Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan karya akhir, Tinjauan umum, rumusan dan batasan masalah, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori pembakaran air menjadi steam, teori dasar mengenai boiler dan teori alat-alat pendukung
dalam proses pengontrolan pemanasan air menjadi steam.
BAB III : MEKANISME PERUBAHAN AIR MENJADI UAP DI DALAM
BOILER
Bab ini berisikan penjelasan mengenai prinsip kerja, kontruksi alat, gambar keterpasangan peralatan, data teknis.
BAB IV :MEKANISME KERJA DEAREATOR DAN EKONOMIZER
SERTA ANALISA PERFORMASI DARI DEAERATOR DAN ECONOMIZER
Bab ini menjelaskan mekanisme kerja deareator dan ekonomizer dan analisa penghematan penggunaan deaearator dan economizer
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat diambil penulis dari pengamatan dilapangan dan pada waktu penulisan karya
akhir.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Teori Dasar
Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,
daya, pemanasan dan transportasi tidak akan ada atau muncul seperti sekarang ini. Steam memberikan suatu cara pemindahan sejumlah energi yang terkendali dari suatu
pusat, ruang boiler yang otomatis, dimana energi dapat dihasilkan secara efisien dan ekonomis, sampai ke titik penggunaan. Steam yang bergerak mengelilingi pabrik
dianggap sama dengan transportasi dan penyediaan energi. Untuk beberapa alasan, steam merupakan komoditas yang paling banyak digunakan untuk membawa energi
panas. Penggunaannya terkenal diseluruh industri untuk pekerjaan yang luas dari produksi daya mekanis sampai penggunaan proses dan pemanasan ruangan. Alasan
dari penggunaan steam adalah: •
Steam dapat dengan mudah dan murah untuk didistribusikan ke titik penggunaan
• Steam mudah dikendalikan
• Energinya mudah ditransfer ke proses
• Plant steam yang modern mudah untuk dikendalikan
• Steam bersifat fleksibel
Selain penggunaan steam adalah air dan fluida panas seperti minyak bersuhu tinggi. Masing-masing metoda memiliki keuntungan dan kerugiannya, sebagaimana
diperlihatkan dalam Tabel 2.1
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Tabel 2.1 Perbandingan Steam, Air Panas, Fluida Minyak Steam
Air panas Minyak bersuhu tinggi
Kandungan panas tinggi
Panas latennya kira- kira
2 100 kjkg Kandungan panas
sedang. Panas jenis 4,19 kjkg°c
Kandungan panas buruk
Panas jenis seringkali 1,69-2,93 kjkg°c
Murah Biaya untuk
pemgolahan Air
Murah Penggunaannya
hanya kadangkadang
Intermittent Mahal
Koefisien perpindahan Panasnya baik
Koefisiennya menengah
Koefisiennya relatif buruk
Diperlukan tekanan tinggi
Untuk suhu yang tinggi Diperlukan tekanan
tinggi untuk Suhu yang tinggi
Hanya diperlukan tekanan
Rendah untuk mendapatkan suhu
Tinggi Tidak diperlukan
pompa Sirkulasi
Pipa-pipanya kecil Diperlukan pompa
sirkulasi Pipa-pipanya besar
Diperlukan pompa sirkulasi
Pipa-pipanya besar
Mudah untuk Mengendalikan dengan
valve Dua arah
Lebih rumit mengendalikan –
Diperlukan valve tiga arah atau
Valve tekanan diferensial
Lebih rumit mengendalikan –
Diperlukan valve tiga arah atau
Valve tekanan diferensial
Penurunan suhunya mudah
Penurunan suhunya lebih sulit
Penurunan suhunya lebih sulit
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Dilakukan melalui valve
Penurun suhu Diperlukan steam traps
Tidak diperlukan steam traps
Tidak diperlukan steam traps
Terdapat kondensat yang
Harus ditangani Tersedia flash steam
Tidak ada penanganan
kondensat Tidak ada flash
steam Tidak ada penanganan
kondensat Tidak ada flash steam
Perlu blowdown boiler Tidak perlu blowdown
Tidak perlu blowdown
Diperlukan pengolahan air untuk mencegah
korosi Sedikit terjadi korosi
Korosi diabaikan
Diperlukan jaringan Pemipaan yang baik
Media yang dicari, Pengelasan dan
penyambungan Media yang sangat
dicari, Pengelasan dan
penyambungan Flens seperti biasa
Flens seperti biasa Tidak ada resiko
kebakaran Tidak ada resiko
kebakaran Terdapat resiko
kebakaran Sistemnya sangat
fleksibel Sistemnya kurang
fleksibel Sistemnya tidak
fleksibel
Dengan meningkatnya suhu dan air mendekati kondisi didihnya, beberapa molekul mendapatkan energi kinetik yang cukup untuk mencapai kecepatan yang
membuatnya sewaktu-waktu lepas dari cairan ke ruang diatas permukaan, sebelum jatuh kembali ke cairan. Pemanasan lebih lanjut menyebabkan eksitasi lebih besar dan
sejumlah molekul dengan energi cukup untuk meninggalkan cairan jadi meningkat. Dengan mempertimbangkan struktur molekul cairan dan uap, masuk akal bahwa
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
densitas steam lebih kecil dari air, sebab molekul steam terpisah jauh satu dengan yang lainnya. Ruang yang secara tiba-tiba terjadi diatas permukaan air menjadi terisi
dengan molekul steam yang kurang padat. Jika jumlah molekul yang meninggalkan permukaan cairan lebih besar dari
yang masuk kembali, maka air menguap dengan bebasnya. Pada titik ini air telah mencapai titik didihnya atau suhu jenuhnya, yang dijenuhkan oleh energi panas. Jika
tekananya tetap, penambahan lebih banyak panas tidak mengakibatkan kenaikan suhu lebih lanjut namun menyebabkan air membentuk steam jenuh. Suhu air mendidih
dengan steam jenuh dalam sistem ya ng sama adalah sama, akan tetapi energi panas per satuan massa nya lebih besar pada steam. Pada tekanan atmosfir suhu jenuhnya
adalah 100°C. Tetapi, jika tekanannya bertambah, maka akan ada penambahan lebih banyak panas yang peningkatan suhu tanpa perubahan fase. Oleh karena itu, kenaikan
tekanan secara efektif akan meningkatkan entalpi air dan suhu jenuh. Hubungan antara suhu jenuh dan tekanan dikenal sebagai kurva steam jenuh Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kurva Steam Jenuh Air dan steam dapat berada secara bersamaan pada berbagai tekanan pada
kurva ini, keduanya akan berada pada suhu jenuh. Steam pada kondisi diatas kurva jenuh dikenal dengan superheated steam steam lewat jenuh:
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
• Suhu diatas suhu jenuh disebut derajat steam lewat jenuh
• Air pada kondisi dibawah kurva disebut air sub- jenuh.
