101
Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
2. Sosialisasi Primer dan Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi menarik perhatian banyak ahli sosial. Di antara para ahli yang tertarik untuk mengkajinya ialah Berger dan Luckman dalam
Kamanto Sunarto 2000. Mereka mempelajari proses sosialisasi sehingga menghasilkan konsep sosialisasi primer dan sosialisasi
sekunder. Bagaimana pengertian kedua konsep tersebut?
Pertama kali, individu menjalani sosialisasi di lingkungan keluarga. Dia mempelajari berbagai pandangan hidup dan aturan masyarakat
melalui didikan orang tuanya. Pandangan hidup dan aturan masyarakat tertanam dalam diri sang individu. Proses sosialisasi pertama yang
dijalani individu itu dinamakan sosialisasi primer oleh Berger dan Luckman.
Wawancara dengan Orang Tua
Orang tua berperan besar dalam membentuk kepribadian anak. Merekalah yang pertama memahamkan anak pada hal-hal penting yang berlaku di masyarakat. Nilai
dan norma sosial itu menjadi pegangan hidup anak nantinya. Barangkali kamu tidak merasa telah belajar banyak nilai dan norma lewat orang tua. Untuk membuktikan hal
tersebut, wawancarailah mereka berdua. Hal-hal penting nilai sosial apakah yang diajarkan orang tua kepadamu?
Nilai terwujud melalui aturan norma sosial. Apakah aturan yang harus kalian taati sesuai dengan nilai yang diyakini? Tentu ada alasan yang dimiliki orang tua
sehingga beliau mensosialisasikan hal tersebut. Mengapa beliau menganggap nilai dan norma itu penting bagimu?
Mulailah dengan menyusun daftar pertanyaan yang akan menjadi pedoman wawancara. Tulislah hasil wawancaramu ke dalam tabel seperti berikut.
Tabel Hasil Wawancara
No. Nilai Sosial
Norma Sosial Alasan
Tulislah menjadi sebuah laporan. Presentasikan di depan kelas, lalu kumpulkan kepada guru untuk dinilai.
Di unduh dari : Bukupaket.com
102
Sosiologi Kelas X
Setelah menjalani sosialisasi primer, individu dianggap cukup mempunyai bekal
untuk bergaul di lingkungan yang lebih luas. Individu kemudian berinteraksi dengan
orang-orang di luar lingkungan keluarganya. Dia bergaul dengan teman-teman sebaya
atau orang-orang dewasa lain. Dari pergaulan tersebut individu menyerap hal-hal baru yang
ada di masyarakat. Sosialisasi tahap lanjut yang memperkenalkan individu tersebut ke
wilayah baru dari dunia masyarakat disebut sosialisasi sekunder.
Selain sosialisasi terdapat istilah resosialisasi. Pernahkah kalian mendengar
kata resosialisasi? Ketika mendengar kata resosialisasi, barangkali yang terbayang di benak kalian adalah gambaran tentang penjara dan nara-
pidana. Sebagian kalian mungkin membayangkan kegiatan pembinaan dan pelatihan keterampilan bagi para tahanan. Nah, semua yang
terbayang di benak tersebut memang merupakan salah satu bentuk nyata resosialisasi.
Resosialisasi adalah salah satu bentuk sosialisasi sekunder. Proses resosialisasi didahului dengan proses desosialisasi. Dalam proses
desosialisasi, seseorang mengalami pencabutan diri yang dimilikinya. Sedangkan dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu diri yang
baru. Proses desosialisasi dan resosialisasi ini sering dikaitkan dengan proses yang berlangsung dalam institusi total. Yang dimaksud dengan
institusi total adalah suatu tempat tinggal dan bekerja yang di dalamnya terdapat sejumlah individu dalam situasi sama, terputus dari masyarakat
yang lebih luas untuk suatu jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung dan diatur secara formal. Contoh
institusi total adalah rumah tahanan, rumah sakit jiwa, dan lembaga pendidikan militer.
Seseorang yang divonis hukuman oleh hakim berubah statusnya dari orang bebas menjadi narapidana. Sebagai narapidana, dia mesti
menjalani resosialisasi agar dapat kembali berperan sebagai warga masyarakat yang baik. Untuk itu, orang tersebut mula-mula mengalami
desosialisasi. Ia harus menanggalkan busana bebas dan menggantinya dengan seragam tahanan. Berbagai kebebasan yang semula dinikmati-
nya dicabut. Barang-barang milik pribadi disita atau disimpan oleh penjaga. Bahkan mungkin dia tidak dipanggil dengan menyebutkan
namanya, tetapi dengan sejumlah nomor tertentu. Sayangnya, proses desosialisasi sering kali merusak citra diri serta harga diri orang itu.
Selanjutnya, ia menjalani resosialisasi. Individu dididik untuk menerima aturan dan nilai baru. Tujuannya agar sang tahanan mempunyai diri yang
sesuai dengan keinginan masyarakat. Karena keinginan tersebut, para
Gambar 4.6 Melalui resosialisasi, narapidana dididik agar
dapat kembali ke tengah masyarakat.
Di unduh dari : Bukupaket.com
103
Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
narapidana dibina mentalnya dan dibekali dengan berbagai keterampilan sesuai dengan minat dan bakatnya. Dengan resosialisasi ini, para
narapidana dapat kembali ke masyarakat setelah masa hukumannya selesai dan menjadi warga masyarakat yang baik.
Proses resosialisasi juga berlangsung di lembaga pendidikan militer. Mereka yang tengah menjalani pendidikan militer di sana harus
mengubah dirinya. Diri yang semula tidak disiplin harus ditinggalkan. Pribadi yang berpenampilan sesuka hati, harus diganti dengan
penampilan rapi dan tegap. Begitu pula semangat dan keuletannya dilatih agar siap menghadapi aneka tantangan. Siswa pendidikan militer yang
bertindak tidak sesuai dengan aturan yang digariskan akan dijatuhi sanksi. Setelah melalui proses resosialisasi, mereka akan menjadi
prajurit yang tangguh dan kompak.
3. Lembaga-Lembaga Sosialisasi