Perencanaan Tata Letak Fasilitas

S I L A B U S

  Nama Matakuliah : TI 37465 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS Kredit : 2 sks Semester : VII Prasyarat :

Tujuan: mahasiswa mampu merancang tata letak fasilitas system manufaktur, yang meliputi mesin,

tempat kerja dan gudang serta system pemindahan material-nya.

  Isi Matakuliah:

  • Konsep dasar tentang desain pabrik
  • Analisis produk dan proses manufacturing
  • Tipe tata letak fasilitas produksi dan pola aliran pemindahan bahan
  • Perencanaan tata letak fasilitas o Aspek Organisasi dan Manajemen o Aspek Marketing o Aspek Produksi o Aspek Teknis

  o Template o Aspek Finansial

  Daftar Pustaka: 1.

Apple, James A. (1972), Plant Layout and Material Handling Systems Design, Ronald Press

  2. Heragu, Sunderesh (1997), Facilities Design, PWS Publishing Comp.

  3. White, Tompkins J.A., Bozer, Frazelle, Tanchoco, and Trevino (1996), Facilities Planning, Wiley.

  Tata Tertib Perkuliahan:

  • Maksimal keterlambatan 15 menit
  • Ketidakhadiran (absent) tanpa pemberitahuan maksimal 3 kali pertemuan
  • Mahasiswa yang tidak memenuhi Absensi 80% tidak diperbolehkan mengikuti UAS
  • UAS 40%

  

Pabrik - yang dalam istilah asingnya dikenal sebagai factory atau plant adalah setiap tempat dimana

faktor-faktor seperti :

  

PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK

1.

Definisi

  • Manusia - Mesin dan peralatan (fasilitas) produksi lainnya
  • Material - Energi - Uang (modal / capital)
  • Informasi, dan
  • Sumber daya alam (tanah, air, mineral, dll)

    dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa

    secara efektif, efisien dan aman.

    Tata Letak Pabrik adalah organisasi dari fasilitas fisik pabrik agar penggunaan peralatan, material,

    tenaga kerja dan energi dapat berlangsung efisien.

    Pada gambar 1 dibawah ini memperlihatkan komponen-komponen dari perencanaan fasilitas pabrik.

  Tata letak pabrik dirancang sedemikian rupa sehingga dapat :

 Memungkinkan terjadinya aliran material yang lancar dan efisien di dalam pabrik

 Meminimasi ongkos pemindahan bahan  Memberikan pemanfaatan yang efektif dari tenaga kerja, perakitan, ruang dan energi  Memberikan kenyamanan dan keselamatan Prosedur lengkap perancangan tata letak meliputi 24 langkah dan dijelaskan berikut ini :

  5. Menentukan urutan perakitan 6.

  Mendapatkan waktu baku dari setiap operasi 7. Menentukan laju produksi pabrik 8. Menentukan jumlah mesin yang dibutuhkan 9. Menyeimbangkan lintas produksi

  10. Menganalisis aliran material

  11. Menentukan hubungan antar kegiatan

  12. Merancang tata letak setiap stasiun kegiatan

  13. Merancang tata letak setiap stasiun kerja

  14. Menentukan kebutuhan kantor

  15. Menghitung luas lantai

  16. Memilih perakitan pemindahan bahan

  17. Merancang alokasi tempat kerja

  18. Merancang tata letak rinci dan bentuk bangunan

  19. Membangun rencana induk

  20. Mengevaluasi rencana induk

  21. Mendapatkan persetujuan

  22. Membangun dan menginstalasi pabrik

  23. Mulai mengoperasikan pabrik

  24. Follow up – memonitor dan mengevaluasi performansi pabrik Informasi yang dibutuhkan untuk perancangan tata letak pabrik : a.

  Pemasaran Departemen Pemasaran memberikan informasi tentang produk apa yang diinginkan dan

dibutuhkan konsumen, volume permintaan produk dalam menentukan kapasitas pabrik.

  b.

  Desain Produk Informasi pasar tentang produk yang dibutukan dari departemen pemasaran merupakan

informasi penting untuk departemen desain produk dalam merancang produk tersebut.

Keluaran dari departemen ini adalah sketsa, gambar teknik, blue prints, model produk, Bill of Material.

  c.

  Kebijaksanaan Manajemen Kebijaksanaan manajemen yang mempengaruhi perancangan tata letak diantaranya adalah:  Kebijaksanaan Inventori Memberikan informasi tentang berapa luas lantai yang diperlukan untuk menyimpan bahan baku, work in process dan produk jadi.  Keputusan Buat atau Beli Menentukan part mana yang dibuat dan dibeli dari pemasok, tata letak pabrik yang lainnya dan ini bermanfaat untuk merancang tata letak ruang untuk kantor.

