada Tabel 3.2 terlihat bahwa optimum mark up adalah sebesar +6 %. Hal ini menunjukkan bahwa nilai optimum mark up tidak bergantung dari estimasi biaya pelaksanaan saat itu, dapat ditentukan mendahului perhitungan biaya berdasarkan record penawaran yang lewat. Jadi optimum mark up akan sama


(55)

besar persentasenya baik untuk pekerjaan kecil maupun pekerjaan besar. Tentu saja tidak dalam keadaan sesungguhnya. Maka dari itu, harus mengklasifikasi pekerjaan yang akan diambil data-datanya.

Tabel 3.2 Probabilitas terhadap A dan Expected profit yang dihasilkan

b/c pA Expected Profit

pA(b-c)

1,0 (0,98c-c) = -0,02c

0,98 (1,00c-c) = 0

0,94 (1,02c-c) = 0,019c

0,85 (1,04c-c) = 0,034c

0,65 (1,06c-c) = 0,039c

0,36 (1,08c-c) = 0,029c

0,13(1,10c-c) = 0,013c

0,05(1,12c-c) = 0,006c

0,02 (1,14c-c) = 0,003c

0,00 (1,16c-c) = 0

Sumber : Anonim

3. Penawaran Lebih Dari satu Kompetitor

Misalkan kontraktor mendapatkan saingan 2 kompetitor (A dan B) dengan cara seperti di atas, analisisnya disimpulkan pada Tabel 3.3 mengenai probabilitas terhadap masing-masing kontraktor. Sedangkan pada Tabel 3.4 menyimpulkan bahwa jika diambil mark up sebesar 8 % maka probabilitas untuk menang terhadap A adalah 0,36 dan terhadap B adalah 0,52. Jika terhadap A dan B sekaligus, maka probabilitasnya adalah 0,19. Probabilitas ini (PAB) adalah hasil perkalian Pa dan Pb.

Tabel 3.3 Probabilitas terhadap kontraktor A , B dan AB

b/c pA pB pAB


(56)

Sumber : Anonim

Tabel 3.4 Expected Profit menghadapi kontraktor A dan B

b/c pAB Expected Profit

pAB(b-c)

-

Sumber : Anonim

Pada Tabel 3.4 menunjukkan bahwa optimum mark up untuk mengalahkan kontraktor A dan B adalah 6 %. Kesimpulannya semakin banyak saingan yang dihadapi maka semakin kecil optimum mark up. Semakin banyak jumlah pesaing maka kesempatan menang semakin kecil.

4. Average Kompetitor

Penjelasan pada subbab sebelumnya adalah didasarkan pada pendapatan bahwa seluruh pesaing telah dikenal. Jika tidak mengenal pesaing secara menyeluruh, maka konsep average bidder dapat digunakan. Pola penawaran dari setiap pesaing dapat diperoleh dengan mengkombinasikan semua pesaing tersebut


(57)

ke dalam suatu pola distribusi probabilitas. Caranya sama dengan konsep satu kompetitor. Pada Tabel 3.5 ditunjukkan Pav sebagai probabilitas dimana akan diajukan penawaran yang lebih rendah dari setiap kompetitor yang tidak dikenal. Jika hanya satu kompetitor yang dihadapi, optimum mark up adalah 6 %. Jika ada tiga kompetitor, maka prosedur yang sama seperti ketika menghadapi lebih dari satu kompetitor dapat digunakan.

Tabel 3.5 Probabilitas terhadap kontraktor A dan B secara bersamaan

b/c pAV Expected profit

pAB(b-c)

-

Sumber : Anonim

Pada Tabel 3.6 ditunjukkan bahwa jika tiga kompetitor yang dihadapi maka probabilitas rata-rata adalah pangkat 3 dari probabilitas ketika menghadapi 1 pesaing. Dalam Tabel 3.6 mark up yang dihasilkan berkisar 4 % sampai 5 % adalah optimum untuk menghadapi 3 kompetitor. Ini menunjukkan bahwa optimum mark up bervariasi sesuai jumlah kompetitor yang dihadapi. Dalam hal ini ketepatan dalam memperkirakan banyaknya kompetitor yang akan mengikuti tender akan sangat menentukan.


(1)

4 P(CoWin/Bo) :Probabilitas menang terhadap pesaing

n

3. Ackoff & Sasieni Method

Ackoff dan sasieni dalam modelnya menggunakan pendekatan statistik single distribusi dan data-data penawaran yang lampau yang diperlukan hanya satu data penawaran terendah saja. Probabilitas menang menurut ackoff dan sasieni adalah sebagai berikut:

P ( Co Win / Bo) = P (Bo<Bi)( 9 ) dengan :

P (CoWin/Bo) : Probabilitas menang terhadap pesaing terendah

P (Bo<Bi) : Probabilitas menang terhadap pesing terendah dari perhitungan probabilitas mengan single distribusi.

Dalam menghitung probabilitas menang terhadap pesaing terendah digunakan pendekatan statistik dengan single distribusi discrete dan single distribusi normal. Selanjutnya dihitung besaran expected profit sama dengan metode gates.

Pendekatan statistik

1. Multi distribusi discrete

Multi distribusi discrete adalah distribusi berbentuk histogram dimana data-data dari masing-masing pesaing yang dikenal dihitung sendiri-sendiri probabilitas menangnya. Perhitungan ini menggunakan rasio masing-masing perusahaan yang kemudian dikelompokkan dengan rasio terendah tiap pelelangan dan rasio tertinggi setiap pelelangan.

2. Multi distribusi normal

Metode ini menggunakan Persamaan 10. Z = ( R – Mr ) / Dr (10) dengan :

Z : Probabilitas normal variabel random R : ( 1 + Mark Up )

Mr : Mean Rasio penawaran dari data kontraktor Dr : Standar deviasi dari penawaran biaya

kontraktor

Setelah Z dihitung, maka probabilitas menang dapat dicari pada tabel distribusi normal yang terdapat di buku statistik.

3. Single distribusi normal

Rumus untuk menghitung probabilitas menang sama dengan Persamaan 10. Perbedaannya dengan multi distribusi normal adalah didalam single distribusi normal probabilitas menang dihitung terhadap rata-rata dari semua pesaing (Average Bidders) atau hanya pada satu data penawaran saja, yaitu data penawaran terendah.

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Data yang digunakan untuk penelitian ini diperoleh dari data sekunder pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi DKI Jakarta. Data yang diambil adalah data pelelangan proyek konstruksi dari tahun 2013 – 2015 dengan anggaran diatas Rp.700.000.000,-.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan mengambil data melalui website LPSE Provinsi DKI Jakarta secara online. Data kemudian diseleksi untuk mempermudah menganalisis. Data yang digunakan setelah diseleksi sebanyak 31 proyek dengan 5 perusahaan kontraktor yang mengikuti tender.

Teknik Analisa Data

Teknik analisis data tahap awal adalah mengubah data menjadi rasio yang kemudian menghitung probabilitas menang dengan pendekatan statistik, yaitu menggunakan multi distribusi discrete, multi distribusi normal dan single distribusi normal.Setelah probabilitas menang didapat, dilanjutkan dengan menghitung mark up dan expected profit dengan model pendekatan strategi penawaran, yaitu Friedman Method, Gates Method dan Ackoff & Sasieni Method.

Tahapan Penelitian

Adapaun urutan tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

StudiLiteratur:

1. Mengungkapkan latar belakang 2. Memunculkan inti permasalahan 3. Menentukan tujuan

4. Menentukan batasan masalah mulai


(2)

5 Gambar 1 Tahapan Penelitian

Gambar 1 Tahapan Penelitian (Lanjutan)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data penawaran diubah menjadi rasio penawaran terhadap estimasi biaya dan dilanjutkan dengan perhitungan mean, varian dan standar deviasi serikut ini:

Tabel 1 Mean, Standar deviasi dan varian dengan multi distribusi normal

Selanjutnya menghitung mean, standar deviasi dan varian untuk single distribusi normal. Hasilnya pada Tabel 2.

Tabel 2 Mean, Standar deviasi dan varian dengan single distribusi normal

1 A 1 0,9382 0,0885 0,0078

2 D 1 0,9279 0,0862 0,0074

3 I 1 0,9319 0,0866 0,0075

4 L 1 0,9316 0,0931 0,0087

5 S 1 0,9268 0,0897 0,0080

NO PESAING MEAN STANDAR DEVIASI VARIAN Pengumpulan data sekunder

(tahun 2012 s/d 2015) Observasi awal ke lokasi studi kasus

Identifikasi data yang diperlukan (tahun 2012 s/d 2015)

Pemiihan Data yang akan digunakan untuk penelitian

Analisis hitungan dengan pendekatan statistik:

1. Multi Distribusi Discrete 2. Multi Distribusi Normal 3. Single Distribusi Normal

Menentukan : 1. Mark Up 2. Expected Profit Analisis hitungan : 1. Friedman Method 2. Gates Method

3. Ackoff & Sasieni Method

Pengujian Masing-masing model dengan data pilihan

Pembahasan hasil penelitian

Kesimpulan dan Saran

Selesai

A


(3)

6 Dilanjutkan dengan perhitungan probabilitas menang dengan menggunakan tiga distribusi yaitu multi distribusi discrete, multi distribusi normaldan single distribusi normal.

Probabilitas menang multi distribusi discrete dapat dilihat pada Lampiran 2, probabilitas menang multi distribusi normal dapat dilihat pada Lampiran 3 dan probabilitas menang single distribusi normal dapat dilihat pada Lampiran 4.

Hasil perhitungan probabilitas menang tersebut selanjutnya digunakan untuk menghitung probabilitas menang dari ketiga model penawaran yang digunakan. Hasil perhitungan probabilitas menang dengan model harga penawaran dapat dilihat pada Tabel 3 untuk probabilitas menang dengan multi distribusi discrete. Probabilitas menang untuk multi distribusi normal dengan ketiga model penawaran dapat dilihat pada Tabel 4. Probabilitas menang untuk single distribusi normal dengan ketiga model penawaran dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 3 Probabilitas menang dengan multi distribusi discrete untuk Friedman Method, Gates Method dan

Ackoff & Sasieni

Tabel 4 Probabilitas menang dengan multi distribusi normal untuk Friedman Method, Gates Method dan

Ackoff & Sasieni

Tabel 5 Probabilitas menang dengan single distribusi normal untuk Friedman Method, Gates Method dan

Ackoff & Sasieni

Hasil perhitungan probabilitas menang untuk ketiga model dengan menggunakan pendekatan ketiga distribusi selanjutnya digunakan dalam perhitungan expected profit dan mark up optimum yang hasilnya disajikan dalam Tabel berikut ini : 1. Bid / Cost

