Pengaruh kompetensi, reputasi audit dan profesionalisme akuntan publik terhadap kualitas audit

PENGARUH KOMPETENSI, REPUTASI AUDIT DAN
PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK TERHADAP
KUALITAS AUDIT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh
Aries Setianto Wibowo
Nim: 109082000045

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 M / 1435 H

i

ii

iii


iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama

: Aries Setianto Wibowo

2. Tempattanggallahir

: Tangerang, 17Oktober 1990

3. Alamat

: Jl. Murai 2 Rt 006/02 No.35 Serua Indah
Ciputat Tangerang Selatan 15414


II.

4. Telepon

: 0812-1943-2526

5. Email

: setianto.aries@yahoo.com

PENDIDIKAN
1. TK Islam Sabillusalam

Tahun 1996-1997

2. SDN 1 Pondok Ranji

Tahun 1997-2003


3. SMPN 2 Ciputat

Tahun 2003-2006

4. SMAN 1Ciputat

Tahun 2006-2009

5. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2014

III.

PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Lembaga Bahasa Asing LIA , 2005-2009

v

IV.

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota OSIS SMAN 1 Ciputat, 2006-2009
2. Anggota Basket SMAN 1 Ciputat, 2006-2007
3. Anggota Koperasi Maestro Pamulang, 2012

V.

SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Sukses dengan Jiwa Enterprenership Islami”, 11 September 2009.
2. Think Acct 2009
3. Company visit 2010 visit to Bursa Efek Indonesia & Museum Bank
Indonesia, 28 Desember 2010.
4. Kuliah Umum tentang CAFTA: Perandan Tantangan Ekonomi
Kerakyatan dalam Menghadapi Perekonomian Global, 10 Mei 2011.
5. Seminar kegiatan Auditing Days, 6-7 November 2011.

vi

VI.

LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah

: Sumardi

2. Ibu

: Roni Prihatin

3. Anak Ke dari

: 3 dari 3 bersaudara

vii

The Impacts of Competence, Audit Reputation and
Professionalism of Public Accountant on Audit Quality
ABSTRACT
The aim of this research are to examine the impacts of competence, audit
reputation and professionalism of public accountant on audit quality. The Sample
of this research are 113 auditors who work for the entirepublic accounting firmin

Jakarta in accordance with the Public Accounting Firm Directory 2011 published
by Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). The selection of this sample uses
purposive sampling method with a technique based onconsideration (judgment
sampling). The analysis tool to test the hypothesis is multiple regression by using
SPSS 19.0
These results indicate that the variable has the competence t value of
2.671 and a significance value of 0.009, so that the value is less than 0.05. Thus
H1 is accepted, it means that the competence of a significant effect on audit
quality. Test results for the variable has a reputation audit t value of 0.053 and
0.958 significance value indicates the value is greater than 0.05. Thus H2 is
rejected, it means that the reputation of the audit did not significantly affect the
quality of the audit, the results of testing for public accounting professionalism
variables have t value of 3.191 and 0.002 significance of the figures shows the
value is not greater than 0.05. Thus H3 is accepted, this means that the
professionalism of public accounting a significant effect on audit quality and the
calculated F value of 5.165 was obtained with a significant level of 0.002. Due to
the significant level of less than 0.05, the H4 is accepted, so that it can be said
that the competence, reputation and professionalism of public accounting audit
simultaneously and significant impact on audit quality.
Keywords: competence, audit reputation, professionalism of Public Accountant

and audit quality

viii

Pengaruh Kompetensi, Reputasi Audit dan Profesionalisme
Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi, reputasi
audit dan profesionalisme akuntan publik terhadap kualitas audit. Sampel dalam
penelitian ini yaitu 113 auditor yang bekerja pada seluruh Kantor Akuntan Publik
yang ada di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2011 yang
diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Pemilihan sampel
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan teknik
berdasarkan pertimbangan (judgement sampling). Alat analisis yang digunakan
untuk menguji hipotesis yaitu analisis regresi berganda dengan menggunakan
program SPSS 19.0
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel kompetensi mempunyai
nilai t sebear 2,671 dan nilai signifikansi sebesar 0,009 sehingga nilai tersebut
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian H1 diterima, hal ini berarti kompetensi

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian untuk variabel
reputasi audit mempunyai nilai t sebesar 0,053 dan nilai signifikansi 0,958
menunjukan nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian H2 ditolak, hal
ini berarti reputasi audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit, hasil pengujian untuk variabel profesionalisme akuntan publik mempunyai
nilai t sebesar 3,191 dan angka signifikansi 0,002 menunjukan nilai tersebut tidak
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian H3 diterima, hal ini berarti
profesionalisme akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit dan nilai F hitung diperoleh sebesar 5,165 dengan tingkat signifikan 0,002.
Karena tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka H4 diterima, sehingga dapat
dikatakan bahwa Kompetensi, Reputasi Audit dan Profesionalisme akuntan publik
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Kualitas audit.
Kata kunci: kompetensi, reputasi audit, profesionalisme akuntan publik dan
kualitas audit.

