Desain Lanskap Kebun Percobaan Sindang Barang sebagai Sarana Agrowidyawisata

DESAIN LANSKAP KEBUN PERCOBAAN SINDANG BARANG
SEBAGAI SARANA AGROWIDYAWISATA

FAUZAN MUHAMAD FAHRUDIN

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Lanskap Kebun
Percobaan Sindang Barang sebagai Sarana Agrowidyawisata adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014
Fauzan Muhamad Fahrudin
NIM A44090095

ABSTRAK
FAUZAN MUHAMAD FAHRUDIN. Desain Lanskap Kebun Peccobaan
Sindang barang Sebagai Sarana Agrowidyawisata. Dibimbing oleh AKHMAD
ARIFIN HADI.

Kebun Percoban Sindang Barang (KPSB) merupakan salah satu fasilitas
pendukung kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat. KPSB
merupakan salah satu unit dari University Farm (UF) IPB dengan luas 78 750 m2,
termasuk di dalamnya Blok tanaman, kebun penelitian, dan bangunan serta
fasilitas pendukung. Kondisi KPSB saat ini kurang berfungsi secara optimal dan
kurang dimanfaatkan dengan baik karena kurangnya fasilitas yang tersedia. Oleh
sebab itu diperlukan adanya desain lanskap sebagai acuan dalam pengembangan
KPSB di masa yang akan datang. Tujuan penelitian yang dilakukan di KPSB ini
adalah untuk merancang kebun percobaan dengan konsep tekno-ekologis.
Penelitian ini menggunakan metode survei dan deskritpif dengan pendekatan
desain yang dilakukan Bell (2008). Konsep desain yang dihadirkan adalah

agrowidyawisata tekno-ekologis. Konsep ini menghadirkan fasilitas utama untuk
keperluan pendidikan dan penelitian, namun dapat digunakan pula untuk kegiatan
agrowidyawisata. Zona yang direncanakan yang dalam penelitian ini yaitu:
penerimaan (9%), pertanian (27%), edukasi (23%), ternak (11%), talun (20%),
dan wisata (10%). Pembagian zonasi tersebut, diharapkan kegiatan
agrowidyawisata dapat terlaksana dengan baik di masa yang akan datang.
Kata kunci: agrowidyawisata, desain lanskap, kebun percobaan.

ABSTRACT
FAUZAN MUHAMAD FAHRUDIN. Sindang Barang Experimental Field
Landscape Design as Agrotourism Facilities. Supervised by AKHMAD ARIFIN
HADI.
.

Sindang Barang Experimental Field (KPSB) is one of a supporting facilities
for research, education, and community service. KPSB is one of University Farm
(UF) of IPB, with total area 78 750 m2, consist of planting Bloks, research garden,
building, and supporting facilities. Recently, KPSB is not used optimally and and
not put in good use due to lack of facilities. Therefore, landscape design of KPSB
is needed as a reference for future development of KPSB. The purpose of this

study is designing an experimental field with techno-ecologycal farming concept.
This research used survey and descriptive method with the design phase approach
followed Bell (2008). The main design concept is techno-ecological agro tourism.
This design was not only concern about research and education activities, but also
how to support agro tourism. The zoning in this design are: welcome area (9%),
agriculture (27%), education (23%), fisheries (11%), talun (20%), and tourism
(10%). In the future, it is expected that agrotourism activities can be done well on
KPSB.
Key words: Agro-tourism, field laboratory, landscape design.

DESAIN LANSKAP KEBUN PERCOBAAN SINDANG BARANG
SEBAGAI SARANA AGROWIDYAWISATA

FAUZAN MUHAMAD FAHRUDIN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap


DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
peninjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Judul Skripsi : Desain Lanskap Kebun Percobaan Sindang Barang sebagai
Sarana Agrowidyawisata
Nama

: Fauzan Muhamad Fahrudin
NIM
: A44090095

Disetujui oleh

Akhmad Arifin Hadi, SP. MA.
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat ilmu, rahmat,
dan hidayah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
penelitian ini. Judul skripsi yang dipilih adalah “Desain Lanskap Kebun

Percobaan Sindang Barang sebagai Sarana Agrowidyawisata”. Skripsi penelitian
ini berisi tentang hasil penelitian untuk menyelesaikan masalah kondisi Kebun
Percobaan Sindang Barang. Permasalahan yang terjadi adalah Kebun Percobaan
Sindang Barang yang belum dipergunakan secara optimal untuk kepentingan
penelitian dan agrowisata karena belum pernah dilakukan renovasi sejak pertama
kali dibangun. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi alternatif desain
bagi University Farm IPB, yang dalam hal ini adalah pengelola Kebun Percobaan
Sindang Barang.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Akhmad Arifin Hadi, SP.,
MA., selaku pembimbing skripsi yang sudah memberi banyak dukungan dan
masukan dalam pembuatan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terimakasih
kepada Ibu Fitriyah Nurul H. Utami, ST., MT. selaku pembimbing akademik,
karena arahan dari beliau penulis bisa menyelesaikan studi di Departemen
Arsitektur Lanskap IPB tanpa kendala yang berarti.
Penghargaan dari penulis disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu
selama pelaksanaan penelitian ini, diantaranya: University Farm IPB, Bapak
Ma’mun selaku farm manager Kebun Percobaan Sindang Barang, BPDAS
Ciliwung-Citarum, dan masih banyak lagi pihak yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Persembahan terbaik kepada Papa Mochammad Yusup, izinnya yang

membawa penulis untuk bisa belajar di departemen ini, semoga tulisan ini bisa
menjadi kebanggaan untuk beliau. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada
Ummi Siti Nurlaela yang sudah memberikan motivasi serta dukungan terbaiknya
kepada penulis, Ainul Fadilah dan Iqbal MF, serta kepada keluarga Arsitektur
Lanskap’46. Terimakasih atas dukungan, masukan, serta segala bantuannya.
Demikian skripsi penelitian ini dibuat, semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014
Fauzan Muhamad Fahrudin

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN


viii

1 PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Tujuan Penelitian

1

1.3 Manfaat Penelitian

1

1.4 Kerangka Pikir Penelitian


2

2 TINJAUAN PUSTAKA

3

2.1 Perancangan Lanskap

3

2.2 Kebun Percobaan

3

2.3 Agrowisata dan Agrowidyawisata

4

3 METODE


5

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

5

3.2

Alat dan Bahan

6

3.3 Metode Penelitian

6

4 KONDISI UMUM

8


4.1 Kondisi Umum Kotamadya Bogor

8

4.2 Kondisi Umum Kebun Percobaan Sindang Barang

9

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

18

5.1 Analisis

18

5.2 Sintesis

23

5.3 Konsep

23

5.4 Desain Lanskap

32

6 SIMPULAN DAN SARAN

43

6.1 Simpulan

43

6.2 Saran

43

DAFTAR PUSTAKA

44

LAMPIRAN

46

RIWAYAT HIDUP

53

DAFTAR TABEL
1. Jadwal kegiatan penelitian
2. Data inventarisasi yang dikumpulkan
3. Pembagian zonasi ruang

5
6
28

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.

