Pengetahuan, Gaya Hidup, Dan Status Gizi Serta Kaitannya Dengan Status Glukosa Darah Pria Dan Wanita Perdesaan

PENGETAHUAN, GAYA HIDUP, DAN STATUS GIZI SERTA
KAITANNYA DENGAN STATUS GLUKOSA DARAH PADA
PRIA DAN WANITA PERDESAAN

ANDI EKA YUNIANTO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengetahuan, Gaya Hidup,
dan Status Gizi serta Kaitannya dengan Status Glukosa Darah Pria dan Wanita
Perdesaan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Andi Eka Yunianto
NIM I151130031

RINGKASAN
ANDI EKA YUNIANTO. Pengetahuan, Gaya Hidup, dan Status Gizi serta Kaitannya
dengan Status Glukosa Darah Pria dan Wanita Perdesaan. Dibimbing oleh ALI
KHOMSAN dan CESILIA METI DWIRIANI
Diabetes Melitus (DM) adalah kondisi gangguan metabolik yang ditentukan oleh
tingkat hiperglikemia. Peningkatan prevalensi diabetes melitus (DM) di berbagai
negara menunjukkan bahwa diabetes telah menjadi ancaman global untuk masyarakat
di seluruh dunia termasuk Indonesia. Usia paruh baya merupakan usia rentan akan
terjadinya diabetes melitus, semakin tua usia dapat meningkatkan risiko DM.
Pengetahuan gizi masyarakat merupakan dasar untuk mengetahui gaya hidup dan
perilaku di masyarakat. Gaya hidup yang tidak baik akan berdampak pada status gizi
lebih yang merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya DM.
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis pengaruh gaya hidup

(merokok, aktivitas fisik, olahraga) dan kebiasaan makan/minum manis serta status
gizi terhadap status gizi pria dan wanita perdesaan. Secara khusus penelitian ini
bertujuan: 1) menganalisis karakteristik sosioekonomi, pengetahuan gizi, gaya hidup
(aktivitas fisik, merokok, olahraga) dan kebiasaan makan/minuman manis, status gizi
pria dan wanita perdesaan; 2) menganalisis perbedaan status glukosa darah pria dan
wanita perdesaan; 3) menganalisis hubungan gaya hidup (aktivitas fisik, merokok,
olahraga) dan kebiasaan makan/minuman manis serta status gizi terhadap status
glukosa darah; 4) menganalisis faktor risiko gaya hidup (aktivitas fisik, merokok,
olahraga) dan kebiasaan makan/minum manis serta status gizi terhadap status glukosa
darah pria dan wanita perdesaan.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan lokasi
penelitian yaitu di Desa Cisalak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Total
contoh sebanyak 112 orang pria dan wanita usia paruh baya (45-59 tahun) diambil
dengan menggunakan teknik simple random sampling yang terdiri dari 56 rumah
tangga. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi karakteristik sosial ekonomi, pengetahuan, gaya hidup (merokok, aktivitas
fisik, olahraga), kebiasaan konsumsi makanan/minuman manis dikumpulkan melalui
wawancara langsung dengan contoh. Status gizi ditentukan menurut indicator : indeks
masssa tubuh (IMT), lingkar pinggang, lemak viseral, dan Komposisi lemak tubuh.
Status glukosa darah ditentukan oleh kadar glukosa darah (prediabetes jika ≥100

mg/dl dan diabetes jika ≥126 mg/dl). Data sekunder meliputi gambaran umum
wilayah dan profil Desa Cisalak dikumpulkan melalui penelusuran pada Pemerintah
Desa, Kecamatan dan Kabupaten, serta Badan Pusat Statistik tingkat Kabupaten.
Analisis statistik yang dilakukan menggunakan SPSS 16.0 for Windows.
Analisis deksriptif menggambarkan sebaran variabel yang diteliti berdasarkan persen
dan rataan. Uji beda Mann-Whitney digunakan untuk menganalisis perbedaan status
glukosa darah (PraDM/DM) pria dan wanita perdesaan. Analisis korelasi Chi-square
digunakan untuk menganalisis hubungan antara gaya hidup (aktivitas fisik, merokok,