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada

kesempatan

ini,

dengan

segala

kerendahan

hati

peneliti


menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan
doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Ayahanda Sumardi dan Ibu Roni dan Kakak-kakaku yang tercinta, yang tak
pernah berhenti mendukung dan mendoakan penulis disetiap waktu.
2. Omani dan Bu Nani Karyati dan semua keluarga yang tak pernah berhenti
mendukung dan mendoakan penulis disetiap waktu.
3. Ibu Dr. Rini, M.si.,Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi l yang telah
membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat.
4. Ibu Erika Amelia, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

x

7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

8. Sahabat seperjuanganku, Dellia Eka Rizkiyana S.E, Tsaurah Fitria, Fahmi
Amaliah S.E, Nino Anggoro S.E, Diogi Akhira S.E, serta semua teman-teman
Akuntansi 2009 atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada
penulis.
9. Sahabatku Tri Elvira Agustina, Anistya Tinnaya, Chyvo Utami Putri, Rachal
Farhansyah, Nanda Wira, Mesha Noviar, Diyan Eka Putri dan Agustya Vika
yang telah memberikan semangat tiada henti kepada penulis saat mengerjakan
skripsi ini selalu memberikan semangat selalu dan kasih sayang kepada
penulis.
10. Sepupuku Desi Ayu dan Rizka Indah yang selalu memberikan motivasi dan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini tiada henti mereka memberikan
masukan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan cepat skrispi ini.
11. Sahabatku

Maya

Liawati

yang

selalu

mendukung

penulis

untuk

menyelesaikan skripsi dengan cepat.
12. Ahmad Faisal yang selalu memberikan siraman rohani kepada penulis untuk
mengerjakan dan selalu memberikan semangat kepada penulis.
13. Mba Dian yang selalu mendukung penulis untuk cepat menyelesaikan skripsi
dan selalu mengingatkan penulis agar untuk cepat menyelesaikan skripsi.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

xi

peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, November 2014

Aries Setianto Wibowo

xii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................

i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................

ii

Daftar Riwayat Hidup ...............................................................................

iii

Abstract .....................................................................................................

vi

Abstrak .....................................................................................................

vii

Kata Pengantar ..........................................................................................

viii

Daftar Isi ....................................................................................................

xii

Daftar Tabel ...............................................................................................

xiv

Daftar Gambar ...........................................................................................

xv

Daftar Lampiran ........................................................................................

xvi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

1

B. Rumusan Masalah ...................................................................

14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................

15

1. Tujuan Penelitian...............................................................

15

2. Manfaat Penelitian ............................................................

15

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur ...................................................................

17

1. Kompetensi .......................................................................

17

2. Reputasi Audit ...................................................................

18

3. Profesionalisme Audit ........................................................

20

4. Kualitas Audit ....................................................................

25

xiii

B. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................

31

C. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis ...........

46

1. Pengaruh Kompetensi dengan Kualitas Audit ......................

46

2. Pengaruh Reputasi Audit dengan Kualitas Audit .................

47

3. Pengaruh Profesionalisme Akuntan Publik dengan Kualitas
Audit ...................................................................................

48

4. Pengaruh Kompetensi, Reputasi Audit dan Profesionalisme
Akuntan Publik dengan Kualitas Audit ...............................

49

D. Kerangka Pemikiran ...............................................................

50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................

52

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................

52

C. Metode Pengumpulan Data .....................................................

53

1. Studi Kepustakaan (library Research) ..............................

53

2. Studi Lapangan (Field Research) ......................................

53

D. Operasional Variabel Penelitian .............................................

54

E. Metode Analisis Data ..............................................................

59

1. Statistik Deskriptif ............................................................

59

2. Uji Kualitas Data ..............................................................

60

3. Uji Asumsi Klasik ............................................................

60

3.1 Uji Heteroskedastisitas ................................................

61

3.2 Uji Normalitas .............................................................

61

3.3 Uji Multikolonieritas ...................................................

61

4. Uji Hipotesis ....................................................................

63

xiv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ....................................................

65

1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................

65

2. Karakteristik Profil Responden ...........................................

66

B. Penemuan dan Pembahasan ....................................................

68

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...............................................

68

2. Hasil Kualitas Data .............................................................

69

a. Hasil Uji Validitas .........................................................

BAB V

b. Hasil Uji Reabilitas .......................................................

65

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................

66

a. Hasil Uji Multikolonieritas ............................................

66

b. Hasil Uji Normalitas .....................................................

67

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas .........................................

68

4. Hasil Uji Hipotesis ..............................................................

69

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ............................................................................

81

B. Implikasi ................................................................................

83

C. Saran .....................................................................................

83

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

85

LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................

88

xv

DAFTAR TABEL

No.

Keterangan

Halaman

1.1

10 Skandal Akuntansi Dunia ............................................................

2.1.