Kerangka pikir penelitian
Lokasi Penelitian
Diagram tahapan penelitian
Peta Dasar Kebun Percobaan Sindang Barang
Suhu rataan Sindang Barang 2012-2013
Kelembaban rataan Sindang Barang 2012-2013
Curah hujan rataan Sindang Barang 2012-2013
Peta klasifikasi jenis tanah Kecamatan Bogor Barat.
Peta topografi KPSB
Sumber pengairan tapak
Vegetasi dominan
Sebaran visual kebun di tapak
Akses masuk ke tapak
Peta inventarisasi iklim dan sirkulasi
Beberapa fasilitas di tapak
Aktifitas pengunjung KPSB
Preferensi pengunjung mengenai KPSB
Jenis agrowisata yang diminati pengunjung KPSB
Fasilitas yang diinginkan
Analisis visual
Diagram modifikasi konsep tekno-ekologis (Guntoro, 2011)
Marra Farm sebagai referensi urban community farm
Bentuk-bentuk geometris
Contoh konsep desain geometrik alami
Diagram konsep ruang KPSB
Konsep ruang dan sirkulasi
Ilustrasi pola penanaman penaung dan estetika
Ilustrasi pola penanaman talun
Konsep vegetasi
Konsep hidrologi
Site plan KPSB
Gambar perspektif KPSB
Gambar potongan tampak KPSB
Area Penerimaan KPSB
Ilustrasi bangunan servis pertanian
Ilustrasi bedengan pertanian
Ilustrasi zona perikanan KPSB
Ilustrasi Zona Rekreasi KPSB

2
5
7
9
10
10
10
11
12
13
13
14
14
15
16
16
17
17
17
21
24
25
25
26
27
28
29
30
30
31
33
34
35
35
36
36
37
37

39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.

Ilustrasi rumah pondok KPSB
Gambar detil aspal berporos
Detil perkerasan
Ilustrasi plaza interpretasi
Ilustrasi dan detil bangku
Ilustrasi dan detil tempat sampah
Ilustrasi dan detil pagar
Ilustrasi dan detil gazebo
Rencana penanaman Blok A
Rencana penanaman Blok B
Diagram sistem pertanian tekno-ekologis di KPSB

37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
43

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.

Peta kemiringan lahan Kotamadya Bogor
Hasil uji sampel tanah KPSB
Kuesioner penelitian
Rekapitulasi data iklim sesaat
Rencana tapak KPSB

46
47
48
50
51

1

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kampus adalah daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi tempat
semua kegiatan belajar-mengajar dan administrasi berlangsung (Alwi 2007).
Sebuah kampus yang baik idealnya mempunyai fasilitas yang lengkap dan
memadai dalam memenuhi fungsinya sebagai tempat pembelajaran, baik secara
formal maupun informal. Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai kampus berbasis
pertanian tropika dan bio sains berupaya untuk menghasilkan lulusan yang
berkompetensi terutama pada bidang pertanian. Kondisi yang mendukang
diperlukan memenuhi misi dan fungsi IPB, antara lain tersedianya fasilitas yang
memadai, keadaan lingkungan yang nyaman, tertib dan bersih serta etika
kehidupan yang mengutamakan pada kebenaran dan kejujuran (IPB 2009).
Fasilitas pendukung suatu kampus sangat diperlukan dalam melaksanakan
tridharma perguruan tinggi. IPB memiliki fasilitas pendukung pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat, seperti: ruang kelas, laboratorium, studio,
perpustakaan, pusat bahasa, wisma, poliklinik, asrama mahasiswa, dan lain
sebagainya. Salah satu fasilitas kampus yang mengakomodir laboratorium lapang
di IPB adalah University Farm.
University Farm (UF) IPB memiliki beberapa kebun percobaan yang
tersebar di Bogor dan sekitarnya. Salah satunya terdapat di Sindang Barang,
Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kebun Percobaan Sindang Barang (KPSB)
ini kurang dimanfaatkan oleh mahasiswa, padahal lahan ini sangat berpotensi
dijadikan sebagai lokasi penelitian. Selain itu, kebun percobaan ini belum pernah
mengalami renovasi sejak pertama kali dibangun. Hal-hal tersebut yang membuat
kebun percobaan ini terlihat tidak terawat. Minimnya perhatian dari pihak kampus
terhadap kebun percobaan ini juga membuat masyarakat sekitar terkadang
menggunakan kebun percobaan ini seperti milik sendiri.
Berbagai masalah tersebut melatarbelakangi perlu adanya desain lanskap
Kebun Percobaan Sindang Barang. Nantinya tempat ini dapat dimanfaatkan secara
maksimal oleh civitas IPB. Selain itu, berdasarkan program pengembangan KPSB,
akan didesain pula sarana agrowidyawisata di dalamnya, sehingga KPSB akan
bermanfaat secara lebih luas bagi masyarakat.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan di KPSB ini adalah:
1. Mengidentifikasi serta menganalisis potensi serta kendala yang ada di KPSB,
2. Mendesain kebun percobaan yang ideal untuk digunakan sebagai
laboratorium lapang bagi civitas IPB, serta dapat digunakan oleh masyarakat
umum sebagai sarana agrowidyawisata buah-buahan.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak IPB terutama UF,
dosen dan mahasiswa IPB, serta masyarakat umum. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan Kebun Percobaan Sindang
Barang oleh pihak UF IPB. Selain itu, diharapkan penelitian ini bisa digunakan
secara maksimal oleh civitas IPB dalam menunaikan tridharma perguruan tinggi

2
yaitu pengajaran (kegiatan praktikum lapang), penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat dalam bentuk agrowidyawisata. Manfaat bagi masyarakat sekitar
lokasi kebun percobaan, dengan adanya KPSB ini dapat menghasilkan lapangan
kerja baru dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
1.4 Kerangka Pikir Penelitian
Mengacu kepada perencanaan UF IPB, kawasan tersebut memiliki dua
fungsi, yaitu: kebun percobaan dan agrowidyawisata. Pengembangan kawasan
kebun percobaan sekaligus agrowidyawisata memerlukan integrasi yang baik
untuk menghadirkan ruang-ruang yang mendukung kedua fungsi tersebut tanpa
mengganggu satu sama lainnya.
Aspek yang diperhatikan dalam desain kebun percobaan adalah: topografi,
tanah, iklim, drainase, dan fasilitas pendukung praktikum dan penelitian. Aspek
yang diperhatikan dalam desain sarana agrowidyawisata, adalah: aksesibilitas,
objek dan atraksi, fasilitas wisata, dan pengunjung. Aspek-aspek tersebut
dikumpulkan kemudian nantinya dianalisis potensi dan kendalanya kemudian
disintesis menjadi sebuah konsep program desain.

