79
kesiswaan. Pengelolaan mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengembangan SDM, dan pengendalian SDM.
2. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana
berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta
Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta ditunjukkan
dengan pendelegasian wewenang pengelolaan sarana prasarana sekolah kepada Waka Sarpras. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Bapak Mufti Addin 49
tahun, Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut.
Kalau berbicara mengenai Sarana Prasarana, semuanya sudah menjadi tugas dari Bapak Saeful Qomar yang bertugas
sebagai Waka Sarpras. Beliau lah yang mengurusi sarana prasarana sekolah dari mulai perencanaan hingga evaluasinya.
Saya hanya melakukan koordinasi dengan beliau. Jadi beliau lah yang lebih mengetahui pengelolaan sarpras di sekolah ini.
Wawancara dengan Bapak Mufti Addin 49 tahun, Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012.
Hasil wawancara dengan Bapak Saeful Qomar 47 tahun, Waka
Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta menunjukkan bahwa perencanaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan
bersamaan dengan penyusunan RKAS yang dilakukan setiap awal tahun pelajaran baru. Dalam penyusunan RKAS tersebut semua kebutuhan baik
sarana barang habis pakai maupun prasarana penunjang lainnya dianggarkan sesuai kebutuhan sekolah. Hal ini dijelaskan oleh Bapak
80
Saeful Qomar 47 tahun, Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta sebagai berikut.
Perencanaan sarana prasarana sekolah kami lakukan setiap awal tahun dalam RKAS. Hal ini dikarenakan pengadaan
sarana prasarana tersebut memerlukan anggaran harus dianggarkan dalam RKAS tersebut. Perencanaan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan
untuk dilaksanakan serta sesuai dengan dana dan tingkat kepentingan. Tujuan adanya perencanaan adalah demi
menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi
dalam pelaksanaannya. Proses yang kami laksanakan dalam dalam membuat perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana
pendidikan meliputi:
a Menyusun
daftar perencanaan pengadaan berdasarkan analisis kebutuhan dari
masing-masing satuan organisasi; b Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga barang-barang atau alat-alat yang
diperlukan
berdasarkan standar
yang diperlukan;
c Menetapkan segala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia.
Wawa ara de ga Bapak Saeful Qomar 47 tahun, Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta
pada hari Sabtu 22 Desember 2012. Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, dapat diketahui
bahwa perencanaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan bersamaan dengan penyusunan RKAS yang dilakukan
setiap awal tahun pelajaran baru. Dalam penyusunan RKAS tersebut semua kebutuhan baik sarana barang habis pakai maupun prasarana
penunjang lainnya dianggarkan sesuai kebutuhan sekolah. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan untuk dilaksanakan serta sesuai dengan dana dan tingkat
81
kepentingan. Tujuan adanya perencanaan adalah demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, untuk
meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya. Proses yang kami laksanakan dalam dalam membuat perencanaan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan meliputi: a Menyusun daftar perencanaan pengadaan berdasarkan analisis kebutuhan dari masing-
masing satuan organisasi; b Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga barang-barang atau alat-alat yang diperlukan berdasarkan standar yang
diperlukan; c Menetapkan segala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia.
Perencanaan dan pengadaan sarana prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta sepenuhnya dilakukan secara swa-kelola. Hal ini
sesuai dengan model pengelolaan sekolah yang sudah sepenuhnya menggunakan model Manajemen Berbasis Sekolah. Hal ini dijelaskan oleh
Bapak Mufti Addin 49 tahun, Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut.
Sekolah kami sudah menerapkan MBS sejak dulu. Maklum sekolah kami kan sekolah swasta, jadi peran pemerintah
dalam pengadaan sarana prasarana tidak terlalu besar. Kami bisa seperti ini berkat dukungan dari Komite Sekolah dan
Peranserta Masyarakat, yang dalam hal ini adalah orang tua siswa. Alhamdulillah dukungan orang tua siswa terhadap
sekolah kami sangat tinggi. Di sekolah kami sudah ada pengurus persatuan orang tua murid di setiap kelas.
Merekalah yang berperan besar dalam pengadaan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan belajar putra-putri
mereka di sekolah ini. Kami, dalam hal ini manajemen
82
sekolah, merundingkan apa yang kami butuhkan dengan Komite
Sekolah. Kemudian
Komite Sekolah
akan membicarakan program kami dengan POM masing-masing
kelas. Dari pembicaraan itulah mereka memberikan dukungan terhadap sekolah, baik berupa dana, barang maupun tenaga.
Wawancara dengan Bapak Mufti Addin 49 tahun, Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012.
Berdasarkan penjelasan Bapak Mufti Addin 49 tahun, Kepala SMP
Al Islam 1 Surakarta, tersebut di atas, dapat diketahui bahwa dukungan orang tua siswa sangat besar dalam pengadaan sarana prasarana di
sekolah. Dukungan orang tua siswa sangat tinggi dalam pengadaan sarana prasarana di SMP Al Islam 1 Surakarta.
Hal yang sama dijelaskan pula oleh Bapak Bapak Saeful Qomar 47 tahun, Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta, yang menjelaskan
bahwa dukungan Komite Sekolah dan orang tua siswa dalam pengadaan sarana prasarana sangat tinggi. Hal ini dicontohkan misalnya dengan saat
sekolah membutuhkan sarana transportasi untuk kegiatan studi banding atau pun outbond bagi siswa, orang tua siswa memberikan dukungan
berupa pengadaan transportasi untuk kegiatan tersebut. Memang benar kalau Komite Sekolah dan orang tua siswa
memberikan dukungan yang tinggi bagi sekolah kami. Dukungan mereka tidak hanya dana, tetapi juga sarana atau
pun tenaga. Sebagai contoh misalnya saat sekolah kami mengadakan kegiatan studi banding ke sekolah lain di
Yogyakarta, ada orang tua siswa yang meminjamkan bus untuk transportasi kami bahkan lengkap dengan sopir dan
bahan bakarnya. Ini sungguh hal yang sangat membanggakan bagi kami.
Wawa ara de ga Bapak Saeful Qomar 47 tahun, Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari
Sabtu 22 Desember 2012.
83
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Al Islam 1 Surakarta sudah sepenuhnya dilakukan secara swakelola. Hal ini dijelaskan
pula oleh Bapak Sumardi 51 tahun Pengurus Bidang Pendidikan di Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta yang menjelaskan bahwa sekolah
merencanakan pengadaan sarana prasarana pendidikan melalui RKAS yang diajukan ke Yayasan. Dari RKAS tersebut kemudian Yayasan
memberikan dana untuk pembiayaan. Memang sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan
Perguruan Al Islam sudah menerapkan MBS sepenuhnya. Jadi kalau sekolah mau mengadakan sarana prasarana, biasanya
mereka menyusunnya dalam RKAS yang kemudian diajukan kepada yayasan. Nah dari RKAS itulah yayasan kemudian
mengembalikan uang yang diperoleh dari orang tua siswa untuk membiayai pengadaan tersebut.
Wawa ara de ga Bapak Sumardi 51 tahun Pengurus Bidang Pendidikan di
Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012.
Berdasarkan hasil-hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan sarana dan
prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta dilakukan melalui pendelegasian tugas kepada Waka Sarpras. Perencanaan sarana dan
prasarana sekolah dilakukan bersama-sama dengan Komite Sekolah melalui RKAS yang disusun pada setiap awal tahun pelajaran baru. Sekolah
sudah melaksanakan MBS secara penuh yang ditunjukkan dengan kemandirian sekolah dalam pengadaan sarana prasarana pendidikan di
sekolah tersebut.
84
Tahapan berikutnya setelah tahap perencanaan adalah penyimpanan.
Tahap ini
mencakup pencatatan,
penyimpanan, pengaturan, perawatan, dan penjagaan yang dilakukan secara tertib, rapi
dan aman. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Saeful Qomar 47 tahun, Waka Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta yang menjelaskan sebagai berikut:
Setelah perencanaan dan pengadaan, maka tahap berikutnya adalah penyimpanan. Penyimpanan barang dilaksanakan
melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1 Barang-barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat,
dan dijaga secara tertib, rapi dan aman; 2 Menyelenggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas semua
barang yang ada dalam ruang atau gudang; 3 Secara berkala atau insidental diadakan pengontrolan dan perhitungan
barang persediaan agar diketahui apakah memenuhi kebutuhan; dan 4 Laporan tentang keadaan penyimpanan
dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Barang-barang yang sudah dianggarkan dalam pengadaan barang jika sudah
terealisasi langsung disimpan ke bagian penyimpanan barang, selanjutnya diterima dan diinventarisasi dan dicatat ketika
barang tersebut akan dikeluarkan agar terlihat tertib dan rapi Wawancara dengan Bapak Saeful Qomar 47 tahun, Waka
Sarpras di SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012.
Hasil wawancara dengan Bapak Mufti Addin 49 tahun, Kepala SMP
Al Islam 1 Surakarta, menunjukkan bahwa setelah sarana-prasarana diinventarisasi ke dalam buku catatan administrasi sekolah, maka sarana
dan prasarana pendidikan sudah bisa dipergunakan. Penggunaan disesuaikan dengan kebutuhan. Adapun pemeliharaan, penghapusan
sarpras dari inventarisasi menjadi tanggungjawab Waka Sarpras. Laporan tentang sarana prasarana dilakukan setiap tahun kepada pihak Yayasan.
85
Hal ini dijelaskan oleh Bapak Bapak Mufti Addin 49 tahun, Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta sebagai berikut:
“ara a da prasara a pe didika di sekolah ka i aru isa dipergunakan setelah sarana prasarana tersebut selesai
diinventarisasi. Mengenai pengaturan penggunaan dan pemeliharaan sudah kami serahkan kepada Bapak Waka
Sapras. Demikian pula mengenai penghapusan sarana prasarana dari inventarisasi sekolah menjadi tanggungjawab
dan kewenangan Waka Sarpras. Untuk menghapus suatu barang pastinya ada syarat dan kondisi tertentu, seperti
misalnya kegunaannya sudah tidak sesuai dengan biaya pemeliharaan, atau mungkin sudah rusak dan tidak bisa
diperbaiki lagi. Nah kalau masalah pelaporan kami lakukan setiap akhir tahun pelajaran kepada pihak Yayasan. Nanti
pihak yayasan lah yang akan memberi persetujuan tentang mana yang boleh dihapus dan mana yang belum boleh. Jadi
sifatnya kami hanya mengusulkan. Keputusan akhir ada di pihak Yayasan. Wawancara dengan Mufti Addin 49 tahun,
Kepala SMP Al Islam 1 Surakarta pada hari Sabtu 22 Desember 2012.
3. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis