PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DENGAN PENGUKURAN
WAKTU SECARA LANGSUNG PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN
PADA TAHU
(STUDI KASUS: UKM SETIAWATI PEMBUAT TAHU PEDAS)
Layout Facilities Design with Direct Time Measurement in Work Station of Fill the Ingredient to
Tofu
(Case Study : Setiawati’s Small and Medium Enterprises of Spicy Tofu Maker)
Setiadini
Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia
Jl. Raya Puspiptek, Serpong, Tangerang 15320
setiadini@gmail.com
ABSTRACT
Setiawati’s small and medium enterprises is a spicy tofu manufacturing small and medium
enterpises. Currently, its having some problems in facility layout and physical environment in
work station of fill ingredient to tofu. This study aimed to redesign the facility layout of work
station of fill ingredient to tofu to minimize the standard time to finish the work and applied 5S
method for increase the work porductivity. The standard time measurement for finish the work in
work station of Fill Ingredient to tofu used direct time measurement (stopwatch time study) . The
methode that I used for redisgn the layout facilities is used the nswing space method that based on
order of the process. While the 5S method consists of several steps to regulate workplace
conditions that affect to the effectiveness, efficiency, productivity and safety. Results of this study
concluded that the proposed layout to the final layout used in this study shows the efficiency of
25.09% faster time than first layout. The time required to perform work on the fill the ingridient to
the tofu station know also affected due to the arrangement of the work environment with the 5S
method.
Keywords: facility layout, swing space, stopwatch time study, efficiency, 5S method
PENDAHULUAN
fasilitas yang dirancang dengan baik
Latar Belakang
pada umumnya akan memberikan
Hadiguna
dan
Setiawan
kontribusi
yang
positif
(2008) mendefinisikan tata letak
optimalisasi
sebagai kumpulan unsur-unsur fisik
perusahaan dan pada akhirnya akan
yang diatur mengikuti aturan atau
menjaga
logika tertentu sedangkan Purnomo
perusahaan
(2004)
perusahaan. Jika disusun secara baik,
menyebutkan
tata
letak
proses
dalam
operasi
kelangsungan
serta
hidup
keberhasilan
1
maka operasi kerja menjadi lebih
lingkungan kerja, terlihat bahwa
efektif dan efisien (Wignjosoebroto,
lingkungan kerja kurang tertata rapi,
2009). Pada dasarnya tujuan utama
seperti kondisi lantai dan peralatan
perancangan
adalah
kerja yang masih kotor serta belum
optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas
adanya pemberian label dan batas
operasi
yang
tata
sehingga
letak
nilai
yang
jelas
pada
penempatan
diciptakan oleh sistim produksi akan
peralatan kerja. Kondisi lingkungan
maksimal (Purnomo, 2004).
kerja tersebut memerlukan beberapa
Penelitian ini dilakukan di
upaya perbaikan melalui penerapan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
program “5S” untuk meningkatkan
Setiawati yang merupakan UKM
produktivitas kerja.
yang bergerak di bidang makanan
yaitu pembuatan tahu pedas dan
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, tahap
dilakukan di stasiun kerja Pengisian
pendahuluan terdiri dari identifikasi
Bahan pada Tahu.
hasil
dan perumusan masalah, penetapan
pengamatan yang dilakukan, terdapat
tujuan penelitian, studi literatur, dan
beberapa kendala yaitu tata letak
studi lapangan. Tahap identifikasi
fasilitas kerja yang tidak teratur
dan perumusan masalah yaitu dengan
sesuai urutan pengerjaannya dan
melakukan
waktu produksi yang tidak menentu.
lantai produksi pada Usaha Kecil dan
Dalam mengefisienkan sistem kerja
Menengah
pada stasiun Pengisian Bahan pada
Berdasarkan
Tahu perlu dirancang pengaturan
permasalahan yang terdapat pada
ulang tata letak fasilitas dengan
UKM,
mengukur
penetapan tujuan penelitian yaitu
Berdasarkan
waktu
kerja
secara
melakukan
setiap operator di stasiun Pengisian
fasilitas.
pada
Tahu
memiliki
(UKM)
Studi
terhadap
Setiawati.
identifikasi
selanjutnya
langsung dan diasumsikan bahwa
Bahan
pengamatan
perbaikan
literatur
dilakukan
tata
letak
mencakup
kemampuan dan ketrampilan kerja
studi terhadap beberapa jurnal dan
(skill) yang sama. Pada kondisi fisik
penelitian terdahulu yang berkaitan
2
dengan prinsip pengukuran waktu
Prinsip dalam menerapkan konsep
kerja secara langsung dan Tata letak
yang
fasilitas,
mengidentifikasi
metode
perancangan
pertama
ini
dan
adalah
menjauhkan
fasilitas menggunakan Swing Space,
barang yg tidak diperlukan di tempat
dan penentuan waktu standar dengan
kerja.
stopwatch time study. Sedangkan
b. Seiton (Penataan)
studi
Menata
lapangan
memperoleh
bertujuan
informasi
untuk
barang-barang
yang
mengenai
diperlukan supaya mudah ditemukan
permasalahan yang terdapat pada
oleh siapa saja bila diperlukan.
UKM,
Setiap barang mempunyai tempat
aktivitas
kerja
yang
dilakukan, dan tata letak fasilitas.
Perbaikan kondisi lingkungan
yang pasti, jelas dan diletakkan pada
tempatnya. Adapun metode yang
kerja pada pabrik ini dapat dilakukan
dapat
dengan menerapkan metode 5S. 5S
pengelompokan barang, penyiapan
adalah prinsip yang paling mudah
tempat,
dipahami, prinsip ini memungkinkan
memberi tanda pengenal barang,
untuk memperoleh partisipasi secara
membuat denah/ peta pelaksanaan
total.
barang
Merujuk
kepada
pendapat
digunakan
memberi
adalah
tanda
batas,
seorang pakar bahwa tidak akan
c. Seiso (Pembersihan)
berhasil bila 5S tidak diterapkan,
Membersihkan tempat kerja dengan
sebaliknya
teratur sehingga tidak terdapat debu
keuntungan
yang
diperoleh bila dengan menerapkan
di
5S
Prinsip: bersihkan segala sesuatu
akan
terlihat
dengan
jelas,
lantai,
mesin
diantaranya terciptanya keteraturan
yang
melalui manajemen lingkungan kerja
Membersihkan
yang baik. Menurut Linstiani (2010)
dan menjaga.
penjabaran dari metode “5S” adalah
d. Seiketsu (Pemantapan)
sebagaimana berikut:
Memelihara
a. Seiri (Sisih/Ringkas)
rumah
Menyisihkan
barang-barang
ada
di
dan
tempat
berarti
taraf
tangga
peralatan.
kerja.
memeriksa
kepengurusan
yang
baik
dan
yang
organisasi tempat kerja setiap saat.
tidak diperlukan di tempat kerja.
