Cross Arena and School Bandung Tema Akselerasi Pada Bentuk
CROSS ARENA AND SCHOOL
BANDUNG
Tema
AKSELERASI PADA BENTUK
LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 2013 / 2014
Sebagai Persyaratan untuk memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh:
Prima Ardani 1 04 08 014
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
(2)
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
ABSTAK...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR GAMBAR...iv
DAFTAR TABEL & BAGAN...v
I. PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Permasalahn ...2
1.3 Maksud dan Tujuan ...2
1.3.1 Maksud ...2
1.3.2 Tujuan ...3
1.4 Pendekatan Perancangan ...3
1.5 Lingkup Batasan ...3
1.6 Kerangka Berpikir ...4
1.7 Skematik Penulisan ...5
II. DESKRIPSI PROYEK ...6
2.1 Umum ...6
2.2 Program Kegiatan ...7
2.2.1 Kegiatan Ajang Perlombaan ...7
2.2.2 Kegiatan Pendidikan ...8
2.3 Kebutuhan Ruang ...10
2.4 Studi Banding Sekolah Motocross...12
DJAM (Djakarta AkademiMotocross)...12
NugrohoMotocross Training...14
2.5 Studi Banding ArenaMotocross...16
(3)
2.5.2 KawasakiCanadian Arena Cross...20
2.5.3Earlywine Racing...22
III. ELABORASI TEMA...25
3.1 Pengertian Akselerasi ...25
3.2 Interpretasi Tema ...27
3.3 Studi Banding Tema Sejenis ...29
IV. ANALISIS ...34
4.1 Analisa Fungsi ...34
4.1.1 Organisasi Ruang ...34
4.1.2 Alur Kegiatan ...35
4.1.3 Program Ruang ...36
4.1.4 Persyaratan Teknis...41
4.2 Analisa Kondisi Lingkungan ...47
4.2.1 Lokasi ...47
4.2.2 Potensi Lahan...47
4.2.3 Peraturan...48
4.2.4 Aksesibilitas ...49
4.2.5 Suasana SekitarSite...49
4.3 Kesimpulan ...51
V. KONSEP PERANCANGAN...52
5.1 Konsep Dasar Pertunjukkan dan Pendidikan...52
5.1.1 Pengertian Pertunjukkan ...52
5.1.2 Pengertian Pendidikan...54
5.2 Rencana Tapak...56
5.2.1 Tata Letak...56
5.2.2 Konsep Zona ...57
5.3 Bangunan ...58
5.3.1 Bentuk Bangunan ...58
5.3.2 Sirkulasi ...61
5.3.3 Struktur dan Konstruksi ...62
(4)
VI. HASIL RANCANGAN ...63
6.1 Peta Situasi...63
6.2 Gambar–gambar Perancangan...63
6.3 Foto Maket ...71
DAFTAR PUSTAKA...72
(5)
DAFTAT PUSTAKA
D.K. Ching, Francis. (2000). Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya, Edisi Kedua. Terjemahan, Nurrahman Tresani Harwadi. Jakarta: Erlangga.
D.K. Ching, Francis. (2002). Ilustrasi Konstruksi Bangunan,Edisi Ketiga. Terjemahan, Lily Tambunan dan Surjamanto, Jakarta: Erlangga.
Neufert, Ernst. (1992). Data Arsitek, Jilid 1 Edisi Kedua. Terjemahan, Sjamsu Amril, Jakarta: Erlangga.
Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek, Jilid 2 Edisi 33. Terjemahan, Ing Sunarto Tjahjadi dan Ferryanto Chaidir, Jakarta: Erlangga.
Krier, Rob.(2001). Komposisi Arsitektur. Terjemahan Effendi Setiadharma, Jakarta: Erlangga.
SNI 03-3647 (1994) Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga, Bandung: Yayasan LPMB.
Ikatan Motor Indonesia. Peraturan Motocross, Edisi 2013 Ikatan Motor Indonesia. Peraturan Supercross, Edisi 2013 Ikatan Motor Indonesia. Standar Sirkuit, Edisi 2013
Ikatan Motor Indonesia. Peraturan Motocross, Edisi 2014 Ikatan Motor Indonesia. Peraturan Supercross, Edisi 2014 Ikatan Motor Indonesia. Standar Sirkuit, Edisi 2014
GoogleEarth
http://poskotanews.com/2012/07/14/ahm-kembali-gelar-sekolah-balap-motor/ (diakses pada tanggal 10 juli 2014)
http://dapurpacu.com/199303/djam-sekolah-motocross-untuk-bibit-bibit-muda/ (diakses pada tanggal 10 juli 2014)
(6)
http://nugrohomx.com/article10-Nugroho-Motocross-Training(diakses pada tanggal 14 juli 2014)
http://www.vanganiracing.com/news/adrlaunch.html(diakses pada tanggal 14 juli 2014)
http://www.mxpmag.com/kawasaki-canadian-arenacross-opening-weekend-photo-report-by-james-lissimore/(diakses pada tanggal 16 juli 2014)
http://www.earlywineracing.com/(diakses pada tanggal 16 juli 2014) http://id.wikipedia.org/wiki/Percepatan(diakses pada tanggal 16 juli 2014) http://www.ashandlacy.com/case-studies-1/2012/5/12/the-silverstone-wing-silverstone-circuit-northants.html(diakses pada tanggal 16 juli 2014)
http://www.silverstone.co.uk/(diakses pada tanggal 17 juli 2014)
http://www.architecturenewsplus.com/projects/1201 (diakses pada tanggal 17 juli 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_pertunjukan(diakses pada tanggal 17 juli 2014) http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan(diakses pada tanggal 17 juli 2014)
(7)
DATA PRIBADI
PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Nama Instansi Tahun Ajaran
SD/MI
SD Negeri 3 Margasari Labuhan maringgai
Lampung Timur, 1994 - 2000 Madrasah Ibtidaiyah Margasari Labuhan
Maringgai Lampung Timur, 1994 - 2000 SMP/MTS MTS Ma’arif Sriminosari Labuhan Maringgai
Lampung Timur, 2000 -2003
SMA/MA SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai Lampung
Timur, 2003 - 2006
Perguruan Tinggi
Universitas Komputer Indonesia
(Jurusan Teknik Arsitektur ) Bandung,
2008 - 2014
Nama : Prima Ardani
Tempat Tanggal Lahir : Lampung Timur, 29 Jani 1988 Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Golongan Darah : AB
Alamat : Marga Sari Labuhan Maringgai RT: 37 / RW: 19
Telepone : 085669321355
(8)
PENDIDIKAN NON- FORMAL
Pelatihan Seni Beladiri Paku Banten Lampung Timur 1997 Pelatihan Beladiri Tapak Suci Muhammadiyah 2001 Pelatihan Komputer SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai Lampung
Timur 2006
Pelatihan Bahasa Asing SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai
Lampung Timur 2006
PENGALAMAN ORGANISASI
Pramuka SD Negeri 3 Margasari Labuhan Maringgai
Pramuka SMP Muhammadiyah Margasari Labuhan Maringgai Lampung Timur Pengurusan OSIS SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai
Sekretariat Club Motor KOPEL (Komunitas Motor Pesisir Lampung) Anggota Lampung CBR Club (LCC)
Anggota HIMA Arsitektur
PENGALAMAN KERJA
Membuat Gambar Rumah Pribadi Bpk H. Muhari Lampung Membuat Gambar Rumah Pribadi Bpk Nyoto Suswoyo Lampung Membuat Gambar Masjid Margasari Lampung Timur
Membuat Gambar Perumahan Ujung Berung Bandung
PT. Gunakarya Nusantara sebagai pengawas Proyek pembangunan gedung DPRD Kota Bandung Jl. Sukabumi
(9)
KEMAMPUAN
1. Operasi Aplikasi Komputer Microsoft Office
Microsoft Excel Microsoft Publisher Auto Cad
Google Sketch Up 3ds Max
Ecotect Analysis Vector Works 2. Komunikasi Berbahasa
B. Inggris (Membaca, dan Berbicara)
(10)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelasikan Tugas Akhir ini sesuai dengan judul“ Cross Arena and School Bandung “ dalam penyusunan dan penulisan Laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan karena itu kritik dan saran sangat diharapakan demi memberikan perbaikan pengetahuan dan kemampuan di kemudian hari.