Mean 0,97747

Total X 30,30150

Total X^2 29,73471

Standar Deviasi 0,06217

Varian 0,00387

2. Low Bid / Cost

Mean 0,89549

Total X 27,76007

Total X^2 24,99169

Standar Deviasi 0,06657

Varian 0,00443

HASIL STATISTIK 2013 - 2015

M.F M.G M.A

P. Win P. Win P. Win

-30 0,70 1,0000 1,0000 1,0000

-25 0,75 0,9365 0,9375 0,9677

-20 0,80 0,7323 0,7550 0,9355

-15 0,85 0,5418 0,6049 0,8710

-10 0,90 0,2691 0,3990 0,7742

-5 0,95 0,0100 0,1165 0,3548

0 1,00 0,0000 0,0166 0,0968

5 1,05 0,0000 0,0182 0,0000

10 1,10 0,0000 1,0000 0,0000

MARK UP

( % ) R

Tahun 2013 - 2015

M.F M.G M.A

P. Win P. Win P. Win -30 0,70 0,0000 0,0010 0,0036 -25 0,75 0,0000 0,0049 0,0166 -20 0,80 0,0000 0,0177 0,0594 -15 0,85 0,0002 0,0507 0,1587 -10 0,90 0,0062 0,1235 0,3336 -5 0,95 0,0677 0,2600 0,5517 0 1,00 0,2899 0,4755 0,7580 5 1,05 0,6210 0,6665 0,8962 10 1,10 0,8630 0,8699 0,9664 MARK UP

( % ) R

Tahun 2013 - 2015

M.F M.G M.A

P. Win P. Win P. Win -30 0,70 0,0000 0,0000 0,0036 -25 0,75 0,0000 0,0000 0,0166 -20 0,80 0,0004 0,0022 0,0594 -15 0,85 0,0040 0,0202 0,1587 -10 0,90 0,0215 0,1075 0,3336 -5 0,95 0,0667 0,3336 0,5517 0 1,00 0,1281 0,6406 0,7580 5 1,05 0,1758 0,8790 0,8962 10 1,10 0,1951 0,9756 0,9664 MARK UP

( % ) R


(4)

7 Tabel 6 Expected Profit dengan Multi distribusi

discrete

Tabel 7 Expected profit dengan multi distribusi normal

Tabel 8 Expected profit untuk single distribusi normal

Hasil Expected profit juga disajikan dalam bentuk grafik untuk mengetahui hubungan antara Expected profit dengan mark up.

Gambar 1 Hubungan Expected profit dengan mark up untuk multi distribusi discrete

Gambar 2 Hubungan Expected profit dengan mark up multi distribusi normal

Gambar 3 hubungan expected profit dengan mark up untuk single distribusi normal

Mark Up Optimum

Nilai-nilai mark up optimum dari masing-masing model dapat dicari pada gambar diatas atau pada Tabel Expected profit. Adapun hasil nya dapat dilihat pada Tabel 9.

M.F M.G M.A

E(P) E(P) E(P)

-30 0,70 -30,0000 -30,0000 -30,0000

-25 0,75 -23,4131 -23,4375 -24,1935

-20 0,80 -14,6459 -15,1005 -18,7097

-15 0,85 -8,1277 -9,0740 -13,0645

-10 0,90 -2,6911 -3,9903 -7,7419

-5 0,95 -0,0501 -0,5826 -1,7742

0 1,00 0,0000 0,0000 0,0000

5 1,05 0,0000 0,0909 0,0000

10 1,10 0,0000 10,0000 0,0000

MARK UP

( % ) R

TAHUN 2013-2015

M.F M.G M.A

E(P) E(P) E(P)

-30 0,70 0,0000 -0,0311 -0,1080

-25 0,75 0,0000 -0,1220 -0,4150

-20 0,80 0,0000 -0,3546 -1,1880

-15 0,85 -0,0028 -0,7611 -2,3805

-10 0,90 -0,0623 -1,2351 -3,3360

-5 0,95 -0,3384 -1,3000 -2,7585

0 1,00 0,0000 0,0000 0,0000

5 1,05 3,1048 3,3327 4,4810

10 1,10 8,6303 8,6990 9,6640

MARK UP

( % ) R

TAHUN 2013-2015

M.F M.G M.A

E(P) E(P) E(P)

-30 0,70 0,0000 0,0000 -0,1080

-25 0,75 0,0000 0,0000 -0,4150

-20 0,80 -0,0088 -0,0440 -1,1880

-15 0,85 -0,0606 -0,3030 -2,3805

-10 0,90 -0,2150 -1,0750 -3,3360

-5 0,95 -0,3336 -1,6680 -2,7585

0 1,00 0,0000 0,0000 0,0000

5 1,05 0,8790 4,3950 4,4810

10 1,10 1,9512 9,7560 9,6640

TAHUN 2013-2015 MARK UP


(5)