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

3

2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perancangan Lanskap
Hakim dan Utomo (2003) menjelaskan bahwa perancangan lanskap
merupakan usaha penanganan tapak secara optimal melalui proses keterpaduan
penganalisisan dari suatu tapak dan kebutuhan program penggunaan tapak,
menjadi suatu sintesa yang kreatif. Setiap elemen dan fasilitas akan diletakan di
atas lahan dalam keterpaduan fungsi dan selaras dengan karakteristik tapak dan
lingkungan alamnya. Perancangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia,
antara lain perancangan dapat mengakomodasi sarana yang kuno dengan yang
baru. Perancangan lanskap merupakan kombinasi ilmu dan seni yang berfokus
kepada penggabungan manusia dengan aktivitas di ruang luar.
Prinsip desain menurut Reid (1993), yaitu: unity (kesatuan), harmony,
interest (daya tarik), simplicity (kesederhanaan), emphasis (dominansi), balance
(keseimbangan), scale and proportion (skala dan proporsi), dan sequence (alur).
Prinsip-prinsip tersebut diterapkan dalam sebuah desain agar tercipta suatu karya
yang estetis namun tetap fungsional.
2.2 Kebun Percobaan
Kebun diartikan sebagai sebidang tanah yang ditanami pohon musiman
dan tanah luas yg ditanami kopi, karet, dan sebagainya. Kebun percobaan
diartikan sebagai kebun untuk meneliti dan menguji hasil penyelidikan di bidang
pertanian (Alwi 2007).
Kebun Percobaan (KP) merupakan sumber daya yang sangat penting bagi
pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan. Keragaan KP secara umum
mencerminkan kinerja Badan Litbang Pertanian. Oleh karena itu pengelolaan
kebun percobaan perlu mempertimbangkan optimalisasi penggunaan dan
pemanfaatannya untuk mendukung keberhasilan program Kementerian Pertanian
(BPPP 2011).
Fungsi utama kebun percobaan dalam Pedoman Umum Pengelolaan
Kebun Percobaan Lingkup Badan Litbang Pertanian (2011) adalah: 1) untuk
pelaksanaan kegiatan lapang penelitian dan pengkajian, 2) konservasi koleksi
sumber daya genetik, 3) produksi benih sumber, dan 4) show-window inovasi
teknologi. Bila fungsi utama kebun percobaan telah terlaksana dan masih tersedia
lahan dan sarananya, maka dapat dilakukan fungsi penunjang, yakni sebagai 5)
kebun produksi dan model gribisnis, 6) pendukung diversifikasi dan ketahanan
pangan, 7) bimbingan teknis, dan 8) lokasi agrowidyawisata.
Melalui pengemasan yang baik dan sentuhan estetik, sarana dan kegiatan
KP berpotensi untuk dipromosikan sebagai alternatif wahana rekreasi dan
pembelajaran/pengenalan cabang ilmu pertanian. Perlu dilakukan perencanaan
yang matang dengan konsep keunggulan produk sesuai dengan kondisi aktual KP
untuk dapat mencapai fungsi tersebut,. Selanjutnya perlu langkah proaktif dari
pihak manajemen untuk mengenalkan dan mempromosikan potensi KP-nya
sebagai alternatif tempat kunjungan wisata yang menarik dan bernuansa edukatif
di wilayahnya. Pengembangan wahana dan fasilitas kunjungan yang lebih layak
dan inovatif tentu dibutuhkan pada tahap selanjutnya (BPPP 2011).

4
Sarana dan prasarana yang harus di perhatikan dalam sebuah kebun
percobaan menurut BPPP (2011) adalah:
1) Bangunan
a. Kantor kebun, bangunan yang dipergunakan untuk tempat pelaksanaan
administrasi kebun yang dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya
seperti ruang kerja pegawai, ruang diskusi dan pelatihan, ruang
peragaan teknologi, serta ruang tamu dan penginapan.
b. Bangunan litkaji, tersedianya rumah kaca, rumah kasa, dan kandang
ternak. Tempat-tempat tersebut memerlukan penanganan khusus antara
lain pengaturan suhu udara dan intensitas pencahayaan sesuai
kebutuhan, serta upaya-upaya lain untuk menghindari terjadinya
kontaminasi.
c. Gudang merupakan bangunan yang diperlukan di KP sebagai tempat
untuk menyimpan alsintan, saprotan, penanganan hasil kebun, dan
menyimpan benih/bibit.
2) Lahan kebun percobaan, antara lain Blok-Blok lahan untuk litkaji, koleksi
sumberdaya genetik, produksi benih sumber, show window dan fungsifungsi lain.
3) Fasilitas Pendukung lain seperti: stasiun meteorologi, jalan kebun, pagar
kebun, fasilitas pengeringan, bengkel peralatan, pos keamanan, saluran
irigasi, sarana angkutan, alat pengolah tanah, alat komunikasi, dan alat
pengolah data. Pengadaan sarana penunjang disesuaikan dengan
kebutuhan KP.
2.3 Agrowisata dan Agrowidyawisata
Menurut Mathieson dan Wall dalam Gunn (1994), aktivitas wisata
merupakan pergerakan sementara dari manusia dengan jarak lebih dari 50-100 mil
dari tempat tinggal atau pekerjaan rutinnya menuju suatu tempat tertentu, dimana
aktivitas tersebut dilakukan pada saat mereka berada di tempat yang dituju dan
ada fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasikan keinginan mereka.
Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu
kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan
tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan
liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan bagi pengunjung
(BPPP 2011). Wisata agro adalah salah satu bentuk kegiatan wisata yang
dilakukan di kawasan pertanian dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam
bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian
tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata tersebut ikut melibatkan wisatawan dalam
kegiatan-kegiatan pertanian (Arifin 1992).
Agrowidyawisata merupakan salah satu fungsi pendukung dalam sebuah
kebun percobaan. Melalui pengemasan yang baik dan sentuhan estetik, sarana dan
kegiatan kebun percobaan berpotensi untuk dipromosikan sebagai alternatif
wahana rekreasi dan pembelajaran/pengenalan cabang ilmu pertanian. Untuk
dapat mencapai fungsi tersebut, perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan
konsep keunggulan produk sesuai dengan kondisi kebun percobaan (BPPP 2011).

5

3 METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Sindang Barang, Kelurahan
Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Orientasi
lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Batas tapak penelitian adalah
sebagai berikut:
sebelah utara
: Komplek Perumahan Dosen Sindang Barang,
sebelah timur
: Perumahan Villa Gunung Mas dan Griya Artha Sentosa,
sebalah selatan
: Pemukiman warga,
sebelah barat
: Pemukiman warga.