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................... 32

3.1

Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 58

4.1

Data Distribusi Sampel Penelitian ..................................................... 65

4.2

Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuisioner .............................. 66

4.3

Karakteristik Profil Responden ......................................................... 67

4.4

Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 68

4.5

Hasil Uji Validitas Kompetensi ........................................................ 69

4.6

Hasil Uji Validitas Profesionalisme akuntan publik ........................... 70

4.7

Hasil Uji Validitas Kualitas audit ...................................................... 71

4.8

Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 71

4.9

Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................... 72

4.10

Hasil Uji Koefisien determinasi ........................................................ 76

4.11

Hasil Uji Parameter Individual ......................................................... 77

4.12

Hasil Uji Signifikan Simultan ........................................................... 80

xvi

4

DAFTAR GAMBAR

No.

Keterangan

Halaman

2.1

Skema Kerangka Pemikiran .............................................................. 51

4.1

Grafik Normal P-Plot ....................................................................... 73

4.2

Grafik Histogram ............................................................................. 74

4.3

Grafik Scatterplot ............................................................................. 75

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Keterangan

Halaman

1

Kuesioner ..................................................................................

88

2

Data Mentahan SPSS .................................................................

96

3

Hasil Output SPSS ......................................................................

114

4

Surat Keterangan Riset ................................................................

121

xviii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Bermunculnya kasus perusahaan yang jatuh dan kegagalan bisnis
sering dikaitkan dengan kegagalan auditor. Hal ini mengancam kredibilitas
auditor sebagai pihak yang ditugasi untuk menambah kredibilitas laporan
keuangan. Ancaman ini selanjutnya mempengaruhi persepsi masyarakat,
khususnya pemakai laporan keuangan, atas kualitas audit. Kualitas audit ini
penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan
keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.
DeAngelo (1981) dalam Kusharyanti (2003) mendefinisikan kualitas
audit sebagai joint probability bahwa auditor akan menemukan dan
melaporkan penyimpangan dalam sistem akuntansi klien. Probabilitas auditor
menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor
(kompetensi) sementara melaporkan salah saji tergantung independensi
auditor.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa kualitas audit
merupakan suatu konstruk laten yang sulit untuk diukur sehingga banyak
variabel atau cara yang digunakan untuk mengukurnya. Biasanya dengan cara
proksi, proksi tersebut antara lain, spesialisasi auditor,besaran KAP, afisliasi
dengan KAP besar (Big 4) dan lain-lain.

1

Untuk melihat kredibilitas seorang auditor dalam menentukan kualitas
auditnya yaitu memeriksa laporan keuangan. Karena laporan keuangan
merupakan sarana untuk menyediakan berbagai informasi yang diperlukan
sebagai pengambilan

keputusan

baik oleh

pihak

internal maupun

eksternalperusahaan. Menurut Finacial Accounting Standard Board (FASB),
dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah
relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteritik
tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi
membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk memberikan
jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan dapat diandalkan,
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan dari semua pihak
yangberkepentingandengan perusahaantersebut (Riski,2012).
Menurut Chow dan Rice dalam Elisha dan Icuk (2010), manajemen
perusahaan berusahamenghindari opini wajar dengan pengecualian karena
bisa mempengaruhi harga pasar saham perusahaan dan kompensasi yang
diperoleh manajer. Namun, laporan keuangan yang diaudit adalah hasil proses
negosiasi antara auditor dengan klien. Disinilah auditor berada dalam situasi
yang dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam
memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan berkaitan dengan
banyak pihak, di sisi lain dia juga harus bisa memenuhi tuntutan yang
diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar klien puas dengan
pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang akan datang.

2

Posisi yang unik seperti itulah yang menempatkan auditor pada situasi yang
dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas auditnya (Riski, 2012).
Auditor adalah sebuah profesi, bukan sebagai pekerjaan sehingga ada
tuntutan moral yang mau tidak mau harus ditanggung oleh seorang akuntan
publik.Sesuai dengan namanya, akuntan bekerja kepada publik, bukan kepada
orang yang membayarnya. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan
keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah
yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit
yang dihasilkannya. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit
yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang relevan (relevance)
dan dapat diandalkan (reliable) sebagai dasar pengambilan keputusan.
Adanya kekhawatiran dan merebaknya skandal keuangan, dapat mengikis
kepercayaan publik terhadap laporan keuangan auditan dan profesi akuntan
publik. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang
dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadinya banyak kasus
yang melibatkan akuntan publik baik diluar negeri maupun didalam negeri
beberapa tahun terakhir. Yang menjadi pertanyaan besar dalam masyarakat
adalah mengapa justru semua kasus tersebut melibatkan akuntan publik
dimana seharusnya mereka sebagai pihak ketiga yang independen yang
memberikan jaminan atas relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan.
Pelanggaran yang melibatkan kantor akuntan publik dan akuntan publik yang
menyebabkan kantor akuntan publik dan akuntan publik dikenakan sanksi.
Adapun beberapa contoh kasus didunia dalam tabel 1.1 tersebut.
3