8 Tabel 9 Hasil Mark Up uptimum dan Expected Profit

Maximum

Pengujian Model dengan Data Pilihan

Hasil yang didapat dari Tabel 9 diatas akan diuji terhadap harga penawaran yang menang dari kontrak tender no.27 dan no.29 yang terdapat pada Lampiran 1. Pengujian ini untuk melihat apakah penawaran akan lebih rendah atau lebih tinggi. Apabila lebih rendah maka akan menang, namun bila hasil pengujian lebih tinggi maka akan kalah terhadap penawaran terendah. Hasil pengujian data pilihan dapat dilihat pada Lampiran 5.

Pembahasan

Dari uraian masing-masing analisis

perhitungan

mark up dan

expected profit

diatas,

didapatkan beberapa hasil pembahasan yang

penting. Terlihat dari hasil analisis dengan model

friedman

menghasilkan

mark

upoptimum

terkecil dari ketiga pendekatan statistik yang

digunakan yaitu bernilai -5% untuk

multi

distribusi discrete, 10% untuk

multi distribusi

normal

dan

10%

untuk

singledistribusi

normal.Analisis dengan model

ackoff & sasieni

menghasilkan

mark

upoptimum

terkecilkeduayaitubernilai -5% untuk

multi

distribusi discrete, 10% untuk

multi distribusi

normal dan 10% untuk singledistribusi normal.

Analisis model

gates menghasilkan

mark up

optimum paling besar yaitu 10 % untuk

multi

distribusidiscrete, 10% untuk

multi distribusi

normal dan 10% untuk

singledistribusi normal.

Hal

ini

membuktikan

bahwa

model

friedmandanmodel

ackoff

&

sasienimenghasilkan

mark up terkecil serta

model gates menghasilkan

mark upyang

lebihbesar.

Mark

updapat

bernilai

positif

dikarenakan penawaran kontraktor pada data

yang

dianalisis

lebih

tinggidanjikalebihrendahnamuntidakterpautjauhd

ibawahbiaya langsung yang ditentukan oleh

layanan pengadaan secara elektronik.

Dari

hasil

pengujian

dengan

menggunakan data pilihan nomor 27 san 29 pada

Tabel 5.24 mendapatkan hasil pelelangan bahwa

akan menang bila menggunakan mark up dengan

model

friedman

untuk

multi

distribusi

discreteyaitu -5 %, dan Ackoff dan Sasieni untuk

multi distribusi discrete yaitu -5 %.

Dari hasil pengujian data diatas, ada

suatu kesimpulan bahwa penawaran terendah

lebih kecil dari estimasi biaya, sehingga untuk

memenangkan proyek dengan

profit

maksimal

sangat kecilpeluangnya.

Model-model ini dapat diaplikasikan

dengan baik jika iklim kompetisi dalam

pelelangan mengikuti peraturan yang berlaku

dan merupakan pelelangan terbuka yang bisa

diikuti oleh seluruh perusahaan kontraktor yang

memenuhi

kualifikasi

yang

ditentukan.

Kebiasaan peserta lelang mendokumentasikan

riwayat penawaran pesaingnya akan sangat

membantu dalam mendeteksi besarnya

mark up

yang biasa diterapkan oleh pesaing.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Dengan menggunakanModel Friedman menghasilkan mark up optimum sebesar -5 % untuk multi distribusi discrete dengan expected profit sebesar -0,0501 %, 10 % untuk multi distribusi normal dengan expected profit 8,6303 %, dan 10 % untuk single distribusi normal dengan expected profit sebesar 3,4569 %. 2. Dengan menggunakan model Gates

menghasilkan mark up optimum sebesar 10 % untuk multi distribusi discrete dengan expected profit 10,0000 %, 10 % untuk multi distribusi normal dengan expected profit 8,699 % dan 10 % untuk single distribusi normal dengan expected profit sebesar 9,7560 %.

