Kualitas Ternak Sapi Potong Sekitar Tambang Nikel Di Kabupaten Halmahera Timur

KUALITAS TERNAK SAPI POTONG SEKITAR TAMBANG
NIKEL DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

GUNAWAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kualitas Ternak Sapi
Potong Sekitar Tambang Nikel di Kabupaten Halmahera Timur adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis
ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.


Bogor, September 2015
Gunawan
NIM D151120031

RINGKASAN
GUNAWAN. Kualitas Ternak Sapi Potong Sekitar Tambang Nikel di
Kabupaten Halmahera Timur. Dibimbing oleh RUDY PRIYANTO dan
SALUNDIK
Kegiatan pertambangan umumnya dilakukan di kawasan hutan. Kegiatan
ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan secara keseluruhan baik dalam
bentuk pencemaran dan penurunan kualitas air, tanah serta rerumputan. Masyarakat
di sekitar tambang nikel memanfaatkan rerumputan sebagai padang penggembalaan
dan air sebagai persediaan minum ternak sapi potong. Kemudian terjadi penurunan
kualitas ternak sapi yang disebabkan adanya kandungan logam berat dalam daging
sapi potong.
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan di Kecamatan Wasile dan
Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji
kondisi lingkungan seperti tanah, air, rumput dan produk ternak berupa kuku,
rambut, hati dan daging sapi potong dengan cara mendeteksi adanya residu logam

berat Pb, Cd, As, Hg, yang berada di sekitar tambang nikel dan non tambang.
Logam berat sampel dianalisis menggunakan metode Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA).
Berdasarkan hasil penelitian, ditunjukkan bahwa logam Pb pada air di
sekitar tambang nikel sebesar 0.1367 ppm dan non tambang sebesar 0.0770 ppm.
Konsentrasi Hg di sekitar tambang nikel pada tanah sebesar 17.8725 ppb, air
sebesar 0.0447 ppb, rumput sebesar 6.6925 ppb, dan kuku, 14.0130 ppb, rambut
7.2370 ppm, hati sebesar 7.4910 ppb, dan daging 4.7210 ppb. Air di sekitar tambang
nikel dan non tambang tercemar logam berat Pb melebihi ambang batas yang
ditetapkan. Sedangkan logam berat Hg pada tanah, air, rumput, hati dan daging sapi
yang digembalakan di sekitar tambang nikel melebihi ambang batas yang
ditetapkan.
Kata kunci: Logam berat, pencemaran, sapi potong, dan tambang nikel

SUMMARY
GUNAWAN. Beef Cattle Quality Around in East Halmahera District. Supervised
By RUDY PRIYANTO and SALUNDIK
Mining activities are generally carried out in the forest area. These activities
can cause damage to the environment as a whole in the form of contamination and
degradation of water quality, soil and grass. Communities around the nickel mines

utilize grass as pasture and water as drinking water supply cattle. Then a decline in
the quality of cattle caused by the heavy metal content in the meat of beef cattle.
This study was conducted over six months in the district of East Wasile
Wasile and East Halmahera. The purpose of this study was to assess the
environmental conditions such as soil, water, grass and livestock products such as
nails, hair, liver and beef slices by means of detecting the presence of residues of
heavy metals Pb, Cd, As, Hg, which was around the nickel mining and non mining,
Heavy metal samples were analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometry
(AAS).
The results of the study indicated that the Pb in the water around the nickel
mines of 0.1367 ppm and non mines amounted to 0.0770 ppm. Hg concentrations
in the soil around the nickel mines of 17.8725 ppb, water amounted to 0.0447 ppb,
grass at 6.6925 ppb, and nails, 14.0130 ppb, hair 7.2370 ppm, ppb heart of 7.4910
and 4.7210 ppb meat. The water around the mine nickel and non mining Lead (Pb)
contaminated water resource around mining and non mining area above the
permitted level. Meanwhile, heavy metals Hg in soil, water, grass, liver and beef
grazing around nickel mine exceeds the permitted level.
Keywords: beef cattle, contamination, heavy metal, and mining nickel.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

KUALITAS TERNAK SAPI POTONG SEKITAR TAMBANG
NIKEL DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

GUNAWAN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Henny Nuraini, MSi

Judul Tesis : Kualitas Ternak Sapi Potong Sekitar Tambang Nikel di Kabupaten
Halmahera Timur
Nama
: Gunawan
NIM
: D151120031

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Rudy Priyanto
Ketua

Dr Ir Salundik, MSi

Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Salundik, MSi

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 18 September 2015

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014
sampai Juli 2014 yang berjudul “Kualitas Ternak Sapi Potong Sekitar Tambang
Nikel di Kabupaten Halmahera Timur”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Rudy Priyanto dan Bapak
Dr Ir Salundik, MSi selaku komisi pembimbing yang telah banyak memberi
bimbingan, saran, waktu, dan tenanga sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Terima
kasih kepada Ibu Dr Ir Henny Nuraini, MSi yang telah banyak memberikan
masukan dan saran saat ujian tesis. Terima kasih kepada Ibu Dian di Laboratorium
Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor atas bantuanya
selama melakukan penelitian. Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh dosen
pengajar dan staf administrasi Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi
Peternakan, Sekolah Pascasarjana IPB.
Terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang telah
memberikan bantuan beasiswa melalui Beasiswa Unggulan (BU) tahun 2012 untuk
melanjutkan studi ke jenjang S2 di Sekolah Pascsarjana IPB.
Kepada teman-teman mahasiswa Pascasarjana Prodi ITP angkatan 2012,
2013, dan 2014 terimakasih atas kebersamaanya selama ini, semoga persahabatan
serta kerjasama tetap terjalin pada waktu mendatang. Terima kasih kepada temanteman FORPAS-MU IPB (Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku Utara IPB) atas
dukungan, bantuan dan rasa kekeluargaannya. Terima kasih kepada teman-teman kost
Pondok Iona atas dukungan dan semangatnya selama ini.

Terima kasih kepada pemimpin dan staf Dinas Kecamatan Wasile dan Wasile
Timur Kabupaten Halmahera Timur yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian. Terima kasih kepada teman-teman KARFAPALA UNKHAIR (Keluarga
Arfat Pecinta Alam Universitas Khairun) yang telah banyak membantu dalam
penelitian ini sampai selesai.
Terima kasih khusus disampaikan kepada Keluarga Besar Hatari Djama atas doa,
kesabaran dan kasih sayangnya. Karya ilmiah ini penulis persembahkan untuk kalian
semua.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015
Gunawan

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR


vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hipotesis

1
1
3
3
3
4

METODE
Lokasi dan Waktu
Materi
Tahap Penelitian

Preparasi Sampel
Pengukuran Demensi Tubuh Sapi Bali
Peubah yang Diamati
Analisis Data

4
4
4
4
6
7
8
8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Aspek Pemeliharaan dan Produktivitas Sapi Potong
Dampak Logam Berat pada Lingkungan dan Bagian Organ Ternak

9

9
10
14

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

21
21
21

DAFTAR PUSTAKA

22

RIWAYAT HIDUP

25

DAFTAR TABEL
1
2

3
4
5
6
7
8
9

Aspek pemeliharaan ternak sapi potong di Kabupaten Halmahera Timur
Rata-rata ukuran tubuh dan bobot ternak sapi potong berdasarkan jenis
kelamin di sekitar tambang nikel dan non tambang Kabupaten
Halmahera Timur
Rata-rata kandungan logam berat pada tanah di sekitar tambang nikel
dan non tambang
Rata-rata kandungan logam berat pada air di sekitar tambang nikel dan
non tambang
Rata-rata kandungan logam berat pada rumput di sekitar tambang nikel
dan non tambang
Rata-rata kandungan logam berat pada kuku sapi potong yang
digembalakan di sekitar tambang nikel dan non tambang
Rata-rata kandungan logam berat pada rambut sapi potong yang
digembalakan di sekitar tambang nikel dan non tambang
Rata-rata kandungan logam berat pada hati sapi potong yang
digembalakan di sekitar tambang nikel dan non tambang
Rata-rata kandungan logam berat pada daging sapi potong yang
digembalakan di sekitar tambang nikel dan non tambang

11

13
14
15
16
17
18
19
20

DAFTAR GAMBAR
1 Cara pengukuran dimensi tubuh ternak Sapi Bali
2 Peta lokasi penelitian di Kecamatan Wasile dan Wasile Timur Kabupaten
Halmahera Timur
3 Kawasan penggembalaan sapi potong (a) di sekitar tambang nikel
(Kecamatan Wasile) dan (b) non tambang (Kecamatan Wasile Timur)
Kabupaten Halmahera Timur

7
10

12

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Eksploitasi sumber daya alam seperti industri pertambangan merupakan salah
satu industri yang secara finansial sangat menguntungkan untuk perekonomi negara
karena memiliki daya jual yang tinggi di pasaran global. Namun setiap eksploitasi
sumber daya alam ini dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik secara
fisik maupun sosial (Purwantari 2007).
Perusahaan pertambangan yang berada di Kabupaten Halmahera Timur
merupakan salah satu pertambangan nikel yang terbesar di Maluku Utara dengan
jumlah produksi 8.205.411 metrik ton per tahun (BPS 2012). Hal ini menunjukan
bahwa semakin besar produksi maka semakin besar pula limbah yang akan
dihasilkan, sehingga dapat mencemari lingkungan sekitar tambang.
Salah satu proses pembuangan limbah pertambangan dalam bentuk tailing.
Menurut Pohan et al. (2007) tailing merupakan satu jenis limbah yang dihasilkan
oleh kegiatan tambang dan kehadirannya dalam dunia pertambangan tidak bisa
dihindari. Menurut WALHI 2006 mengatakan bahwa pembuangan tailing yang
besar dapat merusak lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran pada tanaman dan hewan yang hidup disekitar pertambangan. Tailing
mengandung logam-logam berat dalam kadar yang cukup mengkhawatirkan.
Rahmawati dan Widayastuti (2012) mengatakan bahwa limbah proses
industri pertambangan nikel mengandung; arsen (As), chromium (Cr), cadmium
(Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), dan zinc (Zn). Diantara logam berat
tersebut terdapat empat logam berat yang bersifat merugikan dan beracun yang
dapat mempengaruhi kesehatan ternak. Dibenarkan oleh Ridhowati (2013) empat
logam berat diantaranya bersifat merugikan dan beracun baik bagi ternak maupun
bagi manusia diantaranya: merkuri (Hg), cadmium (Cd), timbal (Pb), arsen (As).
Menurut Anggorodi (1989) membagi logam berat menjadi dua kelompok yaitu
esensial dan non esensial. Esensial merupakan mineral mikro yang dibutuhkan
dalam tubuh ternak seperti mineral Fe, Cr, Zn, Cu, dan Mn sedangkan non esensial
merupakan mineral yang bersifat racun (toksik) meliputi Pb, Cb, Hg, As yang dapat
membahayakan bagi manusia maupun ternak.
Kegiatan pertambangan pada umumnya dilakukan di kawasan hutan dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran
air, tanah dan udara. Hal ini dibenarkan Susilo (2003) mengatakan bahwa
pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan
kondisi tata lingkungan yaitu tanah, udara, dan air yang tidak menguntungkan bagi
kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan disebabkan oleh kehadiran benda-benda
asing seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berat yang berbahaya dari
aktivitas manusia dan mengakibatkan lingkungan tidak berfungsi seperti semula.
Lingkungan sekitar pertambangan dapat menjadi penyebaran utama dari
logam berat, hal ini dapat menyebabkan menurunya kualitas dari tanah, air dan
rumput. Rumput yang hidup dan tumbuh di daerah sekitar tambang dapat
memberikan peluang bagi masyarakat untuk menjadikan lahan pasture (ladang
penggembalaan) untuk ternaknya. Namun, dilain pihak kemungkinan terjadi
akumulasi logam berat pada tanah, air, dan rumput yang dapat berdampak

2
akumulasi logam berat pada daging dan organ hewan yang digembalakan disekitar
tambang. Taggart et al. (2011) daging domba dan babi hutan yang hidup di areal
pertambangan di temukan kadar logam berat Pb yang berlebihan.
Salah satu jalur masuknya logam berat yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia melalui asupan subtansi toksis yang bersumber dari makan
yang dikonsumsinya. Palar (2004), menyebutkan bahwa logam berat masuk ke
dalam tubuh makhluk hidup melalui rantai makanan, pernapasan atau penetrasi
melalui kulit. Daging merupakan salah satu bahan pangan yang diminati banyak
orang, namun di dalamnya memungkinkan membawa sejumlah substansi toksis.
Bahri (2008), bahaya atau hazard yang berkaitan dengan keamanan pangan asal
hewan dapat terjadi pada setiap mata rantai, mulai dari praproduksi di produsen,
pascaproduksi sampai produk tersebut didistribusikan dan disajikan kepada
masyarakat. Pada sebagian produk daging ada yang terkontaminasi logam berat
dalam jumlah yang sedikit. Menurut Khalafalla et al. (2011) walaupun jumlahnya
cukup kecil di dalam daging, namun pada bagian tertentu pada tubuh ternak yang
juga sering dikonsumsi misalnya pada organ hati dan ginjal, sering menunjukkan
konsentrasi substansi toksik yang cukup tinggi.
Populasi ternak sapi potong di Kabupaten Halmahera Timur mengalami
peningkatan dari 8.835 ekor pada tahun 2011 menjadi 10.792 ekor pada tahun 2012
(BPS 2013). Ternak sapi pada umumnya dipelihara secara ekstensif oleh penduduk
transmigran di Kabupaten Halmahera Timur sebagian besar berasal dari pulau jawa
dan bersifat sampingan dari kegiatan usaha tani sawah sebagai usaha utama (BPS
2012). Lokasi peternakan yang tidak jauh dari aktivitas pertambangan,
memungkinkan terjadinya pencemaran logam berat melalui air, udara, tanah, dan
tumbuhan.
Pengaruh logam berat terhadap tumbuhan, tanah dan hewan telah banyak
dilakukan penelitian. Smith (1981) melakukan penelitian terkait logam berat yang
mencemari tumbuhan dan gejala akibat pencemaran logam berat, yakni: klorosis
dan nekrosis pada ujung dan sisi daun serta busuk daun yang lebih awal. Kuperman
dan Carreiro (1997), kontaminasi logam berat dalam tanah akan merugikan dan
mempengaruhi aktivitas dan jumlah mikroorganisme, sehingga mempengaruhi
proses penguraian dan perputaran zat makanan bagi tumbuhan begitu pula yang
dinyatakan oleh Akinola et al. (2007) bahwa baik tanah maupun rumput Benggala
(Panicum maximum Jacq.) sepanjang jalur ekpress Lagos-Ibadan, Nigeria tercemar
logam berat.
Ternak yang tercemar logam berat melalui tumbuhan yang dimakan dan air
yang diminumnya sehingga dapat mempengaruhi produktivitas ternak dan bahkan
menimbulkan kematian. Hal ini sesui dengan Darmono (2011) tumbuhan yang
tercemar oleh limbah yang mengandung logam berat seperti Cd, Pb, dan Hg yang
dikonsumsi oleh ternak dalam jumlah yang sedikit dapat menghambat pertumbuhan,
produktivitas, dan reproduksi ternak bahkan menyebabkan kematian.
Evaluasi logam berat terhadap produktivitas ternak sapi telah banyak
dilakukan penelitian. Sudiyono (2011) melakukan upaya eliminasi residu logam
berat pada sapi potong yang berasal dari tempat pembuangan akhir sampah dengan
pemeliharaan secara konvensial, Suyanto et al. (2010) melakukan evaluasi risidu
logam berat dalam daging sapi yang dipelihara di tempat pembuangan akhir,
Wardhayani (2006) melakukan analisis resiko pencemaran bahan toksik Pb pada
sapi potong di tempat pembungan akhir (TPA).

3
Ketiga peneliti tersebut umumnya memfokuskan pada tingkat logam berat
terhadap ternak di tempat pembuangan akhir. Terkait data penelitian logam berat di
sekitar tambang nikel sangat terbatas. Hal ini memberikan gambaran bahwa masih
terdapat kekurangan data mengenai cemaran logam berat pada lingkungan sekitar
tambang nikel terhadap produktivitas sapi potong. Data yang diperoleh dari
penelitian dapat diharapkan melengkapi data-data penelitian yang telah ada untuk
dijadikan rujukan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan
penggembangan sapi potong di Kabupaten Halmahera Timur.

Perumusan Masalah
Produksi pertambangan yang besar akan menghasilkan limbah yang cukup
banyak, sehingga dapat memberikan dampak terhadap lingkungan sekitarnya.
Keberadaan lokasi pertambangan tidak begitu jauh dengan aktivitas peternakan
dapat memungkinkan terjadinya pencemaran logam berat pada tanah, air, tumbuhan
dan ternak yang berada di sekitar kawasan tambang nikel.
Pencemaran logam berat pada ternak sapi potong seperti Pb, Cd, As dan Hg
dapat menghambat pertumbuhan, produktivitas dan bahkan menimbulkan kematian.
Hal ini dibenarkan Darmono (2011) ternak yang tercemar As, Cd, Pb, Hg melalui
rumput yang dikonsumsinya dalam jumlah sedikit dapat menghambat pertumbuhan,
produktivitas, dan bahkan menyebabkan kematian.
Kajian keamanan pangan adalah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
ketahanan pangan suatu masyarakat. Secara lebih spesifik permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana dampak tambang terhadap lingkungan peternakan
sapi potong dengan melihat cemaran logam berat pada tanah, air, rumput, kuku,
rambut, hati dan daging pada sapi potong yang dipelihara di sekitar tambang nikel.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Menganalisis aspek pemeliharaan ternak sapi potong sekitar tambang nikel dan
non tambang di Kabupaten Halmahera Timur.
2. Mengkaji kondisi lingkungan seperti tanah, air, rumput dan produk ternak
berupa kuku, rambut, hati dan daging sapi potong dengan cara mendeteksi
adanya residu logam berat Pb, Cd, As, dan Hg yang berada di sekitar tambang
nikel dan non tambang di Kabupaten Halmahera Timur.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
berarti bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan pembangunan
peternakan dan mengungkap beberapa informasi yang merupakan sumbangan
ilmiah tentang sumber-sumber terjadinya residu logam berat akibat pencemaran
limbah dari perusahaan tambang nikel.

4
Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Tidak ada perbedaan kandungan logam berat pada lokasi penelitian.
2. Kadar logam berat di lokasi penelitian masih di dalam ambang batas Standar
Nasional Indonesia (SNI)

METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di sekitar tambang nikel (Kecamatan Wasile) dan
non tambang (Kecamatan Wasile Timur) Kabupaten Halmahera Timur dan
Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Pada bulan Februari sampai Juli 2014.

Materi
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 ekor sapi berumur ≥ 2
tahun yang diperoleh dari sekitar tambang nikel dan 6 ekor diperoleh dari non
tambang, aquades, asam nitrat (HNO3), larutan standar logam Pb, Cd, As, Hg. Alat
yang digunakan adalah kamera, Timbangan, daftar pertanyaan (questioneraire),
Coolbox, botol HDPE dan SSA (Shimadzu AA-7000) ( Spektrometri Serapan
Atom) untuk analisa logam berat Pb, Cd, As, dan Hg pada lingungan (tanah, air,
rumput, dan produk peternakan seperti kuku, rambut, hati dan daging), lampu
halow katoda Pb, Cd, As dan Hg timbangan analitik, gelas piala 250 ml, pipet ukur,
labu ukur 100 mL, corong, erlenmeyer, pemanas listrik, kertas saring whatman dan
labu semprot.
Aspek Pemeliharaan Sapi Potong
Sapi yang digunakan dalam percobaan ini adalah jenis sapi bali sejumlah 6
ekor yang lahir, tumbuh dan merumput di lahan sekitar tambang nikel dan 6 ekor
yang dipelihara non tambang yang berumur > 2 tahun. Sistem pemberian pakan
yang dilakukan adalah sistem penggembalaan. Sapi digembalakan di lahan sekitar
tambang dan meminum air genangan di areal sekitar tambang nikel.

Tahapan Penelitian
Pengumpulan data
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di
lapangan yaitu peternak yang berada di sekitar tambang nikel Kecamatan Wasile
dan non tambang Kecamatan Wasile Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
secara sengaja (purposive random sampling) yaitu lokasi penelitian merupakan
daerah sekitar tambang nikel dan non tambang yang sering digunakan oleh peternak

5
untuk menggembalakan ternaknya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan
daftar pertanyaan (questioneraire) yang telah disiapkan terlebih dahulu. Responden
yang dipilih terdiri dari 180 orang peternak yang ada di lokasi penelitian.
Data dalam penelitian ini mengcakup dua bagian yaitu data primer dan
sekunder. Data primer merupakan data hasil pengamatan dan pengukuran serta
wawancara dengan responden, meliputi; aspek pemeliharaan sapi potong. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Halmahera
Timur dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Halmahera Timur. Data
sekunder tersebut meliputi; karakteristik wilayah yang terdiri dari iklim dan
topografi.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel penelitian ini adalah produk peternakan dari Tempat
Potong Hewan (TPH) dan lingkungan padang penggembalaan ternak. Pada setiap
sampel dengan dua lokasi yang berbeda antara sekitar tambang nikel (Wasile) dan
non tambang (Wasile Timur) setiap perlakuan terdiri 3 ulangan.
Produk Peternakan. Setiap sampel diambil di Tempat Potong Hewan (TPH)
meliputi kuku, rambut, hati, dan daging.
a. Kuku sapi potong
Sampel kuku pada sapi diambil pada bagian kanan belakang sebanyak
200 gram dan di setiap perlakuan terdiri 3 ulangan, kemudian dianalisis logam
berat menggunakan metode Spektrometri Serapan Atom (SSA).
b. Rambut
Sampel rambut pada ternak sapi potong diambil dipangkal ekor sebanyak
20 gram, setiap perlakuan memiliki 3 kali ulangan dengan lokasi yang berbeda
yaitu sekitar tambang nikel (wasile) dan non tambang (Wasile Timur)
kemudian sampel dianalisis di laboratorium untuk mengatahui kandungan
logam berat dengan menggunakan metode Spektrometri Serapan Atom (SSA).
c. Hati
Sampel hati pada ternak sapi potong diambil sebanyak 300 gram terdiri
3 ulangan. Kemudian sampel dianalisis di laboratorium menggunakan metode
Spektrometri Serapan Atom (SSA).
d. Daging
Sampel daging diambil dari bagian paha belakang sebanyak 300 gram
dengan setiap sampel terdiri 3 ulangan dengan lokasi yang berbeda antara
sekitar tambang nikel (Wasile) dan non tambang (Wasile Timur) kemudian
dianalisis logam berat dengan menggunakan Spektrometri Serapan Atom
(SSA).
Lingkungan. Setiap sampel lingkungan meliputi; tanah, air, dan rumput
diambil di padang penggembalaan yang sering peternak melakukan aktivitas
peternakan.
a. Tanah
Sampel tanah diambil disekitar padang penggembalaan dengan tempat
yang berbeda antara sekitar tambang nikel (Wasile) dan non tambang (Wasile
Timur) dari masing-masing contoh diambil sebanyak tiga titik contoh secara
diagonal dengan jarak 5 meter, 25 meter, dan 50 meter. Contoh-contoh tanah

6
diambil sebanyak 300 gram dan dijadikan contoh tanah untuk dianalisis di
laboratorium.
b. Air
Air yang digunakan sebagai contoh penelitian diambil di sungai disekitar
tambang dan non tambang yang sering digunakan oleh peternak untuk
memberikan minuman pada ternak. Sampel diambil dengan jarak 5 meter, 25
meter, dan 50 meter. Kemudian setiap contoh dengan ulangan sebanyak 3 kali
dalam satu perlakuan. Air diambil berjumlah 250 ml kemudian air dimasukan
ke dalam botol HDPE yang sudah disterilisasikan dan ditambahkan asam nitrat
sebagai pengawet, kemudian disimpan dalam coolbox kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis.
c. Rumput
Pengambilan contoh rumput yang diambil adalah rumput yang umumnya
terdapat di padang penggembalaan di sekitar tambang nikel dan non tambang
dengan jarak 5 meter, 25 meter, dan 50 meter yang sering digunakan oleh
peternak. Setiap contoh di dua lokasi yang berbeda dan terdiri 3 ulangan.
Rumput yang diambil adalah batang dan daun, contoh pada masing-masing
lokasi diambil sebanyak 300 gram.
Preparasi Sampel
Preparasi Sampel Tanah untuk Pb, Cd, As, dan Hg (SNI 2009)
Analisis logam berat pada sampel tanah di lakukan dengan cara 300 gr sampel
tanah yang diambil dikeringkan dengan panas matahari. Sampel yang telah benarbenar kering diambil sebanyak 200 gram dan digerus hingga halus dan diayak. Dari
hasil ayakan, sampel diambil sebanyak 3 gram dan dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL dan dilarutkan dengan aquades hingga setengah dari volume labu.
Kemudian ditambahkan 10 mL campuran HCl dan HNO3 dengan perbandingan,
3:1. Campuran dipanaskan di atas hot plate selama 10 menit hingga terbentuk filtrat
jernih. Filtrat dipisahkan dengan cara menyaring menggunakan kertas saring
Whatman AE 200. Kedalam filtrat ditambahkan aquades secukupnya hingga tanda
batas dan siap diinjeksi menggunakan Spektrometri Serapan Atom (SSA).
Preparasi Sampel Air untuk Pb, Cd, As, dan Hg (SNI 2009)
Analisis logam berat pada sampel air minum ternak dilakukan dengan cara
250 mL sampel air diberikan asam nitrat pekat dan diuapkan pada suhu 100oC
hingga sampel pekat dan tersisa lebih kurang 150 mL. Dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 mL melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling dan
siap diinjeksi menggunakan Spektrometri Serapan Atom (SSA).
Preparasi Sampel Rumput untuk Pb, Cd, As, dan Hg (SNI 2009)
Analisis logam berat pada rumput dilakukan dengan cara mengambil 300
gram kemudian dianbil sebanyak 150 gram sampel uji dimasukkan ke dalam gelas
piala. Sampel rumput yang digunakan diambil dari daun dan batang rumput.
Sebanyak 10 mL asam nitrat ditambahkan hingga seluruh sampel terendam.
Sampel dipanaskan di pemanas listrik sampai sampel uji larut seutuhnya dan

7
larutan berwarna kuning jernih. Kemudian ditambahkan aquades hingga volume
50 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur melalui kertas saring untuk menyaring
lemak yang ada dan siap diinjeksi menggunakan Spektrometri Serapan Atom
(SSA).
Preparasi Sampel Rambut, Kuku Hati dan Daging untuk Pb, Cd, As, dan Hg
(SNI 2009)
Analisis sampel rambut, kuku, hati, dan daging sapi potong dengan cara
dimasukkan 15 gram sampel uji ke dalam gelas piala, lalu ditambahkan pereaksi
HNO3 65% sebanyak 10 mL dan asam perkhlorat 68% sebanyak 2 mL hingga
seluruh sampel terendam. Dipanaskan di pemanas diatas hotplate sampai larut
kurang lebih 4-6 jam sampai sampel uji larut seutuhnya dan larutan berwarna
kuning jernih. Kemudian ditambahkan aquades hingga volume 50 ml dan
dimasukkan ke dalam labu ukur melalui kertas saring untuk menyaring lemak yang
ada dan siap diinjeksi menggunakan Spektrometri Serapan Atom (SSA).
Pengukuran Dimensi Tubuh Sapi Bali
Penelitian ini untuk mengukur parameter tubuh pada ternak sapi bali untuk
menilai produktivitas ternak sapi potong umur > 2 tahun yang digembalakan sekitar
tambang nikel (Wasile) dan non tambang (Wasile Timur) antara lain panjang badan,
tinggi badan, lingkar dada, dan bobot badan (Gambar 1).

TB
LD

TB

Gambar 1 Cara pengukuran dimensi tubuh ternak Sapi Bali

1. Panjang Badan (PB), mulai dari tepi tulang humerus sampai tulang duduk
2. Tinggi Badan (TB), mulai dari titik tertinggi pundak secara tegak hingga
permukaan tanah.

8

3. Lingkar Dada (LD), melingkarkan sekeliling rongga dada dibelakang sendi
bahu.
4. Bobot badan diestimasi dari lingkar dada dengan menggunakan persamaan
Zurahmah (2011).
BB = 2.62 LD-192
Keterangan :
BB : bobot badan (kg)
LD : lingkar dada (cm)

Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini yaitu menganalisis aspek
pemelihaaraan sapi potong, kandungan logam berat pada lingkungan dan logam
berat pada produk peternakan.
1. Menganalisis aspek pemeliharaan sapi potong meliputi; tingkat populasi ternak,
produktivitas ternak, penyakit, dan kematian ternak.
2. Analisis logam berat pada lingkungan meliputi; tanah air, dan rumput.
3. Analisis logam berat pada produk peternakan meliputi; kuku, rambut, hati dan
daging pada sapi potong yang digembalakan di sekitar tambang nikel dan non
tambang.
Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan sebagai berikut: Analisis data
tentang kondisi wilayah, aspek pemeliharaan sapi potong, secara deskriptif antara
sekitar tambang nikel dan non tambang.
Analisis data cemaran logam berat pada produk peternakan maupun
lingkungan dilakukan dengan cara membandingkan kandungan logam berat pada
lingkungan maupun produk peternakan dengan Standar yang berlaku. Pada lokasi
yang berbeda antara sekitar tambang nikel (Wasile) dan non tambang (Wasile
Timur) dilakukan dengan mengunakan Uji-t :
t=

x̅ 1 -x̅ 2

√s2 [ 1 +
n1

1

n2

]

Keterangan :
ni = jumlah pengamatan
�̅ i = rataan sampel
si = standar deviasi yang diperkirakan

dengan :

2

s =

s1 -1 S21 - s2 -1 S21
n1 + n2 -2

9

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Halmahera Timur merupakan salah satu kabupaten Provinsi
Maluku Utara yang di terletak di bagian timur dengan memiliki sumber daya alam
yang mendukung dengan jumlah populasi ternak sapi potong di Kabupaten
Halmahera Timur mengalami peningkatan dari 8.835 ekor pada tahun 2011 menjadi
10.792 ekor pada tahun 2012 (BPS 2013). Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013
apabila dirinci menurut wilayah, kecamatan yang memiliki sapi potong paling banyak
yaitu Kecamatan Wasile dengan jumlah populasi 3.889 ekor dan Wasile Timur 2.989
ekor (BPS Halmahera Timur 2013).
Secara Geografis Kabupaten Halmahera Timur terletak pada bagian timur
garis khatulistiwa diantara 1° 4' - 0° 40' LS dan 126° 45' - 130° 30' BT. Batas
wilayah adalah :
a. Sebelah Utara : Teluk Kao (wilayah Kabupaten Halmahera Utara).
b. Sebelah Timur : Teluk Buli, Lautan Halmahera dan Samudra Pasifik.
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Patani dan Kecamatan Weda, Kabupaten
Halmahera Tengah.
d. Sebelah Barat
: Teluk Kao (wilayah Kabupaten Halmahera Utara) dan Kota
Tidore Kepulauan.
Kabupaten Halmahera Timur memiliki luas daerah daratan seluas 6.506.19
Km2 atau 6.506.19 Ha, yang memiliki 10 Kecamatan yang terdiri dari Kecamatan
Maba Selatan, Kecamatan Kota Maba, Kecamatan Maba, Kecamatan Maba
Tengah, Kecamatan Maba Utara, Kecamatan Wasile Utara, Kecamatan Wasile
Tengah, Kecamatan Wasile Timur, Kecamatan Wasile dan Kecamatan Wasile
Selatan.
Kecamatan Wasile (Gambar 2) merupakan Wilayah Pemerintahan Kabupaten
Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara, dengan topografi datar, bergelombang
dan berbukit. Luas wilayah Kecamatan Wasile yaitu untuk luas daratan 18.000
km2 sedangkan luas lautan 6.250 km2 dan memiliki luas areal hutan 1.270 km2.
Kecamatan Wasile terdiri dari enam desa seperti Subaim, Cemara Jaya, Batu Raja,
Bumi Restu, Mekar Sari, dan Gulapapo. Jumlah penduduk Kecamatan Wasile 9.12
jiwa yang terdiri dari laki-laki 4.755 jiwa dan perempuan 4.372 jiwa, mata
pencaharian sebagai petani sebesar 89%. Kecamatan Wasile merupakan salah satu
kecamatan yang memiliki sumber daya alam yang melimpah salah satunya adalah
pertambangan. Jenis tambang yang telah diidentifikasi di Kecamatan Wasile seperti
nikel (Ni), magnesit (Mg), besi (Fe), batu gamping (Ca), talk (Ca), dan minyak bumi.
Dari 6 (Lima) jenis tambang tersebut, yang telah dieksploitasi hanya bijih nikel,
dengan perusahan yang beroperasi seperti PT. Harita Multi Karya Mineral, PT. Ake
Ara dan PT. Bumi Sakakarya. Jarak antara tambang nikel dengan lokasi penelitian
atau padang penggembalaan ternak sapi potong di Kecamatan Wasile + 800 meter.
Kecamatan Wasile Timur (Gambar 2) merupakan salah satu Wilayah
Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara, dengan topografi
bergelombang dan berbukit. Luas wilayah Kecamatan Wasile Timur yaitu luas
318.40 kilometer bujursangkar (lima persen untuk keseluruhan Haltim), dengan
luas keseluruhan didaratan Halmahera. Kecamatan Wasile Timur terdiri dari enam

10
desa seperti Akedaga, Dakaino, Dadaga, Toboino, Tutuling Jaya, Woka Jaya.
Jumlah penduduk Kecamatan Wasile Timur 9.556 jiwa terdiri dari laki-laki 4.958
jiwa dan perempuan 4.598 jiwa, mata pencharian sebagai petani 97 %.
Keunggulan dari potensi di Wasile Timur adalah petani penghasil beras dari
atas lahan persawahan seluas 1885.2 Ha, (belum termasuk 1642 Ha. lahan bukan
sawah, salah satu diantaranya 15 Ha pandang rumput). Populasi ternak sapi potong
yang ada di Kecamatan Wasile Timur sebanyak 2.989 ekor (BPS Halmahera Timur
2014).

Non Tambang

Gambar 2 Peta lokasi penelitian di sekitar tambang nikel (Wasile) dan non
tambang (Wasile Timur) Kabupaten Halmahera Timur

Aspek Pemeliharaan dan Produktivitas Sapi Potong
Aspek Pemeliharaan
Hasil wawancara dengan peternak memperlihatkan bahwa pada umumnya
aspek pemeliharaan sapi potong di sekitar tambang nikel (Wasile) dan non tambang
(Wasile Timur) Kabupaten Halmahera Timur masih bersifat tradisional ekstensif
(Tabel 1). Ternak digembalakan sepanjang hari oleh peternak di area padang
penggembalaan sehingga kebutuhan pakan seluruhnya tergantung pada hijauan
yang dikonsumsi oleh ternak tesebut.
Pada Tabel 1 menunjukan bahwa sebanyak 100% peternak di sekitar
tambang nikel dan non tambang, sistem pemeliharaan ternak sapi potong secara
ekstensif yang digembalakan (Gamber 3) di sekitar perkebunan dan kehutanan.
Kebutuhan pakan seluruhnya tergantung pada hijauan yang tersedia dan dikonsumsi
ternak selama merumput. Beberapa peternak memberikan pakan tambahan atau
konsentrat berupa dedak, bungkil kelapa, limbah perikanan atau limbah rumah
tangga yaitu masing-masing 13 dan 23 % masing-masing di sekitar tambang nikel
dan non tambang. Sedangkan yang tidak memberikan pakan tambahan atau

11
konsentrat sebesar 77-87%. Hal ini karena kurangnya penggatahuan peternak
tentang teknik pemberian pakan.
Hasil survei di lokasi penelitian terdapat beberapa macam penyakit yang
menyerang ternak sapi potong baik di sekitar tambang nikel maupun non tambang
diantaranya berupa cacing hati (10-18%). Hal ini karena pemeliharaan yang
dilakukan masih secara ekstensif sehingga ternak yang mencari pakan sendiri
dipadang penggembalaan. Menurut Sadarman et al. (2007) menyebutkan bahwa
sapi yang dipelihara secara ekstensif lebih beresiko terhadap infeksi Fasciola sp.
dibandingkan dengan sapi yang dipelihara secara intensif. Ternak sapi yang
dipelihara secara ekstensif mempunyai resiko terinfeksi Fasciola sp yang lebih
tinggi karena sapi-sapi tersebut mencari pakannya sendiri sehingga pakan yang
diperoleh tidak terjamin baik secara kuantitas maupun kualitas serta sesuai dengan
kebutuhannya. Penyakit jembrana (4%) terdapat di sekitar tambang nikel. Hal ini
karena penularan penyakit jembrana dari sapi ke sapi melalui serangga penghisap
darah seperti lalat (lalat tapis), caplak dan nyamuk yang menghisap darah dari
hewan yang sakit kemudian menyebar di hewan-hewan yang lain. Penyakit
jembrana ini hanya terdapat di sekitar tambang nikel. Pada penelitian ini terdapat
ternak dalam kondisi sehat sebanyak 72-82%. Ada beberapa peternak tersebut juga
melakukan penanganan pada ternaknya seperti memandikan, membersihkan, atau
mengobati sapi yang sakit dengan cara memberi obat bagi manusia dengan dosis
yang dimodifikasi, dalam rangka mencegah penyakit untuk menjaga agar ternaknya
tetap sehat.
Tabel 1 Aspek pemeliharaan ternak sapi potong di Kabupaten Halmahera
Timur
Uraian Peubah
1. Tingkat populasi ternak (ekor)
1. Anak
2. Muda
3. Dewasa
2. Sistem pemeliharaan (%)
Di Gembalakan sepanajag hari
(Ekstensif/Tradisonal)
3. Pakan tambahan (%)
a. Diberikan kosentrat
b. Tidak diberikan kosentrat
4. Penyakit (%)
a. Cacing Hati
b. Jembrana
5. Kematian Ternak
a. Anak (%/tahun)
b. Dewasa (%/tahun)
1

Kecamatan Wasile, 2 Kecamatan Wasile Timur

Lokasi Penelitian
Tambang1 Non Tambang2
153
95
208

177
71
140

100

100

13
87

23
77

18
4

10
0

0
5.26

0
2.82

12

Pada Tabel 1 menunjukan bahwa rata-rata tingkat kematian dewasa di sekitar
tambang nikel sebesar 5.26%. Sedangkan non tambang sebesar 2.82 %. Hal ini
tergolong rendah jika dibandingkan dengan hasil penelitian Rauf (2015) yaitu
8.14% ternak yang digembalakaan. Hal serupa dengan penelitian Sumadi dan
Siliwolu (2004) yaitu 5.62 %. Penyebab kematian ternak dewasa pada lokasi
penelitian disebabkan oleh adanya penyakit jembrana pada ternak disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan peternak dalam mengontrol ternak yang digembalakan di
sekitar tambang nikel maupun non tambang.

Tambang Nikel

Non Tambang

(b)
(a)
Gambar 3 Kawasan penggembalaan sapi potong (a) di sekitar tambang nikel
(Kecamatan Wasile) dan (b) non tambang (Kecamatan Wasile Timur)
Kabupaten Halmahera Timur
Produktivitas Sapi Potong
Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging di Indonesia, akan
tetapi produksi daging sapi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan
karena populasi dan tingkat produktivitas ternak rendah. Rendahnya populasi sapi
potong antara lain disebabkan sebagian besar ternak dipelihara oleh peternak
berskala kecil dengan lahan dan modal terbatas (Kariyasa 2005). Pada penelitian
ini produktivitas sapi potong meliputi panjang badan, tinggi badan, lingkar dada
dan bobot badan dapat dilihat pada Tabel 2.
Hasil penelitian (Tabel 2) menunjukan bahwa ternak sapi jantan yang ada di
sekitar tambang nikel memiliki ukuran tubuh seperti panjang badan, tinggi badan,
lingkar dada dan bobot badan berbeda nyata (P 1-2 tahun 120.67 ± 0.81 cm. Selanjutnya Susanti
et al. (2008) menyatakan bahwa panjang badan sapi bali jantan secara berurutan
pada umur < 1 tahun, > 1-2 tahun dan > 2-3 tahun sekitar 103.62 ± 3.76 dan 115.50
± 2.60 cm.
Tabel 2 Rata-rata ukuran tubuh dan bobot ternak sapi potong berdasarkan jenis
kelamin di sekitar tambang nikel dan non tambang Kabupaten
Halmahera Timur
Sapi Bali
Lokasi Penelitian
Ukuran Tubuh
n
Tambang Nikel1
Non Tambang2
≥ 2 tahun

Jantan

10

Betina

10

Panjang Badan (cm)
Tinggi Badan (cm)
Lingkar Dada (cm)
Bobot Badan (kg)
Panjang Badan (cm)
Tinggi Badan (cm)
Lingkar Dada(cm)
Bobot Badan (kg)

126.2 + 1.30b
122.8 + 1.10b
180.4 + 0.894b
280.65 + 2.343b
115.8 + 130b
111.2 + 6.26b
143.8 + 1.64b
184.76+ 4.305b

143.6 + 2.61a
127.2 + 1.64a
187.2 + 1.92a
336.86 + 90.014a
120 + 1.58a
116.4 + 1.95a
156.6 + 4.72a
218.29+ 12.372a

Nilai pada baris yang sama diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukan perbedaan nyata
(P 2
tahun di sekitar tambang nikel berbeda nyata (P>0.05) lebih kecil daripada yang
ada di non tambang. Hal ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan hasil
penelitian Arlina dan Khasrad (2003), berat sapi bali betina, dewasa, sekitar 260 kg,
lingkar dada 165 cm, tinggi gumba 114 cm, dan panjang badan 120 cm. Hal ini
berkaitan dengan kondisi lingkungan yang berbeda dan pola pemberian hijaun
kepada ternak dengan cara penggembalaan ternak dan tidak ada pengontrolan dari
peternak saat ternak digembalakan, selain itu nutrisi pada pakan yang juga
mempengaruhi. Perbedaan variasi ukuran tubuh ternak sapi dibeberapa lokasi
pemeliharaan adalah sebagai akibat dari pengaruh lingkungan terutama nutrisi dan
sistem pemeliharaan, maka ketersediaan pakan harus mencukupi kebutuhan ternak,
baik yang berasal dari hijauan atau makanan tambahan yang diberikan kepada
ternak sehingga dapat membantu proses pertumbuhan ternak (Ditjen PKH 2000).

14
Dampak Logam Berat pada Lingkungan dan Bagian Organ Ternak
Lingkungan merupakan suatu aspek yang tidak bisa dipisahkan dengan dunia
peternakan, namun di suatu sisi lingkungan peternakan sering terjadinya cemaran
kandungan logam berat akibat aktivitas manusia seperti kegiatan industri sehingga
terjadinya penyebaran kandungan logam berat yang lebih luas, hal ini menyebabkan
kandungan logam berat seperti Pb, Cd, As, dan Hg tersebut akan terakumulasi di
dalam tanah, tanaman, serta pada ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut.
Kandungan logam berat yang masuk ke dalam tubuh ternak melalui pakan yang
dikonsumsi oleh ternak, sudah tercemar kandungan logam berat sehingga logamlogam berat akan mengalami bioakumulasi di organ dan jaringan hewan.
Kandungan Logam Berat pada Lingkungan Tambang Nikel
Industri pertambangan merupakan salah satu penyebab terjadinya percemaran
lingkungan yang berasal dari limbah akibat dari aktivitas manusia seperti industri
perusahaan, pertanian, dan rumah tangga. Hal ini akan berdampak terhadap
kehadiran banda-benda asing yang mencemari lingkungan peternakan yang berada
di sekitar tambang salah satunya adalah logam berat. Cemaran logam pada
lingkungan dapat mempengaruhi metabolisme pada tanah yang berada di sekitar
tambang, hal ini dapat terlihat pada Tabel 3 .
Tabel 3 Rata-rata kandungan logam berat pada tanah di sekitar tambang nikel dan
non tambang
Logam Berat

Lokasi Penelitian
Tambang Nikel1

Pb (ppm)
Cd (ppm)
As (ppb)
Hg (ppb)

1.1397±0.301
0.0407±0.003
0.0417±0.005a
17.8725±1.511a

Non Tambang2
0.6650±0.168
0.0405±0.011
0.0275±0.001b
0.0545±0.009b

Ambang Batas
Wei & Yang
(2010)
2.00
7.00
1.00
0.3-0.5

Nilai pada baris yang sama diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukan perbedaan nyata
(P