Penulisan laporan tugas akhir ini juga tidak lepas dari berbagia pihak yang selalu membimbing dan membantu oleh karena itu selayaknya saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Salmon Priaji Martana.ST,.MT Selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang banyak memberikan perhatian, tenaga, pemikiran, serta telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing dan mengarahkan selama berlangsungnya proses Tugas akhir. 2. Dhini Dewiyanti Tantarto Ir., MT Selaku Koordinator Studio Tugas Akhir serta
selaku Dosen Wali yang selalu memberikan dorongan semangat dan petuahnya.
3. Para Bapak/Ibu dosen pengajar yang telah memberikan ilmu, pengetahuan serta pemikiran kepada saya selama mengikuti jenjang perkuliahan.
4. Bapak, Ibu dan adik-adik tercinta serta keluarga atas segala kasih sayang, dukungan moril dan materil yang tak terhingga serta segala kepercayaan yang selama ini diberikan.
5. Teman-teman satu kosan dan teman senasib seperjuangan angkatan 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 yang selalu saling menyemangati dan masukan selama dalam proses pengerjaan Tugas Akhir.
Penyusun mengharapkan penyusunan laporan ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya untuk pembaca. Amien Ya Robbal Alamien.
Bandung 16 Agustus 2014
(11)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, di Indonesia cukup banyak perlombaan Motocross yang diadakan. Namun nama Indonesia didunia Motocross dunia masih belum terlalu menonjol meskipun telah beberapa kali mengikuti kejuaraan internasional. Dibawah naungan Ikatan Motor Indonesia (IMI), Kejuaraan di Indonesia diadakan disirkuit-sirkuit Motocross yang ada diberbagai kota. Namun sirkuit di Indonesia kebanyakan hanya berupa lintasan tanpa ada fasilitas penunjang yang cukup. Ditambah lagi dengan berkembangnya Motocross dunia yang beralih ke Supercrossatau StadiunMotocrosskarena tingkat kesulitasnnya lebih tinggi dan membutuhkan lahan yang jauh lebih kecil dibandingkanMotocross.
Kejuaraan ini selalu diadakan disebuah arena stadion multifungsi, Belum ada arena khusus untuk memfasilitasi kejuaraan Supercross yang eksklusif. Sedangkan di Indonesia sendiri, Motocross semakin maju sehingga berpotensi dikembangkan hingga ke kejuaraan Supercross. Oleh karena beberapa latar belakang ini, di Indonesia perlu disediakan sebuah arena khusus Supercross yang memiliki fasilitas yang sesuai standar dan cukup untuk memenuhi kebutuhan kegiatan perlombaan Supercross termasuk fasilitas bagi pembalap dengan kendaraannya, penonton, dan segala yang berhubungan dengan dunia Supercross.
Sekolah Motocross saat ini mulai banyak diminati oleh kalangan pecinta Motocross ataupun para pembalap yang ingin serius menekuni dunia balap Motocross. Dari sekolah tersebut diharapkan banyak bibit-bibit muda yang dapat bersaing dikejuaraan Motocross Nasional maupun kejuaraan Internasional sehingga para pembalap Indonesia bisa disejajarkan dengan pembalap-pembalap dunia.
(12)
1.2 Permasalahan
Rumusan masalah yang akan diulas pada perancangan ini dibagi menjadidua, yaitu rumusan masalah secara umum dan khusus. Rumusan masalah secara umum adalah sebuah arena Supercross yang hingga kini belum pernah di Bandung.
Diartikan bahwa proyek ini adalah untuk mempelajari dan menerapkan metode merancang sebuah arena Supercross. Mulai dari mendalami obyek rancang hingga dapat mendirikan sebuah rancangan arena yang sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan rumusan masalah secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Merancang ArenaSupercrossyang bertema akselarasi pada bentuk. 2. Merancang Arena Supercross yang menjadiikon kegiatan
didalamnya serta lokasi arena ini.
3. Merancang Arena Supercross yang dapat memfasilitasi kegiatan perlombaanSupercross.
4. Merancang fasilitas pembinaan dibidang Motocross
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud
Maksud dari pengambilan judul ini adalah:
1. Menyediakan suatu gagasan desain arsitektural sekaligus sistem pembinaan, pelatihan skil dan keterampilan dibidangMotocross. 2. Menyediakan fasilitas dan pembinaan bagi para pecinta olahraga
Motocross maupun para atlit profesional dibidang otomotif khususnyaMotocross.
(13)
1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan dari perancanganCross Arena and SchoolBandung adalah: a. Terwujudnya sarana fisik bangunan serta fasilitas yang dapat menunjang sebagai tempat pembelajaran dan wadah kegiatan dibidangMotocross.
b. Memberikan sarana seperti arena khusus yang dapat menunjang kegiatan balapMotocross.
c. Memberikan sarana untuk para pecinta otomotif khususnya dibalap Motocross.
d. Memberikan fasilitas pembinaan yang dapat dipertanggung jawabkan kegiatan serta pembinaanya.
1.4 Pendekatan Perancangan
1. Pembahasan dilakukan dengan menganalisa permasalahan dari hal yang bersifat umum tentang Cross Arena and School Bandung, yang dilanjutkan analisa yang akan dirumuskan menjadikonsep dasar perancangan.
2. Survey dilakukan untuk mendapat data-data yang akurat dengan cara pengamatan dan wawancara dengan pihak terkait antara lain IMI (Ikatan Motor Indonesia) Jawa Barat.
3. Studi literatur ditujukan untuk mendefinisakan dan mengetahui fasilitas yang dibutuhkan serta hal-hal yang terkait dengan pemecahan permasalahan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
1.5 Lingkup Batasan
1. Materi studi dibatasi pada permasalahan serta tujuan dan sasaran yang berhubungan dengan perencanaan bangunan Arena serta bangunan pendukung kegiatan sebagai wadah aktivitas para pelajar serta calon Crosser dengan tinjauan pada tata letak tapak bangunan, sirkulasi tata ruang luar dan bangunan.
