Perancangan Lanskap Peternakan Sebagai Sarana Agroedutourism di Kampus Dramaga Institut Pertanian Bogor

PERANCANGAN LANSKAP PETERNAKAN RUMINANSIA
KECIL SEBAGAI SARANA AGROEDUTOURISM DI KAMPUS
DRAMAGA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ARAWINDA SAHAWIDHIWIDANA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perancangan Lanskap
Peternakan Ruminansia Kecil sebagai Sarana Agroedutourism di Kampus
Dramaga Institut Pertanian Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014
Arawinda Sahawidhiwidana
NIM A44080034

ABSTRAK
ARAWINDA SAHAWIDHIWIDANA. Perancangan Lanskap Peternakan
Ruminansia Kecil sebagai Sarana Agroedutourism di Kampus Dramaga Institut
Pertanian Bogor. Dibimbing oleh AKHMAD ARIFIN HADI.
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kegiatan budidaya
peternakan baik langsung maupun tidak langsung. Laboratorium Lapang Ruminansia
Kecil merupakan salah satu fasilitas pendidikan dari IPB. Kondisi laboratorium
lapang memiliki lingkungan yang kurang mendukung untuk kegiatan tersebut.
Produktivitas dan kualitas ternak yang optimal secara tidak langsung dapat
menunjang kegiatan budidaya peternakan ruminansia kecil (pendidikan dan
pemeliharaan ternak) serta mengembangkan Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
sebagai kegiatan wisata agroedutourism. Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu:
mengidentifikasi dan menganalisis potensi serta kendala serta merancang lanskap
peternakan sebagai sarana untuk mengembangkan dan mendukung kegiatan wisata

agroedutourism. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan cara survei
untuk pengambilan datanya dan mengacu pada tahapan kerja yang dikemukakan oleh
Booth. Hasil dari penelitian ini berupa desain dari penataan lingkungan peternakan
yang menunjang kegiatan pendidikan dan wisata yang mempertimbangkan
kenyamanan pengguna dan ternak yang ada di sana. Hasil dari perancangan lanskap
peternakan ruminansia kecil tersebut adalah pembagian ruang meliputi ruang
penerimaan seluas 912.2 m² (4.5%), pelayanan 1 035.6m² (5.2%), penyangga 8 899.5
m² (44.3%), ruang wisata, pendidikan, serta ruang budidaya peternakan adalah 9
245.6 m² (46%). Perancangan lanskap peternakan ruminansia kecil diharapkan dapat
berfungsi dengan baik di masa yang akan datang untuk kegiatan agroedutourism.
Kata kunci : budidaya peternakan, laboratorium lapang, dan agroedutourism

ABSTRACT
ARAWINDA SAHAWIDHIWIDANA. Landscape Design of Small Ruminants
Laboratory for Agroedutourism in Dramaga Campus of Bogor Agricultural
University. Supervised by AKHMAD ARIFIN HADI
The environmental conditions is a factors affecting of livestock directly or
indirectly. The field laboratory of small ruminants is a kind of the IPB facilities. The
condition of field laboratory has a less support of environment for these activities.
Livestock productivity and optimal quality can indirectly support the livestock

farming activities (educational and breeding). In addition, to support and develop the
field laboratory of small ruminant as agroedutourism tourist activities. The objectives
of this study are to identify the potency and problem of the site as an object to support
agroedutourism and also designing ruminant’s landscape in developing and
supporting the agroedutourism in IPB. This research uses descriptive method, survey
method to data collection, and refers to the stages of the work made by Booth (1983).
The results of this research is the design landscape of the animal husbandry
environment to supports educational activities and agroedutourism with consider
amenities of user and animals that are there. The Field Laboratory Small Ruminant is
determined by six zone. They are, welcome area 912.2 m² (4.5%), service 1 035.6 m²
(5.2%), buffer 8 899.5 m² (44.3%), tourism, educational, and livestock farming area
is 9 245.6 m² (46%). Landscape design of small ruminants laboratory can function
properly in the future for agroedutourism activity.
Keywords: livestock farming, field laboratory, agroedutourism

PERANCANGAN LANSKAP PETERNAKAN RUMINANSIA
KECIL SEBAGAI SARANA AGROEDUTOURISM DI KAMPUS
DRAMAGA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ARAWINDA SAHAWIDHIWIDANA


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi :
Nama
NIM

Perancangan Lanskap Peternakan Sebagai Sarana
Agroedutourism di Kampus Dramaga Institut Pertanian Bogor
: Arawinda Sahawidhiwidana
: A44080034


Disetujui oleh

Akhmad Arifin Hadi, SP, MA
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha Pengasih atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah
pengembangan Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil menjadi area
pengembangan Agroedutaurism, dengan judul Perancangan Lanskap Peternakan
Sebagai Sarana Agroedutourism di Kampus Dramaga Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Akhmad Arifin Hadi, SP, MA
selaku pembimbing telah banyak memberi saran. Di samping itu, ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, seluruh keluarga besar, dan temanteman ARL, teman kos Az zahra atas segala doa, kasih sayang, dan semangatnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014
Arawinda Sahawidhiwidana

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

xi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

Kerangka Pikir

2


TINJAUAN PUSTAKA

3

Lanskap

3

Peternakan

3

Perancangan Lanskap Peternakan

3

Agroedutourism

4


Potensi Hewan Ternak

4

Kelinci

4

Domba

5

Kambing

5

METODE

6


Tempat dan waktu penelitian

6

Alat dan Bahan

6

Metode Penelitian

6

Batasan Studi

9

HASIL DAN PEMBAHASAN
Inventarisasi


10
10

Kondisi Umum

10

Aksesbilitas, Fasilitas, dan Utilitas

11

Iklim

12

Tanah

14

Topografi dan Kemiringan

15

Hidrologi dan Drainase

16

Vegetasi dan Satwa

16

Visual dan Aroma

18

Pendidikan

18

Budidaya Peternakan

19

Wisata Agroedutourism

19

Penggunaan Tapak dan Rencana Pengembangan

22

Analisis dan Sintesis

25

Aksesbilitas, Fasilitas, dan Utilitas

25

Iklim dan Kenyamanan

27

Topografi

28

Tanah

30

Hidrologi dan Drainase

30

Vegetasi dan Satwa

31

Visual

32

Budidaya Peternakan

32

Penggunaan dan Pengembangan Tapak

33

Konsep

34

Konsep Dasar

34

Konsep Desain

34

Pengembangan Konsep

35

Konsep ruang

35

Konsep zero waste

36

Konsep sirkulasi

37

Konsep vegetasi

37

Konsep wisata

39

Konsep fasilitas

39

Komposit Konsep

40

Site Plan

41

Detil Desain Fasilitas

45

Rencana dan Desain Sirkulasi

51

Rencana dan Desain Penanaman

52

SIMPULAN DAN SARAN

53

Simpulan

53

Saran

53

DAFTAR PUSTAKA

54

LAMPIRAN

56

RIWAYAT HIDUP

67

DAFTAR TABEL
1 Jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data
2 Curah hujan rata-rata, suhu rata-rata, kelembaban udara rata-rata
Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
3 Kecepatan angin tahun 2011-2012
4 Vegetasi eksisting
5 Objek dan kegiatan wisata AET IPB
6 Objek dan kegiatan wisata AET Fakultas Peternakan
7 Jumlah pengunjung wisata AET Fakultas Peternakan
8 Identitas pengguna tapak dari hasil kuesioner
9 Persepsi pengguna tapak dari hasil kuesioner
10Preferensi pengguna tapak dari hasil kuesioner
11Pembagian ruang, aktivitas, dan fasilitas