Prinsip: semua orang memperoleh
3
informasi yang dibutuhkan dengan
apa saja yang perlu diterapkan
tepat waktu. Pertahankanlingkungan
metode 5S ini serta bagaimana cara
3S (Sisih, Susun, Sasap) yang telah
untuk menanggulanginya.
dicapai, cegah kemungkinan terulang
2. Sosialisasi Metode 5S
kotor/ rusak.
Tahap sosialisasi ini adalah tahapan
e. Shitsuke (Pembiasaan)
selanjutnya
Memberikan
penyuluhan
setelah
perancangan
kepada
dilakukan. Pada tahap ini melalui
semua orang agar mematuhi disiplin
bantuan dari pimpinan perusahaan
pengurusan rumah tangga yang baik
dilakukan sosialisasi kepada semua
atas
karyawan
kesadaran
sendiri.
Prinsip:
mengenai
penerapan
berikan pengarahan kepada orang-
metode 5S yang akan dilakukan.
orang untuk berdisiplin mengikuti
Semua
cara dan aturan penanganan house
penjelasan tentang pengertian, tujuan
keeping
kesadaran.
serta manfaat dari metode 5S. Selain
Lakukan apa yang harus dilakukan
itu juga diberikan sosialisasi tentang
dan jangan melakukan apa yang
rancangan metode 5S yang telah
tidak boleh dilakukan.
dibuat.
atas
dasar
Sedangkan
tahapan
Tahapan
menurut
penerapan
(2004)
adalah
diberikan
3. Penerapan Metode 5S
pengolahan data untuk penerapan 5S
Osada
karyawan
ini
merupakan
yang
akan
proses
dilakukan
sebagai berikut:
setelah
1. Perancangan Metode 5S Tahap ini
perancangan
merupakan tahap paling awal dari
Tahapan
penerapan metode 5S, pada tahap ini
merelisiasikan perancangan metode
dilakukan perancangan metode 5S.
5S yang telah dibuat ada 5 aspek
Maksud perancangan disini adalah
yang akan diterapkan yaitu seiri,
lebih kepada perencanaan apa saja
seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke.
yang akan dilakukan nantinya pada
4. Evaluasi Penerapan Metode 5S
tahap
saja
Pada tahap ini dilakukan proses
menentukan lokasi yang dianggap
evaluasi terhadap penerapan yang
bermasalah, menentukan peralatan
telah dilakukan.
penerapan.
Misalnya
dilakukan
dan
ini
proses
sosialisasi
dilakukan
5S.
untuk
4
Tahapan
ini
dilakukan
bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana penerapan 5S yang telah
dilakukan
UKM
Setiawati.
Dari
evaluasi ini nantinya bisa diketahui
apa saja yang telah diterapkan dan
apa saja yang menjadi kendala pada
penerapan metode ini dan pada tahap
evaluasi ini juga dilakukan proses
pengecekan kegiatan yang dilakukan
dengan menggunakan tabel evaluasi
kegiatan. Setelah selesai tahapantahapan
di
atas
maka
langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah
membuat layout akhir berdasarkan
kombinasi antara alternatif tata letak
terbaik dan perancangan metode 5S.
PENGUMPULAN
DAN
PENGOLAHAN DATA
Data
Pengumpulan Data
Bahan pada Tahu
Data Waktu Pengukuran Kerja
Secara Langsung
Tabel 1. Data Waktu Pengisian
Fisik
Stasiun
Pengisian
Gambar 1. Tata Letak Fasilitas
pada Stasiun Pengisian Bahan
pada Tahu sebelum perbaikan
Bahan ke dalam Tahu sebelum
Perbaikan
5
Kurva
Keterangan:
Belajar
menggambarkan
perkembangan penguasaan pekerjaan
O
: Operator
oleh seorang operator dari awal
KB
: Keju Bubuk
mengenal pekerjaan tersebut sampai
B
: Bahan
terbiasa dengan pekerjaan tersebut.
K
: Keju Blok
Pada grafik kurva belajar tersebut
TP
:Tempat Penyimpanan
terlihat bahwa operator pada stasiun
Tahu yang Sudah Diisi Bahan
Pengisian Bahan pada Tahu bahwa
TT
semakin sering pekerjaan dilakukan,
:Tempat Penyimpanan
Tahu yang Masih Kosong
maka pekerja akan semakin cepat
Berdasarkan gambar 1 di
atas, diketahui bahwa sistem kerja di
stasiun Pengisian Bahan pada Tahu
belum ergonomis, karena tata letak
antara fasilitas kerja saat ini melebihi
kemampuan
jangkauan
normal
manusia pada umumnya. Kondisi ini
perlu
diperbaiki
karena
melakukan pekerjaannya.
Uji
Keseragaman
dan
Uji
Kecukupan Pengukuran Waktu
Secara
Langsung
Sebelum
Perbaikan
Grafik 2. Uji Keseragaman data
waktu pengukuran secara langsung
sangat
berpengaruh terhadap performansi
operator dalam bekerja.
