ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AUDIT
ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN UKURAN
KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AUDIT(Studi Kasus pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang)
1
2
3 Deviana Ika Putri, Nyata Nugraha, Iwan Budiyono
Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof Soedarto SH Tembalang Semarang
1
2 Email : [email protected] , [email protected] ,
3 This research aims to analyze the influennce of independency, competency, and size of
Abstract Accountant firm in Semarang. By using convenience sampling method, sample in this primary data. Population of this research is all of auditor who work at Certified Public auditor in Certified Public Accountant firm in Semarang. The data used in this study is research is 70 respondents. For the model of analyzis used multiple linear regression. certified public accountant firm partially and simultaneously against audit quality of in Certified Public Accountant firm in Semarang. Whilst size of certified public accountant competency had positive and significant influence partially toward audit quality of auditor hypothesis testing and discussion that the result obtained by independency and tested the normality test and classical assumption by using SPSS 22.0 program. Based on Hypothesis testing used t-statistic, F-statistic, and determination coefficient (R ). It is also2 competency was dominant variable that influencing audit quality of auditor in Certified Accountant firm in Semarang. This research also give findings that from three variables, Public Accountant firm in Semarang. firm did not. Independency, competency, and size of Certified Public Accountant firm had significant influence simultaneously toward audit quality of auditor in Certified Public Firm. Keywords: Audit Quality, Independency, Competency, Size of Certified Public Accountant Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh independensi, kompetensi, dan ukuran kantor akuntan public terhadap kualitas audit pada auditor kantor akuntan publik di kota Semarang baik secara parsial maupun simultan. Data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data primer. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh auditor yang sampling , di peroleh sampel sebanyak 70 responden. Model analisis regresi linier bekerja pada kantor akuntan publik di kota Semarang. dengan menggunkan convenience berganda. Sedangkan teknik analisis untuk uji hipotesis menggunakan t-statistik, F- 2 statistik, dan koefisien determinasi(R ). Selain itu juga dilakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik dengan menggunkan program SPSS 22.0. Berdasarkan pengujian hipotesis dan pembahasan, diperoleh hasil bahwa independensi dan kompetensi secara parsial masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik di kota Semarang, sedangkan ukuran kantor akuntan public berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit pada auditor kantor akuntan publik di kota Semarang. Independensi, kompetensi, dan ukuran kantor akuntan publik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada auditor kantor akuntan publik di kota Semarang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari ketiga variabel diatas, variabel kompetensi merupakan variabel dominan yang berpengaruh terhadap kualitas audit pada auditor kantor akuntan publik di kota Semarang.
Kata kunci : Kualitas audit, Independensi, Kompetensi, Ukuran Kantor Akuntan Publik
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan Bawono, 2010). Munculnya banyak skandal akuntansi yang pernah terjadi pada perusahaan-perusahaan besar di dunia seperti Enron, WorldCom, Xerox, dan terakhir perusahaan farmasi Merck pada awal bulan Juli 2002 telah mengakibatkan turunnya kepercayaan publik terutama investor di pasar modal terhadap pelaporan keuangan yang dilakukan perusahaan. Keruntuhan perusahaan besar tersebut telah dikaitkan dengan kualitas audit yang buruk (Riyatno, 2007). Di Indonesia sendiri, kasus yang sama juga terjadi pada KAP Justinus Aditya Sidharta yang telah diindikasikan melakukan kesalahan audit pada laporan keuangan Great River International, Tbk (Yuniarti, 2011). Ada pula kasus kredit macet milik Bank BRI Jambi pada tahun 2009 yang disebabkan adanya tindakan korupsi dan kerjasama antara PT Raden Motor dengan akuntan publiknya. Dalam kasus ini ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya (Chaniago, 2013). Menurut Mulyadi (2009: 9) kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Ilmiyati dan Suhardjo (2012) bahwa hasil audit yang berkualitas akan memberikan nilai tambah opini audit yang pada dasarnya dijadikan sebagai landasan pembuatan keputusan oleh pemakai laporan keuangan. Berbagai pandangan tentang kualitas audit dikemukakan oleh para ahli. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) di mana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Christiawan (2002) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 (dua) hal yaitu kompetensi dan independensi. Selanjutnya menurut De Angelo (1981) kualitas audit dari akuntan publik juga dapat dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit. Terdapat hasil yang berbeda diantara beberapa peneliti mengenai independensi, kompetensi, dan ukuran KAP terhadap kualitas audit. Menurut Agusti dan Pertiwi (2013) kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat, dan seksama. Auditor yang berpendidikan tinggi akan mempunyai banyak pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya, sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam. Independensi berkaitan dengan masalah etika akuntan publik yang tidak mudah dipengaruhi. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Sikap mental independen tersebut meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance) (Christiawan, 2002). Semakin tinggi tingkat independensi yang di terapkan oleh auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor (Singgih dan Bawono, 2010). KAP besar (Big 4 Certified Public Accountant Firm) diyakini melakukan audit lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil (Non-Big Certified Public Accountant
Firm
). Pembedaan tersebut dilakukan berdasarkan jumlah klien yang dilayani oleh suatu KAP, jumlah rekan atau anggota yang bergabung, serta total pendapatan yang diperoleh dalam satu periode (Riyatno, 2007). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yuniarti (2011), dalam hal jumlah, KAP kecil memang lebih banyak dibandingkan KAP besar di Indonesia. Banyaknya jumlah KAP kecil ini telah mendorong adanya persaingan ketat untuk mendapatkan klien. Oleh karenanya, banyak perusahaan yang meninggalkan KAP yang menetapkan harga rendah. Akan tetapi hal ini sangat bertentangan dengan keadaan sebenarnya, meningkatnya persaingan diantara KAP telah menyulut tekanan kepada mereka untuk menurunkan harga jasa audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian Septriani (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, penelitian ini menambahkan variabel ukuran Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam variabel yang digunakan pada penelitian Suseno (2013). Selain itu objek penelitian yang digunakan adalah auditor Kantor Akuntan Publik di kota Semarang. Berbagai temuan tentang public yang mempengaruhi kualitas audit memberikan hasil yang berbeda, sehingga perlu kajian ulang apakah independensi, kompetensi, dan ukuran KAP berpengaruh terhadap kualitas audit. Masalah penelitian ini dapat diungkapkan dalam pertanyaan penelitian yaitu bagaimana pengaruh independensi, kompetensi, dan ukuran KAP masing-masing secara parisal terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang dan bagaimana pengaruh independensi, kompetensi, dan ukuran KAP secara simultan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Adapun tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisis pengaruh independensi, kompetensi, dan ukuran KAP masing-masing secara parsial terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. (2) Untuk menganalisis pengaruh independensi, kompetensi, dan ukuran KAP secara simultan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor dalam proses pengauditan (Indah, 2010). Kualitas audit sebagai kapasitas auditor eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk penyimpangan lainnya. Russel (2000) menyebutkan bahwa kualitas audit merupakan fungsi jaminan dimana kualitas tersebut akan digunakan untuk membandingkan kondisi yang sebenarnya dengan kondisi yang seharusnya (Sari, 2011). Public sector General Accounting Office (GAO) (1986) mendeskripsikan audit quality sebagai pemenuhan terhadap standar profesional dan syarat-syarat sesuai perjanjian yang harus dipertimbangkan (Badjuri, 2011). Menurut Farhan (2009: 41) ada 8 (delapan) prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu: tanggung jawab profesi, kepentingan 466ublic, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati -hatian professional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.
Independensi
Menurut Mulyadi (2009: 25
- -26), independensi berarti sikap mental yang bebas pengaruh,
tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Independensi adalah salah satu hal yang harus dimiliki oleh akuntan publik. Auditor tidak seharusnya memihak pihak manapun (Cristiawan, 2002). Sari dan Sudana (2013), menyatakan bahwa auditor tidak hanya berkewajiban untuk jujur kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga pihak lain yang menaruh kepercayaan atas pekerjaan auditor. Elfarini (2007), berkaitan dengan hal itu terdapat 4 (empat) hal yang mengganggu independensi akuntan publik, yaitu: (1) Akuntan publik memiliki mutual atau conflicting interest dengan klien, (2) Mengaudit pekerjaan akuntan publik itu sendiri, (3) Berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien dan (4) Bertindak sebagai penasihat (advocate) dari klien.