Tabel 1.1
10 Skandal Akuntansi Dunia
No. Nama Perusahaan
Tuduhan Kasus Kecurangan
1.
Bank of Credit and
Salah satu skandal terbesar dalam sejarah keuangan
dengan kecurangan $20 miliar lebih. Labih dari $13
Commerce
International (BCCI) miliar dana unaccounted. Tuduhan lainnya termasuk
penyuapan, mendukung terorisme, money laundry,
penyeludupan, penjualan teknologi nuklir, dan lainlain.
2.
Enron Corporation
Mendongkrak laba dan menyembunyikan hutang
lebih dari $1 milyar dengan menggunakan
perusahaan di luar pembukuan, memanipulasi pasar
listrik di Texas, menyogok pejabat asing untuk
memenangkan
kontrak
di
luar
Amerika,
memanipulasi pasar energi di California.
3.
WorldCom
Cash flow didongkrak US$3,8 milyar dengan
mencatat operating expenses dengan capital
expenses.
4.
Tyco International
Mantan CEO (Dennis Kozlowski) dan mantan CFO
(Mark H. Swartz) dituduh melakukan pencurian
sebesar $600 juta dari perusahaan pada tahun 2002
5.
Kanebo Limited
Melambungkan keuntungan sebesar $2 miliar untuk
periode 5 tahun.
6.
Waste Management, Laba yang meningkat $17 miliar dengan menambah
Inc
masa manfaat penyusutan untuk aset tetap pada
tahun 2002
7.
Parmalat
Total hutang perusahaan lebih dua kali lipat yang
tercatat di neraca. Pemalsuan dan kebangkrutan
adalah tuduhan lainnya.
8.
Health South
Pendapatan perusahaan overstated sebanyak 4700
persen dan $14 miliar dilambungkan untuk
Corporation
memenuhi harapan investor.
9.
American
Perusahaan mempertahankan perjanjian payoff
menguntungkan. Melakukan permohonan penawaran
International Group
kecurangan untuk kontrak
asuransi dan
(AIG)
melambungkan posisi keuangan sebesar $2,7 M pada
tahun 2005
10. Satya
Melambungkan saldo kas dan bank lebih dari $1
m Computer Services miliar, posisi debitor yang overstated sebesar 100
miliar dan kewajiban understated sebesar $250 juta
yang diatur untuk kepentingan Ramalinga Raju
(Pendiri Satyam Computer Services)
Sumber: Valli, (2012). Peran Auditor dalam Peningkatan Kualitas Audit

4

Sementara di Indonesia, kasus audit failure terjadi pada beberapa
perusahaan. Seperti Kasus KPMG-Siddharta & Harsono.September tahun
2001,

KPMG-Siddharta

Siddharta

&

Harsono

harus

menanggung

malu.Kantor akuntan publik ternama ini terbukti menyogok aparat pajak di
Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkan faktur palsu untuk
biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman
Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New
York. Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman memang susut drastis.
Dari semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun, Penasihat
Anti Suap Baker rupanya was-was dengan polah anak perusahaannya. Maka,
ketimbang menanggung risiko lebih besar, Baker melaporkan secara suka rela
kasus ini dan memecat eksekutifnya. Badan pengawas pasar modal AS,
Securities & Exchange Commission, menjeratnya dengan Foreign Corrupt
Practices Act, undang-undang anti korupsi buat perusahaan Amerika di luar
negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG terseret ke pengadilan
distrik Texas.Namun, karena Baker mohon ampun, kasus ini akhirnya
diselesaikan di luar pengadilan.KPMG pun terselamatan (Wahyu dan Lia,
2012).
Padakasus PT KimiaFarma di Indonesia terjadi pada tahun 2002
dimana kasus tersebut membuat kepercayaan publik pada laporan keuangan
yang telah diaudit menurun. Pada saat itu auditor dari kantor akuntan publik
yangmemeriksa PT Kimia Farma telah melakukan prosedur audit yang telah
diaturdalam Standar Profesional Akuntan Publik. Walaupun telah melakukan
5

proseduraudit, tetapi proses audit tersebut tidak berhasil mendeteksi
adanyapenggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma,
sehinggaberdampak pada terlalu tingginya laba perusahaan. Dalam kasus ini
tidak terdapatunsur kesengajaan auditor untuk membantu manajemen PT
Kimia Farma, tetapikualitas hasil audit yang dihasilkan kurang baik (Ditha,
2013).
Selanjutnya pada kasus laba Bank Lippo terjadi pembukuan ganda
pada tahun 2002.ManajemenPT. Lippo Bank melaporkan keuangan ke publik
denggan aset 24 triliun dan laba bersih 98 milyar, tetapi ke BEJ dilaporkan
aset 22,8 triliun dengan rugi bersih 1,3 triliun. Akibatnya dana rekap
pemerintah milik masyarakat susut dari 6 triliun menjadi 600 milyar demikian
pula dengan investor lainnya (Wahyu dan Lia, 2012).
Kasus lain terjadi pada PT. Telkom dimana audit PT Telkom
dilakukan oleh KAP “Eddy Pianto & Rekan”. Dalam kasus ini laporan
keuangan auditan PT Telkom tidak diakui oleh SEC (pemegang otoritas pasar
modal di Amerika Serikat), dan atas peristiwa ini audit ulang diminta untuk
dilakukan oleh KAP yang lainnya. Hal tersebut bisa saja terkait dengan
kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor masih diragukan
oleh SEC, dimana kompetensi dan independensi merupakan dua karakteristik
sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor yang berpengaruh terhadap kualitas
audit (Umi Masruroh, 2011).
Kasus selanjutnya adalah Kasus Mulyana W. Kusuma Kasus ini
terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota KPU
6

diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan
berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu. Logistic untuk pemilu yang
dimaksud yaitu kotak suara, surat suara, amplop suara, tinta, dan teknologi
informasi. Setelah dilakukan pemeriksaan, badan dan BPK meminta
dilakukan

penyempurnaan

laporan.Setelah

dilakukan

penyempurnaan

laporan, BPK sepakat bahwa laporan tersebut lebih baik daripada sebeumnya,
kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa laporan
akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya. Setelah lewat satu bulan,
ternyata laporan tersebut belum selesai dan disepakati pemberian waktu
tambahan.Di saat inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W Kusuma.
Mulyana ditangkap karena dituduh hendak melakukan penyuapan kepada
anggota tim auditor BPK, yakni Salman Khairiansyah. Dalam penangkapan
tersebut, tim intelijen KPK bekerjasama dengan auditor BPK. Menurut versi
Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK memerangkap upaya penyuapan
oleh saudara Mulyana dengan menggunakan alat perekam gambar pada dua
kali pertemuan mereka. Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah
satu pihak berpendapat auditor yang bersangkutan, yakni Salman telah
berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan pihak lain berpendapat bahwa
Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut karena hal tersebut
telah melanggar kode etik akuntan (Ditha, 2013).
Selain kasus-kasus di atas, salah satu kasus yang ramai diberitakan
adalah keterlibatan 10 KAP di Indonesia dalam praktik kecurangan
keuangan. KAP-KAP tersebut ditunjuk untuk mengaudit

37 bank
7

sebelum

terjadinya

krisis

keuangan pada tahun

1997. Hasil audit

mengungkapkan bahwa laporan Keuangan bank-bank tersebut sehat. Saat
krisis menerpa

Indonesia, bank-bank tersebut kolaps karena kinerja

keuangannya sangat buruk. Ternyata baru terungkap dalam investigasi yang
dilakukan pemerintah bahwa KAP-KAP tersebut terlibat dalam praktik
kecurangan

akuntansi.

10

KAP

yang

dituduh

melakukan praktik

kecurangan akuntansi adalah Hans Tuanakotta and Mustofa (Deloitte
Touche Tohmatsu's affiliate), Johan Malonda and Partners (NEXIA
International's affiliate), Hendrawinata and Partners (Grant Thornton
International's affiliate), Prasetyo Utomo and Partners (Arthur Andersen's
affiliate), RB Tanubrata and Partners, Salaki and Salaki, Andi Iskandar and
Partners, Hadi Sutanto (menyatakantidak bersalah), S. Darmawan and
Partners, Robert Yogi and Partners. Pemerintahpada waktu itu hanya
melakukan teguran tetapin tidak ada sanksi. Satu-satunya badan yang
berhak untuk menjatuhkan sanksi adalah BP2AP (Badan Peradilan
Profesi Akuntan Publik) yaitu lembaga non pemerintah yang dibentuk oleh
Ikatan Akuntan Indonesa (IAI). Setelah melalui investigasi BP2AP
menjatuhkan sanksi terhadap KAP-KAP tersebut, akan tetapi sanksi yang
dijatuhkan terlalu ringan yaitu BP2AP hanya melarang 3 KAP melakukan
audit terhadap klien dari bank-bank, sementara 7 KAP yang lain bebas
(Suryana, 2002).
Kasus-kasus tersebut sangat memprihatinkan karena dialami oleh
perusahaan-perusahaan

yang

cukup

ternama

pada

zamannya

yang
8

mengakibatkan perusahaan tersebut kehilangan kepercayaan public dan
reputasi akuntan public pun menurun.
Dari kasus tersebut diperlukan faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas audit agar tidak terjadi kesalahan. Profesionalisme seorang auditor
sangat menentukan bagaimana kinerja auditor di lapangan dan sangat
berpengaruh terhadap hasil audit yang dihasilkannya.Kualitas audit ini sering
dikaitkan dengan Kantor Akuntan Publik (KAP), KAP besar dan KAP kecil.
Becker et al.,yang dikutip dalam (Luhgiatno 2008:6) menemukan bahwa
unexpected accruals akan berkurang jika perusahaan yang telah mengalami
go public menggunakan KAP big five. Klien dari KAP di luar big five
melaporkan unexpected accruals yang lebih besar dibandingkan unexpected
accruals klien dari KAP kelompok big five. Penelitian Meutia tahun 2004
yang menyatakan bahwa tindakan manajemen laba terhadap hasil audit yang
dilakukan oleh KAP big four lebih rendah daripada KAP non big four. Dan
dari kasus tersebut berdampak kepada KAP yang Big Four ataupun KAP
biasa yang dilihat dari kualitas auditnya memburuk sedangkan di satu sisi
tidak semuanya KAP mempunyai kualitas auditnya rendah, berbeda dengan
KAP Big Four mungkin kualitas para auditnya sudah cukup ahli.
Auditor dengan kemampuan profesionalisme yang tinggi akan
melaksanakan audit secara benar dan cenderung menyelesaikan setiap
tahapan-tahapan proses audit secara lengkap dan mempertahankan sikap
skeptisme dalam mempertimbangkan bukti-bukti audit yang kurang memadai
yang ditemukan selama proses audit untuk memastikan agar kualitas audit
9