2. Pendekatan studi yang dilakukan adalah pendekatan kegiatan dan kebutuhan ruang, tata ruang luar dan sirkulasi dan penampilan bangunan.
(14)
1.6 Kerangka Berpikir
Bagan 1.6 Kerangka Berpikir TEMA Kasus
(Cross Arena and School Bandung)
STUDILITERATUR arsitektur
KRITERIA Peraturan dan
Standardisasi Program Ruang
STUDIEMPIRIS Pengamatan langsung
Dan wawancara
ANALISA
PERMASALAHAN
KONSEP
SKEMATIK RANCANGAN
HASIL
(15)
1.7 Skematik Penulisan
Adapun pembahasan laporan ini adalah:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab I, memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lingkup perancangan, masalah perancangan, metoda pendekatan, kerangka berfikir dalam perancangan Cross Arena and School Bandung serta sistematika dari laporan tugas akhir.
BAB II. DESKRIPSI PROYEK DAN ANALISIS
Bab II, memuat penjelasan mengenai proyek secara umum, program kegiatan dan studi banding terhadap proyek sejenis dan studi literatur.
BAB III. ELABORASI TEMA
Bab III, memuat tentang pengertian tema, hubungan tema dengan rancangan proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi dan bentuknya serta studi banding terhadap kasus yang sejenis.
BAB IV. ANALISA
Bab IV, memuat analisa fungsi bangunan dan analisa terhadap kondisi lingkungan.
BAB V. KONSEP RANCANGAN
Bab V, memuat proses perencanaan dan perancangan bangunan mulai dari konsep dasar, rencana tapak (Landscape), rencana fungsi bangunan utama dan fungsi fasilitas pendukung serta penyelesaian ruang luar dan sistem utilitasnya baik bangunan maupunlandscape.
BAB VI. HASIL RANCANGAN
Bab VI, Memuat tentang peta situasi gambar-gambar perancangan serta foto-foto maket rancanganan.
(16)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum
Lokasi : Jl. Sukarno Hatta Kecamatan Panyeliukan Bandung Timur Luas Lahan : 50,800m2
Peraturan GSB : Minimum ½ x lebar rumija Peraturan KDB : 60% (50800 X 60% =30480M2) Peraturan KLB : 1.2 (1.2 X 30480= 36576)
Peraturan KDH : 25% kebutuhan KDH (12700M2)
Pemilik : IMI Jabar (Ikatan Motor Indonesia Jawa Barat) Sumber Dana : MediaPartners,Sponsor, dan PEMDA setempat Luas bangunan : Luas bangunan 15,335 m2
Kebutuhan parkir : 5,230m2
Tinggi bangunan : Tinggi bangunan arena 27.62 m Kapasitas penonton : 3,600 Penonton (Arena Tipe B) Kelengkapan Fasilitas :
Disekitar lokasi juga terdapat beberapa fasilitas seperti Kantor Polda Jabar, Toyota Auto 2000, Pabrik Turbomachinary Part Manufacturing, Sunda Restoran, Kantor Perhutani, SMP Al Hasan, STIKES Bhakti Kencana Bandung, UPBJJ Bandung, Maskargo, Cipaganti Alat Berat, Depo Pertamina, Peti Kemas, Pasar Gedebage, Bengkel Damri Gedebage, Rumah sakit Al-Islam, STMIK Jabar, dan KPP Pratama Bandung.
(17)
Gambar 2.1.1 Lokasi Perancangan. Sumber:Google Earth
2.2 Program Kegiatan
2.2.1 Kegiatan Ajang Perlombaan
Kegiatan yang harus dilakukan pada saat menyelenggarakan ajang perlombaan yaitu:
1. Inspeksi kelayakan arena yang akan dipergunakan sesuai standar 2. Memasang instalasi dan peralatan yang dibutuhkan untuk perlombaan
anatara lain
a) Mempersiapkan Kantor panitia,
b) Memasang instalasipaddockpembalap c) Memasang instalasi Pers
d) Memasang peralatan juri dan pencatat Scorer e) Memasang instalasi untuk Penonton
f) Menyediakan alat berat untuk grading tanah sesuai layout yang ditentukan.
3. Rapat antara penyelenggara dengan juri 4. Pembukaan pendaftaran peserta
(18)
5. Penjualan tiket
6. Latihan (breafingpembalap dan latihan start) 7. Mengatur penyusunan pembalap
8. Berlangsungnya balapan (Racing Line) 9. Pengumuman hasil balapan
10. Pembagian hadiah dan jumpa pers 2.2.2 Kegiatan Pendidikan
Adapun kegiatan belajar dalam sekolah ini adalah sebagai berikut: 1. Merekrut para peserta atau siswa
2. Memberikan pembekalan teori teknik balap 3. Memberikan materi dan simulasi
4. Pembimbingan kegiatan praktik balap 5. Mempelajari kondisi dan karakter sirkuit.
6. Riding reviewatau analisa hasil kegiatan praktik 7. lap time practice
8. Evaluasi hasil proses praktik
Program Belajar pada Sekolah Motocross Materi Pada SekolahMotocross 1.Vo2 Max
2. Daya Tahan Otot 3. Teori Teknik Balap
4. Praktek Balap Road Race dan Motocross
5. Manajemen Diri Seorang Pembalap
1. Pembentukan Daya Tahan Tubuh (Vo2Max) 2. Pembentukan Otot
3. Pengenalan Fisik &BodyMotor 4. Persiapan balap
5.Racing Line 6. Pengereman 7. Menikung 8.Engine Break 9.Start
10. Mempertahankan Posisi & Menyalip Lawan 11.Setting Gear
(19)
Materi Pelatihan dibagi menjadi 5 bagian: 1.Pre riding preparation
a. Kelengkapan pelindung tubuh
b. Pengenalan olah raga offroad roda dua 2.Bike inspection and warming up
a. Menyiapkan Sepeda motor
b. Pemanasan tubuh sebelum berkendara
3. Teknik berkendara diberbagai rintangan (teori, demo, dan praktik) a. Posisi tubuh yang baik diatas sepeda motor
b. Penguasaan kendaraan c. Pengenalan jenis lintasan
d. Teknik melewati tanjakan, turunan serta jalan bergelombang. e. Teknik menikung
4.Free Fun Riding
5. Evaluasi hasil pelatihan (Poskotanews,14 Juli 2012)
(20)
2.3 Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang padaCross Arena and SchoolBandung terdapat pada Tabel sebagai berikut:
No. Kegiatan Kebutuhan Ruang 1. Pelajar / Siswa
Datang Pintu masuk Parkir Area Parkir Belajar R . Kelas Teori
R .Kelas Simulasi Sirkuit /Track Paddock
R. Perlengkapan Balap Perpustakaan
service Toilet 2. Pengajar / Instruktur
Datang Pintu masuk Parkir Area Parkir Mengajar R .Kelas Teori
R .Kelas Simulasi R. Perlengkapan Balap Sirkuit /Track
Paddock Administrasi dan
arsip
R . Administrasi R .Arsip
Service Toilet Pantry 3. Pengurus
Datang Pintu Masuk Parkir Area Parkir
(21)
Administrasi arsip R. Kantor R. Arsip Pelayanan terhadap pengunjung R. Tamu
R. Tunggu / Lobby
R. Informasi R. Aula
Service Toilet
Pantry 4. Panitia Kejuaraan
Datang Entrance
Parkir Area Parkir
Memepersiapkan perlombaan
R. Panitia
Rapat R. rapat
Jury lomba R. Juri
Pencatatscorer R. pencatat Scorer
Marsal R. Marsal
Pengibaran bendera
R. Pos Signal
Service Toilet
5. Peserta Lomba Balapan /Crosser
Datang Entrance
Parkir Area Parkir Khusus
PersiapanRace R.Paddock Safety Riding R. Ganti
Racing Line Lintasan / sirkuit Garis Start Pintu Start
Wawancara R. Pers
(22)
pertama pada kecelakaan
Service Toilet
6. Pengunjung / Penonton
Datang Entrance kesite Parkir Area Parkir
Penonton Area Loket Tribun Penonton
Pengunjung / Penonton
R. Tunggu / Lobby R. Informasi
Sirkuit Tribun
Paddock danpit line
Service Restoran dan Foodcourd
Pedestrian Toilet
Tabel 2.3. Kebutuhan Ruang 2.4 Studi Banding SekolahMotocross
2.4.1 DJAM (Djakarta AkademiMotocross)
AlamatThe Icon cluster Cosmoblok E 9 no 11 BSDCity, Tangerang Lokasi latihan disirkuit Pagedangan BSD (Rabu, Sabtu, Minggu)
Berdiri pada 1 Januari 2014, DJAM membagi beberapa kategori kelas: 50cc, 65cc, 85cc dan 250cc. Walaupun masih terbilang baru sekolah ini telah menghasilkan anak-anak didik berprestasi dikejuaraan nasional seperti Rizky Dimas Satria (juara nasional dikelas 65cc) dan Yosua Pattipi (juara nasional dikelas 85cc).
(23)
Gambar 2.4.1.1 Siswa dan Instruktur
Sumber: http://dapurpacu.com/199303/djam-sekolah-motocross-untuk-bibit-bibit-muda/
Gambar 2.4.1.2 Pemberian instruksi
Sumber: http://dapurpacu.com/199303/djam-sekolah-motocross-untuk-bibit-bibit-muda/
(24)
Gambar 2.4.1.3 Proses pelatihan
Sumber: http://dapurpacu.com/199303/djam-sekolah-motocross-untuk-bibit-bibit-muda/
Gambar 2.4.1.4 Proses pelatihan
Sumber: http://dapurpacu.com/199303/djam-sekolah-motocross-untuk-bibit-bibit-muda/
2.4.2 NugrohoMotocross Training
Nugroho Motocross Training adalah lembaga kursus, pelatihan nonformal, dibidang otomotif khususnya Motocross sekaligus Tim Balap yang rutin berpartisipasi pada kejuaraan lokal maupun Nasional. Sebagai wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan hobi dibidang balap, Nugroho MX Training memberikan program kepada pembalap muda untuk meningkatkan skil dan mental balap serta pengetahuan mekanik bagi para pesertanya.
(25)
Lokasi : Berada di Jawa Timur Pemilik : Tri Priyo Nugroho
Kelas yang dipelajari antara lain SE 50cc, SE 65cc, MX 2 Novice, MX 2Junior dan Senior.
Gambar 2.4.2.1 Siswa dan instruktur
Sumber: http://nugrohomx.com/article10-Nugroho-Motocross-Training
Gambar 2.4.2.2PaddockMotor
(26)
Gambar 2.4.2.3 Proses latihan danFree Riding Fun
Sumber: http://nugrohomx.com/article10-Nugroho-Motocross-Training 2.5 Studi Banding ArenaMotocross
2.5.1Supercross Adrenaline Arena
Lokasi berada di Estonia, Adrenaline Arena merupakan fasilitas Arena Motocross Indoor yang bersifat permanen dengan panjang bangunan 120m, lebar 60m, tinggi 15m Dengan total panjang lintasan 500m.
Fasilitas pendukung pada arena antara lain Tribun penonton, Ruang kantor, gym center, Ruang ganti dan kamar mandi, sauna, bengkel, pantry sedangkan luas Paddock 300m2.Sistem keamanan dipasang sesuai standar ke amanan Arena seperti instalasi kebakaran dan alat penghisap gas buang (Exhaust Fan).
Gambar 2.5.1.1 Supercross AdrenalineArena
(27)
Gambar 2.5.1.2 Parkir
Sumber: http://www.vanganiracing.com/news/adrlaunch.html
Gambar 2.5.1.3 Lintasan dan Tribun Penonton
Sumber: http://www.vanganiracing.com/news/adrlaunch.html
Gambar 2.5.1.4 RuangGym
(28)
Gambar 2.5.1.5 Musium pada arena
Sumber: http://www.vanganiracing.com/news/adrlaunch.html
Gambar 2.5.1.6Paddock
Sumber: http://www.vanganiracing.com/news/adrlaunch.html
Gambar 2.5.1.7 Ruang Ganti
(29)
Gambar 2.5.1.8Start
Sumber: http://www.vanganiracing.com/news/adrlaunch.html
Gambar 2.5.1.9Racing line
Sumber: http://www.vanganiracing.com/news/adrlaunch.html
Gambar 2.5.1.10 Podium
(30)
2.5.2 Kawasaki Canadian Arena Cross LokasiBritish ColumbiaKanada Fasilitas pada arena yaitu:
Paddockpembalap, Lintasan, Tribun penonton,Ruang ganti dan Toilet,
Gambar 2.5.2.1 Area Parkir
Sumber: http://www.mxpmag.com/kawasaki-canadian-arenacross-opening-weekend-photo-report-by-james-lissimore/
Gambar 2.5.2.2Site PlanArena
Sumber: http://www.mxpmag.com/kawasaki-canadian-arenacross-opening-weekend-photo-report-by-james-lissimore/
(31)
Gambar 2.5.2.3 Tribun Penonton
Sumber: http://www.mxpmag.com/kawasaki-canadian-arenacross-opening-weekend-photo-report-by-james-lissimore/
Gambar 2.5.2.4Paddockpembalap
Sumber: http://www.mxpmag.com/kawasaki-canadian-arenacross-opening-weekend-photo-report-by-james-lissimore/
Gambar 2.5.2.5 Area Start
Sumber: http://www.mxpmag.com/kawasaki-canadian-arenacross-opening-weekend-photo-report-by-james-lissimore/
(32)
Gambar 2.5.2.6Racing Line
Sumber: http://www.mxpmag.com/kawasaki-canadian-arenacross-opening-weekend-photo-report-by-james-lissimore/
2.5.3Earlywine Racing
Lokasi :Walton Pike, Dover, Inggris Tinggi arena : 22m
Panjang arena : 100m
Lebar : 90m
Fungsi sebagai fasilitas arena indoor Motocross yang bersifat permanen yang dipergunakan pada saat musim dingin dengan kapasitas paddock 14 pembalap dengan beberapa fasilitas pendukung seperti tribun penonton, toko, serta kamar mandi dan ruang ganti. Arena ini juga biasa dipergunakan sebagai ajang balap untuk R/CTruck dan ATV.