FRIEDMAN -5 -0,050

GATES 10 10,000

ACKOFF & SASIENI -5 -1,774

FRIEDMAN 10 8,630

GATES 10 8,699

ACKOFF & SASIENI 10 9,664

FRIEDMAN 10 1,951

GATES 10 9,756

ACKOFF & SASIENI 10 9,664 MULTI DISTRIBUSI

DISCRETE MULTI DISTRIBUSI

NORMAL SINGLE DISTRIBUSI

NORMAL

JENIS DISTRIBUSI MODEL MARK UP OPTIMUM (%)

EXPECTED PROFIT


(6)

9 3. Dengan menggunakan model Ackoff & Sasieni

menghasilkan mark up optimum sebesar -5 % untuk multi distribusi discrete dengan expected profit -2 %, 10 % untuk multi distribusi normal dengan expected profit 9,732 % dan 10 % untuk single distribusi normal dengan expected profit 9,732 %.

4. Dari hasil analisa dan pembahasan pemilihan mark up sangat berpengaruh terhadap kebutuhan perusahaan kontraktor. Apabila kontraktor sangat membutuhkan pekerjaan demikian pula para pesaing yang lain membutuhkan pekerjaan dan sama-sama menguasai model-model strategi penawaran, sebaiknya menggunakan mark up terkecil yaitu model friedman dengan multi distribusi discrete.

5. Apabila para pesaing tidak terlalu membutuhkan pekerjaan atau sedang banyak melakukan pekerjaan maka sebaiknya menggunakan model Gates atau model ackoff & sasieni dengan nilai mark up lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Fardila, Dinda, 2016, Tugas Akhir : Model Strategi Harga Penawaran untuk Proyek Konstruksi di Indonesia (studi kasus : LPSE Provinsi DIY), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/do wnload/11199/10631 Di Ambil Tanggal 25 April 2016.

Marianti, Afriza, 2012, Tugas Akhir : Metode Strategi Penawaran Proyek Kontruksi (studi kasus : LPSE Kotamadya Yogyakarta), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Panjaitan, M.A, 2010, Tugas Akhir : Strategi Harga Penawaran dengan Memperhitungkan Faktor Resiko pada Proyek Pembangunan Perumahan PT.PP Lonsum di Muara Rupit Provinsi Sumatera Selatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Patmadjaja, Harry, 1999, Thesis : Model Strategi Penawaran untuk Proyek Konstruksi di Indonesia, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Prayuda, Hakas, 2013, Tugas Akhir : Model Strategi

Harga Penawaran untuk Proyuek Konstruksi di Indonesia (studi kasus : LPSE Kota Bandung),

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Priyo, Mandiyo, 1999, Strategi Penawaran Dalam Industri Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Priyo, Mandiyo, 2012, Manajemen Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Sargianto, 2008, Tugas Akhir : Metode Strategi Penawaran Proyek Konstruksi (studi kasus Dinas Kimpraswilhub Kabupaten Sleman Yogyakarta), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Sidhi, P.F., 2011, Tugas Akhir : Strategi Penawaran Untuk Proyek Konstruksi dengan Model Gates dan Friedman, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Nurkiswan, 2016 Tugas Akhir : Model Strategi Harga Penawaran untuk Proyek Konstruksi di Indonesia (studi kasus : LPSE Kab Musi Rawas), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Purnamaningrum, Y.I, Dkk, 2015 Thesis : Analisis Harga Penawaran Kontraktor pada Proses Pelelangan untuk Mendapatkan Nilai Expected Profitdengan Pemodelan Friedman, Gates, dan Carr, Universitas Sebelas Maret,Semarang.