Pengolahan Data
Kurva Belajar
Grafik 1. Kurva Belajar Pengisian
Bahan pada Tahu
Uji Kecukupan:Tingkat Ketelitian
5%, Tingkat
Keyakinan 95%
N'
1,960/0.05 (100)(56798,0) - (2380,5)2
2380,5
3,53
Kesimpulan: N’ (3,53) < N (100)
maka
data
yang
ada
mewakili
6
2
populasi yang ada sehingga data
diambil
tahu
cukup.
penyimpanan
dari
tahu
yang
tempat
masih
kosong, kemudian tahu diisi dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
keju blok, lalu diisi dengan keju
Perbaikan
bubuk dan kemudian diisi dengan
Ulang
Tata
Letak
Fasilitas
bahan yang sudah tersdia, setelah
Gambar 2. Tata Letak Fasilitas
selesai,
pada Stasiun Pengisian Bahan
ditempatkan di tempat penyimpanan
pada Tahu setelah perbaikan
tahu yang sudah diisi.
tahu
yang
telah
disii
Data Waktu Pengukuran Kerja
Secara Langsung
Tabel 2. Data Waktu Pengisian
Bahan
ke
dalam
Tahu
setelah
Perbaikan
Keterangan:
Keterangan:
O
: Operator
KB
: Keju Bubuk
B
: Bahan
K
: Keju Blok
TP
:Tempat Penyimpanan
Tahu yang Sudah Diisi Bahan
TT
:Tempat Penyimpanan
Tahu yang Masih Kosong
Perancangan
ulang
fasilitas
dilakukan dengan cara swing space,
yaitu berdasarkan urutan pekerjaan
yang dilakukan. Dalam melakukan
pengisian bahan pada tahu, Pertama
7
Uji
Keseragaman
dan
Uji
Kecukupan Pengukuran Waktu
Secara
Langsung
Setelah
Perbaikan
Grafik 3. Uji Keseragaman data
waktu pengukuran secara langsung
tahap
ini
dilakukan
sebuah
perancangan penerapan apa saja yang
akan dilakukan nantinya. Selain itu
pada
tahap
penentuan
ini
juga
lokasi
dilakukan
yang
akan
diterapkan metode 5S ini.
Seiton, untuk tahap awal
dilakukan
analisis,
kemudian
menentukan tempat penataan yang
tepat, menentukan cara penyimpanan
peralatan
yang
baik,
kemudian
dilakukan kegiatan untuk menaati
aturan
penyimpanan
yang
telah
awal
yang
dibuat.
Seiso,
Terlihat bahwa operator mengerjakan
pekerjaan secara stabil dan waktu
yang diperlukan untuk menyelesikan
pekerjaan
tdaak
melebihi
batas
kontrol atas dan batas kontrol bawah.
Uji Kecukupan:Tingkat Ketelitian
5%, Tingkat Keyakinan 95%
dilakukan
tahap
adalah
melakukan
identifikasi dan menentukan sasaran.
Pada
penelitian
ini
dapat
diidentifikasi bahwa banyak sampah
yang berserakan pada lantai produksi
dan
kurangnya
pembersihan
peralatan setelah selesai bekerja.
1,960/ 0.05 (100)(31886,1) - (1783,2)
N'
4,25
1783,2
2
Setelah
2
masalah dan sasaran dapat
diketahui maka barulah dilakukan
Kesimpulan: N’ (4,25) < N (100)
proses
maka
mewakili
pembersihan lantai produksi maupun
populasi yang ada sehingga data
peralatan yang digunakan. Apabila
cukup.
sudah
Perancangan Metode 5S
dilakukan
data
yang
ada
Tahap ini merupakan tahap
pembersihan
dibersihkan
baik
maka
identifikasi
itu
akan
sumber
penyebab kotoran dan mencari solusi
awal dari penerapan metode 5S. Pada
8
pencegahan agar bisa mengurangi
dijelaskan tentang rancangan 5S
lantai dan peralatan tidak kotor lagi.
yang telah dibuat. Hal ini bertujuan
Seiketsu, perancangan yang
agar para pekerja bisa mengerti dan
akan dilakukan pada tahap ini adalah
memahami tentang 5S, sehingga
pemberian label dan batas area kerja
penerapan 5S bisa lebih mudah untuk
yang bertujuan agar para pekerja
diterapkan.
mengetahui
tempat
dan
batas
penempatan peralatan maupun area
Penerapan Metode 5S
kerja, sehingga nantinya pekerja bisa
Pada
tahap
barulah
terbiasa dengan penerapan metode
metode
5S yang telah dirancang.
lingkungan kerja UKM setiawati
Shitsuke, perancangan yang
5S
ini
diterapkan
pada
1. Seiri
dilakukan pada tahap ini adalah
Metode seiri banyak diterapkan pada
tertuju pada pimpinan perusahaan,
bahan yang tidak diperlukan. Melihat
untuk selalu mengontrol pekerjanya
keadaan tersebut maka diterapkan
agar
seiri yaitu bahan- bahan tersebut
terbiasa
dengan
penerapan
metode 5S ini dengan memberikan
seharusnya
penyuluhan tiap minggu maupun
tidak terjadi pemborosan bahan atau
melakukan
perubahan kualitas rasa pada Tahu.
pengontrolan
secara
langsung ke lapangan.
Dari
dipisahkan
hasil
pemilahan
sehingga
ini
maka
diperoleh keadaan lantai terlihat
Sosialisasi Penerapan Metode 5S
Setelah tahap perancangan
selesai
dilakukan,
maka
barulah
lebih memiliki ruangan sehingga
pekerja
lebih
leluasa
untuk
melakukan pekerjaannya.
dilakukan tahap sosialisasi. Pada
2. Seiton
tahap
sosialisasi
Seiton merupakan S yang kedua dari
penjelasan
metode
ini
dilakukan
dengan
memberikan
tentang
5S
dan
memberikan
5S.
merupakan
Pada
tahap
kelanjutan
ini
dari
pengarahan bagaimana cara untuk
seiri,ndimana dari hasil pemilahan
mengaplikasikan metode ini pada
yang
lingkungan kerja, selain itu juga
dilanjutkan dengan proses penataan
telah
dilakukan
akan
9
peralatan yang telah dipilah tersebut.
penerapan yang telah dilakukan tetap
Misalnya bahan- bahan yang tidak
berlangsung terus menerus bukan
diperlukan
dalam
untuk sementara saja dengan cara
kulkas sehingga pekerja lebih mudah
pembuatan label pada peralatant.
untuk mencari dan mengambilnya
Selain itu juga dilakukan pembuatan
apabila dibutuhkan.
garis batas area kerja yang bertujuan
3. Seiso
agar penyusunan peralatan kerja
Pada tahap ini hal yang dilakukan
lebih tertata dengan baik. Dengan
adalah proses pembersihan. Adapun
adanya pembuatan labeling dan garis
pembersihan yang dilakukan adalah
batas
pembersihan terhadap lantai produksi
karyawan
dan peralatan yang digunakan untuk
penempatan
proses pengisian bahan pada tahu
digunakan dan mengetahui batas
yaitu piring dan nampah. Lantai
areanya, sehingga penerapan ini bisa
pabrik dibersihkan dari sampah-
berlangsung terus menerus.
sampah baik itu sampah plastik.