Jika steam dapat mengalir dari boiler pada kecepatan yang sama dengan yang dihasilkannya, penambahan panas lebih lanjut akan meningkatkan laju produksinya.
Jika steam yang sama tertahan tidak meninggalkan boiler, dan jumlah panas yang masuk dijaga tetap, energi yang mengalir ke boiler akan lebih besar dari pada energi
yang mengalir keluar. Energi berlebih ini akan menaikan tekanan, yang pada gilirannya akan menyebabkan suhu jenuh meningkat, karena suhu steam jenuh
berhubungan dengan tekanannya.
II.2 Diagram fase steam
Data yang diberikan dalam tabel steam dapat juga dinyatakan dalam bentuk grafik. Gambar 2.2 memberi gambaran hubungan antara entalpi dan suhu pada
berbagai tekanan, dan dikenal dengan diagram fase.
Gambar 2.2 Diagram Fase Entalpi Suhu
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Ketika air dipanaskan dari 0°C sampai suhu jenuhnya, kondisinya mengikuti garis cair jenuh sampai menerima seluruh entalpi cairannya, hf, A - B. Jika panas
ditambahkan lebih lanjut, maka akan merubah fase ke steam jenuh dan berlanjut meningkakan entalpi sambil tetap pada suhu jenuhnya, hfg, B - C. Jika campuran
steamair meningkat kekeringannya, kondisinya bergerak dari garis cair jenuh ke garis uap jenuh. Oleh karena itu pada titik tepat setengah diantara kedua keadaan tersebut,
fraksi kekeringan x nya sebesar 0,5. Hal yang sama, pada garis uap jenuh steamnya 100 kering. Begitu menerima seluruh entalpi penguapannya maka akan mencapai
garis uap jenuh. Jika pemanas dilanjutkan setelah titik ini, suhu steam akan mulai naik mencapai lewat jenuh C - D. Garis-garis cairan jenuh dan uap jenuh menutup
wilayah dimana terdapat campuran steamair–steam basah. Dalam daerah sebelah kiri garis cair jenuh, hanya terdapat air, dan pada daerah sebelah kanan garis uap jenuh
hanya terdapat steam lewat jenuh. Titik dimana garis cairan jenuh dan uap jenuh bertemu dikenal dengan titik kritis. Jika tekanan naik menuju titik kritis maka entalpi
penguapannya berkurang, sampai menjadi nol pada titik kritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa air berubah langsung menjadi steam jenuh pada titik kritisnya.
Diatas titik kritis hanya gas yang mungkin ada. Keadaan gas merupakan keadaan yang paling terdifusi dimana molekulnya hampir memiliki gerakan yang tidak dibatasi, dan
volumeenya meningkat tanpa batas ketika tekanannya berkurang. Titik kritis merupakan suhu tertinggi dimana bahan berada dalam bentuk cairan. Pemberian
tekanan pada suhu konstan dibawah titik kritis tidak akan mngakibatkan perubahan fase. Walau begitu, pemberian tekanan pada suhu konstan dibawah titik kritis, akan
mengakibatkan pencairan uap begitu melintas dari daerah lewat jenuh superheated ke daerah steam basah. Titik kritis terjadi pada suhu 374,15
o
C dan tekanan steam 221,2
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
bars. Diatas tekanan ini steam disebut superkritis dan tidak ada titik didih yang dapat diterapkan.
II.3 Kualitas Steam
Steam harus tersedia pada titik penggunaan : •
Dalam jumlah yang benar untuk menjamin bahwa aliran panas yang memadai tersedia untuk perpindahan panas
• Pada suhu dan tekanan yang benar, atau akan mempengaruhi kinerja
• Bebas dari udara dan gas yang dapat mengembun yang dapat menghambat
perpindahan panas •
Bersih, karena kerak misal korosi atau endapan karbonat atau kotoran dapat meningkatkan laju erosi pada lengkungan pipa dan orifice kecil dari steam
traps dan valve •
Kering, dengan adanya tetesan air dalam steam akan menurunkan entalpi penguapan aktual, dan juga akan mengakibatkan pembentukan kerak pada
dinding pipa dan permukaan perpindahan panas.
II.4 Sistem Distribusi Steam
Sistem distribusi steam merupakan hubungan penting antara pembangkit steam dan pengguna steam. Terdapat berbagai macam metoda untuk membawa steam
dari pusat sumber ke titik penggunaan. Pusat sumber mungkin berupa ruang boiler atau pengeluaran dari plant kogenerasi. Boiler dapat menggunakan bahan bakar
primer, atau boiler limbah panas yang menggunakan gas buang dari proses bersuhu tinggi, mesin- mesin atau bahkan insinerator. Apapun sumbernya, sistem distribusi
steam yang efisien adalah penting untuk pemasokan steam dengan kualitas dan
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
tekanan yang benar ke peralatan yang menggunakan steam. Pemasangan dan perawatan sistem steam merupakan hal penting dan harus sudah dipertimbangkan
mulai tahap perancangan. Diperlukan suatu pemahaman mengenai dasar sirkuit steam atau ‘loop
kondensat dan steam’. Ketika steam mengembun didalam proses, kondensat dialirankan kembali kedalam pipa suplai air boiler. Kondensat memiliki volume yang
sangat kecil dibandingkan dengan steam, dan hal ini menyebabkan penurunan tekanan, yang membuat steam mengalir melalui pipa-pipa. Steam yang dihasilkan
pada boiler harus dibawa melalui pipa kerja ke titik dimana energi panasnya diperlukan. Pada awalnya hanya terdapat satu atau lebih pipa utama, atau ‘saluran
pipa steam’, yang membawa steam dari boiler kearah plant yang menggunakan steam. Pipa-pipa cabang yang lebih kecil membawa steam ke masing- masing peralatan.
Ketika valve isolasi boiler utama kadangkala disebut valve ‘mahkota’ dibuka, steam dengan segera melintas dari boiler menuju dan sepanjang saluran pipa steam ke titik
pada tekanan rendah. Pipa kerja pada mulanya lebih dingin daripada steam, sesampai panas dipindahkan dari steam ke pipa. Udara disekitar pipa-pipa juga sebelumnya
lebih dingin dari steam, kemudian pipa kerja akan mulai memindahkan panas steam ke udara.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.3 Contoh Sirkuit Steam Steam yang berkontak dengan pipa yang lebih dingin akan mulai mengembun
dengan segera. Pada saat start-up, laju kondensasi akan berada pada nilai maksimumnya, hal ini merupakan waktu dimana terjadi perbedaan suhu yang
maksimum antara steam dan pipa kerja. Laju kondensasi ini biasanya disebut ‘beban permulaan’. Begitu pipa kerja telah dihangatkan, perbedaan suhu antara steam dan
pipa kerja menjadi minimal, namun kondensasi akan terjadi kaerna pipa kerja masih terus memindahkan panas ke udara sekitar. Laju kondensasi ini disebut ‘beban
berjalan’. Hasil dari kondensasi kondensatembun jatuh ke bagian bawah pipa dan dibawa oleh aliran steam yang dibantu oleh gaya gravitasi, karena sudut kemiringan
pada saluran pipa steam dibuat diatur turun pada arah aliran steam. Kondensat kemudian harus dikeluarkan dari berbagai titik strategis pada saluran pipa steam.