olahraga) dan kebiasaan makan/minum manis serta status gizi terhadap status
glukosa. Analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh gaya hidup
(aktivitas fisik, merokok, olahraga) dan kebiasaan makan/minuman manis serta status
gizi terhadap status glukosa darah pria dan wanita perdesaan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata usia pria 51 tahun dan rata-rata
usia wanita 49 tahun serta rata-rata rumah tangga tergolong keluarga kecil. Rata-rata
pendidikan contoh 6 tahun dan lebih dari 42.0% bekerja sebagai buruh tani. Sebagian
besar contoh memiliki rumah sendiri. Rata-rata contoh memiliki luas tanah 144 m2
dan luas sawah 6255 m2. Rata-rata total pengeluaran rumah tangga (Rp1 970 790,-)
yang terdiri dari pengeluaran pangan (Rp807 733,-) dan pengeluaran non pangan
(Rp1 132 131,-). Seluruhan contoh baik pria dan wanita memiliki pengetahuan gizi

yang rendah.
Berdasarkan gaya hidup, sebagian besar besar (78.6%) pria merokok
sedangkan wanita tidak merokok. Jenis rokok yang dihisap yaitu nonfilter. Sebagian
besar pria merokok setiap hari 10 batang/hari dan durasi merokok pria kurang dari 20
tahun. Sebagian besar(96.4%) pria dan keseluruhan (100.0%) wanita melakukan
olahraga kurang dari 3 kali/minggu. Sebagian besar contoh melakukan olahraga
kurang dari 90 menit/minggu. Setengah (50.0%) dan (75.0%) wanita yang melakukan
aktivitas fisik kurang dari 3 kali/minggu. Lebih dari setengah (62.5%) pria dan
sebagian kecil (32.1%) wanita melakukan aktivitas fisik berat kurang dari 90
menit/minggu. Berdasarkan PAL, aktivitas fisik pria dan wanita perdesaan tergolong
sedang. Kebiasaan konsumsi minuman manis yang sering diminum oleh masyarakat
perdesaan yaitu kopi manis dibandingkan minuman manis lainnya (susu, minuman
manis non kemasan, minuman manis kemasan, dan minuman bersoda). Lebih dari
setengah (62.5%) pria dan sebagian kecil (17.9%) wanita mengkonsumsi kopi. Ratarata konsumsi makanan manis baik pria dan wanita perdesaan sebagian besar
mengkonsumsi jarang kurang dari 1 kali/hari.
Rata-rata status gizi berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) baik pria dan
wanita perdesaan memiliki satus gizi normal. Begitu pula berdasarkan lemak viseral,
lingkar pinggang dan komposisi lemak tubuh baik pria dan wanita rata-rata memiliki
status gizi termasuk kategori normal. Berdasarkan status glukosa darah, rata-rata
status glukosa darah contoh sebesar 111.2 mg/dl dengan standar deviasi 69.6 mg/dl.

Berdasarkan uji beda Mann-Whitney status glukosa darah (PraDM/DM) pria dan
wanita perdesaan tidak terdapat perbedaan.
Hubungan gaya hidup, kebiasaan konsumsi minuman/makanan manis, dan status
gizi pada umumnya cenderung berisiko terhadap status glukosa darah. Hasil uji chisquare menunjukan bahwa faktor yang secara signifikan berhubungan dengan status
diabetes adalah frekuensi aktivitas fisik berat (p=0.025). Berdasarkan uji regresi
logistik, faktor yang berpengaruh terhadap status diabetes pada pria dan wanita
adalah frekuensi aktivitas fisik berat (OR=3.690; 95%CI:1.127 – 12.085).
Kata kunci: gaya hidup, pengetahuan, status gizi, status glukosa

SUMMARY
ANDI EKA YUNIANTO. Knowledge, Lifestyle, Nutritional Status and Their
Association with Blood Glucose Status in Rural Men and Women. Supervised by
ALI KHOMSAN and CESILIA METI DWIRIANI
Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder determined by the degree of
hyperglycemia. Increased prevalence of DM in various countries indicates that
diabetes has become a global threat to people around the world, including Indonesia.
Middle age is a vulnerable age to the incidence of DM. The older the age is, the
higher the risk of diabetes is. Public knowledge is the basis to determine the lifestyle
and behavior in a community. Bad lifestyle can lead to over-nutrition, a factor that
affects the incidence of DM.