Gambar 2 Lokasi Penelitian
(Sumber: google.com)

Penelitian ini dilakukan selama sembilan bulan, diawali dengan tahap
preparation (persiapan) hingga detailed design (detil desain), dimulai pada Maret
hingga Desember 2013. Adapun jadwal penelitian yang telah dilaksanakan dapat
dilihat di Tabel 1
Tabel 1 Jadwal kegiatan penelitian
Kegiatan
Preparation
(persiapan)
Assessement of
Demand (penilaian
permintaan)
Survey/Inventory Phase
(survei dan
inventarisasi)
Analysis Phase
(analisis)
Design Phase (desain)
Detailed Design
(desain detil)

1

2

3

4

Bulan ke5
6

7

8

9

6
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi
beberapa jenis, antara lain: alat untuk pengambilan data (GPS, kamera digital, bor
tanah, dll), software pengolah data (AutoCad, Ms.Office, Trimble Sketch-Up,
Photoshop dll), peta, dan bahan rujukan. Adapun data yang dikumpulkan selama
penelitian dapat dilihat di Tabel 2.
Tabel 2 Data inventarisasi yang dikumpulkan
Aspek

Jenis Data
Batas Tapak
Iklim

Topografi dan
Kemiringan
Drainase
Aksesibilitas
Fisik dan biofisik View
Vegetasi dan
Satwa
Geologi dan
Tanah

Sumber Data
Lapang
Lapang dan Stasiun
Klimatologi Darmaga

Survei lapang
Survei lapang dan
studi pustaka

Lapang

Survei lapang

Lapang
Lapang
Lapang

Survei lapang
Survei lapang
Survei lapang

Lapang

Survei lapang

Lapang dan BPDAS
Ciliwung Citarum

Survei lapang dan
studi pustaka
Survei lapang dan
studi pustaka

Hidrologi

Lapang

Fasilitas
Utilitas

Lapang

Pengunjung
Sosial
Pengelola

Cara
Pengambilan Data

Pengunjung (mahasiswa,
dosen, umum)
Pengelola
(Staff UF, Faspro IPB),
Masyarakat sekitar

Survei lapang
Metode deskriptif
Metode deskriptif

3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan survei lapang untuk
mendapatkan data secara langsung di lapangan. Selain itu, metode deskriptif juga
digunakan untuk mendapatkan data sosial dari responden. Proses desain dalam
penelitian ini mengikuti proses yang dikemukakan oleh Bell (2008). Penelitian ini
menambahkan modifikasi tahapan berupa penambahan tahap preparation.
Tahapan yang dikemukakan Bell (2008) dipilih karena menekankan kepada aspek
rekreasi ruang luar. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
preparation (persiapan), assessment of demand (perkiraan permintaan),
survey/inventory phase (survei dan inventarisasi), analysis phase (analisis), design
phase (desain), dan detailed design (desain detil). Diagram tahap peneliatian dapat
dilihat pada Gambar 3.

7

Gambar 3 Diagram tahapan penelitian
1.
Preparation (persiapan)
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah persiapan. Persiapan meliputi:
pertemuan dengan pihak UF IPB untuk berdiskusi mengenai penelitian yang akan
dilakukan, perizinan, perumusan tahapan penelitian, dan persiapan alat dan bahan
untuk survei.
2.
Assessment of Demand (perkiraan permintaan)
Tahapan kedua dalam penelitian ini adalah menilai secara umum minat
terhadap lokasi rekreasi yang akan dirancang serta memprediksi preferensi calon
pengguna tapak. Tahap ini dilakukan pengambilan data mengenai preferensi
pengguna tapak, dalam hal ini mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar tapak.
3.
Survey/Inventory Phase (survei dan inventarisasi)
Tahap ini dilakukan pengambilan data awal serta penghayatan pada tapak.
Pengambilan data dilakukan di lapang secara langsung untuk mendapatkan datadata yang dibutuhkan dalam penelitian. Secara umum data yang dikumpulkan
dibagi menjadi beberapa kategori yaitu: aspek fisik dan biofisik tapak, serta aspek
sosial budaya. Data-data yang dikumpulkan dan cara pengambilannya dalam
penelitian ini adalah:
a. aspek fisik dan biofisik tapak: termasuk didalamnya landform, topografi,
tanah, dan drainase. Penentuan batas tapak telah ditentukan oleh pihak UF
IPB. Peta dasar dibuat dengan teknik digitasi dari google earth. Data fisik dan
biofisik lain yang diambil, yaitu:
1) data iklim secara umum didapatkan dari Stasiun Klimatologi Darmaga,
sedangkan data iklim mikro didapat langsung di lapangan dengan
menggunakan alat thermo hygrometer.
2) data topografi didapatkan mengacu kepada peta kemiringan lereng Kota
Bogor, serta menggunakan peta topografi menggunakan GPS.
3) data kesuburan tanah didapatkan dari BPDAS Ciliwung Citarum untuk
data klasifikasi tanah dan menggunakan sampel tanah langsung yang diuji
dari lapangan sebanyak satu titik, kemudian dilakukan uji kualitas tanah
yang di lakukan di SEAMEO BIOTROP Service Laboratory.
4) data vegetasi dan satwa diambil langsung dari tapak.
b. aspek sosial dan budaya diambil menggunakan kuisioner online,
menggunakan media google docs, dan kuesioner offline dengan sampel 60
orang untuk diambil persepsi mengenai KPSB dan minat terhadap agrowisata.
Responden diutamakan adalah orang yang pernah menggunakan atau
mengetahui tentang KPSB. Wawancara dilakukan bagi pihak-pihak yang
terkait dengan pengelolaan Kebun Percobaan Sindang Barang.
4.
Analysis Phase (analisis)
Tahapan analisis data menggunakan analisis yang berbeda tergantung
disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis data yang diambil. Analisis data fisik dan
biofisik dilakukan dengan studi pustaka untuk menentukan potensi serta kendala

8
yang ada. Analisis topografi lahan dengan komoditas tertentu yang cocok pada
lahan dengan kondisi kemiringan yang ada. Analisis iklim dilakukan dengan studi
pustaka untuk menentukan tingkat kenyamanan tapak. Analisis tanah dilakukan
untuk menentukan kesuburan tanah. Regulasi, visual, aksesibilitas, dan fasilitas,
dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif untuk menentukan potensi dan
kendala yang terdapat di tapak. Analisis data sosial dilakukan dengan metode
deskriptif, hasilnya dijadikan bahan pertimbangan untuk desain yang akan
dilakukan.
5.
Design Phase (desain)
Tahap ini merupakan tahapan kreatif, hasil interaksi dari tujuan dan
analisis. Tahap ini membutuhkan imajinasi dan berpikir kreatif untuk mencapai
solusi dari masalah yang ada. Tahapan ini merupakan tahap pengumpulan ide
untuk membuat konsep yang akan digunakan dalam aplikasi desain di tahapan
selanjutnya. Tahapan ini memiliki kegiatan seperti membuat konsep dasar, konsep
desain, dan konsep pengembangan.
6.

Detailed Design (detil desain)
Tahap pendetailan gambar, seperti pembuatan site plan, gambar tampak
potongan, gambar detil, gambar konstruksi, ilustrasi dan lain-lain. Desain yang
lebih rinci diperlukan sebagai acuan dan untuk mempermudah ketika desain akan
diimplementasikan di lapangan.

4 KONDISI UMUM
4.1 Kondisi Umum Kotamadya Bogor
Kota Bogor dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah secara geografis
terletak pada 106º 48’ Bujur Timur dan 6º 36’ Lintang Selatan dengan jarak ± 56
Km dari Ibu Kota Jakarta. Wilayah Administrasi Kota Bogor terdiri atas 6
kecamatan dan 68 kelurahan, dengan luas wilayah keseluruhan 11 850 Ha. Secara
administratif, wilayah Kota Bogor berbatasan langsung dengan :
Utara : Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Timur : Kec. Sukaraja dan Ciawi, Kabupaten Bogor.
Barat : Kec. Darmaga dan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Selatan : Kec. Cijeruk dan Caringin, Kabupaten Bogor.
Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26 oC dengan suhu
terendah 21.8 oC dengan suhu tertinggi 30.4 0C. Kelembaban udara 70%, Curah
hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3 500 – 4 000 mm dengan curah hujan terbesar
pada bulan Desember dan Januari.
KPSB terletak di Kecamatan Bogor Barat, yaitu salah satu Kecamatan di
wilayah Kota Bogor, dengan luas wilayah 3 174 Ha. Kecamatan Bogor Barat
terbagi dalam 16 wilayah Administrasi Kelurahan, salah satunya adalah
Kelurahan Loji. Tingkat kepadatan Kelurahan Loji termasuk sedang. Kecamatan
Bogor Barat ini dikategorikan dalam daerah pengembangan B dalam RTRW Kota
Bogor 2011-2031.

9
4.2 Kondisi Umum Kebun Percobaan Sindang Barang
Batas Tapak dan Geografi
Kebun Percobaan Sindang Barang, UF IPB, terletak di Kelurahan Loji,
Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Luas lahan
kebun percobaan ini sebesar 78 750 m2 Ha, terletak pada koordinat 6°35'25.02"LS
dan 106°46'9.60"BT, dengan ketinggian 239 m dpl, dan berbatasan dengan:
sebelah Utara
: Komplek Perumahan Dosen Sindang Barang,
sebelah Timur : Perumahan Villa Gunung Mas dan Griya Artha Sentosa,
sebelah Selatan : Pemukiman warga,
sebelah Barat
: Pemukiman warga.
Kebun Percobaan Sindang Barang ini dibagi menjadi Blok A dan B.
Pembagian ini dilakukan oleh pihak UF IPB pada awalnya untuk memudahkan
pengelolaan. Masing-masing Blok terpisahkan oleh Jalan Gedong Seng. Blok A
sebagiannya dimanfaatkan untuk kebun jambu kristal, lahan terbuka untuk
penelitian, bedeng ubi, kacang, jagung, singkong, dan pisang. Blok B sebagian
besar dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, antara lain digunakan sebagai
lapangan sepak bola, kolam pemancingan ikan, kandang kambing, dan kebunkebun kecil yang dikelola oleh warga sekitar.

Blok B

Blok A

Gambar 4 Peta Dasar Kebun Percobaan Sindang Barang

10
Iklim
Berdasarkan data dari BMKG Stasiun Darmaga, suhu rata-rata dari April
2012 hingga Maret 2013 di kawasan sekitar tapak sebesar 25.9 oC. Suhu tertinggi
terjadi di Oktober sebesar 26.3 oC, suhu terendah sebesar 25.1 oC di Januari.
Kelembaban rata-rata tahunan sekitar tapak adalah sebesar 82.7%, dengan
kelembaban tertinggi pada Februari sebesar 87%, dan terendah pada Agustus
sebesar 74%. Curah Hujan Tahunan didapatkan sebesar 3 797.5 mm. Curah hujan
tertinggi di November sebesar 548.9 mm dan terendah di Agustus sebesar 79.3
mm. Grafik rata-rata suhu, kelembaban, curah hujan dapat dilihat pada Gambar 5,
Gambar 6, dan Gambar 7.

(Sumber: BMKG Stasiun Darmaga)

Gambar 5 Suhu rataan Sindang Barang 2012-2013

(Sumber: BMKG Stasiun Darmaga)

Gambar 6 Kelembaban rataan Sindang Barang 2012-2013

(Sumber: BMKG Stasiun Darmaga)

Gambar 7 Curah hujan rataan Sindang Barang 2012-2013

11

Suhu dan kelembaban sesaat yang diambil langsung di tapak sebanyak tiga
kali dalam satu hari (pagi, siang, dan sore). Pengambilan dilakukan selama tiga
hari dalam satu minggu di tiga titik pengambilan, yaitu sekitar gedung pengelola
mewakili naungan pohon besar, Blok A yang memiliki daerah semi naungan, dan
Blok B mewakili area tanpa naungan.
Hasil dari pengambilan data suhu langsung di tapak adalah sebagai berikut.
Suhu tertinggi pada pagi hari adalah 31.5 oC di Blok Blok B sedangkan terendah
adalah 28.3 oC di gedung pengelola dan rataan suhu pada pagi hari adalah 28.8 oC.
Data suhu siang hari tertinggi adalah 37.9 oC di ruang pengelola dan terendah
adalah 30.9 oC di Blok A sedangkan rataannya sebesar 33.7 oC. Data suhu di sore
hari tertinggi adalah sebesar 31.4 oC di Blok A dan B, dan terendah sebesar 27.1
o
C di Blok B sedangkan rataannya sebesar 28.8 oC. Hasil pengambilan data
kelembaban langsung di tapak rata-rata pagi hari sebesar 75.4%, siang hari
sebesar 59.9%, dan sore hari sebesar 71.9%.
Tanah
Data klasifikasi jenis tanah yang digunakan adalah data dari BPDAS
Ciliwung Citarum, peta klasifikasi jenis tanah Kecamatan Bogor Barat bisa dilihat
pada Gambar 7. Menurut data tersebut klasifikasi tanah di kawasan Sindang
Barang termasuk kedalam tanah dystrancepts; tropudults; eutropepts.
Pengkategorian jenis tanah ini berdasarkan kepada standar yang ditetapkan oleh
USDA soil taxonomy.

(Sumber: BPDAS Ciliwung Citarum)

Gambar 8 Peta klasifikasi jenis tanah Kecamatan Bogor Barat.
Data lainnya diambil menggunakan pengujian tanah untuk mendapatkan
data kesuburan tanah. Menurut hasil pengujian laboratorium tanah yang dilakukan
di SEAMEO BIOTROP Service Laboratory, didapatkan data sebagai berikut: pH
tanah dengan pengujian oleh H2O didapatkan hasil 5.4 sedangkan dengan
pengujian oleh CaCl2 didapatkan hasil sebesar 4.7. Parameter selanjutnya adalah
kadar C, didapatkan hasil sebesar 1.45%, kadar N total sebesar 0.25, dan rasio
C/N sebesar 5.8. Hasil pengujian sebaran butir (Tekstur 3 Fraksi) tanah KPSB,
kadar pasir sebesar 12.2%, debu sebesar 21.1%, dan liat sebesar 66.7%. Jika
mengacu kepada segitiga tekstur tanah, tanah KPSB tergolong ke dalam tanah
jenis liat.