Ketika valve pada pipa steam yang melayani bagian plant yang menggunakan steam dibuka, steam mengalir dari sistem distribusi masuk ke plant dan terjadi lagi
kontak dengan permukaan yang lebih dingin. Steam kemudian memindahkan energinya dan menghangatkan peralatan dan produk beban permulaan, dan bila telah
mencapai suhunya, pemindahan panas berlanjut ke proses beban berjalan. Sekarang terdapat pasokan steam yang sinambung dari boiler untuk mencukupi beban
terhubung dan untuk menjaga pasokan ini, harus dihasilkan steam yang lebih banyak lagi. Untuk memenuhi kebutuhan ini, dibutuhkan air yang lebih banyak dan bahan
bakar untuk memanaskan air ini untuk dipasok ke boiler sebagai air make up yang sebelumnya sudah diuapkan menjadi steam. Kondensat yang terbentuk dalam pipa
distribusi steam dan dalam peralatan proses dapat dipakai sebakai pasokan sebagai air umpan panas boiler. Kondensat harus dikeluarkan dari ruang steam, namun kondensat
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
ini juga merupakan komoditi yang sangat berharga yang tidak boleh dibiarkan untuk menjadi limbah. Mengembalikan seluruh kondensat ke tangki umpan boiler akan
menutup loop energi steam, dan harus dilakukan bila memungkinkan. Distribusi tekanan steam dipengaruhi oleh sejumlah faktor, dan dibatasi oleh:
• Tekanan kerja maksimum yang aman bagi boiler
• Tekanan minimum yang diperlukan pada plant
Ketika steam melewati pipa distribusi, maka steam tidak dapat menghindari kehilangan tekanannya karena :
• Tahanan gesekanfriksi didalam pipa.
• Kondensasipengembunan yang terjadi didalam pipa ketika panas dipindahkan
ke lingkungan. Oleh karena itu pada saat menentukan tekanan distribuís awal, harus ada
kelonggaran untuk kehilangan tekanan ini. Satu kilogram steam pada tekanan yang lebih tinggi mempunyai volume lebih kecil dari pada pada tekanan rendah. Jadi, jika
steam dibangkitkan dalam boiler pada tekanan tinggi dan didistribusikan pada tekanan yang tinggi pula, maka ukuran saluran pipa distribusi akan menjadi lebih kecil.
Pembangkitan dan pendistribusian steam pada tekanan tinggi memberikan tiga keuntungan yang cukup penting:
• Kapasitas penyimpanan panas pada boiler meningkat, membantu boiler lebih
efisien dalam menangani beban yang berfluktuasi, meminimalkan resiko terbentuknya steam basah dan kotor.
• Diperlukan saluran pipa steam yang lebih kecil, sehingga biaya investasinya
untuk pipa, bahan penunjang, bahan isolasi dan buruh lebih rendah. •
Saluran pipa steam yang lebih kecil berarti biaya isolasi lebih rendah.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Pada sistem distribusi tekanan tinggi, diperlukan penurunan tekanan steam pada setiap zona atau titik penggunaan pada sistem untuk menyesuaikan dengan tekanan
maksimum yang diperlukan penggunanya. Penurunan tekanan tersebut juga akan menghasilkan steam yang lebih kering pada titik penggunaan.
Komponen penting pada sistem distribusi akan dijelaskan pada bagian berikut: •
Pipa-pipa •
Titik pengeluaran •
Jalur cabang •
Saringan strainers •
Saringan filters •
Pemisah separator •
Steam traps •
Ventilasi udara
II.5 Pipa-pipa II.5.1 Bahan pipa
Pipa sistem steam biasanya dibuat dari baja karbon ANSI B 16.9 Al06. Bahan yang sama juga dapat digunakan untuk jalur kondensat, walaupun pipa tembaga lebih
disukai oleh beberapa industri. Untuk saluran pipa steam lewat jenuh yang bersuhu tinggi, ditambahkan bahan campuran seperti chromium dan molybdenum untuk
memperbaiki kuat tarik dan resistansi terhadap golakan pada suhu tinggi. Biasanya pipa dipasok dengan panjang 6 meter.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.5.2 Tata Letak Pemipaan
Saluran pipa steam harus dipasang dengan penurunanslope tidak kurang dari 1:100 turun 1 m untuk setiap 100 m, kearah aliran steam. Sudut kemiringan ini akan
menjamin bahwa gravitasi, dan juga aliran steam, akan membantu pergerakan kondensat menuju titik pengeluaran dimana kondensat akan dengan aman dan efektif
diambil.
Gambar 2.4 Instalasi Pemipaan Steam
II.6 Strainers
Dengan semakin meningkatnya persaingan pasar, penekanan lebih banyak ditujukan pada pengurangan penghentiandowntime pabrik dan perawatan. Dalam
sistem steam dan kondensat, kerusakan pabrik seringkali diakibatkan oleh kotoran- kotoran pada saluran pipa seperti kerak, korosi, senyawaan pada sambungan,
pengelasan logam dan padatan lainnya, yang dapat masuk menuju sistem pemipaan. Strainers adalah peralatan yang menangkap padatan tersebut dalam cairan atau gas,
dan melindungi peralatan dari pengaruh-pengaruh yang membahayakan, dengan begitu mengurangi waktu penghentian dan perawatan. Strainer harus dipasang pada
bagian hulu pada setiap steam trap, pengukur aliran dan valve kendali.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Strainers dapat dikelompokkan kedalam dua tipe utama menurut bentuk dan susunan badannya : yakni tipe-Y dan tipe keranjangbasket. Contoh khas dari tipe strainers
dapat dilihat dalam Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Strainer Jenis-Y
Gambar 2.6 Strainer Jenis-Keranjangbasket
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Untuk steam, strainer tipe-Y merupakan standar yang umum dan banyak digunakan dimana-mana. Badannya berbentuk silinder yang kompak, sangat kuat dan
dapat menangani tekanan yang tinggi. Alat ini sebetulnya merupakan tangki bertekanan, dan strainer tipe-Y ini mampu menangani tekanan sampai 400 barg.