(33)
Gambar 2.5.3.1Earlywine RacingArena Sumber:http://www.earlywineracing.com/
Gambar 2.5.3.2 Area Luar Arena Sumber:http://www.earlywineracing.com/
Gambar 2.5.3.3 Tribun Penonton Sumber:http://www.earlywineracing.com/
(34)
Gambar 2.5.3.4 Lintasan
Sumber:http://www.earlywineracing.com/
Gambar 2.5.3.5Racing Line Motocross Sumber:http://www.earlywineracing.com/
Gambar 2.5.3.6 Racing LineATV Sumber:http://www.earlywineracing.com/
(35)
BAB III
ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Akselerasi
Definisi akselerasi adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Umumnya, percepatan dilihat sebagai gerakan suatu obyek yang semakin cepat ataupun lambat. Namun percepatan adalah besaran vektor, sehingga percepatan memiliki besaran dan arah. (Wikipedia, 06 Agustus 2014). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia akselerasi yaitu:
1. Proses mempercepat 2. Peningkatan kecepatan
3. Peningkatan kecepatanlaju perubahan kecepatan
Menurut istilah dalam dunia otomotif Akselerasi yaitu Penambahan kecepatan melalui pemutaranhandelgas atau kecepatan lari awal kendaraan.
Akselarasi atau percepatan merupakan istilah yang digunakan untuk peningkatan kecepatan. Percepatan merupakan perubahan kecepatan dalam satu waktu tertentu. Pada umumnya, percepatan dilihat sebagai gerakan suatu obyek yang semakin cepat ataupun lambat. Pengambilan tema berdasarkan atas inti kegiatan dari balapan.
Percepatan dari sebuah benda ada dua, yakni percepatan positif yaitu penambahan kecepatan sebuah benda (dipercepat), dan percepatan negatif yaitu pengurangan kecepatan sebuah benda (diperlambat).
(36)
Gambar 3.1.1 Perulangan bayangan yang dibentuk oleh roda Sumber: https://www.google.co.id
Gambar diatas menunjukan bayangan yang dibentuk oleh roda dari sebuah mobil ketika mengalami pengurangan kecepatan yaitu berupa bayangan yang terlihat semakin rapat serta berakhir dengan kondisi tidak bergerak.
Gambar 3.1.2 Bayangan percepatan negatif dan positif Sumber: https://www.google.co.id
Gambar diatas menunjukkan karakter bayangan yang timbul dari perceptan negatif berbeda dengan percepatan positif. Semakin kecil kecepatanya maka bayangan yang timbul semakin rapat.
Gambar 3.1.3 Dinamis dalam akselerasi Sumber: https://www.google.co.id
Gambar diatas menunjukkan sifat dinamis dari akselerasi, yakni dari kecepatan yang rendah, kemudian meningkat dan pada akhirnya menurun hingga berhenti, akan menunjukkan sebuah grafik lengkung naik dan turun yang dinamis.
(37)
Gambar 3.1.4 Akselarasi pada peluru Sumber: https://www.google.co.id
Gambar diatas menunjukkan bentuk akselerasi benda, dalam hal ini akselerasi peluru yang ditembakkan, titik awal akselerasinya pada laras senapan, Nampak efek akselerasinya berupa arah api yang membuka secara signifikan.
3.2 Interpretasi Tema
Terdapat 4 karakteristik pada tema akselerasi yang digunakan sebagai acuan dalam perancangan obyek tugas akhir ini, yaitu:
A. Dinamis
Adanya perubahan putaran mesin dalam proses akselerasi balap yakni akselerasi posiitif ketika kendaraan mengalami percepatan serta akselerasi negatif ketika mengalami perlambatan.
B. Signifikansi
Adanya perubahan kecepatan yang signifikan serta dibarengi dengan ledakan tenaga yang dihasilkan oleh mesin.
C. Perulangan
Adanya perulangan bentuk berupa bayangan ketika suatu obyek mengalami akselerasi, perulangan bayangan ini tampil dalam sebuah proses gerakan.
D. Arah
Akselerasi merupakan vektor dalam dunia fisika dimana akselerasi merupakan percepatan suatu benda yang memiliki arah.
(38)
Sifat akselerasi memiliki karakternya sendiri, berikut adalah abstraksi mengenai dari kesan akselerasi:
1. Kesan bergerak dapat ditangkap pula pada obyek yang tidak bergerak dengan cara permainan perulangan pada elemen bangunan, serta permainanlightingbangunan.
Gambar 3.2.1. Perulangan Pada Bentuk
Sumber:http://www.architecturenewsplus.com/projects/1201
Kunci dari efek gerakan yang muncul dalam obyek tak bergerak adalah dengan cara memainkan asumsi dari otak kita yang menghubungkan sebuah titik hilang yang diakibatkan oleh perulangan elemen bangunan.
2. Permainan cahaya, juga dapat menguatkan kesan gerakan dari benda diam, ketikalightingtersebut dimunculkan dengan perulangan menjauh.
Gambar 3.2.2 Visualisasi akselerasi pada cahaya Sumber: https://www.google.co.id
Pada perancangan tema yang digunakan adalah akselerasi pada bentuk. Dalam ilmu fisika akselerasi merupakan istilah yang digunakan untuk meningkatkan kecepatan (besarnya kecepatan), percepatan dilihat dari
(39)
pergerakan suatu obyek yang semakin cepat ataupun lambat. Adanya tema akselerasi yang diterapkan pada perancangan bangunan arena motocross serta fasilitas penunjang merupakan pendekatan yang berasal dari setiap issue yang ada, sehingga tujuan utama dari perancangan adalah mewujudkan sarana fisik bangunan serta fasilitas yang dapat menunjang sebagai tempat pembelajaran dan wadah kegiatan dibidang motocross yang bertaraf nasional maupun internasional secara keseluruhan.
Objek yang akan dirancang dengan pendekatan akselerasi pada bentuk adalah bangunan “Cross Arena and School Bandung” yang merupakan sebuah tempat pembekalan dan pembelajaran serta untuk perlombaan adu kecepatan dan teknik balap Motocross dengan panjang lintasan utama 500 m. Sekolah Balap Motocross ini menekankan pada penyediaan fasilitas yang memadai Kegiatan para pecinta otomotif khususnya motorcross, melalui fasilitas pendidikan dan arena balap ini diharapkan dapat membawa olahraga Motocrosske arah olah raga yang bersifat profesiaonal.
3.3 Studi Banding Tema Sejenis Wing Silverstone
Project :The Silverstone Wing
Lokasi :Silverstone Circuit, Northants
Produk :AshTech™, AshFab™ & AshScreen™
Arsitek : Populous
Kontraktor :Buckingham Group Contracting Sektor :Sports/Leisure
Pemilik :British Racing Drivers' Club (BRDC)
Panjang bangunan 390 m mencakup area Pit-lane dengan kapasitas 41 paddock pembalap. Luas bangunan 6,200m2 denagn Fasilitas diantaranya Media center, Ruang Converensi, Auditorium, Ruang Pameran, Perhotelan, Tribun penonton, Restoran,Paddock, dan Menara Kontrol.