12
Topografi dan Hidrologi
Berdasarkan Peta Kemiringan Lahan Kota Bogor, Kebun Percobaan
Sindang Barang termasuk ke dalam area dengan kemiringan antara 2-15%.
Ketinggian tapak terendah ada pada 220 m dpl, sedangkan tertinggi sebesar 224 m
dpl. Tapak penelitian secara umum memiliki kemiringan lahan yang relatif datar.
Tapak memiliki beberapa spot yang tergolong miring namun tidak dipergunakan
sebagai lahan percobaan, ditumbuhi berbagai macam pohon.
Peta topografi yang dibuat menggunakan GPS, menunjukan hasil yang
kurang representatif. Kondisi kemiringan yang ada pada tapak tidak sesuai dengan
hasil yang didapatkan dari hasil pengolahan GPS. Hal ini dikarenakan ukuran
tapak yang relatif kecil untuk diambil data topografinya menggunakan GPS. Oleh
karena itu, dalam desain ini tapak KPSB dianggap datar karena sebagian besar
kondisi kemiringan lahan di tapak adalah datar. Berikut hasil peta topografi yang
diambil menggunakan GPS, dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Peta topografi KPSB
Drainase di tapak secara umum merupakan drainase terbuka. Terdapat dua
aliran air yang berasal dari aliran Anak Sungai Cisindang Barang. Aliran ini
dipergunakan sebagai sumber pengairan tapak. Blok B dilintasi aliran air selebar
60 cm di Timur. Blok A berdekatan dengan aliran air selebar 1 m di arat tapak.
Selain itu terdapat banyak kolam di Blok B. Kolam-kolam tersebut selain
berfungsi sebagai pemancingan, berfungsi juga sebagai media resapan air di tapak.
Selain dua aliran air, tapak juga memiliki sumur air untuk keperluan pengairan
Blok tanaman jambu. Sumur tersebut terdapat di samping gedung pengelola. Arah
aliran run off di Blok A mayoritas mengarah ke arah aliran air di Barat, dan aliran
di Blok B mengarah ke aliran air kecil sebelah Timur. Kedua aliran air tersebut
sama-sama mengalir ke arah Utara tapak.

13

Gambar 10 Sumber pengairan tapak
Vegetasi
Vegetasi di KPSB didominasi oleh tanaman-tanaman produksi seperti
tanaman buah, tanaman umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sayuran. Tanaman
eksisting yang mendominasi adalah Jambu kristal (Psidum guava), Kelapa (Cocos
nucifera), dan Jagung (Zea mays). Vegetasi eksisting lain yang ditemukan di
tapak antara lain: Jati (Tectona grandis), Bambu pagar (Bambussa multiplex),
Bambu kuning (Bambussa vulgaris), Sukun (Artocarpus communis), Nangka
(Artocarpus heterophyllus), Pepaya (Carica papaya), Kopi (Coffea canefora),
Singkong (Manihot utilissima), Rambutan (Naphelium lapaceum), Mahoni
(Swietenia mahogany), Tebu (Saccharum officinarum), Sengon (Albizia
chinensis), Salak (Salacca zalacca), Coklat (Theobrama cacao), Petai cina
(Laucaena glauca), Mangga (Mangifera indica), dan lain-lain.

Gambar 11 Vegetasi dominan
Visual
Kebun Percobaan Sindang Barang memiliki beragam jenis visual di tapak
(Gambar 12), yaitu: lahan kosong yang tidak digunakan (a), kandang ternak (b),
kolam pemancingan (c), lapangan sepak bola (d), lahan percobaan (e). Visual
tapak ini timbul dari penggunaan tapak yang beragam. Visual yang dominan di
Blok A adalah lahan yang ditumbuhi oleh bermacam vegetasi, baik tanaman
produksi, penelitian, ataupun tumbuhan liar. Visual dominan di Blok B adalah
lapangan berumput dan kolam-kolam pemancingan ikan.

14

Gambar 12 Sebaran visual kebun di tapak
Aksesibilitas dan Sirkulasi
Akses terdekat menuju Kebun Percobaan Sindang Barang bisa melalui Jalan
Raya Sindang Barang. Keadaan Jalan Sindang Barang pada pagi dan sore hari
berpotensi terjadi kemacetan karena terdapat Pasar Gunung Batu, dan beberapa
sekolah. Untuk menuju tapak dari Jalan Raya Sindang Barang, melalui Jalan
Pagentongan dengan lebar jalan 4 m.
Akses masuk tapak bisa melalui beberapa alternatif pintu masuk, bisa dilihat
pada Gambar 13, yaitu pintu Utara berdekatan dengan komplek perumahan dosen
(a), pintu Barat di dekat mushola warga (b), pintu masuk utama Jalan
Pagentongan (c), Jalan Gedong Seng (d), dan pintu Selatan yang berdekatan
dengan pemukiman warga (e). Saat ini pintu masuk yang digunakan hanya pintu
utama oleh pengelola, Jalan Gedong Seng oleh peneliti, dan pintu utara serta barat
oleh masyarakat.

Gambar 13 Akses masuk ke tapak
Sirkulasi di tapak dilintasi oleh Jalan Gedong seng yang merupakan jalan
umum dan secara umum digunakan oleh kendaraan roda dua milik warga yang
tinggal di Barat tapak. Jalan utama di Blok A melalui gedung pengelola dan
berakhir di Jalan Gedong Seng. Dahulu, jalan ini merupakan jalan utama sebelum

15
Jalan Gedong Seng. Sekarang jalan dalam kebun ini hanya digunakan sebagai
jalan khusus Blok A KPSB serta jalan alternatif jika Jalan Gedong Seng sedang
tidak bisa dilalui.
KPSB tidak memiliki jalur sirkulasi yang jelas. Sirkulasi dalam Blok A
merupakan sirkulasi menyebar karena tidak memiliki jalur khusus. Terdapat pula
jalan setapak yang terbentuk tidak sengaja karena sering dilalui oleh pengelola
pada beberapa tampat. Blok B memiliki jalur pedestrian selebar 1 m. Letak
pedestrian ini antara mushola hingga ke perumahan dosen, jalur ini dijadikan jalur
alternatif warga sekitar tapak untuk mencapai jalan utama di sebelah Timur tapak.
Jalur ini melewati kolam-kolam pemancingan dan budidaya ikan. Jalur ini cukup
ramai, karena jalan ini merupakan jalan satu-satunya yang ada di Blok B.
Sirkulasi di dalam tapak bisa dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Peta inventarisasi iklim dan sirkulasi
Fasilitas dan Objek Wisata
Fasilitas yang ada di tapak didominasi oleh fasilitas untuk mendukung
fungsi utama tapak sebagai lahan penelitian. Blok A memiliki fasilitas seperti
gedung pengelola, kebun jambu, dan lahan percobaan. Gedung pengelola
berfungsi sebagai tempat farm manager melakukan kegiatan administratif.
Gedung ini juga digunakan sekaligus sebagai gudang peralatan. Kebun jambu
memiliki luas lahan sekitar 70 000 m2. Kebun jambu ini merupakan lahan
produktif yang hasilnya didistribusikan melalui Farmers Market, Darmaga.
Kebun di Blok A direncanakan akan ditambah dengan komoditas lain yaitu jeruk.
Fasilitas lain adalah lahan percobaan, menurut pihak pengelola saat ini lahan
percobaan kurang sering dimanfaatkan oleh mahasiswa maupun dosen IPB. Salah
satu penyebabnya adalah kurangnya fasilitas yang tersedia di KPSB. Lahan
percobaan ini tidak pernah dibiarkan kosong, meski sedang tidak digunakan untuk

16
penelitian, lahan-lahan ini sering dimanfaaatkan untuk menanam sayuran oleh
pengelola.
Lahan percobaan Blok B memiliki fasilitas berupa bangunan kecil tempat
penyimpanan peralatan berkebun. Blok B juga memiliki fasilitas tambahan yang
dibangun oleh warga seperti kolam pemancingan, kandang ternak, lapangan sepak
bola serta mushola. Fasilitas eksisting yang bisa dijadikan objek atraksi di KPSB
untuk mendukung program agrowidyawisata relatif hanya sedikit yaitu hanya
Blok jambu dan pemancingan ikan. Beberapa fasilitas di tapak dapat dilihat pada
Gambar 15.