Karena pada tekanan tersebut steam biasanya bersuhu sangat tinggi, maka untuk mengatasi hal tersebut dibuat strainers yang menggunakan bahan yang luar biasa
seperti baja chrome-molybdenum. Walau terdapat berbagai pengecualian, ukuran demi ukuran, strainer tipe-Y memiliki kapasitas penanganan kotoran yang lebih
rendah daripada strainer tipe keranjang, yang berarti memerlukan lebih seringnya pembersihan. Pada sistem steam, hal ini tidaklah menjadi masalah, kecuali bila tingkat
korosinya tinggi, atau segera setelah commissioning ketika sejumlah besar kotoran masuk. Pada penggunaan dimana terdapat sejumlah kotoran yang signifikan, sebuah
valve blowdown biasanya dapat dipasang pada tutup strainer, yang membuat strainer mampu untuk mengunakan tekanan steam untuk membersihkan, dan tanpa harus
mematikan pabrik. Strainer tipe-Y pada steam horisontal atau jalur gas harus dipasang dengan pocket nya berada dalam bidang horisontal. Cara ini mencegah air terkumpul
dalam pocket, membantu mencegah terbawanya tetesan air yang dapat menyebabkan erosi dan mempengaruhi proses perpidahan panas. Bentuk pocket harus mengarah
turun secara tegak lurus.
Gambar 2.7 Penggunaan untuk steam atau gas
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.8 Penggunaan untuk cairan
Gambar 2.9 Aliran turun secara vertikal
Walau ada baiknya memasang strainer pada arah horisontal, tetapi hal ini tidak selalu memungkinkan, dan strainer dapat dipasang pada saluran pipa vertikal jika
alirannya turun, dimana kotorannya akan secara alami menuju pocket. Pemasangannya tidak memungkinkan pada aliran yang naik, dimana strainer harus
dipasang dengan bukaan pocket menuju kebawah dan kotorannya turun dalam pipa.
II.7 Filter
Filter digunakan untuk membuang partikel-partikel yang lebih kecil. Jika strainer membuang seluruh partikel yang terlihat didalam steam, partikel yang lebih kecil juga
perlu dibuang, sebagai contohnya adalah dalam beberapa penggunaan berikut:
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
• Bila dilakukan injeksi steam langsung ke proses dimana kotoran dapat
menyebabkan pencemaran produk. Contoh : Pada industri makanan, dan untuk sterilisasi peralatan proses dalam industri obat-obatan.
• Dimana steam kotor akan menyebabkan penolakan produk atau hasil proses
karena noda atau penumpukan partikel yang terlihat. Contoh : Mesin sterilisasi dan mesin kertaskardus.
• Dimana emisi partikel minimum diperlukan dari pelembab steam. Contoh :
Pelembab yang digunakan dalam lingkungan “bersih”. •
Untuk penurunan kandungan air steam, menjamin pasokan yang kering dan jenuh.
Dalam penggunaan ‘steam bersih’ seperti itu, strainer tidaklah pas dan harus digunakan filter. Filter yang digunakan dalam sistem steam biasanya terdiri dari
elemen filter dari baja tahan korosi yang disinter. Proses sinteringnya menghasilkan struktur berpori yang sangat halus dalam baja tahan korosi, yang membuang berbagai
partikel dari fluida yang melewatinya. Filter yang tersedia mampu membuang partikel sekecil 1gym, sesuai dengan kebutuhan praktek yang baik yang berhubungan dengan
steam untuk makanan culinary. Sifat pori-pori yang halus dari elemen filter akan menciptakan penurunan tekanan
yang lebih besar yang melintas filter daripada yang terdapat pada strainer dengan ukuran sama, hal ini harus dipertimbangkan secara seksama ketika membuat ukuran
filter. Lagipula filter muda h rusak oleh laju aliran yang berlebih, dan batas-batas dari fihak pembuatnya tidak boleh dilampaui.
Jika filter diterapkan dalam penggunaan steam, separator harus dipasang pada aliran hulu filter untuk membuang berbagai tetesan kondensat yang tertahan dalam
bentuk tersuspensi. Sebagai tambahan terhadap peningkatan kualitas steam, hal ini
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
akan memperpanjang umur filter. Strainer tipe-Y juga harus dipasang dibagian hulu filter untuk membuang seluruh partikel besar dimana kalu tidak dipasang akan dengan
cepat menyumbat filter, meningkatnya kebutuhan pembersihan dan mengur angi umur elemen filter. Dengan memasang pengukur tekanan pada sisi filter sebelah manapun,
penurunan tekanan yang melintasi filter dapat diukur, yang kemudian dapat digunakan untuk mengidentifikasi saat filter memerlukan pembersihan.Sebagai alternatif
terhadap hal ini adalah dengan memasang saklar tekanan pada sisi aliran bawah filter. Ketika tekanan aliran bawah berkurang dibawah tingkat yang sudah diatur sedemikian
rupa, cahaya tanda bahaya akan menyala didalam ruang kendali yang memberi sinyal kepada operator yang kemudian dapat membersihkan filter.
Gambar 2.10 Filter In-line Horisontal
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.8 PemisahSeparator
Separator digunakan untuk menghilangkan tetesan air tersuspensi dari steam. Steam basah mengandung sejumlah air, dan merupakan salah satu perhatian utama
pada berbagai sistem steam. Steam basah ini dapat menurunkan produktivitas pabrik dan kualitas produk, dan dapat menyebabkan kerusakan pada hampir semua item
pabrik dan peralatan. Pengurasan dan trapping yang dilakukan secara hati- hati hanya dapat membuang hampir seluruh air, namun tidak untuk tetesan air yang tersuspensi
dalam steam. Untuk menghilangkan tetesan air tersuspensi tersebut, dipasang pemisahseparator pada jalur pemipaan.
Steam yang dihasilkan dalam boiler yang dirancang untuk menghasilkan steam jenuh pada dasarnya memang basah. Fraksi kering pada steam biasanya bervariasi
tegantung dari tipe boiler, dan hampir semua tipe shell pada boiler akan menghasilkan steam dengan fraksi kering antara 95 sampai 98 . Kandungan air dari steam yang
dihasilkan oleh boiler akan terus meningkat jika terjadi priming dan pemindahan. Selalu terjadi kehilangan panas pada pipa distribusi, yang menyebabkan steam
mengembun. Karena gaya gravitasi, molekul air yang mengembun akan mengendap di bagian bawah pipa membentuk sebuah lapisan air. Steam yang mengalir diatas air
ini dapat meningkatkan riak-riak kecil yang dapat membesar menjadi gelombang. Ujung gelombang tersebut cenderung untuk pecah, melemparkan tetesan kondensat ke
aliran steam. Keberadaan air dalam steam dapat menyebabkan sejumlah masalah:
• Air merupakan penghalang yang sangat efektif terhadap perpindahan panas,
dan kehadirannya dapat menurunkan produktivitas pabrik dan kualitas produk.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
• Tetesan air yang berjalan pada kecepatan steam yang tinggi akan meng-erosi
ruang valve dan sambungan- sambungan, suatu kondisi yang dikenal dengan wiredrawing. Tetesan air juga akan meningkatkan korosi.
• Pembentukan kerak yang meningkat pada pipa dan permukaan pemanasan dari
bahan pencemar terbawa dalam tetesan air. •
Operasi yang tidak menentu dari valve pengendali dan pengukur aliranflor meter.