(40)
Bentuk atap bangunan didesain seperti membentuk grafik akselarasi dimana fungsi arena ini adalah sebagai sirkuit balapan F1
Gambar 3.3.1 Sirkuit Silverstone Sumber:http://www.silverstone.co.uk/
Gambar 3.3.2 DenahWing Silverstone Sumber:http://www.silverstone.co.uk/
(41)
Gambar 3.3.3 Pra RancanganPaddock Sumber:http://www.silverstone.co.uk/
Gambar 3.3.4 Proses Pembangunan Sumber:http://www.silverstone.co.uk/
Gambar 3.3.5Paddock
(42)
Gambar 3.3.6 Bentuk atap Paddock Sumber:http://www.silverstone.co.uk/
Gambar 3.3.7Halls1, 2 & 3
Sumber:http://www.silverstone.co.uk/
Gambar 3.3.8Halls4 & 5
(43)
Gambar 3.3.9International Media Centre Sumber:http://www.silverstone.co.uk/
Gambar 3.3.10 Auditorium Gambar 3.3.11Pit Garages Sumber:http://www.silverstone.co.uk/
(44)
BAB IV ANALISIS 4.1 Analisa Fungsional
4.2.1 Organisasi Ruang
Sirkulasi gedung olahraga atau arena yang terdiri dari penonton pemain dan pengelola masing-masing harus disediakan pintu untuk masuk ke dalam gedung. Sirkulasi bagi masing-masing kelompok agar diatur sesuai dengan bagan, seperti pada gambar di bawah.
Bagan 4.2.1 Sirkulasi Pengunjung
(45)
4.1.2 Alur Kegiatan
Alur kegiatan Pelajar atau siswa
Alur kegiatan Pengajar atau Instruktur
Alur Kegiatan Pengurus
Alur Kegiatan Panitia Penyelenggara Lomba / Pertunjukkan
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
Tabel 4.1.3.1 Kebutuhan Ruang
(51)
4.1.4 Persyaratan Teknis
Perencanaan Teknis gedung olahraga direncanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Jenis cabang olahraga dan jumlah lapangan olahraga untuk pertandingan serta latihan.
Gambar 4.1.4.1 Tabel 1
Sumber: SNI Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga 2. Ukuran efektif matra ruang gedung olahraga harus memenuhi ketentuan.
Ukuran Minimal
Klasifikasi Panjang Lebar Tinggi Langit - langit Langit - langit
Tipe A 50 30 12.50 5.50
Tipe B 32 22 12.50 5.50
Tipe C 24 16 9 5.50
Gambar 4.1.4.2 Tabel 2
Sumber: SNI Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga 3. Kapasitas Penonton gedung olahraga harus memenuhi ketentuan
(52)
4.Tata cahaya
Tingkat penerangan horizontal pada arena 1 m diatas permukaan lantai untuk 3 kelas,
(1) Untuk latihan dibutuhkan minimal 200 lux
(2) Untuk pertandingan dibutuhkan minimal 300 lux
(3) Untuk pengambilan video dokumentasi dibutuhkan minimal 1000 lux
Gambar 4.1.4.4 Titik terjauh dari sumber cahaya
Sumber: SNI Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga 5. Tata Warna
Koefisien refleksi dan tingkat warna dari langit-langit, dinding dan lantai arena harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.
Gambar 4.1.4.5 Tingkat refleksi dan warna
(53)
6. Tata Udara
Tata Udara ata udara dapat menggunakan ventilasi alami atau ventilasi mekanis, serta harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila menggunakan ventilasi alami, maka harus memenuhi a. Luas bukaan minimum adalah 6 % dari luas lantai efektif
b. Perletakan ventilasi alami harus diatur mengikuti pergerakan udara silang.
2. Apabila menggunkan ventilasi buatan, maka harus memenuhi
a. Volume pergantian udara minimum sebesar 10-15 m3 /jam/orang b. Alat ventilasi buatan tidak menimbulkan kebisingan di dalam arena
dan tempat penonton. 7. Tribun Penonton
Bentuk Tribun terdiri dari 2 tipe, tipe lipat dan tipe tetap.
Gambar 4.1.4.6 Tribun Lipat.
Gambar 4.1.4.7 Tribun Tetap
(54)
Pemisaha Tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan tingga minimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m.
b. Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00 –1,20 m. c. Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun minimal
1,20 m
Gambar 4.1.4.8 Pemisahan tribun
Sumber: SNI Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga 8. Tempat duduk
Ukuran tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut:
1. Ukuran tempat duduk penonton tipe A, B dan C antara lain: VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m, dengan ukuran panjang minimal 0,80 m, dan maximal 0,90 m Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,40 m, maksimal 0,50 m, dengan panjang minimal 0,80 m, maksimal 0,90 m
Gambar 4.1.4.9 Jenis Tempat Duduk
(55)
2. Tata letak tempat duduk
a. Tata letak tempat duduk VIP, diantara 2 gang, maksimal 14 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 7 kursi. b. Tata letak tempat duduk Biasa, diantara 2 gang, maksimal 16
kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 8 kursi. 3. Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor
4. Lokasi penempatan gang harus dihindarkan terbentuknya perempatan.
5. Kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam 1 kompartemenisasi.
Gambar 4.1.4.10 Deretan Koridor
Sumber: SNI Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga 9. Tangga
Tangga harus memenuhi ketentuan berikut:
a. Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 16 buah; bila anak tangga diambil lebih besar dari 16, harus diberi bordes dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak tangga dibawahnya. b. Lebar tangga minimal 1,10 m, maksimal 1,80 m; bila lebar tangga
diambil lebih besar dari 1,80 m, harus diberi pagar pemisah pada tengah bentang.
c. Tinggi tanjakan tangga minimal diambil 15 cm, maksimal 17 cm. d. Lebar injakan tangga minimal diambil 28 cm, maksimal 30 cm.
(56)
10. Dinding Arena
Dinding arena olahraga dapat berupa dinding pengisi, dan atau dinding pemikul beban, serta harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Konstruksi dinding harus kuat menahan benturan dari pemain ataupun bola.
b. Permukaan dinding pada arena harus rata, tidak boleh ada tonjolan-tonjolan, dan tidak boleh kasar.
c. Bukaan-bukaan pada dinding kecuali pintu, minimal 2 meter diatas lantai.
d. Sampai pada ketinggian dinding 2,0 m, tidak boleh ada perubahan bidang, tonjolan atau bukaan yang.
e. Harus dihindari adanya elemen - elemen atau garis-garis yang tidak vertikal atau tidak horizontal, agar tidak menyesatkan jarak, lintasan dan kecepatan.
Gambar 4.1.4.11 Dinding Arena
(57)
4.2 Analisa Kondisi Lingkungan 4.2.1 Lokasi
Gambar 4.2.1. Lokasi
4.2.2 Potensi Lahan
• Lahan berada di kawasan Bandung Timur dekat dengan kawasan yang sedang direncanakan sebagai kawasanSport Center Terpadu.