5. Shitsuke
Pembersihan
ini
Tahap ini merupakan bagian terakhir
dan
dari metode 5S. Pada bagian ini lebih
saat
memfokuskan bagaimana cara untuk
diletakkan
bertujuan
lantai
demi
kenyaman
di
produksi
keamanan
pekerja
pada
area
kerja
bisa
membuat
mengetahui
dimana
peralatan
yang
melakukan pekerjaannya, karena jika
membiasakan
lantai licin dan kotor bisa membuat
penerapan metode ini. untuk itu
pekerja
diperlukan
tergelincir
Sedangkan
untuk
dan
jatuh.
pembersihan
diri
terhadap
kesadaran
dari
para
pekerja untuk memiliki pola kerja
peralatan kerja dilakukan dengan
yang
sesuai
metode
tujuan perawatan terhadap peralatan
kenyamanan dan keamaan dalam
tersebut.
bekerja. Mengingat sifat manusia
4. Seiketsu
yang
Pada tahap ini lebih mengarah pada
seseorang yang bisa mengontrolnya.
proses pemantapan terhadap metode
Dalam
5S yang telah diterapkan. Pada tahap
dibutuhkan untuk peduli dan mampu
ini dilakukan suatu upaya bagaimana
mengontrol
berbeda-beda
hal
ini
5S
maka
peran
pekerja
demi
perlu
pimpinan
agar
selalu
10
menjaga
lingkungan
kerja
Setelah Perbaikan
berdasarkan metode 5S yang telah
Waktu Normal = Waktu Siklus x P =
diterapkan.
1783,2 x 1,08 = 1925,856 detik
Waktu Baku
Penentuan Waktu Baku
Untuk
menentukan
(Waktu Normal x Allowance)
baku
= 1925,856 + (1925,856 x 0,23) =
proses,
maka
2368,8029 detik
penentuan
faktor
Dengan
penyelesaian
diperlukan
= Waktu Normal +
waktu
memperhitungkan
faktor
penyesuaian dan kelonggaran. Nilai
kelonggaran dan penyesuaian yang
penyesuaian
sesuai
ditentukan
yang
diberikan
dengan
kondisi
operator
berdasarkan
metode
Pengisian bahan pada tahu, maka
Besarnya
faktor
diperoleh total waktu baku yang
penyesuaian dan faktor kelonggaran
dibutuhkan untuk menyelesaikan 100
dapat dilihat pada tabel dibawah ini
tahu di stasiun pengisian bahan pada
objektif.
tahu yakni selama 2368,8029 detik.
SIMPULAN
Berikut
ini
kesimpulan
yang
diperoleh dari hasil penelitian di
stasiun Pengisian Bahan pada Tahu:
• Telah dilakukan perbaikan metode
kerja di stasiun Pengisian Bahan
pada Tahu yaitu perbaikan pada tata
Sebelum Perbaikan
Waktu Normal = Waktu Siklus x P =
2380,5 x 1,08 = 2570,94 detik
Waktu Baku
= Waktu Normal +
(Waktu Normal x Allowance)
= 2570,94 + (2570,94 x 0,23) =
3162,2562 detik
letak (layout) fasilitas.
• Waktu standar yang dihasilkan dari
perbaikan
peracangan
tata
letak
(layout) fasilitas ditunjukkan sebagai
berikut :
Waktu baku cara kerja dari tata letak
fasilitas saat ini
: 2380,5 detik
11
Waktu baku cara kerja dari tata letak
usulan usulan
: 1783,2 detik
Rancangan ulang tata letak dan
fasilitas
di
stasiun
pengisian
bahan pada tahu menghasilkan
efisien waktu standar 25,09% jika
dibandingkan
dengan
layout
fasilitas yang lama Penelitian ini
berhasil menerapkan metode 5S di
UKM
Setiawati.
Melalui
penerapan metode 5S ini kondisi
fisik lingkungan kerja di stasiun
kerja Pengisian Bahan pada Tahu
lebih tertata rapi dan berpengaruh
pada kenyamanan pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Talib Bon, Aliza Ariffi.
2007. An Impact Time Motion
Study
on
Small
Medium
Enterprise
Apple J. M., 1990. Tata Letak
Pabrik dan PemindahanBahan. Edisi
ketiga. ITB. Bandung.
Hackman, J. R., & Oldham,
G. R. (1980). Work redesign.
Reading, MA: Addison-Wesley.
Hadiguna, R. A., dan
Setiawan, H., 2008. Tata Letak
Pabrik.Andi. Yogyakarta
Hashim, Nor Diana. 2008.
Time Study Method Implementation
In
Manufacturing
Industry
.Malaysia: University Technical
Malaysia Melaka
Heragu, S. 2006, Facilities
Design (Second Edition), New York :
iUniverse, Inc.
LawrenceS. Aft (2001).
Work Measurement and Method
Improvement . John Wiley and Sons
Inc
Parker, S., & Wall, T. (1998).
Job and work design: Organizing
work to promote well-being and
effectiveness. Thousand Oaks, CA:
Sage.
Purnomo, H., 2004.
Perencanaan dan Perancangan
Fasilitas. Cetakan Pertama. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Seratun Jannat, M. Mazharul
Hoque,Nazia Sultana, I. Jahan
Chowdhury. 2009. Time Study of a
furnitre industry: a case study at
navana
furniture
industry.
Department of Industrial and
Production Engineering, Bangladesh
University of Engineering and
Technology,Dhaka-1000,Bangladesh
.
.
Wignjosoebroto, S., 2009. Tata Letak
Pabrik dan Pemindahan Bahan.
Edisi ketiga. Guna Widya. Surabaya.