   Aspek Organisasi dan Manajemen Tujuan Manajemen dan Organisasi Kriteria Umum Alternatif Bentuk Badan Hukum dan Struktur Organisasi  Aspek MarketingAspek Produksi

  Peta Proses Operasi Luas Lantai Produksi Activity Relation Chart

  Peramalan Routing Sheet Worksheet Multi Product Process Chart

  Ongkos Material HandlingAspek TeknisAspek Teknis Revisi From to Chart

  Ongkos Material Handling Revisi Outflow – Inflow From to Chart Revisi Outflow – Inflow Revisi Tabel Skala Prioritas Activity Relationship Diagram

  Tabel Skala Prioritas Revisi Activity Relationship Diagram Revisi Area Allocation Diagram

   TemplateAspek Financial Modal Kerja Perhitungan Investasi dan depresiasi Pola Pengembalian Pinjaman Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja Harga Pokok Penjualan Rugi Laba Cash Flow Neraca (Balance Sheet) Break Event Point Pay Back Period Internal Rate of Return (IRR) Weighted Average Cost of Capital (WACC) Ratio – ratio Keuangan Perusahaan

  ❧ ✁✂✄ ☎ ✆

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK

Suatu pada umumnya ditentukan oleh jenis proses yang mendukungnya. Karena proses yang

❧ ✁✂✄ ☎ ✆

terjadi dalam industri begitu luasnya, maka yang direncanakan untuk masing-masing industri

juga akan disesuaikan dengan jenis proses yang ada. Selanjutnya proses yang terjadi didalam suatu

industri manufacturing dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a.

  Industri yang proses produksinya berlangsung terus menerus (Continous process industry) Pada continous process industry, proses produksi akan berlangsung selama 24 jam terus

menerus. Begitu proses produksi mulai dijalankan, maka tidaklah mungkin untuk menghentikannya

dalam beberapa saat dan/atau setiap saat tanpa mengakibatkan kerugian yang besar, akibat

terhentinya proses produksi yang ada, beberapa kerugian akan terjadi seperti halnya :  Kehilangan material yang tidak terpakai lagi (produk setengah matang/jadi).

   Kerusakan-kerusakan dalam sistem dan peralatan produksi.

 Biaya yang besar untuk reparasi/perawatan peralatan produksi yang rusak (overhead cost).

  Problem yang dijumpai dalam perencanaan pabrik dari tipe continous process industry sama ✐ ✝ ✞✟✠ ✐ ✞ ✝ ✡ ✟ ☛ ✞☞ ☞ ✆ ✆✆ ✆✂ ✄ industry. Pada continous process sekali berbeda dengan tipe repetitive atau industri, ❧ ✁✂ ✄ ☎ ✆ yang ada sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor teknis dari proses yang digunakan.

  

Proses pembuatan pig iron dalam suatu blast furnace adalah suatu contoh dari tipe continous

process industry.

  b.

  Industri yang proses produksinya berlangsung secara berulang kembali (repetitive process industry)

  Dalam repetitive process industry, produk dihasilkan dalam jumlah yang banyak dan proses

biasanya berlangsung dalam langkah pengerjaan yang berulang-ulang dan serupa. Untuk industri

macam ini, proses produksi dapat dihentikan sewaktu-waktu tanpa menimbulkan banyak kerugian

seperti halnya yang terjadi pada continous process industry.

  

Proses ini banyak mendatangkan keuntungan untuk memproduksi barang-barang yang distandarkan

dalam jumlah yang besar (mass production). Industri yang menggunakan proses semacam ini

Intermittent process industry adalah suatu industri yang proses produksinya berlangsung sesuai

  

dengan order yang diterima. Proses produksi berdasarkan order pesanan yang bisa dilaksanakan

sewaktu-waktu dan kadang-kadang proses ini disebut juga dengan job lot in industry. Proses industri

semacam ini biasanya berkaitan dengan produksi dalam volume yang kecil, sedangkan pengaturan

tata letak fasilitas produksinya berdasarkan aliran proses.

  Pada umumnya jenis proses industri akan juga mempengaruhi aktivitas perencanaan suatu

pabrik. Pada continous process industry suatu studi kelayakan harus dilaksanakan secara mendalam

dan matang. Disini faktor teknis maupun ekonomis harus dipertimbangkan sebaik-baiknya didalam

langkah-langkah pemilihan ataupun penentuan mesin dan fasilitas peralatan penunjang produksi

lainnya. Demikian juga tata letak pabrik harus pula direncanakan dengan teliti, karena tidaklah

mungkin untuk merubahnya setelah proses produksi berjalan tanpa mengakibatkan kerugian yang

besar.