• Letak kawasan yang di lalui Jl. Sukarno Hatta dimana jalur tersebut merupakan jalur utama menuju Bandung Timur sehingga akses ke kawasan cukup mudah dicapai.
• Kawasan terletak berbatasan dengan kawasan Gedebage yang merupakan kawasan yang sedang dikembangkan PEMKOT Bandung. • Lokasi berada diantara dua fasilitas olahraga yang ada di Bandung
Timur yaitu Arcamaniksport center dengan jarak sekitar 7,8 km, Stadion Gede Bage dengan jarak sekitar 3,5 km.
Lokasi : Jl. Sukarno Hatta kec Panyeliukan Luas lahan : 50,800m2
Batas Lahan
Utara : Perindustrian Barat : Perindustrian
Selatan : Perindustrian, Polda Jabar dan Outo 2000 Timur : Pabrik dan sawah
(58)
Gambar 4.2.2. Letak Lolasi Sumber:Google Earth
• Bangunan pada kawasan didominasi oleh bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai industri, pendidikan, dan perumahan.
4.2.3 Peraturan
GSB :½ x lebar rumija
KDB : 60%
KLB : 1.2
Peruntukan : Pengembangan Sarana dan prasarana dikawasan Bandung Timur
Gambar 4.2.3. Lokasi Perancangan Sumber:Google Earth
(59)
4.2.4 Aksesibilitas
Jalan Sukarno Hatta merupakan Jalan arteri primer yang merupakan akses menuju kawasan Bandung Timur, sedangkan letak lokasi berada dikawasan dan juga dilalui oleh jalan tesebut sehingga akses menuju lokasi sangat mudah dicapai.
Gambar 4.2.4 Aksesibilitas Sumber:Google Earth 4.2.5 Suasana SekitarSite
Gambar 4.2.5.1 Suasana SekitarSite Sumber: Dokumentasi
(60)
• Orientasi
Tapak berorientasi pada view yang mengarah ke Gunung Manglayang sehingga penataan bangunan direncanakan agar tidak menutupi view tersebut.
• Vegetasi
Pada sitevegetasi hanya berada pada area depan yang berbatasan langsung dengan jalur pencapaian ke site. Area dalam tapak yang merupakan tanah persawahan sehingga vegetasi bisa dikatakan tidak ada.
Gambar 4.2.5.2 Vegetasi Sumber: Dokumentasi • BentukSky line
Bentuk Sky line pada kawasan ini cenderung berbentuk rata karena kawasan didominasi oleh bangunan perindustrian serta perumahan dengan ketinggian 2-3 lantai.
(61)
• PotensiView
Potensi View pada site berada diarah utara di mana view mengarah ke Gunung Manglayang sedangkan arah selatan view mengarah ke Jalan Sukarno Hatta.
Gambar4.2.5.4view Sumber: Dokumentasi • Topografi
Bentuk site yang berbentuk persegi sangat mempengaruhi bentukan bangunan pada perancangannya, Sedangkan bentuk lahan tidak berkontur. 4.3 Kesimpulan
Kawasan Panyeliukan merupakan kawasan yang berada di Bandung Timur yang merupakan kawasan yang sedang direncanakan sebagai kawasan primer serta kawasan terpadu di mana kawasan tersebut direncanakan memiliki sport center terpadu, sehingga perancangan Cross Arena and School Bandung dapat melengkapi fasilitas dan sarana dikawasan Bandung Timur.
(62)
BAB V
KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Pertunjukkan dan Pendidikan
5.1.1 Pengertian Pertunjukkan
Pertunjukkan atau seni pertunjukkan (perfomance art). adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok ditempat dan waktu tertentu. performance biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton.(Wikipedia, 06 April 2013)
Jenis pertunjukkan atau seni pertunjukan 1. Seni akrobat,
Akrobat yaitu kemahiran dl melakukan berbagai ketangkasan (seperti berjalan diatas tali, naik sepeda beroda satu, menerbangkan pesawat udara).
2. Komedi/lawak,
Pelawak atau komedian adalah orang yang menghibur penonton, terutama dalam membuat mereka tertawa, dengan cara melawak, yaitu suatu usaha untuk membuat orang lain tertawa, atau sekadar membuat orang lain gembira. Caranya bermacam - macam, tergantung si pelawak dan biasanya disesuaikan dengan kondisi orang yang akan dibuat tertawa. Cara yang paling umum adalah dengan mengucapkan lelucon, dengan subjek lelucon orang lain, atau diri sendiri. Cara lainnya adalah dengan tingkah laku yang dibuat-buat hingga dapat terlihat lucu dan pentas ditertawakan dihadapan orang lain.
3. Tari,
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan ditempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari
(63)
mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Menurut jenisnya, tari digolongkan menjaditari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. Dansa adalah tari asal kebudayaan Barat yang dilakukan pasangan pria-wanita dengan berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi musik.
4. Pentas musik,
Pentas musik adalah kumpulan pemain musik yang bermain dipanggung secara bergantian pagelaran musik yang diadakan dilapangan atau didalam ruangan. Biasanya pentas musik diadakan pada waktu dan acara tertentu.
5. Opera,
Opera adalah sebuah bentuk seni, dari pentasan panggung dramatis sampai pentasan musik. Dalam mementaskan sandiwara, opera memakai elemen khas teater seperti pemandangan, pakaian, dan akting namun kata-kata dalam opera, atau kata-kata nyanyian, dinyanyikan dari pada dituturkan. Penyanyi ditemani oleh ansambel musik hingga orkes simfoni.
6. Sulap
Sulap merupakan suatu seni pertunjukkan yang diminati sebagian besar masyarakat didunia, karena pada penyajiannya sulap dapat membuat heran penontonnya akan rahasia dibalik penyajiannya. Sulap merupakan suatu gabungan dari berbagai seni yang ada, misalnya seni tari, seni musik, seni rupa, dan merupakan penerapan dari gabungan berbagai disiplin ilmu yang ada. Misalnya ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu psikologi, dan lain-lain.
(64)
7. Teater
Teater (bahasa Inggris theater atau theatre, bahasa Perancis théâtre berasal dari kata theatron dari bahasa Yunani, yang berarti "tempat untuk menonton"). Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari publik atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti).
8. Film dan lain-lain.
Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. .(Wikipedia, 06 April 2013)
Pertunjukkan juga dapat diartikan sebagai berikut:
a. Sesuatu yang dipertunjukkan, tontonan (bioskop, wayang, dan sebagainya).
b. Pameran (barang-barang). 5.1.2 Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadidibawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjaditahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.(Wikipedia, 26 Juli 2014)
(65)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, dan cara, perbuatan mendidik.
Menurut KamusOxfordpendidikan sebagai berikut:
1. Pendidikan adalah suatu proses pelatihan dan pengajaran, terutama anak-anak dan remaja disekolah, perguruan tinggi dan lain-lain. Yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dan pengembangan keterampilan.
2. Pendidikan adalah bidang studi yang berhubungan dengan cara mengajar
3. Pendidikan adalah proses mengajar seseorang tentang sesuatu atau bagaiman melakukan sesuatu
4. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Konsep perancangan yang diterapkan adalah menggabungkan dua kegiatan yaitu pertunjukan dan pendidikan dimana tempat pertunjukan seperti arena supercross dan tempat pendidikan ditempatkan dalam satu lokasi, sehingga perancangan tersebut tidak hanya menarik penonnton tapi juga dapat menarik peminat untuk belajar mengendarai motocross ataupun ingin serius menjadi atlit profesional dibidang otomotif khususnya motocross.
(66)
Gambar 5.1.2.1 Penerapan Konsep
Penerapan konsep tersebut diharapkan agar dua kegiatan yang berbeda ini bisa diterapkan dalam satu kawasan dengan cara merancang bangunan sesuai fungsi yang dibutuhkan.
5.2 Rencana Tapak 5.2.1 Tata Letak
Pemisahan zona dibagi berdasarkan kebutuhan kegiatan sebagai berikut:
Gambar 5.2.1.Fungsional Tapak Sumber: GoogleEarth
1 2
3 4
(67)
1. Zona yang diperuntukkan sebagai area entrance, Retail dan Restoran,loading dock, parkir pengunjung dan peserta.
2. Zona yang diperuntukkan sebagai plaza utama, area dimana lintasan dibuat didalam bangunan,serta area parkir untuk pengurus.
3. Zona yang diperuntukkan sebagai area sekolah serta parkir kendaraan motor serta pengurus dan pengajar.
4. Zona yang diperuntukkan sebagai arena lintasan sebagai tempat untuk praktik dan mendidik kegiatan balap para siswa.
5.2.2 Konsep Zona
Gambar 5.2.2 Konsep Zona Sumber: Dokumentasi
a. Pada area entrance site berbentuk lorong sehingga didesain dengan dibuka lebih lebar serta ditempatkan sesuatu yang ikonik agar memberi kesan penasaran sehingga dapat menarik minat pengunjung memasuki site
(68)
b. Penempatan area retail dan restoran berada dekat dengan entrance masuk ke kawasan bertujuan sebagai penarik pengunjung yang ingin menonnton pertunjukkan maupun sekedar mencari dan melihat-lihat aksesoris maupun barang yang berkaitan dengan dunia Motocross.
c. Penempatan Plaza berada diantara bangunan utama dan bangunan pendukung bertujuan sebagai area peralihan antara dua kegiatan serta merupakan area berkumpul dan berinteraksi didalamsite
d. Konsep Zona menerapkan konsep terpusat dimana penempatan bangunan utama yang merupakan bangunan pusat kegiatan diletakkan berada ditengahsite
e. Penempatan gedung sekolah dan Mini motocross berada diarea paling utara karena bertujuan agar kegiatan yang bersifat pembelajaran dan pendidikan tidak terganggu oleh kegiatan-giatan yang ada dalam site 5.3 Bangunan
5.2.1 Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan berangkat dari bentuk yang berkaitan dengan tema yang diambil yaitu akselerasi dengan karakteristik akselarai berulang.bentuk tersebut diterapkan pada bentuk atap bangunan arena dan bangunan gedung sekolah yang meiliki fungsi yang berkaitan dengan Motocross.Bentuk berulang tersebut juga dapat dianalogikan dengan rintangan pada lintasan yang disebut dengan “rhythimsection”.
(69)
Gambar 5.2.1.1 Penerapan tema pada bangunan
Gambar 5.2.1.2 Bangunan Arena
(70)
Gubahan massa berasal dari bentuk-bentuk dasar dengan transformasi agar bentuk gubahan tidak terlihat kaku, bentuk ini diterapkan pada denah bangunan arena yang mana bangunan tersebut memiliki bentuk dasar geometri.
Gambar 5.2.1.4 Transformasi bentuk denah
Transformasi diterapkan pada sudut-sudut sehingga membentuk lengkung, bentuk ini diterapkan karena Menurut Francis D.K. Ching sudut melengkung memperjelas adanya kesinambungan dari permukaan pembatas suatu bentuk, kepadatan volumenya, dan kelembutan konturnya.
Bentuk tampak utara dan selatan mengadopsi rintangan pada lintasan yang berada pada tikungan yang biasa disebut Berm bentuk ini diterapkan karena menyerupai bentuk setengah lingkaran. Menurut Francis D.K. Ching bentuk lingkaran atau setengah lingkaran adalah suatu yang terpusat, berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadipusat dari lingkungannya.
(71)
Gambar 5.2.1.5 T ransformasi bentuk tampak 5.2.2 Sirkulasi
Sirkulasi pada bangunan arena dibagi menurut kegiatan diantaranya: a. Sirkulasi Para Pembalap
b. Sirkulasi Pengurus dan pengelola c. Sirkulasi Penonton
(72)
5.2.3 Struktur dan Konstruksi
Struktur pada bangunan menggunakan struktur gantung (Supended Cable Structure) karena bentangan yang sangat lebar, untuk rangka atap menggunakan rangka baja frame work sedangkan pada penutup atapnya agar lebih ringan menggunakan membrane.
Gambar 5.2.3.1 Potongan arena
Gambar 5.2.3.2 Perspektif potongan 5.2.4 Tahap Pembangunan
Tahap awal pembangunan yaitu membangun fasilitas arena karena bangunan tersebut merupakan bangunan utama pada kawasan serta memiliki nilai komersial, tahap selanjutnya pembangunan fasilitas sekolah, Mini Track atau lintasan yang dapat dipergunakan untuk fasilitas praktik dan pendidikan, selanjutnya pembangunan fasilitas retaildan restoran.
(73)
BAB VI
HASIL RANCANGAN 6.1 Peta Situasi
Gambar 6.1.1 Peta Situasi Sumber GoogleEarth 6.2 Gambar–gambar Perancangan
(74)
Gambar 6.2.2Bird Eye Perspektife2
(75)
Gambar 6.2.4Reataildan Restoran
Gambar 6.2.5 Suasana Restora
(76)
Gambar 6.2.7 Perspektif Gedung Sekolah 2
Gambar 6.2.8Layout Mini Motocross
(77)
Gambar 6.2.10Track Mini Motocross Track2
(78)
Gambar 6.2.12 Rangka Atap Arena
(79)
Gambar 6.2.14 Potongan Arena 1
Gambar 6.2.15 Potongan Arena 2
(80)
Gambar 6.2.17 Perspektif Arena 2
(81)
Gambar 6.2.20 Interior Arena 2
Gambar 6.2.21 Interior Arena 3 6.3 Foto Maket
(82)
(83)
(1)
Gambar 6.2.12 Rangka Atap Arena
(2)
Cross Arena and School Bandung
PRIMA ARDANI 10408014 69
Gambar 6.2.14 Potongan Arena 1
Gambar 6.2.15 Potongan Arena 2
(3)
Gambar 6.2.17 Perspektif Arena 2
(4)
Cross Arena and School Bandung
PRIMA ARDANI 10408014 71
Gambar 6.2.20 Interior Arena 2
Gambar 6.2.21 Interior Arena 3 6.3 Foto Maket
(5)
(6)