12
WAKTU SECARA LANGSUNG PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN
PADA TAHU
(STUDI KASUS: UKM SETIAWATI PEMBUAT TAHU PEDAS)
Layout Facilities Design with Direct Time Measurement in Work Station of Fill the Ingredient to
Tofu
(Case Study : Setiawati’s Small and Medium Enterprises of Spicy Tofu Maker)
Setiadini
Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia
Jl. Raya Puspiptek, Serpong, Tangerang 15320
setiadini@gmail.com
ABSTRACT
Setiawati’s small and medium enterprises is a spicy tofu manufacturing small and medium
enterpises. Currently, its having some problems in facility layout and physical environment in
work station of fill ingredient to tofu. This study aimed to redesign the facility layout of work
station of fill ingredient to tofu to minimize the standard time to finish the work and applied 5S
method for increase the work porductivity. The standard time measurement for finish the work in
work station of Fill Ingredient to tofu used direct time measurement (stopwatch time study) . The
methode that I used for redisgn the layout facilities is used the nswing space method that based on
order of the process. While the 5S method consists of several steps to regulate workplace
conditions that affect to the effectiveness, efficiency, productivity and safety. Results of this study
concluded that the proposed layout to the final layout used in this study shows the efficiency of
25.09% faster time than first layout. The time required to perform work on the fill the ingridient to
the tofu station know also affected due to the arrangement of the work environment with the 5S
method.
Keywords: facility layout, swing space, stopwatch time study, efficiency, 5S method
PENDAHULUAN
fasilitas yang dirancang dengan baik
Latar Belakang
pada umumnya akan memberikan
Hadiguna
dan
Setiawan
kontribusi
yang
positif
(2008) mendefinisikan tata letak
optimalisasi
sebagai kumpulan unsur-unsur fisik
perusahaan dan pada akhirnya akan
yang diatur mengikuti aturan atau
menjaga
logika tertentu sedangkan Purnomo
perusahaan
(2004)
perusahaan. Jika disusun secara baik,
menyebutkan
tata
letak
proses
dalam
operasi
kelangsungan
serta
hidup
keberhasilan
1
maka operasi kerja menjadi lebih
lingkungan kerja, terlihat bahwa
efektif dan efisien (Wignjosoebroto,
lingkungan kerja kurang tertata rapi,
2009). Pada dasarnya tujuan utama
seperti kondisi lantai dan peralatan
perancangan
adalah
kerja yang masih kotor serta belum
optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas
adanya pemberian label dan batas
operasi
yang
tata
sehingga
letak
nilai
yang
jelas
pada
penempatan
diciptakan oleh sistim produksi akan
peralatan kerja. Kondisi lingkungan
maksimal (Purnomo, 2004).
kerja tersebut memerlukan beberapa
Penelitian ini dilakukan di
upaya perbaikan melalui penerapan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
program “5S” untuk meningkatkan
Setiawati yang merupakan UKM
produktivitas kerja.
yang bergerak di bidang makanan
yaitu pembuatan tahu pedas dan
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, tahap
dilakukan di stasiun kerja Pengisian
pendahuluan terdiri dari identifikasi
Bahan pada Tahu.
hasil
dan perumusan masalah, penetapan
pengamatan yang dilakukan, terdapat
tujuan penelitian, studi literatur, dan
beberapa kendala yaitu tata letak
studi lapangan. Tahap identifikasi
fasilitas kerja yang tidak teratur
dan perumusan masalah yaitu dengan
sesuai urutan pengerjaannya dan
melakukan
waktu produksi yang tidak menentu.
lantai produksi pada Usaha Kecil dan
Dalam mengefisienkan sistem kerja
Menengah
pada stasiun Pengisian Bahan pada
Berdasarkan
Tahu perlu dirancang pengaturan
permasalahan yang terdapat pada
ulang tata letak fasilitas dengan
UKM,
mengukur
penetapan tujuan penelitian yaitu
Berdasarkan
waktu
kerja
secara
melakukan
setiap operator di stasiun Pengisian
fasilitas.
pada
Tahu
memiliki
(UKM)
Studi
terhadap
Setiawati.
identifikasi
selanjutnya
langsung dan diasumsikan bahwa
Bahan
pengamatan
perbaikan
literatur
dilakukan
tata
letak
mencakup
kemampuan dan ketrampilan kerja
studi terhadap beberapa jurnal dan
(skill) yang sama. Pada kondisi fisik
penelitian terdahulu yang berkaitan
2
dengan prinsip pengukuran waktu
Prinsip dalam menerapkan konsep
kerja secara langsung dan Tata letak
yang
fasilitas,
mengidentifikasi
metode
perancangan
pertama
ini
dan
adalah
menjauhkan
fasilitas menggunakan Swing Space,
barang yg tidak diperlukan di tempat
dan penentuan waktu standar dengan
kerja.
stopwatch time study. Sedangkan
b. Seiton (Penataan)
studi
Menata
lapangan
memperoleh
bertujuan
informasi
untuk
barang-barang
yang
mengenai
diperlukan supaya mudah ditemukan
permasalahan yang terdapat pada
oleh siapa saja bila diperlukan.
UKM,
Setiap barang mempunyai tempat
aktivitas
kerja
yang
dilakukan, dan tata letak fasilitas.
Perbaikan kondisi lingkungan
yang pasti, jelas dan diletakkan pada
tempatnya. Adapun metode yang
kerja pada pabrik ini dapat dilakukan
dapat
dengan menerapkan metode 5S. 5S
pengelompokan barang, penyiapan
adalah prinsip yang paling mudah
tempat,
dipahami, prinsip ini memungkinkan
memberi tanda pengenal barang,
untuk memperoleh partisipasi secara
membuat denah/ peta pelaksanaan
total.
barang
Merujuk
kepada
pendapat
digunakan
memberi
adalah
tanda
batas,
seorang pakar bahwa tidak akan
c. Seiso (Pembersihan)
berhasil bila 5S tidak diterapkan,
Membersihkan tempat kerja dengan
sebaliknya
teratur sehingga tidak terdapat debu
keuntungan
yang
diperoleh bila dengan menerapkan
di
5S
Prinsip: bersihkan segala sesuatu
akan
terlihat
dengan
jelas,
lantai,
mesin
diantaranya terciptanya keteraturan
yang
melalui manajemen lingkungan kerja
Membersihkan
yang baik. Menurut Linstiani (2010)
dan menjaga.
penjabaran dari metode “5S” adalah
d. Seiketsu (Pemantapan)
sebagaimana berikut:
Memelihara
a. Seiri (Sisih/Ringkas)
rumah
Menyisihkan
barang-barang
ada
di
dan
tempat
berarti
taraf
tangga
peralatan.
kerja.
memeriksa
kepengurusan
yang
baik
dan
yang
organisasi tempat kerja setiap saat.
tidak diperlukan di tempat kerja.