yang baik (Ardhini, 2010). Kualitas audit yang baik dapat dicapai jika auditor
dapat menyelaikan pekerjaan secara profesional. Karena kualitas audit yang
baik merupakan hasil dari sikap profesionalisme yang tinggi, sehingga
laporan keuangan yang dihasilkan oleh klien dapat terpercaya sebagai dasar
pengambilan keputusan. Singgih dan Icuk (2010) mengungkapkan bahwa
kualitas audit dipengaruhi oleh independensi dan pengalaman. Sedangkan
kualitas audit menurut Christiawan (2002) ditentukan oleh kompetensi dan
independensi yang dimiliki oleh auditor.
Untuk menjadi seorang auditor tidak serta merta seperti seorang yang
mencari pekerjaaan.Ada banyak tahapan yang harus ditempuh agar seorang
dapat dinyatakan mampu mangemban profesi ini.Selain pendidikan formal,
seorang auditor juga harus memiliki karakter yang kuat dan tidak mudah
dipengaruhi.Auditor membutuhkan sebuah kompetensi, termasuk pelatihan
yang memadai dan pengalaman dalam semua aspek pekerjaan seorang
auditor.Lebih lanjut, saat ini profesi auditor juga telah menempatkan
peningkatan pada audit dan program pendidikan akuntansi profesional untuk
auditor untuk memastikan bahwa mereka tetap mengikuti ide-ide terbaru dan
teknik di bidang audit dan akuntansi (Nungky, 2011).
Sekalipun telah menempuh pendidikan formal yang disyaratkan dan
mendapat pelatihan khusus terlebih dengan pengalaman kerja yang tinggi,
tidak semua auditor dapat melakukan tugasnya dengan baik, dan masih ada
beberapa akuntan publik yang melakukan kesalahan.

10

Guna menunjang profesionalismenya, auditor dalam melaksanakan
tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni standar umum, standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar
auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar
auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Auditing (PSA). PSA merupakan penjabaran lebih lanjut dari
masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing. PSA berisi
ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan
Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA yang
diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk
di dalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang
merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuanketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam PSA. Dengan demikian, IPSA
memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran
ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perlausan
lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat
mengikat bagi seluruh anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.
Standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh
seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Standar
pekerjaan lapangan merupakan pemahaman memadai atas pengendalian
intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat
11

dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Standar pelaporan dari laporan
auditor harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan yang
diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan auditor
memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Kualitas audit merupakan
segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit
laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam
sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan,
dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada
standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan (Elfarini, 2007).
Selain profesionalisme, kompetensi seorang auditor juga sangat
diperlukan karena apalah artinya seorang auditor yang profesional dengan
pendidikan formalnya dan bermoral dengan etikanya namun tingkat
keahliannya masih dpertanyakan. Peran penting lainnya bagi peningkatan
keahlian auditor, yaitu dalam upaya perkembangan tingkah laku dan sikap
seorang auditor. Sebagaimana dikemukakan oleh ahli psikologis, bahwa
perkembangan adalah bertambahnya potensi untuk bertingkah laku. Mereka
juga mengemukakan, bahwa suatu perkembangan dapat dilukiskan sebagai
suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang
lebih tinggi (Knoers & Haditono,1999 dalam Asih, 2006). Dalam hal ini
pengembangan pengalaman yang diperoleh auditor berdasarkan teori tersebut
menunjukkan dampak yang positif bagi penambahan tingkah laku yang dapat
12

diwujudkan melalui keahlian yang dimiliki untuk lebih mempunyai
kecakapan yang matang.
Secara umum reputasi audit menurut Efraim (2010) menyatakan
bahwa KAP bereputasi menjelaskan adanya sikap independen auditor dalam
melaksanakan tugas audit. KAP besar identikdengan KAP bereputasi tinggi
dalam hal ini menunjukkan kemampuan auditoruntuk bersikap independen
dalam melaksanakan audit secara professional, sebabKAP menjadi kurang
tergantung

secara

mempengaruhi

ekonomi kepada

opini

auditor.

klien.