Kompetensi
Pentingnya kompetensi telah dinyatakan dalam standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2001) yang berbunyi bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor (Ardini, 2010). Menurut Ilmiyati dan Suhardjo (2012) dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus di bidangnya. Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium. Kasim, et al. (2013) kompetensi terdiri dari beberapa jenis karakteristik yang berbeda, yang mendorong perilaku. Fondasi karakteristik ini terbukti dalam cara seseorang berperilaku di tempat kerja. Kompetensi adalah mengenal orang seperti apa dan apa yang dapat mereka lakukan, bukan apa yang mungkin mereka lakukan. Kompetensi ditemukan pada orang
- -orang yang diklasifikasikan sebagai berkinerja unggul. Yang dimaksud
berkinerja unggul adalah kinerja di atas rata Lastanti (2005) kompetensi diperlukan -rata. agar auditor dapat mendeteksi dengan cepat dan tepat ada tidaknya kecurangan serta trik
- - trik rekayasa yang dilakukan dalam melakukan kecurangan tersebut karena keahlian yang dimilikinya dapat menjadikannya lebih sensitif (peka) terhadap tindak kecurangan.
Ukuran KAP
Menurut Supriyono (1988) untuk menentukan ukuran Kantor Akuntan Publik dapat digunakan berbagai variabel sebagai ukuran pengganti, misalnya jumlah relatif fee yang diterima oleh suatu kantor akuntan dari satu klien tertentu, atau ada tidaknya spesialisasi fungsi pada suatu kantor akuntan, atau atas dasar proporsi total fee dari klien tertentu dibandingkan dengan fee dari jasa bukan audit.
American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) menggolongkan kantor akuntan ke dalam: (1) kantor akuntan besar dan (2) kantor akuntan kecil. Menurut AICPA, kantor akuntan besar adalah kantor-kantor akuntan yang telah melaksanakan audit pada perusahaan go public, sedangkan Kantor Akuntan Publik kecil adalah kantor akuntan yang belum melaksanakan audit pada perusahaan go public (Supriyono, 1988). Menurut Arens, et al., 2003 penggolongan ukuran besar kecilnya Kantor Akuntan Publik, dikatakan besar jika kantor akuntan publik tersebut berafiliasi atau mempunyai cabang dan kliennya perusahaan
- -perusahaan besar mempunyai tenaga profesional di atas 25 (dua
puluh lima) orang. Dikatakan kecil jika tidak berafiliasi, tidak mempunyai kantor cabang dan kliennya perusahaan kecil dan jumlah profesionalnya kurang dari 25 (dua puluh lima) orang. Hogan (1997) menjelaskan bahwa kantor besar dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik. Halim (2005) menambahkan, Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama besar dipandang sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang melebihi persyaratan minimum profesionalisme dibandingkan dengan kualitas Kantor Akuntan Publik yang tidak memiliki nama terkenal (dalam Suseno, 2013).
Kerangka Teoritis Penelitian
Gambar 1.: Kerangka Teoritis Penelitian
Sumber: Septriani (2012), Saripudin, et al (2012), Suseno (2013), Putri (2012), Singgih dan Bawono (2010), Ningsih dan Yaniartha (2013), Tjun, et al. (2012) (telah diolah kembali).
METODE PENELITIAN Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang terdapat di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah 70 responden dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Adapun daftar nama Kantor Akuntan Publik yang menjadi responden penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP)
No.Nama KAP
1. KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (Cab)
2. KAP Bayudi Watu & Rekan (Cab)
3. KAP Benny, Tony, Frans & Daniel (Cab)
4. KAP Drs. Hananta Budianto & Rekan (Cab)
5. KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan (Cab)
6. KAP Sodikin & Harijanto
7. KAP Sugeng Pamudji
8. KAP Drs. Tahrir Hidayat
9. KAP Tarmizi Achmad
10. KAP Yulianti, SE, BAP Sumber: IAPI, 2014 (telah diolah kembali). Responden auditor yang ditentukan adalah auditor yang menyenangkan saja, atau berdasarkan faktor spontanitas. Dengan kata lain, siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan responden yang ditemui sesuai dengan karakteristik responden yang dibutuhkan maka bisa saja orang tersebut dapat dijadikan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari jawaban respondenauditor KAP di Kota Semarang.
Definisi Operasional Variabel
Variabel independensi dan kompetensi penelitian diukur dengan menggunakan instrumen independensi dan kompetensi dari Sukriah, et al. (2009). Variabel ukuran KAP diukur melalui instrumen penelitian dari Arens, et al. (2003). Sedangkan variabel kualitas audit diukur melalui Ilmiyati dan Suhardjo (2012). Definisi dan pengukuran variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Operasionalisasi Variabel PenelitianVariabel
Dimensi PengukuranIndependensi Independensi penyusunan program Independensi pelaporan Independensi pelaksanaan pekerjaan 3 pertanyaan
3 pertanyaan 3 pertanyaan Kompetensi Pengetahuan umum
Keahlian khusus Mutu personal 4 pertanyaan
3 pertanyaan 3 pertanyaan Ukuran KAP Jumlah cabang
Jumlah auditor 1 pertanyaan 1 pertanyaan
Kualitas Audit SPAP sebagai pedoman Pemahaman terhadap sistem informasi Komitmen menyelesaikan audit Melaporkan semua kesalahan klien Pengambilan keputusan Tidak mudah percaya pernyataan klien
1 pertanyaan 1 pertanyaan 1 pertanyaan 1 pertanyaan 1 pertanyaan 1 pertanyaan
Sumber: Output SPSS 22.0. Metode Analisis Data
Analisis data untuk menguji hipotesis dilakukan dengan regresi linier berganda. Sebelum pengujian dilakukan, data yang akan dianalisis diuji validitas, reliabilitas dan normalitas (Ghozali, 2013). Dilakukan pengujian terhadap terbebas dari asumsi klasik terhadap persamaan tersebut, melalui uji multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastistas. Uji hipotesis dilakukan dengan memperhatikan signifikansi nilai t dan nilai F atas variabel independen.
Karakteristik Responden
Pengumpulan kuesioner yang dibagikan sejumlah 85 (delapan puluh lima), dengan kuesioner yang kembali sebanyak 75 (tujuh puluh lima) dan 5 (lima) tidak lengkap, sehingga yang dapat digunakan hanya 70 (tujuh puluh) kuesioner (82,4 %). Deskripsi responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin pria (55,7 %) dengan usia terbanyak < 25 tahun (50 %) dan pendidikan terakhir mayoritas responden adalah S1 (81,4 %). Dilihat dari lamanya bekerja mayoritas responden telah bekerja 1
- -3 tahun sebanyak 36 (tiga puluh enam) responden (51,4 %). Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan, yaitu uji kelayakan data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
Uji Kelayakan Data Uji Validitas
Hasil uji validitas untuk variabel independensi, kompetensi, ukuran Kantor Akuntan
Tabel 3
Uji Validitas
Variabel Korelasi Taraf Sig. KesimpulanIndependensi
0,000 – 0,002 0,05 Valid
(9 dimensi pertanyaan) Kompetensi
0,000 0,05 Valid
(10 dimensi pertanyaan) Kualitas Audit
0,000 0,05 Valid
(6 dimensi pertanyaan) Sumber: Output SPSS 22.0.
Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dari variabel independensi, kompetensi, dan kualitas audit dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Uji Reliabilitas
Cronbach Alpha ( α)Variabel Kesimpulan
Independensi
0.769 Reliabel
Kompetensi
0.905 Reliabel
Kualitas Audit
0.653 Reliabel Sumber: Output SPSS 22.0. Uji Normalitas
Grafik normal probability plot pada Gambar 2. menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Sumber: Output SPSS
Uji Asumsi Klasik Uji MultikolinearitasTabel 5. menunjukkan bahwa seluruh variabel independensi, kompetensi, dan ukuran Kantor Akuntan Publik tidak ada yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.
Tabel 5
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Output SPSS 22.0Uji Autokorelasi Bersdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel 6., nilai DW sebesar 2,109.
Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 70, serta k = 3 (diperoleh nilai dL sebesar 1,525 dan dU sebesar 1,703). Karena nilai dU (1,703) kurang dari DW (2,109) dan nilai DW (2,109) kurang dari 4
- - dU (4 - 1,703), maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.
Tabel 6.: Hasil Uji Autokorelasi
Adjusted R Std. Error of the Durbin- Model R R Square Square Estimate Watson
a
1 ,670 ,450 ,425 3,55960 2,109
a. Predictors: (Constant), UK, KOM, IDP
b. Dependent Variable: KA Sumber: Output SPSS 22.0.