TATA LETAK PABRIK, TUJUAN DAN PRINSIP YANG MENDASARINYA ✌ ✍ ✎✏✑ ✒ ✓

  Tata letak ( ) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang ada adalah

suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri. Kita tidak dapat menghindarinya,

sekalipun kita cuma sekedar mengatur peralatan atau mesin didalam bangunan yang ada serta

dalam ruang lingkup kecil serta sederhana. ✌ ✍ ✎✏ ✑ ✒ ✓ Tata letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik (plant ) ✌ ✍ ✎✏ ✑ ✒ ✓

atau tata letak fasilitas (facilities ) dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan

fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan

coba memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi

lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material (storage) baik yang

bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Dalam tata letak pabrik ada

✌ ✍ ✎✏✑ ✒ ✓

dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin (machine ) dan pengaturan departemen

✌ ✍ ✎✏ ✑ ✒ ✓ yang ada dari pabrik (departement ).

Tujuan utama didalam design tata letak pabrik pada dasarnya adalah meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya sebagai berikut :

   Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun fasilitas produksi lainnya  Biaya pemindahan bahan (material handling costs)

 Biaya produksi, maintenance, safety, dan biaya penyimpanan produk setengah jadi

Selain itu pengaturan tata letak pabrik yang optimal akan dapat pula memberikan kemudahan di

  

dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi suatu tata letak

yang baik akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain

sebagai berikut :  Menaikkan output produksi.

  Biasanya suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit, manhours yang lebih kecil, dan/atau mengurangi jam kerja mesin (machine hours).  Mengurangi waktu tunggu (delay).

  Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing-masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu tunggu (delay) yang berlebihan.

   Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling).

  Untuk merubah bahan menjadi produksi jadi, maka hal ini akan memerlukan aktivitas pemindahan (movement) sekurang-kurangnya satu dari tiga elemen dasar sistem produksi yaitu : bahan baku, orang/pekerja, atau mesin dan peralatan produksi, bahan baku akan lebih sering dipindahkan dibandingkan dengan dua elemen dasar produksi lainnya. Hal ini dilakukan dengan beberapa alasan seperti : o

  Biaya pemindahan bahan disamping cukup besar pengeluarannya juga akan terus ada dari tahun ke tahun selama proses produksi berlangsung. o Biaya pemindahan bahan dengan mudah akan dapat dihitung dimana biaya ini akan proporsional dengan jarak pemindahan bahan yang harus ditempuh dan pengukuran jarak pemindahan bahan ini dapat dianalisa dengan memperhatikan tata letak semua fasilitas produksi yang ada dari pabrik.  Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service.

Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin-mesin yang berlebihan, dan lain-lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik

  

 Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi

lainnya. Faktor-faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lain-lain adalah erat kaitannya dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak membantu pendayagunaan elemen-elemen produksi secara lebih efektif dan lebih efisien. ✥ ✔ ✕✖ ✗ ✘ ✙ ✚✛ ✛ .

   Mengurangi inventory Sistem produksi pada dasarnya menghendaki sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat-cepatnya dan berusaha mengurangi

   Proses manufakturing yang lebih singkat.

  Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya dalam pabrik akan juga bisa diperpendek sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek.

   Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator.

  Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan untuk membuat suasana kerja yang nyaman dan aman bagi mereka yang bekerja didalamnya. Hal-hal yang bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator haruslah dihindari.  Memperbaiki moral dan kepuasan kerja.

  Pada dasarnya orang menginginkan untuk bekerja dalam suatu pabrik yang segala sesuatunya diatur secara tertib, rapi, dan baik. Penerangan yang cukup, sirkulasi yang enak, dan lain-lain akan menciptakan suasana lingkungan kerja yang menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja akan dapat lebih ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu saja berupa performance kerja yang lebih baik dan menjurus kearah peningkatan produktivitas kerja.  Mempermudah aktivitas supervisi.

  Tata letak pabrik yang terencana baik akan dapat mempermudah aktivitas supervise. Dengan meletakkan kantor/ruangan diatas, maka seorang supervisor akan dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas yang sedang berlangsung diarea kerja yang dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya.

   Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran.

  Material yang menunggu, gerakan pemindahan yang tidak perlu, serta banyaknya perpotongan ( intersection) dari lintasan yang ada akan menyebabkan kesimpang-siuran yang akhirnya akan ✜ ✢✣ ✢✤✦✧★✩ ✦✪ membawa kearah kemacetan. Dengan memakai material secara langsung dan serta menjaganya untuk selalu bergerak, maka labor costs akan dapat dikurangi sekitar 40 % dan yang lebih penting hal ini akan mengurangi problema kesimpang-siuran dan kemacetan didalam aktivitas pemindahan bahan.

  

 Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun

produk jadi. Tata letak yang direncanakan secara baik akan dapat mengurangi kerusakan-kerusakan yang bisa terjadi pada bahan baku ataupun produk jadi. Getaran-getaran, debu, panas, dan lain-lain dapat secara mudah merusak kualitas material ataupun produk yang dihasilkan.

  

Tujuan-tujuan tersebut juga dinyatakan sebagai prinsip dasar dari proses perencanaan tata letak

  ✹ ✺ ✻ ✼ ✽ ✺ ✻ ✾ ✿ ❀❁

  other considerations in way that results in the best Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.

  b. ❂❃❄❅ ❀✽ Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal. things being equal, than layout is best that permits the material to move the minimum distance between operations”

  Hampir setiap proses yang terjadi dalam suatu industri mencakup beberapa gerakan perpindahan dari material, yang mana kita tidak bisa menghindarinya secara keseluruhan. Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi yang lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut. Hal ini bisa dilaksanakan dengan cara mencoba menerapkan operasi yang berikutnya sedekat mungkin dengan operasi yang sebelumnya.

  c.

  Prinsip aliran dari suatu proses kerja.

  Other things being equal, than layout is best that arranges the work area for each operations or process in the same order or sequence that forms, treats, or assembles the materials”.

  Prinsip ini merupakan kelengkapan dari jarak perpindahan bahan yang seminimal mungkin yang telah disebutkan pada butir (b) tersebut diatas. Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik (back-tracking), gerakan memotong (cross-movement), ❞ ❆

kemacetan (congestion) dan sedapat mungkin material bergerak terus tanpa ada interupsi.

  Prinsip pemanfaatan ruangan “Economy is obtained by using effectively all available space both vertical and horizontal”.

  Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu pengaturan ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin, dan peralatan penunjang proses produksi lainnya. Mereka ini memiliki dimensi tiga yaitu aspek volume (cubic space) dan tidak hanya sekedar ❡ ❆ aspek luas (floor space).

  Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja.

  “Other thing being equal, that layout is best which makes works satisfying and safe for workers”.

  Kepuasan kerja bagi seseorang adalah sangat besar artinya. Hal ini bisa dikatakan sebagai dasar utama untuk mencapai tujuan. Dengan membuat suasana kerja yang menyenangkan dan memuaskan, maka secara otomatis akan banyak keuntungan yang akan bisa diperoleh. Paling tidak hal ini akan memberikan moral kerja yang lebih baik dan mengurangi ongkos produksi.

  ❢ ❇ Prinsip – fleksibilitas.

  “Other things being equal, that layout is best that can be adjusted and rearranged at minimum cost and inconvenience” Prinsip ini sangat berarti dalam abad dimana riset ilmiah, komunikasi, dan transportasi bergerak dengan cepat yang mana hal ini akan mengakibatkan dunia industri harus ikut berpacu untuk mengimbanginya. Kondisi tersebut menyebabkan beberapa perubahan terjadi pada disain produk, peralatan produksi, waktu pengiriman barang dan sebagainya yang akhirnya juga membawa akibat kearah pengaturan kembali lay-out yang ada. Untuk ini kondisi ekonomi akan bisa dicapai bila tata letak yang ada direncanakan cukup fleksibel untuk diadakan penyesuaian/pengaturan kembali ( relay-out) dan/atau suatu lay-out yang baru dapat dibuat dengan cepat dan murah.

Pada dasarnya proses pengaturan segala fasilitas produksi dalam pabrik ini akan dibedakan dalam dua tahapan, yaitu sebagai berikut :

  

 Pengaturan tata letak mesin dan fasilitas produksi lainnya (machine lay-out), yaitu pengaturan

dari semua mesin-mesin dan fasilitas yang diperlukan untuk proses produksi didalam tiap-tiap depatemen dari pabrik yang ada.

  

 Pengaturan tata letak departemen (departmentalization), yaitu pengaturan bagian atau

departemen serta hubungannya satu dengan yang lainnya didalam pabrik yang bersangkutan.

  ANALISIS EKONOMI ANALISIS ANALISIS PRODUK PROSES

ANALISA MACAM

JUMLAH MESIN/ ALTERNATIF MACAM EQUIPMENT DAN TATA LETAK LAYOUT

  AREA YANG (LAYOUT) YANG SESUAI

DIBUTUHKAN

SIGI ANALISIS PASAR PASAR POLA ALIRAN SPACE AREA MATERIAL YANG TERSEDIA ANALISA ALIRAN STRUKTUR MATERIAL ORGANISASI TATA LETAK MESIN DAN DEPARTEMEN FASILITAS SISTEM TATA LETAK PENUNJANG TATA LETAK FASILITAS

  PEMINDAHAN FASILITAS JASA PELA- DEPARTEMEN PERSONIL MATERIAL PERKANTORAN YANAN LAIN- PRODUKSI LAIN

  LUAS TOTAL PABRIK (FINAL SPACE) YANG DIPERLUKAN DETAIL BUILDING BUILDING KONSTRUKSI REQUIREMENT DESIGN BANGUNAN

Gambar 3.1 Diagram Skematis Langkah-langkah Dasar Dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik

  ❈ ❉❈ ❉❊ ❋●❋ ● ❉❊ ❍ ■ ❏❈❋ ❑ ▲ ❋❑ ▼ ■ ▼ ❋ ◆❋ ❏ ● ❉❑ ❉❑ ❍ ❖ ❋ ❑ ◆ P◗❋ ❘ ■

  Suatu industri pada hakikatnya akan memperluas sistem usahanya bilamana :  Fasilitas-fasilitas produksi sudah dirasakan jauh ketinggalan  Kebutuhan pasar (market demand) tumbuh dan berkembang diluar jangkauan kapasitas produksi yang ada ❙❚ ❯❱❲ ❳❚

   yang tidak mencukupi dan memuaskan konsumen

Desentralisasi adalah suatu proses dimana pabrik membagi-bagi lokasinya pada beberapa tempat

dengan fungsi dan tanggung jawab yang sama. Proses ini cenderung untuk diterapkan terutama

untuk industri-industri yang besar dan kuat.

  Pada dasarnya lokasi pabrik yang paling ideal adalah terletak pada suatu tempat yang

akhirnya mampu memberikan total biaya produksi yang rendah dan keuntungan yang maksimal.

Dengan kata lain, lokasi yang terbaik dari suatu pabrik adalah lokasi dimana unit cost dari proses

produksi dan distribusi akan rendah, sedangkan harga dan volume penjualan produk akan mampu

menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan.

  Ada dua langkah utama yang seharusnya diambil dalam proses penentuan lokasi suatu pabrik,

yaitu pemilihan daerah atau teritorial secara umum dan pemilihan berdasarkan size dari jumlah

penduduk (community) serta lahan secara khusus. Proses manufacturing ikut pula menentukan

pemilihan size dari pabrik yang akan didirikan. Contoh, lokasi di daerah terpencil yang jauh dari

keramaian kota akan sangat dikehendaki untuk pabrik yang akan memproduksi bahan peledak.

  Selanjutnya beberapa kondisi umum seperti tersebut dibawah ini akan ikut pula mengambil peranan didalam proses penentuan lokasi pabrik, yaitu : a.

Lokasi di kota besar (city location)

   Diperlukan tenaga kerja terampil dalam jumlah yang besar  Proses produksi sangat tergantung pada fasilitas-fasilitas yang umumnya hanya terdapat di kota besar saja seperti listrik, gas dan lain-lain b.

  Lokasi di pinggir kota (sub urban location) ❨ ❩❬ ❭ ❪❫ ❴ ❭ ❵ ❵ ❩❛

   atau female labor mudah diperoleh  Menghindari pajak yang berat seperti halnya kalau lokasi terletak di kota besar  Tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik  Rencana ekspansi pabrik akan mudah dibuat  Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak timbul c.

Lokasi jauh diluar kota (country location)

   Lahan yang luas sangat diperlukan baik untuk keadaan sekarang maupun rencana ekspansi yang akan datang  Pajak terendah bisa diperoleh  Tenaga kerja tidak terampil dalam jumlah besar lebih dikehendaki  Upah buruh lebih rendah mudah didapatkan  Baik untuk proses manufacturing produk-produk yang berbahaya Lokasi akan menentukan dekat tidaknya pabrik tersebut ke sumber bahan baku ataupun jasa

pemasarannya. Jarak dari pabrik ke kedua tempat ini akan menentukan pula metode transportasi

yang sebaiknya dipergunakan.

  Banyak faktor yang harus dipertimbangkan didalam penentuan lokasi dimana sebaiknya pabrik didirikan. Dalam kaitan ini faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a.

  Lokasi pasar (market location)

Pasar atau market, yaitu lokasi dimana potensi pembeli berdomisili adalah salah satu faktor yang

harus diperhatikan didalam proses penentuan lokasi pabrik. Tergantung pada macam produk yang

dihasilkan, pasar ini bisa secara luas tersebar atau terpusatkan. Sebagai contoh apabila suatu pasar

ditetapkan untuk terpusatkan pada lokasi tertentu, maka pabrik yang akan didirikan haruslah

ditetapkan berdekatan dengan lokasi pasar tersebut, sedangkan apabila pasar yang kita suplai

ternyata tersebar dibeberapa lokasi tertentu, maka kita dapat menempatkan pasar pada titik

beratnya.

  b.

  Lokasi sumber bahan baku (raw material location)

Lokasi dari sumber bahan baku untuk produksi sangat pula berpengaruh didalam menentukan lokasi

pabrik yang akan didirikan. Beberapa industri karena sifat dan keadaan dari proses

manufakturingnya memaksa untuk menempatkan pabriknya berdekatan dengan sumber bahan baku.