Prinsip: semua orang memperoleh
3
informasi yang dibutuhkan dengan
apa saja yang perlu diterapkan
tepat waktu. Pertahankanlingkungan
metode 5S ini serta bagaimana cara
3S (Sisih, Susun, Sasap) yang telah
untuk menanggulanginya.
dicapai, cegah kemungkinan terulang
2. Sosialisasi Metode 5S
kotor/ rusak.
Tahap sosialisasi ini adalah tahapan
e. Shitsuke (Pembiasaan)
selanjutnya
Memberikan
penyuluhan
setelah
perancangan
kepada
dilakukan. Pada tahap ini melalui
semua orang agar mematuhi disiplin
bantuan dari pimpinan perusahaan
pengurusan rumah tangga yang baik
dilakukan sosialisasi kepada semua
atas
karyawan
kesadaran
sendiri.
Prinsip:
mengenai
penerapan
berikan pengarahan kepada orang-
metode 5S yang akan dilakukan.
orang untuk berdisiplin mengikuti
Semua
cara dan aturan penanganan house
penjelasan tentang pengertian, tujuan
keeping
kesadaran.
serta manfaat dari metode 5S. Selain
Lakukan apa yang harus dilakukan
itu juga diberikan sosialisasi tentang
dan jangan melakukan apa yang
rancangan metode 5S yang telah
tidak boleh dilakukan.
dibuat.
atas
dasar
Sedangkan
tahapan
Tahapan
menurut
penerapan
(2004)
adalah
diberikan
3. Penerapan Metode 5S
pengolahan data untuk penerapan 5S
Osada
karyawan
ini
merupakan
yang
akan
proses
dilakukan
sebagai berikut:
setelah
1. Perancangan Metode 5S Tahap ini
perancangan
merupakan tahap paling awal dari
Tahapan
penerapan metode 5S, pada tahap ini
merelisiasikan perancangan metode
dilakukan perancangan metode 5S.
5S yang telah dibuat ada 5 aspek
Maksud perancangan disini adalah
yang akan diterapkan yaitu seiri,
lebih kepada perencanaan apa saja
seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke.
yang akan dilakukan nantinya pada
4. Evaluasi Penerapan Metode 5S
tahap
saja
Pada tahap ini dilakukan proses
menentukan lokasi yang dianggap
evaluasi terhadap penerapan yang
bermasalah, menentukan peralatan
telah dilakukan.
penerapan.
Misalnya
dilakukan
dan
ini
proses
sosialisasi
dilakukan
5S.
untuk
4
Tahapan
ini
dilakukan
bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana penerapan 5S yang telah
dilakukan
UKM
Setiawati.
Dari
evaluasi ini nantinya bisa diketahui
apa saja yang telah diterapkan dan
apa saja yang menjadi kendala pada
penerapan metode ini dan pada tahap
evaluasi ini juga dilakukan proses
pengecekan kegiatan yang dilakukan
dengan menggunakan tabel evaluasi
kegiatan. Setelah selesai tahapantahapan
di
atas
maka
langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah
membuat layout akhir berdasarkan
kombinasi antara alternatif tata letak
terbaik dan perancangan metode 5S.
PENGUMPULAN
DAN
PENGOLAHAN DATA
Data
Pengumpulan Data
Bahan pada Tahu
Data Waktu Pengukuran Kerja
Secara Langsung
Tabel 1. Data Waktu Pengisian
Fisik
Stasiun
Pengisian
Gambar 1. Tata Letak Fasilitas
pada Stasiun Pengisian Bahan
pada Tahu sebelum perbaikan
Bahan ke dalam Tahu sebelum
Perbaikan
5
Kurva
Keterangan:
Belajar
menggambarkan
perkembangan penguasaan pekerjaan
O
: Operator
oleh seorang operator dari awal
KB
: Keju Bubuk
mengenal pekerjaan tersebut sampai
B
: Bahan
terbiasa dengan pekerjaan tersebut.
K
: Keju Blok
Pada grafik kurva belajar tersebut
TP
:Tempat Penyimpanan
terlihat bahwa operator pada stasiun
Tahu yang Sudah Diisi Bahan
Pengisian Bahan pada Tahu bahwa
TT
semakin sering pekerjaan dilakukan,
:Tempat Penyimpanan
Tahu yang Masih Kosong
maka pekerja akan semakin cepat
Berdasarkan gambar 1 di
atas, diketahui bahwa sistem kerja di
stasiun Pengisian Bahan pada Tahu
belum ergonomis, karena tata letak
antara fasilitas kerja saat ini melebihi
kemampuan
jangkauan
normal
manusia pada umumnya. Kondisi ini
perlu
diperbaiki
karena
melakukan pekerjaannya.
Uji
Keseragaman
dan
Uji
Kecukupan Pengukuran Waktu
Secara
Langsung
Sebelum
Perbaikan
Grafik 2. Uji Keseragaman data
waktu pengukuran secara langsung
sangat
berpengaruh terhadap performansi
operator dalam bekerja.