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Tabel 7. terlihat bahwa signifikansi semua variabel independen lebih dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.
Tabel 7
Hasil Uji Glejser
Uji Hipotesis Hasil pengujian persamaan regresi dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8
Hasil Perhitungan Hipotesis
Variabel Koefisien Nilai t SigKonstanta 10,345 1,911 0,060 Independensi 0,201 3,522 0,001 Kompetensi 0,273 4,524 0,000 Ukuran KAP 1,640 1,495 0,140 Nilai F 17,968 0,000 t tabel = 1,996 F tabel = 2,744
2 R = 42,5 % Taraf sig = 5 % Sumber: Output SPSS 22.0.
Model persamaan dari hubungan antar variabel dapat diformulasikan sebagai berikut:
Kualitas Audit = 10,345 + 0,201 Independensi + 0,273 Kompetensi + 1,640 Ukuran
e Kantor Akuntan Publik + HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Variabel Independensi Secara Parsial Terhadap Kualitas AuditHasil pengujian hipotesis 1 menyatakan bahwa hipotesis 1 diterima. Berdasarkan hasil uji t, diperoleh nilai t hitung 3,522 lebih besar dari t tabel 1,996 atau nilai signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel independensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Hasil ini sejalan dengan penelitian Septriani (2012) yang menyatakan bahwa independensi secara umum dapat diartikan sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan dan tidak tergantung pada pihak lain. Independensi juga dapat diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapat. Alim, et al. (2007) menambahkan bahwa auditor harus memiliki kemampuan dalam mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen. Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap independen merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga independen seperti telah menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan (Alim, et al., 2007; Singgih dan Bawono, 2010; Badjuri, 2011; Saripudin, et al., 2012; Septriani, 2012; serta Ningsih dan Yaniartha, 2013) yang menunjukan bahwa independensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agency, dimana adanya auditor yang independen dalam melakukan pengujian maupun pemeriksaan diharapkan dapat mencegah terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Dalam penelitian ini semakin tinggi independensi seorang auditor maka semakin tinggi kualitas audit yang mereka hasilkan, begitu pula sebaliknya.
Pengaruh Variabel Kompetensi Secara Parsial Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis 2 menyatakan bahwa hipotesis 2 diterima. Berdasarkan hasil uji t, diperoleh nilai t hitung 4,524 lebih besar dari t tabel 1,996 atau nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Hasil ini sejalan dengan penelitian Ilmiyati dan Suhardjo (2012) dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus di bidangnya. Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium. Alim, et al. (2007) menambahkan bahwa auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan yang maksimal tentunya akan sejalan dengan semakin bertambahnya pengalaman yang dimiliki. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan (Alim, et al., 2007; Tjun, et al., 2012; Septriani, 2012; Nugraha, 2012; Ningsih dan Yaniartha, 2013; serta Sari dan Sudana, 2013) yang menunjukan bahwa kompetensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agency, dimana auditor independen harus memiliki kompetensi yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Sehingga diharapkan akan menghasilkan sistem informasi yang relevan yang berguna bagi investor, kreditor dalam mengambil keputusan rasional untuk investasi. Dalam penelitian ini semakin tinggi kompetensi seorang auditor maka semakin tinggi kualitas audit yang mereka hasilkan, begitu pula sebaliknya.