Gambar 15 Beberapa fasilitas di tapak
Sosial dan Pengunjung
Data sosial dalam penelitian ini didapatkan secara deskriptif melalui
kuesioner online dan kuesioner langsung kepada berbagai pihak, yaitu,
masyarakat sekitar tapak, mahasiswa pengguna tapak, dan masyarakat umum yang
mayoritas pernah mengunjungi dan/atau tahu mengenai KPSB. Pertanyaanpertanyaan yang diajukan berkaitan dengan kegiatan agrowisata seperti fasilitas
apa saja yang diinginkan di tempat wisata, jenis agrowisata yang disukai, dan
persepsi mengenai KPSB itu sendiri.
Aktifitas yang dominan dilakukan oleh responden pengguna KPSB adalah
praktikum, jalan-jalan, dan olahraga. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Gambar
16. Hanya 3% responden menyatakan KPSB sangat menarik dan 10% responden
menilai KPSB tergolong menarik, sisanya menilai bahwa KPSB masih tergolong
biasa saja, tidak menarik, bahkan sangat tidak menarik (Gambar 17). Hal ini bisa
dijadikan sebagai landasan untuk mempertahankan keberadaan KPSB dan
meningkatkan kualitas fasilitas dan pelayanan KPSB sebagai sarana praktikum
maupun untuk kegiatan lainnya terutama wisata.

Gambar 16 Aktifitas pengunjung KPSB

17

Gambar 17 Preferensi pengunjung mengenai KPSB
Bell (2008), menyebutkan bahwa desainer melibatkan pengguna dalam
merancang sebuah fasilitas rekreasi, oleh karena itu kuesioner ini diarahkan agar
pengguna bisa mengungkapkan apa saja kebutuhan mereka di tapak. Sebanyak
45% responden menyukai wisata jenis pertanian, sedangkan 34% menyukai
wisata jenis perikanan dan 21% menyukai wisata jenis peternakan. Wisata nonpertanian yang paling diminati oleh responden adalah jalan-jalan, piknik, foto, dan
lainnya.

Gambar 18 Jenis agrowisata yang diminati pengunjung KPSB

Gambar 19 Fasilitas yang diinginkan
Penggunaan tapak di Kebun Percobaan Sindang Barang relatif minim untuk
kegiatan pendidikan, kebanyakan pengguna di tapak merupakan warga sekitar
yang menggunakan tapak sebagai sarana sosialisasi terutama di sore hari.
Pengguna Blok B, yang merupakan warga sekitar, sekitar 20-50 orang per hari,
relatif lebih ramai dibandingkan dengan Blok A yang hanya didatangi oleh
pengelola yang berjumlah 5 orang. Pada Blok B terdapat pemancingan umum,
lapangan bola, dan surau sehingga penggunaan lebih banyak. Penggunaan Blok A

18
hanya sebatas untuk kepentingan penelitian dan berkebun baik oleh civitas IPB
maupun oleh pengelola KPSB.

5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis
Tata Ruang Wilayah Kota Bogor
Lokasi penelitian sudah tepat untuk dikembangkan sebagai kawasan
agrowisata. Hal ini terkait dengan Rencana Struktur Ruang Kota Bogor yang
mengategorikan Kecamatan Bogor Barat ke dalam Wilayah Pengembangan B.
Wilayah Pengembangan ini diarahkan menjadi pusat pertumbuhan baru, sebagai
kegiatan utama jasa akomodasi, perdagangan dan wisata. Selain itu, saat ini pada
Wilayah Pengembangan B belum memiliki RTH yang layak dengan luas minimal
2 Ha. Tapak penelitian dengan luas sekitar 78 750 m2 memenuhi syarat untuk
calon RTH baru. Fungsi tapak yang akan dihadirkan dalam penelitian ini sesuai
dengan Rencana Struktur Ruang Kota Bogor sebagai peyedia jasa wisata.
Iklim
Area tapak penelitian memiliki suhu rata-rata tahunan sebesar 25.9 oC dan
kelembaban rata-rata 82.8%. Suhu dan kelembaban merupakan faktor iklim yang
mempengaruhi kenyamanan manusia secara langsung. Alat pengukuran
kenyamanan suatu tapak biasa menggunakan index kenyamanan manusia atau
Temperature Humidity Index (THI). Metode THI ini biasanya banyak digunakan
di wilayah tropis terutama di luar ruangan. Kenyamanan di tapak berdasarkan data
iklim yang ada dihitung dengan persamaan:
THI = 0,8T +

dengan

THI = index kenyamanan manusia;
RH
= kelembaban nisbi (%)
T
= suhu (oC)
Berdasarkan persamaan diatas didapatkan hasil sebesar 25.00, artinya tapak dalam
keadaan eksisting saat ini tergolong cukup nyaman. Menurut Emmanuel (2005)
dalam Effendi et al. (2006) nilai THI 21-24 tergolong nyaman, nilai THI 25-27
tergolong cukup nyaman, dan nilai THI > 27 tergolong ke dalam tidak nyaman.
Kondisi kenyamanan tergolong cukup jika perhitungan menggunakan hasil
rataan tahunan, namun pada kenyataannya ketika dilakukan pengukuran suhu
sesaat di lapangan, kondisi tapak sangat panas baik pada pagi maupun siang hari.
Jika dilakukan pengukuran THI menggunakan data pengukuran suhu sesaat,
didapatkan hasil sebesar 28.52, artinya tapak tergolong ke dalam tidak nyaman.
Perlu dilakukan beberapa strategi dalam merancang lanskap agar
kenyamanan di tapak dapat terjaga dengan baik. Perkerasan dan vegetasi paling
signifikan mempengaruhi iklim dalam lanskap. Perkerasan menyerap panas lebih
besar dan merefleksikannya ke sekitar sehingga mengakibatkan suhu udara lebih
tinggi dan iklim tidak nyaman. Pemilihan dan pengaturan vegetasi perlu
diperhatikan dalam menjaga agak kenyamanan tapak tetap terjaga. Menurut Todd
(1987), keberadaan vegetasi terutama vegetasi berkanopi dapat menahan
terjadinya penguapan yang berlebihan dan tanah akan menahan uap airnya lebih
banyak jika dibandingkan dengan area yang terbuka dengan matahari langsung
sehingga suhu dan iklim mikro tapak dapat stabil.

19
Tanah
Pengambilan sampel tanah dilakukan hanya pada satu titik saja di tapak
karena satu kawasan tapak penelitian dianggap sebagai satu satuan peta tanah
dalam Peta Klasifikasi Jenis Tanah Kecamatan Bogor Barat BPDAS Ciliwung
Citarum. Menurut Hardjowigono (1980) satuan peta tanah merupakan satuan
wilayah yang mempunyai jenis tanah dan faktor lingkungan yang sama. Pada
kenyataannya sulit menemukan satuan tanah yang benar-benar homogen maka
dibedakan menjadi tiga jenis satuan tanah yaitu: konsosiasi, asosiasi, dan
kompleks. Konsosiasi adalah satuan peta tanah, dimana ditemukan satu jenis
kategori tanah utama yang luasnya lebih dari 75 persen luas satuan peta tanah
tersebut.
Tapak penelitian memiliki tiga jenis tanah dalam satu satuan peta tanah,
jenis tanah tersebut adalah: Dystrandept, Tropudults, dan Eutropepts. Ketiga jenis
tanah tersebut dikategorikan mengacu kepada USDA Soil Taxonomy. Ketiga jenis
tersebut memiliki karakteristik yang bervariasi, sehingga dampak yang
ditimbulkan juga bervariasi.
Alfisyah dalam Lubis (2011) menjelaskan bahwa karakteristik sifat tanah
dystrandepts mempunyai pH yang tinggi merupakan tanah-tanah muda yang memiliki
ciri-ciri yang sama dengan bahan induknya dan umumnya banyak mengandung debu
vulkanik sehingga memiliki pH yang tinggi. Hal ini bisa menjadi kendala di tapak,
sehingga perlu diadakan perlakuan khusus sebelum tapak digunakan untuk keperluan
pertanian.
Tanah bertipe tropudults merupakan tanah yang sudah berkembang agak
lanjut, bahan induknya batu liat/serpih, napal, atau batu pasir, dengan drainase
cepat, dan peka terhadap erosi. Penampang tanah sedang, sifat-sifat fisik kurang
baik, tetapi cukup mudah diolah. Tingkat kesuburan dan potensinya untuk
tanaman pangan agak rendah sampai sedang (Yakup 2011). Tanah jenis ini bisa
menjadi potensi karena kemudahan diolah. Meski tingkat potensi untuk tanaman
pangan rendah, namun bisa diolah untuk penggunaan tanaman lanskap.
Tanah bertipe eutropepts merupakan tanah berpenampang dalam
mempunyai tekstur bervariasi dari halus sampai kasar, kadang-kadang berlapislapis. Drainase pada umumnya terhambat sampai sangat terhambat. Tingkat
kesuburan tanahnya sangat tergantung pada bahan di daerah sekitarnya dan daerah
dari mana bahan itu berasal. Umumnya unsur hara di daerah ini sedang sampai
sangat rendah, dimana lapisan atas lebih baik daripada lapisan bawah (Hidayat
1989). Permasalahan drainase pada tanah jenis ini terjadi hanya di area yang jauh
dari aliran air, dengan pengolahan tanah untuk pertanian serta pengadaan kolamkolam penampungan air bisa membantu mengurangi kendala tersebut.
Kesuburan tanah di tapak sangat tergantung kepada banyak faktor. Oleh
karena itu dilakukan uji tanah langsung di lapangan. Hasil beberapa parameter
dari uji kesuburan tanah menunjukan bahwa tapak penelitian memiliki tingkat
kesuburan sedang. Penilaian mengacu kepada kriteria penilaian sifat kimia tanah
dari Staf Pusat Penelitian Tanah, dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007).
Hal tersebut didasarkan kepada hasil uji laboratorium yang menunjukan bahwa
kadar C dalam tanah sebesar 1.45% tergolong rendah, kadar N dalam tanah
sebesar 0.25% tergolong sedang, serta perbandingan C/N sebesar 5.8 tergolong
redah.
Kandungan kation-kation dapat ditukar dalam tanah hasil pengujian
menunjukan hasil yang variatif. Kandungan Ca sebesar 8.02 cmol/kg tergolong

20
sedang, Mg sebesar 1.46 cmol/kg tergolong sedang, K sebesar 1.01 cmol/kg
tergolong sangat tinggi, dan Na sebesar 0.33 cmol/kg tergolong sedang.
Kandungan KTK tanah KPSB sebesar 14.77 cmol/kg tergolong rendah, dan
Persentase Kejenuhan Basa (KB) sebesar 73.26 % tergolong sangat tinggi.
Keadaan tanah yang kurang subur ini mengharuskan perlakuan tambahan
sebelum melakukan penanaman seperti menambahkan tingkat keasaman tanah,
dan pemberian pupuk agar tanah siap dan memiliki kualitas kesuburan yang baik
untuk hasil kebun yang maksimal.
Topografi dan Hidrologi
Kawasan Kebun Percobaan Sindang Barang secara umum memiliki
kemiringan antara 2-15%. Kemiringan ideal untuk sebuah lahan kebun sayur,
buah, dan bunga sangat relatif tergantung dari komoditas yang akan ditanam.
Kemiringan kelas ini menjadi potensi dari tapak karena relatif datar dan tidak
memerlukan perlakuan khusus dalam merancang petakan yang akan ditanami.
Kemiringan ini pun memudahkan pembuatan fasilitas bagi pengunjung untuk
melakukan wisata di tapak. Kemiringan kelas ini tidak memerlukan perlakuan
khusus sebelum digunakan sebagai sarana untuk keperluan penanaman. Menurut
Kelompok Peneliti Fisika dan Konservasi Tanah, Balai Penelitian Tanah,
menjelaskan kemiringan yang perlu dilakukan teknik konservasi tanah seperti
pembuatan teras adalah lahan dengan kemiringan diatas 15%.
Keperluan pengairan tapak dipenuhi oleh dua sumber pengairan utama tapak
yaitu dua aliran air di masing-masing Blok. Saat ini sumber air tersebut cukup
untuk memenuhi kebutuhan air di tapak, karena penggunaan air di tapak relatif
sedikit. Pengairan untuk bedengan jambu mengandalkan sumber alami dari air
hujan dan pengairan untuk lahan-lahan penelitian menggunakan air yang diambil
dari kali, dan untuk bedeng jambu pada musim kemarau menandalkan air dari
sumur.
Vegetasi
Kebun Percobaan Sindang Barang, berdasarkan luasannya bisa
dikategorikan kedalam RTH jenis taman dan taman kota. Menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan, dijelaskan bahwa kriteria
vegetasi untuk RTH taman atau taman kota antara lain:
a) tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak
mengganggu pondasi;
b) tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
c) ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain
seimbang;
d) perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
e) kecepatan tumbuh sedang;
f) berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya;
g) jenis tanaman tahunan atau musiman;
h) jarak tanam setengah rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal;
i) tahan terhadap hama penyakit tanaman;
j) mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;
k) sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
Berdasarkan vegetasi eksisting yang ada di KPSB, mayoritas tanaman
terutama pohon memenuhi kriteria yang dijelaskan dalam Peraturan M