Batu Apung Pasir Jenis Agregat

Semakin banyak bahan batuan yang digunakan dalam beton maka akan semakin hemat dalam penggunaan semen Portland sehingga harga beton dapat lebih murah. Tentu saja dalam penggunaan agregat tersebut ada batasnya, sebab pasta semen diperlukan untuk pelekatan butir-butir dalam pengisian rongga-rongga halus dalam adukan beton. Agregat tidak susut, maka susut pengerasan pada beton hanya disebabkan oleh adanya pengerasan pasta semen. Semakin banyak agregat semakin berkurang susut pengerasan beton.

II.2.2.1 Jenis Agregat

Hampir semua faktor yang berkenaan dengan kelayakan suatu agregat endapan quarry berhubungan dengan sejarah geologi dari daerah sekitarnya. Proses geologis yang membentuk suatu quarry atau modifikasi yang berurutan, menentukan ukuran, bentuk, lokasi, jenis, keadaan dari batuan, serta gradasi, dan sejumlah faktor lainnya.

II.2.2.1.1 Batu Apung

Batu apung adalah salah satu agregat yang berasal dari alam, biasanya berasal dari muntahan lahar panas gunung berapi, kemudian dilanjutkan proses pendinginan secara alami dan terendapkan di dalam lapisan tanah selama bertahun- tahun. Batu apung pumice berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas volkanik silikat. Gambar bentuk dari agregat batu apung diperlihatkan pada gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Agregat batu apung Batu apung memiliki struktur multi rongga sehingga memiliki densitas yang sangat kecil 1grcm 3 . Sifat-sifat yang dimiliki batu apung antara lain: peresapan air water absorption 16,67, berat jenis 0,8 grcm 3 , hantaran suara sound transmission rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi, konduktifitas panas thermal conductivity rendah, dan ketahanan terhadap api sampai dengan 6 jam. Adapun kandungan atau komposisi kimia yang terdapat di dalam batu apung diperlihatkan pada tabel 2.4, terlihat bahwa komposisi dominan dari batu apung berturut-turut adalah SiO 2 , K 2 O, Na 2 O dan Fe 2 O 3 , sedangkan senyawa lainnya relatif kecil. Batu apung dapat digunakan sebagai bahan utama untuk pembuatan beton ringan karena mempunyai sifat antara lain: porositas tinggi, densitas rendah, isolasi termal tinggi dan tahan terhadap goncangan seperti gempa. Tabel 2.4 Komposisi Kimia Batu Apung Komposisi Berat SiO 2 59,0 Al 2 O 3 16,6 Fe 2 O 3 4,8 CaO 1,8 Na 2 O 5,2 K 2 O 5,4 MgO 1,8 LOI 1,6 Universitas Sumatera Utara Batu apung yang merupakan agregat alamiah yang ringan serta umum penggunanya. Asalkan bebas dari debu volkanik yang halus dan bahan yang bukan vulkanik asalnya, seperti lempung, batu apung menghasilkan beton ringan yang memuaskan dengan berat jenis antara 720 kgm 3 dan 1440 kgm 3 . Batu apung yang digunakan pada penelitian ini berasal dari daerah Tuntungan dengan diameter maksimum 40 mm.

II.2.2.1.2 Pasir

Batu pasir Bahasa Inggris: sandstone adalah batuan endapan yang terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya. Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah grindstone yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Pasir yang digunakan dalam sampel ini adalah pasir sungai yang ukuran butirannya sangat halus dan lolos ayakan 100 mesh. Butiran pasir yang halus ditambah semen akan mengisi rongga butiran yang halus sehingga diperoleh hasil Universitas Sumatera Utara yang baik. Tetapi jika butiran pasir kasar, hasilnya akan kurang memuaskan karena rongga antara butiran cukup lebar sehingga tegangan tidak dapat menyebar secara merata. Agregat halus yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir sungai yang berasal dari daerah Tuntungan.

II.2.2.1.3 Kerikil