• Kegagalan valve dan pengukur aliran karena pemakaian yang cepat atau
hantaman air. Walaupun terdapat berbagai desain separator, namun pada dasarnya digunakan
untuk menghilangkan kadar air yang tersuspensi dalam aliran steam, yang tidak dapat dihilangkan dengan pengurasan dan trapping steam.
Gambar 2.11 Separator Tipe Baffle
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.9 Ventilasi udara
Jika udara tercampur dengan steam dan mengalir bersamaan dengannya, kantong udara akan tetap tinggal pada permukaan penukar panas dimana steam
terkondensasikan. Secara perlahan, terhimpun sebuah lapisan tipis yang membentuk sebuah selimut isolasi, yang menghalangi perpindahan panas sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar 2.12. Konduktivitas panas udara adalah 0,025 Wm °C, sementara nilainya untuk air adalah 0,6 Wm °C, untuk besi sekitar 75 Wm °C dan
untuk tembaga sekitar 390 Wm °C. Sebuah lapisan udara dengan ketebalan hanya 1 mm memberikan resistansi terhadap aliran panas yang kurang lebih sama dengan
tembaga dengan tebal 15 meter. Bilamana udara ditambahkan ke steam, kandungan panas dari volume
campuran lebih rendah dari steam murni dengan volume yang sama, sehingga suhu campuran rendah. Jadi, keberadaan udara memiliki pengaruh ganda:
• Udara memberikan resistansi terhadap perpindahan panas melalui pengaruh
pelapisannya •
Udara menurunkan suhu ruang steam yang kemudian menurunkan gradien suhu yang melewati permukaan perpindahan panas
Pengaruh keseluruhannya adalah mengurangi laju perpindahan panas yang mungkin diperlukan oleh proses kritis, dan dalam kasus terburuknya mungkin dapat
mencegah tercapainya suhu proses akhir yang diperlukan. Dalam beberapa proses, diperlukan suhu minimum untuk mendapatkan perubahan kimia atau fisik produk,
hanya suhu minimum diperlukan bagi alat pensterilsterilizer. Kehadiran udara pada prinsipnya merupakan masalah sebab udara akan mengakibatkan kacaunya alat
pengukur tekanan, sehingga suhu tidak dapat diperkirakan dari tekanan.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Udara yang ada didalam pipa steam dan peralatan steam pada saat start-up. Bahkan jika sistem diisi dengan steam murni ketika digunakan, steam yang
terkondensasikan akan menyebabkan keadaan vakum dan menarik udara ke pipa pada saat operasi berhenti. Udara dapat juga masuk ke sistem tercampur dalam air umpan.
Pada suhu 80°C, air dapat larut sekitar 0,6 volume, dari udara. Tanda-tanda adanya udara adalah:
• Menurunnya hasil produksi secara berangsur -angsur pada berbagai peralatan
yang dipanaskan oleh steam •
Gelembung udara dalam kondensat •
Korosi Cara memventilasikan udara yang paling efisien adalah dengan menggunakan
sebuah alat otomatis. Udara yang tercampur dengan steam akan menurunkan suhu campuran. Dapat digunakan alat termostatik berdasarkan tekanan seimbang atau
prinsip bimetallic untuk memventilasikan sistem steam. Sebuah alat ve ntilasi udara yang dipasang pada suatu tangki ruang steam atau pada ujung pipa saluran steam akan
terbuka ketika ada udara. Untuk pembuangan udara yang maksimal, pembuangannya harus sebebas
mungkin. Sebuah pipa seringkali dipasang untuk membawa buangan ke lokasi yang aman, lebih disukai yang bukan jalur pengembalian kondensat, yang dapat membatasi
kebebasan pelepasan udara dan dapat juga mendorong terjadinya korosi.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.12 Ujung Ventilasi Udara Otomatis Utama
Bila sebuah ventilasi udara dipasang untuk mem-bypass sebuah steam trap, maka ventilasi ini akan bertindak sebagai steam trap setelah udara diventilasikan, dan
dapat juga membuang kondensat dari waktu ke waktu. Dalam kasus seperti itu perlu untuk menghubungkan ulang ventilasi udara ke jalur kondensat setelah trap. Jika jalur
buangan kondensat dari sebuah trap meningkat ke tingkat yang tertinggi, jalur yang banjir akan mengganggu tekanan balik pada trap dan ventilasi udara. Kemampuan
ventilasi udara dalam membuang udara jadi berkurang, terutama pada saat start-up. Hal ini sama juga bila ventilasi udara terintegrasikan didalam steam trap. Bila bentuk
penggunaan ruang steam dan lokasi saluran masuk steam menyebabkan hampir semua udara meninggalkan saluran keluar kondensat, maka lebih disukai jika jalur
pembuangan steam trap dan ventilasi udara tidak ditempatkan pada tempat yang tinggi.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.10 Pemanfaatan Kembali Kondensat
Seperti halnya dengan kandungan panas, kondensat pada dasarnya merupakan air suling, yang ideal untuk penggunaan air umpan boiler. Suatu sistem steam yan
efisien akan mengumpulkan kondesat ini dan mengembalikannya ke deaerator, tangki umpan boiler, atau menggunakannya dalam proses lain. Hanya jika benar-benar
terdapat resiko pencemaran maka kondensat tidak boleh dikembalikan ke boiler. Bahkan, memungkinkan untuk mengumpulkan kondensat dan menggunakannya
sebagai air proses panas atau melewatkannya melalui sebuah alat penukar panas dimana kandungan panasnya dapat dimanfaatkan kembali sebelum air dibuang.
Kondensat dibuang dari plant dan peralatan steam melalui steam traps dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Sebagai akibat dari turunnya tekanan,
beberapa kondensat akan menguap kembali menjadi ‘flash steam’. Bagian steam yang akan ‘flash off’ dengan cara ini ditentukan oleh sejumlah panas yang dapat ditahan
dalam steam dan kondensat. Biasanya jumlah flash steam sekitar 10 sampai 15, tetapi dapat juga lebih dari itu. Kondensat pada tekanan 7 barg akan kehilangan
massanya sekitar 13 bila flashing ke tekanan atmosfir, namun steam yang dihasilkan akan memerlukan ruang 200 kali lebih besar daripada kondensat darimana bahan ini
dibentuk. Kondensat ini berpengaruh terhadap penghambatan jalur pembuangan trap yang berukuran lebih kecil dari yang semestinya, dan harus diperhitungkan ketika
menghitung ukuran jalur tersebut. Suatu sistem pemanfaatan kembali kondensat yang efektif, mengumpulkan
kondensat panas dari steam dengan menggunakan peralatan dan mengembalikannya ke sistem umpan boiler, dapat membayar dirinya sendirinya dalam jangka waktu yang
sangat cepat. Gambar 2.13 memperlihatkan sebuah sirkuit steam dan kondensat yang sederhana , dengan pengembalian kondensat ke tangki umpan boiler.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.13 Sebuah Sirkuit Steam dan Kondensat
II.11 Jenis-jenis Boiler Uap II.11.1 Fire Tube Boiler
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan
untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai
12.000 kgjam dengan tekanan sampai 18 kgcm
2
. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam
operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai “paket” boiler dirakit oleh pabrik untuk semua bahan bakar.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.14
Fire Tube Boiler
II.11.2 Water Tube Boiler
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam
pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga.
Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500–12.000 kgjam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boilers
yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang
secara paket.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut: •
Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran
• Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
• Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
Gambar 2.15 Water Tube Boiler
II.11.3 Boiler Paket
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar
dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun
konveksi yang tinggi. Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
• Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan
penguapan yang lebih cepat.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
• Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
perpindahan panas konvektif yang baik. •
Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik.
• Sejumlah lintasanpass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang
lebih baik. •
Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya.
Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya–yaitu berapa kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan
pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga passlintasan dengan dua set fire-tubepipa api
dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.
Gambar 2.16 Boiler Paket
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.11.4 Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed FBC
Pembakaran dengan fluidized bed FBC muncul sebagai alternatif yang memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistem
pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan–rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi
dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SO
x
dan NO
x
. Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang tolakan dari tempat
pencucian pakaian, sekam padi, bagas limbah pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas ya ng luas yaitu antara 0.5 Tjam sampai lebih dari 100
Tjam. Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan
terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara–bed
tersebut disebut “terfluidisasikan”. Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan
gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan terlihat
seperti fluida-“bed gelembung fluidabubbling fluidized bed”. Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan
batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang seragam. Pembakaran dengan fluidized bed FBC
berlangsung pada suhu sekitar 840 C hingga 950
C. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan permasalahan yang terkait
didalamnya dapat dihindari. Suhu pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi
minimum dan kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas.
II.11.5 Atmospheric Fluidized Bed Combustion AFBC Boiler
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed Combustion AFBC Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler
konvensional biasa yang ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistem seperti telah dipasang digabungkan dengan water tube boilerboiler pipa air
konvensional. Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1–10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir,
yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang
membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke
pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir.
II.11.6 Pressurized Fluidized Bed Combustion PFBC Boiler
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion PFBC, sebuah kompresor memasok udara Forced Draft FD, dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan.
Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan
meningkatkan efisiensi pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
panas dari cerobong menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistem PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi steam dan listrik atau pembangkit tenaga
dengan siklus gabungancombined cycle. Operasi combined cycle turbin gas turbin uap meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8.
II.11.7 Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers CFBC
Dalam sistem sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat
padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak dalam bed.
Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkatriser. Boiler CFBC pada umumnya lebih
ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih dari 75–100 Tjam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku
boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan
penangkapan SO
2
yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NO
x
daripada pembangkit steam AFBC.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.17 Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers CFBC
II.11.8 Stoker Fired Boilers
Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utama nya adalah spreader stoker dan chain-gate
atau traveling-gate stoker.
II.11.8.1 Spreader stokers
Spreader stokers memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan pembakaran grate. Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas bed
pembakaran batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi; partikel yang lebih besar akan jatuh ke grate, dimana batubara ini akan dibakar dalam bed batubara
yang tipis dan pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan fleksibilitas yang baik terhadap fluktuasi beban, dikarenakan penyalaan hampir terjadi secara
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
cepat bila laju pembakaran meningkat. Karena hal ini, spreader stoker lebih disukai dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di industri.
Gambar 2.18 Spreader Stoker Boiler
II.11.8.2 Chain-grate atau traveling-grate stoker
Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu.
Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper udara dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal
mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku. Sebuah grate
batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus
seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu mencapai ujung grate.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.19 Traveling Grate Boiler
II.11.9 Pulverized Fuel Boiler
Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar
juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 kapasitas pembakaran
batubara merupakan jenis ini. Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk
halus, yang berukuran +300 micrometer m kurang dari 2 dan yang berukuran dibawah 75 microns sebesar 70-75. Harus diperhatikan bahwa bubuk yang terlalu
halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan menyebabkan kerugian
yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar. Batubara bubuk dihembuskan
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui serangkaian nosel burner.
Gambar 2.20 Pembakaran tangensial untuk bahan bakar halus
Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan. Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 - 1700°C, tergantung pada kualitas batubara. Waktu tinggal
partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna. Sistem ini memiliki banyak keuntungan seperti
kemampuan membakar berbagai kualitas batubara, respon yang cepat terhadap perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll. Salah
satu sistem yang paling populer untuk pembakaran batubara halus adalah pembakaran tangensial dengan menggunakan empat buah burner dari keempat sudut untuk
menciptakan bola api pada pusat tungku.
II.11.10 Boiler Limbah Panas
Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi, boiler limbah panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam lebih dari steam yang
dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat digunakan burner tambahan yang menggunakan bahan bakar. Jika steam tidak langsung dapat digunakan, steam dapat
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini banyak digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas
dan mesin diesel.
Gambar 2.21 Boiler Limbah Panas
II.11.11 Boiler Pemanas Fluida Termis
Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam berbagai penerapan untuk pemanasan proses tidak langsung. Dengan menggunakan fluida
petroleum sebagai media perpindahan panas, pemanas tersebut memberikan suhu yang konstan. Sistem pembakaran terdiri dari sebuah fixed grate dengan susunan draft
mekanis. Pemanas fluida thermis modern berbahan bakar minyak terdiri dari sebuah kumparan ganda, konstruksi tiga pass dan dipasang dengan sistem jet tekanan. Fluida
termis, yang bertindak sebagai pembawa panas, dipanaskan dalam pemanas dan disirkulasikan melalui peralatan pengguna. Disini fluida memindahkn panas untuk
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
proses melalui penukar panas, kemudian fluidanya dikembalikan ke pemanas. Aliran fluida termis pada ujung pemakai dikendalikan oleh katup pengendali yang
dioperasikan secara pneumatis, berdasarkan suhu operasi. Pemanas beroperasi pada api yang tinggi atau rendah tergantung pada suhu minyak yang kembali yang
bervariasi tergantung beban sistem. Keuntungan pemanas tersebut adalah:
• Operasi sistem tertutup dengan kehilangan minimum dibanding dengan boiler
steam. •
Operasi sistem tidak bertekanan bahkan untuk suhu sekitar 250 C
dibandingkan kebutuhan tekanan steam 40 kgcm
2
dalam sistem steam yang sejenis.
• Penyetelan kendali otomatis, yang memberikan fleksibilitas operasi.