Pengolahan Data
Kurva Belajar
Grafik 1. Kurva Belajar Pengisian
Bahan pada Tahu
Uji Kecukupan:Tingkat Ketelitian
5%, Tingkat
Keyakinan 95%
N'
1,960/0.05 (100)(56798,0) - (2380,5)2
2380,5
3,53
Kesimpulan: N’ (3,53) < N (100)
maka
data
yang
ada
mewakili
6
2
populasi yang ada sehingga data
diambil
tahu
cukup.
penyimpanan
dari
tahu
yang
tempat
masih
kosong, kemudian tahu diisi dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
keju blok, lalu diisi dengan keju
Perbaikan
bubuk dan kemudian diisi dengan
Ulang
Tata
Letak
Fasilitas
bahan yang sudah tersdia, setelah
Gambar 2. Tata Letak Fasilitas
selesai,
pada Stasiun Pengisian Bahan
ditempatkan di tempat penyimpanan
pada Tahu setelah perbaikan
tahu yang sudah diisi.
tahu
yang
telah
disii
Data Waktu Pengukuran Kerja
Secara Langsung
Tabel 2. Data Waktu Pengisian
Bahan
ke
dalam
Tahu
setelah
Perbaikan
Keterangan:
Keterangan:
O
: Operator
KB
: Keju Bubuk
B
: Bahan
K
: Keju Blok
TP
:Tempat Penyimpanan
Tahu yang Sudah Diisi Bahan
TT
:Tempat Penyimpanan
Tahu yang Masih Kosong
Perancangan
ulang
fasilitas
dilakukan dengan cara swing space,
yaitu berdasarkan urutan pekerjaan
yang dilakukan. Dalam melakukan
pengisian bahan pada tahu, Pertama
7
Uji
Keseragaman
dan
Uji
Kecukupan Pengukuran Waktu
Secara
Langsung
Setelah
Perbaikan
Grafik 3. Uji Keseragaman data
waktu pengukuran secara langsung
tahap
ini
dilakukan
sebuah
perancangan penerapan apa saja yang
akan dilakukan nantinya. Selain itu
pada
tahap
penentuan
ini
juga
lokasi
dilakukan
yang
akan
diterapkan metode 5S ini.
Seiton, untuk tahap awal
dilakukan
analisis,
kemudian
menentukan tempat penataan yang
tepat, menentukan cara penyimpanan
peralatan
yang
baik,
kemudian
dilakukan kegiatan untuk menaati
aturan
penyimpanan
yang
telah
awal
yang
dibuat.
Seiso,
Terlihat bahwa operator mengerjakan
pekerjaan secara stabil dan waktu
yang diperlukan untuk menyelesikan
pekerjaan
tdaak
melebihi
batas
kontrol atas dan batas kontrol bawah.
Uji Kecukupan:Tingkat Ketelitian
5%, Tingkat Keyakinan 95%
dilakukan
tahap
adalah
melakukan
identifikasi dan menentukan sasaran.
Pada
penelitian
ini
dapat
diidentifikasi bahwa banyak sampah
yang berserakan pada lantai produksi
dan
kurangnya
pembersihan
peralatan setelah selesai bekerja.
1,960/ 0.05 (100)(31886,1) - (1783,2)
N'
4,25
1783,2
2
Setelah
2
masalah dan sasaran dapat
diketahui maka barulah dilakukan
Kesimpulan: N’ (4,25) < N (100)
proses
maka
mewakili
pembersihan lantai produksi maupun
populasi yang ada sehingga data
peralatan yang digunakan. Apabila
cukup.
sudah
Perancangan Metode 5S
dilakukan
data
yang
ada
Tahap ini merupakan tahap
pembersihan
dibersihkan
baik
maka
identifikasi
itu
akan
sumber
penyebab kotoran dan mencari solusi
awal dari penerapan metode 5S. Pada
8
pencegahan agar bisa mengurangi
dijelaskan tentang rancangan 5S
lantai dan peralatan tidak kotor lagi.
yang telah dibuat. Hal ini bertujuan
Seiketsu, perancangan yang
agar para pekerja bisa mengerti dan
akan dilakukan pada tahap ini adalah
memahami tentang 5S, sehingga
pemberian label dan batas area kerja
penerapan 5S bisa lebih mudah untuk
yang bertujuan agar para pekerja
diterapkan.
mengetahui
tempat
dan
batas
penempatan peralatan maupun area
Penerapan Metode 5S
kerja, sehingga nantinya pekerja bisa
Pada
tahap
barulah
terbiasa dengan penerapan metode
metode
5S yang telah dirancang.
lingkungan kerja UKM setiawati
Shitsuke, perancangan yang
5S
ini
diterapkan
pada
1. Seiri
dilakukan pada tahap ini adalah
Metode seiri banyak diterapkan pada
tertuju pada pimpinan perusahaan,
bahan yang tidak diperlukan. Melihat
untuk selalu mengontrol pekerjanya
keadaan tersebut maka diterapkan
agar
seiri yaitu bahan- bahan tersebut
terbiasa
dengan
penerapan
metode 5S ini dengan memberikan
seharusnya
penyuluhan tiap minggu maupun
tidak terjadi pemborosan bahan atau
melakukan
perubahan kualitas rasa pada Tahu.
pengontrolan
secara
langsung ke lapangan.
Dari
dipisahkan
hasil
pemilahan
sehingga
ini
maka
diperoleh keadaan lantai terlihat
Sosialisasi Penerapan Metode 5S
Setelah tahap perancangan
selesai
dilakukan,
maka
barulah
lebih memiliki ruangan sehingga
pekerja
lebih
leluasa
untuk
melakukan pekerjaannya.
dilakukan tahap sosialisasi. Pada
2. Seiton
tahap
sosialisasi
Seiton merupakan S yang kedua dari
penjelasan
metode
ini
dilakukan
dengan
memberikan
tentang
5S
dan
memberikan
5S.
merupakan
Pada
tahap
kelanjutan
ini
dari
pengarahan bagaimana cara untuk
seiri,ndimana dari hasil pemilahan
mengaplikasikan metode ini pada
yang
lingkungan kerja, selain itu juga
dilanjutkan dengan proses penataan
telah
dilakukan
akan
9
peralatan yang telah dipilah tersebut.
penerapan yang telah dilakukan tetap
Misalnya bahan- bahan yang tidak
berlangsung terus menerus bukan
diperlukan
dalam
untuk sementara saja dengan cara
kulkas sehingga pekerja lebih mudah
pembuatan label pada peralatant.
untuk mencari dan mengambilnya
Selain itu juga dilakukan pembuatan
apabila dibutuhkan.
garis batas area kerja yang bertujuan
3. Seiso
agar penyusunan peralatan kerja
Pada tahap ini hal yang dilakukan
lebih tertata dengan baik. Dengan
adalah proses pembersihan. Adapun
adanya pembuatan labeling dan garis
pembersihan yang dilakukan adalah
batas
pembersihan terhadap lantai produksi
karyawan
dan peralatan yang digunakan untuk
penempatan
proses pengisian bahan pada tahu
digunakan dan mengetahui batas
yaitu piring dan nampah. Lantai
areanya, sehingga penerapan ini bisa
pabrik dibersihkan dari sampah-
berlangsung terus menerus.
sampah baik itu sampah plastik.