Sebagai contoh untuk pabrik baja secara tradisional akan meletakkan lokasi pabriknya berdekatan

dengan sumber batu bara (coal), karena industri ini akan banyak sekali memanfaatkan energi batu

bara sebagai bahan baku untuk proses pembakaran.

   Macam/jenis fasilitas transportasi yang ada pada daerah asal dan tujuan (kereta api, truk, kapal laut, dan lain-lain)  Relatif biaya dari masing-masing media transportasi tersebut  Derajat kepentingan dari pengiriman barang tersebut  Kondisi-kondisi khusus yang diharapkan dalam proses pengiriman barang yang ada ❜ ❝

  (pendinginan, keamanan, dan lain-lain) Sumber energi (power)

Hampir dapat dipastikan bahwa semua industri akan memerlukan listrik untuk berbagai macam

kebutuhan dalam proses produksinya. Secara umum sebagian perusahaan akan lebih senang untuk

membeli energi ini (dari perusahaan listrik) daripada harus membuat instalasi pembangkit listrik

sendiri. Iklim (climate)

Iklim atau cuaca secara nyata akan banyak mempengaruhi efektivitas, efisiensi, dan tingkah laku

pekerja pabrik didalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian,

manusia akan dapat bekerja dengan nyaman didalam ruangan yang temperaturnya dapat dijaga

o ❤ ❥ sekitar 24 C. wage salary)

  Buruh dan tingkat upahnya (labor

Pendirian pabrik pada suatu lokasi tertentu akan mempertimbangkan pula tersedianya tenaga kerja

yang cukup yang tidak saja harus dilihat dari jumlahnya akan tetapi juga harus ditinjau dari segi

kemampuan dan ketrampilan yang diperlukan. Selain itu tingkat upah tertentu saja juga merupakan

❦❝ salah satu faktor yang pantas diperhitungkan.

♠ ♥ ♦ ♥ ♠ ♣ q r Undang-undang dan sistem perpajakan (law )

  

Aturan ataupun undang-undang yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah baik tingkat pusat maupun

tingkat daerah akan pula mempengaruhi proses pemilihan lokasi pabrik. Beberapa aspek dari

operasi suatu pabrik yang umum diatur oleh undang-undang adalah berupa jam kerja maksimal, usia

kerja maksimal dan kondisi-kondisi kerja lainnya. Disamping itu besar kecilnya pajak yang harus

disetorkan oleh suatu industri akan pula berbeda-beda tergantung di lokasi mana industri tersebut

s❝ akan didirikan.

  Sikap masyarakat setempat (community attitude)

Sikap masyarakat setempat dimana pabrik tersebut hendak didirikan ikut pula menjadi dasar

pertimbangan yang cukup penting artinya. Sosial kultural, dapat istiadat, tradisi, dan tingkat

pendidikan rata-rata dari anggota masyarakat merupakan aspek penting didalam penyelesaian

masalah-masalah perburuan, perselisihan, dan lain-lain yang menyangkut masalah hubungan industrial. diperlukan untuk produksinya.

Selanjutnya proses pembuangan limbah industri belakangan ini banyak pula mendapat sorotan

tajam dari berbagai kalangan masyarakat, sehingga masalah pengendalian limbah industri sekarang

ini juga merupakan satu paket yang secara bersama-sama harus dipikirkan pada saat perencanaan

pendirian dan penentuan lokasi pabrik.

METODE-METODE PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI PABRIK

  Untuk menentukan alternatif lokasi pabrik yang sebaiknya dipilih maka ada 2 metode ✉ ✈ ✇ ①② ✇ ③ ④⑤⑥ ⑦⑧⑨ ⑩ ⑤⑧

pendekatan yang dikenal, yaitu metode kualitatif ( ) dan metode kuantitatif

(Analisis Pusat Gravitasi dan Analisis Metode Transportasi).

  1.

❶ ❷ ❸ ❹ ❺ ❻ ❼ ❽ ❾ ❷ ❽ ❽ ❿ ➀ ➁

Alternatif ④⑧ ② ② ✈ ✇ ⑥ ① ✈ ② ④ ✈ ⑤ ② ① Dengan ⑧ ⑥ ⑨ ⑧ ⑩ ✈ ② ✈ ② ✉ ✈ ✇ ① ② ✇ ③ ④ ⑤⑥ ⑦⑧⑨ ⑩ ⑤ ⑧

  Metode ini lebih bersifat kualitatif dan/atau subyektif. Langkah-langkah analisis sebagai berikut : a.

  Langkah pertama adalah mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan dan memiliki signifikasi yang berkaitan dengan proses pemilihan lokasi pabrik, seperti halnya dengan faktor-faktor berikut :

  • Lokasi pensuplai bahan baku
  • Lokasi pemasaran
  • Lokasi tenaga kerja
  • Kondisi iklim
  • UU dan peraturan lainnya

   utilities services ➂ ✈ ⑦ ❽ ⑥ ⑤➃ ➄

  • b.

  Langkah kedua adalah pemberian bobot dari masing-masing faktor yang telah diidentifikasikan tersebut berdasarkan derajat kepentingannya (weighted procedure).

Sebagai contoh dari faktor-faktor tersebut diatas kita beri bobot sebagai berikut :

  • Lokasi pensuplai bahan baku 20 % bobotnya (X 1 )
  • Lokasi area pemasaran bobotnya 40 % (X 2 )
  • Lokasi tenaga kerja (X 3 )
  • Kondisi iklim setempat berbobot 5 % (X

    4 )

  • UU dan Peratauran-peraturan Daerah setempat 5 % (X ➂ ✈ ⑦ ⑥ ⑤➃ utilities service 20 % (X

  5 )

  • 6 ) c.

  Langkah ketiga adalah memberi skor (nilai) untuk masing-masing faktor yang diidentifikasikan sesuai dengan skala angka (range berkisar 0 s/d 10, dengan 10 terbaik) dari masing-masing alternatif lokasi yang dianalisis. total perkalian antara skor dan bobot. Dari hasil total perkalian ini maka pemilihan alternatif lokasi yang dianggap paling baik adalah alternatif lokasi yang memiliki j yang terbesar.

  2. ➉➊➋ ➌ ➍ ➌ ➎ ➏ ➐ ➑➒ ➓ ➏ ➔ ➌ ➉ ➏ → ➣➌ ➓ ↔➊↕➒ ➙ ➊ ➛➜ ➏ ➐ ↕➌ ↕ ➏ ↕ ➌ ➝ Alternatif Dengan

  Metode ini bersifat kuantitatif dan dianggap obyektif karena penilaiannya akan didasarkan

pada ukuran-ukuran yang bisa dikuantifikasikan secara nyata. Secara garis besar dibagi menjadi 2

metode dasar, yaitu : a. ➞ ➊ ➐ ↕ ➣➊ Metode Analisis Pusat Gravitasi ( of Gravity Approach) b.

➟ ➠

➊➜ ➣ ➌ ➔ ↕ ➌

Metode Analisis Transportasi (Metode , Metode North-West Corner Rule and Vogel’s ➡ ➢ ➤ ➥ ➦ ➧➨ ➥ ➩➫ ➭➯ ➲ ➦ ➭➳➲ Approximation Method)

Analisis Pusat

  Lokasi yang optimal dari suatu pusat fasilitas produksi (pabrik) pada dasarnya akan dipengaruhi

oleh lokasi dimana sumber-sumber material yang dibutuhkan untuk production input berada atau

lokasi area pemasaran tempat production output harus didistribusikan. Pendekatan analisis pusat

gravitasi dibuat dengan memperhitungkan jarak masing-masing lokasi sumber material atau daerah

pemasaran tadi dengan lokasi pabrik yang direncanakan. Disini asumsi dibuat bahwa biaya produksi

dan distribusi untuk masing-masing lokasi (sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik) akan

sama.

  Kesulitan pokok didalam analisis pusat gravitasi ini ialah kenyataan yang dihadapi berupa

perbedaan biaya distribusi dan produksi untuk setiap lokasi dimana dalam formula tidak

diperhitungkan. Metode analisis transportasi (programa linier) dalam hal ini akan bisa membantu

didalam mencari optimalisasi lokasi dengan memasukkan faktor biaya produksi dan/atau distribusi

➵➢ didalam analisisnya. ➤ ➥ ➦ ➧➨ ➥

Analisis Transportasi Programa Linier

Aplikasi metode transportasi akan meliputi pemecahan permasalahan-permasalahan seperti :

   Penetapan suplai yang cukup untuk beberapa lokasi tujuan dari beberapa sumber tertentu pada tingkat biaya yang minimal (distribution problem)  Pemilihan lokasi untuk fasilitas-fasilitas baru (plant atau warehouse) untuk memenuhi kebutuhan pasar yang akan datang (location problem)  Penetapan berbagai macam bentuk/sumber produksi guna memenuhi kapasitas produksi sesuai dengan demand yang akan datang dan biaya produksi yang minimal, khususnya yang berkaitan dengan proses subkontak (aggregate planning problem)

  

FORMULASI

STEP 0

PROBLEM

MENCARI

PENYELESAIAN

STEP 1

➸ ➺ ➸ ➻

Tidak Dapatkah STOP, STEP 2 Penyelesaian awal Penyelesaian diperbaiki sudah OPTIMAL Ya

  