7
12
14
17
19
21
22
22
23
24
40

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pikir
2 Lokasi penelitian di Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil, Kampus
IPB Darmaga, Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
3 Diagram alir tahapan kerja Booth (1983)
4 Batas tapak Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
5 Jalur aksesbilitas dari pintu 1 dan pintu 3
6 Fasilitas tapak
7 Grafik suhu rata-rata 2008-2012
8 Grafik curah hujan rata-rata 2008-2012
9 Grafik kelembaban udara rata-rata 2008-2012
10 Peta jenis tanah Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
11 Peta topografi Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
12 Saluran drainase Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
13 Peta hidrologi dan sumber air pada tapak
14 Hewan liar yang terdapat pada tapak
15 Peta vegetasi eksisting
16Fasilitas yang tidak termanfaatkan secara maksimal pada Laboratorium
Lapang Ruminansia Kecil
17 Peta analisis sirkulasi
18 Tanaman sebagai pengontrol angin
19 Peta analisis iklim
20 Peta analisis kemiringan lahan
21 Peta analisis hidrologi
22 Peta analisis vegetasi
23 Peta analisis visual
24 Peta analisis budidaya peternakan
25 Bentuk-bentuk garis
26 Konsep ruang
27 Konsep zero waste
28 Konsep sirkulasi
29 Konsep vegetasi konservasi air

2
6
9
10
11
12
13
13
13
14
15
16
16
17
18
26
26
28
28
29
30
31
32
33
35
36
36
37
38

30 Konsep vegetasi
31 Peta komposit konsep pada tapak
32 Rencana tapak
33 Perspektif keseluruhan
34 Ilustrasi ruang penerimaan
35 Ilustrasi ruang pelayanan
36 Ilustrasi ruang budidaya peternakan
37 lustrasi wisata pada padang penggembalaan
38 Ilustrasi area sekitar kolam retensi
39 Signage
40 Papan informasi
41 Tempat parkir
42 Fasilitas sightseeing pada padang penggembalaan
43 Fasilitas kolam retensi
44 Ilustrasi tempat memandikan ternak
45 Dinding penahan tanah
46 Ilustrasi tempat bermain bersama kelinci
47 Bangku
48 Tempat pakan ternak
49 Ilustrasi sirkulasi pada laboratorium lapang

39
41
42
43
43
43
44
45
45
46
46
47
48
48
49
49
49
50
50
51

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner persepsi dan preferensi pengguna Laboratorium Lapang
Ruminansia Kecil
2 Tabel tingkat kesuburan tanah
3 Tabel kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah
4 Tabel kriteria kesesuaian lahan untuk penggembalaan (Pasture)
5 Tabel jenis vegetasi yang digunakan pada rencana penanaman
6 Gambar potongan A-A’
7 Gambar potongan B-B’
8 Gambar potongan C-C’
9 Gambar ilustrasi sightseeing padang penggembalaan 1
10 Gambar ilustrasi pemandangan padang penggembalaan 1 dari sightseeing
11 Gambar ilustrasi sightseeing padang penggembalaan 2
12 Gambar ilustrasi pemandangan padang penggembalaan 2 dari sightseeing
13 Gambar ilustrasi sightseeing padang penggembalaan 3
14 Gambar ilustrasi pemandangan padang penggembalaan 3 dari sightseeing
15 Gambar rencana tapak
16 Gambar rencana penanaman

56
58
58
59
60
62
62
62
62
63
63
63
64
64
65
66

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil merupakan laboratorium lapang
yang berada di bawah pengelolaan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
(IPB). Laboratorium lapang tersebut memiliki luas lahan 20 092.91 m² yang
dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti kantor, kandang
pembibitan-penggemukan kelinci, ruang pengelolaan dan analisis, kandang
penggemukan, kandang pembibitan, dan padang penggembalaan. Fasilitasfasilitas tersebut berfungsi untuk menunjang kegiatan pendidikan dan budidaya
peternakan.
Budidaya peternakan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha
dalam produksi ternak agar dapat memberikan hasil yang optimal. Kegiatan ini
menjadi salah satu kurikulum dalam kegiatan pendidikan di Fakultas Peternakan
IPB. Menurut Jamarun (1988), lingkungan merupakan faktor penting yang
mempengaruhi produksi ternak baik bersifat langsung maupun tidak langsung.
Faktor tersebut antara lain curah hujan, suhu, dan kelembaban yang
mempengaruhi ketersediaan air, pakan, kenyamanan, dan kesehatan ternak.
Laboratorium lapang memiliki kondisi lingkungan yang kurang memadai, yaitu
suhu yang panas pada sekitar tapak, kurangnya ketersediaan air, dan saluran
drainase yang kurang efektif. Kondisi ini menyebabkan kegiatan budidaya
peternakan menjadi kurang optimal.
Saat ini fungsi tapak yang utama untuk mengakomodasi kegiatan
pendidikan dan budidaya peternakan, namun beberapa kali tapak digunakan untuk
mengakomodasi kegiatan wisata agroedutourism walaupun fasilitas wisata pada
tapak belum ada. Melihat adanya potensi wisata, pengelola berkeinginan untuk
mengembangkan tapak menjadi salah satu bagian dari wisata agroedutourism
yang ada di IPB. Wisata agroedutourism merupakan kegiatan wisata yang ada di
IPB dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium sebagai objek wisatanya.
Kegiatan tersebut dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang
pertanian yang meliputi bercocok tanam, peternakan, perikanan, maupun
kehutanan. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan perancangan lanskap
untuk menambah fasilitas agroedutourism pada tapak.
Perancangan lanskap ruminansia kecil untuk kegiatan agroedutourism
memperhatikan penataan lingkungan yang dapat mendukung produktivitas dan
kualitas fisik ternak. Produktivitas dan kualitas fisik ternak yang baik merupakan
syarat utama dalam menunjang kegiatan agroedutourism agar berjalan dengan
baik. Oleh sebab itu, dalam perancangan ini faktor keberlanjutan dari budidaya
peternakan sangat penting untuk diperhatikan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi serta menganalisis potensi dan kendala pada tapak
untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan dan budidaya peternakan dalam
kaitannya dengan agroedutourism.

2

2. Merancang lanskap peternakan agar dapat mendukung kegiatan
pendidikan, budidaya peternakan, serta sebagai sarana pengembangan
agroedutourism yang mempertimbangkan kenyamanan bagi pengguna (user)
maupun ternak itu sendiri. Desain lanskap yang dihasilkan berupa site plan,
planting plan, detil konstruksi, dan gambar ilustrasi.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan alternatif
rancangan bagi pihak IPB pada umumnya dan pada pihak pengelola Laboratorium
Lapang Ruminansia Kecil (domba-kambing-kelinci) pada khususnya untuk
menunjang kegiatan pendidikan, budidaya peternakan, serta mengembangkannya
untuk kegiatan agroedutourism.
Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini merujuk pada kondisi tapak yang
memerlukan proses perancangan lanskap pada Laboratorium Lapang Ruminansia
Kecil sebagai kawasan pendidikan, budidaya peternakan, dan agroedutourism.
Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pikir

3

TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap
Lanskap adalah wajah atau karakter lahan atau bagian dari muka bumi
dengan segala sifat dan kehidupan yang ada di dalamnya baik yang bersifat alami
maupun buatan, manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang,
sejauh indera dapat menangkap, dan sejauh imajinasi dapat menjangkau serta
membayangkan (Rachman 1984).
Lanskap kampus merupakan lanskap yang menunjang untuk
berlangsungnya kegiatan yang bersifat pendidikan, dimana terdapat fasilitasfasilitas di dalamnya. Fasilitas tersebut merupakan fasilitas yang menunjang
kegiatan belajar yang berlangsung di dalam ruangan maupun kegiatan belajar
yang berlangsung di lapang. Meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap
wisata pendidikan menyebabkan lanskap kampus dan fasilitas-fasilitas tersebut
menjadi potensi serta dapat dimanfaatkan untuk menunjang adanya kegiatan
tersebut. Fasilitas yang dapat menjadi obyek wisata pendidikan antara lain
laboratorium, kebun, kolam percobaan, arboretum, laboratorium lapang seperti
kandang, serta potensi alam yang terdiri dari keragaman vegetasi, satwa, topografi
serta keindahan lanskap yang didominasi oleh tanaman.
Peternakan
Peternakan berasal dari kata ternak yang berarti binatang yang dipelihara
untuk dibiakkan dengan tujuan produksi. Menurut Rasyaf (1994), peternakan
adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk
mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Kesanggupan ternak untuk
mempertahankan hidup dan berproduksi selain ditentukan oleh potensi ternak
(termasuk di dalamnya breed, umur, dan faktor genetis) dan manajemen
(termasuk feeding), maka ditentukan pula oleh keadaan mikroklimat tempat ternak
tersebut berada. Suhu dan kelembaban udara merupakan dua komponen iklim
paling penting yang harus diperhatikan karena secara langsung akan
mempengaruhi kondisi fisiologi ternak.
Perancangan Lanskap Peternakan
Mendesain lanskap peternakan merupakan kegiatan merencanakan dan
merancang suatu bentuk lahan dan lingkungan yang dapat mendukung
produktivitas dan kualitas fisik ternak sehingga dapat menunjang kegiatan
budidaya, pendidikan, serta program agroedutourism yang ada di kampus IPB
dengan memanfaatkan potensi yang ada tanpa mengganggu kelestariannya.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merancang lanskap peternakan
adalah penempatan fasilitas dan mengatur kondisi lingkungan di sekitar kandang.
Menurut Sarwono (2008) kandang sebaiknya didirikan di atas tanah yang
kondisinya padat, kering, tidak becek di waktu hujan, bersih, selalu mendapat
sinar matahari pagi, jauh dari pepohonan besar atau agak terbuka tempatnya. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindarkan ternak dari serangan penyakit.

4

Perancangan lanskap merupakan pengembangan lebih lanjut dari
perencanaan tapak dengan perhatian ditujukan pada pemilihan komponen dan
bahan perancangan serta tanaman dan kombinasinya sebagai pemecahan masalah
dalam perancangan tapak. Selain itu, perhatian perancangan lanskap ditujukan
pada hubungan visual (Laurie 1984).
Perancangan Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil menekankan pada
penataan lingkungan, pemberian fasilitas, dan tanaman sebagai pemecahan
masalah yang timbul dalam proses perencanaan. Pada perancangan lanskap
peternakan dipertimbangkan masalah yang menyangkut kondisi hewan ternak dan
kenyamanan manusia yang menjadi penunjang kegiatan agroedutourism.
Faktor yang menentukan bentuk rancangan lanskap antara lain karakter
tapak itu sendiri, sirkulasi, topografi, arsitektur, bahan dan pemeliharaannya serta
fungsi dan kegunaan yang diinginkan pada tapak (Laurie 1984). Faktor yang
sangat diperhatikan pada tahap ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan yang dapat mendukung produktivitas dan kualitas fisik ternak.
Agroedutourism
Agroedutourism atau sering disingkat menjadi AET adalah kegiatan wisata
untuk tujuan studi yang dapat memperluas pengalaman, rekreasi, dan pengetahuan
tentang alam dan teknologi pertanian melalui ilmu-ilmu pertanian dalam cakupan
luas. Kegiatan yang disajikan dalam wisata pendidikan dapat mencakup kegiatan
pertanian secara luas, seperti pertanian bercocok tanam, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan kehutanan (Dinata 2009). Didukung oleh potensi kampus IPB
berupa adanya fasilitas dan lanskap yang indah dapat menjadi daya tarik sekaligus
objek wisata pendidikan.
AET Fakultas Peternakan merupakan bagian dari objek wisata AET IPB.
AET Fakultas Peternakan secara khusus menyediakan atraksi di bidang
peternakan. Atraksi tersebut berupa proses pengelolaan satwa ruminansia besar,
ruminansia kecil, unggas, hingga satwa harapan, dan proses pengolahan hasil
peternakan misalnya adalah memeras susu. Agroedutourism sebagai objek wisata
selayaknya memberikan kemudahan bagi para pengunjung dalam menikmati
dengan cara melengkapi fasilitas guna menunjang kegiatan dalam bentuk sarana
dan prasarana yang ada di dalamnya. Menurut Tirtawinata dan Fachrudin (1996)
fasilitas-fasilitas tersebut ditempatkan pada lokasi yang tepat dan strategis
sehingga dapat berfungsi secara maksimal.
Potensi Hewan Ternak
Hewan yang dibudidayakan pada laboratorium lapang ini adalah hewan
ruminansia kecil. Hewan ruminansia kecil merupakan kelompok hewan mamalia
yang memamah biak dalam golongan ternak kecil. Berikut adalah hewan yang
berpotensi untuk dibudidayakan di Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil.
Kelinci
Kelinci termasuk hewan ternak pseudo-ruminant, yaitu herbivora yang tidak
dapat mencerna serat-serat secara baik (Sarwono 2001). Persyaratan kandang bagi
kelinci adalah kandang harus memiliki suasana tenang, lingkungan kandang yang
sejuk dan tidak lembab, aman dari hewan predator, kokoh, sirkulasi udara lancar,
terhindar dari angin dan hujan yang dapat masuk ke kandang, dan mudah

5

dibersihkan (Priyatna 2011). Kelinci lebih tahan suhu dingin daripada panas.
Kelinci sangat produktif kalau dipelihara di lingkungan sejuk bersuhu 15-20 ˚C
dan kelembaban 60–90% (Sarwono 2001). Menurut Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (2007), kelinci dapat terserang penyakit karena kurang terjaganya
kebersihan kandang dan lingkungan kandang. Penyakit-penyakit tersebut dapat
disembuhkan dengan pemberian obat, memperhatikan kondisi makanan yang
diberikan, serta menjaga kebersihan kandang dan lingkungan kandang.
Domba
Domba adalah ruminansia dengan rambut tebal. Ternak domba mempunyai
peranan penting dalam mensuplai daging karena ternak domba mudah beradaptasi
dengan lingkungan, mempunyai rataan reproduksi yang tinggi, ukuran tubuh
relatif kecil, dan harga dapat dijangkau oleh petani (Subandrio 1992). Selain itu,
Mulyono (1999) menyebutkan potensi ekonomi lainnya yang dimiliki domba
diantaranya pemasarannya mudah, proses perkembang biakannya dapat diatur,
kotoran dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, dan ternak domba suka bergerombol
sehingga dalam hal tenaga kerja yang melakukan sistem penggembalaan akan
lebih efisien.
Domba merupakan ternak yang memerlukan bahan pakan berupa hijauan
dalam jumlah besar, yaitu sekitar 90%. Berbagai jenis hijauan yaitu rumput,
leguminosa (daun lamtoro, turi, Glyricidia, kaliandra, dan lain-lain), dan sisa dari
hasil panen. Pemberian pakan pada ternak dapat dilakukan dengan cara
digembalakan dan disediakan. Pemberian pakan dengan cara digembalakan
dilakukan dengan melepaskan ternak untuk mencari pakan sendiri di padang
penggembalaan selama 6-8 jam sehari. Penggembalaan dilakukan sesudah hijauan
bebas dari embun dan sore hari sekitar pukul 15.00 waktu setempat (BPTP 2010).
Kambing
Kambing merupakan binatang memamah biak yang telah lama
dibudidayakan. Memelihara kambing tidak sulit karena selain pakannya yang
cukup beragam, kambing juga memiliki daya adaptasi tinggi dengan kondisi
agroekosistem suatu tempat (Sarwono 2008). Berbagai jenis hijauan dapat
dimakan. Jenis daun-daunan yang cukup digemari oleh kambing adalah daun turi,
lamtoro, dan nangka. Kebutuhan pakan hijauan yang dibutuhkan 10% dari berat
badan dan pakan konsentrat sekitar 0.5 kg (Prabowo 2010).
Beberapa jenis kambing di Indonesia tersebar di daerah kering dan berbukit
atau daerah pegunungan. Ternak kambing dapat digolongkan menjadi dua tipe,
yaitu kambing potong (penghasil daging), dan kambing dwi-guna (penghasil
daging dan susu). Berdasarkan tujuan pemeliharaan, ternak kambing digolongkan
menjadi kambing untuk pembibitan dan kambing untuk penggemukan.

6

METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil, kampus
IPB Darmaga, Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan
penelitian berlangsung mulai Februari 2013 sampai Januari 2014. Berikut
merupakan gambar peta orientasi lokasi Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil.

Gambar 2 Lokasi penelitian di Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil, Kampus
IPB Darmaga, Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Alat dan Bahan
Kegiatan perancangan Lanskap Peternakan Ruminansia Kecil meliputi alat
survei lapang dan pekerjaan studio. Alat yang digunakan digunakan untuk survei
lapang adalah ring sample tanah, cangkul, kamera digital, meteran, higrometer
outdoor, dan alat tulis. Sedangkan alat yang digunakan untuk pekerjaan studio
adalah perangkat komputer grafis (laptop, komputer, printer, dan scanner),
peralatan studio desain (penggaris, kertas kalkir, kertas roti, dan kertas HVS),
serta perangkat software AutoCad, Adobe Photoshop, Microsoft Word, Microsoft
Excel, Sketchup, dan Lumion.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei lapang.
Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses penelitian dengan melukiskan
keadaan subyek beserta kondisinya saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak. Hal ini terlihat dari cara pembahasan data yang dianalisis untuk
memperoleh rumusan yang mendukung tujuan penelitian. Menurut Whitney
dalam Nazir (1985) penelitian deskripsi adalah pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Penelitian Deskriptif tidak didesain untuk menguji hipotesis, tetapi
lebih pada upaya menyediakan informasi seputar karakter fisik, sosial, perilaku,
maupun ekonomi. Metode survei lapang dilakukan untuk mengetahui kondisi
awal tapak yang dilakukan untuk mendapatkan data eksisting tapak melalui

7

pengamatan, pengukuran, serta dokumentasi. Jenis dan sumber data yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data
No
1

Jenis Data
Kondisi umum

Bentuk
Primer

Peta dasar
Batas tapak dan bangunan
Iklim

Sekunder

Fasilitas dan
properti

a. Suhu udara

Sekunder

BMG Dramaga

Studi pustaka

b. Curah hujan

Sekunder

BMG Dramaga

Studi pustaka

c. Kelembaban udara

Sekunder

BMG Dramaga

Studi pustaka

d. Lama penyinaran
matahari

Sekunder

BMG Dramaga

Studi pustaka

e. Kecepatan angin

Sekunder

BMG Dramaga

Studi pustaka

a. Jenis tanah

Sekunder

Puslitanah

Studi pustaka

b. Sifat tanah

Sekunder

Literatur

Studi pustaka

c. Geologi

Sekunder

Puslitanah

Studi pustaka

Topografi dan kemiringan
lahan
a. Kontur

Primer

Survei lapang

Pemetaan

b. Kemiringan lahan

Primer

Survei lapang

Pemetaan

a. Pola sirkulasi air

Primer

Tapak

Survei lapang

b. Pola drainase

Primer

Tapak

Survei lapang

c. Air tanah

Primer

Penggunaan tapak

Wawancara

a. Jenis vegetasi

Primer

Tapak

b. Jenis satwa

Primer

Tapak

Survei lapang dan
wawancara

a. Good view

Primer

Tapak

Survei lapang

b. Bad view

Primer

Tapak

Survei lapang

Aroma/bau

Primer

Tapak

Survei lapang

10

Budidaya peternakan

Primer

Tapak

Wawancara

11

Rencana pengembangan

Primer

Pengelola

Wawancara

12

Penggunaan tapak

Primer

Pengelola

Wawancara

2
3

4

5

6

7

8

9

Sumber
Tapak

Cara Pengambilan
Survei lapang
-

Tanah dan geologi

Hidrologi dan drainase

Vegetasi dan satwa

Visual

Tahapan kerja penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam proses penelitian agar tujuan dari penelitian dapat tercapai. Penelitian ini
menggunakan tahapan kerja menurut Booth (1983) yaitu project acceptance,
research and analysis, design, construction drawing, implementation, postcontraction evaluation, dan maintenance, namun dalam penelitian ini tahapan
tersebut dimodifikasi menjadi tiga tahap, yaitu :

8

1) Research/ Analysis
Tahap research/analysis meliputi persiapan base plan, inventarisasi, analisis,
wawancara dan program pengembangan. Tahap-tahap ini bertujuan untuk
memudah peneliti dalam mengenal tapak sehingga membantu dalam
mengembangkan solusi yang paling tepat untuk tapak tersebut. Informasi yang
diperlukan untuk peta dasar diperoleh dari klien. Kegiatan inventarisasi bertujuan
untuk mengidentifikasi dan mencatat segala kondisi yang ada pada tapak. Analisis
bertujuan untuk mengevaluasi atau membuat penilaian tentang pentingnya suatu
keadaan pada tapak. Tahap ini berguna untuk membantu dalam mengembangkan
solusi yang paling tepat dengan kondisi tapak yang ada dengan cara mengambil
keuntungan dari aspek-aspek positif (potensial) dan menghilangkan atau
meminimalkan aspek negatif (kendala).
Berikut adalah aspek yang dianalisis dan cara menganalisisnya: data
topografi dan kemiringan lahan dianalisis terkait standar kesesuaian lahan dan
hidrologi. Iklim mikro dianalisis terkait arah angin, curah hujan, lama penyinaran
matahari, suhu, dan perhitungan Temperature Humanity Indeks (THI) yaitu THI
= 0,8 T + (RH x T)/500. T adalah suhu udara (0C) dan RH adalah kelembaban
nisbi (%). Data tersebut untuk menentukan kenyamanan bagi ternak maupun
manusia, serta menentukan penanaman vegetasi dan penambahan fasilitas.
Analisis tanah diperoleh melalui hasil uji laboratorium yang disesuaikan dengan
rujukan sifat dan kesuburan tanah untuk menentukan jenis vegetasi yang akan
ditanam. Data kualitas visual dipergunakan untuk menganalisis pemandangan
yang berpotensi atau pemandangan yang perlu ditutupi.
Dilakukan wawancara untuk memperoleh informasi rinci tentang kebutuhan
dan keinginan klien/pengguna tapak. Wawancara dilakukan pada pihak pengelola
dengan menggunakan pedoman pertanyaan. Dilakukan pengisian kuesioner
tertutup yang diisi oleh mahasiswa yang melakukan praktikum atau penelitian
untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pada tapak.
Setelah dilakukan inventarisasi, analisis dan wawancara, selanjutnya
melakukan program pengembangan. Program pengembangan memiliki dua tujuan,
yaitu bertindak sebagai sintesis dari kegiatan inventarisasi, analisis, dan
wawancara klien, serta berfungsi sebagai daftar periksa untuk memastikan apa
yang hendak dilakukan. Pada program pengembangan sudah mulai menentukan
konsep dasar dari perancangan.
2) Design
Tahap desain terdiri dari rencana konsep dan rencana tapak. Rencana
konsep yang dibuat meliputi konsep dasar, konsep desain, konsep ruang, konsep
zero waste, konsep sirkulasi, dan konsep vegetasi. Konsep dasar dibuat untuk
dasar pengembangkan lanskap peternakan. Konsep ruang yang dibuat untuk
membangun hubungan yang ideal antar ruang yang diusulkan berdasarkan kondisi
fungsi tapak dan rencana pengambangannya. Dilakukan pembagian ruang dengan
penggunaan yang lebih spesifik dan mengidentifikasi setiap ruang tersebut beserta
elemennya. Pada tahap ini selain terbentuk konsep ruang juga terbentuk hubungan
antar ruang dan konsep sirkulasi. Konsep zero waste merupakan suatu konsep
dalam manajemen perawatan ternak secara berkelanjutan dengan memaksimalkan
pemanfaatan limbah yang ada pada tapak. Konsep vegetasi dibuat untuk
menjawab permasalah yang terkait dengan iklim mikro dengan pemilihan vegetasi
berdasarkan fungsi yang dibutuhkan pada tapak. Konsep desain pada tapak

9

ditentukan dengan memilih tema. Tema desain yang diinginkan diterapkan pada
tapak dengan cara pengaturan bentuk dan karakter. Selanjutnya pembuatan
rencana tapak yang merupakan penyempurnaan dari tahap sebelumnya. Pada
tahap ini sudah melakukan identifikasi dan pemilihan masing-masing jenis
material dan tanaman. Selain itu tahap ini menyajikan desain yang berkaitan
dengan kualitas visual dari desain.
3) Construction Drawing
Gambar konstruksi merupakan gambar yang dibuat sebagai sarana
komunikasi, bagaimana membangun semua elemen proyek dari keseluruhan
lokasi bangunan tentang ukuran dan tempat peletakkan. Gambar ini mencakup
rencana penanaman dan detail konstruksi.
Batasan Penelitian
Penelitian ini adalah perancangan lanskap peternakan sehingga hasil akhir
berupa rencana tapak, rencana penanaman, detil konstruksi, dan gambar ilustrasi.
Perancangan di sini tidak termasuk mendesain bangunan, seperti kandang,
laboratorium, dan kantor. Pada proses desainnya menggunakan tahapan kerja
menurut Booth (1983) tetapi terbatas pada tahap research and analysis hingga
tahap construction drawing. Tahap implementation, post-construction evaluation,
dan maintenance tidak dilakukan pada penelitian ini.

Gambar 3 Diagram alir tahapan kerja Booth (1983)

10

HASIL DAN PEMBAHASAN
Inventarisasi
Kondisi Umum
Lokasi tapak penelitian berada di dalam kawasan kampus Institut Pertanian
Bogor (IPB) Dramaga, tepatnya di Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
(domba-kambing-kelinci) yang terlatak di Jalan Kayu Manis dengan luas 20
092.91 m² yang terdiri dari area pengelolaan yang memiliki luas 3 058.94 m² dan
area padang penggembalaan yang memiliki luas 17 033.97 m². Secara geografis
kampus IPB Dramaga terletak diantara 106 44’ 00” BT - 106 42’ 30” BT dan 6
33’ 00” LS - 6 34’ 00” LS. Batas tapak Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laboratorium Lapang Unggas, rumah penjaga, dan rumah kaca
Sebelah Timur : Tempat pembibitan domba dan produksi daging
Sebelah Selatan : Tempat pembibitan domba dan produksi daging
Sebelah Barat
: Sungai Cihideung

Gambar 4 Batas tapak Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
Sumber : www.googlemap.com (2012)

Tapak terletak pada komplek kandang di mana kawasan tersebut termasuk
dalam kawasan wisata agroedutourism Fakultas Peternakan. Agroedutourism
Fakultas Peternakan merupakan salah satu objek yang ditawarkan pada program
kegiatan wisata agroedutourism IPB yang terletak di belakang kampus IPB
Dramaga.
Penggunaan tapak saat ini adalah untuk kegiatan budidaya peternakan yang
meliputi kegiatan pendidikan dan perawatan ternak. Kegiatan yang dilakukan
terpusat di sekitar ruang terbangun. Pada area padang penggembalaan belum

11

termanfaatkan secara maksimal. Vegetasi eksisting tumbuh di sekeliling tapak.
vegetasi tersebut sebagian besar merupakan vegetasi untuk pakan ternak.
Aksesibilitas, Fasilitas, dan Utilitas
Lokasi tapak perancangan terletak di belakang wilayah kampus IPB
Dramaga. Lokasi dapat diakses melalui pintu satu dan pintu tiga yang melewati
jalan lingkar kampus IPB. Akses selanjutnya melewati jalan Kayu Manis untuk
menuju ke komplek kandang. Sebelum memasuki komplek kandang terdapat
gerbang sebagai penanda. Pada pertigaan di jalan Kayu Manis terdapat papan
penunjuk jalan.
Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil ditandai dengan adanya papan
nama yang berada di depan tapak. Papan nama tersebut memiliki informasi yang
salah sehingga ada bagian yang ditutupi dengan lakban serta dalam kondisi yang
roboh. Pintu masuk ke dalam tapak menggunakan pintu samping dan pintu utama.
Pintu utama berada di depan kantor dan pintu samping berada di depan ruang
pengelola dan analisis. Pintu kawat digunakan untuk mengakses ke area padang
penggembalaan dari area sekitar kandang.

Gambar 5 Jalur aksesbilitas dari pintu 1 dan pintu 3
Sumber : www.google.com (2012)

Fasilitas yang ada pada tapak merupakan fasilitas yang dapat menunjang
kegiatan pendidikan dan budidaya peternakan. Fasilitas tersebut antara lain ruang
pengelolaan dan analisis, kandang pembibitan-penggemukan kelinci, kandang
penggemukan, kandang pembibitan, kantor, dan padang penggembalaan. Tapak
dibatasi oleh pagar untuk memisahkan tapak dengan lingkungan luar. Pagar kawat
mengelilingi area sekitar kantor dan kandang. Pagar kawat berduri membatasi
padang penggembalaan dengan jalan. Pada bagian belakang tapak dibatasi oleh
pagar tembok. Utilitas drainase pada tapak akan dijelaskan pada pembahasan
tentang hidrologi dan drainase.

12

Gambar 6 Fasilitas tapak
Iklim
Iklim merupakan salah satu penentu kenyamanan bagi pengguna. Pada
perancangan tapak untuk wisata agroedutourism ini juga perlu
mempertimbangkan kenyamanan bagi hewan ruminansia kecil yang ada di sana.
Berdasarkan data iklim yang tercatat pada Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor
yang terletak pada garis lintang dan bujur 060 31’ LS dan 1060 44’ BT, pada
ketinggian 207 m, dan pada rentang tahun 2008 hingga 2012 tersajikan dalam
Tabel 2.
Tabel 2 Curah hujan rata-rata, suhu rata-rata, kelembaban udara rata-rata
Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
Bulan

Curah Hujan
(mm)

Suhu Rata-Rata
(˚C)

Kelembaban Udara
(%)

Jan

206.4

25.3

85.8

Feb

198.0

25.3

85.8

Mar

181.3

25.7

83.4

Apr

187.4

26.1

85.0

Mei

186.0

26.2

84.0

Jun

135.0

26.0

81.6

Jul

84.7

25.7

79.4

Ags

155.3

25.8

77.8

Sep

177.3

25.8

77.6

Okt

288.1

26.0

81.6

Nov

143.9

25.7

82.8

Des

116.7

25.8

84.8

Max:

288.1

26.2

85.8

Min:

84.7

25.3

77.6

Rata-Rata
Bulanan

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Bogor Tahun 2012

13

Dari tabel di atas, pada tapak penelitian memiliki suhu rata-rata tahunan
25.8 0C dengan suhu minimum sebesar 25.3 0C pada Januari hingga Februari, dan
suhu maksimum pada Mei sebesar 26.2 0C (Gambar 7). Curah hujan tahunan ratarata pada tapak ini adalah 2103,1 mm/tahun dengan curah hujan tertinggi pada
Oktober yaitu 288.1 mm dan curah hujan terendah pada Juli yaitu 84.7 mm
(Gambar 8). Kelembaban rata-rata tahunan Laboratorium Lapang Ruminansia
Kecil ini adalah 82.5% dengan kelembaban tertinggi sebesar 85.8% pada Januari
hingga Februari dan kelembaban terendah sebesar 77.6% pada September
(Gambar 9).

Gambar 7 Grafik suhu rata-rata 2008-2012

Gambar 8 Grafik curah hujan rata-rata 2008-2012

Gambar 9 Grafik kelembaban udara rata-rata 2008-2012

14

Data kecepatan angin yang diperoleh dari BMKG untuk tahun 2011-2012
tersaji dalam Tabel 3.
Tabel 3 Kecepatan angin tahun 2011-2012

Rata-Rata
Bulanan

Bulan

2011

2012

Kecepatan angin rata-rata (knot)

Jan

5

4.6

4.8

Feb

4

3.7

3.85

Mar

4

5.3

4.65

Apr

4

3.9

3.95

Mei

3

4

3.5

Jun

4

3.7

3.85

Jul

4

4.2

4.1

Ags

5

4.5

4.75

Sep

5

4.5

4.75

Okt

5

4.4

4.7

Nov

4

3.5

3.75

Des

4

3.7

3.85
4.8
3.5

Max:
Min:

Rata-rata kecepatan angin tertinggi adalah 4.8 knot yang terjadi pada Januari
dan kecepatan angin terendah adalah 3.5 knot pada Mei. Pada Januari hingga Juni
angin bertiup ke Barat dan pada bulan Juli hingga Desember angin bertiup ke
Utara. Intensitas penyinaran matahari rata-rata mulai Desember 2012 hingga
Maret 2013 adalah 284.25%.
Tanah
Informasi awal tentang keadaan tanah diperoleh dari Lembaga Penelitian
Tanah (1997). Dilakukan pengambilan contoh tanah utuh dengan menggunakan
ring sample pada kedalaman tanah sekitar 20 cm yang kemudian tanah tersebut
dianalisis di laboratorium.

Gambar 10 Peta jenis tanah Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
Sumber : Peta tanah daerah Parung-Depok-Bogor Lembaga Penelitian Tanah (1997)

15

Berdasarkan peta tersebut jenis tanah pada Laboratorium Lapang
Ruminansia Kecil terdiri dari jenis tanah latosol cokelat kemerahan serta komplek
aluvial cokelat dan aluvial cokelat keabuan. Tanah latosol cokelat memiliki bahan
induk turf andesit. Tanah aluvial cokelat dan aluvial cokelat keabuan bertekstur
halus dengan drainase sedang sampai agak terhambat. Bahan induk dari aluvial
cokelat dan aluvial cokelat keabuan adalah aluvium volkanik (Supardi 1983).
Sifat tanah aluvial sangat beragam tergantung sifat bahan asal yang diendapkan,
karena tanah aluvial merupakan tanah yang terbentuk dari endapan akibat banjir.
Biasanya dijumpai tanah aluvial pada lembah sungai, dataran pantai, dan bekas
danau. Kebanyakan tanah aluvial sepanjang aliran besar merupakan campuran
mengandung cukup banyak hara tanaman, sehingga umumnya dianggap tanah
subur sejak dulu (Darmawijaya 1990). Hasil uji sampel pada Laboratorium
Lanskap Ruminansia Kecil dapat dilihat pada lampiran Tabel 2 Tingkat kesuburan
tanah.
Topografi dan Kemiringan
Topografi Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil ini sangat bervariasi.
Topografi yang ada pada tapak sudah dikonservasi dalam bentuk teras bangku
atau teras tangga. Teras bangku atau teras tangga memiliki fungsi utama yaitu
memperlambat aliran permukaan, menampung dan menyalurkaan aliran
permukaan dengan kekuatan yang tidak sampai merusak, meningkatkan laju
infiltrasi, dan mempermudah pengolahan tanah.
Topografi dan kemiringan dianalisis dengan cara memetakan zonasi
berdasarkan klasifikasi lereng tertentu. IC pada tapak adalah 0.5 m. Zonasi dapat
diperoleh dari pengukuran jarak antar kontur (x). Kontur dengan jarak antar
kontur yang sama dibuat zonasi berdasarkan kriteria klasifikasi lereng. Dari zonasi
tersebut dapat ditentukan kesesuaian penggunaan maupun fungsi. Berikut adalah
rumus untuk menentukan jarak antar kontur:
x=(
) : % slope
Keterangan:
IC (Interval Contour)

Gambar 11 Peta topografi Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil

16

Hidrologi dan Drainase
Sumber penyedia air bersih bagi Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
berasal dari instalasi air olahan. Instalasi air olahan bersumber dari sistem
pengolahan air bersih yang berasal dari Sungai Cihideung. Sumber air tersebut
dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya peternakan sehari-hari.
Sistem drainase pada tapak menggunakan sistem drainase terbuka. Drainase
ini terdapat pada sekeliling bangunan dan di pinggir jalan. Tingginya curah hujan
yang ada di daerah Bogor menyebabkan tingginya tingkat runoff atau aliran
permukaan. Air yang mengalir ini membawa partikel tanah yang kemudian
mengendap di selokan. Endapan tersebut menjadi media tumbuh rumput. Keadaan
tersebut membuat saluran drainase perlu mendapatkan perawatan berupa
pembersihan rumput agar saluran tersebut dapat melakukan fungsinya secara
maksimal.

Gambar 12 Saluran drainase Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil

Gambar 13 Peta hidrologi dan sumber air pada tapak
Vegetasi dan Satwa
Satwa yang dapat ditemukan pada tapak dibedakan menjadi dua, yaitu
hewan yang dibudidayakan dan hewan liar. Hewan yang dibudidayakan saat ini
adalah domba. Hewan liar yang dapat ditemukan pada tapak adalah burung, tupai,
capung, dan kupu-kupu. Kemungkinan besar hewan liar yang dapat ditemui pada

17

tapak adalah tikus, serangga berbisa (lebah), dan ular karena hewan tersebut
menyukai tempat yang banyak terdapat semak-semak.

Gambar 14 Hewan liar yang terdapat pada tapak
Sumber : www.google.com (2012)

Jenis vegetasi di sekitar tapak didominasi oleh vegetasi yang dapat
digunakan sebagai pakan ternak, terutama vegetasi yang berada di area padang
penggembalaan. Vegetasi tersebut tersebar secara acak kecuali pohon gamal
(Gliricidia sepium) yang tumbuh teratur sebagai tanaman pagar atau pembatas.
Vegetasi pakan ternak terdiri dari rumput ruzi (Brachiaria ruziziensis), gamal
(Gliricidia sepium), pepaya (Carica papaya), lamtoro (Leucaena glauca), dan
cebreng (Gliricidia chinensis). Berikut adalah tabel vegetasi yang ada pada
Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil.
Tabel 4 Vegetasi eksisting
Jenis
TPT

Semak
Pohon

Pohon

Nama Latin

Nama Lokal

Brachiaria ruziziensis

Rumput ruzi

Dieffenbachia sp.
Sansevieria sp.
Codiaeum sp.
Hisbiscus rosa-sinensis
Carica papaya
Cinnamomum burmanii
Citrus grandis
Coffea Sp.
Delonix regia
Elaeis guineensis
Gliricidia chinensis
Gliricidia sepium
Hibiscus rosa-sinensis
Hura crepitans
Jatropha curcas
Langerstroemia speciosa
Leucaena glauca
Muntingia calabura
Musa sp.
Nephellium lappaceaum
Pometia pinnata
Psidium guajava

Daun bahagia
Lidah mertua
Puring
Kembang sepatu
Pepaya
Kayu manis
Jeruk
Kopi
Flamboyan
Sawit
Cebreng
Gamal
Kembang sepatu
Pohon roda
Jarak
Bungur
Lamtoro
Kersen
Pisang
Rambutan
Matoa
Jambu batu

18

Gambar 15 Peta vegetasi eksisting
Visual dan Aroma
Tapak yang dirancang adalah tapak yang memiliki lingkungan yang masih
alami. Topografi yang berlereng dapat meningkatkan potensi visual pada tapak.
Potensi ini dapat dikembangkan untuk menunjang kegiatan agroedutourism IPB.
Adanya tiga kandang yang ada pada tapak menjadi sumber aroma yang
kurang sedap. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengunjung.
Selain itu, pengelolaan kotoran dan sisa pakan ternak masih menggunakan cara
dibakar. Pengelolaan tersebut menimbulkan pemandangan yang buruk (bad view).
Pemandangan yang tidak rapi juga ditimbulkan karena tidak adanya tempat untuk
menyimpan makanan hijauan ternak, sehingga pakan berantakan pada daerah
sekitar kandang.
Pendidikan
Laboratorium Lapang Peternakan Ruminansia Kecil dibawah
tanggungjawab Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP),
Fakultas Peternakan. Laboratorium lapang digunakan sebagai tempat pendidikan
yaitu praktikum dan penelitian. Terdapat beberapa mata kuliah yang memerlukan
Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil sebagai tempat praktikum, antara lain
mata kuliah Manajemen Lingkungan Ternak, Tingkah Laku dan Kesejahteraan
Ternak, serta Teknologi Produksi Ternak Ruminansia Kecil. Mahasiswa yang
paling sering melakukan kegiatan di Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil
adalah mahasiswa yang melakukan penelitian. Penelitian yang menggunakan
Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil memiliki kompetensi bagian antara lain,
manajemen budidaya ternak ruminansia kecil; teknik produksi ternak ruminansia
kecil; analisa usaha budidaya domba dengan arah pengembangan penelitian
berupa budidaya ternak kambing, domba, kelinci, dan marmot; komposisi tubuh

19

dan karkas ternak kambing, domba, kelinci, dan marmot; tumbuh kembang ternak;
dan pengolahan hasil ternak ruminansia kecil.
Budidaya Peternakan
Kegiatan pemeliharaan peternakan merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan usaha dalam mengembangkan ternak agar dapat memberikan hasil.
Menurut Sarwono (2001) dalam melakukan pemeliharaan peternakan harus
memiliki pedoman teknis yang menyebutkan beberapa hal yang harus disediakan,
yaitu lokasi, lahan, bangunan, peralatan, tenaga kerja, bibit, air, pakan ternak,
kesehatan ternak, dan pencegahan pencemaran lingkungan.
Padang penggembalaan yang ada di belakang laboratorium lapang dapat
digunakan untuk kegiatan penggembalaan. Padang penggembalaan tersebut
terbagi menjadi tiga ruang. Pembagian ruang ini memungkinkan pengelola untuk
melakukan sistem penggembalaan bergilir. Menurut Mcilroy (1976) keuntungan
dari sistem penggembalaan bergilir adalah dapat menggunakan padang
penggembalaan pada waktu hijauan masih muda dan bernilai gizi tinggi serta
memberikan waktu yang cukup untuk tumbuh kembali. Selain itu kekontinuan
produksi untuk ketersediaan pakan ternak terjaga (Aak 1985). Kegiatan
penggembalaan perlu memperhatikan kapasitas tampung atau daya dukung pada
masing-masing ruang penggembalaan. Kapasitas tampung atau daya dukung
ternak adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan
makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam
suatu luasan (Reksohadiprodjo 1994). Penghitungan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Daya Dukung Ternak =
Keterangan:
Daya dukung (kambing /petak/hari penggembalaan)
Produk bahan segar (kg/petak/hari)
Kebutuhan pakan (kg)
(Hutasoit et al 2009)

Wisata Agroedutourism
Laboratorium Lapang Ruminansia Kecil beberapa kali sudah digunakan
sebagai tempat wisata agroedutourism Fakultas Peternakan. Agroedutourism
Fakultas Peternakan sendiri berada di bawah manajemen agroedutourism IPB.
Wisata agroedutourism yang terdapat di IPB memiliki berbagai objek wisata
dengan beragam kegiatan yang ditawarkan. Objek yang ditawarkan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 5 Objek dan kegiatan wisata AET IPB
No
1

Objek
Kebun Percobaan
Cikabayan

2

Musium Serangga

·
·
·
·
·
·

Kegiatan
Mengenal berbagai macam jenis display tanaman buah
Demo perkembangbiakan tanaman (cangkok/stek/grafting)
Berkeliling rumah kaca (green house)
Praktek menanam tanaman pertanian di cup (contoh : bibit cabai,
chaisin, selada, dll)
Mengenal berbagai jenis serangga dan peranannya dalam
kehidupan
Belajar mengidentifikasi serangga

20

Tabel 5 Objek dan kegiatan wisata AET IPB (lanjutan)
No

Objek

3

Kebun Instalasi
Tanaman Obat
Biofarmaka IPB

4

Kultur Jaringan,
Bioteknologi
Tanaman

5

Kreativitas
Tanaman Hias dari
Hydrogell

6

Fakultas
Peternakan

7

Anatomi, Fisiologi,
dan Farmakologi

8

Recycle Paper
(Daur Ulang Kertas

9

Forest Outbond

10

Teaching Industry
Fakultas
Peternakan

11

F- Techno park

12

Desain Taman
Lanskap

13

Unit Produksi Ikan

Kegiatan
· Menonton video serangga
· Praktek merentangkan serangga
· Mengenal berbagai jenis dan kelompok tanaman obat serta
manfaatnya
· Melihat berbagai bentuk produk olahan dari tanaman obat (oil,
kapsul, sirup, dll)
· Praktek menanam tanaman obat dalam polybag
· Pengenalan kultur jaringan
· Pelatihan dan praktek kultur jaringan tanman hias dan sayuran:
membuat berbagai kreasi tanman dengan menggunakan teknik
kultur jaringan
· Pengenalan bioteknologi tanaman
· Belajar budidaya tanaman secara hidroponik, pengenalan sistem
hidroponik yang relatif murah, dan technical assistant
· Praktek menanam tanaman dengan media hydrogell
· Kuliah: mengenal hewan ternak
· Kunjungan ke kandang: kandang sapi, kandang ayam, kandang
kambing, kandang mencit
· Mengenal biogas sebagai alternatif energi subtitusi
· Praktek membuat produk olahan ternak : sosis dan bakso
· Mengenal dunia anatomi, fisiologi, dan farmakologi pada hewan
· Kunjungan ke Musium Satwa : mengenal berbagai bentuk
anatomi rangka hewan dan manusia
· Kunjungan laboratorium: melihat berbagai keunikan AFF hewan
dengan menggunakan alat mikroskopis
· Menonton 2 film bertemakan lingkungan dan 1 film tentang
recycle paper
· Kuliah singkat tentang sampah dan recycle paper
· Praktek pembuatan recycle paper (kertas daur ulang)
· Pengenalan berbagai jenis hutan yang terdapat di IPB melalui
kegiatan outbond (hutan bambu, hutan sengon, hutan tropika
campuran)
· Pengenalan fungsi hutan berdasarkan jenisnya
· Games hutan dan adventuring
· Dairy Factory Tour: Kunjungan ke lokasi pembuatan produk
olahan susu skala rumah tangga
· Pemberian materi tentang pembuatan dan pengolahan susu
· Demo: pembuatan susu pasteurisasi, yogurt, atau eskrim
· Praktek pembuatan dan pengolahansusu pasteurisasi, yogurt, atau
es krim dengan penerapan good manufacturing practices.
· Kegiatan pilihan: (1) pembuatan tahu (tofu processor), (2)
pembuatan beras analog, atau (3) pembuatan minuman rosella
· Pemberian materi tentang produksi produk olahan
· Demo produksi olahan salah satu kegiatan pilihan
· Pengenalan tanaman lanskap, fungsi, dan informasi terkait (jenis,
kriteria tempat tumbuh, kebutuhan perawatan)
· Kuliah dan praktek menggambar pocket garden
· Pelatihan merancang dan membuat desain taman dan arsitektur
lanskap dengan menggunakan bahan material yang telah
disediakan
· Pemberian materi mengenai produk-produk ikan dan rumput laut
serta pengolahannya

21

Tabel 5 Objek dan kegiatan wisata AET IPB (lanjutan)
No

Objek

Kegiatan
· Praktek pembuatan dan pengolahan produk hasil ikan, yaitu
bakso, nugget, sosis ikan, atau berbagai olahan dari rumput laut.
· Pengenalan berbagai produk hasil ikan dan rumput laut
14 Kolam Percobaan
· Melihat display berbagai macam ikan
Fakultas Perikanan
· Penjelasan mengenai budidaya ikan
· Memberi makan ikan
· Menangkap ikan di kolam
15 Penangkaran kupu· Penjelasan mengenai kupu-kupu
kupu Fakultas
· Menonton video kupu-kupu
Kehutanan
· Mengunjungi penangkaran kupu-kupu
· Praktek pembuatan gantungan kupu-kupu dari resin/frame kupukupu/l