5. Shitsuke
Pembersihan
ini
Tahap ini merupakan bagian terakhir
dan
dari metode 5S. Pada bagian ini lebih
saat
memfokuskan bagaimana cara untuk
diletakkan
bertujuan
lantai
demi
kenyaman
di
produksi
keamanan
pekerja
pada
area
kerja
bisa
membuat
mengetahui
dimana
peralatan
yang
melakukan pekerjaannya, karena jika
membiasakan
lantai licin dan kotor bisa membuat
penerapan metode ini. untuk itu
pekerja
diperlukan
tergelincir
Sedangkan
untuk
dan
jatuh.
pembersihan
diri
terhadap
kesadaran
dari
para
pekerja untuk memiliki pola kerja
peralatan kerja dilakukan dengan
yang
sesuai
metode
tujuan perawatan terhadap peralatan
kenyamanan dan keamaan dalam
tersebut.
bekerja. Mengingat sifat manusia
4. Seiketsu
yang
Pada tahap ini lebih mengarah pada
seseorang yang bisa mengontrolnya.
proses pemantapan terhadap metode
Dalam
5S yang telah diterapkan. Pada tahap
dibutuhkan untuk peduli dan mampu
ini dilakukan suatu upaya bagaimana
mengontrol
berbeda-beda
hal
ini
5S
maka
peran
pekerja
demi
perlu
pimpinan
agar
selalu
10
menjaga
lingkungan
kerja
Setelah Perbaikan
berdasarkan metode 5S yang telah
Waktu Normal = Waktu Siklus x P =
diterapkan.
1783,2 x 1,08 = 1925,856 detik
Waktu Baku
Penentuan Waktu Baku
Untuk
menentukan
(Waktu Normal x Allowance)
baku
= 1925,856 + (1925,856 x 0,23) =
proses,
maka
2368,8029 detik
penentuan
faktor
Dengan
penyelesaian
diperlukan
= Waktu Normal +
waktu
memperhitungkan
faktor
penyesuaian dan kelonggaran. Nilai
kelonggaran dan penyesuaian yang
penyesuaian
sesuai
ditentukan
yang
diberikan
dengan
kondisi
operator
berdasarkan
metode
Pengisian bahan pada tahu, maka
Besarnya
faktor
diperoleh total waktu baku yang
penyesuaian dan faktor kelonggaran
dibutuhkan untuk menyelesaikan 100
dapat dilihat pada tabel dibawah ini
tahu di stasiun pengisian bahan pada
objektif.
tahu yakni selama 2368,8029 detik.
SIMPULAN
Berikut
ini
kesimpulan
yang
diperoleh dari hasil penelitian di
stasiun Pengisian Bahan pada Tahu:
• Telah dilakukan perbaikan metode
kerja di stasiun Pengisian Bahan
pada Tahu yaitu perbaikan pada tata
Sebelum Perbaikan
Waktu Normal = Waktu Siklus x P =
2380,5 x 1,08 = 2570,94 detik
Waktu Baku
= Waktu Normal +
(Waktu Normal x Allowance)
= 2570,94 + (2570,94 x 0,23) =
3162,2562 detik
letak (layout) fasilitas.
• Waktu standar yang dihasilkan dari
perbaikan
peracangan
tata
letak
(layout) fasilitas ditunjukkan sebagai
berikut :
Waktu baku cara kerja dari tata letak
fasilitas saat ini
: 2380,5 detik
11
Waktu baku cara kerja dari tata letak
usulan usulan
: 1783,2 detik
Rancangan ulang tata letak dan
fasilitas
di
stasiun
pengisian
bahan pada tahu menghasilkan
efisien waktu standar 25,09% jika
dibandingkan
dengan
layout
fasilitas yang lama Penelitian ini
berhasil menerapkan metode 5S di
UKM
Setiawati.
Melalui
penerapan metode 5S ini kondisi
fisik lingkungan kerja di stasiun
kerja Pengisian Bahan pada Tahu
lebih tertata rapi dan berpengaruh
pada kenyamanan pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Talib Bon, Aliza Ariffi.
2007. An Impact Time Motion
Study
on
Small
Medium
Enterprise
Apple J. M., 1990. Tata Letak
Pabrik dan PemindahanBahan. Edisi
ketiga. ITB. Bandung.
Hackman, J. R., & Oldham,
G. R. (1980). Work redesign.
Reading, MA: Addison-Wesley.
Hadiguna, R. A., dan
Setiawan, H., 2008. Tata Letak
Pabrik.Andi. Yogyakarta
Hashim, Nor Diana. 2008.
Time Study Method Implementation
In
Manufacturing
Industry
.Malaysia: University Technical
Malaysia Melaka
Heragu, S. 2006, Facilities
Design (Second Edition), New York :
iUniverse, Inc.
LawrenceS. Aft (2001).
Work Measurement and Method
Improvement . John Wiley and Sons
Inc
Parker, S., & Wall, T. (1998).
Job and work design: Organizing
work to promote well-being and
effectiveness. Thousand Oaks, CA:
Sage.
Purnomo, H., 2004.
Perencanaan dan Perancangan
Fasilitas. Cetakan Pertama. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Seratun Jannat, M. Mazharul
Hoque,Nazia Sultana, I. Jahan
Chowdhury. 2009. Time Study of a
furnitre industry: a case study at
navana
furniture
industry.
Department of Industrial and
Production Engineering, Bangladesh
University of Engineering and
Technology,Dhaka-1000,Bangladesh
.
.
Wignjosoebroto, S., 2009. Tata Letak
Pabrik dan Pemindahan Bahan.
Edisi ketiga. Guna Widya. Surabaya.
12