Latar Belakang Masalah Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan

Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan peraturan yang terkandung dalam GBHN, perlu diadakan pembaharuan yang lebih dikenal dengan reformasimodernisasi sistem perpajakan sehingga kemampuan Negara dan masyarakat untuk membiayai pembangunan dari sumber-sumber dalam negeri makin meningkat, mendorong pemerataan pembangunan serta memungkinkan pemanfaatan sumber alam secara optimal. Dalam melaksanakan perpajakan, wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, melaporkandan memperhitungkan sendiri besarnya pajak yang terhutang, sementara pihak fiskus diberi kewajiban untuk melakukan pengawasa,pembinaan terhadap wajib pajak dalam melakukan perpajakannya, jadi penerimaan pajak berasal dari rakyat itu sendiri. Oleh karena itu pajak merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat untuk menunjang kelangsungan penyelenggara kehidupan pemerintah dan pembangunan nasional.salah satu jenis pajak yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional pada umumnya dan daerah pada khususnya adalah Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Dalam pelaksanaan perpajakan, wajib pajak tidak memperoleh imbalan secara langsung atas pembayaran yang telah dilakukan, oleh karena itu pelayanan di bidang perpajakan sudah selayaknya harus lebih baik sebagai kontraprestasi atas pembayaran Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009. yang telah dilakukan. Hal itu perlu disadari karena permintaan dan pelayanan atas hak kewajiban perpajakan cenderung meningkat sejalan dengan kebijaksanaan perpajakan dan laju pembangunan nasional. Sebagai tindak lanjut dari pembaharuan sistem dari perpajakan tersebut maka lahir lah beberapa Undang-undang tentang perpajakan yaitu UU No. 12 tahun 1985 tentang PBB yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 1986 yang diubah dengan UU No. 12 Tahun 1994. Bumi dan Bangunan tidak dapat disangkal lagi memberikan keuntungan danatau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai satu hak atasnya atau memperoleh manfaat daripadanya, oleh karena itu perlu peran serta dan kegotong-royongan dari masyarakat dan wajar apabila mereka diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehkannya kepada Negara melalui pajak. Tujuan pembaharuan sistem perpajakan Pajak Bumi dan Bangunan tersebut adalah untuk menghindari pengenaan pajak berganda mewujudkan adanya kesederhanaan, kemudahan dan kepastian hukum bagi wajib pajak karena Undang- Undang sistem perpajakan yang terdahulu disusun pada zaman kolonial sehingga tudak dapat sesuai lagi dengan perkembangan zaman pembangunan sekarang. Dengan adanya Pajak Bumi dan Bangunan diharapkan pendapatan pemerintah daerah akan lebih meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan daerah maka laju pembangunan daerah akan meningkat pula, untuk itu dari pihak fiskus sendiri perlu memberikan kemudahan, kejelasan, baik kepada masyarakat maupun kepada aparat Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009. dalam pendaftaran, pendataan, dan penilaian objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan serta meningkatkan tertib administrasi, pokok ketetapan pelayanan pajak kepada wajib pajak, penerimaan dan dan keadilan. Tapi mengingat jumlah objek pajak yang sangat banyak dan menyebar di Indonesia, sedangkan jumlah tenaga penilaian dan waktu yang sangat terbatas maka pemerintah melakukan supaya untuk mempermudah pekerjaan bagi aparat sehingga fiskus dengan cepat dapat melaksanakannya tugasnya. Sistem penentuan nilai jual objek pajak dapat dilaksanakan dengan cara pendataan objek Pajak Bumi dan Bangunan dalam suatu wilayah tertentu yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama lain yang ditunjuk Oleh Direktorat Jenderal Pajak,tetapi ada juga dengan cara pemutakhir data yaitu suatu kegiatan memperbaharuan mutasi objek danatau subjek pajak dari pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 UU No. 12 Tahun 1994. Sistem penentuan nilai jual objek jual pajak juga meliputi semua kegiatan untuk memperkirakan nilai jual objek pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal ini dibutuhkan data pendukung untuk mendapatkan harga jual pasar wajar dan penganalisaan nilai jual objek pajak sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan. Dari uraian di atas masalah yang diambil adalah: Sulit bagi Fiskus untuk mencari indikator yang benar dalam penentuan nilai jual objek pajak, dalam menentukan nilai jual objek pajak sulit bagi fiskus untuk menganalisa data yang ada. Nia Trisnaning Ayu : Pelayanan Penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Yang Dilaksanakan Fiskus Di Lingkungan Setia Budi Kelurahan Asam Kumbang Medan, 2009. Hal ini yang mendasari dan melatarbelakangi saya membuat Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri dengan judul: “PELAYANAN PENENTUAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN YANG DILAKSANAKAN FISKUS DI LINGKUNGAN SETIA BUDI KELURAHAN ASAM KUMBANG MEDAN”.

B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian