Struktur Kimia Karet Landasan Teori 1. Karet

– CH2 CH2 – C = C CH3 H n Gambar 2.4 Rumus bangun cis - 1,4 - Polyisoprena Sumber : Stevens, M.P. 2001. ”n” adalah derajat polimerisasi yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah monomer dalam rantai polimer. Nilai ”n” dalam karet berkisar antara 3000 – 15000. Viskositas karet berkorelasi dengan nilai ”n”. Semakin besar nilai n akan semakin penjang rantai molekul karet menyebabkan viskositas mooney semakin tinggi. Karet yang terlalu keras kurang disukai konsumen, karena akan mengkonsumsi energi yang lebih besar sewaktu proses vulkanisasi pada pembuatan barang jadi. Tetapi sebaliknya karet yang viskositas mooney-nya terlalu rendah juga kurang disukai karena sifat tegangan putus dan perpanjangan putus menjadi rendah. Adanya ikatan rangkap karbon -C=C- padas molekul karet memungkinkan dapat terjadi reaksi oksidasi. Oksidasi karet oleh udara O2 terjadi pada ikatan rangkap molekul, sehingga viskositas mooney menurun. Terjadinya pemutusan ikatan rangkap molekul, sehingga panjang rantai polimer semakin pendek. Terjadinya pemutusan rantai polimer mengakibatkan sifat Po dan PRI karet jadi rendah. Oksidasi karet oleh udara O2 akan semakin lambat bila kadar antioksidan alam protein dan lipida tinggi serta kadar ion – ion logam dalam karet Ca, Mg, Cu, Fe, Na, Rb dan Mn rendah. Ompusunggu, M. 1987 3. Bahan Pencepat accelelator Pencepat, umumnya berupa senyawa organik adalah bahan yang biasanya ditambahkan dalam jumlah sedikit untuk mempercepat reaksi vulkaisasi kompon oleh belerang. Pencepat golongan oksida anorganik hanya digunakan dalam karet CR. Dalam sistem vulkanisasi belerang bahan pencepat membantu meningkatkan laju vulkanisasi kompon yang biasanya berlangsung lambat jika hanya mengandung belerang. Pencepat yang digunakan dapat berupa satu atau kombinasi dari dua atau lebih jenis pencepat. Pencepat dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kolompok berdasarkan golongan senyawa responterhadap vulkanisasi dan fungsinya. Tabel 1. Kelompok pencepat berdasar fungsinya: Pencepat primer Thiazol, sulfenamida Pencepat sekunder Guanidin,Thiuram, Dithiokarbamat, Dithiofosfat Pencepat sekunder biasanya ditambahkan dalam jumlah yang lebih sedikit dari pada pancepat primer, yang bertujuam untuk lebih meningkatkan kecepatan matang komponen karet, atau dengan kata lain mempercepat laju vulkanisasi. Tabel 2. Golongan pencepat dan respon terhadap vulkanisasi Golongan pencepat Respon Contoh Aldehida-amin Lambat HMT Guanidin Sedang DPG,DOTG Thiazol Semi-cepat MBT,MBTS Sulfenamida Cepat-ditunda CBS,TBBS, MBS,DIBS Dithiofosfat Cepat ZBPP Thiuram Sangat cepat TMTM,TMTD, TETD Dithiokarbamat Sangat cepat ZDC,ZMDC, ZBDC Karakteristik vulkanisasi kompon karet yang menggunakan bahan pencepat dari golongan senyawa yang berbeda, sangat berbeda nyata. Pengaruhnya terhadap jenis karet mentah juga bervariasi, misalnya pencepat yang responnya sangat cepat terhadap karet alam menjadi semi-cepat terhadap SBR. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah pencepat yang ditambahkan umumnya karet sintetis lebih banyak pencepat, sebaliknya karet alam membutuhkan lebih banyak belerang Pencepat golongan sulfenamida memiliki karakteristik vulkanisasi yang spesifik karena memiliki sifat aktif-diperlambat delayed action, yaitu sifat dimana kompon karet mula-mula lambat matang, kemudian dengan cepat mencapai matang optimum. Golongan pencepat ini juga memperihatkan gejala efek mendatar plateau effect, yaitu gejala yang terlihat setelah vukanisat mencapai matang optimum, yang apabila divulkanisasi lebih lanjut sifat fisik vulkanisatnyatidak segera menurun reversion. Karena sifat-sifatnya yang menguntungkan tersebut pencepat golongan sulfameda sangat disukai dan banyak digunakan. Tabel 3. Waktu scorch dan waktu masak optimum beberapa pencepat. Jenis pencepat Waktu Scorch Mooney 120°C menit Waktu masak optimum 140°C menit DPG 25 50 MBTS 17 32 TMTD 9 7,5 CBS 28 25 C..METODELOGI PENELITIAN 1.Bahan dan alat pendukung Bahan a. Karet alam jenis RSS Ribbed Smoked Sheet b. Sulfur belerang c. Stearic Acid Asam Stearat d. Zinc Oxide Sengoksida e. Carbon Black silica f. White oil g. Accelelator pencepat Alat a. Mesin Two Roll Mixing Alat Pencampur b. Timbangan Digital c. Unit Press Molding Alat Pengepres Compound d. Cetakan Komponen Part Mold e. Unit Pemanas Heater f. Unit Pengontrol Suhu termocontrol g. Jangka Sorong h. Kunci Pas i. Alat potong j. WD 40 k. Termometer 2. Prosedur Penelitian 2.1. Sampel Produk Dalam penilitian ini sampel yang akan di uji digunakan 2 spesimen buatan sendiri dengan variasi accelelator 2phr dan 3phr. Berikut gambar-gambar sampel uji. Gambar 3.20 Sampel produk 2.2. Rancangan Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah diambil dari hasil pengujian yang dilakukan dari masing-masing spesimen uji, baik spesimen dengan variasi accelelator 2phr dan 3phr, yang kemudian dibandingkan dari data hasil pengujian yang dilakukan. Yang kemudian akan dibahas pada bab empat, yaitu hasil pengujian dan pembahasan.

D. DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PENGUJIAN

1.1 Komposisi Kompon

Prosedur kerja dalam pembuatan kompon rubber bushing karet peredam, maka perlu dilakukan penimbangan bahan-bahan sesuai dengan formulasi yang telah ditetapakan, yaitu formulasi kompon karet peredam. Berikut formulasi kompon karet dan bahan kimia serta bahan pencampur lainnya, untuk pembuatan karet kompon peredam per daun: Tabel 1. Formulasi kompon karet peredam, Sampel A No Nama Bahan PHR per hundred Rubber Gram 1 Karet Alam RSS 100 200 2 Carbon Black 25 50 3 White oil 1.5 3 4 Zinc oxide 2 4 5 Accelelator MBTS 2 4 6 Anti oxidant 2 4 7 Stearad acid 2 4 8 Sulfur 4 8