Menentukan incoming

variabel, yaitu alokasi

  STEP 3 sel matriks yang kosong di mana ak an dapat menambah total biaya

Indentifikasi outgoing

vari abel , yaitu sel -

matriks tertentu yang

STEP 4

batas alokasinya akan

b e rt amb ah d e n g an

incoming variabel

MENETAPKAN

  

PENYELESAIAN BARU

STEP 5

DENGAN PERBAIKAN

SEPERLUNYA

Gambar 2.1

  

Flow Chart Penyelesaian Masalah Lokasi dengan

Metode Analisis Transportasi

STEP 1 : Penyelesaian Awal

  Sebelum penyelesaian awal ini dibuat maka terlebih dahulu problem yang ada diperhatikan

apakah sudah seimbang atau belum. Maksudnya disini total suplai haruslah sama dengan total

kebutuhan dari masing-masing lokasi tujuannya. Apabila ternyata tidak seimbang maka dibuat

dummy ➽ yang sesuai, seperti apa yang telah dibahas terdahulu. Untuk penyelesaian awal ini bisa dilaksanakan dengan aplikasi salah satu metode, yaitu :

   Metode HeuristicNorthwest Corner Ruler Method (NCR)

   Penyelesaian dalam bentuk pengalokasian harus memenuhi kelayakan (feasible) yaitu sesuai dengan batasan suplai dan demand yang ada. n – 1  Alokasi harus menempati seluruh matriks sel yang ada dan memenuhi persyaratan m (jumlah seluruh batasan sumber supplies dan kebutuhan lokasi tujuan). ➚ ➪ ➶ ➹ ➘➪ ➴  Alokasi sel matriks pada posisi yang tidak membentuk lintasan tertutup (closed path).

  The Least Cost Assignment Routine Method

Heuristic

  Metode heuristic seperti halnya dengan metode yang lain bertujuan untuk meminimumkan total

cost untuk alokasi/distribusi suplai produk untuk setiap lokasi tujuan. Dengan memperhatikan

struktur biaya pengiriman/distribusi (dalam beberapa hal struktur biaya produksi juga akan

digabungkan jadi satu) yang ada, maka alokasi suplai dari masing-masing sumber untuk memenuhi

kebutuhan masing-masing lokasi tujuan diprioritaskan berturut-turut sesuai dengan struktur biaya

yang terkecil, sehingga diharapkan pada akhirnya akan diperoleh total biaya transportasi yang

terkecil.

  Dari langkah Heuristic terlihat pula bahwa alokasi semata-mata hanya dengan melihat unit biaya transportasi yang paling kecil dan hasilnya ternyata juga tetap belum menjamin optimal.

  Northwest – Corner Rule Metode ini juga tergolong sederhana didalam langkah-langkah kerjanya meskipun dalam

beberapa hal dianggap kurang efisien. Disini langkah penyelesaian diawali dengan alokasi pada sel

matriks yang terletak pada pojok kiri atas (northwest) dan memakai suplai dari sumber yang tersedia

semaksimal mungkin disesuaikan dengan kebutuhan dari lokasi tujuannya.

  

Disini pemindahan alokasi secara diagonal tidak diperbolehkan, karena pengalokasiannya hanya

diperbolehkan, karena pengalokasiannya hanya diperbolehkan kearah horizontal dan vertikal. Kalau

kondisi seperti hal tersebut terjadi maka prosedur tersebut akan terhenti dan tidak bisa dilanjutkan.

➬ ➮➱ degeneracy

  

Hal tersebut dapat dipecahkan dengan dimana jalan keluarnya yang bisa dilakukan

adalah dengan mencoba merubah urutan dari baris sumber atau kolom lokasi tujuan.

  Meskipun belum optimal (bandingkan dengan hasil aplikasi metode Heuristic) akan tetapi

metode NCR terlihat cukup sederhana pelaksanaannya. Metode ini tidak memperhatikan unit cost

dari masing-masing sel matriks yang ada pada saat kita mengalokasikan suplai untuk memenuhi

kebutuhan dari lokasi tujuan.

  Vogel’s Approximation Method Metode Vogel’s Approximation (VAM) ditujukan untuk memperbaiki metode NCR dimana disini

unit cost dari tiap-tiap sel matriks akan diperhatikan pada saat alokasi suplai. Langkah-langkah kerja

  

maksimum yang dimungkinkan dalam sel matriks yang justru memiliki nilai unit cost terkecil. Setelah

✃ ❐ ❒❮ ❰ ÏÐ ❐ Ñ itu baris kolom yang telah terpilih ini “dihilangkan” dan langkah kerja kita ulangi lagi Ò Ó seterusnya sampai semua alokasi m n – terpenuhi lengkap. Ỡ Ư

Kalau melihat hasilnya dan alokasi suplai maka terlihat bahwa metode memiliki hasil akhir

yang lebih baik dibandingkan metode NCR ataupun metode Heuristic. Hasil ini masih belum tentu