Pengaruh Variabel Ukuran KAP Secara Parsial Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis 3 menyatakan bahwa hipotesis 3 ditolak. Berdasarkan hasil uji t, diperoleh nilai t hitung 1,495 lebih kecil dari t tabel 1,996 atau nilai signifikansi 0,140 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran KAP secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Semula diduga bahwa variabel ukuran KAP secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh De Angelo (1981) yang menyatakan bahwa kualitas audit dari akuntan publik juga dapat dilihat dari ukuran Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit. Riyatno (2007) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa KAP besar (Big 4 CPA firm) diyakini melakukan audit lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil (Non-Big 4 CPA firm). Halim (2005) dalam Suseno (2013) menambahkan, Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama besar dipandang sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang melebihi persyaratan minimum profesionalisme dibandingkan dengan kualitas Kantor Akuntan Publik yang tidak memiliki nama terkenal. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran Kantor Akuntan Publik secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Watkins, et al. (2004) hal ini terjadi karena bahwa kepemilikan sumber daya tidak lebih penting daripada penggunaan sumber daya tersebut. Sebuah kantor akuntan besar tidak akan lebih berkualitas dibandingkan dengan kantor akuntan yang lebih kecil jika sumber daya yang dimiliki tidak digunakan untuk memberikan pendapat secara independen. Seperti kasus Enron atau Andersen merupakan salah satu buktinya. Andersen ketika menjadi auditor Enron adalah sebuah kantor akuntan besar dengan sumber daya yang besar juga, namun terbukti tidak digunakan secara independen. Preferensi auditor terhadap risiko berpengaruh terhadap suplai audit. Semakin tinggi risiko klien, semakin tinggi probabilitas risiko litigasi yang dihadapi auditor jika klien tersebut ternyata tidak mengungkapkan informasi yang benar. Francis dan Yu (2009) menambahkan ketergantungan pasar akan keunggulan KAP besar membuat KAP kecil sulit berkompetisi. Dengan kondisi memiliki banyak klien, menjadikan KAP besar merasa sudah berada pada area yang aman dan cenderung kurang memperhatikan kualitas auditnya sehingga memungkinkan penurunan kualitas audit. Kondisi ini menjadi temuan bahwa indikator jumlah cabang dan jumlah auditor untuk menentukan besar kecilnya Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
Hasil penelitian ini kontradiksi dengan penelitian yang dilakukan (De Angelo, 1981; Putri, 2012; dan Suseno, 2013) yang menyatakan bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik berpenagruh signifikan terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuniarti (2011) dan Nindita dan Siregar (2012) bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit.
Pengaruh Variabel Independensi, Kompetensi, dan Ukuran KAP Secara Simultan
Terhadap Kualitas Audit hitung tabelBerdasarkan hasil uji F, menunjukkan bahwa F 17,968 lebih besar dari F 2,744 atau nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas independensi (X
1 ), kompetensi (X 2 ), dan ukuran Kantor Akuntan
3 Publik (X ) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada auditor
Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Keadaan ini menunjukkan bahwa penggabungan variabel
- -variabel independensi, kompetensi, dan ukuran Kantor Akuntan
Publik sangat relevan apabila dipergunakan untuk meningkatkan kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan (Septriani, 2012; Ningsih dan Yaniartha, 2013; serta Nugraha, 2013) menyatakan bahwa kompetensi dan indpendensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Serta hasil penelitian Suseno (2013) menunjukkan bahwa pengaruh independensi dan ukuran Kantor Akuntan Publik memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kualitas audit dan dampaknya terhadap reputasi Kantor Akuntan Publik. Selanjutnya untuk mengukur besarnya sumbangan dari variabel independensi, kompetensi, dan ukuran Kantor Akuntan Publik dalam menerangkan kualitas audit dapat
2
dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (Adjusted R ) sebesar 0,425. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel independensi, kompetensi, dan ukuran Kantor Akuntan Publik dalam menjelaskan kualitas audit sebesar 42,5 % dan sisanya 57,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan di depan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 (tiga) variabel independen sehingga kontribusi variabel
1. Independensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
2. Kompetensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
3. Ukuran KAP secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
4. Independensi, kompetensi, dan ukuran KAP secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
5. Kompetensi merupakan variabel dominan yang berpengaruh terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian masih terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan, adapun keterbatasan dalam penelitian ini yakni:
- -variabel tersebut hanya mampu menerangkan kualitas audit sebesar 42,5 %.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor independen yang terdapat di 10 (sepuluh) Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Semarang.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya antara lain:
1. Disarankan agar penelitian mendatang menambahkan variabel selain variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai penelitian yang akan diuji pengaruhnya terhadap kualitas audit. Variabel lain seperti etika auditor, akuntabilitas, dan due professional care.
2. Disarankan agar penelitian mendatang memperluas dan menambah jumlah responden sehingga hasil penelitian yang akan datang menjadi lebih baik dan mampu menyempurnakan kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agusti, R. dan Pertiwi, N. P. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ekonomi. September. Volume 21.
Nomor 3. Alim, et al. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi.
Makassar: Universitas Hasanuddin. Tanggal 26 -28 Juli. Ardini, L. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi terhadap Kualitas Audit. Jurnal Majalah Ekonomi. Desember. Nomor 3.