Penyebab

Klien juga
dari

hal

kurangdapat

tersebut

adalah

kelebihanyang dimiliki oleh KAP besar yaitu besarnya jumlah dan ragam
klien yang ditangani KAP, banyaknya ragam jasa yang ditawarkan, adanya
afiliasiinternasional, dan banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP.
Pengalaman-pengalaman

yang didapat

auditor,

memungkinkan

berkembangnya potensi yang dimiliki oleh auditor melalui proses yang dapat
dipelajari selama menjadi seorang auditor. Perlu disadari bahwa kualitas audit
sangat penting, namun permasalahanyang ada sampai saat ini adalah
menentukan tinggi rendahnya kualitas audit, yakni menemukan metode yang
handal untuk mengukur kualitas audit secara akurat (Wibowo dan Rossieta,
2009).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya
penelititertarik untuk meneliti kembali mengenai kualitas audit dengan
mereplikasipenelitian dari

M. Nizarul Alim et al (2007) yang meneliti

13

mengenai pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit
dengan etika auditor sebagai variabel moderasi.
Dalam penelitian ini, peneliti mengganti satu variabel independen dan
menambahkan satu variabel independen dan tidak menambahkan variabel
moderasi.Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai “Pengaruh Kompetensi, Reputasi Audit dan Profesionalisme
Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Jakarta)”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kompetensi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap kualitas audit?
2. Apakah reputasi audit berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap kualitas audit?
3. Apakah profesionalisme akuntan publik berpengaruh positif dan signifikan
secara parsial terhadap kualitas audit?
4. Apakah kompetensi, reputasi audit dan profesionalisme akuntan publik
berpengaruh positif dan siginifikan secara simultan terhadap kualitas
audit?

14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
mengumpulkan bukti empiris mengenai :
a. Menguji pengaruh kompetensi audit terhadap kualitas audit.
b. Menguji pengaruh reputasi audit terhadap kualitas audit.
c. Menguji pengaruh profesionalisme akuntan publik terhadap kualitas
audit.
d. Menguji pengaruh kompetensi, reputasi audit dan profesionalisme
akuntan publik terhadap kualitas audit
b. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang kualitas audit serta
menambah

pengetahuan

akuntansi

khususnya

auditing

dan

akuntansi keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang
pengaruh kompetensi, reputasi audit dan profesionalisme akuntan
publik terhadap kualitas audit.
3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

15

4) Penulis,

sebagai sarana

untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang kinerja
auditor eksternal sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi
penulis di masa yang akan datang.
b. Kontribusi Praktis
1) Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang
diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan
mengetahui lebih dalam mengenai kualitas audit
2) Perusahaan atau User dari jasa KAP, diharapkan dapat bermanfaat
dalam menilai hal-hal apa saja yang mempengaruhi kualitas audit.
3) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif.

16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur
1. Kompetensi
Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi
(2002) kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang
pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspekaspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap,
pengetahuan dan ketrampilan dimana kompetensi akan mengarahkan
tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Susanto
(2000) definisi tentang

kompetensi yang sering dipakai adalah

karakteristik-karakteristk yang mendasari individu untuk mencapai kinerja
superior.Kompetensi juga merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin.Definisi kompetensi
dalam bidang auditing pun sering diukur dengan pengalaman (Mayangsari,
2003).
Ashton (1991) menunjukkan bahwa dalam literatur psikologi,
pengetahuan spesifik dan lama pengalaman bekerja sebagai faktor penting
untuk meningkatkan kompetensi. Ashton juga menjelaskan bahwa ukuran
kompetensi

tidak

cukup

hanya

pengalaman

tetapi

diperlukan

pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan keputusan yang baik
17

karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah unsur lain di selain
pengalaman. Pendapat ini didukung oleh Schmidt et al. (1988) yang
memberikan bukti empiris bahwa terdapat hubungan antara pengalaman
bekerja dengan kinerja dimoderasi dengan lama pengalaman dan
kompleksitas tugas.Selain itu, penelitian yang dilakukan Bonner (1990)
menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat
meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam
penetapan risiko analitis. Hal ini menunjukkan bahwa pendapat auditor
yang baik akan tergantung pada kompetensi dan prosedur audit yang
dilakukan oleh auditor (Hogarth, 1991).
2. Reputasi Audit
Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi kualitas audit adalah
reputasi auditor, dalam penelitian ini seorang auditor di proksi daengan
berdasarkan kantor akuntan besar (big four) memiliki kualitas yang lebih
tinggi dalam pelatihan dan pengakuan internasional, sehingga akan
mempertinggi skala kantor akuntan tersebut dibandingkan dengan kantor
akuntan non big four (Margaretta, 2003 dalam Januarti dan Fitrianasari,
2005)
Reputasi auditor sangat erat kaitannya dengan kepercayaan dari
masyarakat, semakin tinggi kepercayaan masyarakat terhadap auditor
(KAP) tersebut hal itu akan meningkatkan reoutasi auditor (KAP) tersebut
begitu pula sebaliknya bila tingkat kepercayaan masyarakat kepada auditor

