Sany Rossadhi S. : Teknik Keamanan Voice Over WLANs 802.11, 2009. USU Repository © 2009
BAB 4
ANALISIS PENGAMANAN DATA
4.1 Virtual Private Network VPN
Karena jaringan umum dianggap tidak aman, maka enkripsi dan otentikasi digunakan untuk melindungi data pada saat data dikirimkan. Biasanya, sebuah VPN bersifat
service independent, atau tidak bergantung pada jenis servis yang menggunakan, yang berarti bahwa semua pertukaran informasi di antara dua host akan dikirimkan melalui
tunel yang ter-enkripsi. Dalam membangun sebuah VPN, kedua network harus memperhatikan hal-hal
berikut: a.
Menyiapkan sebuah alat yang mempunyai kemampuan VPN di parameter network tersebut.
b. Mengetahui alamat subnet IP yang digunakan oleh lokasi lain.
c. Menyetujui sebuah metode otentikasi dan mempertukarkan certifikate digital
jika diperlukan. d.
Menyetujui sebuah metode enkripsi dan mempertukarkan key enkripsi sesuai kebutuhan
VPN bersifat service independent, dan semua pertukaran informasi di antara dua host akan dikirimkan melalui tunnel yang ter-enkripsi ini. Dengan enkripsi ini
informasi tersebut akan diubah melalui tunnel. Dimana paket yang telah dienkripsi, setelah itu di enkapsulasikan terhadap ciphertext ini di dalam sebuah paket IP baru
dengan menggunakan alamat IP-nya sendiri sebagai alamat IP source dan alamat IP router di remote sebagai alamat IP destinasi.
Sany Rossadhi S. : Teknik Keamanan Voice Over WLANs 802.11, 2009. USU Repository © 2009
Dengan demikian pihak lain yang ingin masuk tidak dapat menebak lalu lintasnya, sehingga para pembajak tidak mendapatkan informasi yang sedang
dikirimkan. Sebuah VPN hanya melindungi session komunikasi di antara dua domain
enkripsi. Meskipun dimungkinkan untuk mempersiapkan beberapa VPN, maka harus mendefinisikan domain-domain enkripsi tersebut.
Dengan dikonfigurasikannya VPN, sebuah network analyzer yang ditempatkan di antara kedua router akan menampilkan semua paket dengan menggunakan sumber
alamat IP dan tujuan yang digunakan dengan interface pada kedua router tersebut. Dalam prosesnya kita tidak dapat melihat alamat IP dari host yang melakukan
pengiriman data, atau melihat alamat IP dari host destinasi. Informasi alamat IP ini sudah terenkripsi bersama dengan data aktual di dalam paket yang asli. Setelah paket
yang asli di-enkripsi, router akan melakukan enkapsulasi terhadap ciphertext ini di dalam sebuah paket IP baru dengan menggunakan alamat IP-nya sendiri sebagai
alamat IP source dan alamat IP router di remote sebagai alamat IP destinasi. Dimana proses ini disebut Tunneling.
Tunneling membantu untuk memastikan agar seseorang penyerang yang berhasil melakukan penyusupan kedalam network tidak akan bisa menebak lalu lintas
mana, dari semua lalu lintas semua network yang lewat melalui VPN, yang layak di- crack karena semua paket yang lewat di VPN akan menggunakan alamat-alamat IP
dari kedua router di kedua ujung VPN tersebut. Edwards, 2006
4.2 IPSec