Arens, Randal J. Elder, et.al. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Gramedia. Badjuri, A. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit Auditor
Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Jurnal Dinamika
Keuangan dan Perbankan . November. Volume 3. Nomor 2. ISSN: 1979-4878.
Hal: 183 -197. Chaniago, D. 2013
. Kasus Kredit Macet BRI Jambi 5 Tahun 2013 Belum Temukan Tersangka
. ( http://www.kompasiana.com/ ). Diakses pada tanggal 13 Oktober 2014).
Christiawan, Y. J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan. November. Volume 4. Nomor 2. Hal: 79–92.
De Angelo, L. E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and
Economics 3 . Juli. Hal: 183 -199.
Elfarini, E. C. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Penelitian. Universitas Negeri Semarang.
Farhan, D. 2009. Etika dan Akuntabilitas Profesi Akuntan Publik. Malang: Inti Media. Francis, J. R. dan M. D. Yu. 2009. Big 4 Office Size and Audit Quality. The Accounting
Review
. Volume 84. Nomor 5. PP 1521 -1552. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Up Date PLS Regresi Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ilmiyati, F. dan Y. Suhardjo. 2012. Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang).
JURAKSI.
Januari. Volume 1. Nomor 1. ISSN: 2301-9328. Indah, S. N. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang). Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Kasim, et al. 2013. Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi, dan Kompleksitas Tugas terhadap Kinerja Auditor (Studi pada Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Aceh). Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Mei. Volume 2. Nomor 2. ISSN 2302-0164. Hal: 103-116.
Lastanti, H. S. 2005. Tinjauan terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Atas Skandal Keuangan.
Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. Volume 5. Nomor 1. Hal 85-97.
Mulyadi. 2009. Auditing. Buku I Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Nindita C. dan S. V. Siregar. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Akuntan Publik terhadap
Kualitas Audit di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. November. Volume
14. Nomor 2. Hal: 91 -104.
Ningsih, A. A P. R. C. dan P. D. Yaniartha S. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana
. Volume 4. Nomor 1. ISSN: 2302 -8556. Hal: 92-109. Nugraha, M. E. 2012. Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Profesionalisme terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Juli. Volume 1. Nomor 4.
Putri, B. W. 2012. Penentuan Kualitas Audit Berdasarkan Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Biaya Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Juli. Volume 1. Nomor 4. Riyatno. 2007. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Earnings Response
Coefficients. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Volume 5. Nomor 2. Hal: 148 -162. Sari dan I. P. Sudana. 2013. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor pada
- - Kualitas Proses Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN: 2302 8556.
Sari, Nurmalita N. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektifitas, Integritas, Kompetensi Dan Etika Terhadap Kuliatas Audit. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Saripudin, et al. 2012. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (Survei terhadap Auditor KAP di Jambi dan Palembang). e-Jurnal Binar Akuntansi. September. Volume 1. Nomor 1. ISSN 2303 -1522.
Septriani, Y. 2012. Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit, Studi Kasus Auditor KAP di Sumtera Barat. Jurnal Akuntansi & Manajemen.
Desember. Volume 7. Nomor 2. Hal 78 -100. Singgih, E. M. dan I. R. Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due
Proffesional Care, dan Akuntanbilitas terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII . Purwokerto. Sukriah, I., et al. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,
Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi XII . Palembang. Supriyono, R. A. 1988.
Pemeriksaan Akuntansi (Auditing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik: Suatu Hasil Penelitian Empiris di Indonesia
. Yogyakarta: BPFE. Suseno, N. S. 2013. The Influence of Independence, Size of Public Accountant Office Toward Audit Quality and its Impact on Public Accountant Office Reputation.
International Journal Of Scientific & Technology Research . Maret. Volume 2.
Nomor 3. ISSN 2277 -8616. Tjun, et al. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas
Audit. Jurnal Akuntansi. Mei. Volume 4. Nomor 1. Hal: 33 -56. Watkins, et al. 2004. Audit Quality: A Synthesis of Theory and Empirical Evidence.
Journal of Accounting Literature
. Volume 23. Page: 153 -193. Yuniarti, Rita. 2011. Audit Firm Size, Auidt Fee and Audit Quality. Journal of Global Management . July. Volume 2. Number 1.