Komplikasi DM Diabetes melitus

akibatnya sel pertahanan tubuh tidak hanya membunuh virus, tetapi juga ikut merusak sel-sel Langerhans TjayRahardja, 2002. 2 DM tipe 2 Diabetes melitus tipe 2 biasa disebut Non Insulin Dependent Diabetes MellitusNIDDM diabetes tidak tergantung insulin Kuncoro, 2010.DM tipe 2 umumnya muncul pada usia diatas 40 tahun, jumlahnya sekitar 90 dari total seluruh DM.DM tipe 2 disebabkan oleh retensi insulin atau defisiensi insulin. Tanda retensi insulin yaitu adanya peningkatan lipolisis dan peningkatan asam lemak bebas, produksi gula yang berlebihan di hati. DM tipe 2 terjadi karena asupan kalori yang berlebihan, faktor keturunan,kelebihan berat badan dan jarang olah raga Priyanto, 2009. 3 DM Gestasional DM gestasional adalah DM yang terjadi selama kehamilan Suyono, 2008. Diabetes gestasional dapat terjadi karena peningkatan hormon-hormon seperti kortisol, progesteron dan prolaktin yang antagonis dengan insulin sehingga timbul resistensi insulin Funk, 2011. 4 DM Tipe lain Diabetes tipe lain kebanyakan ditemukan di daerah tropis dan negara berkembang, biasanya disebabkan oleh adanya malnutrisi disertai kekurangan protein Bustan, 2007.

c. Komplikasi DM

1. Akut a Hipoglikemia Hipoglikemi adalah keadaan klinik yang disebabkan penurunan glukosa darah dimana kadarnya50 mgdL. Penyebab utama hipoglikemi yaitu penggunaan OHO golongan sulfonilurea dan insulin Boedisantoso, 2007.Gejala hipoglikemi yaitu gemetar, keringat dingin, lapar, berdebar, pusing, gelisah dan kesadaran menurun.Hipoglikemi yang terjadi pada usia lanjut harus segera ditangani karena dampaknya fatal dan menyebabkan kemunduran mental. Hipoglikemi dapat diatasi dengan memberianglukosa 15-20 g melalui intravena kemudian diperiksa kadar glukosa darah 15 menit setelah pemberiaan glukosa Soegondo, 2006. b Ketoasidosis diabetik KAD KAD merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang disebabkan difisiensi insulin yang berat, apabila KAD tidak ditangani secara tepat dapat menyebabkan kematianSaputra,2004. Pada KAD kadar glukosa darah menunjukkan hiperglikemi yang berat 500 mgdL Berg, 2000. c Hiperosmolar non ketotik Hiperosmolar non ketotik yaitu kekurangan cairan yang berlebihan, sehingga penderita tidak memperlihatkan pernafasan yang dalam dan cepatSoegondo, 2006. 2. Kronik a Penyakit mikrovaskuler 1 Retinopati Retinopati diabetes meliputi retinopati non proliferatif yang ditandai dengan mikroaneurisma, retinopati proliferatif dan perdarahan retinaBrashers, 2008. 2 Nefropati Penyakit diabetes yang berkelanjutan akan menyebabkan kerusakan pada ginjal.Gula darah yang terlalu tinggi menyebabkan ginjal dipaksa bekerja keras dan pada akhirnya terjadi kebocoran sehingga protein dapat lolos melalui urin atau disebut dengan albuminuria ADA a , 2012.Diagnosis nefropati ditegakkan apabila kadar albumin ≥30 mg dalam urin 24 jamTjay Rahardja, 2002. 3 Neuropati Neuropati merupakan faktor primer dalam patogenesis tukak kaki diabetes, neuropati disebabkan oleh pengontrolan glukosa yang buruk sehingga mengakibatkan peningkatan infeksi bakteri dan jamurBrashers, 2008. Neuropati perifer terjadi dengan hilangnya rasa di kaki atau muncul benjolan di kaki, lama kelamaan menjadi luka dan borok yang sukar sembuh sehingga mengakibatkan gangren dan amputasi Tjay Rahardja, 2002. b Penyakit makrovaskuler Penderita DM khususnya lansia mempunyai resiko tinggi mengalami aterosklerosis yang akan menyebabkan penyakit jantung koroner, stroke, dan kemungkinan besar menderita hipertensi. Banyak faktor resiko yang berperan dalam mekanisme komplikasi kardiovaskuler diantaranya hiperglikemi, dislipidemia dan hiperinsulinemiaSugiarto, 2012.

d. Gejala dan diagnosis DM

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Evaluasi Ketepatan Terapi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari - Juni 2015.

1 6 14

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Tukak Peptik Di Instalasi Rawat Inap Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2014.

0 4 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2011.

0 3 13

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2011.

0 5 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Pediatrik Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro K

0 1 11

BAB 1 PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Pediatrik Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2011.

0 1 11

EVALUASI TERAPI PASIEN DIABETES MELITUS GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI Evaluasi Terapi Pasien Diabetes Melitus Geriatri Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2011.

0 1 12

DAFTAR PUSTAKA Evaluasi Terapi Pasien Diabetes Melitus Geriatri Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2011.

0 1 5

EVALUASI TERAPI PASIEN DIABETES MELITUS GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RS X KLATEN Evaluasi Terapi Pasien Diabetes Melitus Geriatri Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2011.

0 2 16

PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN PREEKLAMPSIA RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2009.

0 3 18