General objective of this study was to analyze the effect of lifestyle (smoking,
physical activity, and exercise), sweet food or sugar-sweetened beverages
consumption habit, and nutritional status on the blood glucose status in rural men and
women. Specific objectives of this study were to: 1) analyze the socioeconomic
characteristics, knowledge, lifestyle (smoking, physical activity, and exercise), sweet
food or sugar-sweetened beverages consumption habit, and nutritional status of rural
men and women; 2) analyze the difference in blood glucose status between rural men
and women; 3) analyze the association between lifestyle (smoking, physical activity,
and exercise), sweet food or sugar-sweetened beverages consumption habit, and
nutritional status with blood glucose status; 4) analyze the risk factor of lifestyle
(smoking, physical activity, and exercise), sweet food or sugar-sweetened beverages
consumption habit, and nutritional status to the blood glucose status in rural men and
women.
This study was designed as a cross-sectional and conducted in Cisalak
Village, Cibeber Sub-district, Cianjur District. A number of 112 participants aged 4559 years (middle-aged people) from 56 households were randomly selected by simple
random sampling technique. Data were collected in the form of primary and
secondary data. Primary data included socioeconomic characteristics, knowledge,
lifestyle (smoking, physical activity, and exercise), sweet food or sugar-sweetened
beverages consumption habit, nutritional status, and blood glucose status. Data of
socioeconomic characteristics, knowledge, lifestyle, and sweet food or sugarsweetened beverages consumption habit were collected through direct interview using

questionnaires. Nutritional status was determined by these following indicators: body
mass index (BMI), waist circumference (WC), visceral fat, and body fat percentage
(BFP). Blood glucose status was determined by blood glucose level (pre-diabetes if
the level was ≥ 100 mg/dl and diabetes if the level was ≥ 126 mg/dl). Secondary data,
which included a general description of the region and profile of Cisalak Village were
collected through searches on the government of village, sub-district and district, as
well as Central Bureau of Statistics in the district level.

Statistical analyses were performed using SPSS version 16.0 for Windows.
Descriptive analysis illustrated the distribution of the study variables by percentage
and mean. Mann-Whitney test was used to analyze the difference in the blood glucose
status (pre-diabetes/diabetes) between rural men and women. Chi-square test was
used to analyze the association between lifestyle (smoking, physical activity, and
exercise), sweet food or sugar-sweetened beverages consumption habit, and
nutritional status with blood glucose status. Logistic regression test was used to
analyze the effect of lifestyle (smoking, physical activity, and exercise), sweet food or
sugar-sweetened beverages consumption habit, and nutritional status on blood
glucose status of rural men and women.
This study showed that mean age for men was 54 years old and mean for
women was 49 years old. Most of the participants had small family size. Mean

duration of study of the participants was 6 years and more than 42.0% of them
worked as farm workers. Most of the participants had their own house. Mean area of
land owned by them was 144 m2 with 625 m2 mean rice field area. Mean household
expenditure was Rp1 970 709 consisting of food expenditures (mean=Rp807 733)
and non-food expenditures (mean=Rp1 132 131). All participants had low nutrition
knowledge.
Based on the lifestyle, most of men (78.6%) smoked while women did not
smoke. Type of cigarettes smoked that was usually consumed was non-filter. Most of
the men smoked every day, consumed 10 cigarettes/day and smokers for less than 20
years. Most of men (96.4%) and all women did exercises for less than 3 times/week.
Most participants (95.2%) exercised for less than 90 minutes/week. Half of the men
(50.0%) and more half of the women (75.0%) performed physical activity less than 3
times/week. More half of the men (62.5%) and only a few women (32.1%) exercised
or did vigorous-intensity physical activity for more than 90 minutes/week. Based on
physical activity level (PAL), physical activity of rural men and women was
categorized as moderate. Participants were more likely to consume sugar-sweetened
coffee than other sweetened beverages (milk, carbonated beverages, non-packaged
and packaged beverages). More than half of the men (62.5%) and a few women
(17.9%) consumed coffee. Rural men and women rarely ate sweet food (> 1
times/day).

Based on their mean BMI, visceral fat, BFP all participants had normal
nutritional status. Based on their WC in women more obes than men. Mean blood
glucose of the participants was 111.2 mg/dl with a standard deviation (SD) of 69.6
mg/dl. The result of Mann-Whitney test showed that there was no significant
difference in blood glucose status (Pre-DM/DM) between rural men and women.
Results of chi-square test showed that the factors that significantly affected the
status of diabetes were frequency of vigorous-intensity physical activity (p=0.025).
Based on logistic regression analysis, the factors affecting diabetes status in men and
women were (OR=3.690; 95% CI: 1.127 – 12.085).
Keywords: blood glucose, lifestyle, nutrition knowledge, nutritional status

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB


PENGETAHUAN, GAYA HIDUP, DAN STATUS GIZI SERTA
KAITANNYA DENGAN STATUS GLUKOSA DARAH PADA
PRIA DAN WANITA PERDESAAN

ANDI EKA YUNIANTO

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Tiurma Sinaga, BSc, MFSA

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis yang
berjudul “Pengetahuan, Gaya Hidup, dan Status Gizi serta Kaitannya dengan Status
Glukosa Darah pada Pria dan Wanita Perdesaan” ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Dr Ir Cesilia Meti
Dwiriani, MSc selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan banyak
masukan, saran, dan kritik yang membangun serta motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan baik.
2. Dr Tiurma Sinaga, BSc, MFSA selaku dosen pembahas kolokium sekaligus dosen
penguji tesis dan Prof Dr Ir Dodik Briawan, MCN selaku Ketua Program Studi
Pascasarjana Ilmu Gizi.
3. dr Naufal Muharam Nurdin, MSi, Prof Dr Ir Faisal Anwar, MS, Dr Ir Hadi Riyadi,
MS, dan Rian Diana, SP, MSi, selaku tim peneliti “ Sosio-Economic, Demographic,
Dietary and Lifestyle Characteristic and The Prevalence of Metabolic Syndrom of
Middle Aged Rural People” yang telah mengizinkan menggunakan sebagian data
penelitian untuk menyusun tesis ini.
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas beasiswa BPPDN (Beasiswa Program
Pascasarjana Dalam Negeri) yang telah diberikan selama dua tahun.
5. Kedua orangtua, Bapak Sunardi dan Ibu Sumiyati serta adikku tercinta Yunti
Fatmawati atas doa, kasih sayang, serta motivasi yang diberikan kepada penulis.
6. Kepala Desa Cisalak dan jajarannya serta para responden yang telah membantu dalam
penelitian ini untuk menyusun tesis ini.
7. Rekan-rekan yang telah banyak membantu selama penelitian dan penulisan tesis:
mbak Wiwi; mbak Ita; mbak Nurul; mbak Risti; Delita; Dewi; Fajar; Ima; Lilis;
Dwita; Angga.
8. Teman-teman Pascasarjana Gizi Masyarakat IPB angkatan 2013 atas doa,
dukungan, semangatnya.
9. Seluruh pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Diharapkan tesis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan
khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Bogor, September 2015
Andi Eka Yunianto

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan
Tujuan umum:
Tujuan khusus:
Hipotesis Penelitian
Manfaat Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Status Glukosa Darah
Faktor-Faktor yang Dominan terhadap Status Glukosa darah
Karakteristik sosial ekonomi dan demografi
Pengetahuan tentang DM
Gaya hidup
Merokok
Aktivitas fisik
Kebiasaan makan/minum manis
Status gizi
3 KERANGKA PEMIKIRAN
4 METODE
Desain, Tempat, dan Waktu
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data
Analisis data
Definisi Operasional
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Sosio Demografi
Pengetahuan tentang DM
Gaya Hidup
Kebiasaan merokok
Kebiasaan olahraga
Kebiasaan aktivitas fisik berat
PAL (Physical Activity Level)
Kebiasan kosumsi makanan/minuman manis
Status Gizi
Status Glukosa Darah Pria dan Wanita Perdesaan
Hubungan Gaya Hidup dengan Status Glukosa Darah

i
iii
iii
1
1
2
3
3
3
3
3
4
4
6
7
8
8
9
11
13
15
17
19
19
19
20
22
22
22
24
26
26
29
32
32
34
35
36
36
39
40
41

ii

Hubungan Status Gizi dengan Status Glukosa Darah
Faktor Dominan Status Glukosa Darah
6 SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

45
46
49
51
69

iii

DAFTAR TABEL
1 Kategori DM bedasarkan kadar gula darah
2 Kandungan indeks glikemik berbagai pangan
3 Peubah, indikator, dan cara pengambilan data
4 Peubah, alat, dan cara pengumpulan serta pengkategorian
5 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga
6 Sebaran karakteristik contoh
7 Sebaran contoh berdasarkan kepemilikan aset rumah tangga (n=56)
8 Statistik pendapatan dan pengeluaran keluarga (Rp/kapita/bulan)
9 Sebaran contoh menurut jawaban benar pengetahuan tentang DM
10 Sebaran contoh menurut tingkat pengetahuan tentang DM
11 Sebaran contoh menurut kebiasan merokok
12 Sebaran contoh menurut kebiasaan olahraga
13 Sebaran contoh menurut kebiasaan aktivitas fisik berat
14 Sebaran contoh menurut physical activity level (PAL)
15 Sebaran contoh menurut kebiasaan konsumsi makanan dan minuman manis
16 Sebaran contoh menurut status gizi
17 Sebaran contoh menurut status glukosa darah
18 Sebaran contoh berdasarkan gaya hidup dengan status glukosa darah
19 Hubungan status gizi terhadap status glukosa darah
20 Faktor dominan terhadap status glukosa darah

4
14
21
23
26
27
28
28
30
31
33
34
35
36
37
39
40
42
45
47

DAFTAR LAMPIRAN
1 Tabel kandungan indeks glikemik pangan berbagai pangan
2 Ethical Clearence
3 Informed consent
4 Tata cara pengambilan darah dan analisis glukosa darah
5 Dokumentasi selama penelitian
6 Pengetahuan gizi berdasarkan status glukosa darah

60
62
63
66
68
69

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Status glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia) diakibatkan oleh penurunan
fungsi insulin yang menyebabkan terjadinya diabetes melitus (Kemenkes 2011).
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kondisi gangguan metabolik ditentukan oleh
tingkat hiperglikemia (peningkatan status glukosa darah) yang menimbulkan risiko
kerusakan mikrovaskuler (retinopati, nefropati dan neuropati). Hal ini berhubungan
dengan penurunan usia harapan hidup, meningkatnya kejadian angka kesakitan
(morbiditas) DM yang berkomplikasi dengan mikrovaskuler, dan meningkatnya
risiko komplikasi makrovascular (penyakit jantung iskemik, stroke dan penyakit
vaskular perifer), dan menurunnya kualitas hidup (WHO 2006).
Peningkatan prevalensi DM di berbagai negara menunjukkan bahwa diabetes
telah menjadi ancaman global untuk masyarakat di seluruh dunia. International
Diabetes Federation (IDF) tahun 2013 memperkirakan bahwa negara-negara
berkembang dan negara miskin adalah wilayah yang akan memiliki kenaikan lebih
tinggi dalam prevalensi DM, karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat dari
tradisional ke masyarakat modern yaitu tinggi gula, garam dan lemak (Whiting et al.
2011).
Prevalensi DM di dunia pada orang dewasa umur 20-79 tahun diperkirakan
terus meningkat pada tahu 2010 sebesar 6.4% atau 285 juta orang dewasa dan akan
meningkat sebesar 7.7% atau 439 juta orang dewasa tahun 2030. Antara tahun 2010
dan 2030, akan ada 69% peningkatan jumlah orang dewasa dengan DM pada negaranegara berkembang dan peningkatan 20% di negara maju (Shaw et al. 2009). IDF
tahun 2013 menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke 7 prevalensi DM di
dunia yaitu sebesar 8.5 juta orang dewasa.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2008 – 2014
prevalensi DM usia ≥15 tahun di Indonesia meningkat yaitu 5.7% menjadi 6.9%.
Prevalensi DM di perdesaan juga mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun
2007 – 2013 yaitu 4.4% menjadi 7.0%. Prevalensi DM di Jawa Barat dari tahun 2007
– 2013 menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu 1.3% menjadi 2.0%.
Penelitian yang dilakukan pada tujuh lokasi desa di Provinsi Bali diperoleh
prevalensi DM pada usia paruh baya sebesar 27.4%. (Suastika et al. 2011). O‟ Conor
et al. (2011) menyatakan usia yang semakin tua maka akan meningkatkan risiko DM
yaitu dimulai dari usia 35 hingga lebih dari 65 tahun. Usia paruh baya memiliki
faktor risiko 8.90 kali terkena DM dibandingkan dengan usia dewasa pada
masyarakat perdesaan dan perkotaan di Amerika Serikat.
Risiko DM pada umur 40 – 59 tahun secara signifikan dipengaruhi oleh status
gizi. Orang dengan status gizi lebih memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
DM (Wannamethee et al. 2004). Faktor gaya hidup sebagai kontributor intoleransi
glukosa dan resistensi insulin. Gizi yang tepat harus dikelola untuk mencegah
terjadinya status gizi lebih (Grylls et al. 2003). Zhang et al. (2013) juga menyatakan

2

bahwa adanya hubungan yang erat antara status gizi lebih dengan status glukosa
darah.
Obesitas sentral sering ditemui dikalangan usia paruh baya baik laki-laki dan
perempuan. Resistensi insulin menjadi salah satu faktor risiko terpenting penyakit
metabolik pada usia tersebut terutama penyakit DM. Mirarefin et al. (2014)
menyatakan bahwa peningkatkan lemak tubuh terutama adipositas viseral yang sering
menyertai penuaan dapat berkontribusi untuk pengembangan resistensi insulin.
Mekanisme DM tipe 2 diketahui bahwa penuaan menurunkan sensitivitas insulin dan
perubahan atau tidak cukup kompensasi fungsional sel beta dalam memproduksi
insulin.
Status sosial ekonomi dengan menggunakan indikator pendapatan, pendidikan
dan pekerjaan. Status sosial ekonomi yang rendah cenderung berpengaruh pada
masalah dalam kesadaran masyarakat yang mengalami komplikasi diabetes seperti
retinopati, neuropati periferal dan masalah perawatan kesehatan di kaki (O‟Conor et
al. 2011). Pendidikan merupakan salah satu komponen pada pencegahan dan
pengendalian penyakit diabetes melitus. Pengetahuan merupakan salah satu
komponen pendidikan yang sangat penting dalam perubahan gaya hidup dan aktivitas
fisik (Foma et al. 2013).
Pengetahuan masyarakat yang lebih tinggi akan meningkatkan kesadaran akan
kesehatan terutama dalam usaha-usaha untuk mengurangi keluhan DM yang dialami.
Pengetahuan masyarakat merupakan dasar untuk mengetahui gaya hidup dan perilaku
dalam masyarakat sehingga merupakan kunci penentu untuk dapat membedakan
orang yang beresiko dan orang yang bebas risiko dari penyakit DM (Lorga et al.
2012).
Berdasarkan hasil uraian di atas, maka penting untuk mengidentifikasi
individu yang mengalami penyakit diabetes melitus untuk dapat mengetahui seberapa
besar pengetahuan masyarakat tentang DM bahwa usia paruh baya merupakan usia
yang sangat rentan akan timbulnya penyakit diabetes melitus. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengetahuan, gaya hidup, serta status
gizi kaitannya dengan status glukosa darah pada pria dan wanita pedesaan.
Perumusan Masalah
Pengetahuan merupakan dasar untuk mengetahui gaya hidup serta
memberikan manfaat dalam memanajemen diri dalam memperbaiki kualitas hidup.
Gaya hidup seperti merokok dan kurangnya aktivitas fisik memiliki hubungan dengan
kejadian DM. Kebiasaan konsumsi makanan dan minuman manis dapat
meningkatkan asupan energi dan bertambahnya berat badan yang membuat seseorang
menjadi gemuk. Kegemukan adalah salah satu faktor risiko yang menyebabkan
terjadinya DM. Usia paruh baya adalah usia paling rentan akan timbulnya timbulnya
penyakit DM, semakin tua usia maka akan semakin berisiko lebih tinggi terkena
penyakit DM. Berdasarkan gambaran tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:

3

1.
2.

Apakah terdapat perbedaan status glukosa darah pada pria dan wanita perdesaan?
Apakah terdapat faktor dominan antara gaya hidup (aktivitas fisik, merokok,
olahraga) dan kebiasaan makan/minum terhadap status glukosa darah pria dan
wanita perdesaan?
Tujuan

Tujuan umum:
Menganalisis faktor dominan antara gaya hidup (merokok, aktivitas fisik,
olahraga) dan kebiasaan makan/minum manis serta status gizi terhadap status glukosa
darah pria dan wanita perdesaan.
Tujuan khusus:
1. Menganalisis karakteristik sosiodemografi, pengetahuan tentang DM, gaya hidup
(aktivitas fisik, merokok, olahraga) dan kebiasaan makan/minum manis, status
gizi pria dan wanita perdesaan.
2. Menganalisis perbedaan status glukosa darah pria dan wanita perdesaan.
3. Menganalisis hubungan gaya hidup (aktivitas fisik, merokok, olahraga) dan
kebiasaan makan/minum manis serta status gizi terhadap status glukosa darah
pria dan wanita perdesaan.
4. Menganlisis faktor dominan antara gaya hidup (aktivitas fisik, merokok,
olahraga) dan kebiasaan makan/minum manis serta status gizi terhadap status
glukosa darah pria dan wanita perdesaan.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
1. Terdapat perbedaan antara status glukosa darah pada pria dan wanita perdesaan.
2. Terdapat faktor dominan antara gaya hidup (aktivitas fisik, merokok, olahraga)
dan kebiasaan makan/minum manis serta status gizi terhadap status glukosa
darah pria dan wanita perdesaan.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai
pengetahuan gizi, gaya hidup dan status gizi serta melihat faktor dominan terhadap
status glukosa masyarakat di perdesaan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan untuk program peningkatan status kesehatan masyarakat di perdesaan terkait
upaya pencegahan agar tidak terjadi peningkatan prevalensi DM di perdesaan.

4

2 TINJAUAN PUSTAKA

Status Glukosa Darah
Status glukosa darah dipengaruhi oleh resistensi insulin. Resistensi insulin
adalah suatu kondisi menurunnya kemampuan insulin hingga menimbulkan
kegagalan fungsi metabolik tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya tingkat
sensivitas insulin, sehingga sel β terstimulasi bekerja keras guna memenuhi
kebutuhan metabolik. Akibatnya terjadi peningkatan kadar insulin plasma, yang lazim
dikenal dengan nama hiperinsulinisme (Effendi 2013).
Pradiabetes (PraDM) adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah
seseorang berada di atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan ke
dalam kondisi DM. Toleransi glukosa terganggu (TGT) merupakan suatu keadaan
PraDM yang terdeteksi dimana kadar glukosa darah 2 jam post prandial mencapai
140-199 mg/dl. Diagnosis TGT ditetapkan apabila kadar glukosa darah seseorang 2
jam setelah mengkonsumsi 75 gram glukosa per oral berada diantara 140-199 mg/dl.
Sedangkan GPT adalah suatu kondisi PraDM dimana terdiagnosis kadar glukosa
darah puasa pada selang 100-125 mg/dl (Nathan et al. 2007).
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kondisi gangguan metabolik ditentukan
oleh tingkat hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah puasa) yang menimbulkan
risiko kerusakan mikrovaskuler (retinopati, nefropati dan neuropati). Hal ini terkait
dengan mengurangi harapan hidup, signifikan dalam kejadian morbiditas karena DM
sangat berhubungan dengan komplikasi mikrovaskuler, peningkatan risiko
komplikasi makrovascular (penyakit jantung iskemik, stroke dan penyakit vaskular
perifer), dan kualitas hidup berkurang (WHO 2006). Berikut merupakan pengukuran
dan penilaian gula darah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Kategori DM bedasarkan kadar gula darah
Kadar Gula Darah
Sewaktu mg/dl
Puasa mg/dl

Bukan DM