18

(KAP) tersebut kecil maka reputasinya pun akan rendah karena akan
sedikit auditee yang akan meminta laporan keuangannya untuk diaudit.
Pemilihan auditor yang memiliki reputasi yang baik akan
meyakinkan shareholder atas kewajaran para serta penemuan salah saji
yang material atas laporan keuangan yang diterbitkan. Pemilihan auditor
yang yang lebih besar memang memberikan sinyal positif terhadap klien
yang diauditnya, tetapi beberapa hasil penelitian juga menemukan bahwa
ternyata hasil tersebut juga negatif (Yunita Lilis Utami, 2013)
Jadi reputasi adalah penilaian yang diberikan baik oleh pihak
internal yang dalam hal ini para karyawan dan pihak eksternal organisasi,
dimana pihak internal inilah yang merupakan identitas dari organisasi.
Reputasi akan menghasilkan nama baik yang bersumber dari kepercayaan
para kliennya. Bila sudah dipercaya maka nama baikpun dapat dengan
mudah kita miliki dan harus dijaga dengan baik.
Efraim (2010) menyatakan KAP besar identik dengan KAP
bereputasitinggi. Ukuran KAP juga menunjukkan kemampuan auditor
untuk bersikapindependen dan melaksanakan audit secara profesional,
sebab KAP menjadikurang tergantung secara ekonomi kepada klien. Klien
juga kurang dapatmempengaruhi opini auditor.
Arie (2009) menyebutkan dibandingkan dengan KAP kecil, KAP
besarmempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit,
sehinggamampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi.

19

3. Profesionalisme Audit
Profesionalisme menurut Arens (2010 : 78) didefinisikan sebagai
suatu tanggung jawab untuk berperilaku lebih dari sekedar memenuhi
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, dan lebih dari sekedar
memenuhi Undang-Undang dan peraturan masyarakat. Maksudnya adalah
sebagai seorang akuntan publik yang professional, auditor harus
mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakat, klien dan terhadap
rekan seprofesi, termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun
menimbulkan pengorbanan pribadi.
Profesionalisme menurut Hidayat Nur Wahid dalam Sukrisno Agoes
dan I Cenik Ardana (2009:122), “Profesionalisme adalah semangat,
paradigma, spirit, tingkah laku, ideologi, pemikiran, gairah untuk terus
menerus secara dewasa (mature), secara intelek meningkatkan kualitas
profesi mereka”, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005:897) “Profesionalisme adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional”.Sikap
profesional tercermin pada pelaksanaan kualitas yang merupakan
karakteristik atau tanda suatu profesi atau seorang profesional.Sikap dan
tindakan profesional merupakan tuntutan di berbagai bidang profesi, tidak
terkecuali profesi sebagai auditor.

Profesi

dan

profesionalisme

dapat

dibedakan

secara

konseptual.”profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa
kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual
20

yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau
tidak” (Kalbers dan Fogarty, 1995).Sebagai profesional, akuntan publik
mengakui tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien dan rekan
seprofesi, termasuk untuk berprilaku yang terhormat, sekalipun ini
merupakan pengorbanan pribadi. Seorang auditor bisa dikatakan
profesional apabila telah memenuhi dan mematuhi prinsip dasar etika
profesi yang telah ditetapkan oleh IAPI, antara lain:
a. Prinsip integritas.
Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
b. Prinsip objektivitas.
Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari
pihak-pihak

lain

memengaruhi

pertimbangan

profesional

atau

pertimbangan bisnisnya.
c. Prinsip

kompetensi

serta

sikap

kecermatan

dan

kehati-hatian

profesional (professional competence and due care).
Setiap

Praktisi

wajib

memelihara

pengetahuan

dan

keahlian

profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara
berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima
jasa profesional yang diberikan secara

kompeten berdasarkan

perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode
pelaksanaan pekerjaan. Setiap

Praktisi harus bertindak secara
21

profesional dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi
yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.
d. Prinsip kerahasiaan.
Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh
sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta
tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga
tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat
kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau
peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari
hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh
Praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.
e. Prinsip perilaku profesional.
Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Konsep Profesionalisme
Menurut Hall (1968) terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu:
a. Pengabdian pada profesi
Pengabdian

pada

profesi

di

cerminkan

dari

dedikasi

profesionalisme dengan pmenggunakan pengetahuandan kecakapan
yang dimiliki.Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun
imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan
diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai
tujuan.Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehimhha
22

kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasaan
rohani, baru kemudian materi.
b. Kewajiban sosial
Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan
profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun
profesional karena adanya pekerjaan tersebut.
c. Kemandirian
Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang
yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa
adanya intervensi maupun tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien,
dan bukan anggota profesi).Setiap ada campur tangan dari luar
dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesional.
d. Keyakinan terhadap parturan profesi
Keyakinan

terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa

paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama
profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam
bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
e. Hubungan dengan sesama profesi
Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan
profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan
kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan.Melalui
ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran profesional.
IAPI berwenang menetapkan standar yang merupakan pedoman dan
23

aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota termasuk setiap kantor
akuntan publik lain yang beroperasi sebagai auditor independen.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa didalam standar
auditing ini yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
terdapat 10 standar auditing yang terbagi menjadi standar umum, standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar auditing berbeda dengan
prosedur auditing yang mana berkaitan dengan tindakan yang harus
dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan suatu kriteria ukuran
mutu kinerja tindakan tersebut. isi dari ke sepuluh standar tersebut adalah:
a. Standar Umum
1) Proses audit harus dilaksanakan oleh seseorang yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis sebagai auditor.
2) Seorang Auditor harus mempertahankan dan mengedepankan sesuatu
yang berhubungan dengan Independensi dan Perikatan.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran ilmuya secara prof