• Efisiensi termis yang baik karena tidak adanya kehilangan panas yang
diakibatkan oleh blowdown, pembuangan kondensat dan flash steam. Faktor ekonomi keseluruhan dari pemanas fluida termis tergantung pada
penerapan spesifik dan dasar acuannya. Pemanas fluida thermis berbahan bakar batubara dengan kisaran efisiensi panas 55-65 merupakan yang paling nyaman
digunakan dibandingkan dengan hampir kebanyakan boiler. Penggabungan peralatan pemanfaatan kembali panas dalam gas buang akan mempertinggi tingkat efisiensi
termis selanjutnya.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.22 Boiler Pemanas Fluida Termis
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
BAB III MEKANISME PERUBAHAN AIR MENJADI UAP DI DALAM BOILER
III.1 Proses pemanasan air
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan
sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler
merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik. Sistem boiler terdiri dari : sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai valve disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakan valve dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada
sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: kondensat atau steam yang mengembun yang kembali
dari proses dan air make up air baku yang sudah diolah yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat steam adalah air bersih. Air dari RO yang telah diproses di alirkan menggunakan pompa ke deaerator tank hingga pada
level yang sudah ditentukan. Pemanasan dalam deaerator adalah dengan menggunakan steam sisa yang berasal dari hasil pemutaran turbin. Dalam hal ini
terdapat beberapa stage atau tahap sirkulasi steam untuk pemanasan awal deaerator. •
Tahap 1 Steam sisa yang berasal dari steam yang memutar turbin langsung
dikembalikan ke deaerator untuk memanaskan kembali air yang terdapat pada deaerator tank. Sisa steam ini langsung mengalir disebabkan
perbedaan tekanan dan massa jenis air dan steam, karena perbedaan massa jenis itu lah steam cenderung menuju ke massa jenis yang lebih besar
yaitu air. Sirkulasi pada stage ini terus menerus seperti itu. •
Tahap 2 Sisa steam hasil pemutar turbin jatuh ke condenser proses pendinginan.
Pada tahap ini pedinginan steam sisa dibantu oleh air laut. Setelah melalui proses pendinginan ini, steam berubah menjadi air kembali kemudian di
alirkan ke LPH Low Pressure Heater untuk dipanaskan kembali. Setelah dari LPH air yang hampir panas tadi di alirkan lagi ke deaerator untuk
pemanasan lanjut. setelah dipanaskan di deaerator air panas tadi tidak langsung di alirkan ke economizer, tetapi air di alirkan terlebih dahulu ke
HPH High Pressure Heater untuk dipanaskan lebih dan setelah itu
barulah dialirkan ke economizer. Bantuan beberapa heater pada stage 2 ini hanyalah suatu langkah pemeliharaan instrument dimana telah disetting
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
sedemikian rupa untuk penjagaan. Selain itu juga bisa digunakan sebagai safety jika ada dari salah satu system dari stage-stage tadi mengalami
kerusakan, selain itu tahap demi tahap ini memang tergantung dari jenis turbin yang digunakan.
Dari komponen lain diluar sistem pemanasan air terdapat Chemical Tank yang berfungsi sebagai tempat dibuatnya suatu larutan kimia untuk pemeliharaan pipa-pipa
dan instrument-instrument yang lain. Setelah larutan kimia dibuat lalu dialirkan ke deaerator dan ke beberapa instrument lain seperti drum boiler untuk dicampurkan
dengan air dan kemudian kembali kedalam proses pemanasan air. Gambar dibawah ini adalah gambar diagram proses pemanasan air menjadi steam hingga memutar
turbin dan menghasilkan energi listrtik.
Gambar 3.1 : Diagram Block Proses Keterangan gambar :
- Line Hitam proses pemanasan air menjadi steam -
Line Biru proses stage 1 -
Line Merah proses stage 2 Dengan meningkatnya suhu dan air mendekati kondisi didihnya, beberapa
molekul mendapatkan energi kinetik yang cukup untuk mencapai kecepatan yang membuatnya sewaktu-waktu lepas dari cairan ke ruang diatas permukaan, sebelum
jatuh kembali ke cairan. Pemanasan lebih lanjut menyebabkan eksitasi lebih besar dan
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
sejumlah molekul dengan energi cukup untuk meninggalkan cairan jadi meningkat. Dengan mempertimbangkan struktur molekul cairan dan uap, masuk akal bahwa
densitas steam lebih kecil dari air, sebab molekul steam terpisah jauh satu dengan yang lainnya. Ruang yang secara tiba-tiba terjadi diatas permukaan air menjadi terisi
dengan molekul steam yang padat. Jika jumlah molekul yang meninggalkan permukaan cairan lebih besar dari
yang masuk kembali, maka air menguap dengan bebasnya. Pada titik ini air telah mencapai titik didihnya atau suhu jenuhnya, yang dijenuhkan oleh energi panas. Jika
tekananya tetap, penambahan lebih banyak panas tidak mengakibatkan kenaikan suhu lebih lanjut namun menyebabkan air membentuk steam jenuh. Suhu air mendidih
dengan steam jenuh dalam sistim ya ng sama adalah sama, akan tetapi energi panas per satuan massa nya lebih besar pada steam. Pada tekanan atmosfir suhu jenuhnya
adalah 100°C. Tetapi, jika tekanannya bertambah, maka akan ada penambahan lebih banyak panas yang peningkatan suhu tanpa perubahan fase. Oleh karena itu, kenaikan
tekanan secara efektif akan meningkatkan entalpi air dan suhu jenuh. Hubungan antara suhu jenuh dan tekanan dikenal sebagai kurva steam jenuh Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Kurva Steam Jenuh Air dan steam dapat berada secara bersamaan pada berbagai tekanan pada
kurva ini, keduanya akan berada pada suhu jenuh. Steam pada kondisi diatas kurva jenuh dikenal dengan superheated steamsteam lewat jenuh:
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
• Suhu diatas suhu jenuh disebut derajat steam lewat jenuh.
• Air pada kondisi dibawah kurva disebut air sub- jenuh.
Jika steam mengalir dari boiler pada kecepatan yang sama dengan yang dihasilkannya, penambahan panas lebih lanjut akan meningkatkan laju produksinya.
Jika steam yang sama tertahan tidak meninggalkan boiler, dan jumlah panas yang masuk dijaga tetap, energi yang mengalir ke boiler akan lebih besar dari pada energi
yang mengalir keluar. Energi berlebih ini akan menaikan tekanan, yang pada gilirannya akan menyebabkan suhu jenuh meningkat, karena suhu steam jenuh
berhubungan dengan tekanannya. Dalam hal ini pembakaran air didalam boiler adalah, air yang melalui
economizer yang telah melalui pemanasan didalamnya dialirkan ke drum boiler penampungan steam dan kemudian dibakar di dalam boiler untuk dipanaskan lebih
lanjut hingga menjadi steam basah. Suhu didalam boiler ini adalah sekitar 400
o
C- 459
o
C. Pembakaran menggunakan bahan bakar batu bara dan dibantu dengan udara untuk menjaga kestabilan pembakaran didalam coumbution system. Sistem
pengendalian pembakaran menghubungkan antara pengendalian input panas ke boiler dengan rasio udarabahan bakar yang masuk ruang pembakaran. Sistem pengendalian
ini harus dapat menjamin jumlah udara yang tersedia mencukupi untuk pembakaran sejumlah bahan bakar secara efisien tanpa menimbulkan smoke dan dengan minimum
discharge particulate dari cerobong. Setelah proses didalam boiler ini, aliran steam lalu dilanjutkan ke Superheater untuk menjadi kan steam kering, suhu steam saat itu
sekitar 520
o
C–600
o
C dan siap untuk memutar turbin.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
III.2 Keterpasangan alat Deaerator
Seperti yang disebutkan pada konstruksi deaerator, peletakkan deaerator tidaklah dipatokkan, akan tetapi tergantung pada posisi komponen sistem keseluruhan
dan juga tergantung pada konstruksi pabrik itu sendiri. Dalam hal ini, peletakkan deaerator bersamaan dengan komponen-komponen lainya seperti, boiler, control
room, turbin, generator dan instrument lainya didalam satu gedung dengan tujuan penghematan dan efisiensi biaya dan tempat.
Berikut instrument pada deaerator. a.
Vent Condensor Condensor uap ini berfungsi untuk mengkondensasi gas-gas serta
mengumpulkan gas-gas tersebut sebelum dikeluarkan ke atmosfer. Bagian dalam dari vent kondensor terbuat dari bahan stainless steel. Gas-gas yang
sudah terpisahkan dari air akan keluar ke atmosfer melalui jalur vent. Katub didalam jalur ini harus dibuka sedikit sehingga pengeluaran gas
tersebut dapat dilihat dengan keluarnya asap dari jalur vent. b.
Tray sekat-sekat Tray yang terdapat pada deaerator berfungsi sebagai media pemanas,
tempat saringan dan juga sebagai tempat memperluas ruangan kondensasi uap.
c. Liquid level gas gelas duga
Gelas penduga digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya permukaan air yang ada didalam tangki deaerator. Prinsip kerja alat ini adalah dengan
bejana berhubungan. Garis tengah nya kira-kira 20mm dan panjangnya 300mm.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
d. Termometer
Termometer ditempatkan pada storage tank dari deaerator. Termometer pada storage tank tersebut akan bersesuaian dengan tekanan operasi dari
uap. Jika dibutuhkan termometer dapat juga ditambahkan pada jalur pemasukan uap.
e. Pressure gauge
Pembacaan pada pressure gauge ini menunjukkan besar tekanan uap didalam unit. Pressure gauge ini ditempatkan pada jalur pemasukkan uap
yang diperlengkapi dengan kran. f.
Transmitter electro Transmitter electro fungsinya sama dengan termometer untuk mengukur
suhu. Tetapi perbedaannya pada alat ini terdapat cara pembacaanya. g.
Control Valve Control valve ini disebut juga kran katub control. Dimana alat ini banyak
dipakai dalam pipa-pipa yang dilalui air. Control valve ini dapat digolongkan atas dua jenis yaitu analog dan digital.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 3.3 Konstruksi Deaerator
III.2.1 Data Teknis Deaerator Spinning Membrane Deaerator
Specification and Type : 50
Design Pressure : 0.2 Mpa
Design Temperature : 300
o
C Effective Volume Of Water Tank
: 25 m
3
Total Weight : 7250 Kg
Rated Output : 50 th
Production No. : 16605-347
Operation Pressure : 0.02 Mpa
Operation Temperature : 104
o
C Operation Medium
: Steam Boiler Testing Pressure
: 0.3 Mpa Manufacture Date
: 200602
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Qingdao Changlong Power Equipment Co, LTD The People’s Republic China
Feeding Pump
•
Centrifugal Pump
Type : DG45-80x7
Capacity : 45 m
3
n Head
: 560 m NPSH
: 6 m Shaft Power
: 124.8 kW Speed
: 2950 rpm Efficiency
: 55 Delivery Date
: 06.2 Series No.
: 06000811 Shenyang Noi Pump Manufacturing Works
The People’s Republic China
•
3 Phase Induction Motor
Frame : 1L315M2-2B3
Serial No. : 7366
Power : 160 kW
Speed : 2980 rpm
Voltage : 380 V
Efficiency : 95.6
Power Factor : 0.92
Weight : 1160 Kg
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Rating : SI
Insulation : F
Shandong Huali Electric Motor Group Co, LTD
III.3 Keterpasangan Peralatan Pada Economizer
Konstruksi economizer adalah berdasarkan tipenya, ada tipe economizer yang tidak menyatu dengan boiler, dan ada juga economizer yang menyatu dengan boiler.
Perbedaan kedua nya hanyalah pada peletakkan tempat pada penyusunan komponen dalam suatu pabrik. Pada economizer yang dihubungkan langsung dengan boiler, dan
terpasang langsung saat dikeluarkan dari pabrikan nya. Dalam hal ini, spesifikasi alatnya bukan lah dari type economizer melainkan type dari boiler itu sendiri yaitu
boiler recovery atau bisa juga disebut boiler economizer. Adapun bagian-bagian dari economizer adalah sebagai berikut:
1. Soot blower
Soot blower yang terlihat pada gambar berikut ini adalah suatu peralatan mekanis yang digunakan untuk pembersihan bagian ketel seperti
pada economizer dari endapan-endapan abu ash yang lengket pada pipa- pipa economizer. Soot blower mengarahkan alat pembersih melalui mulut
pipa nozzle pada abu yang lengket pada pipa-pipa economizer. Soot blower juga mencegah penyumbatan gas asap yang lewat.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 3.4 Sootblower 2. Ash handling
Dalam membantu dan menjaga agar economizer tetap dalam kondisi baik, maka economizer dilengkapi dengan alat pembantu seperti ash
handling seperti gambar III.6 berikut, yang berfungsi untuk menangkap abu yang telah dibersihkan oleh soot blower.
Gambar 3.5 Ash Handling System
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
III.4 Data Teknis Boiler
•
Steam Boiler
Model : UG-403.82-M
2
Total Heating Surface : 12077 ft
2
Nominal Capacity : 88185 lbhr
Manufacturing license Number : 20102009
Nominal Steam Temperature : 842
o
F Product No.
: 04149 Max. Design Steam Capacity
: 97003 lbhr Max. Allowable Working Pressure
: 554 psig Manufacturing license class
: A Inspection Mark
: CS Date
: 200405 Manufacturing Wuxi Huaguang Boiler Co, LTD
Wuxi Boiler Woks Supervised by Boiler and Pressure Vessel Safety Inspection Center
Jiangsu Province.
III.5 Data Teknis Generator
Engine : 360 KW sd 745KW
Generator : CAT 3508TA package. Diesel
open skid-mounted, low Hrs. Main switch Board
: Disesuaikan dengan kebutuhan distribusi konsumsi listrik.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
BAB IV MEKANISME KERJA DEAERATOR DAN EKONOMIZER